#cincin warna hitam
Explore tagged Tumblr posts
mjhitampragmatic · 2 months ago
Text
Eksplorasi Budaya di Pasar Malam : Sebuah Petualangan Nostalgia
Tumblr media
Pasar malam selalu menjadi magnet bagi orang-orang yang mencari hiburan, kuliner, dan pengalaman yang tidak biasa. Tidak peduli di mana Anda berada, suasana pasar malam selalu membawa rasa hangat yang memikat. Dengan lampu-lampu yang berkedip, tawa pengunjung, dan aroma makanan yang menggugah, pasar malam adalah panggung kehidupan yang penuh warna. Seperti scatter hitam pragmatic, ada momen kejutan dan kegembiraan yang menanti di setiap sudutnya, membuat kita ingin kembali lagi dan lagi.
1. Nostalgia dalam Setiap Langkah
Pasar malam sering kali membawa kita ke masa kecil. Ingatan tentang permainan lempar bola, naik komidi putar, atau menikmati jajanan tradisional seperti arum manis dan martabak manis adalah bagian dari pesonanya. Di setiap stand, ada cerita, ada kenangan. Bahkan, musik dari pengeras suara yang sedikit berderak menciptakan suasana nostalgia yang sulit dijelaskan. Sama seperti menemukan keberuntungan dalam "scatter hitam pragmatic", rasa bahagia di pasar malam datang dari hal-hal sederhana yang menyentuh hati.
2. Kuliner Jalanan: Surga Rasa di Tengah Keramaian
Salah satu daya tarik terbesar pasar malam adalah kulinernya yang dimana segala jenis makanan dari daerah daerah yang jarang ditemui. Dari sate yang harum mengepul hingga es krim gulung yang dibuat di depan mata, setiap sudut pasar malam menawarkan petualangan rasa. Jangan lupakan jajanan unik seperti telur gulung, tahu gejrot, atau minuman kekinian yang berwarna-warni. Di sinilah kita bisa mencicipi kekayaan kuliner lokal sekaligus tren baru yang sedang digemari. Pasar malam adalah tempat di mana tradisi bertemu inovasi, menciptakan harmoni yang menggiurkan.
3. Seni dan Kerajinan: Kreativitas dalam Kehidupan Sehari-hari
Pasar malam bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang seni dan kerajinan. Dari perhiasan handmade hingga lukisan wajah di tempat, kreativitas lokal terpancar di setiap stand. Barang-barang ini mungkin terlihat sederhana, tetapi di baliknya ada kerja keras dan passion para pengrajin. Sama seperti seni abstrak atau karya seni lainnya, keindahan ini sering kali tak terduga, seperti sensasi "scatter hitam pragmatic" yang memberi kejutan menyenangkan.
4. Hiburan yang Membawa Senyum
Bukan pasar malam namanya tanpa hiburan. Mulai dari badut yang lucu, musisi jalanan, hingga atraksi tradisional seperti wayang kulit atau pertunjukan tari, semuanya ada untuk menyenangkan pengunjung. Bahkan permainan sederhana seperti lempar cincin atau memancing ikan plastik bisa menjadi momen yang penuh tawa. Pasar malam adalah tempat di mana hiburan tidak membutuhkan kemewahan, cukup dengan kehangatan dan kesederhanaan.
5. Keramaian yang Menghidupkan Malam
Ada sesuatu yang magis tentang keramaian di pasar malam. Orang-orang datang dari berbagai latar belakang, tetapi di sini, mereka semua berbagi momen yang sama. Anak-anak berlarian, orang dewasa sibuk menawar barang, dan pasangan muda menikmati malam romantis di bawah lampu warna-warni. Di pasar malam, semua batasan sosial menghilang, digantikan oleh kebahagiaan kolektif.
Kesimpulan
Pasar malam adalah lebih dari sekadar tempat untuk berbelanja atau makan; itu adalah pengalaman budaya, perjalanan nostalgia, dan perayaan kehidupan. Di setiap sudutnya, ada cerita, rasa, dan kejutan yang menunggu untuk ditemukan. Seperti "scatter hitam pragmatic", pasar malam membawa sensasi yang tidak terduga tetapi selalu mengesankan.
0 notes
arsignature · 11 months ago
Text
Kemewahan Emas Bertemu Harta Karun Samudra: Pesona custom perhiasan emas dan Mutiara Asli
Dalam dunia perhiasan mewah, dua elemen menonjol karena keindahan dan keanggunan abadinya: custom perhiasan emas dan mutiara asli. Bersama-sama, mereka menciptakan paduan harmonis antara kemewahan dan keanggunan alami, menawan hati mereka yang mencari keunikan dan kualitas dalam perhiasan mereka. Postingan blog ini menjelajahi dunia menawan dari pembuatan custom perhiasan emas yang diperindah dengan keindahan murni dari mutiara asli, mengungkapkan mengapa kombinasi ini lebih dari sekedar aksesori—ini adalah sebuah pernyataan.
Pesona Abadi custom perhiasan emas
Tumblr media
Emas, dengan kilauannya yang memikat dan sifat tahan lama, telah menjadi pondasi dalam pembuatan perhiasan selama ribuan tahun. custom perhiasan emas mengambil bahan abadi ini dan meningkatkannya ke tingkat ekspresi pribadi yang baru. Baik itu liontin emas yang halus, gelang yang rumit, atau cincin pernyataan, mengkustomisasi perhiasan emas Anda memungkinkan Anda untuk menanamkan cerita pribadi, tonggak penting, atau desain unik yang resonan dengan gaya individual Anda.
Proses menciptakan custom perhiasan emas melibatkan kolaborasi antara Anda dan pengrajin terampil. Kemitraan ini memastikan bahwa setiap lengkung, setiap detail, dan setiap akhiran mencerminkan visi Anda, menghasilkan sebuah potongan yang benar-benar unik milik Anda. Dari konsep desain awal hingga penciptaan akhir, perjalanan pembuatan custom perhiasan emas dipenuhi dengan antisipasi dan kegembiraan, berakhir pada sebuah mahakarya yang dapat dihargai selama generasi.
Keanggunan Murni dari jual mutiara asli
Mutiara, sering disebut sebagai "Ratu Permata," adalah epitome dari keanggunan dan kasih. Berbeda dengan batu permata lain yang ditambang dari bumi, mutiara lahir dari air, menjadikannya bukti unik dari keindahan alam. jual mutiara asli memberikan penggemar perhiasan akses ke keajaiban alam ini, menawarkan sepotong misteri samudra untuk dikenakan dan dikagumi.
Mutiara asli hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna, mulai dari mutiara Akoya putih klasik hingga mutiara Tahitian hitam eksotis. Setiap mutiara adalah ciptaan unik, dengan serangkaian karakteristik yang membuatnya spesial. Ketika digabungkan dengan custom perhiasan emas, mutiara ini menambahkan sentuhan keindahan organik yang melengkapi kilau hangat logam, menciptakan potongan yang elegan dan bermakna.
Menciptakan Cerita Anda: Menggabungkan Emas dan Mutiara
Fusi custom perhiasan emas dengan mutiara asli lebih dari sekedar tren; ini adalah pilihan abadi yang berbicara banyak tentang selera dan keanggunan pemakainya. Kombinasi ini memungkinkan kreativitas tanpa batas, dari desain minimalis modern yang berfokus pada keindahan alami mutiara hingga potongan lebih rumit yang memamerkan kerumitan kerajinan emas.
Memilih untuk menghiasi diri Anda dengan custom perhiasan emas dan mutiara asli adalah pernyataan apresiasi terhadap hal-hal terbaik dalam hidup. Ini mencerminkan cinta terhadap seni, gairah untuk keajaiban alam, dan keinginan untuk membawa sepotong sejarah dan narasi pribadi bersama Anda.
Kesimpulan
Dalam dunia di mana mode dan ekspresi pribadi terus berkembang, pesona custom perhiasan emas dan mutiara asli tetap tidak berubah. Pasangan sempurna ini menawarkan perpaduan kemewahan, keanggunan, dan personalisasi yang tak tertandingi. Baik Anda merayakan kesempatan spesial, merancang pusaka keluarga, atau sekedar memanjakan diri dengan sesuatu yang indah, custom perhiasan emas yang dihiasi dengan mutiara asli adalah pilihan yang akan selalu bertahan uji waktu, terus memikat dan menginspirasi untuk tahun-tahun yang akan datang.
FAQ
Q: Mengapa custom perhiasan emas dan mutiara asli begitu spesial?
A: custom perhiasan emas menawarkan sentuhan pribadi yang tidak dapat ditandingi oleh produksi massal, memungkinkan individu untuk mengekspresikan gaya dan cerita unik mereka. Mutiara asli menambahkan keanggunan alami dan keindahan abadi, menjadikan setiap potongan benar-benar unik karena asal organiknya.
Q: Bagaimana saya merawat perhiasan emas dan mutiara saya?
A: Jaga kebersihan perhiasan emas dengan kain lembut dan air sabun hangat. Hindari bahan kimia keras dan simpan di kompartemen terpisah untuk mencegah goresan. Mutiara harus dilap dengan kain lembut dan basah setelah dipakai dan disimpan terpisah dari perhiasan lain untuk mempertahankan kilau mereka.
Q: Apakah saya bisa mendesain potongan custom perhiasan emas saya sendiri dengan mutiara?
A: Tentu saja. Banyak perajin perhiasan menyambut kesempatan untuk bekerja dengan klien pada desain kustom. Anda dapat mewujudkan visi Anda dengan memilih jenis dan warna emas, memilih mutiara, dan mendiskusikan ide desain Anda dengan pengrajin terampil.
Q: Apakah ada pertimbangan etis saat membeli mutiara dan emas?
A: Ya, penting untuk mendapatkan sumber mutiara dan emas dari pemasok yang bereputasi baik yang mematuhi praktik etis dan berkelanjutan. Ini memastikan perhiasan tidak hanya terlihat indah tetapi juga selaras dengan standar lingkungan dan sosial yang bertanggung jawab.
Q: Apa perbedaan antara mutiara budidaya dan mutiara alami?
A: Mutiara budidaya diperoleh dari tiram di lingkungan terkontrol, sementara mutiara alami terbentuk secara spontan di alam liar tanpa intervensi manusia. Kedua jenis menawarkan keindahan dan keanggunan, tetapi mutiara alami lebih langka dan seringkali lebih mahal.
Q: Bagaimana saya bisa tahu jika mutiara itu asli?
A: Mutiara asli memiliki kilau unik dan tekstur sedikit kasar saat digosokkan satu sama lain atau ke gigi, tidak seperti mutiara sintetis yang sempurna mulus. Seorang perajin perhiasan profesional juga dapat mengautentikasi mutiara untuk Anda.
Q: Jenis emas apa yang bisa digunakan dalam perhiasan kustom?
A: Emas untuk perhiasan kustom datang dalam berbagai jenis, termasuk emas kuning, emas putih, emas rose, dan bahkan emas hijau. Pilihan tergantung pada preferensi pribadi dan desain potongan tersebut.
Q: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat potongan custom perhiasan emas dengan mutiara?
A: Waktu yang diperlukan dapat bervariasi berdasarkan kompleksitas desain dan jadwal perajin, berkisar dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Terbaik untuk membahas jadwal waktu lebih awal dalam proses desain.
Q: Apakah mungkin untuk memperbarui atau memodifikasi perhiasan emas dan mutiara yang ada?
A: Ya, banyak perajin perhiasan menawarkan layanan untuk memperbarui, memodifikasi, atau menggunakan kembali potongan perhiasan yang ada, memberikan kehidupan baru atau mengubahnya agar lebih cocok dengan gaya atau preferensi Anda saat ini.
Q: Bagaimana saya memilih perajin perhiasan yang tepat untuk custom perhiasan emas dan mutiara?
