#catatannabil

[sibiyaa]

Kembali aku meruangkan segala kisahku padamu

Laiknya bintang yang terbiasa disambut sang malam

Dinginmu biar aku yang menghangatkan

[sibiyaa]

Terbiasa menjadi manusia yang memulai.

Sudah 5 hari sejak aku memanfaatkan waktu yang Allah kasih untuk mengenal dan mencintai diriku sendiri. Benar-benar diri aku dan Allah saja yang tahu. Terbiasa menjadi manusia yang memulai, beberapa kali terbesit, apakah aku benar-benar memiliki seorang teman selama ini, kalau bukan aku yang lebih dahulu memulai?

[sibiyaa]

Hari ini hampir genap setahun sejak aku menjadi orang lain bagi diriku bagi kamu bagi manusia di sekitarku.

Hari ini pula aku menyadari bahwa Allah memberiku begit banyak pelajaran dari perasaan yang Ia titipkan. Perasaan yang kian hari kian ku jaga.

Dulu rasanya begitu amat menggebu, debarku tak karuan, senyumku menyemburat tanpa jeda tiap kali kita bertemu, tiap kali kita bertukar kata. Namun hari ini, aku tetap sama menggebu dan bersemangat, tapi rasanya lebih hangat, lebih tenang. Bukan gebuan yang lantas membuatku begitu amat tercekat. Aku senang, aku bersyukur bisa kembali melihat hangat tawamu dan riuh candaanmu.

Aku lebih tenang karena aku paham Allah sayang padaku. Entah kamu kelak hanya menjadi sebuah pelajaran, atau mungkin kelak yang menjadi teman perjalanan.

Terimakasih ya sudah mengizinkan nabila untuk mengenali diir sendiri. Terimakasih ya sudah mengizinkan nabila sampai berangan dan menyadari kalau selama ini memang aku benar-benar jatuh cinta.

Sampai-smapai kamu hadir dalam mimpi, mendekapku erat lantas berucap, "can we start all over again?" dan kamu tau? rasanya begitu amat menenagkan. Aku meraskaan hangatnya perasaan mendapatkan sesuatu yang sejak lama kau tunggu. Teduh, damai, dan membahagiakan.

Dan hari ini pula aku menyadari, banyak ego yang ku tunjukkan selama berada di dekatmu. Aku yang mencari perhatianmu. Aku yang lebih dahulu mendekatimu menanyakan berbagai hal yang kau sukai dan ingin sekali masuk ke dalam kehidupanmu yang riuh sunyi itu. Maafkan nabila belum bisa jadi teman yang seimbang untukmu, ya.

Jaga dia ya Allah dan sempurnakan cintaku untukMu agar aku bisa selalu melihat dan mensyukuri cinta yang Kau berikan untukku.

-Jakarta, 20 Juni 2024. 23.28

[sibiyaa]

I'm trying to unlock some ways, but i still could not define what is the right.

O Allah, this soul really need your help

I just realized, that seeking for your guidance is the first thing that we should do

Allahumma inni asaluka 'ilman naafi'an

What a meaningful yet powerful du'a..

I wonder what kind of 'ilman naafi'an is, and last noon a friend of mine defined it in very goood ways to be understood in my strict mind

Well, may be I, you, we, feel that we have learned many things, we have known many things, and we're growing up. But for sure, what were we think that we know are just nothing if we are lost by our ego.

O Allah, nabila really do not know what is your plan for my future, but please, guide me to speak good and act well, aamiiin

[sibiyaa]

Dear Allah,

this dunya really feels like over something. Nor a lightweight to carry on. Would you like to help me to get through all of these? One hundred percents sure, right?

Well, i m just a human being, lack of many things and flaws. I even know I can't make everyone happy.

[sibiyaa]

Mari kita usahakan apa yang akan kita rayakan, insyaAllaah..

[sibiyaa]

I want to go somewhere that i could free my mind. A loong looong far awaaay

[sibiyaa]

Cause i know, my heart does still beat being around you, so i decided to be slightaway.

