#gejayan memanggil
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tanah Mataram
Sebelumnya, tidak pernah terpikirkan sedikitpun akan berlabuh di kota ini. 10 tahun di Bandung benar-benar mengikatku tanpa memberi ruang untuk yang lain. Bahkan, sampai detik ini, Bandung masih yg teratas jika dibuat skala prioritas. Tapi, entah bagaimana kisahnya hingga diri ini terdampar di Tanah Mataram. Perasaannya berbeda dengan Bandung, Jogja seakan memberi warna lain yang Bandung enggak pernah punya. Seakan, mereka ini adalah 2 orang berbeda, dengan latar belakang dan proses hidup yg berbeda, memberi warna yg berbeda juga pastinya.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku menetap di kota ini. 10 tahun lalu, acap kali bolak-balik Jogja. Menetap 1 minggu, 3 minggu, 1 bulan hingga 3 bulan. Setiap libur kuliah dan hati ini enggan untuk pulang, Jogja akan jadi destinasi pertama yg terpikirkan olehku. Tapi kali ini, aku menetap untuk waktu yg relatif lama. Sudah 18 bulan diri ini menjadi warga Jogja, lebih tepatnya warga Sleman. Setiap bangun pagi, selalu ada siluet puncak Merapi yg begitu gagah yg bisa ku pandangi dari jendela kamar. Menjadi warga Sleman tidak pernah terbesit dalam angan-angan, selama ini hanya ingin jadi warga Dago Giri. Belokan hidup membawaku kesini, menikmati kota ini dengan segala kultur dan sejarahnya, menapaki kembali Alun-Alun Kidul yg semakin tertata rapi, Malioboro yg semakin dipercantik, Tugu yg sudah tidak bisa berswafoto secara dekat, Gejayan yg memanggil dengan segala ragam kulinernya, sepetak Bandung yg bernama Kaliurang, Sambilegi dengan kesunyiannya hingga Gedongkuning yg menjadi awal mula.
Seperti penggalan bait lagu, Jogja Istimewa, benar adanya. Jogja bergerak dengan segala keterbatasan dan kelebihannya. Aku bisa pastikan orang-orang disini lebih menikmati hidupnya dibanding dengan warga kota besar lainnya. Hanya disini kebanyakan penjual makanan tidak punya jam buka tutup secara pasti. Seakan mereka tidak pernah takut dengan frasa "Kehilangan pelanggan". Sebuah jalan hidup yg sungguh membuatku iri; "hidup di hari ini seakan esok adalah mati, Amorfati".
Disini, hidup berjalan begitu pelan, tawa lebih banyak tercipta, senandung lagu lebih merdu terdengar, obrolan lebih mudah terbuka. Kota ini berbeda dengan Bandungku. Jika Bandung mempesonaku dengan alamnya, maka Jogja dengan manusianya. Benar kata orang, Jogja Istimewa. Tapi, mau bagaimanapun, apapun yg terjadi di masa depan nanti, Bandung akan selalu punya tempat di hati ini.
0 notes
Photo
https://viralberita778.blogspot.com/2019/09/detik-detik-bandar-narkoba-ditembak-di.html
Detik-detik Bandar Narkoba Ditembak di Depan Istrinya, Ike Menangis Histeris
#SaatnyaPeoplePower#SUPERJUNIOR#MosiTidakPercaya#SeninSemangat#Emmys#Wamena#Dada#Paha#Gejayan Memanggil#Fleabag
0 notes
Text
gejayan memanggil lagi
sebetulnya /belum/ ranahku untuk bicara perihal ini. ya, aku baca buku sosial-politik sejak SMA, juga blog dan artikel yang memuat isu-isu tentangnya. namun tetap saja aku belum memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk membahas secara tuntas, menguliti sampai ke pasal-pasal hukum yang menaunginya.
meskipun barangkali apa yang kupelajari di bangku kuliah memang sedikit bersinggungan dengan perpolitikan, apalagi kami kan 'mahasiswa'.
