#cambridge atau oxford
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jam terbang
Kemarin udah nulis ini di note hape tapi belum kesempetan buat mindahin ke keyboard beneran.
Jadi beberapa hari ini lagi susah banget kerja. Mau pake alasan Ramadan tapi kok ya jahat banget sama agama sendiri. Sebetulnya karena lagi tahap nulis aja sih. And I dread writing. Kenapa yah. Penyakit avoidantnya keluar lagi. Jadi, harusnya ini draft udah diberesin 2 minggu lalu tapi jujur 2-4 minggu ini gak kesentuh samsek. Alasannya sih ada aja: ya sibuk bikin visa lah, sibuk eksperimen lah. Tapi betulan begitu eksperimennya selesai, sebetulnya ya gaada alasan lagi buat gak menulis. Huft.
Anyway, yaudah itu masalah. Terus akhirnya anxiety dari being unproductive ini trickling down ke mana-mana, termasuk ke meeting kemarin sama collaborators yang di mana aku projecting BIG TIME. Mereka beneran gak ngomongin aku tapi ku takut banget diomongin kaya gitu??? Yaudah lah tapi kalau kata Mas Rangga mah mereka juga pasti projecting juga in some ways dari kata-kataku atau just from seeing me on screen. Kata Deva juga dengerin spv aja Non, collaborators mah gaada hubungannya sama PhD project u. Yaudah jadi ku akan brush it off for now.
Sekarang lagi di VHL. Ku dari kemarin akhirnya cari distraksi. Habis bantuin teman yang mau apply PhD ke Cambridge, ku nge-review research proposalnya dan senang banget, belajar super banyak. Dia ngerjain Education dan interestnya di intersection antara disability education dan family dan healthcare. Very fun.
Yang mau ku-highlight adalah akhirnya ku telponan kan sama teman ini setelah kukasih feedback, dia bilang “duh beda ya emang bahasanya kalau orang academic, pemikirannya juga terstruktur banget”. It was a huge compliment. Karena ku impostor banget sehari-hari di kampus. Jadi begitu doing something voluntary especially for my friends yang outside of academia jadi berasa WOW banget gitu skill menulis super standard ini…
Kemarin habis projecting itu juga ku ngepos story speaking in English karena saking syoknya (video aslinya 5 menit karena ku sekalian memproses apa yang terjadi dan perasaan apa yang kurasakan, tapi yang kupos di story insta cuma 1 menit kayanya). Terus ada yang komen “kak Bahasa inggrisnya bagus banget seperti native”. Padahal mah sebetulnya aksen gak penting-penting amat selama substansinya clear, tapi emang ku punya tendensi sangat mudah picking up accent dan tone jadi yasudah mau gimana lagi.
Nah dari 2 compliments ini ku jadi tersadar beberapa hal… kayanya ada trigger lain tapi lupa apa ya, di twitter gitu deh, awalnya mau ku-twit tapi pas baca lagi kok kaya terlalu provokatif dan might come across as sombong, jadinya gak ku-twit, tapi beneran udah lupa banget apa yang mau disampaikan waktu itu, baiklah, skip. OH INGET! Aku ngepos di story karena rame template “post when yall started dating” terus aku akhirnya ngepos foto-foto ku mulai belajar ke field lah ya 2009 ke Merapi, Sinabung, Jonggol, Tangkuban Perahu. Itu 15 tahun yang lalu. Terus ku mau bilang (ternyata di story, bukan di twitter) bahwa it took me 15 f-ing years to be this good at geology (yang masih super payah di standar barat terutama Oxford).
Ku tersadar bahwa untuk Bahasa Inggris-ku se…lumayan sekarang, skillset geology-ku juga, intinya bisa sejauh ini tu skillnya nggak kebangun overnight. Ada yang namanya JAM TERBANG. Ku bisa mikir dalam Bahasa Inggris ya karena selama 4 TAHUN TERAKHIR kerja pake Bahasa Inggris… Membuat otakku kesetting kaya gitu secara bahasa, struktur kalimat (saintifik), sampai cara berpikir runut di pekerjaan sehari-hari. Kalau minjem bahasa-nya orang neuroscience: ada brain plasticity, neuron pathway-nya yang sering dipake di situ. Makanya sangat wajar jadi lebih cepat buat aku nulis email dalam Bahasa inggris misalnya, versus orang yang sehari-harinya nulis email pake Bahasa Indonesia, atau parahnya lagi kalau dibandingkan sama orang yang nggak nulis email bahkan, cuma whatsappan untuk berkoordinasi sehari-hari (palmface). Dan ini bukan karena pinter, jenius, apalah, betul-betul sesederhana kalau atlet jago main badminton ya gara-gara setiap hari latihan aja. Sama persis kaya gitu.
Berlaku juga buat skill lain ya ini, nggak cuma bahasa aja. Ya ngajar, baca buku, berteman! (as in ngobrol sama orang lain, bisa kelihatan lah mana yang emang terbiasa ketemu berbagai macam orang dan yang nggak), memasak, bersih-bersih, CRITICAL THINKING, menghitung, análisis data, mengelola uang, menyetir, berenang, lari, dan banyak hal lain. Intinya, nggak ada orang pertama kali melakukan sesuatu langsung bisa/bagus. Kalaupun ada, biasanya karena skillset yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu ini ternyata sama/mirip dengan skill yang udah dipunyai sebelumnya. Misal: ada teman yang bilang belum pernah main badminton, tapi dia main tenis, akan ada posibiltas pas si teman ini pertama kali main badminton dia ga mengalami masalah yang berarti, atau bisa langsung jago malah.
Nanti ujungnya ini turun ke kalau ada orang yang memberi compliment tapi kaya gini: “ah Noni mah pinter, makanya gampang buat dia ngerjain X”. Jujur ku berterima kasih sekali kalau didoain yang bagus-bagus kaya gini, ku amin-in aja. Tapi di dalam hati juga sebetulnya ada slight (very slight) (SANGAT TIPIS) kekesalan kaya: “hah tahu apa sih dia betapa kerasnya ku bekerja untuk bisa sampai di level yang dibilang ‘pintar’ itu”. Walaupun maksud si orang ini juga bukan mendiskreditkan usaha/effortku ya, tapi tetap aja, ada sedikit implikasi seolah-olah aku lahir dengan kepinteran itu gitu. Padahal dia nggak tahu aja, BROHHH IT TOOK ME 15 YEARS supaya bisa mikir kaya gini?
Aku termasuk orang yang percaya NURTURE dibandingkan NATURE. Mungkin emang ada ya orang yang naturally talented/gifted, tapi mereka persentasenya kecil banget lah kalau dilihat di distribusi normal. Nah, buat orang-orang biasa-biasa aja kaya kita gini, ya yang akan bekerja adalah nurture. (Sumpah semoga ini aku ga come across as nyebelin kaya orang-orang berprivilege itu. Ini aku gak bilang “supaya bisa seperti aku, kalian harus berusaha keras!!!” gitu nggak ya sama sekali). Cuma ya itu, akan kelihatan sekali di interview misalnya, orang yang memang pernah ngerjain sesuatu lama, dengan pengalamannya (they will exude this certain energy and confidence), versus yang faking.
