#ganti keran
Explore tagged Tumblr posts
Text
Cemas
Dari kemarin-kemarin, emang cemas nih sangat mengganggu banget. Sampe sesak sama sakit dada. Kadang dibiarin aja, kadang yaudah minum obat mumpung ada. Dan hari ini, bener-bener minum setengah. Karena biasanya seperempat. Dan tenang, itu boleh. Udah dikasih tau dokternya kemarin.
Oke mari bertahan 3 hari lagi udah kontrol.
Hari ini menyadari kalau cemas timbul karena nganggur. Pulang anterin bekel dan ngga tau gimana, rasanya tuh semua rencana kaya mendesak dan ikut bikin ngga tenang. Rasa-rasanya, sehari kurang buat semua dikerjain. Padahal kalau diingat-ingat, aku juga ngga sekerja keras itu di rumah cuma buat perkara beberes doang.
Mungkin emang lagi ngga nggeunah aja. Sampe ngeliat jemuran yang perlu dilipet banyak aja bisa memicu dan bikin ngga enak. Apalagi ditambah tetangga yang nyalain tv kenceng banget. Bikin yang emang dada tuh udah sakit, ngga bisa fokus solat juga apalagi baru kelar libur hampir seminggu ye kan, dan bikin pingin marah dan nangis.
Ya, itulah kenapa akhirnya memutuskan buat dahlah abisin aja obatnya, tinggal setengah juga ini.
Kalau dulu ngabisin obat karena berharap die, sekarang minum obat aja bener-bener hati-hati. Aku cuma ngga mau bikin mas sedih aja.
Menikah mungkin menyelamatkan aku dari tidak mencoba mengakhiri hidup di rumah (lagi). Tapi ternyata, ngga dengan hal lain. Mungkin emang masih masanya buat nganggur, atau biar lebih alus dikit mungkin Allah lagi mau ngebuka keran rezeki sederas-derasnya hanya dari sisi mas dulu, dari sisi aku masih nanti. Tapi ketidakjelasan kadang emang bikin kita makin merasa hmm, ngga berguna?
Pasca interview sama user "muda" november kemarin, aku mulai sedikit buat berpikir yaudah ini desember, mungkin perusahaan lagi repot tutup buku, jadi belum ada recruitment lagi. Dan pas sekarang udah Januari, dan boom, tahun 2025! Masih nganggur. Ataukah mungkin usahaku yang kurang kuat dan kurang banyak buat dapet kerja? Karena buat dapet kerja, tetep mikirin pingin senin - jumat, biar sabtu bisa ke dokter. Berharap yang masih kejangkau dari rumah karena ngga mau ganti dokter lagi. Buat saat ini.
Biasanya, walau punya banyak hal yang mau dikerjain, ngga akan bikin seburuk ini. Kalaupun bakal cemas, dia bakal dateng pelan-pelan, ngga sesakit itu, atau bahkan ngga akan mancing buat pingin marah besar dan nangis secara bersamaan.
I'm so sorry, karena belum sebaik itu buat berusaha.
0 notes
Text
30 Kisah Mempesona (Day 13-Selalu Ada Alasan Indah Balik Kepada-Nya)
By: Ustad Oemar Mita
“Melakukan Kebaikan itu bisa dilakukan siapa saja baik mereka orang yang beriman ataupun para pendosa, tapi sesungguhnya meninggalkan dosa itu betul-betul Istimewa.”
Ketika kita bisa menahan untuk meninggalkan dosa, maka keran kebaikan Allah akan datang bertubi kepada kita.
Nabi Sulaiman bin Daud
Nabi Sulaiman memiliki 20.000 kuda yg gagah. Ia begitu mencintai kuda-kudanya. Apalagi Ketika kuda-kuda tersebut terkena pancaran sinar matahari. Suatu hari, Nabi Sulaiman terus memandangi kuda-kudanya hingga sinar matahari semakin meredup. Setelah sinar matahari tidak lagi kuat menyinari kuda-kudanya, barulah ia tersadar bahwa ia lupa dengan waktu Ashar, sehingga beliau terlambat melaksanakannya. Ia menyesal begitu besar. Akhirnya beliau curhat kepada Allah akan penyesalannya yg telah lalai dalam sholatnya itu. Akhirnya Allah menyuruh Nabi Sulaiman mengembalikan kuda-kuda tersebut kepada Allah. Nabi Sulaiman pun menyembelih kuda-kudanya dan daging kuda-kuda tersebut dibagi-bagikan kepada rakyatnya. Setelah itu barulah lega Nabi Sulaiman karena tidak ada lagi kuda-kuda yang melenakannya dari beribadah kepada Allah. Ternyata, setelah itu Allah mengirimkan ganti yg jauh lebih dasyat dari kuda-kudanya. Allah perintahkan awan sebagai tunggangan baru Nabi Sulaiman yg kecepatannya jauh melebihi kecepatan lari kuda-kudanya.
Apa yang hendak kita ragukan dalam meninggalkan apa2 yg Allah benci. Tentu Allah akan memberikan ganti yg jauh lebih baik Ketika kita meninggalkan apa yg Allah tidak senangi kita perbuat.
Ketika kamu menolak riba karena Allah, maka yakinlah Allah akan ganti dengan rezeki yang jauuuuuh lebih baik dari yg hendak kamu dapatkan sebelumnya.
Abu Bakar Al Misky
Abu Bakar ini adalah seorang pemuda yg sangat tampan dan digandrungi oleh para Wanita. Ada seorang Wanita yg tidak mampu menahan syahwatnya kepada Abu Bakar. Maka Wanita itu memasang muslihat agar Abu Bakar datang ke rumahnya. Kemudian datanglah Abu Bakar terjebak oleh kebohogan Wanita tersebut. Setelah Abu Bakar masuk ke dalam rumahnya, maka seketika itu pula rumah Wanita itu semuanya ditutup rapat sehingga Abu Bakar tidak bisa keluar. Wanita itu memaksa Abu Bakar untuk berzina dengannya. Mendengar kata zina, merindinglah Abu Bakar. Ia sangat takut dengan dosa Zina tersebut, padahal Wanita yg mengajaknya berzina itu adalah Wanita yg juga sangat cantik.
Wanita itu mengancam Abu Bakar jika menolak berzina dengannya maka Wanita itu akan menjerit dan menuduh Abu Bakar memperkosanya sehingga hal tersebut tentu akan membahayakan Abu Bakar. Maka Abu Bakar pura-pura menerima tawaran zina dari Wanita itu. Ia meminta izin mandi kepada Wanita itu sebelum mereka melakukan hubungan zina. Wanita itu girang bukan main, ia kira Abu Bakar sudah luluh ke dalam pelukannya.
Ketika masuk ke kamar mandi, sangking jijiknya Abu Bakar dengan perzinahan, ia mendapat ilham. Ia mencoba mencari kotoran yg ada di dalam kamar mandi tersebut. Ia keluarkan tai yg terdapat di lubang pembuangan, lalu ia lumuri tai-tai tersebut ke seluruh tubuhnya. Kemudian dia keluar menemui Wanita tersebut. Melihat Abu Bakar yg berlumuran tai tersebut, si Wanita itu muntah dan langsung mengusir Abu Bakar keluar dari rumahnya.
Abu Bakar lega bukan kepalang. Ia begitu bahagianya bisa terlepas dari dosa zina yg lebih menjijikan baginya daripada tai-tai yg melumuri tubuhnya.
Tiba di rumah ia langsung mandi membersihkan dirinya dari tai-tai yg menempel di tubuhnya. Setelah itu ia kelelahan karena menanggung beban yg sebelumnya ia rasakan, maka ia pun tidur. Saat bangun tidur, ia mencium wangi kasturi yg begitu harum. Ia tidak tau dari mana sumber wangi tersebut. Maka ia pun dengan santai pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat. Orang-orang yg bertemu dengannya pun bertanya kepada Abu Bakar minyak wangi apa yg ia gunakan. Namun ia heran karena ia tidak menggunakan minyak wangi apapun. Masjid tempat Abu Bakar sholat itu pun akhirnya wangi di seluruh bagiannya, begitu pula rumah Abu Bakar menjadi wangi yg begitu memancar. Ternyata wangi itu bersumber dari tubuh Abu Bakar yg sebelumnya dilumuri tai-tai tersebut. Allah gantikan tai-tai yg bau itu dengan wangi kasturi yg tidak bisa digambarkan dengan kata-kata keharumannya. Sejak saat itu ia mendapat julukan Abu Bakar Al Misky.
Al-Qadi Abu Bakar
Ia adalah seorang ulama miskin. Suatu hari di perjalanan, ia begitu merasa lapar namun ia tidak memiliki 1 dirhampun uang. Di Tengah jalan ia menemukan sebuah kantung yang di dalam kantung tersebut terdapat kalung yg begitu indah. Dorongan hatinya terus meminta Qadi untuk mengambil kalung tersebut yg tentu memiliki nilai jual yg tinggi. Namun karena rasa takut dan jujurnya kepada Allah, Qadi pun membuat pengumuman mengenai barang yg ia temukan. Setelah pengumuman itu dibuat, maka datanglah seorang bapak-bapak kepada Qadi yg menyatakan bahwa ialah pemilik benda tersebut. Bapak itu mendeskripsikan bagaimana bentuk kalungnya, bagaimana beludru yg menyarungi kalung itu, sehingga membuat Qadi yakin bahwa memang bapak itulah pemilik kalung yg ia temukan. Maka ia serahkan kalung tersebut kepada bapak tersebut. Bapak tersebut hendak memberikan imbalan berupa uang kepada Qadi Abu Bakar. Namun Qadi menolaknya dengan berkata bahwa itu memang kewajibannya sehingga ia tidak berhak menerima imbalan apapun.
Waktu berlalu berganti tahun dan purnama, suatu hari Qadi Abu Bakar melaksanakan suatu perjalanan dengan menumpang di sebuah kapal. Namun tiba-tiba kapal tersebut karam dan menyebabkan sebagian penumpangnya tenggelam dan sebagian yg lain terdampar di sebuah pulau. Di pulau tersebut ternyata penduduknya tidak bisa membaca dan menulis, maka karena Qadi adalah seorang ulama yg berilmu, ia pun mengajari penduduk pulau tersebut membaca dan menulis hingga ia dikenal di seluruh penjuru pulau.
Sangking sayangnya penduduk pulau tersebut kepada Qadi Abu Bakar, maka mereka bermusyawarah bagaimana caranya mengikat Qadi agar tidak pergi dari pulau itu. Maka mereka mengusulkan akan menjodohkan Qadi dengan seorang Wanita yg baru ditinggal meninggal oleh ayahnya yg kaya raya. Maka disampaikanlah hal tersebut kepada keluarga sang Wanita. Keluarga sang Wanita sangat senang dengan tawaran tersebut dan menyetujui perjodohan itu. Setelah disampaikan kepada Qadi, ternyata Qadi pun menerima perjodohan itu dan melaksanakan ijab qabul.
