#ceritatantehot
Explore tagged Tumblr posts
Text
Bersetubuh Seharian Dengan Murid Binal
Cerita Sex ini berjudul ” Bersetubuh Seharian Dengan Murid Binal “cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ngesex,cerita sec,cerita tante,cerita tante hot,cerpen hot,cersex tante,cersex terbaru,tante hot,tante kesepian,tante tante. Ceritasexindo – Suatu pagi telepon di kamarku berbunyi, dgn rasa malas kupaksakan diri mengangkatnya. Ternyata telepon itu dari Pak Karyo, tukang kebun dan penjaga villa-ku. Rasa kantukku langsung hilang begitu dia menyuruhku untuk segera datang ke villa, dia bilang ada masalah yg harus dibicarakan di sana. Sebelum kutanya lebih jauh hubungan sdh terputus. Hatiku mulai tdk tenang saat itu, ada masalah apa di sana, apakah kemalingan, kebakaran atau apa. Aku juga tdk tahu harus bertanya pada siapa lagi saat itu karena saat itu kedua ortuku sedang di luar kota. Segera setelah siap aku mengendarai mobilku menuju ke villa-ku di Bogor, tdk lupa juga kuajak Sela, sahabatku yg sering pergi bareng untuk teman ngobrol di jalan. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Karyo, seorang laki-laki setengah baya berusia 60-an, rambutnya sdh beruban, namun perawakannya masih gagah. Dia adalah penduduk desa dekat villa ini, sdh empat tahun sejak ayahku membeli villa ini Pak Karyo ditugasi untuk mengurusinya. Kami sekeluarga percaya padanya karena selama ini belum pernah villa-ku ada masalah sampai suatu saat akhirnya aku menyesal ayahku mempekerjakannya. Pak Karyo mengajak kami masuk ke dalam dulu. Di ruang tamu ternyata sdh menunggu seorang pria lain. Pak Karyo memperkenalkannya pada kami. Orang ini bernama Pak Jaya, berusia 50-an, tubuhnya agak gemuk pendek, dia adalah teman Pak Karyo yg berprofesi sebagai juru foto di kampungnya. Tanpa membuang waktu lagi aku langsung to the point menanyakan ada masalah apa sebenarnya aku disuruh datang. Pak Karyo mengeluarkan sebuah bungkusan yg dalamnya berisi setumpuk foto, dia mengatakan bahwa masalah inilah yg hendak dibicarakan dgnku. Aku dan Sela lalu melihat foto apa yg ditunjukkan olehnya. Betapa terkejutnya kami bak disambar petir di siang bolong, bagaimana tdk, ternyata foto-foto itu adalah foto-foto erotis kami yg diabadikan ketika liburan tahun lalu, ada foto bugilku, foto bugil Sela, dan juga foto adegan persenggamaan kami dgn pacar masing-masing. “Pak.., apa-apaan ini, darimana barang ini..?” tanyaku dgn tegang. “Hhmmmmm.. begini Neng, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan di bawah ranjang Neng Cika saya lihat kok ada barang yg nongol, eh.. taunya klise foto asoynya Neng Cika sama Neng Sela, ya udah terus saya bawa ke Pak Jaya ini untuk dicuci.” jawabnya sambil sedikit tertawa. “Apa, kurang ajar, Pak.. Bapak digaji untuk menjaga tempat ini, bukannya mengoprek barang saya..!” kataku dgn marah dan menundingnya. Aku sangat menyesal kenapa begitu ceroboh membiarkan klise itu tertinggal di villa, bahkan aku mengira barang itu sdh dibawa oleh pacarku atau pacar Sela. Wajah Sela juga ketika itu juga nampak tegang dan marah. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Neng, saya kan nggak sengaja, justru Neng sendiri yg ceroboh kan?” mereka berdua tertawa-tawa memandangi kami. “Baik, kalau gitu serahkan klisenya, dan Bapak boleh pergi dari sini.” kataku dgn ketus. “Iya Pak, tolong kita bisa bayar berapapun asal kalian kembalikan klisenya.” tambah Sela memohon. “Ooooo.. nggak, nggak, kita ini bukan pemeras kok Neng, kita cuma minta..” Pak Jaya tdk meneruskan perkataannya. “Sdhlah Pak, cepat katakan saja apa mau kalian..!” kata Sela dgn ketus. Perasan aneh mulai menjalari tubuhku disertai keringat dingin yg mengucuri dahiku karena mereka mengamati tubuh kami dgn tatapan lapar. Kemudian Pak Karyo maju mendekatiku membuat degup jantungku makin kencang. Beberapa senti di depanku tangannya bergerak mengelus payudaraku. “Hei.. kurang ajar, jangan keterlaluan ya..!” bentakku sambil menepis tangannya dan mendorongnya. “Bangsat.. berani sekali kamu, kalian kira siapa kalian ini hah..? Dasar orang kampung..!” Sela menghardik dgn marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajah Pak Karyo. “Hehehe.. ayolah Neng, coba bayangakan, gimana kalo foto-foto itu diterima orangtua, pacar, atau teman-teman di kampus Neng? Wah bisa-bisa Neng berdua ini jadi terkenal deh..!” kata Pak Jaya dan disusul gelak tawa keduanya. Aku tertegun, pikiranku kalut, kurasa Sela pun merasakan hal yg sama dgnku. Nampaknya tiada pilihan lain bagi kami selain mengikuti kemauan mereka. Kalau foto-foto itu tersebar bagaimana reputasiku, keluargaku, dan reaksi pacarku, apalagi Sela yg berprofesi sebagai model pada majalah ***(edited), bisa-bisa karirnya tamat gara-gara masalah ini. Pak Karyo kembali mendekatiku dan meraba pundakku, sementara itu Pak Jaya mendekati Sela lalu mengelilinginya mengamati tubuh Sela. “Gimana Neng, apa sdh berubah pikiran..?” tanyanya sambil membelai rambutku yg sebahu lebih. Kupikir-pikir untuk apa lagi jual mahal, toh kami pun sdh bukan perawan lagi, hanya saja kami belum pernah bermain dgn orang-orang bertampang kasar seperti mereka. Akhirnya dgn berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala saja. “Hahahahahaha.. akhirnya bisa juga orang kampung seperti kita merasakan gadis kampus, ada foto modelnya lagi..!” mereka tertawa penuh kemenangan. Aku hanya dapat mengumpat dalam hati, “Bangsat kalian, dasar tua-tua keladi..!” Pak Karyo memelukku dan tangannya meremas-remas payudaraku dari luar, lidahnya bermain dgn liar di dalam mulutku. Perasaan geli, jijik dan nikmat bercampur menjadi satu bersamaan dgn gejolak birahiku yg mulai naik. Tangannya kini makin berani menyusup ke bawah kaos ketat lengan panjang yg kupakai, terus bergerak menyusup ke balik BH-ku. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggeraygi dadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan putingku. Tanpa terasa pula lidahku mulai aktif membalas permainan lidahnya, liur kami menetes-netes di pinggir mulut. Nasib Sela tdk beda jauh dgnku, Pak Jaya mendekapnya dari belakang lalu tangannya mulai meremas payudara Sela dan tangan satunya lagi menaikkan rok selututnya sambil meraba-raba paha Sela yg jenjang dan mulus. Satu-persatu kancing baju Sela dipreteli sehingga nampaklah BH-nya yg berwarna merah muda, belahan dadanya, dan perutnya yg rata. Melihat payudara 36B Sela yg menggemaskan itu Pak Jaya makin bernafsu, dgn kasar BH itu ditariknya turun dan menyembul lah payudara Sela yg montok dgn puting merah tua. “Whaooooo.. ternyata lebih indah dari yg di foto, mimpi apa saya bisa merasakan seorang foto model kaya Neng Sela,” katanya. Pak Jaya menghempaskan diri ke sofa, dibentangkannya lebar-lebar kedua belah kaki Sela yg berada di pangkuannya. Tangannya yg semula mengelus-elus pahanya mulai merambat ke selangkangannya, jari-jari besarnya menyelinap ke pinggir celana dalam Sela. Ekspresi wajah Sela menunjukkan rasa pasrah tdk berdaya menerima perlakuan seperti itu, matanya terpejam dan mulutnya mengeluarkan desahan. “Eeemhh.. uuhh.. jangan Pak, tolong hentikan.. eemhh..!” Kemudian Pak Jaya menggendong tubuh Sela, mereka menghilang di balik kamar meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Setelah menaikkan kaos dan BH-ku, kini tangannya membuka resleting celana panjangku. Dia merapatkan tubuhku pada tembok. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yg sedang menggeraygi tubuhku ini adalah pacarku, Yudi. Tua bangka ini ternyata pintar membangkitkan nafsuku. Sapuan-sapuan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Sekarang kurasakan tangannya sdh mulai menyelinap ke balik CD-ku, diusap-usapnya permukaan kemaluanku yg ditumbuhi bulu-bulu halus lebat itu. “Sshh.. mmmppphhhhh..!” aku mulai meracau tdk karuan saat jari-jarinya memasuki memekku dan memainkan klistorisnya, sementara itu mulutnya tdk henti-hentinya mencumbu payudaraku, sadar atau tdk aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya. “Hehehe.. Neng mulai terangsang ya?” ejeknya dekat telingaku. Tiba-tiba dia menghentikan aktivitasnya dan dgn kasar didorongnya tubuhku hingga terjatuh di sofa. Sambil berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yg sdh menegang dari tadi. Gila, ternyata k0ntolnya besar juga, sedikit lebih besar dari pacarku dan dihiasi bulu-bulu yg sdh beruban. Kemudian dia menarik lepas celanaku beserta CD-nya sehingga yg tersisa di tubuhku kini hanya kaos lengan panjang dan BH-ku yg sdh terangkat. Dibentangkannya kedua belah pahaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku, seolah-olah seperti monster lapar yg siap memangsaku. Pak Karyo membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dgn penuh nafsu dia melaahap dan menyedot-nyedot memekku yg sdh basah itu, lidahnya dgn liar menjilati dinding memek dan klitorisku. Sesekali dia mengorek-ngorek lubang kemaluan dan anusku. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang diiringi erangan nikmat. Tdk lama kemudian akhirnya kurasakan tubuhku mengejang, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan cintaku membasahi mulut dan jari-jari Pak Karyo. “Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika dia menghisap sisa-sisa cairan cintaku. Disuruhnya aku membersihkan jari-jarinya yg berlepotan cairan cinta itu dgn mengulumnya, maka dgn terpaksa kubersihkan jari-jari kasar itu dgn mulutku. “Memek Neng Cika emang enak banget, beda dari punya lonte-lonte di kampung Bapak,” celetuknya sambil menyeringai. “Sialan, masa gua dibandingin sama lonte kampung..!” umpatku dalam hati. “Nah, sekarang giliran Neng merasakan kontol Bapak ya..!” katanya sambil melepas kaos dan BH-ku yg masih melekat. Sekarang sdh tdk ada apapun yg tersisa di tubuhku selain kalung dan cincin yg kukenakan. Dia naik ke wajahku dan menyodorkan k0ntolnya padaku. Ketika baru mau mulai, tiba-tiba telepon di dinding berbunyi memecah suasana. “Angkat teleponnya Neng, ingat saya tahu rahasia Neng, jadi jangan omong macam-macam,” ancamnya. Telepon itu ternyata dari Yudi, pacarku yg mengetahui aku sedang di villa dari pembantu di rumahku. Dgn alasan yg dibuat-buat aku menjawab pertanyaannya dan mengatakan aku di sini baik-baik saja. Ketika aku sedang berbicara mendadak kurasakan sepasang tangan mendekapku dari belakang dan dekat telingaku kurasakan dengus napasnya. Tangan itu mulai usil meraba payudaraku dan tangan satunya lagi pelan-pelan merambat turun menuju kemaluanku, sementara pada leherku terasa ada benda hangat dan basah, ternyata Pak Karyo sedang menjilati leherku. K0ntolnya yg tegang saling berhimpit dgn pantatku. Aku sebenarnya mau berontak namun aku harus bersikap normal melayani obrolan pacarku agar tdk timbul kecurigaan. Aku hanya dapat menggigit bibir dan memejamkan mata, berusaha keras agar tdk mengeluarkan suara-suara aneh. Dasar sial, si Yudi mengajakku omong panjang lebar sehingga membuatku makin menderita dgn siksaan ini. Sekarang Pak Karyo menyusu dariku, tdk henti-hentinya dia mengulum, menggigit dan menghisap putingku sampai memerah. Akhirnya setelah 15 menit Yudi menutup pembicaraan, saat itu Pak Karyo tengah menyusu sambil mengorek-ngorek kemaluanku, aku pun akhirnya dgn lega mengeluarkan erangan yg dari tadi tertahan. “Heh, sopan dikit dong..! Tau ngga saya tadi lagi nelepon..!” marahku sambil melepas pelukkannya. “Hohoho.. maaf Neng, saya kan orang kampung jadi kurang tau sopan santun, eh.. omong-omong itu tadi pacar Neng ya? Tenang aja habis merasakan kontol saya pasti Neng lupa sama cowok itu..!” ejeknya dan dia kembali memeluk tubuhku. Disuruhnya aku duduk di sofa dan dia berdiri di hadapanku, k0ntolnya diarahkan ke mulutku. Atas perintahnya kukocok dan kuemut k0ntol itu, pada awalnya aku hampir muntah mencium k0ntolnya yg agak bau itu, namun dia menahan kepalaku hingga aku tdk dapat melepaskannya. “Sedoottt, sedot yg kuat Neng, jangan cuma dimasukin mulut aja..!” suruhnya sambil terus memaju-mundurkan k0ntolnya di mulutku. Sayup-sayup aku dapat mendengar erangan Sela dari dalam kamar yg pintunya sedikit terbuka itu. Lama kelamaan aku sdh dapat menikmatinya, tangannya yg bergerak lincah mempermainkan payudaraku dan memilin-milin putingnya membuatku semakin bersemangat mengulum dan menjilati kepala k0ntolnya. “Naahh.. gitu dong Neng, ayoo.. terus.. Neng jilatin ujungnya, eengh.. bagus..!” desahnya sambil menjambak rambutku. Selama 15 menit aku mengkaraokenya dan dia mengakhirinya dgn menarik kepalaku. Setelah itu dibaringkannya tubuhku di sofa, dia lalu membuka lebar-lebar kedua pahaku dan berlutut di antaranya. Aku memejamkan mata menikmati detik-detik ketika k0ntolnya menerobos memekku. K0ntolnya meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan k0ntolnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tdk perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah pembantuku. Sambil menyetubuhiku bibirnya tdk henti-hentinya melumat bibir dan payudaraku, tangannya pun selalu meremas payudara dan pantatku. Erangan panjang keluar dari mulutku ketika mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku sehingga kelihatan mengkilat. Tanpa memberiku kesempatan beristirahat dia menaikkan tubuhku ke pangkuannya. Aku hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Setelah k0ntolnya memasuki memekku, aku mulai menggerakkan tubuhku naik turun. Pak Karyo menikmati goyanganku sambil ‘menyusu’ payudaraku yg tepat di depan wajahnya, payudaraku dikulum dan digigit kecil dalam mulutnya seperti bayi sedang menyusu. Terkadang aku melakukan gerakan memutar sehingga memekku terasa seperti diaduk-aduk. Aku terus mempercepat goyanganku karena merasa sdh mau keluar, makin lama gerakanku makin liar dan eranganku pun makin tdk karuan menahan nikmat yg luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu sampai aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat yg kuperoleh walaupun bukan dgn lelaki muda dan tampan. Kali ini dia membalikkan badanku hingga menungging. Disetubuhinya aku dari belakang, tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhku. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, atau mungkin sebelumnya dia sdh minum obat kuat atau sejenisnya, ah.. aku tdk perduli hal itu, yg penting dia telah memberiku kenikmatan luar biasa. Sdh lebih dari setengah jam dia menggarapku. Tdk lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua payudaraku diremasnya dgn brutal sehingga aku berteriak merasakan sakit bercampur nikmat. Setelah itu dia menarik lepas k0ntolnya dan naik ke dadaku. Di sana dia menjepitkan k0ntolnya yg sdh licin mengkilap itu di antara kedua payudaraku, lalu dikocoknya sampai maninya menyempot dgn deras membasahi wajah dan dadaku. Aku sdh kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yg mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Sebagai ‘hidangan penutup’, Pak Karyo menempelkan k0ntolnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati k0ntol itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Setelahnya dia meninggalkanku terbaring di sofa, selanjutnya aku tdk tahu apa-apa lagi karena sdh tdk sadarkan diri. Begitu aku bangun jam sdh menunjukkan pukul 4 sore, aku menemukan diriku masih bugil, sisa-sisa sperma kering masih membekas pada wajah dan dadaku, sekujur tubuhku terutama dada penuh dgn bekas cupangan yg memerah. Aku melihat sekeliling, hening tanpa suara, entah kemana Sela dan kedua ‘kambing bandot’ itu. Aku tdk memikirkan apa-apa lagi, aku menuju kamar mandi karena ingin kencing, lalu kunyalakan shower dan kubersihkan tubuhku dari sisa-sisa persetubuhan tadi. Dalam hati aku masih merasa marah, kesal, dan sedih karena dijebak dan diperkosa seperti itu, namun setiap teringat yg barusan, aku malah ingin mengulanginya lagi. Sehabis mandi, kepenatan tubuhku terasa mulai berkurang, kuraih kimono kuning dan memakainya tanpa memakai apa-apa di baliknya. Ketika aku keluar kamar mandi masih belum merasakan tanda-tanda keberadaan mereka di sini, begitu juga kamar yg tadi dipakai Sela dan Pak Jaya, di sana hanya kudapati ranjang yg sdh berantakan dan masih tercium aroma sperma bekas pertarungan tadi. Pakaian Sela dan Pak Karyo juga masih berceceran di ruang tamu. Terlintas di benakku saat itu kolam renang, ya mereka pasti di sana. Aku segera menuju kolam di belakang untuk memastikan. Dugaanku ternyata tepat, di sana terlihat pemandangan yg membuat darah bergolak. Di tepi kolam itu Sela sedang dikerjai oleh mereka berdua. Dia tengah memacu tubuhnya di atas k0ntol Pak Karyo yg berbaring sambil meremasi dadanya, sementara mulutnya dijejali oleh k0ntol Pak Jaya yg berdiri di sampingnya, tubuh ketiganya basah oleh air kolam, langit senja yg berwarna kuning keemasan menambah erotisnya suasana. “Hai, Neng Cika udah bangun toh..!” sapa Pak Karyo. “Wah, saya udah lama nungguin Neng Cika, tp tunggu ya, Neng Sela lagi asyik makan es mambo nih..!” sahut Pak Jaya. Sela hanya dapat melirik sayu padaku karena mulutnya penuh oleh k0ntol dan Pak Jaya menahan kepalanya. Adegan mesum itu membangkitkan kembali nafsuku, selangkanganku terasa basah. Lima menit kemudian Pak Jaya mencabut k0ntolnya dari mulut Sela dan mendekatiku. “Pak, kapan klisenya kalian kembalikan..?” tanyaku tdk sabar. “Tenang Neng, sekarang mau pulang juga sdh kemalaman, klisenya pasti kita kasih ke Neng besok,” jawabnya sambil menepuk bahuku. “Apa..! Besok..? Keterlaluan kalian..!” bentakku. “Jangan marah-marah gitu dong Neng, besok pagi saya janji pasti ngasih klisenya ke Neng,” katanya sambil memutari tubuhku. Kurasakan elusan Pak Jaya pada paha belakangku, tangannya makin naik menyingkap kimonoku dan akhirnya meremas pantatku. “Hoi, Pak Karyo, ternyata nona majikanmu ini asoy bener, pahanya mulus, pantatnya juga wuiih.. montok..!” serunya pada temannya. Kupingku benar-benar panas mendengar ejekannya, namun dalam hati aku justru berharap dia berbuat lebih jauh. “Ooouuhhh..!” demikian desahan pelan yg keluar dari mulutku ketika tangan Pak Jaya sampai ke belahan kemaluanku. Jarinya membuka belahan itu dan meraih klistorisnya, daerah sensitif itu dimainkannya sehingga membuatku mendesah dan kedua kakiku terasa lemas tdk bertenaga. Dibaringkannya tubuhku pada kursi santai di tepi kolam itu. Tercium bau rokok murahan dari mulutnya ketika dia melumat bibirku, lidahnya mengelitik lidahku. Pak Jaya melepaskan tali pinggangku sehingga kimonoku terbuka, ciumannya perlahan-lahan turun dari dagu dan leher menuju payudaraku. Sambil melumat payudaraku tangan yg satunya dgn kasar mengobrak-abrik memekku. “Auuuww.. Pak, sakit.. pelan-pelan Pak..!” rintihku kesakitan. Aku melihat ke arah Sela yg sedang dikerjai Pak Karyo. Dia sedang dalam posisi dogie, Pak Karyo dari belakang melakukan penetrasi ke lubang anus Sela. Dia menjerit-jerit kesakitan ketika k0ntol besar itu dgn paksa memasuki duburnya yg sempit. Bukannya kasihan tp nampaknya Pak Karyo malah semakin bergairah melihat penderitaan Sela, ketika sdh masuk setengahnya dihujamkannya k0ntol itu dgn keras, spontan tubuh Sela tersentak dan jeritan panjang yg memilukan keluar dari mulutnya. Selanjutnya dgn ganas Pak Karyo menyodomi Sela sambil mendesis-desis menikmati k0ntolnya terjepit dubur Sela yg sempit. Aku sangat kasihan melihat penderitaan Sela, tp apa dayaku karena aku sendiri sedang dalam kesulitan. Kini Pak Jaya membuka lebar kedua pahaku, tangan satunya memegang k0ntolnya yg gemuk itu dan menggesek-geseknya pada bibir kemaluanku sehingga aku mendesah nikmat dan tubuhku menggeliat-geliat. Setelah memekku basah kuyup dia menekan k0ntolnya hingga amblas seluruhnya. Aku melihat jelas bagaimana k0ntol itu keluar masuk ke dalam memekku. Kenikmatan dahsyat telah melanda tubuhku hingga aku tdk kuasa untuk tdk mengerang. Suara desahan terdengar sahut menyahut di tepi kolam itu. Kemudian aku merasakan tubuhku bagaikan tersengat listrik, aku menjerit sekuat tenaga dan mempererat genggamanku pada pegangan kursi. Cairan kemaluanku muncrat dgn derasnya dan kurasakan tubuhku seperti lumpuh. Namun Pak Jaya belum menyudahi perbuatannya. Sekarang dia memiringkan tubuhku dan mengangkat kaki kiriku, lalu dia meneruskan genjotannya pada tubuhku. Aku sdh setengah sadar ketika tiba-tiba sebatang k0ntol sdh berada di depan wajahku. Kutengadahkan kepalaku dan kulihat Pak Karyo berdiri di sampingku dgn k0ntolnya masih berdiri kokoh, tdk jauh dari situ nampak tubuh telanjang Sela yg sdh terkapar lemas. Tanpa membuang