Terus kemudian pertanyaanya “yah kak tapi aku memang ga pernah dapet opportunity/ keekspos dengan pengalaman yang akhirnya bisa bikin jam terbang aku tinggi”. NAH ini dia sebetulnya masalah yang terjadi dengan perempuan (mulai masuk ke agenda feminis lol). Tapi iya, ku pernah terlibat diskusi dengan teman dia bilang “Tapi emang loh Non jarang banget ada pemimpin cewe yang OK banget leadershipnya. So far, kayanya best leader tu masih cowok sih, makanya ke depan pun akan kaya gitu terus trendnya kata gw.” Di sini lah argumenku masuk: “tau gak kenapa cewek shitty banget at leadership? Karena gak pernah latihan. Jam terbangnya dikit dibandingkan cowok. Pas mereka kecil, di sekolah, di uni, ga pernah dapet kesempatan buat leading, akhirnya kesempatan belajarnya jadi lebih kecil dibandingkan cowok.” Di sini pentingnya ngasih KESEMPATAN BELAJAR yang sama buat semua orang.
Jadinya apakah kalau jam terbang kita belum tinggi, kita bakal susah buat dapetin pekerjaan/sekolah lanjut/posisi? Ini nanti jadi kaya meme “dicari pekerja x minimal umur 20 tahun dengan pengalaman kerja 25 tahun”… Ini juga masuk ke debat yang kemarin sempat rame orang mau apply PhD di US udah punya publikasi pas master, padahal tujuan PhD itu ngerjain riset, kalau lu udah udah punya publikasi mah ya berarti lu dah tahu dong riset itu ngapain dan gimana, terus buat apa ambil PhD ??/
Pada akhirnya ya memang akan bergantung sekali dengan policy dari company atau lab atau deptnya. Apakah mau ambil orang-orang yang jam terbang rendah, tapi POTENSIAL tinggi? Biasanya ini dilihat dari motivasi. Atau kalau misalkan professional hire atau companies yang gak punya uang buat nge-train pekerjanya, biasanya ya mereka akan pilih orang dengan jam terbang tinggi. Mudah soalnya bagi mereka, ga perlu investasi lagi untuk upgrade skill karyawannya.
Jujur ini panjang dan bacot, tapi intinya gitu lah ya. Semoga ke depannya kalau kita ngelihat orang yang jago banget dalam suatu skill, kita bisa appreciate more their efforts and their long hours yang gak keliatan. Bisa aja orang itu udah belajar skill itu 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun. Bisa juga ada trauma yang sebetulnya terjadi dari belajar skill itu. Intinya kalau nggak tahu, yaudah puji aja tanpa undermining them.
Sekian. Mari pulang mencari takjil.
VHL, 16:22
21/03/2024
5 notes
·
View notes
Text
Beberapa Tips Memilih Universitas yang Tepat.
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus dimiliki oleh manusia dalam kehidupannya. Dan untuk alasan tertentu, ada banyak orang mencoba untuk mendapatkan pendidikan sarjana atau pasca sarjana dari universitas mana pun yang memiliki reputasi baik. Namun, menemukan universitas terbaik untuk Anda tidak hanya ditentukan oleh reputasi universitas saja. Ada banyak aspek yang harus Anda pertimbangkan dengan hati-hati sebelum memilih tempat belajar tertentu.
Pertimbangan pertama adalah tujuan Anda. Putuskan saja mengapa Anda melanjutkan studi di universitas. Jika Anda ingin meningkatkan karir masa depan Anda, pilih universitas mana saja yang menjadi pemimpin dalam derajat tertentu yang ingin Anda capai. Misalnya, jika Anda ingin belajar menulis kreatif University of East Anglia akan menjadi pilihan terbaik. Atau, Anda bisa memilih University of Oxford jika Anda tertarik untuk belajar bisnis.
Namun, memilih subjek tertentu entah bagaimana membingungkan. Jika Anda telah memutuskan mata pelajaran tertentu untuk dipelajari terkait dengan rencana karir masa depan Anda, itu akan lebih mudah. Anda hanya perlu mengambil mata pelajaran yang berkaitan dengan tujuan masa depan Anda. Misalnya, Anda dapat mengambil hukum jika Anda berencana menjadi pengacara. Tetapi jika Anda belum memutuskan rencana tertentu untuk masa depan Anda, Anda dapat memilih mata pelajaran tertentu yang Anda kuasai.
Pertimbangan kedua adalah lokasi universitas. Pastikan Anda harus senang tinggal di kota atau lingkungan tertentu. Mengapa? Sangat penting bagi Anda untuk menikmati kehidupan di sana karena Anda akan menghabiskan setidaknya delapan bulan setahun untuk tinggal di sana. Pertimbangkan jarak dengan kampung halaman Anda karena itu akan menjadi aspek penting juga. Jika Anda ingin merasakan hidup mandiri, Anda dapat memilih universitas sejauh yang Anda bisa. Tetapi jika Anda masih ingin pulang dan mengunjungi orang tua Anda kadang-kadang, lebih baik Anda memilih yang lebih dekat.
Aspek ketiga yang harus diperhatikan adalah biaya. Tentunya menjadi hal yang penting untuk dipersiapkan ketika akan memasuki universitas manapun. Universitas yang berbeda mengharuskan Anda membelanjakan jumlah uang yang berbeda. Namun, Anda masih dapat mendaftar untuk program beasiswa apa pun yang untungnya tersedia dalam banyak jenis.
Akan ada banyak pilihan Global Entrepreneurial University untuk Anda. Tentunya, apa yang harus Anda lakukan untuk menemukan universitas terbaik untuk Anda, bukan universitas terbaik berdasarkan peringkat. Jika Anda berpikir bahwa universitas-universitas terbaik di dunia adalah lingkungan yang tepat untuk Anda pelajari, tentu itu akan sangat bagus. Namun, jika Anda tidak senang belajar di sana, Anda hanya perlu mengambil pilihan lain.
Hingga saat ini, Harvard University di Cambridge, Massachusetts USA masih menempati posisi teratas universitas terbaik di dunia. Sekolah ternama Ivy League ini meraih nilai sempurna 100.00. Ini adalah universitas tertua di AS yang didirikan pada tahun 1636. Posisi kedua adalah Universitas Cambridge di Cambridge, Inggris Inggris. Sedangkan posisi ketiga adalah Yale University di New Have, Connecticut, USA.
Sekarang, Anda bisa mulai mempertimbangkan universitas mana yang paling cocok untuk Anda. Mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum memilih dan masuk universitas akan menjadi hal yang bijak untuk dilakukan.