Setelah sah menjadi suami istri, maka Qadi pergi kepada istrinya dan mulai membuka cadar dan jilbab istrinya itu. Ketika itu ia mendapati istrinya itu menggunakan kalung yg ia kenal betul karena ia pernah begitu mengagumi keindahan kalung tersebut. Ternyata kalung tersebut adalah kalung yg Qadi temukan di Tengah perjalanan beberapa tahun silam. Maka istrinya itu pun bercerita bahwa dahulu ayahnya pernah kehilangan kalung itu dan ditemukan oleh seorang pemuda, namun pemuda itu langsung pergi menghilang tanpa mau diberikan imbalan apapun. Istrinya itu pun bercerita bahwa ayahnya berdoa agar suatu hari nanti kalung itu dipertemukan Kembali dengan pemuda baik yg mengembalikannya. Maka Qadi pun berkata bahwa pemuda yg menemukan kalung itu ialah dirinya. Terkejutlah sang istri mendengar hal tersebut. Maasya Allah, Allah Kembali pertemukan kalung tersebut dengan Qadi Abu Bakar disertai dengan istri solihah yg cantik menjadi miliknya.
Ibnu Umar
Ibnu Umar sedang makan beserta teman-temannya di suatu tempat dan bertemu dengan seorang pengembala kambing. Ibnu Umar menawarkan makanan kepada sang pengembala, namun pengembala kambing itu berkata bahwa ia sedang berpuasa. Ibnu Umar terus menggoda pemuda itu untuk membatalkan saja puasanya karena kondisi cuaca yg begitu Terik dan panas itu. Namun pemuda itu teguh mempertahankan puasanya.
Melihat keteguhan hati sang pemuda, Ibnu Umar penasaran dengan pemuda tersebut. Maka diajaklah ia berbincang mengenai kambing yg ia gembalakan. Ternyata pemuda tersebut adalah seorang budak, dan ditugasi mengembala kambing-kambing milik majikannya. Maka Ibnu Umar Kembali mau menguji pemuda tersebut. Ibnu Umar menawarkan pemuda tersebut agar mau menjual beberapa kambing gembalaannya kepada Ibnu Umar. Namun pemuda tersebut menolak karena kaming-kambing itu bukan miliknya.
Ibnu Umar terus menggoda pemuda tersebut dengan mengatakan bahwa tuannya tentu tidak tau jika ia menjual barang 1 atau 2 kambingnya dari ratusan kambing yg pemuda itu gembalakan. Maka pemuda itu pun berkata bahwa memang pemilik kambing itu tidak tau, tapi Allah maha melihat. Pemuda it uterus berkata bahwa Allah pasti tau. Hatinya teguh dengan kejujuran dengan Amanah yg ia pegang.
Melihat keteguhan hati pemuda tersebut, maka sepulang dari perjalanan itu Ibnu Umar langsung menyuruh orang untuk membebaskan pemuda itu dari perbudakan, dan Ibnu Umar kemudian membeli seluruh kambing-kambing gembalaan itu yg kemudian ia berikan seluruhnya kepada sang pemuda jujur itu. Sang pemuda itu bersyukur begitu luar biasanya atas karunia yg ia dapatkan. Allah lah yg menggerakkan hati Ibnu Umar melakukan itu. Karena pemuda itu mampu meninggalkan yg haram dari dirinya. Itu baru balasan Allah di dunia, belum di akhirat.
24/3/2024
0 notes
Text
Keran Anda patah, Karatan ? Kami dapat membantu Anda, mengganti Kran dirumah Anda. Mulai dari Jasa atau dengan bahan dari berbagai merek, Onda, Soligen, Paloma, Dll.
jasa ganti keran patah
jasa ganti keran karatan
dll Hubungi kami sekarang Juga Wa/ Tlp. 0812 38999 467
www.masterpipa.com
0 notes
Text
penggantian keran sink bocor sudah done ya kak , terimakasih ========= Keran Anda patah, Karatan ? Kami dapat membantu Anda, mengganti Kran dirumah Anda. Mulai dari Jasa atau dengan bahan dari berbagai merek, Onda, Soligen, Paloma, Dll. #keran #tukangkeran #gantikeran #perbaikankeran #jasaplumbing #baliplumbing Hubungi kami sekarang Juga Wa/ Tlp. 0812 38999 467 www.baliplumbing.com
0 notes
Text
Service tabung oksigen, ganti valve tabung oksigen, ganti kran tabung oxygen, valve oxygen, valve tabung oxygen, kran tabung oxygen, valve oksigen, ganti valve tabung oxygen,
Tabung oksigen, jual tabung oksigen, oxygen, Isi ulang oksigen, isi ulang tabung oksigen, isi oxygen, isi ulang oxygen, isi tabung oxygen, refill oksigen 24 jam dan jual beli tabung oksigen jakarta. Rizky oksigen jakarta timur melayani jual beli tabung oksigen baru dan tabung oksigen bekas dan terima isi ulang refill oksigen 24 jam.
#service tabung oksigen#service tabung oxygen#valve oxygen#ganti valve tabung oksigen.#harga valve oxygen#ganti kran tabung oksigen#jual valve tabung oksigen#jual valve oxygen#service valve tabung oksigen#service oxygen#service valve oxygen#service keran oxygen
0 notes
Text
Dapet insight lain dari reblogan postingan tadi,
Bisa jadi guru ngajar murid asal asalan karena mereka pun digaji asal asalan.
Gila sih emang pemerintah kita, dari dulu bilang pendidikan penting tapi gaji guru sama kuli ga beda jauh.
Dikira cukup kali ya slogan "pahlawan tanpa tanda jasa"
Suka sedih kalo liat gaji guru yang jauuh banget dibawah harga kebutuhan dan ga sebanding dengan beban kerja mendidik bangsa.
Tapi, ga bisa loh jadi alasan ngajar asal asalan. Kalo emang hidup ga cukup dari gaji jadi guru, demo kek ke sekolahnya, ke pemerintah daerahnya, cari keran penghasilan lain, atau cari aja profesi lain tapi jangan ngajar asal asalan.
Gaji guru kecil bukan salah murid, jadi jangan limpahkan ketidakadilan hidup guru dengan ogah ogahan dalam mendidik. Tugas guru besar, kalo emang ga sepadan gajinya mending ganti profesi lain.
Ga guru aja sih, semua lini pekerjaan juga gitu. Jangan karena digaji asal asalan kerja juga asal asalan.
Mending kalo dampak kerjaannya cuma kena ke orang pelit yang ngegajinya dikit. Coba kalo kerja asal asalan trus yang kena imbasnya masyarakat.
Ga malu gitu,? Dizalimi dengan gaji kecil, trus balas ngezalimi orang lain yang ga ngezalimin kita dengan kerja asal asalan.
Aink dulu pernah punya pegawai. Mungkin gaji dari aink kecil, ampe dia ga bisa belanja online. Efeknya dia kerja asal, bahkan memanipulasi laporan hasil penjualan dan nilep uang jualan buat dia belanja online.
Aink ga pernah maksa dia kerja sama aink, kalo ga cukup gaji dari aink ya silahkan cari kerja yang lain.
You are not a tree, just move
You are not a slave, choose
Jangan biasakan kalo kita didzalimi, lalu kita mendzalimi orang lain yang ga bersalah sebagai pelampiasannya 😀
46 notes
·
View notes
Text
NGELAYAP
#2 Susah Seneng Harus Seneng
Liat, siapa yang bisa tahan untuk ninggalin pemandangan seindah ini. ( Ah.. Lebay)
Gue laper, tapi gue bela-belain untuk stay terus menghadap pemandangan ini. (Sebenernya karena nggak ada makanan sih)
Temen gue naik kekasur gue dan duduk disamping gue sambil ngeliat pemandangan. Gue sedikit ngeluh ke temen gue ; "gue laper nih" dengan baik hati dia mau membagi setengah roti sandwichnya ke gue. Kita makan sepotong-sepotong. (Udah rotinya kecil dipotong pula)
Kita mengamati pemandangan malam sambil makan roti. Adem dimata juga di raga, karena kaca jendelanya gue buka lebar-lebar. Gimana nggak adem, bayangin lantai 19 loh, bukan adem lagi tapi dingin, tau sendiri bandung dingin.
Tapi its ok lah.
Sekitar jam 11 malam temen gue turun dari tempat gue katanya mau tidur, tapi gue nggak yakin dia tidur, palingan juga sedang selfi-selfi.😁peace mi.✌ Gue masih nggak mau tidur, gue coba nulis di laptop sambil mendownload film secara gratis pake wifi capsule hostel.
Lama kelamaan gue mulai ngantuk, gue tutup laptop, matiin lampu, dengerin mp3 Dakwah dari Alm. H.zainuddin MZ sambil liat pemandangan dan rebahan miring kekanan, akhirnya gue tidur dengan pulas.
Besoknya gue bangun subuh, tampil banget padahal semalem tidur jam 1 an.
Gue mager dari tempat tidur, berkali-kali gue ngulet, enak banget.
Pagi itu gue nunggu sunrise nya bandung, tapi cuma diawal aja tampak sedikit mentari pagi, selebihnya malah tertutup awan. 'Oke nggak papa yan.' Batin gue.
Jam 7 lewat gue berniat mandi karena kita mau ke beberapa tempat wisata yang ada dilembang sebisanya, sampai sore. Tapi kamar mandi penuh akhirnya gue sama temen gue memutuskan nunggu sambil nonton Tv.
Ketika kita sedang nonton Tv terdengar jelas suara salah seorang karyawan hostel yang sedang mengobrol dengan salah satu tamu, ibu-ibu muda yang sedang asyik entah itu membuat teh/kopi atau bom rakitan.
Setelah gue ngga sengaja denger obrolan mereka ternyata eh ternyata si karyawan tersebut berasal dari serang banten, yang adalah tempat kelahiran gue. Gue sedikit kaget dan seneng ternyata ada temen sekampung. Horeee.. Gue langsung nari striptis.
Ngga lama kemudian, tamu dikamar mandi keluar, gue ngalah dari temen gue dan minta dia untuk mandi duluan. Sepertia biasa "Ladies First"
Ketika temen gue sedang mandi, gue ngobrol-ngobrol lumayan banyak dengan karyawannya, orangnya pun asyik dan sangat ramah. Sedikit cerita tentang Mas karyawan Capsule, dia dibesarkan di Serang, dan kini ia tinggal di Bandung sudah cukup lama. Bapaknya adalah seorang TNI. Itulah alasan dia tinggal di komplek TNI yang ada di Serang.
Ketika gue tanya soal Influenser media sosial yang pernah me-Review Hostel ini ia menjawab dengan senyuman, lalu bercerita. "Banyak banget mas yang nawarin diri untuk Review tempat ini, padahal kita ngga minta. Ya kita terima aja. Cuma kebanyakan Atittude-nya jelek. Tamu aja yang bayar sopan, mereka malah kaya raja"
"Masa si mas?" Gue kaget.
"Hehe. Iya. Kasarnya kalo mau nginep gratis ya bilang aja, ngga usah minta di-endorse. Itupun kita udah terima kan? cuma yang disayangkan atittude-nya itu. Kita kan disini usaha, bener ngga?"
"Wah parah banget. Itu cewek apa cowok mas?"
"Ada cewek ada cowok. Tapi yaudahlah jadi pelajaran."
