#disabilitas Bengkulu Tengah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sosialisasi Penyaluran Alat Bantu Penyandang Disabilitas di Bengkulu Tengah: Sekda Tegaskan Pentingnya Data Akurat
Sosialisasi Penyaluran Alat Bantu Penyandang Disabilitas di Bengkulu Tengah: Sekda Tegaskan Pentingnya Data Akurat KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU TENGAH|| Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah melalui Dinas Sosial menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penyaluran alat bantu bagi penyandang disabilitas di Aula Ruang Gunung Resto, Kecamatan Talang Empat, Pada Hari Rabu, (18/9/24), Acara ini dihadiri…
#penyaluran alat bantu#bantuan disabilitas#Dinas Sosial Bengkulu Tengah#disabilitas Bengkulu Tengah#Rachmat Riyanto#Sosialisasi
0 notes
Text
Bisakah MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah Menerapkan Pendidikan Inklusif?
Pendidikan merupakan aspek prioritas pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan generasi emas 2045 untuk semua anak bangsa termasuk anak disabilitas. PPDB menjadi bahasan penting karena sebagai jalur pendaftaran afirmasi untuk anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif merupakan inovasi pendidikan baru yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yang juga memiliki hak dalam pendidikan seperti khalayak umum yang bersekolah di sekolah regular untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menggabungkan pendidikan khusus dan pendidikan umum. Inovasi ini dilakukan untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan antar siswa.Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pendidikan khusus adalah pendidikan yang diberikan untuk siswa yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Para siswa yang berkebutuhan khusus ini biasanya memperoleh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB). Dalam pelaksanaanya pendidikan inklusif banyak mendapatkan halangan dari factor anak, guru, dan fasilitas yang ada disekolah.
Dalam PPDB tahun ini di MAN insan cendekia Bengkulu tengah di angkatan 8 telah menerima siswa yang berkebutuhan khusus dalam pembelajarannya. Karena sekolah MAN insan cendekia baru pertama kali menerima siswa yang memerlukan perhatian khusus para guru yang ada menjadi sedikit kesulitan dalam menangani siswa tersebut dikarenakan emosinya yang terkadang tidak terkendali dan adab yang belum baik. Kesulitan yang terjadi dalam menghadapi murid tersebut adalah murid tersebut terkadang emosi nya naik jika keinginannya tidak terwujud dan belum mengetahui sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
Kesimpulannya adalah dalam masa pendaftaran siswa sebaiknya dilakukan sebuah seleksi yang sesuai dengan system sekolah yang ada. Jika sekolah tersebut menggunakan system pendidikan inklusif maka perlu dikoordinasikan pada tenaga kerja yang ada disekolah tersebut dan jika diperlukan sekolah perlu menambahkan tenaga kerja yang bisa menangani siswa yang berkebutuhan khusus. Dan jika sekolah tersebut menggunakan system sekolah regular maka dalam masa PPDB diperluan system penyaringan siswa di setiap sekolah yang sesuai dengan system tersebut.
3 notes
·
View notes
Text
BISAKAH MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH MENERAPKAN PENDIDIKAN INKLUSIF
Pendidikan merupakan aspek prioritas pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan generasi emas 2045 untuk semua anak bangsa termasuk anak disabilitas. PPDB menjadi bahasan penting karena sebagai jalur pendaftaran afirmasi untuk anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menggabungkan pendidikan khusus dan pendidikan umum. Inovasi ini dilakukan untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan antar siswa.Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pendidikan khusus adalah pendidikan yang diberikan untuk siswa yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Para siswa yang berkebutuhan khusus ini biasanya memperoleh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB).
Ketika membahas pendidikan inklusi di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah, penting untuk melihat tantangan-tantangan yang muncul. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya, baik tenaga pengajar maupun sarana-prasarana. Guru mungkin menghadapi kesulitan dalam merancang kurikulum dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan beragam siswa. Selain itu, kesadaran dan pemahaman yang belum sepenuhnya berkembang mengenai pentingnya inklusi dalam lingkungan pendidikan juga dapat menjadi penghambat. Akibatnya, siswa dengan kebutuhan khusus mungkin merasa terpinggirkan atau kurang mendapatkan perhatian yang diperlukan.
