#https://www.facebook.com/ustazaanggun
Explore tagged Tumblr posts
Photo
give me a kiss:)
#https://www.facebook.com/ustazaanggun#https://wordpress.com/stats/insights/sejauhkenawablog.wordpress.com#https://twitter.com/AnggunWahyuniMZ
0 notes
Photo
“Kadang menutup sebelah mata dari kenyataan lebih baik daripada harus melihatnya dengan utuh”
#sejauhkenawa.blog.wordpess.com#https://www.facebook.com/ustazaanggun#https://twitter.com/AnggunWahyuniMZ#https://www.linkedin.com/in/anggun-wahyuni-mz-49a007128?trk=nav_responsive_tab_profile_pic
0 notes
Text
Pak Wayan Olympiade
Dulu ketika saya masih berusia enam tahun, saya tinggal disebuah pelabuhan penyebrangan di pulau Sumbawa. Saya tinggal di warung tempat orang tua saya menjual nasi dan lauk kepada para penumpang kapal yang baru turun ataupun akan naik kapal. Hidup kami disana sangat sederhana. Saya sangat ingat, disana dulu saya dan adik saya Dara sangat suka bermain ke rumah Pak Wayan yang berada di belakang warung-warung tempat saya dan teman-teman masa kecil saya itu tinggal.
Pak Wayan adalah seorang hindu asal Pulau Bali. Beliau tinggal dengan istrinya yaitu Bu Wayan. Dan anaknya yang laki-laki, Wayan. Pak Wayan sangat baik hati. Beliau juga ramah dan menyukai anak-anak. Selain itu beliau seorang yang sangat humoris. Itulah sebabnya saya dan Dara sangat senang bermain ke rumah Pak Wayan. Bukan hanya kami berdua yang senang, tapi juga anak-anak yang tinggal di Pelabuhan juga senang bermain kesana setiap hari.
Karena kami jarang ada yang mau berangkat sekolah, maka kami setiap pagi sudah standby didepan rumah beliau. Menunggu Pak Wayan membuka warungnya dan bermain bersama kami. Yang paling berkesan adalah main lomba lari. Pak Wayan biasanya menyuruh kami yang belum mandi untuk membuat satu barisan beshaf. Lalu beliau akan meniup peluit untuk mulai berlari ke batas tertentu. Dan kamipun berlari sekencang yang kami bisa. Rasanya seperti mengikuti lomba lari di Olympiade. Benar-benar seru! Setelah itu kami akan menunggu Pak Rasul datang, tukang bubur kacang hijau keliling.
Kami dibelikan satu mangkuk bubur kacang hijau setiap selesai lomba lari oleh Pak Wayan. Dan untuk yang berlari paling cepat dibelikan dua mangkuk. Yah, sangat sederhana. Tapi bila mengingat masa itu, rasa hangat langsung mengguyur saya dan membuat saya tersenyum sendiri. Sungguh kenangan manis yang tak terlupakan.[eng]
#https://wordpress.com/stats/insights/sejauhkenawablog.wordpress.com#https://www.linkedin.com/in/anggun-wahyuni-mz-49a007128?trk=nav_responsive_tab_profile_pic#https://www.facebook.com/ustazaanggun#https://twitter.com/AnggunWahyuniMZ
0 notes
Text
Kalah Dengan Jagung
Menurutku, jagung adalah tumbuhan yang sangat tahu diri. Mereka tahu diri bahwa umurnya pendek. Mungkin karena mereka sering mendengar manusia sering mengungkapkan rasa kecewanya saat ada seorang yang baik atau bijaksana, tapi ‘perginya cepat’ dengan mengatakan: “ Oh, sayang sekali, dia baik, tapi umurnya hanya seumur jagung” Nah, karena hal ini, jagung tidak pernah menyia-nyiakan umurnya yang singkat. Mereka jadikan hidupnya yang hanya kurang lebih enam bulan itu penuh berkah,penuh manfaat untuk orang yang telah merawatnya, yaitu petani. Mereka seakan sangat mengerti, bahwa petani yang menanam mereka telah berusaha keras untuk menjadikan mereka jagung yang bertongkol unggul. Mereka seakan tahu, bahwa petani telah menanam mereka dengan susah payah. Harus mencangkul atau menbajak ladang dulu untuk menimbun mereka sesenti dibawah tanah. Mereka juga seakan merasakan kekhawatiran petani saat mereka tumbuh besar. Khawatir kalau jagung-jagung akan dimakan kambing, sapi, ataupun babi hutan, saat petani tidak ada diladangnya. Sehingga