#ceritafikr
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mimpi Membawaku ke Turki ~
(Perjalanan Turki 1)
Ketika aku duduk di kelas 4 kmi di pesantren setara kelas 1 Aliyah, terdapat mata pelajaran Tarikh Islam. Awalnya pandanganku tentang pelajaran ini biasa saja. Namun, ketika itu ... berubah menjadi luar biasa.
Ustadzah pengajarku terkenal dengan keahliannya dalam mata pelajaran ini. Benar saja di saat beliau menerangkan, di depan mataku seperti ada gambaran visual nyata.
Beliau menerangkan dengan sangat detail, bagaimana Sultan Muhammad Al Fatih di usia mudanya menaklukkan Konstantinopel. Aku langsung berdecak kagum dan ada gemuruh dalam dadaku.
Sejak saat itu aku mengagumi sosok sultan Muhammad Al Fatih. berharap bisa berkunjung ke Negara Turki, bumi Usmani. Melihat langsung saksi-saksi bisu peninggalan masa lampau.
To be continue.....
5 notes
·
View notes
Text
Apakah Semua ini Nyata? ~
(Perjalanan Turki 4)
Bulan berganti bulan, lalu berganti hari. Semakin mendekati ujian, semakin dekat pula dengan rencana liburan kami.
Beberapa hari sebelum kami berangkat, kami memasak kentang musthofa. Dan alhamdulillah saat aku bersilaturahmi ke rumah tetanggaku, gholi namanya. Memberi kami beberapa bekal, orek tempe, energen dan milo. Terimakasih banyak, ini sangat membantu kami.
Aku mengisi sebelah kanan koperku (bukan koperku deng, tapi koper pinjaman hohoho) penuh dengan makanan termasuk, 10 mie instan. Karena bagi kami perbekalan adalah koentji. Dan nanti jika sisi ini kosong aku bisa mengisinya dengan oleh-oleh pikirku.
Lalu koper bagian kiri kuisi dengan pakaian secukupnya. Karena aku tidak begitu suka ribet dan takutnya kalau terlalu banyak pakaian tidak akan terpakai di sana. Maka dari itu aku juga membuat list pakaian yang akan kupakai di sana.
Hingga saat yang dinantikan tiba. Hari senin tanggal 18 Februari 2019. Satu jam sebelum adzan subuh berkumandang, aku sudah beranjak dari tempat tidur.
Menyiapkan segala sesuatu dan mengecek apapun yang akan dibawa. Pukul 07.00 clt aku sudah siap. Aku mengontak kawanku biah, ternyata mereka belum siap. Hingga pukul 08.00 clt mereka baru berangkat dari rumahnya untuk menjemputku.
Aku menunggu di tempat yang kami janjikan. Sudah setengah jam berlalu, sepertinya mereka terjebak macet. aku bolak-balik melihat ke arah jam tangan. Inilah yang kutakutkan, jika tidak berangkat sejak dini nanti tertinggal. Karena jadwal penerbangan kami pukul 10.30clt.
Di sela- sela menunggu aku baru sadar. Topi kupluk jaket yang kupakai tertinggal di lemari. Meski hanya kupluk tapi berharga, karena di sana masih musim dingin. Dan kupikir lebih dingin dari kairo. Aku tidak ingin kepalaku sakit menahan dingin.
Bimbang yang kurasa saat itu. Melihat hp yang tak kunjung berdering. Melihat jam tangan yang berputar semakin cepat. Serta denyut jantungku yang berdetak semakin kencang. Kakiku terasa berat bergerak saat itu. Bingung ke arah mana aku harus bergerak.
Sudahlah akhirnya kuputuskan. untuk menitipkan koperku ke abang2 penjaga warung. Lalu aku berlari kembali ke rumah mengambil kuplukku.
Sekembalinya ditempat bertemu yang dijanjikan, nafasku tersengal-sengal.
"Ah masih belum ada telepon juga dari biah".
Gumanku, setelah melihat telepon genggamku.
Tak lama telepon berdering, alhamdulillah mereka sampai. Tapi.. aku harus berjalan beberapa meter lagi sambil menarik koper. Ya karena mereka lebih depan dari tempat janji seharusnya.
"Huft... habis lari-lari, tak apalah... anggap saja pemanasan".
Setelah memasukkan koperku ke dalam bagasi mobil, aku menyalami biah dan bella. Aku duduk di belakang kursi penumpang sisi sopir yang sudah terisi koper. Biah di sampingku dan bella tepat dibelakang sopir.
