#ceracaupukulsatu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jadi, ini adalah hari on boarding ku di tempat baru. Trs dapet tugas untuk nonton dokumenter sbg pemantik awal bikin paper. Gmz bgt ga si🥹🤏
Turns out, selama nonton docu-nya w merasa dapet reminder yg mengetuk-ngetuk pintu hati, akal pikiran, dan jiwa.
Docu-nya tentang renewable energy gt dan dimulai dg pembahasan soal meningkatnya CO2 krn industri, mobilisasi. Dilanjutkan dg dampak2 nya, kyk sea-level rise, punahnya habitat flora dan fauna dst
Trs, ada sesi interview ke ahli tentang penyebab dr semua ini. Kata beliau, penyebabnya tuh krn populasi umat manusia dah terlalu banyak.
Wah, di situ, aku jd kepikiran perihal child free. Cmiiw, salah satu pertimbangan untuk child free selain dr kesiapan ortu dll tuh krn bumi dah terlalu sesak dg manusia ga si, mana SDA terbatas dan menipis, jd makin keliatan surem aja ni masa depan.
Tp, apakah berarti solusinya adalah dg depopulasi atau menurunkan jumlah manusia di bumi? Hmm.
Baru2 ini, w hbs baca postingan yg mencerahkan soal child free
Mantep bgt ga, tuh? Karena ketika gaada manusia selanjutnya akibat depopulasi dan kerusakan bumi, ya siapa yg bakal menikmati indahnya dunia di masa depan atau bahkan turut berkontribusi untuk memperbaikinya.
Jd alternatif strategi menghadapi permasalahan di dunia ini adalah dg mendidik generasi. Whether itu anak sendiri ato anak2 org lain karena namanya anak kan rejeki yah, tp berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa tuh cita-cita kita semua, bukaan?
Lanjut.
Sesi intv berikutnya ke ahli yg lain adalah perihal apa sih yg selama ini org2 ga pernah tanyakan ke Bapak?
Si Bapak terdiam sejenak dan menjawab, "Nobody ask me, if I'm scared. I lose sleep over all of this."
Wah, aku jd ikut terhenyak. Iya, perihal 'kerusakan bumi' nih tanggung jawab dan amanah kita, loh. Legacy apa yg akan diwariskan untuk generasi selanjutnya? Sudahkah kita menjaga alam dan keberlanjutannya?
Have we done right by the community? Have we done right by the ummah? 🥺 (*jd keinget Rasulullah SAW)
We have a limit of time. Kita ga selamanya ada di sini menjalankan misi di bumi. Manusia mungkin emang trs improve, trs berprogress tp gaada jg yg bs memastikan usia bumi.
Apakah ketika kita pergi, dunia sudah kembali baik-baik saja or at least getting better atau malah tambah parah? 🥺
Salah satu narasi docu-nya adalah
"We humans are poised for a fall from an unimaginable height. Not because of one thing. Not climate change alone. But all the human-caused changes the planet is suffering from."
Jd, mendidik generasi adalah salah satu bentuk ikhtiar merawat bumi. Mereka yg well educated, harapannya bisa mengerti, punya kontrol diri terkait seberapa banyak yang perlu kita ambil dari bumi, bagaimana pengelolaannya untuk meminimalisir dampak dan secara berbarengan increasing the value of our environment, society and economy.
Lanjut.
Ternyata, org2 barat ni juga kepikiran perihal time limit.
He said,
"What just differentiates people from all other forms of life is that, we're not only here but that we know that we're here. If you know that you're here, then you recognize, even dimly, that you'll not be here someday.
And on top of that, we don't like, that we're animals."
((Screaming inside: huhu, iya, kita ni dikasih akal, dikasih amanah untuk jd khalifah🥺))
Nah, poin selanjutnya
"If we're to make progress, whatever that word means, or even to persist as a form of life, we're gonna need to radically overhaul our basic conception of who and what we are, and what it is that we value."
Sepakat, Sir. Ketika punya semangat mendidik generasi tuh berarti juga menanamkan value. Nah, compass moral siapa si yg dipake. Ilmu kebenaran menurut siapa? Menurut Pencipta atau yg diciptakan?
((*jadi keinget penjelasan tentang zaman jahiliyah nya U. Asep. For further info, cek kelas Madrasah Sirah Nabawiyah, ya, bestie))
Lanjut.
"If I haven't come to grips with my own anxiety about death and life, and presented with a reminder of that, I'm highly likely to make some tragic decisions for the community."
Indeed, bener bgt, Pak. Rasulullah SAW dulu juga pernah bersabda, “كفى بالموت واعظا “, "Cukuplah kematian menjadi pengingat (mau'idhah) bagimu" 🥺
Trs, balik lagi ke tema docu. Renewable energy ini ternyata menyimpan sejuta dilema juga. Kita kan sepakat ya, kalo fossil fuel itu ga sustainable. Jadi, kita harus cari opsi lain, tuh.
Skrg ada opsi, biomass tp opsi itu tuh kasarannya jd kayak dari menghabiskan fossil fuel, kita bergeser jd menciptakan energi dg bakar2 organic materials such as kayu ._.
Hmm, jd keinget percakapan antara Umar ibn Khattab RA dg Ubay ibn Ka'ab, bahwa merajut takwa ini bagai berjalan di setapak penuh duri.
Untuk semua dilema-dilema ini, termasuk dlm konteks menemukan solusi untuk renewable energy, kita harus hati-hati. Minta petunjuk dari Allah dan meniatkan supaya jadi ibadah🥺.
Lanjut.
"We must accept that our human presence is already far beyond sustainability."