petani membentengi ladangnya dengan pagar yang rapat, yang ketat. Mereka juga tahu diri bahwa mereka di’sayang’ oleh petani. Sampai-sampai petani membersihkan tumbuhan lain yang tumbuh disekitar jagung agar jagung tidak kekurangan makanan karena berbagi dengan tumbuhan lain(rumput, dll). Apalagi ketika petani memberi mereka pupuk agar mereka tumbuh sehat dan tidak sakit, mungkin kalau seandainya bisa, mereka ingin memeluk petani untuk berterima kasih. Dan saat mereka harus mati, mereka meninggalkan biji-biji mereka untuk dijual petani, agar petani itu bisa memberi nafkah keluarganya, bisa melanjutkan hidupnya. Iya, jagung hanya hidup kurang lebih enam bulan. Tapi mereka mampu memberi manfaat bagi petani, orang yang merawat dan menjaganya. Kita?! Manusia. Tak sedikit yang hidup lebih dari seratus tahun tapi tak memberi manfaat apa-apa. Dan jangankan mau memberi, Kadang diminta saja tak sedikit yang menolak! Nah, setelah ini, apakah kita ingin termasuk sebagai seorang yang di-’kalah’-kan oleh jagung, yang hidupnya cuman sebentar dan dalam hidupnya tak punya pilihan apa-apa, yang harus selalu ‘nurut’ sama petani? Mereka takkan bisa memilih pupuk apa yang mau diberikan. Ataupun memilih di tanah mana mereka akan ditanam. Tidak punya! Sedangkan kita, sudah hidup ‘selama’ ini dan punya pilihan yang tak terhitung, tapi dengan jagung saja manfaatnya kalah?!
#https://wordpress.com/stats/insights/sejauhkenawablog.wordpress.com#https://twitter.com/AnggunWahyuniMZ#https://www.linkedin.com/in/anggun-wahyuni-mz-49a007128?trk=nav_responsive_tab_profile_pic#https://www.facebook.com/ustazaanggun
0 notes
Text
Bahagia Tanpa Bayar
Bahagia. Sebuah kata keramat yang bisa membuat manusia selalu ingin berlari kearahnya. Bahagia. Sebuah tujuan yang fana untuk orang-orang yang ingin menggapainya, tetapi tidak tahu dimana ‘bahagia’ itu berada. Orang-orang berlomba-lomba ingin bahagia. Tak sedikit yang bekerja banting tulang hanya karena ingin hidup bahagia. Banyak yang mengira bahwa bahagia akan didapatkan jika sudah memiliki harta berlimpah, rumah mewah, dan kebutuhan mewah lainnya tercukupi. Padahal belum tentu bahagia akan datang dengan dengan ‘itu’.
Orang bilang bahagia itu relatif. Artinya setiap orang punya definisi ‘bahagia’ nya sendiri. Tak harus terikat dengan wikipedia ataupun KBBI. Akan tetapi tak sedikit orang yang menggapai definisi ‘bahagia’ nya sendiri saja tidak bisa, apalagi mau memakai definisi bahagia orang lain. Lantas, sebenarnya dimana bahagia itu? Mengapa untuk merasakan hal ini saja sampai membuat banyak orang bekerja mati-matian bahkan tak sedikit yang ujung-ujungnya merasa kecewa, hampa dan frustasi karena tak kunjung bertemu yang namanya ’bahagia’?
Sebenarnya bahagia itu sederhana. Ia ada dekat dengan kita. Yaitu di dalam hati kita. Hati yang selalu merasa cukup. Karena pada dasarnya hidup kita hanya tentang dua hal saja: senang dan susah. Nah, sekarang masalahnya adalah, jika hidup kita ini hanya tentang senang dan susah, berarti sebenarnya yang namanya bahagia ini tidak ada. Karena orang yang hidupnya senang saja belum tentu bahagia, apalagi yang hidupnya susah!
Pembaca yang budiman, ingatkah anda pada dua ayat surah al-baqarah ayat 152 dan 153? Al-baqarah 152 menyebutkan :
فَاذْكُرُوْنِىْ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
Menurut saya, ayat ini memberikan kita rumus bahagia ketika kita dalam keadaan senang, yaitu dengan cara ‘bersyukur’. Jika Allah SWT memberikan kita kesenangan, maka kita harus mensyukurinya. Jika kita bersyukur tentu saja hati kita akan menjadi tenang, dan bahagia pun bukan hal yang asing lagi untuk kita. Tetapi jika kita tidak bersyukur, boro-boro akan bahagia, tenang saja tidak!