Saat itu aku merasa tegang. Berkali-kali menatap jam tangan. Sambil melihat jalan dan mulut berkomat-kamit membaca doa. Berharap agar kami tidak terlambat dan semua urusan dimudahkan olehNya.
Setelah sopir uber agak kebingungan mencari terminal 3, sampai kami masuk bandara 2 kali. Alhamdulillah pukul 09.30 clt kami sudah menginjakkan kaki di terminal 3.
Setelah menyelesaikan semua prosedur sebelum penerbangan. Dari check in, imigrasi dan lain sebagainya. Kami terbang menuju Athena, Yunani selama 2 jam.
Oia satu hal yang paling aku tunggu selama penerbangan ialah, saat makan. Karena aku paling suka mencoba makanan atau minuman. Apalagi ini maskapai yang baru aku naiki.
Seorang pramugari menyuguhi kami 2 buah roti lembut. yang didalamnya terdapat "sabaneh" dalam bahasa Mesir. Kalau di Indonesia seperti sayur bayam. Agak kaget sih gigitan pertama. Roti yang lembut banget bercampur dengan sayur sabaneh, yang biasanya aku buat sayur bening. ditambah tempe dan sambal kala makan siang di rumah. Saat itu sabaneh menjadi high class di mataku. Alhamdulillah 'ala kulli hal.
Pemandangan yang bergulung awan mulai berubah perlahan menjadi samudera. Disusul bangunan pemukiman yang tampak berjejer rapi. Tak jauh dari sana gunung-gunung mempercantik negara ini.
Ya tanpa terasa kami sudah sampai Athena, Yunani. Yang aku tahu negara ini adalah negeri para filsuf. Filsuf yang pemikirannya kupelajari saat aku masih berkuliah di Uin Sunan Kalijaga, Yogyakarta dahulu. Seperti Decrates dengan pemikiran terkenalnya "aku berfikir maka aku ada" lalu plato dan yang lainnya.
6 jam transit di negara ini, rasa-rasanya ingin keluar sebentar dan menengok ada apa di sini. Tapi katanya visanya mahal. Ya sudahlah.. tidak apa-apa belum rezekinya.
Sudah masuk shalat dzuhur, aku dan biah ke toilet untuk ambil air wudhu. Untunglah saat di sana tidak ada petugas toilet. Alhasil kami membuat basah lantai sedikit, namanya juga wudhu. Ya.. karena kalau ketahuan petugas toiletnya kami bisa kena omel. Meski sempat dilirik oleh orang yang keluar masuk toilet. Kami tak terlalu menghiraukan. Ya... aku pikir mungkin dia tidak pernah melihat orang berwudhu. Setelah selesai kami buru-buru keluar.
Meski bandara athena ini berlabel Internasional, tapi tidak ada fasilitas musholla maupun masjid. Akhirnya kami melaksanakan sholat di ruang tunggu, gate yang tidak dibuka. Lalu beristirahat makan siang dengan lauk telur goreng dan orek tempe yang ku buat dari rumah. Dengan sedikit rendang yang kami pesan, untuk kawan yang kami repoti selama di sana.
Setelah berkabar dengan ibu dan keluarga di rumah, membunuh waktu dengan wifian. Tapi ya maaf, namanya juga manusia ada bosan-bosannya. Jadilah aku diajak bella untuk berkeliling toko-toko di bandara.
Hanya mampu memandang tapi tak sanggup memiliki hiks. Ya... satu gantungan kunci saja setara 5 ayam geprek di warung sedulur. Oia aku menemukan telenan juga, tapi aku tidak memperhatikan produksinya negara mana. Telenan bisa sampe bandara juga ya ternyata, hmm... baru tahu.
Sudah lelah berkeliling kering kerongkongan kami. Budget mahasiswi, ya mau beli air di bandara harus berpikir 2 kali. Ya sudah bawa botol ke toilet, mengisi air d westafel. Masalah rasa tidak usah ditanya, air bersih ya sama aja seperti air aqua. Kalau ada kran air minum kami tidak akan ke toilet untuk isi air. Sayangnya tidak ada sih.
Seperti inilah tidak enaknya transit lama, terasa capeknya. Kalau ada musholla mungkin kami bisa ikut beristirahat. Tapi hanya ada sederet kursi. Aku tak mampu memejamkan mata di sana.