Terdapat beberapa argumen yang tidak mendukung penerapan pendidikan inklusi di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah. . Pendidikan inklusi tidak sejalan dengan MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah sehingga membuat para siswa dan guru bingung dikarenakan siswa ini melakukan hal yang tidak selaras dengan visi misi yang ada di sekolah ini, yaitu “Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan Masyarakat”. Dilihat dari visi dan persyaratan yang berlaku, hal ini merupakan hal yang baru bagi sekolah ini. Tentunya sekolah belum memiliki kesiapan untuk menghadapi siswa yang berkebutuhan khusus. Siswa yang berkebutuhan khusus biasanya membutuhkan pembimbing tersendiri agar tidak menganggu kelas belajar dan mengajar. Dilihat dari pandangan sosial siswa ini juga kurang menerima dukungan para teman yang menuntun nya untuk melakukan hal yang baik.
Dapat disimpulkan bahwa MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah belum bisa menerapkan pendidikan inklusi karena keterbatasan sumber daya, baik tenaga kerja maupun sarana-prasarana. Untuk kedepannya diharapkan sekolah untuk menyaring Kembali SNPDB, dengan mewawancarai orang tua anak-anak.
1 note
·
View note
Text
Bisakah MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah Menerapkan Pendidikan Inklusif ?
Pertanyaan tentang apakah MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mampu menerapkan pendidikan inklusif dengan efektif adalah sebuah diskusi yang penting. Selain pertimbangan praktis, kita juga harus melihat perspektif hukum, terutama dalam konteks Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI). Berikut adalah beberapa alasan mengapa saya berpandangan bahwa MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mungkin tidak dapat menerapkan pendidikan inklusif dengan baik, sekaligus merujuk pada UU yang berkaitan.
Keterbatasan Sumber Daya Sesuai UU No. 20 Tahun 2003: UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Namun, dalam pasal 35 UU tersebut, dinyatakan bahwa pendidikan inklusif harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya. MAN Insan Cendekia mungkin menghadapi kendala dalam memenuhi ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk pendidikan inklusif sesuai dengan UU tersebut.
Kurangnya Pelatihan Guru Sebagaimana UU No. 14 Tahun 2005: UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mewajibkan pendidikan dan pelatihan bagi guru. Pendidikan inklusif memerlukan pendekatan pengajaran yang khusus dan individual. Jika guru-guru di MAN Insan Cendekia belum menerima pelatihan yang memadai dalam hal ini, maka ini melanggar UU tersebut.
Perlindungan Hak Siswa Sebagaimana UU No. 8 Tahun 2016: UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menetapkan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Jika MAN Insan Cendekia tidak dapat memberikan pendidikan inklusif yang memadai, hal ini dapat dianggap sebagai pelanggaran hak-hak penyandang disabilitas sesuai UU ini.
Kualitas Pendidikan dan Evaluasi Dampak Sebagaimana UU No. 20 Tahun 2003: UU No. 20 Tahun 2003 juga menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Penerapan pendidikan inklusif yang tidak tepat dapat mengancam kualitas pendidikan secara keseluruhan, yang melanggar prinsip-prinsip yang diatur dalam UU tersebut. Selain itu, UU ini juga menekankan perlunya evaluasi dampak dalam pendidikan. MAN Insan Cendekia harus melakukan evaluasi dampak secara berkala terkait dengan pendidikan inklusif yang mereka terapkan.
Pertimbangan Alternatif Sesuai UU No. 20 Tahun 2003: UU No. 20 Tahun 2003 juga mengakui bahwa pendidikan inklusif tidak selalu menjadi solusi yang tepat dalam setiap konteks. UU ini memberikan ruang bagi alternatif pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, pelatihan guru, perlindungan hak siswa, kualitas pendidikan, dan pertimbangan alternatif, saya berpandangan bahwa MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah belum bisa untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif. Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan memastikan bahwa penerapan ini tidak melanggar ketentuan hukum yang ada.