Lalu ayat selanjutnya, yaitu Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi:
يَاَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ اِنَّ اللهَ مَعَ الصّابِرِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat; sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Ayat ini tepat setelah ayat 152 tadi. Jika ayat 152 tadi memberikan kita rumus tentang bagaimana cara bahagia ketika senang, maka ayat 153 ini memberikan kita rumus ‘bahagia’ selanjutnya, yaitu cara bahagia ketika dalam keadaan susah. Rumusnya adalah dengan ‘bersabar’. Saat kita dalam keadaan susah maka kita harus bersabar. Kita harus yakin bahwa dengan ‘susah’ itu Allah akan mengangkat derajat kita. Kita harus bersabar. Kita yakin dengan pertolongan Allah yang tak pernah absen mendatangi kita, pasti akan segera datang! Jika kita bersabar, maka dalam keadaan susah pun kita tetap bisa tersenyum. Tetap merasa bahagia.
Oleh karena itu, pembaca yang budiman, marilah kita masukan dua rumus hidup bahagia ini dalam hidup kita : ‘ Bersyukur’ ketika senang dan ‘Bersabar’ ketika susah. Jika kedua rumus ini kita aplikasikan, maka kita sudah tidak punya alasan lagi untuk tidak bahagia.[Eng]
#https://wordpress.com/stats/insights/sejauhkenawablog.wordpress.com#https://twitter.com/AnggunWahyuniMZ#https://www.linkedin.com/in/anggun-wahyuni-mz-49a007128?trk=nav_responsive_tab_profile_pic#https://www.facebook.com/ustazaanggun
0 notes
Text
Jangan Pura-pura Lupa!
Bumi adalah satu-satunya planet yang saat ini kita tempati. Kita tidak tahu diluar sana mungkin saja ada planet yang lebih indah dan layak selain bumi untuk ditempati. Tapi kita, manusia, terlalu ‘lemah’ untuk mencarinya. Dan untuk apa juga kita harus repot-repot mencari tahu, padahal jika seandainya nanti kita sudah dapat menemukannya, belum tentu kita akan dapat pergi sana dan pindah rumah kesana. Karena dengan usia kita yang hanya sejengkal ini tak akan cukup untuk melakukan perjalanan kesana, walaupun kita menempuhnya dari dalam kandungan hingga ke liang lahat.
Jika kita ingin pergi ke tempat selain bumi, sebenarnya mudah saja. Dan kita semua juga pasti akan pergi kesana. Pasti! Kapan? Nanti jika ajal sudah datang kepada kita. Kita akan pergi dari bumi tanpa harus menabung uang yang banyak. Tak perlu buat paspor. Ataupun harus repot wawancara untuk dapat visa. Perjalanannya gratis-tis-tis! Diantar bak raja. Pakaiannya pun dipakaikan orang lain seperti keluarga kerajaan jaman jeseon. Anda tertarik untuk berangkat duluan?
Kata-kata diatas mungkin terlalu menusuk bagi kita yang sangat tak siap untuk mati. Tapi mau dikata apalagi, itu pasti akan datang. Kita semua akan mati. Akan pulang meninggalkan bumi. Meninggalkan semua harta, orang-orang yang kita cintai dan ketenaran yang kita miliki. Tapi terkadang kita ‘lupa’ akan hal ini. Oh, bukan lupa, tepatnya ‘pura-pura lupa’. Seakan tidak mau tahu dengan kematian yang siap memburu kita setiap saat. Kita ‘pura-pura lupa’ dengan tujuan kita diciptakan, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Allah Berfirman dalam al quran surah az-zariyat ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ.
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
Kita semakin hari semakin sibuk dengan misi hidup kita masing-masing. Melupakan misi utama kita sebagai manusia. Padahal kita sendiri yang hanya akan rugi jika tidak menjalankannya. Allah tidak rugi sama sekali jika kita tidak menyembah-Nya. Tidak sama sekali!
Pembaca yang budiman, ada sebuah kalimat yang luar biasa membuat merinding, dari seorang sahabat Nabi SAW, yaitu Ibnu Mas’ud r.a, beliau mengungkapkan ��� setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan hartanya adalah pinjaman. Tamu itu pasti akan pergi cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan”.
Jadi marilah kita siapkan hidup kita ini untuk sebuah perjalan ‘penting’ yang pasti akan kita lalui nanti. Karena sesungguhnya perjalanan yang satu itu jika sudah waktunya, maka dia tidak akan mundur walau sesaat, ataupun bisa dimajukan beberapa saat. Allah Berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ اَجَلٌ فَإِذَاجَآءَ اَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ.
“Dan setiap umat mempunyai ajal(batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun”.
Semoga bermanfaat[ENG]☺☺☺
#https://twitter.com/AnggunWahyuniMZ#https://www.linkedin.com/in/anggun-wahyuni-mz-49a007128?trk=nav_responsive_tab_profile_pic#https://www.facebook.com/ustazaanggun#https://wordpress.com/stats/insights/sejauhkenawablog.wordpress.com
0 notes