waktu lagi diraihnya kepalaku, mulutku penuh sesak oleh k0ntolnya yg berlumuran aneka cairan itu. Tiba-tiba mereka menurunkan tubuhku dari kursi, kini aku berada di lantai dgn posisi anjing, kimonoku mereka lepas hingga aku bugil total. Pak Karyo mengambil posisi di belakangku lalu dia membuka duburku dan tangan satunya mengarahkan k0ntolnya ke sana. Ooohh.. tdk, dia mau menyodomiku seperti yg dia lakukan pada Sela, masih terbayang olehku betapa brutalnya lelaki ini memperlakukan Sela barusan. “Jangan Pak, jangan di situ aduuuh.. sakit.. ooh..!” rintihku memelas ketika dia memasukkan k0ntolnya. “Aakkh… akhh… oougghh…” aku terus merintih-rintih, mataku terpejam merasakan kepedihan tiada tara sampai airmataku meleleh membasahi pipi. “Wah.., enak, lebih seret dari Neng Sela..!” kata Pak Karyo disambut gelak tawa mereka. Dia mulai menggenjot tubuhku sementara di depanku Pak Jaya memaksaku mengkaraoke k0ntolnya. “Udah jangan nangis, lu sebenernya keenakan kan..! Ayo emut nih kontol..!” perintahnya sambil menjambak rambutku. Aku benar-benar merasa terhina saat itu namun menikmatinya, perlakuan kasar ini mendatangkan kenikmatan tersendiri. Selain menyodomiku, Pak Karyo juga sesekali menampar pantatku hingga terasa panas dan sakit. Di tempat lain Pak Jaya terus menahan kepalaku yg sedang mengulum k0ntolnya sambil memaju-mundurkan pantatnya seolah sedang menyetubuhiku, wajahku makin terbenam pada bulu-bulu kemaluannya yg lebat. Tdk lama kemudian kurasakan k0ntol Pak Jaya dalam mulutku semakin berdenyut dan akhirnya tumpahlah spermanya di mulutku. Ehheek.. hhkk.. aku tersedak tp kepalaku ditahan olehnya sehingga terpaksa cairan itu kutelan, sebagian meleleh keluar membasahi bibirku. Pada saat hampir bersamaan pula aku klimaks yg kesekian kalinya, tubuhku mengejang, aku ingin menjerit namun mulutku tersumbat k0ntol Pak Jaya sehingga hanya terdengar suara erangan tertahan dari mulutku yg berlepotan sperma dan airmataku makin membanjir. Beberapa menit kemudian akhirnya Pak Karyo ejakulasi, aku merasakan cairan hangat dan kental menyirami duburku. Aku merasa sangat lelah, napasku terengah-engah dan menangis terisak-isak apalagi saat kudengar mereka tertawa-tawa dan mengucapkan kata-kata yg merendahkan kami, makin panas saja telinga dan hatiku. Pak Karyo masuk ke dalam dan tdk lama kemudian ia kembali dgn 2 gelas air, disodorkannya gelas itu padaku dan Sela yg dibangunkannya dgn menyiram air kolam. Langit sdh gelap ketika itu, Pak Karyo keluar membeli makan malam untuk kami. Sambil menunggu Pak Jaya beristirahat dgn berendam di kolam dangkal bersamaku dan Sela, tingkahnya seperti raja minyak saja, dia meminta Sela yg payudaranya montok melakukan pijat ala Thai, sedangkan aku digeraygi dan diciuminya seperti mainan. Sungguh benci aku padanya, tp terpaksa harus bersikap manis agar dapat lekas bebas darinya. Malam harinya sebelum tidur kami main berempat sekaligus di ranjangku. Pak Jaya berbaring, aku naik ke atas wajahnya berhadap-hadapan dgn Sela yg naik ke atas k0ntolnya. Kami berdua sibuk mengkaraoke k0ntol Pak Karyo yg mengacung di antara kami. Secara bergantian kami menjilati dan mengulum k0ntol itu hingga memuncratkan maninya membasahi wajah kami. Sementara itu kurasakan memekku mulai banjir lagi akibat permainan lidah Pak Jaya. Malam itu, setelah digarap habis-habisan akhirnya kami berempat tertidur kelelahan di kamar itu. Pagi harinya kembali aku digarap di bathtub oleh Pak Karyo ketika mandi bersama, aku dibuatnya klimaks dua kali dan dia semprotkan maninya dalam memekku. Setelah seharian menjadi budak seks, mereka akhirnya mengembalikan klise itu pada kami. Kami memeriksanya dgn seksama agar tdk mendapat kesulitan lagi di kemudian hari. Segera setelah itu kusuruh mereka hengkang dari villa-ku dan kami pun pulang ke Jakarta. Hari berikutnya Pak Karyo menghubungi ayahku untuk pamit mengundurkan diri dan sejak itu pula atas bujukanku dgn macam-macam alasan, keluarga kami tdk pernah lagi menyewa orang untuk menjaga villa. Aku masih dendam pada mereka yg telah memperdayaiku, namun terkadang aku merasa rindu mengulanginya, rindu tangan-tangan kasar itu menggeraygi tubuhku. Hingga detik ini belum seorang pun mengetahui peristiwa itu temasuk keluarga dan kekasih kami. Pengalaman pahit ini hanya kuceritakan pada pembaca sebagai curhat dan juga peringatan agar tdk ceroboh menyimpan rahasia pribadi supaya tdk mendapat kesulitan seperti kami. cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ngesex,cerita sec,cerita tante,cerita tante hot,cerpen hot,cersex tante,cersex terbaru,tante hot,tante kesepian,tante tante Read the full article
#CeritaHot#ceritahottante#ceritahotterbaru#CeritaMesum#ceritangesex#ceritasec#ceritatante#ceritatantehot#cerpenhot#cersextante#cersexterbaru#tantehot#tantekesepian#tantetante
24 notes
·
View notes
Text
Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas
Cerita Sex ini berjudul ”Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas” cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ngesex,cerita sec,cerita tante,cerita tante hot,cerita tante kesepian,cerpen hot,cersex tante,cersex terbaru,kisah hot. Panggil saja aku Dedy.Aku laki-laki berumur 22 tahu.Aku kuliah di Yogyakarta,dan aku tinggal bersama tanteku.Tanteku bernama Tante Vira.Umurnya sekitar 32 thn,tingginya sekitar 165cm,dan dadanya wooow… mungkin berukuran 36 B,pantatnya pun sungguh sekal.Tante Vira adalah janda kembang yang bekerja sebagai seorang akuntan di Yogya. Sebagai lelaki normal siapa saja yang melihat Tante Vira pasti akan terpesona,tidak terkecuali aku.Suatu sore ketika Tante Vira sedang mandi,aku memberanikan diri untuk mengintip lewat lubang kunci .Aku melihat dengan jelas tubuh polos dirinya.aku melihat “melon” nya yang besar,indah yang sangat mantap jika kunikmati batinku.kulihat puting mungilnya yang bewarna kecoklatan,lembahnya yang ditutupi oleh “rerumputan kecil”.Secara tidak sadar “Pisang Ambonku membesar”.Ketika,Tante Vira hedak keluar dar kamar mandi aku segera meninggalkan kamar mandi & duduk disofa ruang santai.Masih terlintas bayangan tubuh polos Tante Vira tadi.Aku lihat Tante Vira menuju kamarnya hanya dengan berbalut handuk.Kulihat pantatnya yang sekal & ingin sekali kumeremasnya.Selang 20 menit kemudian Tante Vira keluar dari kamarnya & mengenakan Kemeja Putih ketat selaras dengan rok hitam yang ketat pula.“Dedy,jaga rumah dulu y…?Tante mau pergi meeting sebentar dengan karyawan tante.Pulangnya sekitar jam 9 malam.” katanya.