2 notes
·
View notes
Text
Usai pandemi ini berakhir akan muncul THE NEW NORMAL versiku #2 -- Hampir semua kampus di Indonesia sudah memberlakukan kuliah online. Sebenarnya sebelum pandemi, diluar negeri sana sudah banyak kampus yang mengadakan program kuliah online, cuma banyak warga Indonesia yang belum mengerti saja. -- Kita bisa lo kuliah di Harvad, Stanford, MIT, Oxford atau Cambridge hanya dari online, dan itu legal bisa kita klaim untuk ditulis pada Linkedin kita. Kita gak perlu jauh-jauh pergi ke Amrik atau UK buat mendapat ilmu dari kampus-kampus impian itu (asal mampu bayar programnya ya). -- Ya walau sampai saat ini program-program online itu tingkatannya masih no degree, tapi bisa jadi dengan berubahnya gaya belajar orang-orang sedunia, kuliah online bisa melayani juga untuk tingkatan postgraduate. Trus wisudanya juga online, sudah baca kan berita wisuda online juga lagi trend sekarang? -- Tapi kuliah online ini memang ada kelemahannya dibandingkan kuliah tatap muka nyata. 9 dari 10 orang yang aku tanya di circleku, apa alasan dia kuliah di kampus impian atau bahkan di luar negeri adalah : 1. Koneksi, relasi dari pergaulan kampus tersebut untuk investasi dimasa depan; 2. Mendapat wawasan baru diluar circle asal kita; 3. Ilmu. -- Nah point 1 dan 2 itu yang tidak bisa didapat. Memang selalu ada plus dan minus dari sebuah perubahan "Normal". -- Foto ilustrasi: sebuah kampus tempat aku belajar 3 tahun lalu di Australia saat menerima beasiswa Australia Awards
0 notes
Text
Apakah Hantu Benar Benar Nyata? Begini Penjelasan Sains
Jakarta -- Hantu merupakan sosok yang dikenal dalam berbagai budaya. Bagaimana sains dan ilmu pengetahuan membuktikan keberadaan makhluk halus ini? Hantu merupakan salah satu fenomena paranormal yang banyak dipercaya masyarakat hampir di seluruh dunia.
Cerita hantu selalu menarik, baik yang berasal dari orang dekat, film-film horor, maupun internet. Di forum internet, cerita-cerita hantu beredar di forum Reddit hingga utas Twitter.
Bagi sebagian orang, cerita hantu tak hanya sekadar hiburan, tetapi juga kepercayaan. Jajak pendapat Ipsos pada 2019 menemukan 46 persen orang Amerika Serikat (AS) mengaku benar-benar percaya keberadaan hantu.
Kepercayaan tersebut bahkan tumbuh menjadi komunitas yang didedikasikan untuk mencari bukti hantu di universitas bergengsi, seperti yang ada di Cambridge dan Oxford serta Society for Psychical Research pada 1882.
Meski demikian, sejauh ini hantu belum dapat dibuktikan secara ilmiah dan empirik. Apa penyebab susahnya membuktikan hantu itu nyata?
Definisi hantu Kesulitan menyelidiki hantu dimulai dengan tidak ada definisi yang disepakati secara universal tentang apa itu hantu. Terlalu banyaknya fenomena yang dikaitkan dengan makhluk ini, mulai dari masalah pintu menutup sendiri hingga perasaan didatangi keluarga yang sudah meninggal.
Sosiolog Dennis dan Michele Waskul melakukan riset dan mewawancarai orang-orang yang pernah merasakan sosok kehadiran hantu pada 2016.
"Banyak responden kami hanya yakin bahwa mereka telah mengalami sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, luar biasa, misterius, atau menakutkan," ujar mereka.
Pengalaman pribadi merupakan satu hal yang menjadi bukti kepercayaan akan hantu, tetapi tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung klaim tersebut.
0 notes
Text
Setiap hari aku kembali menghadap pada satu tanda tanya; kemana kah aku akan pergi?
Aku tau. Aku sangat tau jawaban itu. Tapi aku belum punya keberanian yang cukup untuk benar-benar mempercayainya. Aku selalu mau untuk pergi berkelana, belajar ke negeri jauh untuk mendapatkan apa yang tak ku dapatkan disini. Tapi aku takut, apakah aku bisa? Dunia ini begitu luas. Aku sangat ingin menjelajahinya. Apa aku bisa?
Aku punya keinginann untuk bisa lanjut kuliah ke luar negeri. Columbia Law School, Harvard Law School, Oxford School of Law, Edinburgh Law, atau Cambridge. Aku selalu mau itu. Aku pasti bisa, aku bisa. Apa aku bisa?
1 note
·
View note
Text
Me Time : tidak hanya untuk me-recharge fisik dan mental, tetapi juga harus bisa me-recharge ruhiya agar lebih kuat koneksinya dengan Allah
RamadhanTalk2023 #24
Di tengah berbagai aktivitas dari bangun tidur di pagi hari hingga tidur kembali di malam hari, mulai dari aktivitas ringan, hingga menyelesaikan to do list yang cukup menguras energi, waktu, pikiran dan emosi, maka sudah seharusnya kita meluangkan waktu untuk mengambil jeda. Memberi kesempatan pada diri sendiri untuk istirahat, meski hanya sebentar.
Manusia memang merupakan salah satu makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Meski demikian, ada kalanya manusia juga membutuhkan waktu untuk sendiri dan beristirahat dari kegiatan sosial. Pada kebanyakan kasus, manusia sering kali sulit merasakan kedamaian dalam hidupnya karena terlalu banyaknya tuntutan dalam hidup. Beberapa orang bahkan terlalu sering memprioritaskan kebutuhan dan keinginan orang lain dibanding dirinya sendiri. Hal itulah yang kemudian membuat mereka secara tidak sadar mulai melupakan kebutuhan diri sendiri.
Oleh karena itu me time atau meluangkan waktu untuk diri sendiri menjadi hal yang sangat penting. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kita tidak akan kelelahan baik secara fisik atau mental. Seseorang harus menyediakan ruang khusus untuk dirinya sendiri agar bisa lebih tenang tanpa diganggu oleh pekerjaan, tugas, rutinitas atau orang lain.
Kegiatan ini memang dilakukan sendirian atau tanpa kehadiran dan intervensi seseorang, namun bukan juga sekadar menyendiri.
Menurut situs Direction Psychology, me time adalah suatu usaha untuk menghabiskan waktu singkat yang dimiliki bagi diri sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengisi kembali semangat hidup dan melepas penat serta mengembalikan mood setelah lelah beraktivitas.