mahasiswa yang itu, yang terampil beretorika dengan sejuta teori yang entah bagaimana bisa hafal di luar kepala, menginisiasi konsolidasi sebelum mewujud aksi, mengawal berbagai pergerakan yang santer terdengarnya demi kepentingan rakyat, menyebar propaganda di grup sana-sini, dan jangan lupa di Insta Story.
tidak luput pula deretan file pdf berisi panduan atau manual agar ketika turun di jalanan tidak kehilangan tujuan. malu sama jas almamater, katanya. masak numpang eksis doang, tidak tahu juntrungan masalah yang sedang mati-matian di'demo' itu sebenarnya apa.
maka aku juga memperhatikannya, aku membaca betul apa yang mereka bagikan. apa aku ikut-ikutan? ya dan tidak.
ya, kalau aku paham sepenuhnya apa yang hendak disuarakan. kadang aku merasa tidak cukup, dan itu sering membuat sedih karena "hah, sebegini susah untuk memahami kasus terkini."
entahlah, bahasanya kadang terlalu tinggi, rumit, dan berbelit-belit atau memang aku yang harus lebih banyak belajar? kadang kesal dengan diri sendiri tidak bisa menyelesaikan daftar bacaan dan malah berakhir berdebu di pojok ruangan. padahal kemampuan mengaitkan sesuatu alias connecting the dots itu sangat dibutuhkan. mungkin itu salah satu alasan kenapa media visual pada zaman ini adalah kewajiban. selain menghibur, poin lainnya adalah memudahkan.
menulis ini bukan berarti semua tulisan tentang gerakan-gerakan mahasiswa itu memiliki tingkat keterbacaan yang rendah. ada pula yang bisa menginformasikannya secara komprehensif dan menggunakan bahasa ilmiah yang nampak intelektual namun tetap bisa diterima secara universal. apalagi bagi mahasiswa non-aktivis yang tetap hendak memberi kontribusi--ya membagi poster memanggil itu misalnya.
contohnya yang ini. dari kakak kelas yang juga kakak tingkatku kini. orangnya memang belajar tentang RUU kalau di kampus. cocok saja kalau dia mau bicara tentang isu-isu itu. argumennya koheren tapi bisa dibaca semua golongan. provokatif tapi tidak menyudutkan.
lagi-lagi, apa ya.
mau mengkritik soal tatabahasa tapi aku masih pemula pula. memang yang paling baik adalah kembali ke gua dan mulai membaca. lebih banyak lagi dan lagi. agar kelak suatu saat nanti benar-benar ikut turun ke jalan mampu lebih dari sekadar memotret orang.
14 notes
·
View notes
Text
Beberapa hari ini ngerasa kangen banget sama temen-temen di bem km ugm. Apalagi ngepasi momen gejayan memanggil. Ya ampun, kangen banget.
3 notes
·
View notes
Text
Ini 9 Tuntutan Aliansi Rakyat Bergerak dalam Aksi #Gejayanmemanggil Jilid 2
Ini 9 Tuntutan Aliansi Rakyat Bergerak dalam Aksi #Gejayanmemanggil Jilid 2
Warani Media-
Aliansi Rakyat Bergerak mengaku akan terus menggelar aksi hingga sembilan tuntutan mereka terpenuhi. Selain itu, aliansi tersebut menyatakan bergulirnya aksi lanjutan yakni #GejayanMemanggil2 bukan karena ditunggangi pihak-pihak tertentu.
Humas Aliansi Rakyat Bersatu yang menjadi koordinator aksi damai bertajuk #GejayanMemanggil 2, Nailendra menjelaskan, bahwa aksi kali ini…
View On WordPress
0 notes
Text
RK Story November
Activity Story
:
Alhamdulillah September is one hectic month and it is going to leave soon, it was very comforting yet challenging at the same time.
