#dan Tirta Empul
Explore tagged Tumblr posts
sigithermawan · 2 years ago
Text
Liburan Ke Bali Dari Batam Untuk Melepas Penat
Dams Tour and Travel Batam-Bali adalah salah satu destinasi liburan yang paling populer di Indonesia. Keindahan alamnya, budaya yang kaya, serta berbagai aktivitas yang dapat dilakukan membuat Bali menjadi pilihan yang sempurna untuk liburan. Salah satu cara untuk mengunjungi Bali dari Batam adalah dengan menggunakan jasa travel. Mencoba Liburan Ke Bali Dari Batam Perjalanan dari Batam ke Bali…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ask-death-the-kid-88 · 3 months ago
Text
10 Destinasi Wisata Terbaik di Bali yang Wajib Dikunjungi
Tumblr media
Bali, pulau eksotis dengan pesona alam dan budaya yang menakjubkan, selalu menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun internasional. Keindahan Bali yang tak tertandingi menghadirkan banyak destinasi yang tak boleh dilewatkan. Berikut adalah 10 destinasi wisata terbaik di Bali yang akan membuat liburan Anda tak terlupakan.
1. Pantai Kuta
Menikmati indahnya matahari terbenam di Pantai Kuta adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Pasir putih yang lembut, ombak yang cocok untuk berselancar, serta suasana yang selalu hidup membuat Kuta menjadi salah satu pantai paling populer di Bali.
2. Pura Tanah Lot
Terletak di atas batu karang di tepi laut, Pura Tanah Lot menawarkan pemandangan dramatis terutama saat matahari terbenam. Selain sebagai tempat suci bagi umat Hindu, pura ini juga merupakan spot foto ikonik yang wajib dikunjungi.
3. Ubud Monkey Forest
Di jantung Ubud, Monkey Forest menjadi rumah bagi ratusan kera ekor panjang yang jinak. Selain menikmati interaksi dengan kera-kera, Anda juga bisa menjelajahi hutan yang rimbun serta pura-pura kuno yang tersebar di sekitarnya.
4. Tegallalang Rice Terrace
Terasering sawah di Tegallalang menawarkan pemandangan alam yang memukau. Dengan latar belakang perbukitan hijau dan hamparan sawah yang berundak-undak, tempat ini sempurna untuk fotografi atau sekadar bersantai menikmati keindahan Bali yang alami.
5. Pantai Pandawa
Pantai Pandawa dikenal dengan keindahan air lautnya yang jernih serta hamparan pasir putih yang luas. Dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi, pantai ini memberikan kesan eksklusif yang membuatnya berbeda dari pantai-pantai lainnya di Bali.
6. Pura Luhur Uluwatu
Pura yang berdiri di atas tebing setinggi 70 meter di atas Samudera Hindia ini menawarkan pemandangan laut yang spektakuler. Setiap sore, Anda bisa menyaksikan tari Kecak yang legendaris dengan latar belakang matahari terbenam.
7. Tirta Empul
Tirta Empul merupakan tempat suci yang terkenal dengan sumber air alami yang dianggap sakral. Banyak wisatawan yang datang untuk mandi di pancuran-pancuran air di pura ini sebagai simbol penyucian diri.
8. Gunung Batur
Bagi pecinta alam dan pendaki, Gunung Batur adalah pilihan yang sempurna. Dengan mendaki pada pagi hari, Anda bisa menyaksikan matahari terbit dari puncak gunung sambil menikmati pemandangan danau dan gunung berapi yang mempesona.
9. Pantai Jimbaran
Jika Anda mencari tempat yang tenang untuk bersantai sambil menikmati makan malam seafood segar, Pantai Jimbaran adalah pilihan yang tepat. Pantai ini terkenal dengan restoran-restoran seafood yang menyajikan hidangan di tepi pantai, diiringi pemandangan sunset yang romantis.
10. Waterbom Bali
Untuk pengalaman yang lebih seru dan menyenangkan bersama keluarga, kunjungilah Waterbom Bali. Waterpark ini menawarkan berbagai wahana air yang menantang, cocok untuk segala usia. Dengan fasilitas kelas dunia, Waterbom menjanjikan hari yang penuh kesenangan.
Bali memang penuh dengan destinasi yang memukau dan menawarkan pengalaman berbeda. Jadi, jangan ragu untuk menjadikan salah satu dari 10 tempat ini sebagai tujuan liburan Anda berikutnya. Siapkan diri untuk pengalaman tak terlupakan di Pulau Dewata yang menawan!
0 notes
infogaruda · 3 months ago
Text
Siapa Saja yang Boleh Melukat?
Tumblr media
Melukat adalah salah satu upacara pembersihan diri dalam tradisi Hindu Bali yang bertujuan untuk membersihkan diri secara spiritual dan menghilangkan energi negatif. Muncul pertanyaan: siapa saja yang boleh melukat? Melukat pada dasarnya terbuka bagi siapa saja, tidak hanya untuk umat Hindu, tetapi juga bagi wisatawan dari berbagai latar belakang yang ingin merasakan pengalaman spiritual ini. Ritual ini dapat dilakukan oleh orang dewasa, anak-anak, hingga lanjut usia, asalkan mereka melakukannya dengan niat yang tulus dan rasa hormat terhadap tradisi Bali.
