#epistolarysamsarakata
Explore tagged Tumblr posts
kiyaziza · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Halo Kak, kita memang belum pernah bersitatap dalam daring maupun nyata. Rasanya Bogor – Jakarta jauh sekali ketika kita belum saling mengenal. Ah iya, izinkan aku mengirim surat ini kepada Kak Deviana. Karena kemarin sore aku membaca surat Kakak di Perpustakaan @samsarakata dan aku jadi tertarik mengulik apa itu “Katarsis”. Ilmuku belum mumpuni, maka hanya sekedar Katasris saja aku tak tahu. Maka malamnya aku bermain ke dunia daring, di rumah si Mbah tepatnya. Disana aku bertanya, apa yang dimaksud “Katarsis” sih Mbah? Mbah menjawab dengan penjelasan yang agak rumit menurutku, namun ketika aku baca lagi surat Kakak aku mengerti. Katarsis itu semacam metode pelepasan rasa yang terpendam, bukan begitu Kak? Jika kita miliki rasa yang terpendam (rasa apapun itu) lalu menyalurkannya, maka penyalurannya itu disebut Katarsis. Entahlah benar atau tidaknya, karena yang baru aku takngkap seperti itu gamblangnya. Sampai di situ, Katarsis yang kumaksud betul atau tidak Kak? Ah, iya. Sebelumnya, bolehkah aku berkenalan dengan Kakak? agar jarak Bogor – Jakarta tak lagi terasa jauhnya kala belum berkenalan. Dari Zakiyya yang belum mengerti Katarsis #epistolary #epistolarysamsarakata 📷 by : @weheartit (at Bogor, Indonesia)
1 note · View note
syifaz-blog1 · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Aku menemukanmu.. Rangkaian kata yang menjadi melodi indah dalam senyap . Nyaris aku berpikir semua ini akan berakhir begitu saja, namun satu yang ternyata mendorongku, dirimu yang selalu hadir dalam lukaku . Pertanyaan mengapa aku menulis? Ini pertanyaan yang sulit aku jawab, sebab yang aku tau hanya 'aku suka menulis' Menulis menjadikanku lebih leluasa mengutarakan apa yang aku mau, membantah setiap persoalan yang tak ku sepakati, melebur bersama urutan huruf yang berformasi menjadi kalimat indah . Aku menemukanmu.. Seseorang yang menyadarkanku apa tujuanku menulis selama ini . Aku menemukanmu.. Tulisan pembangkit seperti sebuah dongkrak yang mendorong hasrat naik ke atas . Menulis adalah sarana bagiku untuk bebas. Terlebih diri ini yang terlalu mali mengungkapkan lewat lisan apa yang aku inginkan. . Aku memberi tawa walaupun aku dirundung kecewa Namun itu menjadi satu kebahagiaan yang tak bisa digantikan oleh apapun . Tulisan ini ki buat karena aku menemukanmu. Tulisan seorang sahabat yang menyentil sel malas dalam diriku . #epistolarysamsarakata #mengapa #menulis #pejuangpena
0 notes
sarasastra · 7 years ago
Photo
Tumblr media
SURAT—Epistolary Samsarakata adalah menuliskan suatu surat melalui media instagram, maka anggaplah apa-apa yang kelak akan kita tuliskan ialah surat terbuka. Di Epistolary Samsarakata ini ada 8 titik yang akan saling berkirim surat pun cerita, yaitu: @rarahumairah165 dari Aceh dan @crownybee dari Medan dan @ekasuswanti dari Riau dan @snyamu_ dari Depok dan @anandadeviana dari Jakarta dan @ayusaras28 dari Bandung dan @cantigipohon dari Depok dan terakhir kang @ardiankanlah dari Bandung. Angka 8 sebagaimana bentuknya ialah angka kesinambungan dan tak terputus; infinite. Karena menulis adalah proses dan proses ialah suatu kontinuitas. Karena tanpa terlibatnya konsistensi maka eksistensi diri kita akan habis terkikis, sampai tidak teringat lagi (Nauval Yazid, linimasa.com). Pun kelak akan ada 17 caption/ post/ surat yang terbuat melalui program ini, yang mengandung keberagaman cerita dengan gaya pun khas menulis dari masing-masing penulisnya--kita menulis kita ada. Apa makhluk pertama yang Tuhan ciptakan ialah pena, dan pena adalah instrumen yang Tuhan libatkan dalam penciptaan alam semesta. Maka, Epistolary Samsarakata adalah juga suatu cara dari @samsarakata yang bertujuan untuk memupuk dan menyebarkan wabah menulis pun membaca di dunia maya; mempelajari suatu hal melalui keterlibatan langsung; siapa dan apa yang saat ini kita pandang sebagai profesional, dulunya ialah seorang amatir. 1000 percobaan dan hanya 1 yang berhasil; kini kita menikmati cahaya bola lampu. Epistolary Samsarakata, untuk setiap surat yang diketik oleh setiap orang terbatas pada maksimal penggunaan 2200 karakter (huruf, tanda baca) yang ditentukan Instagram, ada keterbatasan yang mesti kita dobrak. Batas yang akan membuat kita lebih dalam 'tuk menyelami diksi, tak karam di lautan kamus dan terpantul-pantul di antara berbagai sinonim dan antonim. Mari bergelut kembali dengan perbendaharaan kata-kata agar bisa kita menyampaikan suatu ide secara lebih baik dan menguraikan berbagai rasa dan pikiran dengan tepat. Surat-surat yang terbuat pada gerak pertama ini juga akan dibacakan biar terdengar layaknya suara, dan dapat diakses melalui @poddiumid. #epistolarysamsarakata #epistolary #menulis
1 note · View note