Ya Allahh, jd keinget kan sama keraguannya malaikat, yg seakan2 bilang, yakin nih, makhluk model begini mau ditaruh di bumi? Ntar mereka cuma berbuat kerusakan, cuy. Tapiii, Allah berfirman, Allah lebih tahu :')
Huhu, tunjukilah kami jalan yang lurus, Ya Allah
Lanjut, naratornya bilang gini sbg penutup,
"We must at long lasf accept that it's not the CO2 molecule destroying the planet. It's us."
Ya Allah, nangis T_T. Brb baca doa Nabi Adam as
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Yah, begitu lah. Di hari itu, ku jd termenung sendiri. Trs sejujurnya ada perasaan, deg, Ya Allah, apakah jalan yg ku tempuh ini sdh benar? Apakah Engkau menginginkanku untuk berjuang di sini?
Huhu, bismillah, deh, ya. Kalau ini jalan yang Engkau ridhoi, maka karuniakanlah keberkahan di dalamnyaa. Semoga w lolos probation nyaa *brb mengerjakan tugas.
Anw, kantor virtualnya ni gemas bgt. Kyk main game 🥹🤏
7 notes
·
View notes
Text
Ya Allah, I love my job, in term of aku tu suka dan enjoy brainstorming, berpeluh, dan berusaha memberikan yg terbaik pada bidang yang luas tp dangkal ini aka planologi wkwk
Jujur, tadi aku ngerasa terkesiap juga, bisa merasakan excitement yg sama seperti saat brainstorming lucu-polos-nan halu di kfc kala itu. Trs pindah diskusi ke al-falah, lab kampus, kos an yg ada lift nya, atau dimanapun kita bisa mengeluarkan ide2 gila.
Excitement itu sama dg obrolan polos, halu tp genuine pisan dari kami yg masih meniti karir kali ini. Tentang keinginan melihat perbaikan dan kemajuan pada sudut-sudut kota yang selama ini sudah memberikan banyak arti bagi kami :')
Selain itu, ada pikiran, "It would be very cool if it could turn into reality." dan makin percaya kalo I could do better for society through this 'wicked thing'.
Aku suka bagaimana kita harus berupaya menantang diri dan mencoba mengatasi masalah yang ada dg segala keterbatasannya untuk bergerak menuju kondisi yg lebih ideal.
Hal lainnya, aku suka berada di tengah rekan-rekan dengan frekuensi yang sama, saling mendukung dan sama-sama mau untuk maju. Kemudian, tiap tindakan yang dikerjakan, dilakukan berdasarkan ilmu. Ada proses transfer knowledge, sharing, dan keep up dg kemajuan ilmuan.
Aku jadi inget, seseorang pernah cerita, dia pernah berdoa supaya dia bisa menari di atas kepentingan banyak orang. Yg setelah dijalani, emang bikin pusing sendiri wkwk tp ya, namanya belajar. No pain, no gain, ga si? wkw
Kalau analogi yg selama ini ku coba tanamkan dalam diri, ya, I want to riding the waves. Yah, namanya ombak kan ga selamanya tenang, ya. Kadang bs gede banget kayak mau meluluhlantakkan tepian pantai, kadang kecil bgt, jd mau menyeimbangkan diri aja jg susah. Aku pingin berusaha menjinakkan ombak2 (kehidupan) itu, menyelami keindahan bawah laut, dan bertepi di pulau impian. ((Ngomong apasi))
Anyway, dr obrolan pasca survei THR tadi, aku ngerasa lebih ikhlas dan lega. Alhamdulillah. Mungkin emang butuh ngobrol sama orang2 yg tepat dan butuh melakukan aktivitas yg tepat setelah selama 1-2 bulan belakangan isinya menggali kuburan sendiri, kusut sendiri, dan marah2 melulu wkwk
Trss aku juga pingin menjalani kehidupan dan memiliki penghidupan yang meaningful, yg bikin aku bisa menyunggingkan senyum selebar senyum win metawin wkwk
Ngomong2 soal win metawin, akutu kepikiran nama username untuk fan account, namanya @/sahabatnyawin wkwk. Trs aku pernah punya ide bio jamet, "Bukan dari garut, tp berasa dodol bgt"
That's it. Begitulah, sekelumit another day of me being random.
Oh iya, dengan kejadian hari ini juga, aku makin pingin bisa berhenti pada akhir yang baik dan melanjutkan hal2 baik pada permulaan2 penuh berkah lainnya. Semoga, ya.
Bonus foto2 episode menyusuri sepotong nostalgia, kali ini. Btw, sepakat bgt sama Pak Nanda, siapapun yg lahir dan/besar di Surabaya, pasti punya memori/kenangan bersama tempat ini.
Sampai nanti THR, sampai kita bertemu pada sisimu yg jauh lebih baik lagi👋🥹
Today's mood:
youtube
Hi-tech mall yg papan namanya udh gaada, tp penduduk lokal mesti tau, tempat ini (pernah menjadi) tempat terbaik untuk teknologi.
Ada statement nya ni di spanduk ijo: terbesar, terlengkap se-Indonesia timur🔥
Kata tim engineer nya, struktur bangunannya masih kokoh, luarnya aja yg rapuh, butuh tambalan sana sini
Lain cerita dg bagian belakangnya. Kalo pinjem bahasanya Pak Nanda, semua sudah diambil alih oleh hutan🥹
Trs, sisa hari ini dilanjutkan dengan makan-julid-ngobrol-guyon-nongki-kerkel (yg sayangnya cuma satu fotonya) dan menepati waktu pada perjumpaan yang telah dijanjikan :)))) dan dengan demikian, semakin sempurnalah episode menyusuri sepotong nostalgia kali ini. Alhamdulillah 'ala kulli hal🥰
5 notes
·
View notes