Makna dan Proses Melukat
Melukat bukan sekadar membasuh diri dengan air suci, tetapi melibatkan rangkaian doa dan permohonan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan dalam kepercayaan Hindu Bali) untuk pembersihan jiwa dan raga. Siapa saja yang boleh melukat biasanya akan mengikuti arahan seorang pemangku atau pemimpin upacara yang memandu proses ini. Melukat dilakukan di tempat-tempat suci seperti Pura Tirta Empul, di mana air yang mengalir dari mata air alami dipercaya memiliki kekuatan penyucian. Meskipun upacara ini memiliki akar kuat dalam tradisi Hindu Bali, wisatawan dari luar Bali yang ingin mencari ketenangan batin dan keseimbangan spiritual juga dipersilakan untuk berpartisipasi.
Melukat sebagai Pengalaman Wisata Spiritual
Selain berfungsi sebagai ritual keagamaan, melukat juga menarik perhatian wisatawan yang tertarik dengan wisata spiritual. Wisatawan sering menjadikan upacara ini sebagai bagian dari perjalanan mereka di Bali, di samping mengunjungi tempat-tempat populer seperti pantai di Bali yang bagus untuk sunset. Pura-pura yang menyediakan ritual melukat kerap berada di sekitar objek wisata lainnya, seperti tempat wisata di Ubud gratis yang banyak diminati. Hal ini memungkinkan wisatawan untuk menggabungkan pengalaman spiritual dengan eksplorasi budaya Bali yang kaya dan beragam.
Kesimpulan
Jadi, siapa saja yang boleh melukat? Jawabannya adalah semua orang yang memiliki niat baik dan ingin merasakan pembersihan spiritual ini. Melukat menawarkan pengalaman mendalam bagi siapa pun yang ingin menemukan keseimbangan jiwa, baik bagi warga lokal maupun wisatawan yang mengunjungi wisata Bali terkenal.
0 notes
pakejbali · 1 year ago
Text
Pakej Percutian Bali 4 Hari 3 Malam
Berikut pakej percutian ke Bali 4 hari 3 malam:
Maklumat Aktiviti
Hari 1: Bali – Kuta (Makan Malam)
Berkumpul di Lapangan Terbang Antarabangsa KLIA (03 jam sebelum berlepas) untuk penerbangan anda ke Bali.
Setibanya di lapangan terbang antarabangsa Ngurah Rai, pemandu pelancong Leader anda akan menjemput anda.
Terus ke Pantai Jimbaran untuk menikmati makan malam di restoran tepi pantai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.
Hari 2: Barong – Celuk – Tampak Siring – Kintamani – Kopi Kintamani (Sarapan/Makan Tengahari/Makan Malam)
Selepas sarapan pagi di hotel, anda akan memulakan lawatan sehari penuh bermula dengan melawat Batubulan untuk melihat persembahan tarian Barong & Kris.
Selepas itu, Menuju ke Celuk, pusat tukang emas & perak yang terkenal di Bali, Kemudian menuju ke Tampak Siring di mana terdapat istana presiden dan air suci Bali Tirta Empul. Meneruskan perjalanan ke Kintamani yang menawarkan pemandangan Tasik Batur yang sangat cantik. Makan tengah hari anda akan dihidangkan dalam suasana tenang di tepi tasik.
Selepas makan tengah hari, melawat ladang Kopi Bali yang terkenal. Anda boleh menikmati Kopi Kintamani yang terkenal sambil menikmati pemandangan alam semula jadi yang indah di tanah tinggi Bali dengan udara yang segar.
Kami kembali ke Kuta
Pelancongan Lain: Pakej percutian ke Aceh dan Sabang
Hari 3: Danau Beratan – Tanah Lot (Sarapan/Makan Tengahari/Makan Malam)
Sarapan pagi di hotel, Hari ini adalah lawatan sehari penuh ke Tasik Beratan (Bedugul), kemudian anda akan dibawa ke Tanah Lot sebuah tempat dengan pemandangan laut yang sangat indah,
Anda juga berpeluang membeli barangan buatan tangan di pusat kraf Bali Krisna atau Djoger.
Makan malam dan balik ke hotel
Hari 4: Bali (Sarapan)
Sarapan pagi di hotel, program percuma sehingga pemindahan ke lapangan terbang untuk penerbangan pergi balik, membawa kenangan indah dari pulau Bali.