Dalam cambridge Dictionary, menuliskan me time adalah waktu ketika seseorang dapat melakukan apa pun yang ingin dilakukan tanpa memikirkan hal lain. Sedangkan dalam Oxford Languages, me time adalah suatu waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk bersantai dari pekerjaan atau hal serupa yang menjadi kesempatan untuk memulihkan energi dan mengurangi beban pikiran atau stres.
Tanpa disadari, tubuh dan pikiran manusia memiliki semacam ‘baterai’ yang biasa digunakan untuk beraktivitas dan bisa habis apabila tidak diberikan jeda untuk beristirahat. Oleh sebab itu, kegiatan menghabiskan waktu untuk diri sendiri ini menjadi waktu jeda yang pas dan bisa digunakan oleh orang-orang untuk recharge tubuh dan pikirannya.
Mengalokasikan waktu untuk sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai variasi sesuai kebutuhan serta keinginan setiap orang. Berdasarkan Harvard Health Publishing, rentang waktu yang ideal untuk me time adalah sesekali dalam waktu 30 menit hingga 24 jam. Adapun waktu paling minimal yang dapat dipilih adalah 5 menit untuk setiap durasinya, contohnya kita bisa melakukan deep breathing atau bernapas dalam jika mengambil durasi waktu yang singkat ini.
Dalam sumber yang berbeda, hal yang perlu digarisbawahi tentang durasi ideal adalah tidak lebih dari 30 menit. Sebenarnya, durasi me time tidak perlu dijadikan patokan. Pasalnya, selama kita dan pikiran kita memberikan perhatian yang penuh kepada aktivitas yang sedang dikerjakan dan fokus untuk diri sendiri, maka kita sudah bisa untuk disebut berhasil menghabiskan istirahat yang berkualitas.
Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri, ada begitu banyak hal yang bisa dihasilkan, seperti menyegarkan otak dan menambah stok semangat agar menjadi lebih produktif, mengurangi stres terhadap berbagai tuntutan, meningkatkan konsentrasi dan kemampuan memecahkan masalah, serta memberi kesempatan untuk mengenal diri sendiri dengan lebih baik.
Yang paling penting, dengan melakukan me time kita memiliki waktu untuk mengevaluasi diri (apa yang menjadi tujuan Allah menciptakan kita? apakah sejauh ini semua yang sudah maupun sedang kita kerjakan telah sesuai dengan tujuan Allah menciptakan kita?
Kita juga perlu menjadikan me time ini sebagai waktu untuk menguatkan koneksi kita dengan Allah sang pencipta, memperbaiki ibadah yang berantakan, serta waktu yang tepat untuk merenungi tentang begitu banyak rezeki yang sudah Allah berikan kepada kita, yang nilainya tidak tertandingi dan tertakar seperti pekerjaan, kesempatan untuk menuntut ilmu, keluarga, anak-anak, bisnis dan yang lainnya.
Dengan begitu me time juga merupakan waktu yang tepat untuk semakin memperluas ruang syukur dalam hati, agar selepas jeda yang diambil itu kita tidak akan dengan mudah mengeluhkannya.
Me time tidak hanya untuk me-recharge fisik dan mental agar lebih kuat dan semangat dalam menyelesaikan berbagai target dan rencana, tetapi juga harus bisa me-recharge ruhiya untuk lebih semangat dalam beribadah.
Sebagaimana perkataan Nabi kepada Bilal bin Rabbah,
"Yaa Bilal, arihnaa bii ashalaah" Wahai Bilal istirahatkan kami dengan shalat.
Sehingga sebenarnya istirahat yang paling baik itu adalah mengambil jeda dari urusan dunia untuk urusan akhirat.
Sabtu, 24 Ramadhan 1444 H / 15 April 2023
0 notes
Text
Elektronik, mobil, mode, barang koleksi & lainnya
Mari kita lihat para pemain utama di tahun 2021, dan bagaimana mereka menggunakan industri mereka untuk mengubah mereka menjadi pemimpin game dunia. Situs judi online terbaik dengan uang sungguhan adalah kategori lain dari situs judi online untuk kesenangan. Tetapi dengan situs perjudian online resmi, Anda tahu persis perusahaan apa yang Anda dukung, dan seringkali mereka adalah perusahaan yang beroperasi di halaman belakang Anda - bahkan mungkin perusahaan yang mempekerjakan orang yang Anda kenal.
Selalu ada ketakutan bahwa kasino online ilegal tidak akan membayar Anda, karena hanya sedikit yang bisa membuat mereka melakukannya. Tetapi kasino online legal aman untuk dimainkan, karena mereka diharuskan oleh hukum untuk melakukannya - dan lisensi mereka berisiko, bersama dengan berbagai hukuman perdata dan bahkan pidana jika mereka tidak membayar Anda.
Taruhan golf bisa sangat menguntungkan karena situs taruhan olahraga memiliki gambaran kasar bagaimana turnamen akan berjalan tetapi mereka tidak dapat memperhitungkan kondisi cuaca yang mengejutkan, cedera saat bermain dan faktor lain yang dapat mengarah pada hasil yang berbeda dari yang diprediksi. Mereka telah mempertaruhkan uang mereka sendiri pada roulette, poker, dan olahraga sejak akhir 1990-an.
Pada tahun 2016, playtika tetap menjadi penerbit kasino sosial terbesar dengan pangsa pasar 25,4%, diikuti oleh scigames interaktif dengan pangsa pasar 8,4%, dan zynga dengan pangsa pasar 8,1%. Pada tahun 2014, orang Australia bertaruh lebih dari $ 916 per orang, bandarqq dengan Singapura berada di urutan kedua dengan $ 891,16. Singapura baru-baru ini melegalkan perjudian kasino, dan pengeluaran per kepala bukanlah kejutan.
Ada juga situs perjudian ilegal yang memungkinkan Anda untuk berjudi online dari Amerika Serikat, tetapi kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs tersebut karena tidak aman dan Anda tidak dapat memastikan bahwa permainannya adil. Motorcity adalah yang terakhir dari tiga kasino komersial Detroit yang mendapatkan mitra taruhan olahraga. Blackberry bahkan menangani android sehingga terkadang Anda dapat mengakses game dengan cara itu.
Perbedaan antara keterampilan dan peluang ini bahkan lebih sulit untuk diterapkan pada perjudian daring seperti yang ditawarkan oleh beberapa situs web taruhan luar negeri, di mana seorang penumpang dapat bertaruh pada hampir semua hal, termasuk pada jumlah panjang yang digunakan kapal cambridge. mengalahkan perahu oxford atau apakah sachin tendulkar akan mencapai batas pada bola terakhir dari keempat di atas yang dilemparkan kepadanya di tuan.