Pekan pertama di bulan September seperti meminta saya untuk berleha-leha terlebih dahulu, kerjakan saja rutinitas seperti biasanya, datangi si bungsu yang sudah jalan bulan kedua di pesantren, perkuliahan, nge-lab untuk perskripsi-an dan rapat-rapat rutin seperti biasanya.
Tantangan muncul pada pekan kedua, dengan segala kesibukan persiapan pra-rakornas, akal dan pikiran terus membagi diri, persiapan pra-rakornas, dan juga persiapan latgab kebencanaan yang saya diamanahkan dalam menyukseskannya, malam-malam selalu terisi dengan diskusi bernas, mulai dari debat podium yang disediakan RK, diskusi-diskusi BPJS Bersama teman-teman mahasiswa yang masih menjabat di Lembaga fakultas, diskusi dengan adik tingkat yang sudah saya anggap adik sendiri karena selalu senang berdiskusi tentang ide dengannya.
Rakornas
Rakornas merupakan rapat koordinasi tengah tahun ISMKI, disinilah paruh periode saya akan dipertanggungjawabkan kepada teman-teman FK seluruh universitas di Indonesia, khawatir tentu bukan rasa yang mendalam dihati saya, karena yang harusnya ditakutkan adalah pertanggungjawaban di akhirat nanti, lucunya ternyata memang benar, saya mencoba mengambil nasihat bang Bachtiar untuk mengefesiensikan rapat sebaik mungkin, bekerja berdasar data dan ide, dari sana saya mendapat ide untuk membuat working paper untuk diserahkan kepada teman-teman institusi agar tak perlu lagi saya berbusa menjelaskan from A-Z tentang pergerakan mahasiswa kedokteran, hasilnya ? kawan-kawan merasa puas dengan kinerja dan cara penyampaian laporan pertanggungjawaban saya, alhamdulillah masih bisa bernafas lebih Panjang dan berjuang lebih keras dalam memperjuangkan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang lebih baik lagi nantinya.
MER-C
Rasanya seperti saya tercemplung jauh lebih dalam lagi ke dalam mer-c dan dunia kerelawanan, sampai-sampai pernah terpikir bagi saya untuk menunda koas dalam rangka pembenahan klinik boko yang dimiliki mer-c saat ini. Ya setidaknya waktu yang saya habiskan, adalah waktu yang digunakan untuk hal-hal yang baik, banyak sekali waktu yang saya habiskan untuk itu, bahkan dalam pekan ketiga, sepertinya hampir setiap hari kami memiliki agenda mer-c, dan agenda yang paling besar adalah ketika saya, 2 kali menghabiskan waktu yang luar biasa mengasah pengalaman, keterampilan, dan sikap menjadi komandan lapangan di bidang medis pada aksi GejayanMemanggil 1 GejayanMemanggil 2, dan demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD DIY. Saya tidak sedang memimpin mahasiswa, saya sedang memimpin relawan yang terdiri dari latar belakang beragam, usia beragam, sehingga wataknya jauh berbeda, pengalamannya jauh berbeda, tapi semua perbedaan itulah yang menguatkan.
Berbagi Inspirasi Kebaikan
Alhamdulillah, syukur yang luar biasa tingginya saya panjatkan, pada akhir bulan ini saya masih diberi kesempatan untuk memberi inspirasi kebaikan, pertama kepada teman-teman mahasiswa FK UNSOED, jauh di purwokerto, dan ternyata saya berada satu panggung satu sesi Bersama mas Alfath BPEI, rasanya seperti guru dan murid berada dalam satu panggung kolaborasi berbicara tentang pergerakan dan berbicara tentang kepemimpinan.
Alhamdulillah pula saya juga masih diberi kesempatan luar biasa untuk berbagi inspirasi kebaikan dengan teman-teman FKG UGM, kali ini hanya seorang diri, menghadap 100an mahasiswa baru, yang semua adalah bibit-bibit baru inspirasi kebaikan.