Pakej Termasuk:
Penginapan 4 malam di hotel dengan sarapan pagi setiap hari
Makan tengahari dan makan malam halal seperti yang dinyatakan dalam jadual perjalanan
Pengangkutan untuk lawatan seperti yang dinyatakan dalam jadual perjalanan
Tiket masuk sebagai jadual perjalanan
Panduan berbahasa Inggeris
Air mineral setiap hari
Susunan Penerbangan:
Tiket penerbangan antarabangsa (KUL – DPS – KUL)
Cukai lapangan terbang
Pakej Tidak Termasuk:
Caj peribadi di hotel (panggilan telefon, bar mini, dobi dan lain-lain)
Perbelanjaan peribadi
Porterage di hotel
Lawatan pilihan
Tip Wajib (pemandu & guide) – RM 100/seorang
Insurans perjalanan (dari RM10/pax/hari)
Melebihi elaun bagasi
1 note · View note
baliportalnews · 1 year ago
Text
Pimpin High Level Meeting TPID dan TP2DD, Pj Gubernur Mahendra Jaya Ajak Semua Pihak ‘Ngrombo’ Jaga Pasokan Jelang Hari Raya
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Pj Gubernur Bali, S.M Mahendra Jaya memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Prov Bali dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Bali, bertempat di Ruang Tirta Empul Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Denpasar, pada Senin (18/12/2023). Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Mahendra Jaya mengingatkan, menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024, TPID Prov Bali harus bekerja bersama dengan stakeholder (Ngrombo) menjaga pasokan ketersediaan pangan hingga menjaga kenaikan harga agar tidak melebihi target. “Kita harus mempertahankan target inflasi di Bali tetap berada pada kisaran 3±1%, untuk itu kita perlu memantapkan strategi pengendalian inflasi yang selama ini dilakukan, seperti memastikan Ketersediaan Pasokan barang-barang konsumsi seperti cabai rawit, cabai merah, beras, bawang merah, bawang putih, gula pasir, minyak kelapa, buah-buahan, dll,” jelasnya pada acara yang turut juga dihadiri oleh Kapolda Bali, Irjen. Pol. Ida Bagus Kd Putra Narendra, Kepala Perwakilan BI Prov Bali, Erwin Soeriadimadja, Bupati/Wali Kota seluruh Bali, anggota TPID hingga stakeholder terkait lainnya. Menurutnya, penduduk Bali sesuai data BPS adalah sekitar 4,3 juta jiwa, namun karena Bali adalah destinasi wisata, maka kebutuhan pasokan harian bisa lebih dari 6 juta jiwa. “Jadi kita harus benar-benar bisa menjaga pasokan tersebut,” imbuhnya. Adapun kita-kiat yang ia sampaikan pada kesempatan pagi itu untuk menjaga pasokan dan inflasi seperti memastikan ketersediaan pasokan, memastikan kelancaran distribusi, memastikan keterjangkauan harga, hingga melakukan komunikasi efektif sehingga masyarakat atau konsumen mendapat informasi yang valid terkait perkembangan harga komoditi. High Level Meeting TPID kali ini juga dirangkaikan dengan High Level Meeting Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) guna percepatan penerapan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD). Ia menambahkan, Penerapan ETPD bertujuan untuk meningkatkan transparansi transaksi keuangan daerah, mendukung tata kelola, dan mengintegrasikan sistem pengelolaan keuangan daerah guna mengoptimalkan pendapatan daerah. Ia juga berpesan agar beberapa capaian TP2DD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali yang sudah baik agar terus dapat dipertahankan dan dikembangkan melalui berbagai inovasi untuk meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah. Sementara Kepala Perwakilan BI Prov Bali, Erwin Soeriadimadja mengatakan, pada bulan November 2023, inflasi bulanan nasional tercatat sebesar 0,38% (mtm), sedangkan inflasi bulanan Bali sebesar 0,41% dan menempati posisi ke-13 nasional. Adapun inflasi tahunan Bali sebesar 2,77% (yoy) lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 2,86%, serta berada pada ranking ke-28. Beberapa komoditi menurutnya yang patut diwaspadai berpotensi kenaikan inflasi adalah beras, hortikultura (cabai merah, cabai rawit, bawang merah), gula pasir, canang sari, angkutan udara dan bensin. Senada dengan P. Gubernur Mahendra Jaya, ia pun menekankan perlunya 4K pengendalian inflasi yaitu Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Ketersediaan Pasokan serta Komunikasi Efektif.(bpn) Read the full article
0 notes
lenterablog · 1 year ago
Text
Mengunjungi Keajaiban Spiritual di Bali: Eksplorasi Tempat Suci dan Air Murni
Pura Besakih dan Pura Tirta Empul merupakan tempat-tempat suci yang tidak hanya memukau secara visual dengan keindahan arsitektur dan lingkungannya, tetapi juga menyimpan kekayaan nilai spiritual dan budaya yang mendalam. Mengunjungi kedua pura ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang menggugah hati dan jiwa. Dalam pengalaman yang menakjubkan di Pura Besakih dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mryotyot · 5 years ago
Text
Suite de suite (partie I)
Bonjour tout le monde ! Ça fait longtemps que je n’ai pas fait de billet, donc je vais en faire quelques uns de suite.
Le 20 décembre, nous sommes partis vers Ubud. Nous avons fait beaucoup d’activités en route. Quand on est arrivés, nous sommes allés voir les rizières en terrasses à Tegalalang. C’était magnifique.
Tumblr media
Par contre, comme elles sont disposées en terrasses, c’est beaucoup de travail parce qu’ils ne peuvent pas utiliser la machinerie et doivent tout récolter à la main. Par chance, notre chauffeur travaille dans les rizières et nous a expliqué comment ça fonctionnait et toutes les étapes des semis aux récoltes. Il nous a aussi expliqué que les villages s’entendent entre eux et se coordonnent pour économiser l’eau pendant tout le processus.
Nous sommes repartis pour aller visiter le temple Tirta Empul. Pour aller nous purifier, nous devions entrer dans le bassin avec un sarong et nous asperger le visage trois fois. Au départ, j’ai cru que l’eau était à -300 000°C tellement c’était froid, mais ça faisait vraiment du bien. Il y avait aussi des beaux bassins de poissons qui s’approchaient de nous quand ils nous voyaient. C’était une expérience bien spéciale.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ensuite, nous sommes allés voir une plantation de café hors du commun. Dans cette plantation, les luwaks (voir photo ci-dessous) se nourrissent des grains de café tombés au sol. Ils font ensuite leurs besoins, et les employés vont récolter leurs excréments. Ils les nettoient pour ne garder que les grains de café, puis les torréfient comme à l’habitude. Les enzymes digestives du luwak adoucissent les grains qui deviennent ainsi moins amers et font de ce café l’un des meilleurs et des plus chers au monde.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Arrivés à Ubud, nous sommes partis visiter le quartier et magasiner. J’ai trouvé un magasin qui vendait des crânes d’animaux. Il y avait des crânes de vache et de chèvre. Il y avait aussi des crânes de lézard, mais mon préféré, c’était un crâne de chien. Il était brun, il lui manquait des bouts de squelette et il était immonde. J’aurais vraiment aimé pouvoir l’acheter, mais je ne savais pas si on pourrait le rapporter au Canada et mes parents n’étaient pas de grands fans de l’idée.