1 note
·
View note
Text
BISAKAH MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH MENERAPKAN SISTEM PENDIDIKAN INKLUSI?
oleh:kasrya fatinah inaya
Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik baik yang memiliki keunikan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa masing-masing untuk mengikuti pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) menegaskan bahwa “Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “Setiap warga anak wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu." Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarakat.,
Awalnya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) diharuskan untuk bersekolah di sekolah khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Masyarakat sering salah mengartikan bahwa ABK adalah seseorang yang memiliki latar belakang bawaan cacat fisik pada tubuhnya saja. Padahal individu yang dikatakan berkebutuhan khusus adalah dia yang memiliki kapasitas kemampuan menyerap ilmu dengan lamban, seseorang dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, bahkan memiliki disabilitas sosial, hal semacam itu juga tergolong ABK. Dalam seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah pada tahun 2022 dan tahun 2023 memiliki beberapa perbedaan. Diantaranya, pada tahun 2023 seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah tidak mempunyai dasar test pelajaran Bahasa Arab dan Pendidikan Agama. Tes seleksi hanya menghadirkan soal-soal pengetahuan umum. Hal ini membuat anak anak yang lolos seleksi pada tahun 2023 sebagian besar berasal dari SMP Negeri. Sedangkan, pada tahun sebelum-sebelumnya anak-anak yang lulus dalam seleksi Tes Masuk MAN IC Benteng sebagian besar berasal dari Pondok Pesantren, Islam Terpadu ( IT), MTs yang berbasis ilmu agama. Kembali lagi dengan permasalahan terbaru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang baru pertama kali menerima siswa dengan kebutuhan khusus. Disini lah permasalahan utama pada sistem belajar mengajar. Guru-guru yang mengajar terkadang hanya terfokus kepada anak tersebut, sehingga pembelajaran tidak kondusif, dan memerlukan waktu lebih banyak. Jadi, kemungkinan besar guru-guru MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mengalami kesulitan. Dapat di simpulkan bahwasannya, guru-guru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah dinilai belum siap dengan fenomena ini . Selain mengalami kesulitan di jam belajar mengajar, siswa dan juga Pembina Asrama dalam satu asrama juga mengalami kesulitan dengan sikap anak berkebutuhan khusus karena sering kali merasa terganggu. Pada dasarnya, Man Insan cendekia Bengkulu Tengah ini bukan lah sekolah dengan sistem Inklusi. Solusi yang dapat diberikan adalah membuat nyaman anak yang berkebutuhan khusus, dan sesuaikan dengan perilaku sehari-harinya, serta mencoba untuk mengerti dan memahaminya.
1 note
·
View note
Text
Pengenalan Pendidikan Inklusif di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam upaya pembangunan nasional yang bertujuan untuk menciptakan generasi emas pada tahun 2045. Upaya ini harus menyasar semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dengan disabilitas. Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi perbincangan yang sangat penting, terutama sebagai sarana untuk mewujudkan inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif adalah sebuah konsep revolusioner yang memungkinkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) mendapatkan hak mereka atas pendidikan, seperti yang diberikan kepada siswa lainnya di sekolah umum.
Pendidikan inklusif sendiri merupakan perpaduan antara pendidikan khusus dan pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk menghilangkan segala bentuk perbedaan kebutuhan di antara siswa. Dengan demikian, setiap peserta didik, termasuk yang berkebutuhan khusus, berkesempatan untuk mengakses pendidikan di lingkungan sekolah yang sama seperti peserta didik lainnya. Pendidikan khusus, di sisi lain, ditujukan untuk siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar-mengajar karena berbagai alasan, seperti kendala fisik, emosional, atau mental, sambil tetap memperhatikan potensi kecerdasan atau bakat istimewa yang mereka miliki. Siswa-siswa berkebutuhan khusus biasanya menerima pendidikan khusus di sekolah luar biasa (SLB).
Namun, pelaksanaan pendidikan inklusif seringkali dihadapkan pada berbagai hambatan, mulai dari karakteristik individu siswa, persiapan guru, hingga ketersediaan fasilitas di sekolah.
Pada tahun ini, MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah telah memulai langkah pertama dalam menerima siswa-siswa berkebutuhan khusus di kelas angkatan 8. Ini merupakan langkah penting bagi sekolah ini, namun juga membawa sejumlah tantangan baru. Para guru harus belajar untuk menghadapi siswa-siswa ini yang kadang-kadang mengalami kendala emosional, serta memiliki adab yang belum sepenuhnya terbentuk. Kendala yang dihadapi dalam mengajar siswa-siswa ini termasuk momen ketika mereka merasa emosi tidak terkendali jika keinginan mereka tidak terpenuhi, dan mereka juga perlu mendapatkan pembinaan lebih lanjut dalam hal tata krama terhadap orang yang lebih tua.