Saking asyiknya ngobrol nggak kerasa temen gue keluar dari kamar mandi dan sekarang giliran gue yang mandi.
Di Kamar mandi ada keran sekaligus shower jadi satu. Semalem gue mandi showernya nggak bisa, gue utak-atik juga nggak bisa, yang ada selang showernya copot malah, gue sampe panik.
Tapi pagi itu bandung dingin (emang biasanya juga dingin) akhirnya gue coba mandi pake air hangat.
'Serrrrrrrr..... ' suara air ngucur dari shower. "Uh angeeeeèett" batin gue. Tapi lama-lama malah panas guys. "Aduh aduh aduhhh panassss" gue langsung tutup kerannya.
Gile, bisa rontok nih rambut gue. Mana gue pake sampo sisa dapet nemu yang busanya cuma sedikit.
Akhirnya gue lanjut dengan air dingin, kenapa nggak yang netral soalnya kadang suka bergeser ke kiri jadinya gue kepanasan lagi.
Beres mandi gue ganti baju, ganti sempak, ganti celana dan pake Rexona men (diselangkangan). Trus gue ambil roti tawar dua biji dicampur dengan mentega dan ceres lalu gue lahap dengan brutal.
Sayang, gue cuma bisa nginep semalam, padahal gue masih betah tapi gue punya janji buat nginep ditempat temen gue, gue nggak mau ingkar janji. (Padahal emang nggak ada budget lagi buat sewa kamar) Akhirnya gue melepas kamar itu dengan berat badan 60 kilo.
Tapi hari itu gue puasss banget, kita bisa jalan-jalan dengan bebas kemana aja tanpa ada halangan dari keinginan orang lain. (Baca : Maksudnya liburan rame-rame, ribet)
Walaupun diakhir perjalanan sore kita harus ujan-ujanan diatas motor matic, namun itu semua bukan masalah besar. Perjalanan hari itu diakhiri dengan makan ayam geprek dan makan serabi coklat keju susu di Cihampelas, dan hujan diluar masih deres.
Sore itu gue seneng. Nggak tau temen gue. Apalagi penjual surabinya, ngga tau deh, tanya aja.
3 notes
·
View notes
Text
lima
When was the last time you cried?
Maret 2020, begitu tau kegiatan magang yang baru berjalan sebulan tapi harus udahan ditengah jalan karena ada pandemi sesungguhnya membuatku lega bukannya gela. Lega karena aku optimistic inimah magang bakal dicukupkan haha, kalaupun engga dan nantinya harus diselesaikan full duabulan sesuai surat magang yodahlah jalanin aja. Walaupun ada sedikit khawatir juga kalau inget temen-temen yang lain dah kelar magang dan mulai garap tugas akhir, sedangkan posisi aku masih ngegantung gini.
Kurang lebih tiga-minggu berlalu situasi pandemi masih belum pasti, himbauannya suruh dirumahaja, instansi magang juga menutup diri, eh maksudnya menutup layanannya. Meski gitu sesekali akunya masih ada komunikasi via wa sama pembimbing magang, diberi sedikit tugas yang bisa dihandle dari rumah, juga sekali akunya sempat kesana bentaran buat nyerahin tugas yang udah aku selesaiin.
Ada beberapa temen yang memang tau kalau magangku jelas belum selesai karena mulainya paling telat, nanyain secara personal tentang nasib magangku yang belum selesai tapi malah ada pandemi, dari pesannya cukup terlihat mereka turut berempati, tapi mah aku respond sambil haha hihi aja soalnya memang aku ngerasa baik-baik saja, bukan yang terlalu meratapi.
Surat edaran kampus menyikapi adanya pandemi mulai diperbincangkan digrup kelas maupun angkatan, untuk lebih meyakinkan,aku beraniin diri buat nanya ke kaprodi by chat, dan bener kan sesuai prasangka aku, kurang lebih gini, bahwa menurut kebijakan kampus dengan adanya pandemi maka membolehkan bagi mahasiswa yang telah menjalani wajib magang selama minimal sebulan boleh dicukupkan, yeay! Terus BuKaprodi menambahkan, itupun dengan syarat bahwa instansi magang juga mengijinkan dan bersedia memberikan nilai magang bagi mahasiswa yang bersangkutan. Hari berikutnya aku langsung chat ke pihak instansi yang ngurusin administrasi anak magang, Alhamdulillaaaah pihak instansi mengijinkan magangku dicukupkan, dan bersedia buat ngasih nilai. Makin lega lagi :)
Sekitar akhir bulan April 2020, dibuatlah grup bimbingan ta di wasap yang ada budosbim-nya, beliau mengawali dengan ngasitau step2 yang harus dilakukan sampai lulus nanti, laporan periodik-laporan magang-ta-acc-ujian-revisi-acc-lulus. Karena aku tipe yang tida bisa disambii2 kalau ngerjain sesuatu, harus bener2 dari langkah pertama, iya walau gitu kerjaanku juga lambat kek siput hufet. Dan ternyata bener, april mei sampai juni pekan pertama aku masih stuck di laporan magang, ngerasa kesulitan karena kurang data, disaat temen-temen lain banyak yang dah pada mulai daftar ujian. Karena merasa paling tertinggal, aku melakukan bakat silent-reader-ku disetiap grup wasap wkwkw, sampai di tag sama dosbim juga aku cuma ngebatin kek yang iyaa ibook dosen bentar yaa ini kujuga ngusahain buat terus ngerjain kokk hhhh
Eh terus nangisnya mana? perjalanan masih panjang hehe
Sampai pada moment budosbim chat personal ke aku, nanyain kenapa belum setorin progress sama sekali, ada masalah apa gerangan. Yaudah ngasal aja aku janjiin bakal selesaiin laporan magang dalam sepekan. Budosbim percaya,memberi semangat, juga memotivasi. Singkat cerita laporan magangku kelar, itupun dengan beberapa keriweuhan yang entah aku yang bikin riweuh sendiri atau emang beneran riweuh dah.
Laporan periodik, check. Laporan magang, check. Mulailah aku bermesraan sama serba serbi TA, dengan pola tidur yang berubah cukup drastis, abis maghrib atauga isya tidur kemudian bangun jam 1 dini hari buat ngerjain terus-terusan pagi-siang-sore, paling kejeda sholat sama makan, gitu ae terus tiap hari. Pekan pertama bulan Juli budosbim mah udah nagih-nagih mulu kapan selesai naskah ta nya, sampai aku geregetan sendiri wkwkw jadi aku terusin pesannya ke Bapak kan, waktu itu harikerja, bapak lagi dikantor, soalnya beberapa instansi emang udah mulai buka gitu walaupun ancaman covid masih ada, eh malah tiba-tiba ada panggilan masuk yang ternyata adalah Bapak akooh, beliau bilang
"Ndang segera diselesaikan Naaa, kamu pengen apa nanti Bapak beliin biar semangat ngerjain, semangka mau?"
Antara seneng, terharoo, merasa terpantik dan merasa tida sabar buat mamam semangka pas denger omongan Bapak ditelpon waktu itu hahaha. Emang u know me so well lah pak taubanget kalo aku lagi butuh amoonisi. Ganyangka sih Bapak akoh bisa manis juga kek semangka🍉
Singkat cerita akhirnyaaaa ta ku selesai dan di acc sama budosbim, kuranglebih mah sebulan lebih dikit proses ngerjain ta. Tanggal 8Juli di acc budosbim, langsung disuruh segera daftar ujian, rekomendasinya tanggal 15 Juli hari rabu, bareng temen aku Si Jihan yang memang dosmbim dan dosen penguji nya samaan. Alhamdulillah yaaAllah, aku tau semua atas pertolongan dan kasihsayang Allah:)
Hey nangisnya mana? Iya bentar
Ehiya, ujiannya online, karena ada pandemi kan. Nah pas tanggal 13 Juli hari senin malem-malem, kepikiran ngajakin beberapa temen yang punya tanggal ujian yang deket tanggal ujianku untuk latihan pakai Zoom atau GoogleMeet bareng-bareng gitu haha, niatnya mah biar nanti pas ujian ga kaget atau kebingungan, setidaknya biar tau teknis dan alur ujian nanti macam mana, dipandu seorang teman yang udah melaksanakan ujian sebelumnya. Selesai latihan bersama, liat jam dinding ternyata udah di jam 23an, seperti biasa nightroutine kan ya cuci cuci muka, emang biasanya aku cuci muka pakai air hangat, biasanya ngerebus air dulu pakai teko berbahan alumunium berukuran sedang, bisa bayangin kan.