Puis, nous sommes allés voir la forêt des singes. Nous sommes arrivés à l’heure où les employés leur donnaient à manger : des rondelles de maïs. Il y avait des centaines de singes. Dès qu’un mâle s’approchait d’une femelle et de son bébé, la mère prenait le bébé sur son dos et s’en allait le plus vite possible. On avait bien été avertis de ne pas apporter de nourriture, mais les singes s’emparaient des bouteilles d’eau et il y en a un qui a essayé de voler notre bouteille, mais j’ai réussi à la passer juste à temps à mon père. Il y en a même un qui s’était trouvé une bouteille de Purell qu’il essayait d’ouvrir. Heureusement pour lui, elle était bien fermée.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
mochilaparaviajar-blog · 5 years ago
Text
Indonesia y Kuala Lumpur
Preparación y vuelos:
Lo primero la preparación para el viaje, en el centro de vacunación (2014) nos dijeron que necesitábamos se necesitaba la hepatitis A, B, tétanos, fiebre tifoidea y malaria. Las tres primeras ya las teníamos así que nos libramos de esas.
 Para aprovechar lo máximo el viaje el primer día fue una locura de vuelos.
Madrid-Estambul / Estambul-Kuala Lumpur / Kuala Lumpur-Jakarta.
Después de 20 horas de viaje dormimos 6 horas en el hotel pop y de vuelta al aeropuerto para ir de Jakarta a Borneo a ver los orangutanes.
Este hotel está al lado del aeropuerto, nos salio por 20€, tenía transfer al irnos y estaba limpio.
 Primera etapa: Borneo - Butik Lawang
 En Borneo estuvimos 3D/2N haciendo el viaje en barco, después de mirar en el foro decidimos reservar con Jennie Subaru por 5100000 rupias y no pudimos hacerlo mejor, cuando llegamos al aeropuerto nos estaba esperando, nos dijo que tenía mucho trabajo y que haríamos el tour en el barco de su amigo Robi, un tipo encantador que sabía alguna palabra de español.
 Respecto a la comida todo estaba buenísimo y nos pusieron muchísima cantidad. Agua tuvimos en todo momento y por las tardes, después de ver a los orangutanes nos esperaba una cocacola fresquita con la merienda.
 El primer día fuimos a un campamento, durante el viaje fuimos viendo gibones, punky monkeys y monos narigudos a ambos lados del rio y Robi nos iba contando cosas interesantes sobre la selva y como viven allí. La llegada a la zona de los orangutanes fue increíble, el primero que vimos fue un macho enorme y después de él varias hembras con sus crías.
Ese mismo día por la noche nos propuso ir a ver setas fluorescentes y hacer un trekking, por lo que vimos fuimos los únicos que lo hicimos ya que los demás estaban en sus barcos. Hay muchos bichos, pero mola muchísimo… vimos varios tipos de arañas, bichos palo, ranas...
Si decidís hacerlo llevar botas de montaña/zapatillas cerradas ya que el suelo está mojado y os puede pasar como a nosotros y que de pronto tengáis varias sanguijuelas en el pie. Si me disculpáis… yo si vuelvo prefiero ir con zapatillas.
Al día siguiente visitamos otros dos campamentos, si el primero nos gustó, Camp Leakey ya fue sorprendente, los orangutanes intentaban entrar en el barco a robarnos comida, te los encontrabas por las pasarelas y no se separaban, pasaban tranquilamente a tu lado... Sin palabras.
 Robi también nos llevó a ver plantas carnívoras, árboles venenosos y muchas cosas más. No sé si los demás guías harían lo mismo, pero nosotros llegábamos los primeros y nos íbamos los últimos y así estábamos solos investigando en la selva.
Por la noche nos llevaron a una zona que estaba llena de luciérnagas y la experiencia cenando en el barco con esa imagen fue inolvidable.
El último día nos levantamos rumbo al aeropuerto y con la sensación de que habían sido unos días para no olvidar.
  Segunda etapa: Yogyakarta
 Después de Borneo volamos a Solo, que es el aeropuerto más cercano a Yogyakarta. Allí pasaríamos 2 días y medio.
Estuvimos en el hotel Dafam Fortuna Malioboro, al lado de la calle Malioboro, lo cogimos porque vi buenas referencias en tripadvisor, pero la verdad es que la habitación dejaba bastante que desear, las sábanas estaban sucias y el baño también... Así que no lo recomiendo mucho. Gástate algo más de dinero y lucha por tu vida.
Al llegar es una locura, mil coches y motos por todos los lados y para cruzar la carretera tienes que lanzarte directamente, cerrar los ojos, rezar y son ellos ya los que deciden si se paran o te sortean con agilidad gatuna, la verdad es que parece que lo tienen bien controlado, así que sin miedo.
Respecto al Kratón a nosotros no nos gustó especialmente, esperábamos algo más llamativo y no lo fue.
Para comer y cenar estuvimos yendo a Warungs en los que nos llenamos por muy poco dinero y la comida estaba muy rica.
Fuimos a uno recomendado por la Lonely Planet que regentan una vasca y un indonesio en el que se podían comer cosas exóticas como cobra y pitón que por lo visto estaban muy buenas (Yo no ve vi en la necesidad de probarlo, por el qué dirán).