[sibiyaa]

It took almost 7 months for us to strat over again. Like, asking, "do you have an umbrella?" and he said it while he was walking away He seemed need it in hurry at that time, but he was just not really tended to ask me. Idk. It was really a strike

[sibiyaa]

Aku baru saja menyebut diriku problematik. Sedih ya

Dan beberapa jam kemudian, sepertinya aku etrlalu berlebihan, menyebut diriku problematik. Apa kamu tidak mneyayngi dirimu sendiri, bil?

[sibiyaa]

Aku selalu menganggap diriku yang paling benar dari semua ini. Aku merasa yang paling dirugikan -sependek pemahamanku-. Tapi memang rasanya menyakitkan sekali. Akau yang bermula tidak mengetahui apa-apa, harus terjun dalam rimba kalian yang rasanya tidak berujung untukku, setidaknya sampai saat ini.

Aku yang sebelumnya berbaik hati dan perasaan dengan temanku, berujung hening, canggung, dan menuai segala tak nyaman di setiap waktu.

Aku kerap bertanya dalam hati, kerap menanti apakah ada waktu tepat untukku, untuk kita memperbaiki semuanya. Layaknya anak remaja, sungguh problematik rasanya diri ini selama kurun waktu 6 bulan terakhir. Bahkan hingga hari ini, rasanya malu sekali untuk melihat pantulan wajahku yang penuh akan pertanyaan.

Sampai pada akhirnya, lisanku berucap,

"Ya Allah tolong kasih aku kesempatan untuk berbicara dengannya, meluruskan segalanya, aku ingin jalan yang Engkau ridhoi." Aku ingin Engkau ridho ya Allah..

Ya, benar dugaanmu, selama ini aku hanya terus bertanya, dalam diamku, dalam ramaiku, dalam senggang dan sibuknya pikiranku. Aku mengandalkan diriku sendiri tanpa melibatkan Tuhanku.

Aku ingin mengobrol berdua saja denganmu, dengan keadaan nyaman, keadaan di mana, aku kamu bisa mengutarakan segalanya hingga tidak ada lagi sesal dan kecewa. Namun aku terlupa aku hanya bergumul dengan pikiranku, mengandalkan kekuatanku, dan aku lupa untuk bertanya ke Allaah yang memiliki segalanya, yang memilki tiap detik waktu seluruh maklukNya.

Ya Allah, masih adakah kesempatan untuk kami?

26.12.23 - 20.45

[sibiyaa]

Kamu terlalu canggih, membuat kapalku seberjarak ini.

[sibiyaa]

Baru sadar, bisa sesayang dan seperhatian itu sama orang lain, kacau. Semoga kamu selalu sayang dan selalu memperhatikan diri sendiri juga ya, bil.

[sibiyaa]

Ya Allah, nabila ini lemah tanpa bantuanMu

Nabila ga mampu apa-apa tanpa bantuanMu

Nabila ga bisa sendirian, ya Allah

Temenin nabila terus ya, ya Allah

Bimbing nbaila terus ya Allaah

Maafin nabila banyak salahnya

[sibiyaa]

Kamu bilang kamu mengenaliku.

Kamu bilang, “saia udah kenal nabila, 2 tahun.”

Kamu bilang, “nabila itu butuh sosok penyabar, karena dia anaknya ngeyel. Kalau udah kena sesuatu baru dia sadar.”

Kamu bilang, “emang si perempuan, harus disadarin dulu, baru ngena”

Tapi kamu lupa, dari semua hal yang paling kamu pahami, aku perempuan.

Alih-alih menyadarkan, bukankah banyak diksi lain yang paling kamu pilih?

[sibiyaa]

Katamu, privasi.

Apakah privasimu adalah menemukan kenyaman di raga lain?

Hari ini aku menyadari, butuh sepanjang masa untuk mengenalmu. Namun, aku juga butuh menemukan diriku setiap harinya. Dan yang paling penting adalah diriku, bukan kamu.

Alhamdulillah, setidaknya aku mendapat insight baru hari ini

Pelan-pelan tidak mengapa, ya

Mari menyelami diri dengan versi baik dan mungkin buruknya

Mari berdamai dengan diri sendiri, itu pesan umi.

Terimakasih, ya