Qadarullah, takdir istimewa dari Allah buat aku, malam itu aku mau bawa teko yang berisi air rebusan walau belum terlalu mendidih menuju kamar mandi, pas balik badan, ternyata kaki aku menginjak seperti genangan air didekat meja kompor ituloh, dan yeah, dengan teko berisi air rebusan aku jatoh kepleset, teko air rebusan sepertinya mantul ke pinggiran meja kompor, dan air rebusan nya pun menyiram ke wajah aku bagian kanan, leher sebelah kanan, tangan kanan kena dikit, sama daerah sekitar dada dan pundak:) Spontan teriak, "Ibuuk aku kena air panas Buuk". Trnyata bener kata banyak orang, ketika sakit yang kita panggil itu Ibuk ya :")
Kemudian Bapak, Ibuk dan Adek yang udah tidur waktu itu langsung kebangun pas denger teriakan aku, Bapak lari ke arah aku yang masih duduk dilantai, berdiriin aku, tangan kiri aku meluk bapak, terus aku dituntun jalan ke ruang tamu. Disitu aku nangis, ngerasa lemes bangettt, ngerasa kepanasan di beberapa bagian tubuh, dan makin diem rasa panasnya makin menyakitkan, jadinya malam itu aku nangis cukup keras hampir seperti teriakan tiada akhir:") jujur nulis bagian ini mataku berkaca-kaca haha
Bapak googling tentang penanganan pertama bagi seseorang yang kesiram air panas, soalnya emang kami gatau harus gimana, kudu disiram air keran selama kuranglebih tiga puluh menit, akhirnya aku dituntun ke kamar mandi, terus bagian yang kesiram air panas tadi mulai dialirin pake air keran, rasanya udah ga tahan, jadinya aku dibawah keran cuma sekitar 10 menitan, akhirnya bapak ngajakin buat ke PMI aja. Ibuk bantuin aku ganti baju yang kering, pakai rok, kerudung, masker. Berangkat naik motor ke PMI sama Bapak, selama perjalanan rasanya nahan panas yang menyakitkan bikin aku mikir dan bertanya-tanya gimana ya rasa panasnya api neraka :") Ternyata PMI sekarang tida buka 24 jam, jam setengah 12 malam PMI udah tutup, Bapak kepikiran bawa aku ke rumah sakit yang paling deket sama PMI, kepikirannya rumah sakit Ibu dan Anak RS Bunda Arif yang memang ada IGD nya sih wkwk, disana ada satu dokter jaga sama dua orang perawat perempuan. Ketika luka-luka ku dalam penanganan, ranjang sebelah datang Ibu-ibu yang mau melahirkan malam itu :") Mana perawatnya manggil aku dengan sbeutan Ibu terus wkwwk, dan selalu aku revisi, aku bilang "aku masih mbak mbak kok mbak hehehe" sambil tetep nangis juga sih haha. Seingetku penanganan di igd malam itu akunya disuntik obat pereda nyeri sama dikasih salep bioplasenton kalogasalah, ohiya sama sebelumnya lukanya dibersihin pakai larutan apaya lupa namanya,tapi rasanya asin gitu, mungkin NaCl(?) Lupa aing. Selama ditangani karena rasanya masih begitu panas yang menyakitkan aku cuma bisa teriak-teriak Astaghfirullah ditengah keheningan rumah sakit ibu dan anak malam itu, kayak semua dosa-dosa yang telah dilakukan diperlihatkan lagi malam itu yaaAllah ampunii akuuu :((((
Ohya sama dikasih obat yang diminum juga kan. Nah pas nunggu Bapak nebus obat dibagian apoteknya, aku masih terbaring diranjang IGD kan, gatau kenapa rasanya lamaaaaaaa bangeeeett sambil nahan panas yang menyakitkan aku sebenernya pengen nangis teriak-teriak tapi kayak yang ga enak sama dokter dan perawat serta ibuibu yang lagi mau melahirkan itu, jadi aku cuma bisa nangis yang ga bersuara gitu ditengah nahan rasa sakit ini:)))
Sampai rumah, baring di kamar, bener-bener yang gabisa tidur sama sekali, ibu berdiri di sisi ranjang sambil ngipasin aku karena aku terus-terusan bilang panas, ibu selalu bilang, istighfar terus ya Naa. Aku juga ngeliat disitu Ibu nangis pas ngipasin aku:"(. Aku istighfar dan berusaha ngasitau ke diri sendiri kalau aku harus tidur malem ini,kasian ibu kalau sampai ga tidur, Alhamdulillah aku tertidur sampai pagi. Bangun pagi udah ngerasa ga begitu panas yang menyakitkan, tapi ternyata muka sebelah kanan aku gosong, warnanya hitam, dan beberapa bagian melepuh, kayak bengkak ada isi cairannya gituloh. Seorang tetangga yang ngeliat kondisi aku menyarankan buat aku di bawa lagi ke rumah sakit yang rada besar, dan kebetulan ada anak kos di kosan tetangga aku yang jadi perawat di rumah sakit, akhirnya mbak perawat namanya Mbak Wiwik,nganter aku sama Ibuku ke rumah sakit tempat doi kerja. Ngerasa banget sih penangannnya jauh lebih baik dan lebih proper gitu. Pada beberapa bagian luka juga dikasih perban katanya biar ga kena gesekan takutnya iritasi. Terus pas diakhir dokternya bilang harus rawat luka setiap dua hari sekali, tapi mbak Wiwik langsung bilang ke Ibu,bahwa katanya nanti mbak wiwik aja yang ngerawat dirumah jadi ga perlu ke rumah sakit, dan beneran setiap hari mbak perawat dateng ke rumah buat rawatin luka aku :) Makasih Mbak Wiwik :) Ehtapi tetep kontrol sekali ke Rumah Sakit deng pas udah berjalan sekitar seminggu.
Dan yaaaa tanggal 15 Juli hari Rabu, aku tetap melaksanakan ujian via Zoom, bareng Jihan, dengan budosbim dan satu ibu dosen penguji, yang turut mendoakan kesembuhan buat aku, disitu aku minta ijin pakai masker soalnya takut mereka ganyaman ngeliat muka aku yang sedang terlihat begitu menyeramkan :")
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimusshalihat :) Sekarang udah hampir sebulan sejak musibah, luka-luka udah mulai kering tinggal bekas-bekasnya saja yang masih perlu terus dikasih madu biar hilang, semoga :) Terima Kasih banyak buat Ibuk sama Bapak, aku jadi benar-benar merasakan bagaimana kasih sayang yang tulus dan sebenarnya itu :") Makasih juga buat buibu dosen, buibu tetangga-tetangga deket rumah atas perhatian dan doanya buat aku, ohya sama Pak Dawud Buang, guru agama SMA yang aku chat by wasap buat minta didoain terus untuk kesembuhanku, kata beliau baca sholawat terus sebagai wasilah, makasih Pak Dawud<3, juga teman-teman yang selalu mendoakan kebaikan serta selalu menguatkan :)
Berarti the last time i cried, ya malam ini ketika nulis ini hahaha
Jam 23:33, hari Kamis 20-09-20
-tehkuning
3 notes
·
View notes
Text
Kesedihan dan dilema 11 Juli 2019
Hari ini kan hari terakhir gue di Jakarta. Besok pagi gue akan pulang ke Cianjur buat liburan. Ya gak liburan-liburan banget sih, soalnya selama pulang itu juga gue udah punya janji ke diri sendiri buat belajar mengenai segala alat bengkel dan seluk-beluk toko papap. Seenggaknya, ya siapa tau di masa depan ternyata ada keran rejeki gue juga dari situ, kan gue gak tau.
Gue daritadi lagi uring-uringan. Target Maret 2020 gue mau daftar Youth Exchange ke Jepang kan, yang dimana biaya segala rupanya itu 10 jutaan. Gue udah mulai nabung, tapi sayangnya duit yang biasa gue pake ngopi dan seneng-seneng, kepake dan masuk ke e-money gara-gara beberapa hari kemaren gue ke perpusnas buat ngerjain UAS. Per hari target nabung gue 20 ribu, Dan seharusnya di tanggal sekarang gue udah ngumpulin 220 ribu.
Iya. Di ATM gue saat ini tersisa 300 ribu. Ya gak pas sih. 310 ribu lebih tepatnya. Cukup untuk target nyampe tanggal 14 yang harus 280 ribu. Saldo gopay gue masih ada 40 ribu. OVO sisa 10 ribu. Dan gue pegang uang cash 160 ribu. 150 buat ongkos besok pulang, travel. Karena kalo pake bus gak di izinin+bawaan gue lumayan banyak sekarang.
Berarti duit gue kalo di totalin itu ada 310+40+10+160 = 520
Gue pengen banget ke starbak. Dari hari minggu kemaren, tapi gak jadi-jadi mulu kan gara-gara gue malah kepikiran ini itu dan gue menganggap bahwa kalo gue kesana, impian gue bakalan mundur. Padahal ya duit jajan gue masih ada tanpa harus nyenggol uang yang gue tabung.
Iya. Dilema banget emang mau selebrasi satu semester ini gue berhasil lewati masih dalam keadaan waras ini.
Gue daritadi kepikiran sama omongan dan tips-tips yang sering disebarkan banyak banget orang di segala penjuru media sosial yang akhir-akhir ini bikin gue resah. Millenial harus minimal punya tabungan 3 juta lah, terus sebelum atau di umur 21 harus udah ada saldo ATM 10 juta lah, apa lah, sedangkan gue buat menyentuh 1 juta aja engap banget anjirrrr. Bukan buat ngopi, toh gue udah jarang banget ngopi sekarang. Tapi kadangtuh abis ke masuk e-money buat transportasi, bayar listrik, keperluan kosan, banyak lah anjir pusing gue mikirin finansial yatuhan. Gak siap jadi orang dewasa mo jadi keong ajade aq :((((((((
Terus gue jadi mikir, kenapa sih gue buat pengen nyenengin diri aja mesti mikir ini itu? Gue tau starbuckstuh mahal, but hey i deserve it kok. Lu mungkin mikir ya udah biaya hidup mahal, masih gaya-gayaan. Bukan. Bukan masalah gaya-gayaannya.
Gue pernah ke tempat ngopi yang harganya 20 ribuan biar tadinya ya bisa melepas stress dengan budget yang lebih murah. Tapi yang gue dapetin boro-boro menghilangkan stress, yang ada malah gue makin stress karena pelayanan si pelayannya gak sopan, tempatnya kotor, ACnya ternyata rusak, yang kalo dipikir-pikir gue baru duduk aja udah mau keluar lagi saking gak nyamannya gue disana. Dan yang ada apa? Makin stress.
Coy hidup di Jakartatuh udah ada tekanannya sendiri. Ekspektasi orang-orang rumah, laju kanan-kiri. Nengok sini udah ada yang mencapai apa lah, ini lah, itu lah, udah berhasil apalah. Ya mungkin orangmah dengan kayak gini bakalan termotivasi ya, lah guemah apaan? Makin stress sama nangis yang ada. Makin ngerasa useless makin gagal.
Gue paling kesel banget sama orang yang merasa kuliah di Jakarta sama bandungtuh sama aja dan merasa mereka yang bisa kuliah sambil kerja lebih hebat daripada yang cuma kuliah doang dan masih bergantung sama orangtua. Gue kuliah sama organisasi ajatuh udah mau mati setengah mampus tau gak sih lu. Tidur gue juga udah mulai berantakan, makan ya makan apa aja yang ada di kossan saking terlalu capek dan ngantuknya buat keluar, belom lagi saking stressnya kossantuh isinya bener-bener berantakan level lantai tuh kalo gue jalan gak nginjek lantai, tapi nginjek baju kotor gue yang gue lepas pas ganti ke baju tidur kemudian belum sempet gue pindahin ke cucian.
Yah sekianlah sambat gue saat ini. Yaudahlah bodoamat gue mau mandi abistu mau siap2 pergi. Ya ke starbak. Gapapa lah bodoamat gue udah mau hidup nyampe sekarang aja udah sukur.
5 notes
·
View notes
Text
Dear Future Husband
Aku belum tau siapa kamu dan ada dimana, lagi apa dan mungkin lagi tersesat di hati orang lain.
Mungkin kamu teman aku, atau mantan pacar teman aku, atau temannya mantan pacar aku, yang pasti aku bukan siapa-siapa.
Tapi ketika aku memilih untuk menjadi istrimu, aku ingin menjadi siapa siapa, bukan siapa-siapanya orang lain, tapi siapa2nya kamu.
Maaf kalo nanti sebagai istri aku banyak maunya, terutama masalah jalan2.. Aku punya cita2 untuk bisa jalan2 keliling dunia sebelum aku almarhuma.. jadi aku mnta kamu untuk selalu siap ambil cuti bulanan/tahunan buat nemenin aku jalan2.
Aku janji akan tetap merawat tubuh dan selalu senyum biar menjadi istri yang cantik dimatamu, bukan hanya sekedar istri yg dasteran bau asem tiap menyambut kamu pulang kantor, tapi kamu juga tau kalo biaya perawatan kecantikan itu mahal, makanya aku mau kerja..
Boleh yaa aku kerja.. Kerja bukan sekedar memenuhi kebutuhan aku, atau mngejar karir, aku yakin kamu bisa memenuhi semua kebutuhan aku, tapi aku mau bisa meng-cover kamu pas kamu susah, bisa bantu kamu pas mau memulai bisnis, I'll be there for you..
Aku janji nggk bakalan capek2 banget kerjanya, dan nggk akan sibuk melebihi sibuknya kamu aku bakalan pulang kerja sebelum kamu pulang, atau pulang bareng dan lanjut makan malam berdua ajakin anak2 juga boleh..
