#fajrseminar
Explore tagged Tumblr posts
Text
[SEMINAR]
CfDS
CENTER FOR DIGITAL SOCIETY
90◦ Digitalk
Do We Really Own Our Data?
Hai semuanya, selamat datang di tumblr dengan username fajrshiruetto. Saya teringat dengan “quotes hidup” yang dikatakan oleh seseorang yang saya lupa siapa yang menciptakannya. Kurang lebih quotes-nya seperti ini, “Jika kamu ingin dikenang selamanya, maka menulislah”. Maka dari itu mulai hari ini dan seterusnya saya akan menulis agar saya bisa menyampaikan apa yang saya pelajari dalam hidup ini, dan saya akan berusaha menyampaikan kepada orang lain agar ilmu yang orang yang lain sampaikan ke saya bisa bermanfaat secara berantai.
Post pertama saya ini adalah membahas tentang “Apakah kita benar-benar-benar memiliki data kita?”. Maksud dari pertanyaan ini adalah apakah hanya kita yng memiliki data kita atau ternyata orang lain juga memiliki data kita yang digunakan untuk kepentingan sendiri atau suatu kelompok. Ilmu yang berfaedah ini saya peroleh pada tanggal 15 Agustus 2019 di Conveniant Hall Fisipol UGM, Yogyakarta. Ketikan yang saya sampaikana ini adalah seluruh rangkaian acara yang saya dengarkan dengan saksama, saya rangkum dengan menggunakan bahasa saya sendiri, dengan tambahan secukupnya serta keterbatasan manusia pada saat memperhatikan sesuatu. Jadi jika ada yang salah dari tulisan saya ini baik dari segi penulisan, bahasa yang digunakan maupun kesalahan informasi/fakta, mohon diberitahukan dengan cara yang baik-baik. Terima kasih.
Ada kejadian yang sudah cukup lama di Amerika. Suatu hari ada seorang ayah yang hidup sendiri dan bersama anak gadisnya yang masih sekolah. Suatu ketika rumah pria tersebut diberikan brosur tentang perlengkapan bayi, atau apa-apa saja yang dibutuhkan seorang ibu yang baru pertama kali memiliki anak. Lantas sang ayah tersebut marah besar dan langsung menghampiri toko swalayan yang memerikan rumah pria tersebut brosur yang berisi tentang kebutuhan ibu dan bayi. Ditanyalah kepada manajer dari toko tersebut, maksud dari ini semua apa katanya. Setelah beberapa minggu betul saja perut dari anak gadisnya itu membesar dan memang hamil faktanya, setelah mengetahui hal yang sebenarnya Ayah dari anak perempuan itu langsung meminta maaf kepada manajer dari toko swalayan karena anak perempuannya memang membutuhkannya.
Di zaman yang sudah maju ini pada umumnya, dan kemajuan revolusi 4.0 pada khususnya semuanya sudah sangat cepat termasuk data pribadi yang kita unggah ke internet baik ketika sedang mengisi formulir maupun ketika sedang registrasi akan sesuatu. Sehingga sangat mudah bagi Data Scientist untuk memperoleh data suatu penduduk dari suatu negara dengan mudah diperoleh terutama dari insntansi non-pemerintah (pihak swasta). Bagi sebagian dari kalian memang data yang tercuri bukanlah hal suatu masalah terlebih lagi jikat data yang kalian isi ketika mengunggah suatu borang yang sifatnya non-formal tidak sepenuhnya kalian isi dengan benar.
Bagaimana hal ini bisa terjadi, ketika teknik pemasaran lebih mengetahui seorang anak gadis yang hamil dibanding ayahnya sendiri yang tidak tau dengan keadaan anaknya yang sesungguhnya. Di sinilah Data Scientist contohnya kerjanya seperti ini , ketika seseorang membeli sesuatu di toko, , ada orang yang membeli sepatu, tas, alat tulis, seragam pada periode tertentu dengan data pembeli yang banyak. Dengan bantuan metode sampling data statistik. Data Scientist bisa mengetahui siapa aja yang membeli sesuatu, pada periode kapan, pada usia berapa yang membeli sesuatu tersebut. Ternyata yang membeli perlengkapan sekolah tersebut adalah anak-anak yang masa liburannya masu habis dan pada periode tersebut perlengkapan sekolah sangat dibutuhkan. Kurang lebih seperti inilah Ilustrasi yang menjelaskan bagaimana caranya target pemasaran atau pemberian brosur bisa tepat sasaran jatuh kepada rumah seorang gadis yang sedang hamil muda, bahkan ayahnya sendiri tidak mengetahuinya.
Filter bubble algorithm = fitur yang berguna untuk membatasi informasi yang terekam oleh pengguna.
Nyata, ketika dua orang yang mencari suatu kata kunci di mesin pencari yang sama, dengan waktu yang sama, tempat yang sama, hasil yang keluar berbeda sama sekali. Mengakapa bisa terjadi demikian? Karena smartphone kita sudah terintegrasi dengan apa kebiasaan kita ketika sedang berselancar di internet, apa kesukaan kita, ke mana saja kita pergi, itu semua kadang terekam di smartphone kita tanpa kita sendiri menyadari.
Perusahaan-perusahaan besar seperti instagram dan facebook setelah merekam track pengguna, akan memunculkan iklan yang hanya menjadi kesukaan pengguna tersebut, dan ini adalah hal yang buruk. Itulah sebabnya tidak sedikit orang-orang membeli barang di media sosial ketimbang di e-commerce.
Kebodohan yang paling fatal adalah di zaman sekarang adalah pihak-pihak swasta menjual data-data pribadi orang.