1 note
·
View note
Text
INTRO TO IR: Answering Question
Putri Audy Fahira – Vanuatu
Karakteristik Fundamental Sistem Internasional
Memasuki abad setelah medieval, nation-state muncul sebagai hubungan entitas kekuasaan atau kedaulatan suatu bangsa oleh populasi tertentu, yang dikembangkan berdasarkan apa yang telah ada jauh berabad-abad yang lalu yang cakupannya tidak seluas sekarang, atau bisa dibilang sebagai city-state (Jackson & Sorensen, 2013). Lebih tepatnya setelah perjanjian Westphalia, perkembangan nation-state terus terjadi seiring dengan modernitas yang ada. Dari sini muncul pula apa yang dinamakan nation atau bangsa. Nation adalah sebuah populasi yang memiliki identitas yang sama, biasanya berupa budaya maupun bahasa. Konsep dari bangsa ini sendiri memiliki 2 pendapat yang berbeda, ada yang mengatakan bahwa suatu bangsa sudah ada sejak kesadaran kolektif akan persamaan muncul kemudian membentuk suatu negara, ada juga yang berpendapat bahwa bangsa muncul ketika suatu negara terbentuk (Pevehouse & Goldstein, 2017).
Setelah muncul konsep ini, ada suatu dorongan yang dirasakan bersama untuk bersikap loyal dan memberikan dedikasi bersama kepada suatu kepentingan nation-states yang disebut dengan Nasionalisme (Devetak. et al. 2012). Prinsip dari self-determination pun lahir dengan mengimplikasikan diri sebagai suatu bangsa memiliki hak atau pembenaran untuk membentuk suatu negara beserta kekuasaannya atas hubungan-hubungan internasional yang ada. Dapat diartikan bahwa suatu bangsa dengan nasionalisme dan self-determination-nya kemudian sadar mengenai adanya kedaulatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap bangsa. Namun, seriring dengan berkembangnya nasionalisme, yang membawa kepentingan dan ambisi suatu bangsa menjadi radikal dan diluar batas, inilah yang kemudian memunculkan berbagai bentuk dorongan dalam bentuk lain yang jauh lebih ekstrim. Contohnya fasisme, paham ultranasionalisme yang dianut oleh Jerman, Italia, dan Jepang pada saat Perang Dunia II. Nation-state kemudian membentuk aspirasi mereka dan membawanya menjadi apa yang dikenal sebagai national identity atau identitas nasional.
Identitas nasional menjadikan sebuah bangsa menjadi unik, punya karakteristik tersendiri, pembeda antara bangsa satu dengan yang lainnya. Identitas nasional juga memiliki peran yang cukup penting dalam Hubungan Internasional (HI). Karena identitas itu, dalam HI terdapat aktor yang juga membutuhkannya guna berinteraksi dengan aktor yang lain (Keiko, 2020). Seperti contoh pada short diplomatic course pertama Intro to IR, disebutkan mengenai hubungan identitas dengan peran aktor HI untuk isu terkini, yakni climate change. Dengan implementasi yang diterapkan di negara Bhutan, mereka memiliki identitas yang cukup menarik mengingat adanya perintah Raja sebagai Head of States mengenai perlunya menjaga 60% kawasan Bhutan sebagai wilayah asli dari alam. Selain itu, identitas ini bahkan memang sebuah landasan bagi mereka, yang biasanya disebut dengan Gross National Philosophy bahwa manusia memang hidup berdampingan dengan alam. Masyarakat Bhutan mendedikasikan keinginan negaranya ini guna menjaga dan menjadikan dunia yang lebih baik. Dari contoh ini, dapat ditarik pemahaman bahwa identitas bangsa merupakan hal yang penting bagi suatu bangsa dan peranan karakternya dalam International Affairs.
Dengan kaitannya identitas nasional dan aktor Hubungan Internasional yang ada, yang merupakan karakteristik fundamental sistem internasional, maka perlu untuk mengenal apa yang dimaksud dengan Power. Demi tercapainya kepentingan nasional suatu negara, dibutuhkan Power yang mampu menyebarkan pengaruh dan mewujudkan ambisi. Power diartikan sebagai suatu hubungan, namun bukan mengenai bagaimana yang dilakukan B dan A, melainkan mengenai bagaimana B memengaruhi atas apa yang dilakukan oleh A. mungkin kata yang lebih tepatnya adalah influence (Devetak. et al. 2012). Akan tetapi, Power sendiri masih sulit untuk didefinisikan karena cakupan kompetensinya yang dapat berupa semua hal. Oleh karena itu, Power dibagi menjadi 2, yakni Hard Power dan Soft Power.
Hard power berkaitan dengan segala hal yang bentuknya materialistik. Contoh dari Hard Power adalah pangkalan kekuatan militer bawah laut yang akan dibangun oleh China dan beberapa saat lalu, China kedapatan oleh satelit bahwa Kapal Selam Nuklir China berada di Laut China Selatan, yang diduga China membangun perangkat militer yang sangat kuat di bawah laut. Seperti yang dikatakan oleh Mantan Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Drew Thompson dalam berita (2020), bahwasannya begitulah China yang diam-diam membentuk kekuatan militernya, dari kapal selam sampai rudal di pedalaman. Kemudian, Angkatan Laut Amerika Serikat pun mengirimkan salah satu jet intelijen dan pesawat pengintai yang berada di pangkalan Yulin tersebut. Ini menunjukkan bahwa Power yang dibuat oleh suatu negara dapat menggerakkan aksi yang akan dilakukan oleh negara lain, Power sebagai kekarnya suatu negara. Negara akan terus berlomba-lomba dalam menyebarkan kekuatan pengaruhnya ke seluruh dunia.
Tidak hanya dengan Hard Power, negara juga menyebarkan pengaruhnya melalui Soft Power, yakni sesuatu yang berkaitan dengan bentuk non-material, tidak dapat dilihat, bukan sekedar influence dan in a nutshell merupakan attractive power (NYE Jr., 2008). Soft Power ini ditandai adanya globalisasi, yang mampu membuat negara di dunia melakukan penyerangan atau persebaran pengaruh secara tidak langsung kepada negara lain yang bisa melalui pendekatan yang persuasif, misal dalam hubungan internasional atau keterlibatan pengaruh budaya. Contohnya adalah Hallyu Wave dari Korea Selatan. Negara ini mempunyai pengaruh budaya yang cukup kuat di banyak negara. dengan Hallyu Wave ini, Korea Selatan mampu menggerakkan masyarakat dengan bukti Kpop menjadi kegemaran banyak orang. Bahkan, tidak sedikit orang yang rela mengeluarkan uang hingga milyaran demi mendukung Boy Group pilihan mereka sebagai manifestasi adanya Hallyu Wave ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, dalam perkembangan sistem internasional, 3 hal ini mencakup nasionalisme, identitas bangsa, dan Power merupakan hal yang penting bagi suatu negara-bangsa. Mengenali lebih dalam mengenai hal-hal tersebut memberikan pemahaman tentang bagaimana sistem ini ada secara global dan kaitannya terhadap suatu negara-bangsa.