Selamat datang oktober, ku menantikan kisah luar biasa bulan ini
Figure 1. Momen Rakornas
Figure 2. Berbagi Inspirasi Kebaikan bersama teman-teman Mahasiswa FKG
Figure 3. Gejayan Memanggil 1
Figure 4. Pasca penerjunan tim Gejayan Memanggil 2 dan BEM DIY
Figure 5. Momen Rakornas, pantai malin kundang
Figure 6. Bersih-bersih tenda lapangan MER-C
R3_RKStory_September2019_RizkiRinaldi
3 notes
·
View notes
Text
Ketika di timeline bermunculan postingan Gejayan Memanggil, aku malah sibuk tebak lokasi.
"Eh ini kan di pertigaan yang aku pernah beli bunga"
"Uhh disini tuh barisan bapak bapak yang reparasi koper"
"Eh yang ini kan dekat ke UNY"
"Nah kalau yang ini nih dekat ke rumah sakit"
"Trus yang ini kan daerah kost-an nya mbak Yaya"
Dasar aku !!
3 notes
·
View notes
Text
Buntut Meme BEM UI, Sujiwo Tejo: Dulu Gejayan Memanggil, Sekarang Rektorat Memanggil
KONTENISLAM.COM - Pemanggilan terhadap sejumlah anggota BEM UI oleh rektorat sebagai buntut dari meme "Jokowi The King of Lip Service" menyita perhatian publik. Budayawan Sujiwo Tejo pun turut memberikan komentar. Lewat kicauannya pada Rabu (30/6/2021), Sujiwo Tejo menyinggung sikap Rektorat UI. Dalam cuitan tersebut, Sujiwo Tejo menyandingkan gerakan mahasiswa Jogja beberapa waktu lalu, yang disebut sebagai Gejayan Memanggil, dengan istilah terbaru "Rektorat Memanggil". "Dulu Gejayan memanggil Sekarang Rektorat memanggil Sejarah berulang," tulis @sudjiwotedjo. Sebelumnya, Senin (28/6/2021), Sujiwo Tejo juga memberikan respons soal pemanggilan rektorat UI terhadap sejumlah anggota BEM UI. Dalang berdarah Madura ini menyarankan supaya BEM UI justru memanggil sang rektor untuk menyampaikan klarifikasi perihal rangkap jabatan. "Setuju. Sudah saatnya BEM UI memanggil rektornya utk klarifikasi benar/gak rektor merangkap jadi komisaris BUMN yg per peraturan Ilegal? Pada hari Minggu juga," kicau dia. Baru-baru ini, BEM UI memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo. Dalam kritikan terbuka ini, BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai "King of Lip Service". Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji. "JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE. Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu," tulis BEM UI di Instagram seperti dikutip oleh Suara.com, Minggu (27/6/2021). Tak lama berselang, sedikitnya ada 10 mahasiswa pengurus BEM UI dipanggil Rektorat UI, termasuk Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra, oleh Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra pada Minggu (27/6/2021). "Betul, atas pemuatan meme tersebut di media sosial, UI mengambil sikap tegas dengan segera melakukan pemanggilan terhadap BEM UI pada sore hari Minggu, 27 Juni 2021," kata Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusia. Amelita mengklaim, pemanggilan ini bukan berarti membungkam kebebasan berpendapat mahasiswa, tetapi UI menilai, tindakan mahasiswa ini telah melanggar aturan.[suara]
from Konten Islam https://ift.tt/2Tl9BqL via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/06/buntut-meme-bem-ui-sujiwo-tejo-dulu.html
0 notes
Text
Gambar diambil dari ig post: alitambara
'Pulanglah sayang.
Jakarta kisruh tanpa kehadiranmu'
Pesan Demonstran Kepada Pacarnya.