Dikutip dari Film “The Great Hack”, bahwa di modern era ini data lebih berharga dibanding minyak. Salah satunya adalah dengan data kita bisa menargetkan produk pasar dengan mudah, mengetahui apa ketertarikan orang-orang sehingga dengan data sampling yang akurat bisa mengetahui apa yang dibutuhkan suatu penduduk pada waktu-waktu tertentu.
DATA IS THE NEW OIL
Ada 2 jenis data : (1)Data yang terstruktur = baris dan kolom. (2)Data yang tidak terstruktur = gambar, video, dan musik
Contoh perkara paling mudah pengumpulan data oleh kalangan mahasiswa adalah ketika mengikuti seminar. Ketika kita mengikuti seminar terutama yang “gratis”, sesungguhnya acara tersebut tidak benar-benar gratis, karena kita membayar biaya dari seminar itu secara tidak langsung, yaitu menggunakan DATA. Seperti nomor handphone, surel, bahkan saya pernah mengikuti seminar yang harus menuliskan di mana alamat peserta tersebut berada. Saat itu saya masih lugu dan bekum mengetahui untuk apa semua data tersebut secara demikian dibutuhkan, anggapan saya saat itu adalah bahwa data-data tersebut mungkin akan dijadikan laporan bahwa telah dilaksanakan acara seminar.
Entah pengalaman saya yang satu ini berhubungan dengan pernyataan di atas, sekitar kuartal pertama di tahun 2019 saya pernah dihubungi oleh suatu perusahaan asuransi jiwa, saya diajak dengan ajakan yang agak memaksa, agar saya bisa mengikuti program yang katanya beberapa bulan pertama itu gratis, jika tidak mau melanjutkan untuk mengikuti setelah beberapa bulan tersebut maka akun saya akan hangus dengan sendirinya. Yang saya heran ketika untuk mengikuti program tersebut saya harus mendaftarkan nomor rekening bank saya. UNTUNGNYA saat dihubungi oleh customer servis perusahaan jasa asuransi tersebut masih terbatas dengan mengetahui dengan nama samaran saya. Sekitar 3 bulan setelah kejadian tersebut, ketika saya sedang menikmati liburan dan selonjoran di ruang tengah. Saya mengalami hal yang serupa yang sama. UNTUNGNYA LAGI, mereka masih sebatas mengetahui data samaran saya, jadi saya merasa tenang yakin karena data saya yang tersebar adalah akun kedua saya di dunia maya. Kesimpulan untuk ke-3 paragraf ini adalah saya masih belum bisa memastikan apakah data-data yang diseminar umum yang ada apakah digunakan untuk perihal buruk atau tidak.
Kasus yang menurut saya paling parah adalah ketika kita meminjam dana secara daring yang persyaratannya ‘dianggap’ mudah oleh orang-orang awam khususnya tentang privasi data pribadi. Ketika seseorang meminjam dana di perusahaan fintech yang keresmiaannya dipertanyakan itu, dan menunggak bayaran. Karena sebelumnya ketika dia mengunduh aplikasi fintech tersebut tidak dibaca terlebih dahulu terms and conditions -nya, bisa jadi aplikasi tersebut cukup satu kali meminta izin untuk mengakses kontak di smartphone tersebut. Kasus ini terjadi oleh kerabatnya kerabat abang saya. Ceritanya dia ini sudah memasuki masa tunggak dalam pelunasan utangnya. Tanpa perizinan dari pengguna lantas sang administrator langsung melakukan broadcasting kepada seluruh orang-orang yang ada di kontak smartphone dari orang yang berutang tersebut. Informasi yang disebar adalah kisaran, bahwa orang yang bernama lengkap ini, bertempat tinggal di sini, telah meminjam dana dari kami sekian rupiah dan telah memasuki masa tunggak. Sudah pasti ini adalah hal yang sangat memalukan.
Kasus serupa yang tidak kalah kejamnya adalah beberapa waktu ketika film “Avengers : End Game” ditayangkan di bioskop. Beberapa perusahaan jasa pelayanan utang melakukan kerja sama dengan pihak bioskop yang ternama agar sebelum memulai penayangan film tersebut agar ditampilkan nama orang-orang yang punya utang dan nominalnya juga ditampilkan!. Kejadian ini mennggemparkan hingga ke dunia bersamaan dengan popularitasnya film Marvel tersebut. Berita yang menjadi sorotan yang berantai adalah ada seorang ayah yang telah mengetahui kejadian ini langsung segera membayar uatang-utangnya agar ketika putrinya pergi menonton ke bioskop wajah ayahnya tidak akan dipampang sebelum penayangan film.
Pertanyaan/kasus yang saya ajukan kepada narasumber :
1. Apakah dengan menghidupkan “opt out of ads personalization” pada fitur pengaturan di smartphone bisa bekerja dengan baik? Tidak terjawab
2. Pengalaman yang juga terjadi pada teman saya kasusnya pada saat smartphonenya standby tetapi secara tiba-tiba di homescreen -nya muncul pop-up iklan. Setelah saya selidiki ternyata teman saya inimenginstall aplikasi ilegal yang diunduh di mesin pencari, bukan di playstore. Bagaimana dengan tanggapan bapak yang sedang berbicara kepada temannya tentang suatu hal, dan hal tersebut muncul di smartphone bapak ketika standby juga. Bagaimana? Tidak terjawab
3. Apakah fungsi utama dari data scientist? Terjawab
Dari negara 20 G, 2 negara belum mempunyai Undang-Undang yang mengatur tentang data pribadi. Indonesia adalah salah satunya.
0 notes