Oh, iyaa aku juga bisa nge cat, perbaikin keran air, ganti lampu, benerin perabot rusak, pasang gas LPG, jadi kamu nggk usah kawatir kalo ninggalin aku sendirian dirumah, aku serba bisa kok..
Nanti aku mau anak banyaakk.. Jadi kamu harus sediain budget yg banyak juga buat bekal pendidikan dan masa depan anak2 kita nanti..
Masalah masak, aku belum jago masak, tapi akan tetap belajar kok, kamu juga nggk perlu nunggu weekend atau ulang tahun untuk bisa makan makanan kesukaan kamu, sebisanya aku akan masakin setiap hari, tapi sebisanya lohh yaa hehehe.. nnti kalo aku masaknya aneh2 maklumi ajah yaa atau kalo kamu mau kita bisa masak bareng sambil liat tutorial di youtube.
Ingat yahh keluarga nomor satu, jangan pernah bawa kerjaan kantor kerumah, aku nggk mau anak2 kita kehilangan sosok ayahnya karena pekerjaan.. Kalo bisa juga pulangnya jangan lewat magrib, minimal sholat magrib dan subuh kamu berangkat ke masjid dari rumah..
Nanti hubungan kita jangan jadi garing kayak lain2. Harus komit hubungan kita itu not just grow old together but still young forever, tetap romantis tetap alay sama kayak waktu awal pernikahan, jangan berubah tapi tetap bertumbuh bersama.. menjadi yg terbaik dari diri kita..
Yaahh ituu ajah dlu, jaga dirimu baik baik yaahh..
Sampai ketemu nanti.. Suamiku :*
4 notes
·
View notes
Text
Welcome back, Aura ! (4)
"Putuskan atau ayah berhentikan kuliahmu. Dia itu lelaki yang tidak mempunyai masa depan. Lihatlah latar belakang keluarganya. Ibunya yang bergonta – ganti pasangan, bahkan ia tidak tau siapa ayah biologisnya. Ia pernah melakukan kekerasan terhadap kekasihnya sebelummu hingga ia masuk ke jeruji besi. Bahkan kau tau sendiri nak, bagaimana pertama kali kalian saling kenal, ketika kakakmu membawanya yang sedang frustasi seperti orang gila kerumah kita hanya karena seorang wanita. Imam seperti apa yang kau dambakan dari dia? Bagaimana jika ditengah kehidupan rumah tangga kalian nanti mengalami masalah dan begitu pulalah ia menyikapinya? Ayah tidak mau sembarangan menikahkanmu, Aura, anakku..”
“Mungkin kau berpikir kami semua keras kepala dan tak ada yang dapat memahamimu, Ra. Bahkan aku, kakakmu yang sudah kau percayai mendengarkan keluh kesahmu selama ini. Tapi percayalah, memilih pasangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ketika kau menikah, kau bukan hanya menyatukan dirimu dan pasanganmu, tapi juga kedua keluarga. Kau perlu memikirkan ini lagi lebih jauh, Ra. Tidak akan ada orang tua yang mau menyesatkan anaknya. Tidak ada. Haqqul yaqin, tidak ada. Apa kau mau hidup bersamanya tapi jauh dari keluarga? Kami terang – terangan menentangmu, Ra. Entah bagaimana lagi aku harus meyakinkanmu. Aku ini bertahun – tahun berteman dengannya. Aku tau betul perangainya. Atau kau boeh jadi tidak mempercayaiku, tanyakan saja pada teman – temanku yang lain. Mereka akan mengatakan hal yang sama sepertiku. Pikirkan lagi, Ra.”
“Aku sudah bertemu ayah dan ibumu, Ra.. respon mereka positif. Mereka sudah mulai mempercayaiku. Memang setelah mengikuti beberapa terapi, aku lebih bisa mengendalikan emosiku. Aku sudah banyak belajar untuk menerima keadaanku dan keluargaku yang tidak seberuntung orang lain sejak kecil. Kalau aku masih seperti dulu, mungkin aku tidak akan seperti sekarang. Karirku memuncak, dan yang terpenting aku bisa berdamai dengan diriku sendiri. Banyak – banyaklah berteman dengan orang – orang yang lebih tua dari kita, Ra. Mereka sudah banyak memaknai arti hidup. Kita sudah hampir sampai, bisakah kau bersabar sedikit lagi? Aku berjanji akan mengatur waktu untuk melamarmu secepatnya. Lalu setelah kau wisuda, aku akan menikahimu.. makanya jangan malas ya, cepat selesaikan skripsimu, ada aku yang menunggu. Tapi ini bagaimana ini? Hmm.. kau lupa lagi memesan sendok di pesanan mi tiaw kita. Kamu kan calon ibu dari anak – anakku kelak.. bagaimana mungkin kau sepelupa ini? Kebiasaan.”
Emosiku malam ini menurun drastis. Aku tiba- tiba merasa amat jahat. Aku merasa sejauh ini aku yang terlampau egois. Ketika kami tidak direstui, aku merasa akulah manusia yang paling sedih di jagat raya ini. Padahal belum tentu, bisa saja Didi jauh lebih sedih. Ia datang secara baik – baik kepadaku, bahkan juga memberi tahu ibuku bahwa ia menyukaiku, bercerita panjang lebar mengenai masalahnya, keluarganya, bahkan harapan – harapan tingginya, lalu mengalami penolakan keras dari keluargaku. Orang – orang yang selama ini sudah seperti keluarga baginya.. menolaknya begitu keras. Hatinya mungkin saja tertohok sedemikian dalam. Lalu aku, dengan mudahnya memutuskan sebelah pihak, memblokade semua jalan komunikasi kami, meski kuakui tidak semudah yang terlihat, tapi tetap akulah yang terlihat paling jahat disana. Aku yang sudah mendengar semua mimpinya dengan begitu antusias, akulah orang yang paling mempercayai semua mimpi – mimpinya, aku yang membuatnya kembali merasa hidup, dengan mudahnya meninggalkannya.
Aku masih tidak percaya dia bisa sejahat ini.. benarkah semua ini karena ia ingin balas dendam? Ya Tuhaannn.. aku tidak percaya ini.. aku tau dia mempunyai latar belakang yang buruk, tapi aku juga tau dia berjuang habis – habisan untuk membuktikan bahwa kiasan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” tidak selalu benar.. ia ingin membuktikan bahwa ia bisa lebih baik dari keluarganya. Ataukah ia hanya khilaf ketika bertemu wanita lain yang lebih baik dariku? Aku tidak percaya dia sejahat ini... Aku gamang.
Aku membenci diriku. Disaat – saat seperti ini, aku bahkan masih menyimpan prasangka baik untuknya. Persis seperti yang sudah – sudah, - bahkan saat kami berkelahi dan ia mendorongku, aku masih berpikir bahwa ia melakukannya tanpa unsur kesengajaan - . Bodohnya aku, bodohnya akuuuu. Pekikku sambil membenturkan kepalaku ke dinding berulang – ulang. Memang akulah yang paling bersalah disini terhadap diriku sendiri. Akulah yang memberi ruang baginya dan siapapun untuk menyakitiku. Aku mengutuk diriku sendiri. Andai saja kakakku tidak tau, aku pun ragu apakah aku bisa mendorong keluar rasa amarahku. Kumatikan gawaiku karena aku mengkhawatirkan diriku sendiri akan menghubungi Didi demi memastikan ia baik – baik saja.
Aku berdiri dengan kekesalan yang memenuhi hatiku tepat ketika adzan subuh berkumandang. Dengan rambut awut – awutan, aku berjalan dengan langkah cepat. Aku ingin memberi pelajaran kepada diriku sendiri. Aku tidak mempedulikan adik tingkatku yang menggerutu karena langkah kakiku mengganggu nyenyak tidurnya. Kubuka keran untuk berwudhu dan kulanjutkan serangkaian gerakan sholat subuh.
Aku tidak banyak berdoa seusai sholat, yang kulakukan adalah memanjangkan sujud terakhir dan menyampaikan segala keluh kesahku disana. Aku meminta kekuatan kepada Tuhan untuk membantuku menghentikan kebodohan – kebodohanku dan bersikap tegas kepada diriku untuk mungkin memaafkan Didi, tapi tidak melupakan kesalahannya. Aku mencoba bertanya kepadaNya apakah yang kulakukan setelah ini benar, mengenai keputusan menghubungi Melan.
"Assalamu’alaikum Melan, ini aku Aura. Aku yakin kamu sudah tau siapa aku. Maaf karena kakakku sampai menghubungimu meski aku sudah memintanya untuk tidak. Maaf juga aku harus kembali menghubungimu, karena aku ingin meluruskan apa yang sudah Didi sampaikan. Betul, akulah yang pertama kali meninggalkannya. Tapi itu dulu, sebelum pada akhirnya kami kembali memperbaiki hubungan kami. Memang kebodohanku jugalah yang menyebabkan ini terjadi. Kami menjalin hubungan pertama kali lima tahun lalu tanpa restu orangtuaku namun kami terus bersikeras. Meski sempat terputus, kami kembali meneruskan hubungan kami sampai setidaknya dua minggu lalu sebelum dia menghilang tanpa jejak dan aku menemukan akun sosial media kalian dengan cara – cara yang sebelumnya tak ingin kugunakan. Kami sudah bertunangan, Melan. Mungkin ini menyakitkan buatmu tapi itulah kenyataannya. Didi sudah mengkhianatiku dan keluargaku.Padahal ia bahkan teman dekat kakakku sendiri. Aku masih tidakmengerti jika ini benar –benar merupakan pembalasan dendam atas sakit hatinya padaku dan keluargaku. Selepas ini, jika kalian tetap akan meneruskan rencana pernikahan kalian, silakan. Aku tidak akan kembali datang ke kehidupan kalian. Maafkan aku karena harus membawa – bawamu ke masalah ini. Wassalamu’alaikum wr.wb"
"Wa’alaikumsalam. Terima kasih kak Aura, karna sudah berterus terang kepada saya mengenai ini. Saya juga memohon maaf karena tidak teliti dan mengetahui ini sedari dulu. Saya juga ingin kakak tau, bahwa saya pun sungguh sulit menerima kenyataan ini. Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya pun terluka. Saya harap kakak dan keluarga bisa berlapang dada memaafkan Didi. Semoga ini menjadi pembelajaran untuk saya, Didi, dan kita semua."
Entah bagaimana aku harus menggambarkan perasaan ini, yang jelas rasa sakit aibat duri – duri tajam yang menancap kuat dihatiku sepanjang beberapa hari ini seperti lenyap perlahan. Aku merasakan senang yang entah bagaimana.
“Aura, you did the right thing”
~To be continued
07 April 2019
1 note
·
View note
Text
Singkat cerita -Ratih.
“Lo aja yang duduk di pojok, gue gampang.”
****
15.00 PM
[Di dalam Angkot dari Pasar Semin ]
“Masih jauh ya pak?”
“Ndak, sebentar lagi mbak.”