Referensi:
Anon, 2020. Satelit Pantau Kapal Selam Nuklir China di Laut China Selatan. [Online]. CNN Indonesia. In https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200822140040-43-538109/satelit-pantau-kapal-selam-nuklir-china-di-laut-china-selatan. [Terakhir diakses 29 September 2020].
Devetak, R, et al., 2012. An Introduction to International Relations. New York: Cambridge University Press. [Terakhir diakses 29 September 2020].
Jackson, R., & Sorensen, G., 2013. Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan, 5th edition. New York: Oxford Univerity Press (Chapter I dan II).
Keiko, R., 2020. Identity in The Realm of International Relations. [PPT]. In https://drive.google.com/file/d/1s88G-2GitzcARYtRWTA-ynmurKkVENeZ/view?usp=sharing. [Terakhir diakses 29 September 2020].
Nye, J. S, 2008. ‘Public Diplomacy and Soft Power’. The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science. 616(1). pp. 94–109. doi: 10.1177/0002716207311699.
Pevehouse, John C.W., & Goldstein. Joshua S., 2017. International Relations Eleventh Edition. United States of America: Pearson Education.
1 note
·
View note
Text
Mean
*Ini titlenya mean as in “jahat” ya, bukan mean average…. Tadinya mau bikin judulnya “thrive” tapi kayanya lebih tepat untuk mendeskripsikan otakku yang cara kerjanya aneh dan jahat ke diriku sendiri…
Kemarin tepat jam segini (18:21) lagi pusing-pusingnya bikin slide untuk Goldschmidt terus udah stuck banget akhirnya setengah jam kemudian langsung ngirim email aja ke Tamsin dan Joost sambil mikir: “AH tau ah, masa bodo amat jelek juga bye.” Arum juga udah ngeliat komputerku sih sebelum dia pulang kemarin pas ku lagi ngerjain slide dan bilang “udah ok kok Non”. Tapi ya namanya otak jahat kena impostor syndrome selalu aja mikir “ini tu jelek Non, this is NOT GOOD enough.” Salah w juga sih, untuk reference ngambil slidenya Emily Mason anak PhD di Cambridge pas dia EGU2020. Ni w tampilin visualnya yang amat sangat bagus:
Pusing gak u…. while slide w betul-betul kosongan, gatau mau bahas apa..
Anyway, yaudah kan, pokoknya tu ngirim email jam 19 lewat dikit, ku-screenshot promptnya ku-pos di instastory (gatau buat apa, tapi kayanya mah ya emang pengen caper aja, gatau ke siapa juga). Eh terus lagi asik-asik nonton apa ya kemarin, youtube aja kayanya, buka hp ada email jam 22. Tamsin bales dan first comment: “This looks very nice.” HUHU JUJUR MAU CRY RASANYA. Slide yang sampah itu dibilang bagus sama Tamsin. Tamsin ngasih komen in each slide gimana supaya lebih bagus. Terus tadi pagi jam 9/10 juga Joost nimpalin: “As Tamsin said, this is great.”
Kayanya ini ku yang kurang words of affirmation pas jaman kecil apa gimana sih. Tapi beneran pas dikasih compliment tuh langsung yang “OHMYGOD Non, well done. Ternyata u ga bodoh-bodoh amat. You did well.” Emang otak w aja dasarnya yang jahat dan mean to myself!!! Compassionnya gaada samsek. Ini gatau datangnya dari mana tapi ya balik lagi berkali-kali ku menemukan fakta bahwa kultur Asia dan Indonesia aja yang aneh mikir kalau Tough love is the best way to make people thrive, which, in fact, is wrong.
Terus yaudah sih inti dari pos ini adalah: lagi-lagi: be kind to people. You never know what they’ve gone through, hari mereka gimana hari itu, lagi capek atau nggak, dsb. Being kind and giving good words sudah terbukti efektif (untuk diriku sendiri) bisa membuat ku berkembang dan jadi lebih baik. Kalau dikasih compliment tu otak mikirnya “OK, I can do better than this so I get more compliments” Nagih.
Hari ini ku capek banget tapi. Pagi kelas pelatnas dari 9.45-11.45 dan ku ber-ide ngesplit kelas: sejam buat mereka ngerjain exercise, while aku mandi dan otw ofis, terus sejam lagi bahas diskusi di ofis. Lalu tebak apa yang terjadi? Pas ku lagi di ofis, BANYAK banget interupsi: Joost dateng jam 11.20 bawa coffee, dia mau run through the slides, Hugh juga dateng bawa print-an abstract manuscript karena dia menemukan keanehan, Arum nyamperin tepat 11.45 karena kami udah janjian buat jalan ke Exeter buat lunch, untungnya si Bram lagi mondar-mandir aja dia cuma ngerjain experiments kayanya. Minta maaf sekali untuk teman-teman yang pelatnas tadi karena sangat tidak kondusif suasana diskusinya for the latter half.
Terus lunch di Exeter. Cuaca Oxford these past 2 days SUCKS. Untungnya tapi ga hujan sih, dingin aja tapi ga basah. Menunya Shepherd’s Pie with lentil sama tadi ambil coleslaw salad. Not bad. Tapi mayan upset karena betulan ditanyain berkali-kali kalau students atau bukan dan udah booking atau belum. Ini gara-gara Oxford pas summer time emang udah running different business aja sih. Colleges terutama, betul-betul bukan lagi berperilaku seperti part of the university, melainkan udah jadi BnB dan host untuk summer school. Semua ini juga kelihatan sekali di hampir semua corner di Oxford hari-hari ini isinya groups of students (little students as in secondary school age atau high school age) jalan dengan SANGAT PELAN, dan blocking the trottoire. Students ini si peserta summer schoolnya. Tadi Arum cerita, dulu Kalina juga pernah cerita sih tapi lupa, dia ngecek harga yang dibayar oleh students ini untuk bisa ke Oxford ikut summer school ini katanya mayan mahal. Bentar googling dulu.
£5995 for two weeks… dan itu masih “starts from”… ku-convert ke IDR kira-kira 115 juta rupiah… pasti belum termasuk tiket pesawat, visa, etc. Dah stres… Tapi ya yaudah namanya juga ada marketnya ye, kalau ada yang beli mah kenapa tidak. OH ini makanya kenapa ye si college getol banget nge-service mereka, karena dapet duit banyak juga kayanya si Dining Hall…
Iya intinya tapi mayan kesel mau makan di kantin sendiri aja diinterogasi berkali-kali udah kaya abis mencuri hiks. Ini pun ku masih bisa makan di college juga setelah kemarin ngemail kitchen booking untuk 2 orang. Kalau dadakan langsung dateng ke college gaakan dikasih masuk kali.