A: Cari perajin perhiasan dengan reputasi kuat, portofolio pekerjaan kustom, dan ulasan positif dari klien sebelumnya. Juga penting bahwa mereka mendengarkan ide Anda dan berkomunikasi dengan jelas sepanjang proses desain.
0 notes
skalimited · 11 months ago
Text
Skalimited
Hai gaisss ??? Kamu tau ngga sih produk yang ada di bawah ini ? Kalian udah ngga asing lagi kan sama produk ini. Disini ada 4 macam produk lohh dengan variasi warna yang banyak
Cincin manik” Bahan manik “ yang beraneka ragam
Tempat tisu Bahan kain yang terbaik Variasi : pada gambar
Bando Bahan bando yang digunakan sangat baik karena akan menjamin kepala tidak sakit Warna : -Hitam - biru tua - biru muda - merah - pink - hijau sage - abu abu - unggu
Skranci rambut Warna : - Hitam - biru navy - coklat - pink - dusty pink - hijau sage - abu abu
Tumblr media
Tumblr media
Tumblr media Tumblr media
Untuk kalian yang mau oder atau mau tanya “ lebih lanjut bisa hubungi kami di nomor berikut ‪
WA :+62 856‑4832‑4048
Ig :Skalimited
1 note · View note
baliportalnews · 1 year ago
Text
Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan Terapung di Wilayah TNBB
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Mayat berjenis kelamin perempuan tanpa identitas pada Kamis (18/1/2024) sekitar pukul 07.00 WITA ditemukan terapung di Perairan Prapat Agung Wilayah seksi II Taman Nasional Bali Barat (TNBB) atau tepatnya di Banjar Dinas Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh dua orang nelayan yang sedang memancing ikan menggunakan sampan yakni Misman (64) dan Oktavia Nanda Pratama (23) asal Banjar Dinas Asih, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana. Awalnya mereka memancing seperti biasa, namun setelah melintas di TKP tiba-tiba terlihat ada sesosok mayat yang terapung di atas air. Karena penasaran mereka pun mendekati sosok tersebut dan ternyata adalah mayat seorang perempuan. Kedua saksi langsung melaporkan temuan itu dan Anggota Pos Pol Air Teluk Terima langsung mendatangi TKP. "Mayat Mister X dievakuasi menggunakan boat Polairud dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan tim medis Puskemas II Gerokgak sekitar puku l11.50 WITA," ungkap Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika. Hasil pemeriksaan medis, jelas AKP Darma ditemukan lebam di bagian leher belakang, wajah, dan telinga, mengeluarkan busa darah dari mulut dan hidung, bibir kebiruan, luka lecet di bagian punggung kanan, tidak ada cairan pada anus maupun kemaluan, mata merah, kuku tampak kebiruan, ditemukan 9 buah kunci tergantung BH, serta tidak ditemukan tanda kekerasan di badan luar korban. "Tim medis memperkirakan mayat tanpa identitas ini meninggal kurang 12 jam, namun selanjutnya terhadap mayat akan dilakukan autopsi di RSUD Buleleng," imbunya. Adapun ciri-ciri mayat perempuan tanpa identitas tersebut yakni tinggi badan kurang lebih 151 cm, menggunakan baju dres warna hitam kombinasi putih, celana kain lejing warna abu-abu, sarung tangan warna biru, kaos kaki warna pink, baju kaos warna putih, BH warna cream, rambut pendek ikal, menggunakan anting warna mas motif bunga, menggunakan celana dalam warna biru dan pop putih, serta menggunakan cincin di jari tengah tangan kiri. "Dugaan sementara korban meninggal dunia tidak karena tenggelam, sebab berdasarkan pemeriksaan medis perut korban tidak kembung. Kami masih menunggu apakah ada masyarakat yang kehilangan keluarga sebab sampai sekarang belum ada informasi terkait adanya orang yang hilang," pungkas dia.(dar/bpn) Read the full article
0 notes
ftrslh · 1 year ago
Text
Tumblr media
SEPATU KULIT
“Berat kah, kak?”
“Tidak juga.” Jawabku setelah mengambil keputusan melepaskan sebagian kemelekatan pada benda. Meski belum sepenuhnya. Paling tidak, sedang diupayakan.
Perpindahan bisa menjadi pemicu yang tepat untuk merelakan hal-hal yang lama tertahan memperoleh nafas yang baru. Setelah menanti selama hampir enam bulan, akhirnya keputusan itu tiba. Kini kubisa mulai mengambil ancang-ancang supaya roket yang kurancang melesat segera.
Sepertinya benar kata orang, tak ada pekerjaan yang lebih melelahkan selain menunggu. Pun begitu, tetap saja dilakukan. Dalam antrian, panggilan, keputusan, kelahiran, juga kematian. Padahal sudah tahu akan lelah tapi masih saja bertahan walau sambil misuh-misuh.
Pada satu waktu dari atas angkot seorang ibu paruh baya, kuterka profesinya guru, mungkin pegawai negeri karena pakai baju keki. Sepatu kulit cokelat dengan variasi kuning di bagian punggung sampai ujung depan. Mencolok. Membawa satu tas jinjing biru bertotol-totol merah dengan pita merah yang terikat di salah satu tentengannya, satu tas laptop yang juga berwarna merah, dan satu tas selempang kombinasi warna cokelat-hitam. Memakai cincin emas berhias batu permata jingga di jari manis tangan kiri, sedang jam tangan emas melingkari pergelangan tangan kanannya. Duduk tepat di samping pak supir yang sedang bekerja—mengendarai angkot supaya baik jalannya, hey! Memberi ongkos ke pak supir sampai tiga kali. Dua kali untuk dua anak sekolah yang turun di dua sekolah berbeda, satu kali untuk dirinya sendiri. Dalam perjalanannya mengabdi, beliau sudah sedekah lebih dari sekali. Ini kejadian yang biasa saja sebenarnya. Bukan hal asing di negeri dengan predikat paling dermawan seisi bumi selama lima tahun berturut-turut. Bukan main!
Melihat itu membuatku berpikir… Apa hayo?😂 Apa hubungan guru itu dengan anak sekolah ini? Beliau naik dan turun dengan titik yang berbeda dengan kedua anak itu. Pikiran ini terus menemani hingga tujuanku tiba. “Andai ibu itu turun setelahku, bakal dibayarin juga kali yak.” Batinku yang sudah melepas seragam sekolah lebih dari sepuluh tahun lalu. Tamat
0 notes
prakasafashionstore · 1 year ago
Text
In dunia fashion hijab, penampilan yang modis dan formal sangat penting ketika pergi ke kantor. Memilih gaya hijab yang sesuai dengan lingkungan kerja dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kesan profesional.
Untuk tampil modis di kantor dengan hijab, Anda dapat memilih gaya baju hijab yang elegan namun tetap sopan. Pilihlah pakaian dengan potongan yang rapi dan tidak terlalu ketat. Anda bisa mencoba padu-padankan blus atau kemeja dengan rok atau celana panjang yang nyaman.
Selain itu, pilihan warna juga memainkan peran penting dalam fashion hijab ke kantor. Pilihlah warna-warna netral seperti hitam, abu-abu, atau putih untuk memberikan kesan profesional. Namun jangan takut untuk menambahkan sentuhan warna cerah seperti biru atau merah dalam aksesori atau detail pakaian Anda.
Untuk aksesoris, pilihlah yang simpel namun elegan seperti anting-anting atau kalung minimalis. Hindari penggunaan aksesoris berlebihan agar tidak mengganggu aktivitas kerja Anda.
Terakhir, pastikan bahwa hijab Anda selalu terlihat rapi dan tertata dengan baik. Gunakan peniti atau ciput jika diperlukan agar hijab tetap dalam posisi yang diinginkan sepanjang hari.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda akan tampil modis dan profesional saat menggunakan fashion hijab ke kantor. Ingatlah untuk selalu menghormati kode berpakaian di tempat kerja serta menyesuaikan gaya pribadi Anda dengan aturan dan budaya perusahaan.
Baca Juga :style fashion mahasiswi
 fashion hijab ke kantor ke kantor hijab
Dalam dunia kerja, penampilan yang profesional dan modis sangat penting, termasuk dalam pemilihan gaya hijab. Bagi para wanita muslimah yang ingin tampil stylish dan percaya diri di kantor, ada beberapa gaya hijab yang bisa dipilih.
Pertama, pilihlah baju hijab yang formal dan sesuai dengan dress code kantor. Pilihlah bahan yang berkualitas dan jatuh dengan baik untuk memberikan kesan elegan. Hindari warna-warna terlalu mencolok atau motif yang terlalu ramai agar tetap terlihat profesional.
Kedua, perhatikan juga model hijab yang digunakan. Untuk tampilan kantor, pilihlah model hijab yang sederhana namun tetap modis seperti segi empat atau pashmina. Hindari penggunaan aksesori berlebihan agar tidak mengganggu aktivitas kerja.
Selain itu, Anda juga bisa menambahkan sentuhan personal pada gaya hijab ke kantor Anda. Misalnya dengan memadukan warna-warna cerah atau menggunakan aksesori seperti bros atau cincin pada jilbab Anda untuk menambahkan sentuhan feminin.
Ingatlah bahwa penting untuk tetap nyaman saat menggunakan hijab di tempat kerja. Pastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan tidak membuat Anda merasa gerah atau tidak nyaman sepanjang hari.
Dengan mengikuti gaya-hijab ke kantor ini, Anda dapat tampil profesional namun tetap modis dan percaya diri di tempat kerja. Jadi jangan ragu untuk mengeksplorasi berbagai gaya hijab dan temukan kombinasi yang sesuai dengan kepribadian dan gaya Anda sendiri.
style baju  untuk ke kantor agar tetap modis
Apakah Anda ingin tampil modis dengan hijab saat pergi ke kantor? Tidak perlu khawatir, karena ada banyak gaya hijab yang bisa Anda pilih untuk menciptakan penampilan profesional dan fashion-forward di tempat kerja.
Pertama-tama, penting untuk memilih gaya baju hijab yang sesuai dengan dress code di kantor Anda. Untuk suasana formal, pilihlah baju hijab dengan potongan yang rapi dan warna netral seperti hitam, abu-abu, atau putih. Padukan dengan blazer atau jaket untuk memberikan sentuhan profesional.
Jika dress code di kantor Anda lebih santai, cobalah memadukan atasan berpotongan longgar dengan celana panjang atau rok midi. Pilihlah warna-warna cerah atau motif yang menarik untuk memberikan sentuhan modis pada penampilan Anda.
Selain itu, aksesori juga dapat menjadi poin penting dalam fashion hijab ke kantor. Pilihlah anting-anting minimalis atau kalung simpel untuk menambahkan sentuhan feminin pada penampilan Anda.
Ingatlah bahwa kenyamanan juga harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih gaya hijab ke kantor. Pastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan nyaman dipakai sepanjang hari dan tidak mengganggu aktivitas kerja.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menciptakan penampilan fashion hijab ke kantor yang stylish dan profesional. Jadi jangan ragu untuk bereksperimen dengan gaya-gaya baru dan tunjukkan bahwa fashion dan profesionalisme bisa bersatu dalam satu paket!
1 note · View note
pusakadunia · 2 years ago
Link
0 notes
mariahome · 2 years ago
Text
Desain Rumah Pertanian Prancis Kuno
Tumblr media
Sebuah rumah pertanian berusia 250 tahun yang terlantar di pedesaan Prancis adalah proyek pemecah masalah bagi pasangan yang menemukan kegembiraan dalam memulihkan ruang yang ditinggalkan. Mereka membutuhkan waktu 16 tahun untuk mengubah properti itu menjadi rumah.