*****
15.32 PM
[Terminal Gunung Kidul ]
Persiapan keberangkatan bus Gunung Kidul – Jakarta, sore itu bersama ransel kesayangan dan dua kantong kresek pemberian Ibu Yanti di terminal. Ketika memutuskan untuk menitipkan susu ultra dan roti coklat di warungnya, Ratih bergegas ke toilet sebelum bus pilihannya menunggu. Sekeliling orang-orang sibuk lalu lalang terseok membawa barang bawaan yang cukup berat mencari-cari nomor bus tujuan. Apalagi seorang perempuan berlawanan arah denganku menatap sambil menggendong bayi dan tas besar yang sesak. Bapak-bapak merokok dihirup asapnya oleh si bayi yang menangis karena sore itu yang cukup padat. Mas-mas mengepel lantai terminal, diinjak orang lalu lalang, dibersihkannya lagi mungkin sampai larut malam. Buru-buru ku segerakan, toilet dengan air keran yang tidak bisa dihentikan. Pintu toilet yang macet untuk dikunci, segeralah ku keluar dengan perasaan yang cukup lega. Namun, kutengok arah jam tangan sepertinya bus keberangkatanku masih lama untuk berangkat.
“Nih bawa buat makan di jalan pulang ya, nduk.”
“Duh, matur nuwun, ibu. Ndak usah repot, lagian ku cuma sebentar saja singgah di warung ini ndak beli apa-apa.”
“Ndak apa, ingat bu Yanti nanti kalau kembali ke terminal ya nduk.”
“Matur nuwun, ibu. Makasih banyak. Sampai ketemu, ibu. Mari.”
*****
16.05 PM.
Aji mumpung seorang diri di terminal, dapet keripik kentang sama dua kantong bakpia hangat. Ratih senyum-senyum dengan ransel kesayangannya bergegas mencari-cari nomor bus pemberhentian arah Jakarta.
Ternyata di pojok paling kanan. Desal-desul suara sekumpulan bapak terbahak-bahak di kelilingi warung-warung yang banyak. Lantai merah yang sebentar dibersihkan oleh mas-mas berseragam biru polos. Kakinya melangkah sambil menoleh kanan kiri menuju nomor bus tujuan. Dua tangga bus ditolehkan “Masih kosong.” Melihat kondisi bus yang baru saja sampai di terminal. Kondektur dan Pak supir langsung memesan kopi hitam dibalik kaca bus tujuan. Ratih memasuki bus tersebut dari pintu depan menuju dua tempat duduk belakang sebelah kanan, sesuai dengan nomor dalam tiketnya.
“Yah ternyata dipinggir.”
“Gak bisa nyender”.
Ratih tinggalkan dua kresek dari bu Yanti untuk menandakan bahwa dirinya sudah menemukan tempat duduk untuk perjalanan pulangnya. Satu, dua, setelahnya orang-orang mulai memadati bus dan wajah lega yang ditemukan karena panas menunggu di luar.
Ratih keluar meninggalkan bus, berpikir untuk memberi es dawet karena bapak kondektur berteriak “masih satu jam lagi kita berangkat ya bapak, ibu.” Sendal jepit merah muda kusam bersama si ransel dan tas mukena di bahu untuk sholat ashar, duduk dengan asap rokok yang memenuhi pernapasannya, Ratih tetap menikmati es dawet dinginnya sambil melongok bus dihadapan mulai terisi penuh. Di lepasnya headset di telinga Ratih, bergegas ia langsung ke masjid sebrang serong kanan dari bus tujuannya. Gumam,
“Air wudhu yang segar ini menjadi penenang hati, ketika sore yang lama sekali untuk berangkat.”
“Puji syukur, Ratih damai dengan pikiran-pikiran-nya sebelum kembali ke Jakarta.”
17.02 PM
“Mbakkkkk, ayo 10 menit lagi dah mau berangkat.” Pak kondektur keliling sekitar meneriaki yang dipikir penumpang bus tujuan.
Ratih tergesa-gesa dengan sandal merah muda kusam, melewati pintu belakang bus dan gumam, “Semoga duduk sama ibu-ibu, atau mbak-mbak.” “Oke gue udah duduk sekarang.”
17.04 PM
[ Di dalam Bus ]
“Bus berangkat ya bapak ibu….” Teriakan dari arah depan.
“Ini bus, suka-suka bapak kondektur dan bapak supir ya.”
Laki-laki ransel biru, jaket parka terlihat seperti pulang naik gunung menganggu dua kresek hitamku. Sok tahunya si Ratih dan gumamnya ibu-ibu atau mbak-mbak ternyata keliru. Laki-laki lebih muda dariku atau seumuran sepertinya dari Jakarta juga. Sepatu hitam mirip converse, jeans hitam, rambut yang rapih tapi juga berantakan. Headset hitam senyum-senyum dibalik layar handphone-nya. Laki-laki kulit sawo matang, tinggi sekitar 170-an, look yang lumayan okay dilihat, kelihatannya bukan mas-mas aneh, atau mas-mas iseng, atau mas-mas alay yang doyan selfie. Tapi, laki-laki yang sepertinya pendiam, sopan (?), gerik yang suka berpergian, tahu dari mana, entahlah laki-laki yang gak bikin paranoid di awal perjalanan pulang.
Gak ada buku di ransel Ratih, cuma suara “rara sekar-growing up” di telinganya di dengar berkali-kali. Dilihatnya kanan jendela bersama teman sebelahnya yang dipikir ibu-ibu atau mbak-mbak, alias laki-laki jaket parka hitam yang suka senyum-senyum sendiri diponselnya.
“Jangan kena bahu gue”
*****
Lamunan menunggu kabar seseorang dari Jakarta, saat itu.
Kabar seseorang yang berarti untuknya, untuk waktu yang cukup lama.
Kumandang maghrib, isya berlalu di perjalanan pulang, dengan pantat yang cukup panas yang akan terus panas karena duduk dengan gaya satu arah gumamnya
“Alhamdulillah udah dapet kabar.”
“Udah lama gak bercanda.”
“Tapi, gapapa.”
Sembari si bus banyak melewati lampu merah yang sepertinya masih di tengah kota Jogja.
Perjalanan semakin gelap dan sepertinya sudah asing buatku mengenal arah bus ini untuk pulang ke rumah. Cuma ada rumah warga, penerangan yang buram, dan laki-laki jaket parka (L) mengajakku ngobrol pertama kalinya,
20.45 PM.
L : “Lo mau duduk di pojok?”,
R : “Eh enggak.”
L : “Lo aja yang duduk di pojok, gue gampang.”
R : *asli sok asik*
L : “Eh iya boleh. Hehe. Thank you ya.”
*Pindah tempat duduk*
R : *Akhirnya-akhirnya, Ratih yang tida tahu diri.”
L : “Mau pulang ke Jakarta atau mau liburan ke Jakarta?”
R :“Mau pulang ke Jakarta, hehe.” Lo juga?”
L : “Iya, gue turun di Bekasi, tapi.”
R : “Oalah”
L : “Asli Jogja atau liburan aja?”
R : “Rumah nenek di Jogja, hehe.”
L : “Kenapa naik bus?”
R : “Pesen baru kemarin, tiket kereta abis, tiket pesawat harganya kaya mau ke raja ampat. Bus pilihan pasar semin emang gak pernah boong, poolnya deket sama rumah gue, tapi ini pertama kalinya. Hahaha.”
L : “Hahahahaha, kasian amat. Kenapa pulang?”
R : “Ada urusan kampus mendadak. Hehe. Lo nanya mulu, rumah di Jogja juga?”
L : “Iya, Rumah nenek, sampe SMA gue tinggal di Jogja, baru kuliah ini aja gue ikut bokap nyokap di Bekasi.”
R : Oalah gitu. Eh tapi lo gak medok dan gak keliatan lama tinggal disini, hahaha.”
L : “Hahaha iya gue bolak balik bekasi-jogja, gak keliatan bisa ngomong bahasa jawa lancar juga. Haha.
R : “Oalah gitu. Gue keturunan jawa doang, Disuruh ngomong jawa juga bingung. Cuma di medok-medokin aja. Haha.”
L : “Gapapa, haha.” Eh, nanti lo turun gak pas bus-nya istirahat?”
R : “Tergantung, pengen ke toilet atau enggak.”
L : “Yaudah bareng aja. Udah lebih dari 10 kali gue naik ini bus bakal rame banget nanti pas istirahat, apalagi libur lebaran gini.”
R : “Eh iya boleh deh. Gue mau makan juga kali ya.”
L : “Oke bareng aja.”
R : “Sip.”
*****
Sesekali Ratih cek google maps kemana ini arah bus di perjalanan, sambil mengecek pesan di WhatsApp, Cuma ada balasan dari ibunya dan tertanda “checklist satu” untuk seseorang yang sangat berarti untuknya. Tertanda bahwa pesan belum deliv. Belum sampai di ponselnya. Entah ponselnya yang tidak aktif secara tidak sengaja atau memang tidak begitu penting memikirkan ponsel yang aktif atau tidak. Lagi-lagi “Udah lama gak bercanda.”
Pesan gumam Ratih,
“Udah lama gak bercanda” di dalam hatinya hanya menandakan bahwa sesekali ingin dirinya membagi sesuatu yang terjadi pada saat itu.
Bahkan desakannya harus pulang buru-buru ke Jakarta di waktu liburan. Bahkan,
Riwehnya memesan tiket,
Tidak bisa ikut berlibur dengan keluarga,
TIdak nyamannya dua hari sampai di Jogja dan harus kembali lagi ke Jakarta,
Patuhnya harus menunggu bus dua jam lamanya di terminal ,
Tidak sampai hati harus merepotkan ayah-ibu-nya untuk mengantar ke terminal memilih naik angkot dari pasar dekat desa.
Tanpa suara dari dirinya di setiap situasi dan kondisi,
Terkadang ingin ia bagikan untuk seseorang yang berarti baginya, tetap begitu hening.
Bahkan, bertemu dengan laki-laki parka hitam teman perjalanan pulangnya,
Tidak membuat Ratih excited untuk membagikan kepada seseorang yang berarti untuknya.
Laki-laki yang membuat suasana menjadi terasa ingin di dengar,
Bertukar cerita ringan,
Mengalihkan semua keegoisan dengan setiap keadaan.
Rasa syukur Ratih ketika teman bercakap malam itu sampai pukul 02.20 AM.
Ratih terlelap setelah makan di Rest Area pemberhentian bus bersama laki-laki parka di sebelahnya.
Ratih terbawa dengan kebaikan menemaninya turun dari bus untuk berisitirahat,
Mengantar dan menunggu di depan toilet rest area yang sesak,
Makan soto mie,
Minum teh hangat,
Menjadi teman bersua,
sela-sela tertawa sepanjang jalan,
Kami kembali...
Dan bus melanjutkan perjalanan…….
*****
05.30 AM.
L : “Eh bentar lagi Bekasi nih.”
R : *Sengaja dibangunin*
*Belum sadar*
*Masih merem*
L : “Bisik pelan*
.
.
“Hati-hati, biasanya nanti ganti bus kalo udah di Bekasi. “
“Dan banyak bapak-bapak bau. Haha.”
R : “Eh seriusan?” Ribet banget.”
*masih merem*
*Bus berhenti*
L : “Eh gue pamit ya.
.
.
.
.
” Sampe ketemu ya.”
.
.
.
.
R : *langsung bangun*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nama lo siapa?