Setelah beberapa kali cek layar untuk melihat gate penerbangan kami, muncullah gate kami di mana.
"Yes abis ini aku mau tidur di pesawat", teriakku dalam hati.
Waktu itu kami bertemu dengan mahasiswi asal Malaysia, yang sedang study di Sudan. Dia dan rombongannya baru dari Mesir 4 hari. Lalu melanjutkan perjalanannya ke Turki satu pesawat dengan kami. Dan katanya dia transit selama 15 jam. What?? Tidak pernah terbayang sih bagaimana capeknya. Aku saja 6 jam sudah lelah pakai banget. Bersyukurlah kamu wahai manusia.
Kami berganti pesawat, pesawat yang kami naiki lebih kecil. Seperti pesawat penerbangan antar pulau. Ada baling-baling di bagian kanan dan kirinya. Sayangnya salah satu baling-balingnya ada di sebelah kananku. Karena bersuara telingaku sakit dan aku tidak terlalu bisa tidur, hiks.
Setelah beberapa menit aku terbangun dari tidur, pesawat bersiap landing. Dari jendela kulihat lampu dari pemukiman dan jalan menyala di antara gelap. Seperti bintang-bintang di langit.
Keluar pesawat tanah basah karena hujan mengguyur kota ini. Dari shuttle bus kulihat tulisan "Atatürk Airport" bertengger di bangunan. Di depannya terparkir pesawat turkish airlines dan beberapa maskapai lainnya.
Aku masih tidak percaya sudah sampai di sini, dan bertanya-tanya apakah semua ini nyata?. Kulihat jam di layar ponselku menunjukkan pukul 22.30 est. Satu jam lebih maju dari waktu kairo.
Kami mengantri di bagian imigrasi. Antriannya cukup panjang sekali zig zag, seperti mainan ular tangga. Seperti inilah gambaran negara yang sangat terbuka dengan imigran dan turis. Di dalam antrian aku melihat banyak orang dari berbagai negara. Ada yang berwajah oriental, eropa, afrika dan kearab-araban. Bahasa yang kudengar pun berbagai macam. Ada yang berbicara dengan bahasa italia sepertinya. Mamaia lezatos.
Di ujung antrian loket-loket berjejer. Di dalamnya polisi duduk, memeriksa paspor dan visa para pendatang yang akan masuk negara ini.
"Polisi di sini keren-keren" gumanku. Seperti di film-film action yang kutonton.
Setelah polisi cantik itu menstempel pasporku dengan tulisan atatürk dan tanggal kedatanganku. Ada rasa lega setelah itu. Aku dan biah masih menunggu Bella yang masih mengantri. Karena ada salah seorang di depannya bermasalah dengan dokumennya.
Setelah kami mengambil koper. Aku dan biah iseng melihat rate money changer. Kami malah di sapa oleh pegawai yang duduk di sana.
"Welcome..."
Karena keramahan mereka jadilah kami menukar sedikit uang dollar kami. Pikirku tidak ada money changer lagi di luar bandara. Sedangkan kami harus pergi besok pagi-pagi sekali.
Tapi tenyata tidak donk. Setelah kami keluar dari kerumunan para penjemput. Kami melihat ada money changer lagi di sana. Dan ratenya lebih tinggi sedikit. Sedikit ada rasa sesal bagi kami. Ya sudahlah.. jadikan pelajaran.
Beberapa menit kami menunggu kawan kami, Esra namanya. Perempuan asli Turki, masya allah cantiknya. Matanya berwarna kuning kehijauan. Dialah yang menjemput kami dan yang memberi kami tumpangan menginap di kediamannya selama di istanbul.
Setelah keluar dari bandara, mesin-mesin berjejer di sana. Di mesin inilah kami membeli kartu transportasi dengan harga 6 tl (turkish lira) dan mengisi dengan nominal uang sesuka hati. Istanbulkart namanya. seluruh transportasi dari otobüsü, metro dan tramvay. Membayar menggunakan kartu ini. Keren.. beginilah wajah negara maju.
Jika kamu berkunjung ke negara ini dengan kawan atau keluargamu. Sangat di sarankan, membeli 1 kartu setiap orang. Jangan seperti kami, yang membeli 1 kartu untuk 3 orang.
Karena 3 kali tap dalam satu waktu berbeda harganya. Orang pertama terkena harga 1 tl (turkish lira) sekian. Orang kedua terkena harga 2 tl sekian. Sedangkan orang ketiga, terkena harga 3 tl sekian. Jadi alangkah baiknya jika setiap orang mempunyai 1 kartu. Mana kami sadar setelah akhir-akhir, 3 hari setelah itu kami akan pulang.