Por las noches había bastantes bares con música en directo y dependiendo del día de la semana era un tipo de música u otro.
El último día fuimos a ver Borobudur y Prambanan, alquilamos un coche con conductor cerca de nuestro hotel, 8 horas por muy poco dinero. Salimos a las 5 de la mañana para llegar a la hora que abrían Borobudur y la verdad es que fue muy buena idea a pesar del madrugón porque pudimos verlo prácticamente solos. Es un templo que impresiona por lo que recomiendo ir a verlo. Nosotros entramos a las 6 de la mañana y sólo éramos unas 12-15 personas, cuando nos fuimos a las 7:30-8, no pude contar la cantidad de gente que estaba llegado, así que recomiendo madrugar sin ninguna duda.
Después salimos para Prambanan. El templo impresiona más visto desde lejos que desde cerca. Fue una pena que no pudiésemos disfrutarlo bien porque había mucho indonesio de turismo que no había visto ningún occidental en su vida y que no paraban de perseguirnos para hacernos fotos hasta tal punto que tuvimos que irnos del agobio que había ya que sólo nosotros y una pareja no éramos asiáticos y fuimos más atracción que el propio templo, me sentí famoso por un momento.
Al final nos sobró un día en Yogyakarta en el que no hicimos mucho que recomendaría añadirlo a Gili, pero bueno, paseamos conociendo la ciudad y vagueamos en la piscina así que sin problemas.
  Tercera etapa: Bali
 Ubud es un pueblo muchísimo más tranquilo que Yogyakarta y que Kuta, podréis alquilar una moto para moveros por allí por 50.000 rupias el día, eso sí, tened en cuenta de que se conduce por la izquierda, al principio se os hará raro, pero fijo que os acostumbráis rápidamente.
Nuestro hotel no estaba en Ubud, sino en Junjungan, un pueblo a 7 minutos en coche de Ubud, se llama Junjugan Hotel y Spa, totalmente recomendable, eso sí, más caro que los demás, pero con vistas a los arrozales, muy limpio y con un trato por parte del personal del hotel buenísimo. Los hay más baratos eso sí.
Como alquilamos la moto la usamos para ir a ver la cueva del elefante un día y otro las terrazas de arroz.
Además cogimos dos excursiones organizadas por nosotros con lo que queríamos ver.
El primero día fuimos a ver el templo Ulun Danu Bratan, cascadas y los lagos Danau Buyan.
En el segundo los templos de Tirta Empul y Besakih, el pueblo Perglipuran con su bosque de bambú.
Dijimos que no queríamos que nos llevasen a ver ningún artesano, ni mercado de compras ni nada por el estilo.
Por cada excursión "especial" nos cobraron 500.000 rupias.
Recomiendo que si podéis no cojáis ninguna excursión organizada tal y como las dan en los sitios ya que os encontrareis los templos llenos de gente, ya sea Bali o en Yogyakarta. Hacedlo por vuestra cuenta y al no tener los horarios establecidos que llevan los grupos disfrutareis más de los sitios.
Por lo que pudimos hablar con otra gente que conocimos durante el viaje y las fotos que nos enseñaron, cuando fueron en las excursiones todos los sitios estaban llenos de gente mientras que nosotros pudimos disfrutar de la tranquilidad de los templos y ver como son realmente sin estar llenos de turistas.
En Ubud fuimos a ver el bosque de los monos, nos encantó, es un sitio precioso. Los monos al principio son graciosos, pero poco a poco te das cuenta de que son bastante agresivos, de hecho a una chica que conocimos allí le mordió y tuvimos que ir para que le desinfectasen la herida y para saber si podían tener la rabia, pero le dijeron que no tenía que preocuparse por eso...
Vimos a más de uno mordiendo a la gente por lo que mejor no tocarlos mucho porque si se cabrean intentarán morder y varias veces tuvimos que separarnos corriendo.
También aprovechamos para darnos masajes de pies y de cuerpo entero baratísimos por 50000-60000 rupias tienes un masaje de una hora, eso sí, no esperéis que los sitios estén especialmente limpios, pero claro a ese precio que vas a pedir, cerrad los ojos, olvidaos de donde estáis y disfrutad del masaje.
Para comer casi todos los días lo hicimos en warungs son muy baratos y comes muy bien, especialmente nos gustó uno en la calle principal se llama Igelanca, vimos gente local que iba a por comida para llevársela a su casa. Podías comer un satay, cocacola y tarta de chocolate por 2€.
Otro sitio que nos recomendaron fue el ibu oka, en frente del templo, es un sitio bastante famoso para comer cerdo. Era más caro que otros warung ya que es el típico restaurante al que llevan a los turistas, pero estaba rico.
En Ubud pasead por sus calles para ir descubriendo las menos bulliciosas y si os alojáis allí salir en moto o en bici a sus pueblos de alrededor que seguro que veréis cosas que os gusten.
 Después de 5 días en Ubud nos fuimos a Gili Trawangan y a la vuelta estuvimos en Kuta, no es un sitio que me guste especialmente de no ser por su playa, si os gusta el surf o queréis aprender es un sitio que está muy bien.
Y si queréis comprar ropa de estilo surfero hay muchas tienda con unos precios bastante buenos.
En la playa de Kuta pudimos ver una suelta de tortugas al mar. Fue una bonita experiencia ver como las tortugas aprendían a entrar en el mar después de varios revolcones para conseguirlo.
Sin ninguna duda me quedo con ese momento en Kuta.
  Cuarta etapa: Gili Trawangan  
  Gili Trawangan o lo que es lo mismo, el paraíso.