Kesimpulannya, dalam proses PPDB, penting untuk melakukan seleksi yang tepat sesuai dengan sistem pendidikan yang diterapkan oleh MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah. Jika sekolah menerapkan pendidikan inklusif, maka perlu ada upaya koordinasi yang baik antara tenaga pendidik yang ada, dan jika diperlukan, penyediaan tenaga tambahan yang memiliki keterampilan khusus untuk menghadapi siswa-siswa berkebutuhan khusus. Sebaliknya, jika sekolah masih menerapkan sistem sekolah reguler, maka perlu ada mekanisme penyaringan siswa yang sesuai dengan sistem tersebut untuk menjaga kualitas pendidikan yang diberikan.
1 note
·
View note
Text
PENDIDIKAN INKLUSIF DI MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH
Oleh: Aulya Putri Nurdianto, Bilqis Aqiila Khonsak, Nadila Riyani Lambewota
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik baik yang memiliki keunikan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa masing-masing untuk mengikuti pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) menegaskan bahwa “Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “Setiap warga anka wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu." Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarakat.
Beberapa dari kita tahu, awalnya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) diharuskan untuk bersekolah di sekolah khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Masyarakat sering salah mengartikan bahwa ABK adalah seseorang yang memiliki latar belakang bawaan cacat fisik pada tubuhnya saja. Padahal individu yang dikatakan berkebutuhan khusus adalah dia yang memiliki kapasitas kemampuan menyerap ilmu dengan lamban, seseorang dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, bahkan memiliki disabilitas sosial, hal semacam itu juga tergolong ABK.
Dalam seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah pada tahun 2022 dan tahun 2023 memiliki beberapa perbedaan. Diantaranya, pada tahun 2023 seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah tidak mempunyai dasar test pelajaran Bahasa Arab dan Pendidikan Agama. Tes seleksi hanya menghadirkan soal-soal pengetahuan umum. Hal ini membuat anak anak yang lolos seleksi pada tahun 2023 sebagian besar berasal dari SMP Negeri. Sedangkan, pada tahun sebelum-sebelumnya anak-anak yang lulus dalam seleksi Tes Masuk MAN IC Benteng sebagian besar berasal dari Pondok Pesantren, Islam Terpadu (IT) atau MTs yang berbasis ilmu agama.
Perbedaan adab terhadap guru juga terjadi di antara siswa-siswi angkatan EVOCTOTERA. Beberapa dari mereka juga masih belum mengerti adab serta perilaku terhadap yang lebih tua. Hal ini bersangkutan pada test persyaratan masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang berbasis Nasional, namun mungkin saja perbedaan sistem ini di dorong oleh adanya kurikulum baru yaitu, kurikulum Merdeka.
Kembali lagi dengan permasalahan terbaru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang baru pertama kali menerima siswa dengan kebutuhan khusus. Maka, disinilah permasalahan utama pada sistem belajar mengajar. Guru-guru yang mengajar terkadang hanya terfokus kepada anak tersebut, sehingga pembelajaran tidak kondusif, dan memerlukan waktu lebih banyak. Jadi, kemungkinan besar guru-guru MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mengalami kesulitan.
Dapat disimpulkan bahwasannya, guru-guru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah dinilai belum siap dengan fenomena yang baru terjadi. Selain mengalami kesulitan di jam belajar mengajar, siswa dan juga Pembina Asrama dalam satu asrama juga mengalami kesulitan dengan sikap anak berkebutuhan khusus karena sering kali merasa terganggu. Pada dasarnya, Man Insan cendekia Bengkulu Tengah ini bukan lah sekolah dengan sistem Inklusif. Solusi yang dapat diberikan adalah buatlah nyaman anak yang berkebutuhan khusus, dan sesuaikan dengan perilaku sehari-harinya, serta coba untuk mengerti dan memahaminya.