“Oke,Tante” kataku.Blog cerita sex terbaru tak kalah hotnya www.ceritasexs.coLalu tante segera menuju garasi & segera menyalakan mobilnya.Setelah tante pergi aku iseng kekamarnya.Aku,masuk kekamarnya yang tidak terkunci itu.Aku kagum melihat keartistikan kamarnya. Aku segera membuka lemari pakaiannya.Dilemarinya kutemukan 2 buah vibrator miliknya.Aku pun maklum karena Tante Vira sudah janda selama 2 thn.Aku segera mencari benda yang kuinginkan.Tak lama kemudian aku menemukan CD warna pink miliknya beserta Bra pink miliknya yang besar.Branya saja besar apalagi dalamnya,kataku dalam hati.Ukuran Branya kira-kira 36 B.Aku segera mengambil kedua barang itu lalu bergegas menuju kamarku.Aku segera menciumi & menjilati Branya,seolah-olah aku menciumi & menjilati buah dadanya yang montok.Setelah puas menciumi & menjilati branya,aku segera mempermainkan CD sexy miliknya.Aku raba-raba & kujilati CDnya seolah-olah aku sedang meraba & menjilati Vaginanya.Kemaluanku semakin mengeras & tidak sanggup lagi menahan magma yang akan keluar.Aku segera mengeluarkan Penisku & segera mengocoknya.Tidak lama kemudian aku arahkan penisku di CD,lalu keluarlah sperma kentalku membasahi CD pink miliknya.“Oh…… yeach….” pekikku kepuasan beronani dengan CD nya.Akupun segera bergegas untuk mandi.Jam menunjukkan pukul 19.10.Tak lama kemudian terdengar mesin Mercy S Class milik Tante Vira.Lalu Tante Vira membuka pintu depan.“Lagi nonton apaan Ded…?” katanya mengkagetkanku“Lagi nonton Sketsa Tan” kataku.“Oh…,nich ada oleh-oleh kue buat kamu” katanya“Makasih Tan” jawabku.Aku segera memakan kue yang diberikan tante,seraya menyaksikan tante berjalan menuju kamarnya.Tak begitu lama tante keluar dengan setelan dress warna ungu,dengan belahan dada yang sedikit terbuka.“Kamu sudah makan,Ded…?” katanya“Sudah tan” jawabku“Kalau begitu makan dulu y.” katanya lagi“Oke tan” jawabku15 menit kemudian Tante Vira selesai makan & segera bergabung denagnku menonton kelucuan Sketsa.Tante duduk disebelahku,sesekali aku mencuri pandang kepayudaranya yang besar itu.Jantungku berdegum kencang menyaksikan payudaranya montok terbungkus dress warna ungu.Seolah-olah dress warna ungu yang dikenakannya tidak sanggup menahan dadanya yang montok itu.Jam menunjukkan pukul 21.30.“Ded,tante tidur dulu y.” katanya“Y” jawabku singkatPukul 24.00,aku bergegas untuk pergi tidur.Keesokan harinya pukul 07.00 aku bangun dari ranjangku & segera bergegas menuju kamar mandi. Aku lihat Tante Vira sudah siap untuk kekantor.Aku segera masuk kekamar mandi.Ketika sedang asyik mandi,Tante Vira mengetuk pintu kamar mandi“Tante berangkat dulu y…” katanya“Y,tante” jawabkuku.5 menit kemudian aku keluar kekamar mandi & bergegas menuju kamar untuk berpakaian.Tidak lama kemudian aku sudah rapi & siap berangkat kekampus.Aku segera menuju garasi,lalu kunyalakan motor Ninja 250cc milikku.Seusai kuliah usai aku segera menemui ke 4 temanku yang juga memiliki maniak sex.Kami berlima segera merencanakan untuk mengerjai Tante Vira.Hari yang direncanakan pun tiba.Kami berlima menunggu Tante Vira dipersimpangan jalan dekat kantornya.Pukul 18.00 yang ditunggu akhirnya keluar dari kantor.Kami segera mengikuti Tante Vira dari belakang.Didalam mobil,aku menumpahkan banyak cairan Chlorofom untuk membius Tante Vira.Akhirnya Tante Vira sampai dirumahnya.Aku melihat keadaan disekitarku,keadaan jalan komplk perumaha sepi.Segera aku turun dari mobil,lalu menyekap hidung tante dari belakang dengan menggunakan sputangan yang sudah diberi Chlorofom. Tante sempat meronta-ronta,tapi tangan kananku mencengkram kuat tubuhnya.Tidak berapa lama kemudian tante pun tertidur.Aku segera menggendong tubuhnya & segera berlari menuju mobil.Anton segera memembukakan pintu mobil untukku.Sementara itu,Bobby segera memasukkan Mercy S Class tante kedalam garasi.Setelah Bobby selesai,kami segera meninggalkan tempat itu & segera menuju tempatyang sudah kami rencanakan sebelumnya.Setelah didalam mobil,aku segera melepasan topeng yang aku kenakan.“Kamu,gila juga y Ded.Tante sendiri mau ditiduri” kata Bobby kepadaku.“Tante,kamu sexy juga y…?” kata Anton yang duduk disebelah Tante seraya meremas-remas dadanya.“Eh,Bob kamu bawa handicamkan…?” kataku kepada Bobby yang duduk dibelakang.“Bawa” katanya seraya mengeluarkan handicam dari ranselnya.“Siap rekam Bob” kataku seraya mengulum bibir sexynya.Aku & Anton bergantian mengulum bibir sexynya.Aku & Anton meremas-remas dadanya yang sekal itu.Sementara Bobby asyik merekam adegan kami.Tyo,yang duduk didepanku & Rizal yang sedang menyetir asyik melihat adegan kami lewat kaca tengah yang ada dimobil.30 menit kemudian,am sampai digudang tua yang sudah tidak terpakai.Mobil Avanza milik Rizal diparkir didalam gudang.Kami pun segera turun.Aku menggendong tubuh Tante Vira yang tengah tertidur.Kami segera mencari tempat untuk membaringkan tubuh Tante Vira.Aku menemukan sebuah meja besar,usang,& berdebu.Aku segera membaringkan tubuhnya ke meja tersebut.Kami pun segera mengundi untuk menentukan siapa yang pertama menikmati tubuhnya.Beruntung,aku yang pertama menikmati tubuhnya,yang berikutnya Tyo,Bobby,Rizal,yang terakhir Anton.“Shit… aku dapat ampas…!!!” gerutu Anton.Aku segera melepaskan celana jeansku,kemudian kulepaskan CD ku.Penisku yang telah mengeras segera meloncat keluar.Kemudian,kulepaskan satu persatu kancing kemeja kantor milik Tante Vira.Setelah lepas kancing terakhirnya,aku segera melepaskan kemejanya lalu kelemparkan ke bawah.“Wooow….” sontak Bobby yang merekam tubuh tante Setelah itu aku mebuka pengait restliting rok warna hitamnya.Kuturunkan perlahan-lahan kuturunkan restlitingnya.Laluku pelorotkan roknya.Lalu,kulempar roknya kelantai.Kini tubuh tante hanya berbalut BH warna hitam & CD dengan warna yang sama.Aku segera naik kemeja.Aku,segera melumat bibir sexynya,kujilati belakang telinga kanannya,& kugigit mesra telinga kanannya.Setelah puas aku segera melepaskan pengait BHnya.Setelah lepas,segera kujatuhkan BH hitamnya kelantai.Kini dihadapanku terhampar tubuh polos bagian atas milik Tante Vira.Kuraba-raba,kuremas-remas perlahan payudaranya.Remasanku perlahan-lahan semakin keras,puas meremas dadanya aku segera memilin-milin mesra puting mungil miliknya.Setelah puas,aku segera menjilat-jilati puting kecoklatan miliknya.Kujilati puting yang kanan lalu yang kiri berulang-ulang.seraya tanganku meremas-remas dadanya.Ketiga temanku duduk di lantai seraya menyaksikan adeganku dengan Tante Vira.Puas dengan dadanya,segera kulepaskan CD sexy warna hitam miliknya.Setelah itu,kulemparkan CDnya kelantai. Aku,takjub dengan Vaginanya yang ditumbuhi reremputan kecil.“Damn…. Shiit….” sontak Bobby lagi.Aku meraba-raba bibir Vaginanya yang ditumbuhi rerumputan kecil.Kumasukan jari tengahku kedalam vaginanya.Kucoblos-cobloskan jari tengahku semakin lama semakin liar.Setela puas segera kulepaskan jari tengahku dari vaginanya.Lalu,kucari-cari Clitorisnya dengan jari manisku.Kutemukan Clitorisnya,lalu kepencet-pencet Clitoris mungilnya,kujilat-jilati Clitorisnya berulang-ulang.Tiba-tiba aku merasakan bibirku basah oleh cairan kental dari vagina Tante Vira.