Es una isla en la que no hay ningún coche, puedes moverte por ella andando, en bici o en carro tirado por caballo, nosotros esto último no lo hicimos ya que las distancias son cortas.
Nos alojamos en un bungalow en Trawangan Dive, en la parte noreste de la isla, recomendaría esa zona, ya que no hay mucha gente y la playa es mejor.
El viaje a la isla lo hicimos en barco rápido que se tarda una hora, había leído mucho por aquí sobre gilicat, pero en realidad cualquier otro barco es igual y el precio es la mitad, nosotros fuimos con Ekawa waja creo que se llamaba y no tuvimos ningún problema, nos recogieron en Ubud y nos dejaron en Kuta y el precio por 2 personas fue 1300000, creo que hubo gente que lo consiguió por 1100000, así que intentad regatear lo que podáis.
Esta isla nos ha encantado, es pura calma si quieres, aguas cristalinas y buen rollo de toda la gente de bares y restaurantes.
Nosotros alquilamos un equipo de snorkel todo el día por 25000 rupias y en el norte de la isla pudimos ver muchos peces y tortugas!!! Estábamos a 10 metros de la orilla, es algo que no podíamos imaginar.
En la zona suroeste de la isla se puede ver atardecer, allí fuimos en bici (alquiler todo un día 40000), por lo que vimos había dos zonas, una más “pija” y a la que fuimos nosotros que nos pareció que el ambiente era muchísimo mejor.
Otro día hicimos una excursión que te recorre las 3 islas, nos salió por 100000 rupias por persona, preguntamos en varios sitios y en todos tenían el mismo precio.
Te llevan en un barco con el suelo transparente para que puedas ir viendo el fondo.
Las paradas son 3, dos para ver corales y una para ver tortugas, la verdad es que nos esperábamos más porque vimos lo mismo estando en la orilla de la isla, pero está bien para hacerla.
Para bañaros en la isla si podéis llevaros escarpines, ya que hay mucho coral muerto y la entrada al agua puede ser bastante dolorosa y así os lo evitáis.
En resumen una isla increíble que aconsejo visitar a cualquiera.
  Quinta etapa: Kuala Lumpur
 La última etapa de nuestro viaje fue Kuala Lumpur, ya que desde allí salía nuestro vuelo para España haciendo escala en Estambul.
 Había leído por foros que era mejor coger los taxis budget, pero para ir a Kuala Lumpur cogimos ese y a la vuelta uno con taxímetro y la verdad es que el del taxímetro nos salió un poco más barato. Creo que los viajes fueron entorno a los 17€ y tardamos una hora.
Cogimos un hotel al lado de las Petronas, se llamaba Impiana, estaba muy bien, pero eso sí nos costó mucho más caro de lo que estábamos acostumbrados a otros sitios de nuestro viaje.
 Justo al lado de las Petronas hay un parque con una piscina para niños en la que poder remojarte los pies y al anochecer, sobre las 8 había un espectáculo de luces y música en unas fuentes.
 Después de verlo nos fuimos a cenar a la zona de la calle Bitang, pensábamos que al tener tantas luces y ser una ciudad más grande cerrarían más tarde los restaurantes de los centros comerciales, pero no, los que quedaban abiertos eran los que estaban dando a la calle. Para mi esa calle no tiene mucho interés, sólo para ir a comer o cenar.
Al día siguiente madrugamos para ir a las Batu Caves, desde KL Central se tarda 30 minutos. Nosotros al estar por donde las Petronas tuvimos que coger también el monorail (obvio que esta palabra te recordará a los Simpson XD). Llegaríamos sobre las 8:30 y no sé si fue casualidad o es que a esa hora no hay gente, pero estábamos prácticamente solos a excepción de unas pocas personas que estaban rezando.
Después nos fuimos al hotel a terminar de hacer la bolsa y la dejamos en la recepción para recogerla por la tarde y nos fuimos al centro comercial Times Squares ya que habíamos leído que tenía una montaña rusa dentro, la verdad es que nos resultó curioso, pero claro es un centro comercial gigantesco, nada parecido a lo que se pueda encontrar en España.
Aquí se pueden encontrar más cosas asiáticas, no están las típicas marcas y en las droguerías podréis comprar las "mágicas" mascarillas faciales chinas y koreanas, cosa que mucha gente hizo, valiendo a 1€ cada una no se pierde nada.