Gejayan, 8 Mei 1998
Bentrokan pecah menjelang sore. Pada pukul 17.00 WIB, setelah disambut gas air mata, mahasiswa benar-benar dipukuli oleh aparat. Moses Gatot kaca bersimbah darah dari kepala. Setelahnya solidaritas menyebar. Moses dijadikan nama jalan. Tanggal 21 Mei 1998 Soeharto lengser. Hari ini kita menyebutnya era Reformasi.
Gejayan, 23 September 2019
Gejayan memanggil kembali para mahasiswa dan aliansi masyarakat lainnya untuk turun ke jalan. Diusung oleh misi tolak RKUHP beserta 6 tuntutan lainnya. Tak ada darah yang mengucur, tak ada napas yg sesak di dada. Semua tertib, mahasiswa pulang dengan jalan tertib nan damai tanpa harus lari tunggang langgang. Bahkan ada aksi pungut sampah juga pasca aksi.
Jakarta, 24 September 2019
Reformasi dikorupsi. Gas air mata meletup di penghujung sore. Massa lari tunggang langgang. Beberapa bocor di kepala. Tak sedikit pula yang jatuh pingsan. Di jalanan kala itu, tabung oksigen adalah kemewahan dan ambulan lalu lalang bukan pemandangan langka.
Kemarahan menebar. Arogansi polisi berkolaborasi dengan kebebalan anggota DPR akhirnya menghasilkan RKUHP berhasil dihadang oleh akal publik. Akhirnya RKUHP ditunda. Kemenangan kecil buat massa. Tapi massa menolak lengah dan terus mengawal demokrasi. Sebab reformasi belum tuntas.
Jakarta, 30 September 2019
Massa berkumpul kembali di depan DPR. Pelajar baris di depan bukan untuk upacara, tapi berhadap-hadapan dengan polisi. Mahasiswa memenuhi jalanan. Buruh memegang komando bersatu padu dengan aliansi masyarakat lainnya untuk tuntaskan reformasi.
Senja tak merah tembaga. Maghrib mengambang tanpa lirih dan terabaikan. Orasi berhenti seketika, menghormati adzan massa duduk duduk di jalanan sebelum membubarkan diri. Niat hati bersiap tuk membubarkan diri, massa malah dibubarkan dengan gas air mata oleh polisi
Massa bubar. Tak sedikit yang terkapar sesak napas karena letupan gas air mata. Pasukan polisi bertameng sudah bersiaga. Massa mundur. Ambulan lalu lalang lagi. Pasukan medis bolak balik menolong sampai kehabisan oksigen. Kericuhan kembali merebak. Massa jelas kalah. Penyisiran dilakukan di sepanjang semanggi-slipi-karet-pal merah-senayan city-moestopo- bahkan sampai memburu ke pom bensin pejompongan dan Atmajaya yang menjadi zona medis.
Baku hantam netizen di dunia maya pun dimulai. Dari penyebaran aksi berkenaan dengan ricuh aksi. Ditunggangi atau ditunggingi. Pegawai yang kesulitan pulang kerja. Dari grup chat anak STM. Bahkan sampai pedagang yang dagangannya laris di borong Brimob.
Dari Gejayan ke Senayan ada yang absen. Koreksi. Kita tidak mengoreksi aksi-aksi yang sebelumnya. Kepanikan dengar suara letupan. Reaktif dengan represi aparat. Kesulitan menghadapi komando yang cair. Serta banyak hal yang tidak disebutkan dalam tulisan ini adalah koreksi kita hari ini. Jika Gejayan memanggil bisa berlangsung dengan damai tertib, bahkan ada aksi pemungutan sampah pasca aksi. Kenapa di Jakarta selalu berakhir dengan bentrok? Ada reaksi berbeda dari pihak kepolisian di Gejayan dan Senayan? Iya. Ada koordinasi aksi yang belum matang? Iya.
Aksi massa begitu cair sehingga taktik tidak berjalan dengan sempurna atau bahkan jangan-jangan tidak ada taktik. Sebab selain memperkuat basis ideologi (yakni pemahaman terhadap isu yang diangkat) taktik, koordinasi adalah kunci dari parlemen jalanan.