Ciri Khas Gaya Dekorasi Pedesaan Prancis
Warna pucat dan bahan alami adalah ciri khas gaya dekorasi pedesaan Prancis. Meja pertanian Prancis dari kayu antik menghadirkan formalitas santai ke ruang makan. Lustres dan lampu gantung bergaya Country French mencerminkan gaya hidup yang tidak terlalu rewel. Belanja harta karun perabot Prancis online yang selalu berubah di Chez Pluie.
Cahaya Provence telah memikat para seniman ke Saint-Remy-de-Provence dan Arles selama berabad-abad. Lukisan pelukis lokal kontemporer Karibou menangkap lanskap puitis ini dengan baik (gambar di atas). Penampilan usang kursi klub kulit, blok tukang daging, keramik pengrajin, dan furnitur antik seperti lemari dirayakan dalam estetika rumah pertanian Prancis.
Tumblr media
Cezanne terinspirasi oleh pedesaan terpencil Provence untuk bereksperimen dengan menyandingkan bidang warna yang besar dengan cara baru dan garis serta kelegaan yang berlebihan. Studio-cum-museum di ateliernya terasa seperti bingkai beku dari kejeniusan pria itu. Pelukis hebat lainnya, seperti Monet dan Henri Matisse, menemukan inspirasi di bentang laut Provence yang bermandikan sinar matahari. Vincent van Gogh terkenal mencoba mengatasi temperamennya yang suram dengan pindah ke Arles pada tahun 1888. Karya seninya mencerminkan perjuangannya, dan kehidupannya yang tersiksa dirayakan di Espace Van Gogh dan Fondation Van Gogh.
Tips Mendapatkan Rumah Prancis
Rumah baru Gwyneth Paltrow, yang terletak di Montecito, California adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi sang bintang. Pendiri Goop tinggal di sana bersama suaminya, produser TV Brad Falchuk dan dua anak mereka, Apple, 17 dan Moses, 16, dari pernikahan sebelumnya dengan pentolan Coldplay Chris Martin.
Dia bekerja sama dengan para desainer yang melengkapi apartemennya di NYC Tribeca dan toko pop-up Goop pertama, termasuk Robin Standefer dan Stephen Alesch dari Roman dan Williams untuk membuat rumah yang berpusat di sekitar "ruang yang sangat tepat dan bijaksana".
Tumblr media
Serambi masuk yang memukau menampilkan lantai ubin, perapian abad ke-18, dan tanaman hijau berseni yang menciptakan pintu masuk yang ramah dan terinspirasi dari Prancis. Di dalam ruang makan formal, wallpaper pemandangan MJ Atelier yang cantik dipasangkan dengan kursi hitam kontemporer dan meja putih panjang.
Desain Rumah Pedesaan Prancis Terpopuler
Salah satu ciri utama gaya Country French adalah rasa eklektisisme dan keanggunan yang tidak mencolok. Ini tercermin dalam cara furnitur dan aksesori seperti toilet / sekretaris antik ini digunakan di rumah pedesaan Prancis.
Commode ini dibuat dari kenari tua yang kaya dan mengungkapkan warna hangat yang indah dengan patina yang indah. Ini memiliki fasad laci Louis XVI klasik dengan desain yang disesuaikan dan detail cetakan yang berani, beraksen dengan tarikan cincin perunggu dan escutcheons.
Tumblr media
Trik saat membeli toilet antik, cari tanda dan tanda tangan pembuatnya, yang akan memberi tahu Anda seberapa baik pembuatannya. Juga, periksa kualitas kayu untuk tanda-tanda kompresi dan jika ada retakan atau retakan, yang menunjukkan bahwa itu adalah kayu asli daripada papan kompres yang diproduksi secara modern. Sebagai rekomendeasi situs penjualan properti terbaik anda bisa cek di idrumah.com.
1 note · View note
fael02 · 2 years ago
Text
HUBUNGAN TANPA STATUS
Hubungan kita nggak punya nama Iya kita dan sekarang semua itu buat aku bingung kamu selalu bilang kalau kamu akan selalu ada kamu bakal selalu senantiasa mendengarkan kamu
bakal jadi apapun tapi lama-lama kok hubungan
kita yang kamu bilang punya harapan jadi abu - abu
aku apa ya seperti 2 orang yang sebenarnya
mungkin udah tahu kalau saling suka jadi
konsepnya adalah sama-sama tahu aja kalau
menurut aku orang-orang hati-hati ini adalah
orang-orang yang mencari zona aman dan
zona nyaman e masing-masing perlu takut buat
confess terlalu takut buat nembak terlalu takut
buat bilang dan Ya udah deh.
Sama-sama udah tahu sama-sama udah nggak
perlu diklarifikasi.
Ya udah jalanin aja saya memulai tapi nggak memulai ngerti kan bingung aja gitu bilang aja kamu di sini itu milik siapa sih karena ini mungkin awalnya duduk nyaman dua-duanya sama-sama saling menikmati gitu Jujur aku pun sebelumnya enggak tahu ini hubungan atau bukan tapi kayak pernah nggak sih kalian deket sama orang nggak ada nama Ya udah jalanin
aja gitu nggak bisa cemburu nggak bisa marah
karena nggak punya apa-apa.
Iya kita Emang bareng tapi entah kenapa aku
selalu merasa sendirian kesepian pengen
marah tapi nggak bisa mau cemburu nggak
punya apa-apa kan dari awal aku nggak pernah
memiliki kamu kita dekat tapi rasanya jauh
banget kayak gini rasa Hubungan Tanpa Status
hubungan kita nggak punya Nama kamu pun
nggak tahu punya siapa kita berdua entah mulai
cerita atau hanya buang-buang waktu aja dan
sekarang semua ini buat aku bingung bingung
sebenarnya kita arahnya mau kemana bingung
kita bakalan sampai mana kita nggak sanggup
buat memulai tapi Setiap juga buat kehilangan
enak banget kan orang-orang Yang HTS ini
mungkin nggak bakalan gak bakalan capek
kalau endingnya bakaran sesak itu mungkin
karena takut untuk memulai serta takut untuk
membuat suatu hubungan saya kan orang-orang
yang hubungan itu punya label pacaran di punya
label.
Eh satu sama lain Entah mungkin Secara
simbolik atau enggak boleh ke seperti yang
kalian lihat gunakan cowok-cowok sering
pakai gelang warna hitam atau punya cincin
cincin ala ala berdua tapi orang-orang yang
hubungannya tanpa nama ini di cat have heart
and fat activator punya hati dan kepercayaan aja
gitu kalau Ya udah sama-sama tahu sama-sama jalanin dan nggak bakalan ninggalin gitu Tapi pada akhirnya yang gak pasti bakalan pergi pada akhirnya hubungan yang statusnya bakalan bingung mau ke mana jalannya ya karena Emang nggak ada petanya dari awal karena memang nggak sayang memiliki aja ntar tiba-tiba yang satu udah punya pacar ntar tiba-tiba ditinggal jadian ntar tiba-tiba pergi tanpa ada bapak nggak enakan orang-orang yang mungkin takut akan kata putus di awal memulai sebuah hubungan tanpa harus Converse tanpa harus nembak pada akhirnya harus menerima kenyataan pahit kalau harus melepaskan bahkan sebelum memiliki itu yang sebenarnya menurut aku sakit banget itu Jadi sebenarnya kita ini Pacaran enggak Converse juga belum nembak Apalagi kita siapa Hanya dua orang asing yang tiba-tiba dekat memulai sebuah Hubungan Tanpa Status habis itu semua bunga jadi abu-abu nggak tahu harus dibawa nggak tahu harus jalan kemana aku nyaman banget sama kamu.
Aku senang banget kalau ada di dekat kamu itu aku nggak mau Malah beli hubungan kita dengan kata pacaran haram pacar bisa putus sama pacar bisa jauh aku pengen aja bisa di dekat sama kamu apapun itu namanya aku nggak peduli hubungan kita punya nama atau nggak aku nggak peduli kamu milik Aku Atau enggak Aku cuma pengen selalu Adek dekat kamu itu karena kita sama-sama tahu itu mungkin aku juga udah sedikit tahu banyak kalau Oh Ternyata kamu juga nyaman sama aku.
Oh ternyata kamu juga bisa pengen selalu ada di
dekatnya aku tapi yang namanya perasaan ikan berubah jadi kucing always been kita nggak bisa selalu kayak gini itu pahit hubungan kita nggak bisa selalu selamanya sedekat ini gitu there many Reason buat bikin dia jauh buat bikin Dia mungkin jadi renggang dan kamu bakalan marah dan kamu bakalan Nggak terima dan kamu bakalan nggak suka sama kalian nih tapi Kamu nggak berhak buat marah karena kamu bukan siapa-siapa kita bukan siapa-siapa kamu bukan siapa-siapa aku aku pun bukan siapa-siapa kamu tapi aku nggak mau kita putus aku nggak mau kita pisah aku nggak mau kita jauh.
Aku pengen kamu selalu ada di dekat aku
aku pengen kamu selalu Jadi support system
aku kita bisa chat-an terus long time karena
aku ngerasa kamu pergi aja You are my home
aku nggak mau cari yang lain tapi maaf untuk
memulainya aku masih terlalu takut aku masih
belum siap.
Aku nggak mau kehilangan kamu kamu ngerti kan Rasanya apa ya Aduh speechless maaf aku terlalu takut buat mulai takut ditinggalin takut kecewa lagi kecuali aku nggak siap buat pacaran, tapi aku juga nggak siap buat kehilangan kamu pengen kamu selalu disini maaf maafin aku yang egois maafin aku yang banyak maunya maafin aku yang tahu, tapi kamu ngerti kan kalau hubungan kita hubungan kita nggak punya nama jadi indah, Apapun ceritanya semanis apapun rasanya dan keistimewaan Apapun ceritanya, kita harus jatuh buat kehilangan satu sama lain.
1 note · View note
malamkontemplasi · 4 years ago
Text
Ketika Hujan Mengulitimu
Tumblr media
@miakamiya 
Kugenggam sepotong cinta yang telah lama kurawat selama belasan tahun, yang ingin kuberikan hanya kepadamu dengan senyuman dan suara merdu saat menyapamu. Warna cinta yang masih merah bersinar ini  pastinya ‘kan membuat rona pipimu. Mungkin saat itu terjadi, aku menjadi salah tingkah, kikuk, malu dan berdebar-debar jadi satu. Melihatmu adalah alasan bagiku untuk menikmati hidup, untuk semua itu, aku berucap beribu syukur kepada Yang Kuasa.
Sejauh yang kuingat, kita hanya bocah ingusan kala itu. Tidak mengetahui rasa apa itu. Kita hanya kerap bermain bersama. Terkadang tanpa alas kaki, menginjaki rerumputan sembari berpegangan tangan. Kita menari-nari di bawah sinar matahari hingga langit merambat berwarna jingga. Wajahmu yang seakan-akan merona diterpa warna senja—kuning  kemerah-merahan, merah kekuning-kuningan.  
Entah berapa banyak festival kuhadiri bersamamu, demi melihat senyummu merekah. Caramu memanggil namaku yang kerap menggema di dinding hatiku. Saat kita memandang langit malam hari dan kulihat bayanganmu dengan jelas di sana, dan berpikir seperti orang bodoh, apakah kau juga melihat bayanganku sama halnya denganku?
Masih ingatkah kamu, sewaktu duduk di sekolah dasar, kelas 6 tepatnya, kauterjatuh dan aku menggendongmu di punggungku, entah kepada siapa kumemohon, untuk tidak membiarkanmu lepas dari punggungku, dan berdoa sedikit lagi, tolong, biarkan kami tetap seperti ini, sedikit lebih lama lagi.
Tak dapat kutemukan kata yang pas, perasaan apa itu.