*****
07.30 AM
[Jakarta Selatan]
Growing up
What are we supposed to see, to feel, to meet
Growing up
What are we supposed to miss, to keep, to leave
When it hurts
It hurts me
When it hurts
Still hurts everytime
One leaves, one ceases
Growing up
How are we supposed to give, to take, collate
Growing up
How are we supposed to love, to breath, to be
When it hurts
It hurts me
When it hurts
Still hurts everytime
We fall and we crawl
Can anybody tell me
Can anybody tell me
Can anybody help me
How to / what to do…
Denizens of the deep
Drifters of the current
Where do we go
Where do we seek?
If not,
Within
Within me
Within you,
Song by : Rara Sekar.
******
We know only little-not-to-seriously-
1 note
·
View note
Text
Yang dipanggil Ghea, bukan Juwita.
" Mul, matikan lagunya sekarang juga. " Kataku berteriak ketika lagu cinta positif diputar oleh salah seorang teman tepat saat mencuci pakaian.
"apaan sih de..." Jawabannya demikian. Sepertinya suara air dari keran membuat teriakan tadi tak terdengar jelas.
Akupun mematikan keran air. Lagu tersebut masih saja bersenandung.
"Mul, hentikan Lagunya. Ganti.." aku berteriak kembali.
"Lah de, kan lagi pengen denger lagu ini" Jawabnya.
"hentiin gak Mul... Hentiin..."
"Enggaaak..."
"muuul.. dikit lagi lagunya masuk ke lirik yang aku gak suka. Hentiin.." Kataku kembali berteriak.
"enggaaak..penasaran..apasih" Jawabannya.
Lagu kemudian hampir sampai pada liriknya yang aku benci selama ini.
"aaah muuul... Tidaaaaaaak." Aku segera berlari meninggalkan tempat cucian untuk menghentikan lagunya.
"assalamualaikum Ghea...."
Klik.
"Aaah, tuuuhkan. Aku benci" Aku menyesal, pengorbananku gagal.
"kenapa sih de.." tanyanya penasaran.
" itu looooh.. yang dia panggil Ghea bukan Juwita." Kataku dengan muka cemberut dan kesal.
"Hahahaha, de.... Sebegitunya." Dengan enaknya ia langsung tertawa terbahak-bahak.
Andai saja tau, bagiku tak sekedar lagu.
2 notes
·
View notes
Text
Sebelum mengganti air radiator, pahami dahulu tentang cara kerjanya
Cara ganti air radiator mobil. Mungkin tidak semua orang mau melakukan hal ini. Sebab bagi sebagian orang ganti air radiator mobil sendiri merupakan hal yang merepotkan. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa kegiatan ini menyenangkan, terlebih bagi mereka yang suka mengoprek mobilnya sendiri.
Air radiator sendiri sebenarnya memiliki fungsi untuk mendinginkan suhu mesin mobil sehingga mendapatkan temperatur kerja yang optimal. Itu karena mesin mobil atau motor sebenarnya tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.
Ada suhu tertentu yang disarankan sebelum bisa menjalankan mobil. Bagi anda yang mau tahu tentang cara ganti air radiator mobil sendiri, simak baik-baik ya.
Sebelum mengganti air radiator, mungkin banyak yang bertanya. Kira-kira mana yang lebih bagus antara air coolant atau air keran biasa?
Pertanyaan seperti itu masih sangat sering terdengar. Entah mengapa pertanyaan lebih bagus air coolant atau air biasa selalu jadi perdebatan bagi sebagian orang.
Baik coolant atau air biasa, sebenarnya punya peran sama untuk mendinginkan mesin. Akan tetapi, pelepasan panasnya memang harus diakui jika air coolant lebih baik sehingga mesin bisa mendapatkan suhu ideal berkendara.
Namun jika memakai air keran, titik didihnya lebih besar karena air tersebut tidak mengandung zat kimia tertentu.
Jika boleh memberi saran, kami akan sangat menyarankan agar menggunakan air coolant. Sebab coolant memakai zat kimia yang memiliki kemampuan lebih baik dari air biasa.
Air coolant mampu menyerap panas dengan titik didih yang lebih tinggi. Efeknya pemakaian coolant bisa lebih panjang dibandingkan dengan air biasa.
Kelebihan lain memakai coolant adalah menjaga water jacket pada mesin tidak cepat korosi. Berbeda dengan air biasa yang lebih cepat menyebabkan korosi pada water jacket.
Bagi mobil yang sudah lama memakai air biasa ada baiknya rajin melakukan pengecekan. Biasanya untuk mobil yang terbiasa memakai air keran yang mau pindah ke coolant wajib dikuras terlebih dahulu.
Kuras Radiator
Untuk mobil yang terbiasa memakai coolant tak masalah jika langsung dikuras. Masalahnya adalah mobil yang terbiasa memakai air keran diganti coolant.
Ini karena akan ada efek jangka pendek yang terasa. Salah satunya adalah kerusakan pada radiator dan selang.
Sebab mobil yang tadinya memakai air biasa lalu diganti menjadi coolant bisa berpotensi kerusakan. Air coolant punya zat aditif yang bisa merontokkan karat.
Usahakan lihat dahulu di bagian bibir radiator atau tutup radiator, apakah berkarat. Jika berkarat, pastikan jangan langsung diganti coolant.
Pemakaian air biasa ini bisa membuat pipa water inlet dan water pump menjadi berkarat. Kalau sudah seperti ini, sebaiknya lakukan pengecekan terlebih dahulu dengan melakukan servis radiator.
Usahakan jika ingin menguras, ada baiknya melakukan pembersihan juga pada radiator. Bisa mendatangi bengkel spesialis radiator atau memakai cairan flushing.
Jika memakai cairan flushing, pastikan setelah itu silahkan mengisi radiatornya dengan air bersih. Bersihkan secara menyeluruh agar kotoran bisa terbuang maksimal.
1 note
·
View note
Text
Viral Terperosok ke Got di Koja, Begini Kondisi Anies Baswedan
KONTENISLAM.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terperosok ke parit saat tengah menyapa warga Koja, Jakarta Utara. Kasudinkes Jakut Yudi Dimyati menyebut kondisi Anies baik-baik saja. "Nggak ada (luka). Bapak (Anies) langsung jalan biasa, kaget aja masuk kakinya langsung buru-buru dinaikin," ujar Yudi kepada detikcom, Sabtu (11/9/2021). Yudi mengatakan air dalam got tempat Anies terjeblos dangkal. Sehingga, hanya sebagian kaki Anies yang basah. "Basah sepatunya buru-buru kita siram. Got-nya nggak kotor, bersih," terang Yudi. "Kan di situ ada keran buat cuci tangan langsung dibuka aja sekalian disiram sepatunya," lanjutnya. Yudi menyebut tak ada kata yang terucap dari Anies ketika dirinya terjeblos ke got. Anies, kata Yudi, juga tidak marah karena peristiwa itu. Anies Angkat Bicara Anies bercerita mengenai kejadian yang viral di media sosial itu. Ia menyebut sandalnya putus. "Perjalanan seru tadi di Sentra Vaksinasi Tanah Merah. Kecebur got, ganti sandal jepit. Eh, sandalnya putus," cuit Anies di akun Twitter-nya. Anies juga mengungkap dirinya sempat berjalan tanpa alas sepatu hingga berhasil memperoleh sepatu pinjaman. "Sempat nyeker sampai dapat sepatu pinjaman," terang Anies. Diketahui video Anies terperosok ke got viral di media sosial. Peristiwa itu disebut terjadi di Koja, Jakarta Utara, Sabtu (11/9/2021). Anies diketahui datang meninjau kegiatan vaksinasi Corona bagi warga di lokasi tersebut. Dalam video viral itu, awalnya terlihat petugas pengamanan berjalan di depan Anies. Para petugas itu meminta warga di sekitar lokasi untuk menjaga jarak. Anies kemudian tampak berjalan sambil menyapa warga yang bergantian memanggil namanya. Anies tampak tak melihat ke depan. Dia terlihat berjalan sambil melihat dan melambaikan tangan ke arah warga. Tiba-tiba Anies terperosok ke dalam parit. Sejumlah orang di lokasi berusaha memegangi Anies. Ada orang yang langsung membantu Anies berdiri. Sejumlah warga terdengar berteriak.(detik)
from Konten Islam https://ift.tt/3z8fRkC via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/09/viral-terperosok-ke-got-di-koja-begini.html
0 notes
Text
Your Favorite Place
.
Dahi gue berkerut kaya dasi anak SD baru beres pramuka. Mencoba mencari cara lain biar orang di depan gue ini nggak harus nginep di tempat gue. Sempat terpikir untuk nitipin dia di kamar anak kost yang lain, tapi nanti malah jadi makin nggak bener. Kagak deh. Mulut anak-anak kost udah kaya kompor tukang pecel lele yang dinyalain kenceng, yang suaranya Woooossshhh. Sekali nyerocos bisa mengundang huru-hara.
Terlebih kostan tempat gue tinggal adalah kostan cewek, cewek kan mulutnya dua. Atas bawah. Kalau udah menyangkut gosip mah, beuh laron lagi berkembang biak di lampu teras aja bisa jadi bahan gosip.
Bahaya.
Namun malam ini gue mengurungkan niat untuk lebih banyak omong dan kagak protes. Cukup deh cukup gue melakukan kesalahan kaya tadi sekali aja. Sekarang lebih baik gue diam daripada harus menghadapi masalah lebih dari ini. Malam ini mulut gue sudah menyebabkan gue melanggar salah satu janji paling besar yang gue buat dulu sehari setelah pergi dari rumah.
“Yaudah.” Ucap gue seraya menutup laci kasir dan menaruh uangnya di dalam brankas toko.
Gue kemudian pergi lewat pintu belakang dan si cewek itu mengikuti sambil sesekali fokus sama hapenya. Mungkin lagi mencoba cari alternatif lain daripada harus nginep di kostan cowok.
Hujan masih sedikit terasa. Lebih kecil dari rintik-rintik namun stabil. Meski hujannya nggak besar, cuaca jam 2 malam yang hampir menyentuh jam setengah tiga pagi di Bandung seperti sekarang ini adalah kombinasi pahit manis yang luar biasa menyiksa kulit. Dinginnya udah nggak pake otak. Embun juga sudah mulai turun. Aduh kisut dah ini yang di dalem celana menciut jadi segede sukro kembar.
.
===
.
Motor gue yang selalu diparkir tepat di bawah lampu jalanan membuat gue tidak harus kesusahan mencari itu sepedah roda tiga di tengah malam gelap begini. Sambil berjalan menghampiri motor, gue sempat terpikir bisa nggak ya motor gue itu dipake boncengan berdua?
Soalnya beberapa bulan yang lalu Jessica pernah minjem motor gue buat beli persediaan telor ayam, terus tiba-tiba itu motor mati gitu aja di tengah jalan sampe dia nangis-nangis di telepon minta jemput ke gue. Jessica yang badannya segede singkong ditambah telor 2 kilo aja bisa ngebuat motor itu ngadat. Lah gimana gue yang badannya tinggi gede ditambah cewek ribet ini?
Semoga nggak aneh-aneh dah Ya Robb.. Malam ini sudah cukup melelahkah.