1 note
·
View note
Text
PENDIDIKAN INKLUSIF DI MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH
Oleh: Aulya Putri Nurdianto, Bilqis Aqiila Khonsak, Nadila Riyani Lambewota
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik baik yang memiliki keunikan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa masing-masing untuk mengikuti pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) menegaskan bahwa “Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “Setiap warga anka wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu." Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarakat.
Beberapa dari kita tahu, awalnya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) diharuskan untuk bersekolah di sekolah khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Masyarakat sering salah mengartikan bahwa ABK adalah seseorang yang memiliki latar belakang bawaan cacat fisik pada tubuhnya saja. Padahal individu yang dikatakan berkebutuhan khusus adalah dia yang memiliki kapasitas kemampuan menyerap ilmu dengan lamban, seseorang dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, bahkan memiliki disabilitas sosial, hal semacam itu juga tergolong ABK.
Dalam seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah pada tahun 2022 dan tahun 2023 memiliki beberapa perbedaan. Diantaranya, pada tahun 2023 seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah tidak mempunyai dasar test pelajaran Bahasa Arab dan Pendidikan Agama. Tes seleksi hanya menghadirkan soal-soal pengetahuan umum. Hal ini membuat anak anak yang lolos seleksi pada tahun 2023 sebagian besar berasal dari SMP Negeri. Sedangkan, pada tahun sebelum-sebelumnya anak-anak yang lulus dalam seleksi Tes Masuk MAN IC Benteng sebagian besar berasal dari Pondok Pesantren, Islam Terpadu (IT), MTs yang berbasis ilmu agama.
Perbedaan adab terhadap guru juga terjadi di antara siswa-siswi angkatan EVOCTOTERA. Beberapa dari mereka juga masih belum mengerti adab serta perilaku terhadap yang lebih tua. Hal ini bersangkutan pada test persyaratan masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang berbasis Nasional, namun mungkin saja perbedaan sistem ini di dorong oleh adanya kurikulum baru yaitu, kurikulum Merdeka.
Kembali lagi dengan permasalahan terbaru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang baru pertama kali menerima siswa dengan kebutuhan khusus. Maka, disinilah permasalahan utama pada sistem belajar mengajar. Guru-guru yang mengajar terkadang hanya terfokus kepada anak tersebut, sehingga pembelajaran tidak kondusif, dan memerlukan waktu lebih banyak. Jadi, kemungkinan besar guru-guru MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mengalami kesulitan.
Dapat di simpulkan bahwasannya, guru-guru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah dinilai belum siap dengan fenomena yang baru terjadi. Selain mengalami kesulitan di jam belajar mengajar, siswa dan juga Pembina Asrama dalam satu asrama juga mengalami kesulitan dengan sikap anak berkebutuhan khusus karena sering kali merasa terganggu. Pada dasarnya, Man Insan cendekia Bengkulu Tengah ini bukan lah sekolah dengan sistem Inklusif. Solusi yang dapat diberikan adalah buatlah nyaman anak yang berkebutuhan khusus, dan sesuaikan dengan perilaku sehari-harinya, serta coba untuk mengerti dan memahaminya.
1 note
·
View note
Text
MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH MENERAPKAN PENDIDIKAN INKLUSIF
Bisakah MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah Menerapkan Pendidikan Inklusif?
Pendidikan merupakan aspek prioritas pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan generasi emas 2045 untuk semua anak bangsa termasuk anak disabilitas. PPDB menjadi bahasan penting karena sebagai jalur pendaftaran afirmasi untuk anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif merupakan inovasi pendidikan baru yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yang juga memiliki hak dalam pendidikan seperti khalayak umum yang bersekolah di sekolah regular untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menggabungkan pendidikan khusus dan pendidikan umum. Inovasi ini dilakukan untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan antar siswa.Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pendidikan khusus adalah pendidikan yang diberikan untuk siswa yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Para siswa yang berkebutuhan khusus ini biasanya memperoleh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB). Dalam pelaksanaanya pendidikan inklusif banyak mendapatkan halangan dari factor anak, guru, dan fasilitas yang ada disekolah.