Sayangnya, aku mulai menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar itu. That blooming feeling, I must know what it is. Itulah yang kupikirkan, demi mengetahui, kenapa perempuan yang hanya memakai baju tidur saat menonton pertunjukan wayang malam itu, begitu... sempurna.
Aku harus mengurai perasaan apa ini, kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat bersamanya, kenapa aku merasa bahagia saat dia terus berada di dekatku. Kenapa aku ingin keadaan ini terus berlangsung selamanya.
Uke, di mataku kau tak memiliki cela. Mungkin Tuhan telah bermurah hati menutupi aib-aibmu di hadapanku sehingga kukira, kaudikirim oleh-Nya, sebagai malaikat berwujud manusia yang kian membuat indah imajiku terhadapmu. Hal itu pula yang membuat manusia-manusia itu iri kepadamu dan menyebarkan berita tak benar tentangmu. Itu hanya persepsi mereka. Tak jadi soal bagiku.
Ingatlah Uke, ketika kauingin menyerah, saat langit tak lagi bersahabat, saat orang-orang yang kausebut teman, pergi entah kemana. Aku adalah laki-laki yang akan selalu berdiri di sampingmu: seperti tempat berteduh yang kausebut rumah; atau seperti payung yang melindungimu saat hujan.
“Jangan menangis, karena aku ada di sini melindungimu.”
Menurutku, kau adalah Uke, seorang wanita luar biasa yang dicintai oleh laki-laki biasa sepertiku. Aku pun akan tetap mencintaimu, jatuh cinta kepadamu, meskipun kauberwujud kucing, capung, atau kupu-kupu sekalipun. Dan aku akan tetap menyukaimu bahkan hingga di kehidupan-kehidupanmu selanjutnya.
Terima kasih telah lahir ke bumi dan membuat indah hujan rinai ini, bersama warna hijau daun; warna-warni bunga; menambah lengkap latar belakang dirimu berdiri saat ini.
Uke, garis hidup manusia memang gampang-gampang susah ditebak. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar bisa takjub memandangimu dari jendela kelasku. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar merasakan keheranan saat kau meminjam penggarisku saat ujian semester saat masa sekolah dulu. Dan karena kejadian kecil itu, aku bisa melihat dengan jelas wajahmu yang putih dan bercak cokelat di sekitar hidungmu yang kecil dan mancung itu. Itulah saat kali pertama kumenyadari perasaan apa itu.
Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar tertawa bersamamu saat kaumulai bertingkah konyol dan lucu. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar bertemu denganmu dalam setiap mimpi-mimpiku yang selalu membuatku tertawa dan merasa nyaman, sekaligus juga merasa berbunga-bunga ketika berada di dekatmu. Di mimpiku, kaumilikku seorang, tanpa ada yang mengintervensi, kecuali mimpi terakhirku bersamamu yang membuatku harus cemas ketika terbangun. Kau pergi bersama teman SMA-mu, lebih tepatnya... dia adalah pacar pertamamu.
Mencintaimu, Uke, membuatku menyadari bahwa terkadang hidup itu berat sebelah, hidup itu tidak adil, hidup itu semu, hidup itu... mengecewakan. Membuatku menyadari bahwa cinta itu hanya untuk dongeng-dongeng sebelum beranjak tidur.
Uke, cinta ini telah membumbung tinggi dan dalam seketika tergelincir ke bumi, menjadikanku manusia yang tidak menginginkan lagi mencari cinta, segan bermimpi, dan berangan kosong. Aku pun sempat kuberpikir bahwa perkawinan itu sia-sia untuk orang sepertiku. Pernikahan itu hanya menjadi sebuah kewajiban tanpa esensi bagi manusia dan tidak ada kata tawar-menawar.
Kata “pernikahan” membuatku tergagap, bergidik ngeri, apakah nantinya dapat mempertahankan sebuah perjanjian besar yang menurut orang-orang itu suci. Ya, pernikahan itu suci dan menyempurnakan manusia. Namun, hal yang paling krusialnya adalah, apakah aku dapat mencintai orang lain selainmu, Uke?
Sekarang, tidak ada lagi bidadari dalam mimpiku yang berambut panjang, dengan senyum khasnya, memakai kemeja flanel warna merah dan jeans biru navy, yang membisiki kata-kata lucu dan menyebarkan gelak tawa di seluruh awang-gemawang.
Uke, aku rindu. Biarlah segala kesunyian ini menjadi milikku seorang. Biarlah foto kita yang berukuran 4R saat studi ekskursi ini yang menjadi pelipur laraku. Biarlah siluet punggungmu yang kulihat dari jauh, cukup memenuhi rasa kangenku padamu. Biarlah lagu favorit kita berdua menjadi pengantar tidurku dalam menikmati reminisensi bersamamu.
Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar bercanda dan bermain di taman bermain bersamamu, menghabiskan malam setelah jam pulang kantor. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar mengagumimu, mencintaimu, mensyukuri kehadiranmu sebatas sepihak. Cinta yang sedari tadi kugenggam, kini membeku. Takdir telah menuntunku untuk melihat sesosok pemuda yang berjalan ke arahmu dan memakai cincin bermotif senada denganmu.
Takdir jugalah yang membuka mataku bahwa kautelah memilih pria lain. Dalam balutan kebaya berwarna cokelat emas, kautampak semringah bersanding dengannya. Ah, Uke, kenapa harus dengannya? Dia tidak pantas berdampingan denganmu. Kenapa bukan aku? Apa yang menarik darinya? Apa bagusnya dia? Apakah kautidak menyadari, dia tidak dapat mencintaimu, seperti aku mencintaimu?
Tidak dapatkah kaumerasakan setiap perhatianku padamu? Apakah semua cinta yang kuberikan tidak cukup menemukan siapa pria yang tepat untukmu?
Seperti orang idiot, aku menunggumu di tempat yang sama; memandang jendela kamarmu yang masih gelap; sepeda merah yang biasa kaunaiki saat pergi ke sekolah dulu; minimarket tempat kita belanja kudapan saat mengikuti grup belajar dulu; saat-saat aku pernah membohongi diriku sendiri dan berakting seperti teman biasa di depanmu; semua itu ingatanku padamu.
Semua kenangan bahagia itu menyakitkan. Sesakit usahaku untuk meyakinimu ketika menyampaikan rasa sukaku padamu. Waktu kini semakin larut, kini aku menderita insomnia. Aku tahu cinta adalah rasa sakit. Akan tetapi, haruskah aku ‘dihukum’ sekejam ini karena mencintaimu?
Janji yang dulu kita ikrarkan, masih kujaga hingga sekarang. Hangat tanganmu saat kita sama-sama memegang payung ketika hujan turun. sedetik pun tidak akan pernah melupakannya. Jejak aroma parfummu yang tak bisa hilang, masih tersisa pada barang-barang pemberianmu. Takdir kita memang sudah terputuskan, namun hatiku masih sama, mengharapkanmu.
Musim berganti. Kukatakan kepada diriku sendiri, “sudah cukup”. Kini, surat cinta yang pernah kutulis untukmu telah usang. Sia-sia kuselipkan di kotak suratmu. Surat yang berisi pernyataan cintaku yang tulus, di sini, aku berulang-ulang menyatakan cintaku seorang diri di malam yang menyedihkan ini. Berulang-ulang menyatakan, aku menyukaimu lebih darinya, walaupun mungkin hanya sebuah April Mop untukmu.
Meski kutetap bermimpi tentangmu, seperti deja vu, kuterus memanggil namamu lagi dan lagi. Kini semua terasa getir. Selamat tinggal, Uke. cinta pertamaku, perempuan yang telah memberikan warna-warni bagi kedua mataku.
Kutatap kursi kosong di taman tempat kita biasa bermain, tenggelam bersama raut wajahmu yang masih tersenyum manis dalam memoriku. Selamat tinggal, Uke. Wanita yang pernah datang dan pergi membawa sebagian hidupku.
Kau telah memilih.
I softly whisper, wishing your happiness.
Seketika rinai ini menjadi bumerang bagiku. Melunturkan warna merah cinta yang sedari tadi kupegang hati-hati. Rinai itu berubah menjadi hujan deras bersama butiran-butiran air jernih dari sudut mataku. Meninggalkan cinta yang merah pudar dan tak berpendar ini bak diorama satu warna, hitam dan putih, tanpa jejak-jejak kehidupan di situ.
Depok, 2017
16 notes · View notes
nadineksn · 5 years ago
Text
Chapter 5
***
Darah Vance menyebar di depan mata An Zhe, berwarna merah tua. Orang-orang di antrian mendengar keributan dan berbalik untuk melihat ke sini. Setelah melihat apa yang terjadi, mereka kembali seperti biasa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Namun, Vance meninggal. Seorang pria terbunuh di gerbang pangkalan manusia dan tidak ada yang membantahnya.
An Zhe tiba-tiba menyadari bahwa orang ini adalah Hakim, pria yang disebutkan Vance kepadanya sehari sebelumnya. Dia adalah Pemimpin Pengadilan, Hakim. Orang yang menentukan apakah tiap orang yang memasuki gerbang itu manusia atau heterogen. Dia bisa memutuskan hidup dan mati siapa pun, tidak peduli siapa, tanpa alasan yang dibutuhkan.
Sekarang giliran An Zhe untuk diadili. Awalnya, jantungnya berdetak kencang. Saat moncong pistol menunjuk padanya, An Zhe menyadari bahwa dia benar-benar akan mati. Namun melihat mata hijau dingin sang hakim, secara bertahap dia kembali tenang. Datang ke Pangkalan Utara adalah keputusan yang diambilnya. Jika persidangan ini adalah akhirnya, dia tidak peduli hasilnya.
Dia diam dan menghitung detik di dalam hatinya.
Satu dua tiga...
Suara pistol tidak berbunyi. Hakim menunjuk pistol ke arahnya dan berjalan perlahan ke sisinya. Orang-orang di antrian mempercepat langkah mereka. Mereka secara spontan bergerak maju dan setelah beberapa saat, tempat ini kosong, hanya tersisa An Zhe.
11, 12, 13.
Pada detik ke-14, hakim telah sampai di depannya. Jari manis itu menggenggam gagang pistol lalu dia menurunkan moncongnya. Lalu dia menyimpan senjatanya. An Zhe mendengarnya berkata, "Ikut aku."
Nada suaranya dingin dan datar, persis seperti matanya. An Zhe berdiri di sana menunggunya pergi, tetapi setelah tiga detik, pria itu belum bergerak. Dia mendongak dengan ragu. Kemudian dia mendengar suara hakim lebih dingin dari sebelumnya. "Ulurkan tanganmu."
An Zhe mengulurkan tangannya.
Klik.
Dia menggigil karena perasaan dingin. Salah satu ujung borgol perak berada di sekitar pergelangan tangannya, sementara tangan lainnya dipegang oleh hakim itu.
An Zhe dibawa pergi seperti ini. Anehnya, ketika Vance ditembak, orang-orang di antrian tidak merespons. Sekarang setelah dia dibawa pergi oleh hakim, mereka menoleh dan berbisik satu sama lain.
An Zhe hanya punya waktu untuk melihat tubuh Vance yang jatuh ketika dia diseret melewati gerbang kota. Di dalam gerbang, dia menemukan bahwa tempat ini bukan area sempit tapi area luas dibagi menjadi beberapa ruang dengan lampu putih di mana-mana. Lampu terpantul di dinding baja, seperti warna abu-abu yang memantulkan cahaya musim dingin.
Jumlah para prajurit yang bersenjata lengkap dan bersenjata berat tidak kurang dari yang ada di luar gerbang. Di dalanm, dengan penjagaan tentara dengan senjata berat, ada meja putih panjang. Tiga petugas berseragam hitam seperti hakim duduk di meja panjang. An Zhe menduga bahwa mereka adalah hakim. Seseorang duduk di hadapan mereka dan seorang hakim bertanya, "Bagaimana hubungan anda dengan istri anda? Dia tidak pergi keluar kota denganmu kali ini? "
Berdasarkan ingatan AnZe, An Zhe mengetahui bahwa selain perubahan penampilan dan kebiasaan perilaku, pikiran dan ingatan juga akan terpengaruh. Jadi, interogasi adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi spesies yang heterogen.