3 notes · View notes
baliportalnews · 2 years ago
Text
Pertahankan Konsep Alam dan Seni Budaya Jadi Catatan Perjalanan 9 Tahun Puri Gangga Resort Ubud
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, GIANYAR - Dengan tetap mempertahankan konsep keseimbangan alam, seni, dan budaya secara konsisten, menjadi catatan 9 tahun perjalanan Puri Gangga Resort Ubud secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Dengan ikon pengalaman budaya dan seni Bali, menjadi nuansa khas resort mewah ini yang berlikasi di Desa Sebat, Ubud, Gianyar. Di momentum hari jadinya ke-9 yang jatuh tepat pada 19 April 2023, Puri Gangga Resort Ubud menawarkan kegiatan-kegiatan menarik seperti Melukat, Healing hingga trip di tengah sawah, dengan mengusung tema "A Home in A Living Culture : Balinese Cultures Live Naturally In The Village of Sebatu". Putu Surya dari Gangga Experience sebagai Management Operator, pada Selasa (18/4/2023) menjelaskan, Puri Gangga Resort Ubud hanya berjarak 30 menit dari pusat Kota Ubud maupun Kintamani, dengan menonjolkan pengalaman Budaya dan Seni Bali yang memberikan nuansa khas kehidupan masyarakat Desa Sebatu, Ubud, Gianyar di dalamnya. “Puri Gangga Resort memiliki hal unik yaitu kegiatan untuk tamu yang menginap diberikan pengalaman mengenai seni dan budaya lokal. Mulai dari kelas yang mengajarkan cara membuat persembahan di Pura, melukat di Pura Gunnung Kawi Sebatu, Pasiraman Dalem Pingit dan Tirta Empul," ungkapnya. Wisatawan juga diajak menikmati kesegaran alam dan keindahan pemandangan di sekitar dan lihat keunikan Desa Sebatu dan sekitarnya dengan mengikuti Tur Desa selama 2-3 jam, diantaranya menelusuri jalur sungai kecil, melihat mata air yang tersembunyi hingga menikmati keindahan sawah. Wisatawan juga dilengkapi dengan tongkat untuk tracking, air mineral, capil (topi tradisional Bali). “Nanti dipandu oleh staf kami yang berpengalaman yang siap memberi pengalaman yang luar biasa dengan menemui penduduk setempat, mengenali mereka dan merasakan keramahan mereka,” tuturnya. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati wahana ATV, trekking di Gunung Batur, swing trip, hingga trip di Bali Timur mengunjungi Pura Lempuyang dan Tirta Gangga. Sementara itu, di dalam resort juga terdapat aktivitas menarik lainnya seperti Yoga, Spa tradisional dengan nuansa Pura Gunung Kawi hingga berenang. "Bahkan saat makan di Kailasha Restaurant juga disuguhkan desain dengan arsitektur tradisional Arsitektur Bali yang menawan dengan pemandangan yang menghadap ke arah Pura Gunung Kawi Sebatu dengan view pemandian kerajaan kuno, perkebunan tropis dan pemandangan sawah. Kami juga menyediakan tipe kamar deluxe, suite, dan pool villa wisatawan bisa menjelajahi perjalanan petualangan suci dan penyucian diri dalam perjalanan wisata, yang bisa diakses dengan mengunjungi laman http://puriganggaresort.com," paparnya. (aar/bpn) Read the full article
0 notes
topvillas-blog · 6 years ago
Text
10 MUST-SEE'S OP BALI
1. Tegalalang
De schitterende Tegalalang rijstvelden bij Ubud zijn de mooiste van heel Bali en staan, geheel terecht, op de Unesco Wereld Erfgoedlijst. Deze indrukwekkende rijstvelden hebben een typisch Balinees irrigatiesysteem, subak genaamd. Gepositioneerd in een diepe vallei bieden de weelderige terassen een onvergetelijk uitzicht over de rijstvelden en het omliggende groen. Perfecte spot voor een Instagram-momentje!
2. Lovina
In het noorden van het eiland ligt het plaatsje Lovina, bekend om zijn zwarte lavastranden en de grote hoeveelheden dolfijnen die hier (vooral vroeg in de ochtend) te zien zijn. Een perfecte plek om te genieten van de mooie natuur, te relaxen op het strand of een bijzondere boottocht te maken waarbij je tevens de schitterende onderwater wereld van Bali kan ontdekken.
3. Nusa Penida
Nusa Penida is een eiland ten zuidoosten van Bali. Slechts weinig toeristen bezoeken dit eiland met haar wuivende palmen en poederwitte stranden. De natuur en cultuur zijn hier nog authentiek bewaard gebleven en het eiland is één van de mooiste plekken om te zwemmen, snorkelen en duiken.
4. Gitgit & Tegenungan Watervallen
Bali heeft een paar watervallen die je gezien móet hebben: de Gitgit waterval, vlakbij het noordelijke stadje Singaradje, is met 35 meter de hoogste waterval van Bali. Net buiten Ubud vind je de beeldschone Tegenungan waterval. Op een typisch tropische warme dag is het heerlijk om even af te koelen in het water van deze bijzondere waterval dus vergeet niet je zwemspullen mee te nemen.
5. Padang Padang
Padang Padang is één van de mooiste stranden van Bali, gelegen in Uluwatu/Zuid-Bali. De ligging van dit kleine strandje is fenomenaal: ingeklemd tussen hoge rotsen en uitsluitend bereikbaar via een stijle trap. Padang Padang is vooral populair bij surfers vanwege de perfecte golven. Het kan er in het hoogseizoen wel druk zijn maar dan nog is het strand absoluut de moeite van een bezoek waard.
6. Pura Tirta Empul
De Hindoeïstische tempel Pura Tirta Empul - ook wel de Holy Spring Water Temple genoemd - is een bijzondere plek vanwege het heilige water dat uit een nabijgelegen bron komt. De lokale bevolking komt hier graag om zich ritueel te reinigen. Alleen al de rit er naartoe, langs prachtige rijstvelden en kleine idyllische dorpjes, maakt een bezoek aan deze tempel meer dan de moeite waard.
7. La Plancha
De zonsondergang op één van de gekleurde zitzakken van La Plancha op Legian Beach mag je absoluut niet missen. Overdag is La Planca een ‘gewone’ gezellige strandtent maar in de loop van de middag plaatsen ze tientallen gekleurde zitzakken en fleurige parasols op het strand. La Plancha is daarmee in één keer het kleurrijkste stukje strand van Bali. De muziek gaat aan, tapas en tropische cocktails worden bij je loungezakken gebracht en de spectaculaire zonsondergang maakt je stranddag compleet.