Sebab lawan mereka adalah polisi. Aparat yang dilengkapi oleh peralatan lengkap yang dibayari oleh pajak warga negara. Harus ada antisipasi jika sewaktu-waktu ada bentrok. Sebab aksi aksi di tanggal 24 sudah memakan korban jiwa.
Kekerasan demi kekerasan akan berdampak pada dukungan publik terhadap aksi. Padahal dukungan publik adalah vital. Itu adalah tanda bahwa ada suara publik yang dibawa dalam kalimat kalimat membara pada setiap orasi. Tapi aksi massa yang keras juga hal yang harus bisa dimodali dengan gerakan organisasi yang solid dan disiplin yang tidak boleh bengkok satu milimeter pun.
Entahlah, tiba-tiba saya ingin mengutip sebuah frase bahwa "A revolution is not a dinner party, or writing an essay, or painting a picture, or doing embroidery; it cannot be so refined, so leisurely and gentle, so temperate, kind, courteous, restrained and magnanimous. A revolution is an insurrection, an act of violence by which one class overthrows another."
Atau saya juga teringat orasi dari buruh kemarin, ketika setelah ini kita upayakan untuk membuat partai politik alternatif. Itu ide yang paling demokratik buat saya, sebab itu akan membuat aksi politik mempunyai tujuan dan tak kehilangan arah. Tapi bukankah para aktivis yang mendaku progresif sudah terlalu jijik dengan partai politik?
Jakarta bisa belajar dari Gejayan. Pelajar Indonesia bisa belajar dari Hongkong. Gerakan politik alternatif kita bisa belajar dari Argentina sampai Chile. Dimana ada gerakan grassroots yang membangun pemahaman publik dan perwakilan di parlemen yang memperjuangkan hak-hak publik di parlemen. Sehingga grassroots tidak hanya menjadi penggonggong kekuasaan, tapi menjadi penggigit kekuasaan jika ia mengkhianati publik. Dan parlemen dapat menggunakan akalnya dengan baik tanpa kemiringan 180 derajat.
Ah sudahlah, yang jelas cepatlah pulang sayang. Sebab Jakarta sudah terlalu ricuh.
0 notes
Photo
GEJAYAN MEMANGGIL -2 (di Jalan Gejayan) https://www.instagram.com/p/B3CapRCByes/?igshid=osm75u7i5tv
0 notes
Photo
https://viralberita778.blogspot.com/2019/09/rencanakan-pengebomandensus-88-gerebek.html
Rencanakan Pengeboman,Densus 88 Gerebek Teroris di Jakut
#SaatnyaPeoplePower#SUPERJUNIOR#MosiTidakPercaya#SeninSemangat#Emmys#Wamena#Dada#Paha#Gejayan Memanggil#fleabag
0 notes
Photo
September 23, 2019
Hayoo bingungkan habis ikut aksi pertama kali (Gejayan Memanggil) mau jadi apa setelah lulus?
budak korporat dengan upah yang besar sehingga aku bisa menjadi seorang hedonis abadi sepanjang hidupku; atau
aktivis yang memperjuangkan dan membantu kepentingan kelompok masyarakat terpinggirkan yang hak-hak dasarnya sering dirampas oleh berbagai macam pihak.
*kata yang italic sebenarnya adalah kata yang menggelikan serta menyebalkan bagiku untuk dituliskan.
0 notes
Photo
Pernyataan Rektor UGM Terkait Aksi Gejayan Memanggil
jpnn.com, YOGYAKARTA – Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mengeluarkan surat edaran untuk merespons seruan aksi Gejayan Memanggil, Senin (23/9) siang.