Ketika gue hendak membuka bagasi motor di bawah jok, lagi-lagi gue diem sebentar. Si cewek di belakang ini sudah melindungi kepalanya dari rintik hujan dengan tas kampusnya.
“Loh? Naik ini?” Tanya dia kaget.
Mendengar pertanyaannya polosnya itu, hati gue terasa patah. Dompet gue menangis.
Gue melirik dengan perasaan bete. Dan dia cuma ngeliatin dengan perasaan was-was dan rasa takut kalau-kalau ini motor mendadak bannya ngegelinding sendiri pas dinaikin nanti.
Wajar sih kalau dia kaget. Ya tapi nggak usah merendahkan kaya gitu lah! Gini-gini juga motor ini gue beli pake uang gue sendiri nih! Meski masih nyicil :(((
“Taksi aja lah! Lagian hujan.” Rengek dia masih dengan posisi yang sama, berteduh di bawah tas kampusnya.
Gue nengok ke kiri dan kanan.
“Lu pikir ada taksi jam segini?” Gue akhirnya ngomong juga saking betenya, dan dia cuma mendengus kesal seperti tidak terima.
Gue membuka jok motor dan melihat ada seonggok plastik jas hujan di sana. Gue lirik sedikit ke si mbak Adele, lalu gue kembali melihat ke arah jas hujan kucel itu.
Waduh, masa plastik tipis begini gue kasihin ke dia? Ntar dia kaya bibit lele dong di atas motor sambil diwadahin plastik begitu. Kasian amat. Lagian mana mau dia dipakein jas hujan 10 ribuan begini. Ini sih bukan jas hujan, tapi lebih tepatnya kertas kresek ukuran jumbo. Bahkan sama Trash Bag aja masih tebelan plastik Trash Bag dibanding jas hujan gue ini.
Akhirnya gue tutup lagi itu jok motor lalu membuka jaket gue. Dan gue serahin gitu aja sama dia. Keadaan dia saat itu hanya memakai kemeja formal sama luaran jaket denim yang pendeknya cuma sampe di bawah dada doang. Entah itu jaket apa tanktop dah kagak tau gue kegunaannya apaan. Nutupin udel aja kagak.
“Pake aja. Hujan.” Kata gue sambil nyerahin jaket gue gitu aja.
Gue nggak nawarin, tapi gue langsung nyerahin jaket itu. Karena gue tau dia bakal basa-basi nolak kaya cewek kebanyakan. Daripada drama, lebih baik gue skip aja dah adegan begitu sebisa mungkin.
Gue nyalain motor gue dan menurunkan step kaki penumpang satu-satu pake tangan. Dengan helm yang juga seadanya, gue nengok sambil nyuruh cewek itu naik.
Dan dia masih kelihatan ragu.
Malem ini ootd gue jelek banget. Kagak pake jaket, helmnya kaya helm proyek. Terus celana jeans gue digulung sampe di bawah dengkul. Udah mirip tukang ojek lagi maksa anak SD yang baru turun naik angkot.
“Cepetan keburu hujannya gede terus motor ini hanyut nanti!” Bentak gue.
Dan dia langsung buru-buru naik gitu aja di jok belakang.
.
===
.
Meski kecepatan motor ini nggak lebih cepat dari mobil tamiya, namun sudah lebih dari 2 kilometer tampaknya motor ini tidak terlihat ada keluhan sama sekali walaupun per di jok motornya udahmenimbulkan bunyi-bunyi menakutkan.
Sepanjang perjalanan, badan gue menggigil. Ya gimana enggak?! Gue nggak pake jaket + kesebor air hujan + naik motor di kota Bandung subuh-subuh begini. Geblek! Gigi gue gemeletuk, Si mbak Adele di belakang mah enak, Jaket gue yang besar malah menutupi dirinya yang berpostur sedang dengan sangat baik. Enak bener dah.
Sekarang gue sedang melintasi jalan Diponegoro. Depan Museum Geologi. Meski sudah jam segini, masih terlihat ada beberapa penjaja makanan kaki lima yang tendanya masih buka. Setau gue di sini ada yang jual bajigur terkenal banget di Bandung. Tanpa pikir panjang, gue langsung belokan motor gue ke jalan Cilaki dan parkir di depan salah astu tenda yang bertuliskan menjual bajigur dan bandrek itu.
Ketika motor gue selesai parkir, si mbak Adele langsung mukul helm gue sampai kaca depannya muter ke belakang.
“Kenapa malah berhenti?! Keburu makin pagi!” Katanya marah-marah sambil mukanya ketutupan hoodie jaket gue.
Gue nggak peduliin ucapan mak lampir yang satu itu. Gue langsung masuk ke dalam tenda dan memesan dua bajigur panas. Satu diminum di sini, satu lagi dibungkus. Sambil menunggu pesanan dibuatkan, kepala gue nongol ke luar tenda.
“Mau jeruk panas gak?” Tanya gue.
Dia diem.
“Yaudah.” Gue masuk lagi ke dalem tenda.
“Mau deh satu.” Tiba-tiba dia berubah pikiran.
“...”
Sembari menunggu pesanan jeruk panasnya dibuat, minuman bajigur gue sudah jadi. Tanpa pikir panjang gue telan dengan ganas itu bajigur panas karena badan gue saat itu sudah sangat kedinginan. Bisa-bisa demam nih kalau gini caranya.
Sedangkan bajigur yang dibungkus di dalam kresek itu gue kasih tambahan tali rapia melingkar di kedua gantungan kreseknya, sehingga kreseknya bisa gue gantungin di leher dan si kresek bajigur itu nempel di perut gue.
ALHAMDULILLAH ANGET!! UDEL GUE NGGAK HARUS KEMBANG KEMPIS LAGI!!!
Goblok emang, tapi ini satu-satunya cara yang kepikiran oleh gue saat itu untuk menghangatkan perut. Sebelum kembali naik ke atas motor, gue serahin jeruk panas yang sudah dimasukkan dalam plastik lengkap dengan sedotannya itu.
“Sedot di jalan aja.” Kata gue yang langsung memakai helm lagi.
Gue tau dia ngeliatin kresek bajigur yang menggantung di leher gue, tapi gue nggak peduli. Ah terserah lah, yang penting gue nggak masuk angin.
Motor pun kembali gue pacu secepat mungkin meski cuma mentok di 40 kilometer perjam doang. Mirip sama kecepatan kang becak yang baru nelen kratindeng.
.
===
.
Butuh lebih dari 30 menit hingga pada akhirnya kita sampai di depan gerbang besar kostan gue. Karena malam ini gue nggak bawa kunci, terpaksa gue harus bangunin budi dari luar gerbang.
“BUDI!!!!!”
“BUDI BANGUN!!!”
Harus lebih dari 6 kali gue memanggil Budi hingga pada akhirnya dia muncul keluar dan membuka gerbang.
“Tumben mas malem banget.” Tanya budi sambil mendorong gerbang.
“Haduuuh, musibah, Bud!” Kata gue sambil ngedorong motor gue masuk ke dalam gerbang.
“Eh?! Mas Ian kenapa?! Kecelakaan?!” Tanya Budi kaget tanpa menyadari ada satu mahluk di belakang gue lagi berdiri ngintilin gue dari tadi.
“Kagak! Lebih parah dari itu!” Balas gue bisik-bisik di sebelah Budi. “Noh liat belakang noh.” Sambung gue.
Dan Budi langsung nengok ke belakang. Budi cukup kaget melihat ada seonggok mahluk di belakang yang lagi berlindung di balik jaket yang kedodoran.
“Mas, itu cewek mas?” Tanya Budi bisik-bisik.
“Cewek lah, lu kira mangkok bubur.”
Ada kerut heran di wajah Budi, dan gue yang melihat hal itu cuma bisa nenangin Budi dan ngasih kode bakal gue jelasin semuanya besok.
“Bud, ada kamar kosong yang bisa dipake nggak?” Tanya gue sambil masuk ke ruang tamu dan mengambil salah satu anduk untuk mengeringkan badan.
“Nggak ada mas, adanya juga kamar di sebelah mas itu. Itu pun nggak ada kasurnya.”
“Waduh. Gimana ya.”
“Titipin ke anak kost yang lain aja mas. Ke mbak Rara mungkin?”
“Yah elo, Bud. Itu sih sama namanya kaya naroh sajen di bawah pohon pisang. Cari masalah aja ah.”
Budi cuma cengengesan.
“Yaudah, Bud. Gue ke atas dulu. Besok tukang keran jadi dateng?”
“Jadi mas, jam 10 katanya.”
“Oke.”
Setelah Budi balik lagi ke kamarnya, gue nengok ke arah Mbak Adele yang masih diam saja dari tadi, gue menyuruhnya naik ke atas dengan gerakan kepala dan dia cuma mengikuti saja.
.
===
.
Begitu pintu kamar dibuka, gue langsung menahan cewek itu sebelum masuk ke dalam kamar.
“Sepatu buka.” kata gue.
Dan dia nurut.
“Keset dulu.”
Dia nurut.
“Nih, elap dulu betisnya.”
“Ribet amat sih!!”
“Yeeee udah numpang malah protes!”
“Loh lo pikir gue mau numpang di sini? Lo kira ini sem..”
“Iya iya iya. Dah ah jangan ribut, nggak enak sama tetangga. Cepet masuk.” Gue tarik badannya untuk masuk dan langsung mengunci pintu dari dalam.
“Kalau celana lo basah, jangan duduk di kasur. Duduk di lantai dulu aja. Nanti gue cariin baju ganti.” Kata gue yang makin perfeksionis sama kebersihan.
Si cewek itu tidak mendengar, dia malah lebih memilih melihat-lihat keadaan kamar gue yang bisa dibilang rapih banget ini. Semua benda tersusun dengan benar. Tidak ada benda berserakan begitu saja. Bahkan sprei kasur pun selalu dalam keadaan rapih tidak ada lipatan sama sekali.
Gue membuka lemari, mengambil beberapa baju dan celana dalam. Biarpun sekarang sudah hampir subuh, tapi gue lebih memilih mandi daripada harus tidur dengan badan yang kotor begini. Gue buka hape gue dan memilih satu lagu di playlist musiknya. Yaaa.. kebiasaan buruk gue yang lain adalah, kalau mandi harus sambil dengerin lagu. Karena sudah malam, gue memilih lagu Jazz Chill gitu, dari band Joey Pecoraro yang judulnya Your Favorite Place.
Baru satu langkah mau masuk ke kamar mandi, tiba-tiba mbak Adele memanggil gue.
“Gue tidur di mana nanti?” Tanyanya sambil meletakkan tasnya di atas kursi komputer gue.
Gue berpikir sebentar, lalu menunjuk ke arah kasur. “Kasur.” Jawab gue singkat.
Dia melihat ke arah kasur, dan kembali melihat ke arah gue.
“Lo tidur di mana nanti?” Tanyanya lagi.
Gue berpikir lagi,
“Kasur juga lah. Masa gue tidur di lantai?”
Dia langsung nengok kaget ke arah gue, dan dengan polosnya gue langsung menutup pintu kamar mandi.
.
.
.
.
Bersambung
405 notes
·
View notes