8. Ubud
Ubud, gelegen in de groene tropische bergen in het centrum van Bali, is het culturele en spirituele centrum van Bali. Met een overvloed aan leuke en bijzondere winkeltjes die gericht zijn op de typische “Eat, Pray, Love”-toerist, biedt het ook veel voor de meer spirituele reiziger: van de vele welness behandelingen tot een indrukwekkende concentratie van vegetarische gourmet restaurants.
9. Mount Agung
Vulkaan Agung is een nog actieve vulkaan, die nog niet zo heel lang geleden is uitgebarsten. Agung is tevens de hoogste berg op het eiland Bali en een absolute must see. Met 3.031 meter hoogte zijn er genoeg plekken op het eiland waar je Agung kunt zien, zeker op een zonnige heldere dag. Je kunt Mount Agung ook beklimmen, het liefst vroeg in de ochtend zodat je de spectaculaire zonsopgang kan zien.
10. Poera Oeloewatoe
Bali heeft een aantal schitterende tempels en Uluwatu Temple (Poera Oeloewatoe) is er eentje die je gezien móet hebben. Alleen al de ligging is fenomenaal, op de rand van een hoge klif op het meest Zuidelijke punt van het eiland. Blijf zeker voor de zonsondergang voor de Kecak Dance, een traditionele rituele Balinese dans die door uitsluitend mannen wordt uitgevoerd.
1 note · View note
lintasbatasindonesia · 2 years ago
Text
Jaga Harkamtibmas, Ops Cipta Aman Agung-2022 Melaksanakan Pengamanan di Pura Tirta Empul
Jaga Harkamtibmas, Ops Cipta Aman Agung-2022 Melaksanakan Pengamanan di Pura Tirta Empul
  Polda Bali – Polres Gianyar, Kepolisian Resor Gianyar melaksanakan operasi kewilayahan dengan sandi Ops Cipta Aman Agung Tahun 2022 sampai tanggal 18 Desember 2022.  Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk menciptakan Harkamtibmas di wilayah Kabupaten Gianyar menjelang Natal tahun 2022 dan Tahun Baru 2023. Kamis (8/12/22). Kegiatan kali ini di laksanakan di wilayah Kecamatan Tampaksiring…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
parahitatour · 2 years ago
Text
Pura Tirta Empul Tampaksiring dengan Sejarahnya
Pura Tirta Empul Tampaksiring dengan Sejarahnya
Pura Tirta Empul Tampaksiring – Bali memiliki banyak tempat objek wisata alam paling menarik dan sangat menakjubkan. Selain tempat wisata pantai dan danau terdapat pula bangunan pura peninggalan jaman dahulu yang kini dijadikan sebagai destinasi wisata, seperti pura tirta empul tampak siring. Mau tahu cerita asal usul bagunan pura tersebut? Yuk, simak pembahasan sejarah pura tirta empul tampak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
djabarpos · 2 years ago
Text
Delegasi EdWG G20 Mendalami Budaya Umat Hindu Bali di Gianyar
Delegasi EdWG G20 Mendalami Budaya Umat Hindu Bali di Gianyar
DJABARPOS.COM, Gianyar, Bali – Selepas Pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) dan Pertemuan Tingkat Menteri Pendidikan (Education Ministers’ Meeting), para delegasi G20 dan pasangannya juga berkesempatan untuk mengunjungi Pura Tirta Empul dan Istana Tampaksiring di Kabupaten Gianyar, Bali untuk merasakan pengalaman penyembuhan (Healing Experience), serta mempelajari…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kabartangsel · 3 years ago
Text
Kunjungi Pura Tirta Empul, Presiden Dorong Pemeliharaan Aset Kebudayaan Negara
Kunjungi Pura Tirta Empul, Presiden Dorong Pemeliharaan Aset Kebudayaan Negara
Presiden Joko Widodo berkunjung ke cagar budaya Pura Tirta Empul, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, pada Jumat, 6 Mei 2022. Pura yang berada di sebelah timur Istana Kepresidenan Tampaksiring ini memiliki sumber mata air jernih yang digunakan sebagai tempat upacara keagamaan dan juga wisata. “Saya kira ini sebuah pura yang terpelihara, yang bersih, dan juga wisatawan sekarang mulai banyak datang,”…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
cinews-id · 3 years ago
Text
0 notes
claudeetmarie · 7 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
17.06 Avec un peu de retard on peut se connecter depuis le restaurant où Ns Ns arrêtons pour déjeuner. Voici un petit aperçu de notre visite d’hier avec des danses balinaises avec le thème du bien (le barong) et du mal (rangda - reine des 🧙‍♀️) dans la matinée. On visitera ensuite un temple sacré avec les offrandes omniprésentes et les eaux sacrées et purificatrices de Tirta Empul, où ts les fidèles font la queue pour être purifiés et guéris, un peu comme Lourdes chez nous. La religion est partout présente avec des offrandes et des temples en mémoire des défunts devant chaque 🏠. Notre guide est très érudit, il nous informe bcp sur les coutumes de son pays et on se rend compte qu’il connaît bcp de choses sur la 🇫🇷 mais il a petite tendance à dévier la conversation en dessous de la ceinture ! Nous avons de la chance d’être européennes car la femme ici est complètement soumise à son mari, seul le garçon a de l’importance car c’est lui qui assurera la vieillesse de ses parents et les hébergera et la femme est importante pour les enfants qu’elle pourra donner au foyer. Ns avons été choqué par le travail de femmes portant des pierres sur la tête pour construire un temple, le guide nous dira qu’elles St habituées ttes petites à porter des charges sur la tête et qu’elles ont la nuque musclée !!! Je vous laisse et espère pouvoir vs envoyer d’autres nelles bientôt Bisous 😘 à tous
11 notes · View notes