‘Hm… tampaknya tante orgasme nich” kataku dalam hati.Setelah itu aku mulai mengepaskan Penisku dengan Vaginanya.Setelah Penisku masuk semuanya,aku segera menggerakkan maju-mundur tubuhku.Penisku dengan leluasa keluar masuk di Vaginanya.Sementara bibirku asyik melumat bibir sexy miliknya,& tanganku memeluk punggung sintalnya.25 menit kemudian aku tidak sanggup lagi menahan gejolak magmaku yang akan keluar.Akhirnya Spermaku keluar didalam vaginanya.Aku kemudian melepaskan Penisku yang belepotan cairanku& cairan dari vagina Tante Vira.Kubuka mulutnya sexynya& kuhadapkan ke penisku,lalu kumasukkan penisku kedalamnya. Kumaju-mundurkan kepala tante.Lalu,Spermaku keluar lagi didalam mulutnya.Setelah itu giliran Tyo,kulihat Tyo membersihan sisa-sisa spermaku di Vagina & bibir Tante Vira.Sekaran giliranku melihat adegan sex tanteku dengan Tyo.Tyo melalukan adegan sex yang hamir a dengan apa yang aku praktekkan tadi.20 menit pun berlalu & Tyo pun sudah selesai ngesex dengan tanteku.Kini giliran si Bobby.Ketika iliran Bobby aku yang menjadi cameramennya untuk adegan sex Bobby dengan Tanteku.25 menitpun berlalu& Bobby pun sudah selasai ngesex dengan Tante Vira.Kini giliran Rizal.30 Menit kemudian Rizal telah selesai.Dan,yang terakhir Anton.30 menitpun berlalu,Anton pun telah selesai dengan tubuh tante.Kami pun tidak puas kalau hanya ngesex sekali dengan Tante Vira.Kami pun menggilirnya lagi,sesuai dengan undian tadi.Kami menggilirnya samapai kami merasa puas.Kira-kira pukul 02.00 ketika giliran Anton ngesek dengan tante,tante perlahan-lahan mulai sadar.Aku segera melempar topeng ke Rizal & Rizal pun sudah memakai topengnya.Ketika Tante Vira sepenuhnya tersadar kami sudah memakai topeng masing-masing.Tante terkejut ketik tubuhnya bugil & Penis Anton masih menancap divaginanya.Tangen Rizal mencoba menahan gerakan kedua tangannya.Tampaknya Anton kewalahan menghadapinya.Kamipun segera membantu Anton memegangi tangan,kaki,& tubuhnya erat-erat. Tapi,tubuh,& tangan tante meronta lebih keras daripada yang tadi.Lalu,Bobby segera mengambil pistol mainan yang mirip dengan yang asli ke kepala Tante Vira.“Diam….!!!! ” bentak Bobby seraya memukulkan gagang pistol mainan itu kepelipis kiri Tante ViraDarah segar mengalir dari pelipis kirinya.“Apa mau kalian…?” katanya sambil menangis“Yang,kami mau adalah tubuh kamu yang sexy untuk melayani nafsu kami semalaman” kata Bobby menunjuk kearah kami semua.Tante Vira pun terlihat pasrah dan terus menangis tidak percaya kalau tubuhnya akan kami gilir semalaman.Anton pun segera melanjutkan menggoyang tubuh tante,sementara Bobby masih menodongkan pistol mainan kekepala Tante Vira.“Yaik….” erang tante mengerang keras ketika Anton menggoyang tubuhnya dengan keras.Setelah puas menggoyang tubuh tante,Anton segera mengeluarkan Spermanya didalam Vaginanya.Setelah itu giliranku.Kutarik paksa kedua tangan tante,lalu menyuruh tante berlutut.Kujejalkan Penisku dibibir indahnya.Kupaksa bibirnya agar membuka.Lalu kujejalkan Penisku didalam bibirnya.Kulihat Tante Vira menangis,tapi ku acuhkan saja.kugerakkan kepalanya maju mundur dengan paksaan tanganku.Puas dengan gerakkan tadi aku segera menyuruh Tante berbaring di meja.Aku tarik tubuh indahnya hingga ketepi meja,& kuangkat pahanya tinggi-tinggi.Kumasukkan Penisku dengan keras kedalam Vaginanya.Kugoyang keras tubuhnya,seraya kedua tanganku meremas-remas dadanya.Setelah puas kulepaskan penisku dari vaginanya.“Achh… achh…” erangnya seraya menitikkan air mata,ketikaku mulai menggoyang tubuhnya dengan keras.Lalu,aku naik ke kemeja & menyuruh tante untuk posisi menunging.Tante sudah dengan posisi menungging.Aku segera mengepaskan penisku dengan vaginanya. Segera kumasukkan penisku kedalam vaginanya.Dinding vaginanya seolah menekan keras penisku.Segera kugoyang hebat tubuhnya,kuremas-remas pantat sintalnya,sesekali aku remas dadanya yang menggantung & bergoyang mengikuti irama.Kuletakkan kedua tangan tante dipunggungnya,lalu kutarik punggungnya kebelakang.Kukecupi telinga kanan& kugigit mesra telinga kanannya.Kemudian kugoyang hebat tubuhnya,& kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan keras.“Augh…. Achhhh…” erangnyaMagmaku sudah tidak sabar untuk keluar.Segera saja kutumpahkan magmaku didalam vaginanya.Setelah aku,kini giliran keempat temanku.Setelah keempat temanku selesai menggilir Tante Vira,aku berencana membuat adegan yang lebih hot lagi.Aku,Tyo,Bobby bergabung satu group.Sedangkan Rizal,& Anton bergabung satu group.Aku segera tidur terlentang diatas meja,lalu kusuruh Tante Vira naik keatas tubuhku.Tante Vira mengepaskan vaginanya dengan penisku.Setelah masuk,tante menggoyang tubuhnya perlahan.Tante tidak tahu kalau Tyo naik kemeja tepat dibelakangnya.Tyo segera menunggingkan tubuhnya,lalu mengepaskan penisnya dengan lubang duburnya.Perlahan-lahan penis Tyo mulai masuk dilubang duburnya. Tante pun sempat meronta-ronta kesakitan,ketika penis Tyo yang besar itu masuk kelubang duburnya.Darah segar keluar dari lubang dubur Tante Vira.Ketika penisnya telah masuk semuanya dilubang duburnya Tyo,segera menggoyang tubuh tante perlahan.“Accchhh…. acchh…” erangnya.Ketika tante mengerang kenikmatan,Bobby segera naik keatas meja.Boby berdiri tepat dihadapan Tante Vira.Bobby mengangkat kepala Tante Vira,&menjejalkan penis perkasanya dimulutnya.Kini mulut tante asyik mengulum penis Bobby.Gerakkan kami bertiga semakin liar.Tyo dibelakang,aku tepat dibawahnya,sementara Bobby tepat dihadapannya.Sementara itu tangan-tangan kami tidak kalah liarnya.Tangan Tyo,asyik meremas-remas pantatnya,& payudaranya,sementara tanganku secara bersamaan dengan Tyo meremas-remas payudaranya dengan keras,sedangkan tangan Bobby asyik meremas-remas rambutnya.Goyangan,kami semakin menggila,adegan itu berlangsung kurang lebih 20 menit. Tyo yang pertama mengeluarkan magmanya dilubang dubur tante,kedua segera kukeluarkan magmaku didalam vaginanya,tak lama kemudian disusul Bobby yang mengeluarkan di mulutnya.Setelah puas,kami segera turun dari meja.Tampak,tubuh tante terkulai lemas.Tak,lama kemudian Anton & Rizal mulai membersihkan sisa-sisa sperma kami disekitar lubang dubur,vagina,& mulutnya.Setelah semuanya bersih mereka tak memberi waktu istirahat kepada tante.Mereka berdua mulai melakukan adegan yang sama dengan kami bertiga lakukan.Kulihat,Boby asyik mrekam adegan mereka layaknya cameramen,sedangkan Tyo,tampaknya berusaha untuk mengatur nafasnya kembali.20 menit pun berlalu.Anton & Rizal tampaknya sudah selesai menggoyang tubuhnya.Aku memberikan 5 menit untuk tante mengatur nafas.Setelah nafasnya kembali normal,aku tarik kedua tangannya & suruh dia berlutut.Kami berlima mulai membentu lingkaran & perlahan-lahan berjalan menuju tubuh tante.Kami,segera mengocok penis masing-masing.Kemudian,kami menyemburkan