Iya terus balik dari lunch ku duduk-duduk, ngabarin ke Joost dan Hugh kalau ku sudah di ofis, dan mereka pun datang. Joost dateng jam 14 kayanya, bahas ngobrol setengah jam terus di saat bersamaan Hugh datang juga, mayan RAMAI ya ofis w. Tapi akhirnya Hugh bilang nanti balik lagi aja kalau gitu. Terus setengah jam setelah Joost cabs Hugh balik lagi. Duduk bahas-bahas Goldschmidt dsb, dia nanya dong “lo butuh visa dong” “iya huhu makanya ku sudah buat dari February…” jujur sucks, bahas betapa mahalnya harga tiket kereta vs pesawat, terus pergi, eh terus tapi dia dateng lagi yang kedua dengan laptopnya nanya “ini teh maksudnya apa ya”, ku mau bilang “di relative depth 50m” tapi ku tulisnya “in 50m” jadi dia bingung. Tapi tetep baik banget sih orang-orang huhu.
Abis itu setengah jam kayanya mikirin gimana caranya ke London Stadium Sabtu buat nonton The Weeknd Sabtu nanti. IN which I just REALIZED: ku bakal pulang malem banget itu Sabtu, mungkin bakal baru sampe rumah jam 2 lagi kaya waktu nonton Beyonce (semoga nggak sih, jam 1 kaya pas nonton Chris Hadfield lebih preferable), dan besoknya Minggu ku harus ngejar pesawat jam 10 pagi di Luton. Yang adalah ku harus berangkat dari rumah ke Gloucester Green jam 6 pagi. AAAAAAAAAAAAAAAAA. Planning yang sangat bagus, Non. To be fair, ku tapi emang udah beli tiket The Weeknd dari 1 Desember 2022…. Dan baru tahu ada Goldschmidt (atau akan berangkat Goldschmidt) 19 Januari 2023…. A month later…. Jadi, siapa yang salah coba LOL. Not me trying to mis-prioritizing important stuff in my life. Cukup lega sih tapi waktu itu beli The Weekndnya yang 8 July bukan 9 July karena pusing juga kalau overlap…
Terus yaudah jadi tadi sorting out apa-apa aja yang harus di-print, beli tiket kereta dari airport di Lyon ke hotel return, bikin akun di provider busnya Lyon supaya receiptnya bisa di-print etc.
Nyempetin setengah jam-sejam buat get back to the slides tapi asli udah JIJIK banget gapengen kerja lagi. OH! Sempet ngerjain manuscript juga dikit, like 15 mins, karena kemarin jam 10 tiba-tiba Erdem ngemail ngajak ketemuan over coffee terus dia bawa coret-coretan manuscript dengan komen “Ini introductionnya panjang juga ya dan kemana-mana, coba dipendekkin” terus yaudah… plus tadi pagi juga Tamsin ngemail nanya ada latest version ga setelah diskusi sama Erdem, soalnya dia mau baca ni draft “while in train in a few days”. Jadi, yaudah barusan ngerapiin itu dulu dikit. Deleteing a few sentences, moved some paragraphs around, terus baru jam 17 tadi ngirim latest version ke Tamsin and Joost.
BROOOOOH BARU SELASA TAPI KENAPA udah ngerasa capek banget banyak banget yang dikerjain HUHU. Gapapa tapi Non, it’s okay, pelan-pelan aja. Mending pusing karena ngerjain banyak daripada pusing karena ga ngerjain apa-apa saking overwhelmednya terus feel guilty beating yourself up!
Ini sekarang mau shutdown komputer dan makan dinner di Tse Noodle sama Iris, dia running late katanya masih di Zara, dan begitu juga saya (akan running late). Dah gitu dulu aja deh curhatan rekapannya. Kemarin weekend nggak melakukan hal yang berarti selain ketemu Mas Rezky dan main ke rumah Marcell. Minggu ku ngapain ya… ga ngapa-ngapain kayanya… di rumah doang dan ke Sainsbury beli tissue toilet. Wow. OH!!! NONTON FANMEETING STRAYKIDS DENGGGG. Sangat bagus dan seru dan worth it.
Yaudah tapi itu dulu aja for now. Duh sebetulnya ada cerita lagi terkait beef-ku dengan Pak Joko aneh banget dia minta ku ngisi kelas pelatihan guru selama 2 jam di jam 8-12 WIB yang adalah jam 2-6 AM di waktu-ku, ya jelas-jelas kubilang gabisa lah!! Eh dia insist: “kan cuma sekali saja, tidak setiap hari, bisa lah ya….” BUSET. DAH STRES JUGA EMANG. So far, ku berhasil negotiate dan meyakinkan beliau bahwa ku gabisa, tapi beliau minta pengganti, jadi ku lagi mikirin dan kontak siapa yang kira-kira bisa ganti. Huft. Ada-ada aja hidup.
Dah itu dulu deh ya. Byea. Have a good week everyone!
30.18 18.57 04/07/2023
3 notes
·
View notes
Text
ADAB KULIAH ONLINE
Oleh: Budi Handrianto
Sebelum wabah Covid-19 merebak, kami sudah sering berdiskusi, terutama dengan Dr. Adian Husaini tentang era baru revolusi industri 4.0 (4IR, 4th Industrial Revolution) dan era disrupsi di dunia pendidikan terutama perguruan tinggi. Menurut Clayton Christensen sebanyak 50% dari seluruh universitas di AS akan bangkrut dalam 10-15 tahun ke depan. Penyebabnya, karena terobosan inovasi seperti online learning dan MOOCs (Massive Online Open Courses). Di AS sejak 2016, 23 perguruan tinggi swasta dan 32 perguruan tinggi negeri ditutup atau merger. Angka putus kuliah (drop-out) di angka kritis 40%. Kalau di AS saja seperti itu, bagaimana di Indonesia?
Kampus-kampus besar seperti UI, IPB, ITB, UGM, UNAIR, dsb sekarang ini mampu bertahan karena adanya regulasi pemerintah yang menghalangi kampus asing buka cabang di Indonesia. Begitu pemerintah tidak mampu menahan laju globalilsasi dan kampus dunia seperti Harvard, MIT, Stanford, Cambridge, Oxford, dll bisa buka di Indonesia secara online dengan ijazah sama nilainya seperti kuliah offline, apalagi dengan biaya lebih murah, habislah kampus-kampus itu ditinggalkan mahasiswa. Ini pembicaraan kami waktu masih belum ada istilah lock down atau PSBB. Dan sekarang hampir terbukti bahwa dengan stay at home, nasib kampus-kampus offline begitu "mengkhawatirkan".
Di era PSBB sekarang ini mahasiswa atau murid kuliah online dengan zoom atau google meet. Tentu para orang tua tidak mau membayar SPP dengan nilai yang sama dengan kuliah biasa. Maka, biaya kampus yang besar itu tidak mampu ditopang dengan anggaran pemerintah maupun dana yayasan. Lambat laun bisa kembang kempis operasional kampus. Sementara itu, ke depan, orang akan lebih menghargai kompetensi dan skill ketimbang secarik ijazah. Sehingga orang beramai-ramai mencari pembelajaran -yang sebagian besarnya berupa online kepada kampus-kampus yang menawarkan keahlian tersebut secara spesifik. Dan itu tidak perlu kampus besar. Kampus kecil, baik itu sekolah tinggi, institut atau akademi akan lebih "lincah" menanganinya.