Lalu pria yang membawanya masuk memandang hakim dan berkata, "Cepatlah."
Setelah hakim pusat berkata, "Ya," dia memandang orang yang diadili di seberangnya. "Kamu bisa pergi."
Pria itu tampak seperti selamat dari bencana. Dia bangkit dengan senyum di wajahnya dan dengan cepat melaju melewati lorong gerbang. Baru kemudian An Zhe tahu bahwa pria yang membawanya memang seorang hakim. Dia tidak mengatakan 'cepat' untuk mempercepat interogasi tetapi untuk menunjukkan dia telah menilai bahwa pria yang diadili tadi adalah seorang manusia.
Orang berikutnya yang diadili datang dari antrian menuju meja panjang. Jarak antara antrian dan meja panjang sangat jauh dan ada beberapa mesin berbentuk pintu di tengah. Mereka ditempatkan pada jarak tertentu dan orang tersebut harus naik dan turun. An Zhe menyadari bahwa ini mungkin untuk menunjukkan karakteristik orang tersebut kepada para hakim sebanyak mungkin.
Namun, dia tidak bisa melihat lagi karena detik berikutnya, dia telah berbelok ke sudut dan dibawa ke koridor yang panjang. Pria itu mengeluarkan alat komunikasi hitam dan berkata, "Hakim, Lu Feng, mengajukan untuk pengujian genetik."
An Zhe berpikir bahwa dua kata di tengah adalah namanya.
Segera, pintu mekanis meluncur terbuka di depan mereka, dan Lu Feng langsung masuk. An Zhe diseret oleh seseorang dan berjalan sempoyongan untuk mengikutinya.
Ini adalah ruangan putih-perak dengan alat mekanis yang tidak familiar di tempel pada tanah sampai ke langit-langit. Enam tentara tersebar di sekitar ruangan untuk berjaga-jaga. Ada seorang pria muda dengan rambut pirang pendek, mata biru, dan mantel putih di belakang meja kerja di salah satu ujung ruangan.
"Kolonel Lu datang kesini," lelaki itu mendorong kacamata di atas hidungnya, "bukankah kamu selalu menyelesaikan semua masalah dengan peluru?"
Lu Feng dengan dingin berkata, "dokter, tolong kerjasamanya."
Dokter melirik Lu Feng dengan tawanya, bangkit, dan berkata kepada An Zhe, "Ikut aku."
Setelah pergi bersamanya, An Zhe diatur untuk berbaring di alas perak-putih. Anggota tubuhnya diikat dengan gelang mekanis dan cincin kaki. Dokter memerintahkan, "Jangan bergerak."
Segera setelah itu, ada rasa sakit di lengannya. Dia menoleh dan melihat dokter perlahan menarik tabung darah merah cerah dari tubuhnya. Dokter berkata, "Warna darahmu sehat."
An Zhe menjawab, "Terima kasih atas pujiannya."
Dokter terhibur dengan jawabannya. "Darahmu akan dikirim untuk pengujian genetik, yang membutuhkan waktu satu jam. Pemindaian seluruh tubuh diperkirakan akan memakan waktu 40 menit, jadi jangan bergerak. "
Setelah dia berbicara dan cahaya biru menyala di platform perak. Ada dengungan rendah di sekelilingnya. Setiap butir udara adalah sumber bunyi. Suara yang datang dari segala arah mengingatkan An Zhe tentang malam-malam di Abyss. Dan suara ombak yang datang dari laut yang jauh. Ombak yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata menyapu tanah selama musim hujan.
Arus listrik seperti semut yang tak terhitung jumlahnya merangkak dan menggigitnya. 40 menit bukan waktu yang lama untuk jamur. Namun, An Zhe mengira itu mungkin 40 menit terakhir dalam hidupnya sehingga dia menghargainya, dengan hati-hati menatap garis-garis mekanis di langit-langit.
Tidak diketahui berapa lama waktu berlalu ketika dia mendengar Lu Feng berbicara di luar, "Se Lan memberitahuku bahwa penelitianmu telah meningkat."
"Kamu memiliki info yang bagus," kata dokter. "Kami menemukan bahwa ketika tubuh manusia bermutasi, beberapa segmen khusus dari DNA diaktifkan. Kami menamakannya target. Ada dua jenis target, variasi hewan dan variasi tanaman. Deteksi gen yang telah ditingkatkan dilakukan dengan menggunakan dua percobaan kimia yang bersamaan. Salah satunya adalah deteksi dengan berbasis hewan dan yang satunya berbasis tanaman. Ini membutuhkan total satu jam. "
Lu Feng menyatakan, "Selamat."
Dokter tersenyum. "Kolonel, jika waktu pengujian genetik semakin singkat dan biaya pengujian genetik berkurang, bukankan pengadilanmu akan ditutup?"
"Aku menantikan itu."
"Kamu membosankan."
Mereka berhenti bicara.
Sementara itu, An Zhe melihat langit-langit putih-perak dan bertanya-tanya apa spesiesnya. Dia adalah jamur. Dokter mengatakan bahwa variasi dibagi menjadi variasi hewan dan variasi tanaman. An Zhe merasa bahwa pertama-tama, jamur bukanlah binatang. Kedua, jamur tampaknya bukan tanaman. Dia tidak punya daun. An Zhe bingung. Dia berusaha keras untuk mengklasifikasikan dirinya sebagai tanaman tetapi tidak menemukan cukup bukti.
Butuh waktu terlalu lama baginya untuk memikirkan hal ini. Sebelum dia menemukan jawabannya, cahaya biru menghilang dari pandangannya seperti air surut.
"Ya...." Suara dokter terdengar dan cincin mekanis mengendur secara otomatis.
Dia mendengar dokter terus berkata, "Kolonel, dapatkah aku bertanya mengapa kamu membawanya untuk tes genetik?"
"Tidak."
Dokter itu jelas tersedak.
Dia membantu An Zhe bangkit, membantu An Zhe duduk di kursi samping dan menyentuh kepala An Zhe. "Bagus, istirahatlah di sini. Aku akan pergi melihat hasil tes darah. "
An Zhe duduk.
Hakim, sang kolonel, duduk di seberangnya dan masih menatapnya dengan mata hijau dingin. Ini adalah wajah muda dengan garis yang tajam. Beberapa rambut hitam menggantung di dahi di bawah topi dan menyentuh alis yang miring. Ujung alis dan sudut mata memantulkan cahaya dingin, seperti pisau yang menggoresnya.
An Zhe merasa dingin setelah ditatap oleh sepasang mata seperti itu. Jamur takut dingin. Maka, dia membalikkan kursi putar dan membalikkan badan memunggungi kolonel.
Dia merasa lebih dingin.
Lama sekali berlalu sebelum langkah kaki dokter terdengar lagi, suasana cair. "Laporan genetiknya normal. Kamu bisa pergi."
Setelah beberapa detik hening, Lu Feng bertanya, "Kamu 100% yakin dia manusia?"
"Ini mungkin mengecewakanmu, tetapi kami tidak menemukan apapun. Hasilnya berbeda dengan orang yang terinfeksi dan spesies heterogen lainnya. "
Setelah mengatakan ini, dia menambahkan, "Lihat, anak itu bahkan tidak ingin melihatmu."
Kemudian sang kolonel memerintahkan, "Berbaliklah."
An Zhe diam-diam berbalik.
Dia menghindari mata Lu Feng bukan karena dia bukan sepenuhnya manusia. Dia menghindari matanya karena dia tidak tahu bahwa hasil tesnya akan memprovokasi kolonel. Suara sang kolonel terdengar seperti air es ketika dia bertanya, "Apa yang kamu takutkan?"
An Zhe diam. Dia secara intuitif merasa jika ia mengatakan sesuatu kepada orang ini, hal itu akan menjadi sebuah kesalahan dan mungkin ia akan tertangkap.
Pada akhirnya, Lu Feng mengangkat alisnya. "Kamu tidak pergi?"
An Zhe melompat dari kursi dengan patuh dan pergi bersama orang ini. Kali ini, dia dibebaskan dan tidak diborgol. Di koridor yang tidak berpenghuni, mereka telah berjalan setengah jalan ketika Lu Feng tiba-tiba membuka mulutnya. "Pertama kali aku melihatmu, intuisiku memberitahuku bahwa kau bukan manusia."
An Zhe hampir mengalami serangan jantung. Setelah tiga detik , dia akhirnya berkata, "Itu... bagaimana dengan pandangan kedua?"
"Ini adalah pertama kalinya aku mengajukan untuk tes genetik." Kolonel mengulurkan tangan dan menyerahkan lembar laporan pada pemeriksaan genetik. "Kamu lebih baik."
An Zhe  mengambil lembar laporan yang menunjukkan bahwa dia normal.
Untuk sementara, hanya ada langkah kaki monoton di koridor perak-putih.
Di dekat pintu keluar ada belokan. Mereka bertemu dengan sebuah tim yang dipimpin oleh seorang hakim berseragam hitam. Di belakang hakim, dua tentara bersenjata lengkap mengawal seorang pria. Di sebelah mereka ada seorang wanita jangkung berambut pendek dengan wajah malu-malu.
Hakim melihat Lu Feng dan berkata, "Kolonel."
Lu Feng menatap pria yang ditahan. Tenggorokan pria itu tegang beberapa kali sebelum dia berseru dengan keras, "Aku tidak terinfeksi!"
Hakim mengatakan kepada Lu Feng, "Ada kecurigaan yang tinggi terhadap infeksi tetapi tidak ada bukti konklusif. Keluarga mendesak untuk pemeriksaan genetik. "
Lu Feng mengeluarkan suara 'um' samar dan para prajurit mengawal pria itu untuk melanjutkan jalannya.
Mereka baru saja melewati bahu Lu Feng, tiba-tiba —
Bang!
Lu Feng mengambil kembali senjatanya dan berjalan maju tanpa melihat ke belakang. "Tidak perlu."
Tubuh pria itu jatuh ke depan secara instan dan dia diseret oleh para prajurit. Wanita yang mengikuti mereka berteriak dan jatuh ke tanah.
An Ze menoleh untuk melihat wajah Lu Feng. Mata orang ini sangat dingin. An Zhe belum pernah melihat mata seperti itu. Dia tahu bahwa AnZe selalu lembut, Vance murah hati, Horsen penuh dengan nafsu, dan Anthony waspada. Mereka tidak seperti Lu Feng, yang tidak memiliki apa-apa di matanya. Bagi hakim, membunuh mungkin lebih normal dari bernapas. Dia tidak akan memiliki perubahan suasana hati karena dia sudah terbiasa.
An Zhe dan Lu Feng berjalan ke pintu keluar koridor. Di pintu keluar, dua tentara berpakaian biasa sedang menunggunya dengan tubuh yang ditutupi oleh kain putih. An Zhe tahu tubuh itu milik Vance. Matanya kabur dan dia melangkah maju, mencoba melepaskan kain putih untuk melihat wajah Vance. Namun, dia dihentikan oleh para prajurit.
Para prajurit menyerahkan kartu biru kepadanya, berbicara dengan nada stabil. "Telah dikonfirmasi bahwa tidak ada yang selamat dalam tim tentara bayaran AR1147. Peralatan dan material telah diberikan ke pangkalan. Material ini telah dikonversi ke dalam mata uang dan dibagikan kepada anggota keluarga sebagai dana pensiun. Silakan klaim yang tersisa. "
An Zhe bertanya, "Kemana kamu akan membawanya?"