Dalam PPDB tahun ini di MAN insan cendekia Bengkulu tengah di angkatan 8 telah menerima siswa yang berkebutuhan khusus dalam pembelajarannya. Karena sekolah MAN insan cendekia baru pertama kali menerima siswa yang memerlukan perhatian khusus para guru yang ada menjadi sedikit kesulitan dalam menangani siswa tersebut dikarenakan emosinya yang terkadang tidak terkendali dan adab yang belum baik. Kesulitan yang terjadi dalam menghadapi murid tersebut adalah murid tersebut terkadang emosi nya naik jika keinginannya tidak terwujud dan belum mengetahui sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
Kesimpulannya adalah dalam masa pendaftaran siswa sebaiknya dilakukan sebuah seleksi yang sesuai dengan system sekolah yang ada. Jika sekolah tersebut menggunakan system pendidikan inklusif maka perlu dikoordinasikan pada tenaga kerja yang ada disekolah tersebut dan jika diperlukan sekolah perlu menambahkan tenaga kerja yang bisa menangani siswa yang berkebutuhan khusus. Dan jika sekolah tersebut menggunakan system sekolah regular maka dalam masa PPDB diperluan system penyaringan siswa di setiap sekolah yang sesuai dengan system tersebut.
1 note
·
View note
Text
Bisakah Pendidikan Inklusi di Terapkan di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah
Oleh: Aulya Putri Nurdianto, Bilqis Aqiila Khonsak, Nadila Riyani Lambewota
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik baik yang memiliki keunikan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa masing-masing untuk mengikuti pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) menegaskan bahwa “Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “Setiap warga anka wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu." Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarakat.
Beberapa dari kita tahu, awalnya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) diharuskan untuk bersekolah di sekolah khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Masyarakat sering salah mengartikan bahwa ABK adalah seseorang yang memiliki latar belakang bawaan cacat fisik pada tubuhnya saja. Padahal individu yang dikatakan berkebutuhan khusus adalah dia yang memiliki kapasitas kemampuan menyerap ilmu dengan lamban, seseorang dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, bahkan memiliki disabilitas sosial, hal semacam itu juga tergolong ABK.
Dalam seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah pada tahun 2022 dan tahun 2023 memiliki beberapa perbedaan. Diantaranya, pada tahun 2023 seleksi masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah tidak mempunyai dasar test pelajaran Bahasa Arab dan Pendidikan Agama. Tes seleksi hanya menghadirkan soal-soal pengetahuan umum. Hal ini membuat anak anak yang lolos seleksi pada tahun 2023 sebagian besar berasal dari SMP Negeri. Sedangkan, pada tahun sebelum-sebelumnya anak-anak yang lulus dalam seleksi Tes Masuk MAN IC Benteng sebagian besar berasal dari Pondok Pesantren, Islam Terpadu (IT), MTs yang berbasis ilmu agama.
Perbedaan adab terhadap guru juga terjadi di antara siswa-siswi angkatan EVOCTOTERA. Beberapa dari mereka juga masih belum mengerti adab serta perilaku terhadap yang lebih tua. Hal ini bersangkutan pada test persyaratan masuk MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang berbasis Nasional, namun mungkin saja perbedaan sistem ini di dorong oleh adanya kurikulum baru yaitu, kurikulum Merdeka.
Kembali lagi dengan permasalahan terbaru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang baru pertama kali menerima siswa dengan kebutuhan khusus. Maka, disinilah permasalahan utama pada sistem belajar mengajar. Guru-guru yang mengajar terkadang hanya terfokus kepada anak tersebut, sehingga pembelajaran tidak kondusif, dan memerlukan waktu lebih banyak. Jadi, kemungkinan besar guru-guru MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mengalami kesulitan.
Dapat di simpulkan bahwasannya, guru-guru yang ada di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah dinilai belum siap dengan fenomena yang baru terjadi. Selain mengalami kesulitan di jam belajar mengajar, siswa dan juga Pembina Asrama dalam satu asrama juga mengalami kesulitan dengan sikap anak berkebutuhan khusus karena sering kali merasa terganggu. Pada dasarnya, Man Insan cendekia Bengkulu Tengah ini bukan lah sekolah dengan sistem Inklusif. Solusi yang dapat diberikan adalah buatlah nyaman anak yang berkebutuhan khusus, dan sesuaikan dengan perilaku sehari-harinya, serta coba untuk mengerti dan memahaminya.
1 note
·
View note