Dari bandara sudah terhubung dengan metro. Kami naik metro dengan tujuan stasiun Şirinevler. Setelah sampai kami keluar. Hawa dingin malam musim dingin menyergap tubuhku. Tiap kami bercakap-cakap asap putih keluar dari mulut kami.
Kami menunggu otobüsü yang mengantar ke daerah tujuan kami, sefaköy. Kalau di jakarta seperti busway. Di dalamnya ada penghangat, jadi hangat.
Di halte siteler kami turun. Setelah berjalan sedikit, salah satu di antara beberapa apartemen kami masuki. Lantai 5 dan tidak ada lift. komplit sudah kami berolahraga angkat koper 5 lantai.
Setelah menyapa keluarganya kami bebersih. Lalu mencoba tidur meski sudah larut malam. Karena esok pagi kami harus pergi ke kota pertama tujuan kami.
To be continue...
2 notes
·
View notes
Text
Backpackeran ke Turki? Siapa Takut ~
(Perjalanan Turki 3)
Setelah beberapa bulan berjalan. Kami saling support perihal tabungan, menanyakan kabar tabungan. Tentunya setelah bertanya kabar diri mereka hahaha.
Di sela-sela itu aku sengaja menginap, di rumah calon partner perjalanan. bella dan biah. Aku dan biah membuat map perjalanan. Mana saja kota dan tempat yang ingin kami kunjungi. Melihat estimasi waktu dari kota ke kota lain. Dan berapa lama kami menetap di tiap kota.
Kami mencari tempat tinggal dan guide di setiap kota yang akan kami kunjungi. Di mulai dari bertanya ke beberapa kawan. Mencari di akun Instagram seperti @pitraveler @kamarpelajarppi. Hingga mencari di web penginapan seperti agoda.com dan booking.com.
Meski aku mempunyai beberapa kawan yang berkuliah di sana. Tentu tidak setiap kota, 2 minggu full di temani mereka.
Kami juga membuat anggaran kasar. Kalau soal hitung-menghitung bella jagonya. Kami menghitung kemungkinan-kemungkinan uang yang akan kami keluarkan untuk makan, toilet umum, transportasi, hotel, tiket masuk wisata, dan oleh-oleh untuk beberapa kawan yang akan kami repoti di sana.
Rencananya kami akan mengumpulkan uang kami menjadi satu, sesuai anggaran. Agar saat di sana, kami tidak terlalu pusing soal uang siapa terpakai dll.
Saat itu kami sudah memantapkan bulan februari sebagai jadwal keberangkatan kami. Sebelum kami menghadapi ujian awal tahun. Aku mengingatkan agar kami memesan tiket pesawat. Selain agar mendapat harga yang tidak terlalu mahal, tentu agar kami bisa fokus belajar dan ujian.
Kawanku biah yang memesan tiketnya, dengan harga 235 usd return. Maskapai aegean transit di Athena, Yunani. Untuk visa pun juga dipesan secara online dengan harga 27 usd, termasuk pajak.
To be continue...
2 notes
·
View notes
Text
Mesir Mendekatkanku pada Turki ~
(Perjalanan Turki 2)
Setelah beberapa tahun, aku melanjutkan pendidikan di negeri para Anbiya Mesir. Di sebelah utara Mesir negara Turki membentang, terpisah oleh Laut Mediterania.
Dengan lokasi yang sedekat itu, aku diingatkan kembali oleh mimpiku yang dahulu. Untuk mengunjungi Bumi Usmani, melihat saksi sejarah sendiri.
Akhirnya pada bulan oktober tahun 2017 saat memasuki tahun ketiga tinggal di Mesir. Aku mencari kawan yang juga ada keinginan kesana. Alhamdulillah aku bertemu dua kawanku yang lain, bernama bella dan bi'ah. Kami punya keinginan yang sama.
Setelah berdiskusi dan berbincang-bincang. Akhirnya kami merencanakan untuk berangkat ke Turki di tahun 2019. Setelah ujian awal tahun tepatnya saat musim dingin. Dan dengan kesepakatan menabung selama kurang lebih 1 tahun. Untuk persiapan biaya hidup kami masing-masing selama di Turki nanti.
To be continue....
2 notes
·
View notes