Tentara itu menjawab, "Kremasi."
Tubuhnya gemetar dan dia tidak meraih kartu ID.
Suara Lu Feng terdengar, "Kamu tidak menginginkannya?"
An Zhe tidak berbicara. Setelah waktu yang lama, dia menatap Lu Feng. "Dia benar-benar... tidak terluka."
Di mata hijau dingin itu, dia melihat bayangannya sendiri, mata An Zhe agak membesar, dengan kesedihannya yang tenang.
Lu Feng masih tanpa ekspresi, sepertinya hal ini tidak ada hubungannya dengan dia. Namun, ketika An Zhe berpikir pria itu akan berbalik dan pergi, An Zhe melihatnya melangkah maju.
Ujung pistol mengangkat tepi kain putih, memperlihatkan tangan kanan Vance. An Zhe setengah berlutut untuk melihat. Di jari manis, ada titik merah kecil, seperti luka tusukan yang tidak terlalu jelas. Namun, di tepi titik merah, setetes cairan hitam yang tidak menyenangkan perlahan mengalir keluar.
Dia tersedak dan dalam sekejap, pemandangan itu muncul di benaknya.
Ada darah manusia di kulit Antropoda. Hari itu, Vance mengatakan kepadanya bahwa beberapa orang menyembunyikan kebenaran luka-luka mereka karena di tempat-tempat dengan tingkat radiasi yang rendah, masih ada kemungkinan tidak terinfeksi. Selain itu, mereka ingin pulang.
Jadi, jadi— orang yang tertusuk oleh Antropoda itu bukan Anthony, tapi Vance.
An Zhe tidak bisa bernapas. Jari-jarinya bergetar ketika dia mengambil kartu identitas Vance. Dia memasukkannya ke sakunya dan berbalik untuk melihat Lu Feng, tetapi sisinya telah kosong. Dia berdiri di sana dan melihat kebelakang. Dia melihat punggung hitam yang tajam perlahan menghilang di bawah langit kelabu gerbang kota.
Beberapa saat kemudian, suara tiba-tiba datang dari belakangnya. Dia berbalik untuk melihat wanita tinggi tadi yang temannya terbunuh. Dia tersandung, dan dihentikan oleh tentara.
"Lu Feng! Hakim—!" Dia berjuang keras, terjatuh di depannya, melambaikan tangannya di udara dan berteriak, "Kamu akan mati—!"
Suara serak dan tajam muncul dari dadanya dan menggema pada lapisan interior bangunan.
Namun, dia tidak bisa mendapat jawaban dari hakim. Lingkungan sekitar sunyi dan dua mayat dibawa berturut-turut. Di koridor kosong, hanya ada suara seorang wanita sesekali menangis.
***
So, kolonel itu panggilan buat Hakim Lu Feng ya guys. Karena dia bosnya.
Aku juga kurang ngerti kenapa, mungkin karena itu basis militer kalik ya?
7 notes · View notes
thonikholis · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Cincin Pria Gold Titanium Black Onyx Harga: Rp200.000 (harga belum termasuk ongkos kirim) Cincin Pria Gold Titanium Black Onyx Cincin Pria Black Onyx Warna ring emas dengan kombinasi warna hitam khas black onyx berpadu dengan elegan yang akan menambah hiasan mewah di Jari anda. Tidak mudah pudar, lecet, dan anti karat Spesifikasi: Type : Man Single Ring Style : Signet Ring Unique, Fashion, Cool Material : 316L Titanium Steel Ring Color : Gold Stone Color : Black  Ready Size 6 7 8 9 10 Cara mengetahui ukuran cincin untuk jari: Lingkarkan benang/ potongan kertas ke jari Anda hingga full, lalu gunting dan ukur panjang benang/ potongan kertas tersebut dengan penggaris. Size Chart ; - Size 6 : keliling lingkaran 5,5 - 5,6cm (diameter 1,8 cm) - Size 7 : keliling lingkaran 5,7 - 5,9 cm (diameter 1,85cm) - Size 8 : keliling lingkaran 6,0 - 6,3 cm (diameter 1,9cm) - Size 9 : keliling lingkaran 6,4 - 6,8 cm (diameter 2,0cm)  - Size 10: keliling lingkaran 6,9 - 7,2cm (diameter 2,1cm) Jangan lupa cantumkan size pada saat akan memesan. (di Jabu Mahardika Multishop) https://www.instagram.com/p/CJx6DfplbAX/?igshid=1xek8dhw4pgdc
1 note · View note
skylatte · 4 years ago
Text
Hujan
Catatan 1: 10/10/20 Bismillahirrahmanirrahiim..
-
Aku menghirup nafas dalam-dalam. 
Hujan tahun ini turun lebih cepat ya..  Membasahi apapun yang ada di bawahnya, termasuk pijakan di depan kedua kakiku. Aku beruntung karena mata minusku berhasil menemukan tempat yang strategis untuk berteduh, halte bis.
Sayang sekali, pagi tadi aku sedikit terlambat sampai lupa bawa payung. Masih tergeletak di posisi yang sama, seperti biasanya. Sudah kubilang, aku lupa menarunya di tas.
Meskipun payungnya tertinggal, aku tidak lupa membawa jaket cokelat pudar yang pernah kamu singgung lima bulan lalu untuk menggantinya. Suhu udara di kota sedikit lebih menusuk dari biasanya, jadi setiap hari aku membawa jaket untuk berjaga-jaga. 
Aku minta maaf karena ban mobilmu bocor saat perjalananku ke kantor. Maaf karena aku harus meninggalkan mobil kesayanganmu sendirian karena jadwal meeting sudah menungguku lebih awal. Belum lagi tiga hari lalu tangan kananku tergores pisau dan lukanya cukup dalam. Cukup buruk, tapi aku menyelesaikan meeting hari ini dengan cukup baik. Perempuan di ujung cafe itu membawa bunga tulip warna merah muda. Sama persis dengan pengganti hadiah ulang tahunku tahun lalu yang kamu bawa sepulang kerja, saat hujan.
“Aku lupa beli hadiah, jadi aku petik di pinggir taman,” katamu jujur sambil tersenyum dan mengacak rambut yang setengah basah. 
“Toko bunganya sudah tutup. Maaf ya.” 
“Sudah minta izin memetik?” 
“Tahun ini kamu dapat hadiah curian,” katamu. Tapi aku mengenal sifatmu, termasuk juga mengetahui saat-saat kamu berbohong. Kamu tidak bisa membohongiku dan menyembunyikan kebohonganmu.  Kamu tahu, sebenarnya aku tidak suka bunga. Tapi kupikir bunga bukanlah hadiah yang buruk.
Perempuan itu, dia menggandeng gadis kecil di sebelahnya. Aku membayangkan Alisha juga akan berjalan di sebelahku. Jemariku menggenggam jemarinya dan kita berdua akan berjalan berdampingan menginjak kubangan air. Itu menyenangkan ya? 
Pesan notif bergetar dari balik kantung jaketku, aku mengeluarkan layar hitam dan mulai menyalakannya. Ibu menemani Alisha dan mulai belajar beberapa aplikasi chat belakangan ini. Seperti yang kamu lihat, Ibu mulai kecanduan mengirim voice note suara Alisha. 
Aku mengambil earphone dan mulai mendengarkan voice note yang dikirim Ibu. Alisha merindukanku hanya karena aku pulang terlambat. Gadis kecil kita semakin pandai bicara setiap harinya, aku berharap pekan ini bisa mengajaknya berjalan-jalan ke taman. 
“Kak,” aku menoleh pada remaja SMA di sebelahku. “Benda ini jatuh dari kantung kakak.”
Aku tersenyum dan meraih cincin perak dari tangannya, “terima kasih.” 
Hujan mulai berubah menjadi gerimis kecil dan rasa rinduku pada Alisha semakin besar. Aku mencoba membuat panggilan kepada Alisha melalui nomor Ibu. 
“Mama?” suaranya dari ujung sana. 
Kamu tahu.. Adalah hal yang biasa melihat orang datang dan berlalu dari hidup kita. Silih berganti, ada pertemuan dan perpisahan. Sama halnya seperti hujan yang turun sore ini, deras lalu mereda. Tapi begitulah, hidup harus terus berjalan kan? Dan bersyukur kepada Allah atas nikmat dari-Nya bahwa kita bisa melalui hari ini.  “Mama segera pulang, mama akan belikan kue cokelat. Alisha mau cokelat atau keju?”  Kamu tahu.. Aku merindukanmu. Sangat.
2 notes · View notes
jepunayubali · 4 years ago
Photo
Tumblr media
SET BROS KEBAYA ALPAKA BALI Rp 170.000 ISI Set Perhiasan yang terdiri dari : 1 Bros cantik 1 Cincin Sepasang anting BAHAN PERHIASAN *) Alpaka merupakan campuran antara nikel, tembaga dan seng yang berkilau, Persis seperti perak. Yang tampil cantik setelah disepuh dengan emas (Lapisan Gold Plated), jika luntur bisa disepuh kembali di toko-toko emas pada umumnya. *) Set Bros warna hitam/gelap berbahan alpaka bakar. *) Batu terbuat dari batu alam dan batuan sintetis atau mutiara buatan. KETAHANAN PRODUK * Untuk pemakaian setiap hari biasanya tahan 3 - 6 bulan * Untuk pemakaian lepas pakai biasanya tahan 1 - 2 tahun * Ketahanan produk juga dipengaruhi jenis keringat, pemakaian, dan perawatan (jangan kena air garam (laut), air belerang (air dari pemandian air panas), lotion, kaporit, minyak berlebih) TIDAK MELAYANI KEEP, FIRST PAY FIRST SERVE *)Harap tanyakan ketersediaan produk terlebih dahulu jika butuh cepat *) Harga yang tertera belum termasuk ongkir ke customer " *) Karena barang yang kami jual sangat unik maka untuk pemesanan lebih dari satu harap konfirmsi terlebih dahulu *) Produk alpaka yang habis bisa dibuatkan lagi. PO 2-8 hari *) Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan lagi Untuk Informasi Tambahan WA : 081805460744 (WA Only/No Call) Fb Fanpage : Jepun Ayu Bali IG : jepun_ayu_bali Toko online : https://m.tokopedia.com/jepunayubali?source=universe&st=product #alpaka #alpakabali #bros #broskebaya #bros #broskebayabali #broscantik #oleholehbali #kebaya #kebayabali #piesusu #jepun #jepunbali #brospesta #broswisuda #broscantik #broselegan #brospesta https://www.instagram.com/p/CHkagOVBxke/?igshid=15b8pni3os2fu
1 note · View note
restorasilaguna · 5 years ago
Text
Dari Aku; Pencuri Yang Kehilangan Hatinya Sendiri..
Kami sedang menonton sebuah tontonan youtube chenel. berkisah tentang pengakuan anak indigo, sebuah konten yang menjelajah bagian Kalimantan Timur dengan cerita mistiknya, kali ini tentang sebuah jalan bundaran sintuk yang terkenal dengan gerbang gaib. Dibagian akhir ada bagian yang sangat mengelitik sekaligus agak menyeramkan, dari cerita mistis pengakuan anak indigo sebagai titisan burung hantu—
“Ru, hal pertama yang kamu pikirkan kalo denger burung hantu apa?” tanyaku, sesaat mem-pause video
“Hmmm. kepalannya bisa muter”
“Berapa derajat?”
“360 derajat kan?” Jawabnya dengan begitu yakin
“Hahaha kalo 360 derajat kepala burung ngga betulang lah, jawabannya udah salah pake -kan- lagi”
“Hahaha kan yang penting yaqinn, Tii”
“Ru. liat nih” Jawabku, kemudian kembali mem-play video
Dan, orang yang mengaku anak indigo sebagai titisan burung hantu itupun menirukan burung hantu dengan memutar badannya 180 derajat ke arah kiri kemudian 180 derajat ke arah kanan. Seketika mimik muka serius itu kini berubah jadi tertawa lepas.