sperma secara bersamaan kewajah tante.Crooot…. crottt… crooottt…. sperma kami membasahi wajah,rambut,& sebagian dadanya.Kini wajahnya penuh dengan cairan sperma kami.Aku,segera menjejalkan penisku kemulutnya. Kugerakkan maju-mundur kepalanya.Setelah penisku bersih dari bercak sperma,kini giliran keempat temanku melakukan hal yang sama denganku.Bobby mengambil lap kering,& melemparkannya ke tante.Bobby menyuruh tante untuk mengelap wajahnya dengan lap itu.Sementara aku mengambil gunting & mulai menggunting kemeja yang tadi tante kenakan.Aku menggunting dibagian bawah dadanya,lalu menggunting kedua lengan kemejanya.Setelah wajah tante bersih,aku melemparkan kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Kemudian,aku menyuruhnya untuk memakainya kemeja tersebut tanpa BH & kemudian rokknya tanpa CDnya.Tubuh tante sangat sexy memakai kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Rizal,berpura-pura menanyakan alamat rumah tante.Tante Vira pun menjawabnya secara terbata-bata.Kami,segera menyuruhnya untuk segera menaiki mobil.Aku duduk ditengah bersama Tante Vira,& Anton.Rizal,segera menghidupkan mesin mobilnya.Mobil pun melaju meninggalkan gudang tua itu.Selama,didalam mobil aku & Anton bergiliran menciumi bibir tante.Sementara itu tangan kananku meremas dada kiri tante sedangkan tangan kanan Anton meremas dada kanannya. Kira-kira pukul 04.30 kami telah tiba dirumah Tante Vira.Kami segera menarik paksa tubuhnya turun dari mobil.Aku melihat tubuhnya berjalan terhuyung-huyung lemas & berusaha membuka pintu garasi.Sementara mobil yang kami tumpangi telah jauh meninggalkan rumah Tante Vira. cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ngesex,cerita sec,cerita tante,cerita tante hot,cerita tante kesepian,cerpen hot,cersex tante,cersex terbaru,kisah hot Read the full article
#CeritaHot#ceritahottante#ceritahotterbaru#CeritaMesum#ceritangesex#ceritasec#ceritatante#ceritatantehot#ceritatantekesepian#cerpenhot#cersextante#cersexterbaru#kisahhot
8 notes
·
View notes
Text
Ngentot Bu Kost Nikmat
Cerita Sex ini berjudul ”Ngentot Bu Kost Nikmat” cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ngesex,cerita sec,cerita tante,cerita tante hot,cerita tante kesepian,cerita terbaru,cerpen hot,cersex tante,cersex terbaru,kisah hot. Pagi itu kulihat Bu Yeyen sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih sekal, wajahnya segar dan cukup cantik. Rambut dan beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang wanita setengah baya yang sedang kukagumi. Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai wanita yang jauh di atas umurku. Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Bu Yeyen mengenakan kaos singlet dengan BH putih dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat bahunya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Pak Yuda suaminya yang karyawan swasta. Memang Bu yeyen kegiatannya lebih banyak di rumah kerana tidak aktif sebagai pegawai,justru kerena itu ia lebih banyak waktu untuk mengurus dirinya. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 3 orang mahasiswa sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. Bu Yeyen telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku , aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan BU Yeyen yang melakukannya… Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Bu Yeyen sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku. “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Bu Yeyen sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang, “Bagaimana D? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit. “D mau dibikinkan susu panas?” tanyanya. “Terima kasih Bu, D sudah sarapan tadi,” balasku.”Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk.Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku. Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu. “D kakimu mulus sekali ya.” “Ah.. Bu bisa aja, kan kulit Pak Yuda lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit. ” D, Ibu jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi. “Jangan Bu, nanti Bapak marah..”Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Bu Yeyen sebagai Wanita sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Bu Yeyen tidak mengenakan celana dalam sehingga bulu memeknya terlihat,tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang hitam dan mengunung itu. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku. Bu Yeyen membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya . Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa. Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku. “D kau cakep sekali..” dia memujaku. “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perjaka..?” aku mengangguk lemah.Memang aku masih perjaka, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Bu Yeyen induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperjakaan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak. “Bagaimana D? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapanya. “Bu… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, payudaranya yg putih dan mulai kendur nampak bergelantungan minta disentuh,sedangkan memeknya yg menggunduk nampak merekah diantara kedua pahanya sangat mulus. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat kontolku telah mengkilat lembab penuh air mani, bonggolnya mengeras sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan dimasuki. Bu Yeyen membungkuk dan mulai memasukan kemaluanku dimulutnya….nyyeerrr…darahklu berdesir merasakan hangatnya mulut Bu Yeyen yg mengulum batangku. ” OOouuhhkk,…Buuuu….” rintihku sambil mencengkram rambutnya tanpa sadar. Ia semakin agresif menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku semakin menggeliat geliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah kepala kontolku, kupegang kepalanya makin erat seolah ingin Bu Yeyen memasukna kontolku ke seluruh tenggorokannya. Bu Yeyen seolah olah mengerti,sambil tak henti henti menyedot dan menjilat kontolku,dikuluumnya kontolku dalam dalam hingga terasa dinding tenggorokannya menyentuh kepala kontolku,dan aku semakin merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas kepala kontolku yang makin membengkak. Karena kenikmatan itu, tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Bu Yeyen melakukan sedotan kecil di liang kontolku, kadang disedot kencang, kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Buuu… aduh.. Buuu… D mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan kuluman di kontolku. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang gemuk itu kemulutku. ” Gantian ya D.. aku ingin kau jilat kemaluanku.” Kutangkap pantatnya, terasa empuk dan hangat dalam pelukanku. Bu Yeyen sudah terlentang dengan membuka kedua pahanya selebar lebarnya,sehingga lubang memeknya yg coklat kemerah merahan nampak terbuka dihadapanku, dan posisiku segera membungkuk siap untuk menjilat kelaminnya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya. Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke sisi memeknya yang mengkilat berkali-kali. “Ahhh… Enak sekali D…” dia berdesis. Kemudian kujilat klitorisnya dan kusedot-sedot dengan lidah sedangkan lubang kemaluannya kuelus dengan jariku. Suara desahan Bu Yeyen membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah mengangkang di atas tubuhnya, memeknya berlendir yg merah melongo persis di depan depan kontolku. ” Bu, D masukin dikit ya Bu, D pengen sekali.” Dia hanya tersenyum. “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluanku, kutempelkan pada bibir kemaluannya, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanku kumasukan dalam lubangnya, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluanku, ujung kemaluanku masih menancap dalam lubang vaginanya. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam kepala kontolku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya. Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu di bibir dalam klitoris dan bibir dalam memeknya yg lembut dan hangat, sangat besar terasa menggeser kepala dan batang kontolku yg tergenggam erat oleh memeknya. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam, kenikmatan terasa makin dalam, separuh batang kemaluanku sudah melesak dalam kemaluannya. Kutekan seluruh pantatku sehingga terasa seluruh bonggolku menacap sepenuhnya di dalam memek bu Yeyen…terasa kenikmatan yg belum pernah kualami menyerang seluruh syaraf batang kontolku….aku hanya merintih sambil merebahkan seluruh tubuhku diatas tubuh Bu Yeyen yg segera menciumi mulutku sambil mendekap tubuhku erat sekali…. ” OOooouhhh,,,,Bu,….eeennnak sekaliii……” rintihku lemas,sementara Bu Yeyen menyambut pantatku sehingga terasa kontolku semakin dalam dan sesuatu ditubuhku seolah olah akan meledak…. Aku diam sejenak menikmati nikmatnya lubang hangat dan lembut yg menggenggam erat kontolku,lalu..,kukocokkan kemaluanku naik-turun, ternyata terasa amat nikmat sehingga aku hanya mampu mendesis desis. Jepitan kemaluannya cukup ketat dan menggenggam erat batang kontolku. Kulepas kembali…kumasukan lagi..kulepas…,kumasukan lagi..begitu berulang ulang… “Oh.. D kau hebat, Tusukanmu nimat sekali.” Kudengar Bu Yeyen mendesis-desis, payudaranya kuremas-remas dan membuatnya semakin merintih-rintih ketika dalam tusukanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga memek Bu Yeyen sudah kemabali sepenuhnya ditanami batang kontolku,sungguh kurasakan kenikmatan yang meledak-ledak. Dari posisi telungkup semakin kurubuhkan badanku di atas badannya, susunya semakin menempel didadaku sehingga terasa amat lembut, perutku melekat pada perutnya. Kudekap Bu Yeyenerat-erat. Tangan kiri Bu Yeyen mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda hangat kenyal dan besar menggenggam erat dan mengocok ngocok kontolku dari bawah. Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan yg tadinya kecil terasa semakin keras,aku berusaha mempertahankan diriku ,namun… dalam lenguhan yg panjang aku mengejang..dan akhirnya meledaklah kontolku mengeluarkan cairan mani yg banyak membasahi memek Bu Yeyen. ” AAAooouuuhhhkkk….Buuuuuu………” aku mengejang sejadi jadinya merasakan nikmat yg tak terhingga yg menguasai kontolku. Kutekan kontolku memenuhi memeknya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vaginanya terasa keluar cairan hangat, membasahi batang kontolku,lalu beberapa kali terasa kedutan kedutan kecil mulut dan dinding memeknya meremas remas batang kontolku. “OoohhhD…..Ibu juga keluaaarrrr ssssaaayaaangghhhh….…” Bu Yeyen juga juga mengejang,pantatnya ditekan keatas seolah ingin memasukan seluruh batang kontolku di memeknya, matanya nampak merem melek sementara mulutnya setengah terbuka. Urat urat lehernya terlihat mengeras menerima ejakulasinya,sementara punggungnya melengkung lengkung seperti udang sambil memelukku erat erat,ia telah orgasme pada saat yang bersamaan denganku. Rupanya dia terangsang dengan orgasmeku,sehingga ketika tadi aku mengejang dan menyepak nyepak sepeerti sekarat, Bu Yeyen juga merasakan hal yg sama sehingga mengeluarkan air lendir dari memeknya. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluanku masih menyesaki vaginanya. Kurasakan kontolku masih berkedut kedut dan makin lama makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan. Bu YYeyen cuma tersenyum mamandangku…. ” Gimana D ? ” Enak ??? ” Aku tersenyum malu,dan ketika dirasa kontolku mengecil,aku segera turun dari tubuhnya. Pagi itu keperjakaanku hilang oleh memek tua Bu Yeyen yg empuk,tapi aku tidak menyesal. cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ngesex,cerita sec,cerita tante,cerita tante hot,cerita tante kesepian,cerita terbaru,cerpen hot,cersex tante,cersex terbaru,kisah hot Read the full article
#CeritaHot#ceritahottante#ceritahotterbaru#CeritaMesum#ceritangesex#ceritasec#ceritatante#ceritatantehot#ceritatantekesepian#ceritaterbaru#cerpenhot#cersextante#cersexterbaru#kisahhot
14 notes
·
View notes
Text
Desahan Tanteku Bikin Aku Croot
Cerita Sex ini berjudul ”Desahan Tanteku Bikin Aku Croot” cerita,cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ml,cerita ngesek,cerita tante,cerita tante hot,cerita terbaru,cersex tante,tante kesepian,tante tante,. ini berawal pada tahun 2015 dan kejadian itu terjadi di rumah istri om-ku. Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih kecil, mendirikan sebuah warung di depan rumah. Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok. Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.“Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH. “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.“Ohh.. oohh..” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan.. Diko.. jang..” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm.Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah.. ahh.. Diko, Tante mau keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku,“Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Diko.. akh..” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan.. aku.. aku mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan.“Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.“Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. cerita,cerita hot,cerita hot tante,cerita hot terbaru,cerita mesum,cerita ml,cerita ngesek,cerita tante,cerita tante hot,cerita terbaru,cersex tante,tante kesepian,tante tante, Read the full article
#cerita#CeritaHot#ceritahottante#ceritahotterbaru#CeritaMesum#ceritaml#ceritangesek#ceritatante#ceritatantehot#ceritaterbaru#cersextante#tantekesepian#tantetante
1 note
·
View note