Melalui surat edaran Nomor: 6909/UN1.P/HMP/HM/2019 yang beredar di kalangan wartawan di Yogyakarta, Panut menyatakan bahwa UGM tak terlibat dalam rencana aksi itu. ”Partisipasi terhadap aksi tersebut diminta untuk tidak melibatkan UGM dalam bentuk apa pun dan segala hal yang dilakukan atas aksi tersebut menjadi tanggung jawab pribadi,” kata Panut seperti dikutip dari Radar Jogja.
Selain itu, pihaknya juga meminta massa aksi tak membawa-bawa nama UGM dalam aksi Gejayan Memanggil hari ini. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Aryani saat dikonfirmasi oleh Radar Jogja membenarkan surat edaran tersebut dikeluarkan UGM. “Iya benar,” ujarnya. (riz/ila)
Berikut bunyi surat edaran dari UGM:
Mempertimbangkan situasi yang berkembang akhir-akhir ini di berbagai media sosial perihal rencana ajakan untuk berpartisipasi dalan aksi damai pada Senin, 23 September 2019 maka saya sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa UGM tidak terlibat dan tidak mendukung aksi tersebut 2. Kegiatan akademik pada 23 September 2019 tetap berjalan seperti biasa. Untuk itu, para mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan di lingkungan UGM diminta untuk tetap melakukan aktivitas akademik seperti biasa. 3. Partisipasi terhadap aksi tersebut diminta untuk tidak melibatkan UGM dalam bentuk apapun dan segala hal yang dilakukan atas aksi tersebut menjadi tanggung jawab pribadi. Demikian pernyataan sikap ini agar dapat dijadikan perhatian. Terima kasih
Rektor
Prof Ir Panut Mulyono, M. Eng., D. Eng., IPU.
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/pernyataan-rektor-ugm-terkait-aksi-gejayan-memanggil/
MalangTODAY
0 notes
Text
#upajiwa Gejayan Memanggil : Viral di Media Sosial, Masif di Lapangan - detikNews https://t.co/osLW6Meprk
#upajiwa Gejayan Memanggil : Viral di Media Sosial, Masif di Lapangan - detikNews https://t.co/osLW6Meprk
0 notes
Link
Gejayan Memanggil Viral, ini Fakta-fakta Peristiwa Gejayan 1998 yang Lengseran Rezim Orde Baru
Selasa, 24 September 2019 08:49
twitter
hastag Gejayan Memanggil viral
- hastag Gejayan Memanggil viral , ini Fakta-fakta Peristiwa Gejayan mahasiswa 1998 yang Lengserkan Rezim orde baru
TRIBUN-TIMUR.COM - Gejayan adalah nama jalan yang menjadi penghubung antara jalan Solo dan Ringroad Utara di Yogyakarta.
Jalan Gejayan biasanya menjadi jalan yang sering dilewati oleh mahasiswa dari UGM, UNY, dan Universitas Sanata Dharma.
Namun semenjak 20 Mei 2007, Jalan Gejayan ini diubah menjadi Jalan Affandi.
Hal tersebut lantaran nama Jalan Gejayan menyimpan
#jual#hp#2nd#Gejayan Memanggil Viral#ini Fakta-fakta Peristiwa Gejayan 1998 yang Lengserkan Rezim Or
0 notes
Text
Tagar Gejayan Memanggil Viral, Aksi Ini Terulang Lagi, Begini Sejarahnya
Juwita Lala Tagar Gejayan Memanggil Viral, Aksi Ini Terulang Lagi, Begini Sejarahnya Baru Nih Artikel Tentang Tagar Gejayan Memanggil Viral, Aksi Ini Terulang Lagi, Begini Sejarahnya Pencarian Artikel Tentang Berita Tagar Gejayan Memanggil Viral, Aksi Ini Terulang Lagi, Begini Sejarahnya Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Tagar Gejayan Memanggil Viral, Aksi Ini Terulang Lagi, Begini Sejarahnya Gejayan Memanggil menjadi trending pertama di Twitter Indonesia.Hingga kini ada lebih dari 71 ribu tweet UNIKBACA.COM
0 notes