“Haha, koplak! stres kali dia tii? tau video gini dari mana sih?”
“Iseng buka pas muncul di linimasa”
“Jangan kebanyakan nonton ginian ikutan stres ntar haha” katanya, setengah mengejek
Di selang pembicaraan kami, ada hening yang menjeda waktu, aku menimbang-nimbang beberapa kalimat pembuka untuk memulai menjelaskan sesuatu, agar suatu ketika saat aku berada pada suatu tepian yang jauh dari hari ini, aku tidak perlu bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada aku dan dia di masa lampau!
Di sepersekian detik ada ragu yang menyusup di dadaku, membuat kata ya, tidak, ya, tidak, kini memenuhi kepala. Hingga akhirnya aku meletakkan handphone milikku tepat dihadapannya, menampilkan sebuah potret pria berlatar warna biru, dengan andeng-andeng hitam di bawah bibir sebelah kanan menambah manis pemilik senyum simpul itu. Ia masih larut bersama setengah senyum gelinya, lalu seketika terdiam memandangi layar handphone milikku.
“Siapa, tii?” tanyanya,
“Namanya Sultan”
“Temen?“, “sahabat?”, “mantan?” tanyanya, menebak-nebak “ca? lon?” agak terbata, ia berhenti menebak, raut wajahnya berubah kian serius, aku tak menjawab, hanya membiarkan ia mencari jawaban dari gesture wajahku
“sejak kapan?” tanyanya lagi
“Setelah lebih dulu kenal kamu”
“Hmmm (mengangguk berusaha memahami)”
Suasana mendadak menjadi canggung. aku bingung dengan apa yang harus ku lakukan, dan ia bingung dengan bagaimana harus menanggapi.
“Sudah seserius apa?” tanyanya dan kemudian matanya seperti mencari-cari sesuatu di jari-jariku, ia menemukan selingkar cincin tapi kali ini bukan cincin yang biasa ku kenakan,
“Udah lamaran?” tanyanya memastikan, aku mengangguk meng-iyakan. melihat anggukan kepalaku ia hanya berkedip-
“Kenal dimana?”
“Temen badminton-nya abang”
“Hmmm… udah lama kenal?”
“Aku baru beberapa kali ketemu sewaktu dia menemani beberapa fase tersulit kami”
“Fase tersulit yang kamu ngga bagi ke aku?”
“Aku ngga pernah bagi ke siapapun ru, tapi karena dia datang sendiri”
“Di jodohin?” tanyanya menyimpulkan
“Ngga, dia ngajukin pernyataan taaruf lewat abang, orangtua ku mengizinkan dan aku meng-iyakan”
Mendengar jawabanku, ia tertegun. Lama kami tersesat di antara kata, kali ini waktu seperti berjalan lebih lambat dari sebelumnya. Aku sibuk membuang pandangan ke sisi lalu lalang kendaraan, bias sorot lampu jalanan seakan berjalan seperti rol film yang menyetel kembali sebuah cerita tentang awal perkenalan kami.
“Ru, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan”
Ia mengangguk lalu sekali berkedip. Kemudian menjatuhkan muka, menyembunyikan pandangan, melarikan perasaan-
“Ru, aku suka kamu” mendengar kalimat ini ia agak terkejut, kemudian mengangkat sedikit wajahnya, aku meneruskan kalimatku “sejak pertama kali kita menghabiskan kurang lebih 2 setengah jam di tempat ini” kali ini Ia mengangkat sempurna kepalanya, pandangannya kini tepat ke arahku “Aku sayang sama kamu, sejak ketika aku mendengar kamu bercerita tentang umik, harapan umik tentangmu, keinginan-mu untuk membahagiakan umik, juga penyesalanmu karena belum sempat mewujudkan amanah dari umik” sesaat aku terhenti, mencoba mengendalikan kaca yang tertumpuk di mataku, “Semenjak itu kamu larut dalam doa-doaku, aku shalawatin kamu, tapi ternyata semakin kesini aku semakin insecure sama diriku sendiri. Takut ngga bisa jadi cukup buatmu. sesuai amanah dari umik. kamu selalu ingin mencari rumah disana, itu berarti aku ngga akan jadi tempat pulang pun rumahmu kan?”
Sesak yang kutahan selama ini akirnya ku tumpahkan, Ia tertegun dengan pandangan getir. Di udara yang mengitari kepalanya kalimat ku membekas seperti bekas dingin ice latte, aku sibuk mengusap basah di pelipis mata, sesekali berusaha melarikan isak dengan setengah lingkar senyuman memaksa—
“Boleh nanya?” suaranya lirih
“(aku mengangguk)”
“Kalau sayang sama aku, kenapa menerima taaruf-nya?”
“Karena dia yang datang, dan di iya-kan ibuk bapa ru”
“Tii, mau tau apa yang ku rasakan?”
“(aku menggeleng)”
“Kenapa?”
“Aku sudah tau”
“Ngga, kamu belum tau”
“Tentang apa?”
“Tentang aku juga punya rasa sepertimu”
Deg. Aku terdiam, tidak ada kata yang bisa ku ajukan sebagai jawaban. Keriuhan di sekitar kami seolah senyap seketika. Rasanya, di dada-ku seperti ada ruang hampa,-
“Tii, waktu kamu kirimkan lagu it’s you dari ali gatie, sebenarnya aku tau kamu suka. Terus waktu aku tanya tentang kebenaran maksud dari lagu itu, ku pikir kamu tau kalau aku cari tau, ingin tau, dan mau kamu tau kalau aku tau” Sesaat suasana kembali hening, hatiku terasa dingin. sampai kemudian ia kembali melanjutkan “Tii, kenapa kita habiskan waktu dengan sibuk menebak-nebak?” Di akhir kalimat aku mendengar suaranya terasa berat, aku menjatuhkan muka, melarikan banyak hal yang ingin tumpah dari mataku.
“Ru. aku ngga sepercaya diri itu mengakui kita sedang memulai cerita. Tapi aku juga ngga bisa apatis untuk ngga rasain apa-apa. Dari semua pertanyaanmu juga pernyataanmu yang ambigu, Aku ngga seberani itu buat menanggapi –kamu juga suka- tapi aku juga ngga bisa punya perasaan yang biasa aja ke kamu, Ru”
Mataku mulai basah, kemudian tertetes satu bulir jatuh di kedua telapak tanganku, sesaat aku mengingat tentang bagaimana usahaku untuk membentuk represi diri yang rumit saat ketika perasaan dan keinginanku untuk terpaut padanya kian membesar. Untuk beberapa waktu suasana kembali menyeret kami dalam pikiran masing-masing.
“Ru. masih ada yang ingin aku sampaikan. tapi jangan marah” kataku, dengan suara agak berat
“(Ia mengangguk dengan wajah pasinya)”
“Ru, menurutku pulang tak melulu prihal kembali ketempat semula. menikmati perjalanan kemudian menemukan rumah disini, bukan berarti kamu ninggalin umik, karena selamanya umik ada di sisimu, ada di bagian tersendiri bersanding dengan sesuatu yang bisa kamu sebut rumah itu” Sesaat aku terjeda, Ia mentapku dalam, dalam sekali, sampai kemudian aku melanjutkan “tapi ru, andainya definisi rumah bagimu adalah seseorang, nanti orang itu harus jadi lawan bicara yang menentramkan ya ru, karena katanya komitmen prihal sekali atau ngga sama sekali, sedangkan cinta bisa di tumbuhkan kapan aja dan berkali-kali. Kalau kamu punya lawan bicara yang baik, saat cinta itu habis, masih ada bicara untuk menyelamatkan komitmen itu, Semoga bertemu rumah yang selama ini di inginkan. Rumah menyehatkan, rumah menenangkan. Jangan lupa harus ada fentilasi-nya”
Di akhir kalimat aku tersenyum getir, menahan banyak sesak. Ia terdiam, menatapku bingung, binar matanya padam menunjukan patahan hatinya, sekebat sinar lampu yang menabrak matanya membiaskan kaca-kaca yang terlihat retak nyaris pecah. Berapa banyak hal yang ia tahan selama ini oleh sebab berdiri di antara –aku dan umik-
“Kamu udah nemuin rumah itu ya, Tii?”
Tanyanya lirih, aku diam tak menjawab, hanya mengajukan senyum pasi sebagai jawaban. Di kepalaku pertanyaan itu terus berputar-putar mencari-cari jawaban dalam diriku sendiri. Bagaimana bisa aku mengatakan sudah menemukan rumah bila ternyata pulang yang paling ku ingini masih kepada seseorang di hadapanku ini? Aku menarik nafas, mencoba mengendalikan segala perasaan sentimental di dadaku,-
“Tii, aku ngasih kamu masa yang sulitkan?” tanyanya lagi,
“Hmmm se-dikit” agak terbata, aku tersenyum sesaat memperlihatkan jari jempol dan telunjuk dengan jarak yang berdekatan, menyembunyikan serangkaian hal rumit yang menganjal hatiku.
Kini kami menikmati kilat-kilat bias cahaya lampu yang terpantul dengan gelas kaca. Art latte miliknya sudah tak berbentuk. Hancur, persis seperti hatiku, mungkin juga hatinya saat ini.
“Tii, masih ada waktu. Bisa anterin aku ke rumah koffie?”
“Sekarang?”
“Iya”
“Bisa, ayolah!”
Ia berdiri, aku mengikuti langkahnya, kami berjalan kearah kasir. Sesaat aku menahan gerak tangannya saat ia membuka dompet, kemudian aku menyodorkan pecahan seratus ribu rupiah untuk membayar dua latte yang kita pesan-
“Pakai ini aja mba” kataku kepada mba-mba penjaga kasir
“Ngga usah mba, pakai ini aja” Ia menolak, berusaha memaksa
“Kali ini aku aja ya” Kataku. Ia mengangguk meng-iya-kan, seperti ingat kesepakatan tempo hari, pertemuan selanjutnya aku yang akan membayar.
-Rumah koffie-
Kami berjalan bersisian, setiap langkah menyandung-nyandung bebatuan seperti ada rasa sesal juga kesal. Sesaat setelah sampai di beranda kedai rumah koffie ia memelankan langkahnya, membuat dirinya kini tertinggal beberapa langkah di belakangku,
“Tii?” Ia memanggilku lirih, aku terkesiap, mengangkat wajahku, lalu berpaling ke arah belakang
“Iya, ru?” jawabku singkat
“Waktu pertama kali kita ketemu, kamu ingin ke rumah koffie kan? tapi ternyata tutup, terus kamu pilih coffie time sebagai gantinya, semenjak itu buatku dua tempat ini agak complicated” Ia tersenyum, mencoba mengingat-ingat. Tapi aku merasa banyak sesak di setiap kalimatnya
“Tii, mau coffie lagi?” tanyanya seiring dengan menarik jemariku lalu melangkah pelan ke dalam rumah koffie.
Kedatangan-nya di sambut hangat oleh pemilik rumah koffie, lebih hangat dari semestinya menyambut orang yang baru pertama kali berkunjung. Aku menempati meja favorit-ku yang sudah tertanda reservasi. Beberapa saat kemudian ibu pemilik datang dengan segelas air mineral, seperti menandakan tak ada lagi kopi untukku malam ini.
Pada jarak tak seberapa aku melihat lampu coffee bar table membias wajahnya, sesekali ia tersenyum, sesekali ia tenggelam dalam bias cahaya. Menimbang-nimbang satu karton kopi mana yang kiranya lebih enak di sedu. Lama aku larut, sesekali aku terasa hanyut, hingga kemudian suaranya memecahku,-
“Coba senyum tii, kayak di foto waktu kamu ”
“(aku tersentak kaget, lalu tersenyum kecut)”
“ah, ngga manis. Ngga semanis senyum yang ku ingat tempo hari” balasnya sambil tertawa mengejek, aku tersenyum semakin kecut. Kemudian kembali hening.
“Tii. waktu kamu cerita dengan eksaited tentang rumah koffie aku langsung tau dimana tempat ngopi favorit-mu. Hebatkan? Hehe, Terus karena penasaran, aku mutusin buat kesini sendiri pas overshift, Cuma mau buktiin sekeren apa tempat ngopi-mu ini” Ia tersenyum di akhir kalimat, sesaat aku tertegun
“Jadi udah pernah kesini?” tanyaku menyimpulkan
“Udah”
“Pantes!”
“Pantes apa?”
“Pantes udah seakrab itu sama yang punya”
“Hehe. tii, makasih ya”
“Makasih kenapa?”
“Karena dari kamu aku tau rumah koffie, dari rumah koffie aku jadi tau rumah seperti apa yang aku ingini”
“Jadi sekarang udah tau, mau pulang kemana?”
“Belum. Karena ternyata rumahnya udah ada yang nempati”
Ia berusaha menjawab setenang mungkin, di akhir kalimat ia tersenyum menatapku, Aku terhenyak. ngga ada kata yang bisa ku ajukan sebagai balasan. Di kepalaku kalimat itu terus berputar meminta diterjemahkan. Apakah rumah baginya adalah seseorang? Apakah seseorang itu adalah aku? Hatiku begetar, tak sanggup melanjutkan.
“Tii, aku mau kamu bahagia. Lebih mau kalau aku yang membuat kamu bahagia. Tapi sekarang terserah apapun alasannya yang penting kamu bahagia” agak tersengal, ia berhenti sesaat, kemudian melanjutkan kalimatnya “Jangan pernah merasa bersalah apalagi merasa menyakiti, apapun yang terjadi nanti, ngga ada kaitannya sama jalan bahagia yang kamu pilih hari ini”
Aku menatap wajahnya dalam-dalam, kali ini setiap kalimat terucap seperti anak panah yang terlepaskan dari busurnya dan kemudian mengenai hatiku dalam.
“Maafin aku Tii, aku ngga bermaksud masuk dalam hidupmu saat ternyata aku belum selesai dengan diriku sendiri. aku sibuk dengan keragu-raguan sampai akhirnya ngelewatin orang baik seperti kamu”
Kata-nya setengah begetar, bibir tebalnya dipaksa mencipta senyum, mata sayu-nya dipaksa melebar menahan segalanya. Ia menatapku, dalam sekali. Seperti ada lebih banyak yang ingin diucapkan oleh kedua matanya. Rasanya Hatiku, Semakin Sakit-
“Ru. Aku ngga bermaksud apapun. aku cuma yakin kamu berhak atas kejujuranku. Terimakasih udah mau mendengarkan juga mau mengerti”
“Aku yang berterimakasih tii, ngga tau gimana kalo kita selesai tanpa membicarakan apa-apa. Setidaknya dengan ini aku yakin pernah ada kita, atau paling ngga..”
“Paling ngga?”
“Paling ngga, aku tau aku menyanyangi orang baik, aku bersyukur masih bisa merasan kebaikan itu, kebaikanmu"
Beberapa waktu yang agak panjang kami habiskan dengan keheningan, Aku membuang nafas panjang hingga dadaku hanyut bersentuh dengan Palung dalam. semua rangkaian kalimat pembicaraan tadi, kini berkelibatan di kepala menjadi sesak yang terasa memenuhi rongga dada kemudian tertahan di pangkal tenggorokan. Lama kami terdiam, sampai kemudian ia bersuara.
“Tii, pamitan yuk”
“Udah mau pulang?”
“Iya. aku kesini mau ambil pesanan kopi, Sekalian mau merealisasikan rencana kita tempo hari, cuma sebentar tapi seenggaknya kita pernah kesini bareng”
Deg. Mendengar kalimat itu hatiku terasa seperti dilempari kenang. Segara ku tumpang raut wajah bingung dengan senyum tipis. Aku mengalihkan pembicaraan-
“Bentar ya ru, aku minta jemput dulu”
“Aku yang anter pulang ya tii? Kali ini, sekali ini lagi” mendengar pintanya, tak ada yang bisa ku lakukan selain mengangguk tanda mengiyakan.
Ia berdiri, aku mengikuti. Kami berjalan bersisihan mengambil sekarton kopi pesanannya. sekaligus berpamitan.
Ia melangkahkan kakinya, aku mengikuti dari belakang. kini kami berdiri di beranda rumah koffie, kabut malam tebal becampur Kilat cahaya yang membalap gemuruh suara. Angin kencang membawa hilang rintik hujan dalam bias cahaya.
Disepanjang perjalanan pulang kami sama-sama hening, membunuh waktu dengan pikiran masing-masing. Ritme Wiper mobil menghapus hujan yang jatuh dipermukaan kaca, terasa hingga melesap di sudut mata. Menghapus basah lalu memamerkan bias warna-warni atap yang disoroti lampu-lampu jalanan nan megah. Lama kami melakukan hal itu, sampai akhirnya suaranya memecahku
“Tumben tadi di antar?”
“Hmm Iya, kemaren habis nabrak dinding rumah jadi agak woory nyetir lagi”
“Hah kok bisa?”
“Biasa pake metic terus kemaren pake manual jadi lupa kalo ada kopling”
“Haha, kita kebalik tii. aku malah canggung kalo bawa metik”
Obrolan berlangsung di sisa-sisa perjalanan. Banyak usahanya mencairkan suasana, Di latar kota yang basah ini, mendadak aku sudah terasa rindu pada sepasang mata cokelat miliknya, integritas dari tawa dan caranya berbicara, aku rindu rasionalitas-nya yang menyebalkan, caranya menyampaikan logika tatkala juga berempati terhadap apa yang ku rasakan. Kami masih duduk bersampingan, tapi rasanya ini menjadi jarak terpanjang kami :’)
Sampai di depan rumah, hujan jatuh kian banyak. Aku membuka safety belt lalu melepaskan webbing dari genggaman perlahan, sembari memikirkan kalimat apa sekiranya yang bisa kuajukan sebagai salam terakhir untuk ku sampaikan.
Kini aku mengubah posisi duduk lebih condong kearahnya, mengumpulkan keberanian dengan menggenggam tangan kanan dan kiri. tangan sendiri—
“Ru, mau bilang terimakasih”
“Karena sudah di anter?” Tanyanya memastikan
“Sebenarnya bukan karena udah di anter aja”
“Iya, aku tau Tii. Untuk semuanya kan?” Ia menyimpulkan
Kali ini aku tak menjawab, hanya bisa menjatuhkan muka, menunduk bingung.
“Tii. Aku punya sesuatu” ia mengeluarkan bingkisan dari laci dashboard mobil
“Ini apa?” Tanyaku semakin bingung
“Sehari sebelum umik masuk ruang ICU, aku sempat beli Kain batik truntum ini untuk umik. Tapi ternyata aku ngga berkesempatan untuk ngasih ini ke umik, sampai akhirnya umik pergi”
Sesaat ia menjeda kalimatnya, menahan banyak air yang membasah di pelipis matanya, meraih dan membuka kedua tanganku yang ku genggam sendiri, kemudian ia melanjutkan kalimatnya
“Ini untuk kamu. Diterima yaa Tii, jangan di tolak. Ini hadiah dariku atas pernikahan kamu, sekalian mau ngucapin selamat menempuh hidup baru, takut kalau-kalau nantinya aku ngga bisa hadir di hari bahagia mu karena Schedule cuti”
Ia tersenyum di ujung kalimat, sesaat kuliat basah mengalir di garis senyumnya, ia tertunduk menyembunyikan selaksa perasaan sentimental. Ia memindahkan totebag kedalam genggaman tanganku, melipatkan jemriku pada bungkusan kain batik yang juga ia genggamkan erat.
“Makasih banyak buat semuanya, Ru. Buat semua yang udah kamu kasih ke aku selama ini.”
“Sama-sama Tii” Ia membalas singkat, tapi genggaman jemarinya ku rasa kian erat. Sesaat kami membiarkan waktu berkejaran bersama jatuh bulir air hujan. Sejauh-jatuhnya-
Hingga bening suara mengakhiri segala, “Tii, senang bisa berkenalan denganmu” Sebuah kalimat yang ia ucapkan bersama dengan senyumnya yang terasa menyakitkan juga masih dengan genggaman tangan untuk akhir cerita sepatah ini.
Lalu di sudut malam itu, aku mengeluarkan sebuah kain batik berpola halus dan sederhana, bermotif taburan bunga-bunga abstrak kecil menyerupai bunga melati. Aku memandangi bias kilat cahaya lampu mobil yang semakin menjauh. Ia hilang ditelan keheningan malam yang semakin menyesakkan. Mendistorsi perasaan complicated yang selalu berhasil membuat kita pulang dengan hati yang tak lengkap.
Mungkin. sebenarnya kami adalah dua orang yang terjebak di antara dua rasa yang sama, yang juga sama-sama memilih diam sebagai respons sebuah rasa, dan kemudian, sama-sama berakhir dengan menikahi orang lain dan tak bisa bersama.
Malam dan hujan. Hatiku hening. dingin. dan rapuh...
Ru, aku tulis ini sebagai salah satu caraku menyudahi -kita- yang tak berani ku tanyakan langsung kepadamu, juga –kita- yang tak bisa kamu jelaskan kepadaku. Sehat-sehat ya ru, baik-baik. Doaku selalu :’)
17 notes · View notes
lookitasari · 6 years ago
Text
Origami
Aku membaca lagi.
Sepotong surat yang kau tulis pada kertas berwarna hitam dan kau lipat hingga membentuk origami hati.
Surat itu datang bersama dua kotak hadiah, dan segenggam rindu yang mungkin sudah kau pendam dari lama.
Pertama aku menerimanya aku tersenyum, mengapa bentuk hati. Mengapa warna hitam. Kubuka perlahan-lahan agar dengan tidak sengaja aku merusaknya atau bahkan merobeknya.
Dalam surat itu, kau tulis nama panjangku. Yang jarang kali kau sebut. Lalu, menitip pesan pada dua hadiah yang kau beri. Tolong jaga aku, katamu. Temani agar malamku tidak lagi sepi.
Lalu sebagai penutup, kau tulis “your only one” seperti yang selalu kau tulis di atas tanda tangan aslimu dan nama panjangmu.
Aku tersenyum lagi. Kali ini agak kecut. Atau mungkin campur aduk. Kira-kira perasaan mana yang harus lebih dominan aku rasa?
Karena, ya, kau tau pasti bagaimana rasanya. Menerima sesuatu yang manis dengan maksud hanya untuk memberi kenangan yang berbekas.
Surat itu kulipat lagi dengan hati-hati, agar ia kembali membentuk sebuah origami hati. Mungkin rasanya mirip, ketika aku melipat perlahan-lahan hatiku sendiri.
Hah, tak apa. Surat itu aku tetap aku simpan, seperti sesuatu lainnya yang berhubungan denganmu pun aku simpan. Seperti struk makan pertama kita bertemu. Ataupun, permen bentuk cincin 4 tahun yang lalu kau beri. Mungkin kebiasaan itu yang membuatku enggan membuangmu jauh-jauh dari hari ini.
Tak apa, tak apa. Biar suatu saat nanti, aku bisa senyum-senyum sendiri ketika melihat benda-benda ini lagi. Mengenangmu sebagai salah satu yang paling baik dalam hidupku yang cukup berantakan, dan seorang yang membuatku mau bertahan untuk tetap hidup setiap harinya.
23 notes · View notes