Bagi kita umat Islam, kebiasaan baru pasca covid-19 ini dalam hal belajar mengajar tidak ada bedanya. Umat Islam, sekolah Islam, kampus Islam juga harus sama gesit, lincah dan lihai dalam menghadapi perubahan jaman ini. Hanya saja, yang tidak boleh ditinggalkan adalah adab atau etika dalam perkuliahan. Dalam ajaran Islam, adab dalam belajar mengajar, adab sebagai guru dan murid, adab sebagai mahasiswa dan dosen sama saja, baik online maupun offline (silakan baca buku Adabul Alim wal Muta'alim karangan KH Hasyim Asy'ari). Hanya saja, seperti biasa, ketika teknologi baru hadir, masalah adab atau etika penggunaannya biasanya datang belakangan daripada fitur-fitur dalam teknologi tersebut.
Beberapa kali mengisi kajian saya sering mendapati peserta meng-off videonya sehingga kita tidak tahu dia sedang mendengarkan atau tidak. Pernah selesai kajian, lalu oleh moderator suara di-unmute, ada suara peserta kajian sedang tilawah al-Quran tanpa sadar suaranya terdengar. Artinya dia tidak mendengarkan ceramah. Ketidaksopanan yang lain soal pakaian atau dandanan. Saya pernah mengikuti kajian Al-Quran alumni sekolah tertentu, ada ibu-ibu pakai pakaian rumahan tidak berjilbab sambil mengikat-ikat rambutnya berbicara, dan oleh moderator tidak di-unmute. Karena tidak nyaman akhirnya saya leave meeting. Yang seperti ini tidak memperhatikan etika atau adab.
Padahal soal menuntut ilmu dalam Islam, adab belajar merupakan hal penting. Adab inilah penentu keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu. Tanpa adab, keberkahan ilmu hilang. Bahkan para ulama mengatakan, "Pelajari adab sebelum mempelajari ilmu." Bagaimana implementasi adab Islam di dalam proses belajar/kuliah online? Saya merangkum dari berbagai tulisan dan pengalaman pribadi selama ini mengajar kuliah dan kajian secara online.
Islam tidak membedakan adab dalam belajar/kuliah online maupun offline. Pada keduanya berlaku sama. Komputer, internet, hp, zoom, skype dan sebagainya hanya sarana saja, substansinya tetap sama yaitu proses menuntut ilmu. Untuk hal-hal umum tetap sama seperti niat yang ikhlas, mengajarkan sesuatu yang penting terlebih dulu (fardhu ain), menjaga sopan santun, menghormati guru, serius dan sabar dalam belajar, serta perlu biaya -dalam hal ini untuk membeli paket kuota. Sedangkan berkaitan dengan belajar online ini ada beberapa yang harus diperhatikan.
Baik guru maupun murid masing-masing mempersiapkan diri sebelum tampil online. Belilah paket data yang memadai agar koneksi tidak putus-putus. Kalau pakai wi-fi ramai-ramai di rumah atau kos-kosan mintalah anggota keluarga yang lain tidak online dulu selama perkuliahan agar jaringan tidak sibuk. Perhatikan waktu perkuliahan, catatlah tanggal dan jam kuliah, jangan sampai terlewat, lupa atau tertidur. Moderator atau host sebaiknya memberikan undangan 2-3 hari sebelumnya dan sehari atau beberapa jam sebelumnya dilakukan reminding. Biasanya link yang dikirim beberapa hari lalu berada di chat bawah dan susah mencarinya. Alangkah baiknya menjelang perkuliahan link tersebut dikirim kembali.
Pakailah baju yang rapi sebagaimana kita akan pergi belajar mengajar secara offline. Jangan berpakaian ala kadarnya mentang-mentang berada di rumah seperti pakai kaos atau sarungan. Meskipun tidak kelihatan, sebaiknya mandi dan berdadan terlebih dahulu sebagai online. Suasana mengajar formal ini akan menguatkan keseriusan kita dalam belajar maupun mengajar. Usahakan warna baju kontras dengan latar belakang (back ground). Berkacalah dulu sebelum tampil online atau bisa mengaktifkan camera secara offline. Atur ruangan yang akan kita jadikan sebagai back ground camera. Kalau tidak ada bagian rumah yang representatif, silakan pakai wall paper yang disediakan aplikasi atau pakai wall paper kita sendiri. Usahakan lokasi ruangan berada di kamar belajar atau tempat resmi, tidak berada di ruang privat seperti kamar tidur atau ruang makan. Hindarkan juga dari gangguan lalu lalang anggota keluarga yang lewat di belakang kita. Bagusnya juga kita memberi tahu anggota keluaga jika kita sedang kuliah online. Usahakan kita menempati posisi yang pas dalam camera, tidak terlalu turun sehingga kepala kita hanya terlihat rambut dan mata saja, atau terlalu naik sehingga jidat kita tidak terlihat, dan sebagainya. Juga jangan terlalu jauh atau terlalu dekat. Atur monitor atau layar HP sebelum online dengan mengaktifkan camera terlebih dulu. Agar suara fokus, sebaiknya pakai headset atau earphone.
Sebaiknya dalam undangan moderator disebutkan bahwa jika perkuliahan mulai -misal dan 08.00 WIB maka masuk kelas pukul 07.30 - 07.45. Hal ini untuk memberi waktu kepada dosen/guru masuk dan mahasiswa semua sudah hadir siap menerima pelajaran. Ketika dosen hadir, suara mahasiswa jangan di-mute dulu oleh moderator agar ketika dosen memberikan salam dan memulai dengan doa (atau membaca basmalah) bisa diikuti bersama-sama. Untuk kuliah perdana, dosen harus menjelaskan tata aturan perkuliahan terlebih dulu seperti semua video harus on sehingga masing-masing mahasiswa terlihat wajahnya (bukan gambar), suara di-mute, tidak boleh/boleh menyela pembicaraan dosen, mencatat pelajaran, meminta ijin jika akan ke kamar kecil atau meninggalkan ruangan dengan fasilitas wave (ngacung), duduk tegak tidak bersandar dan sebagainya. Intinya, adab ketika di kelas sama dengan di depan komputer. Maka, video tidak boleh off.
Dosen juga ketika menerangkan menggunakan slide, sekali-kali presentasinya di-off untuk kembali mengamati mahasiswanya. Jangan dari awal hingga akhir slide yang muncul dan dosen tidak tahu mahasiswanya memperhatikan atau tidak. Jangan sampai kita bicara sendiri lalu mahasiswa punya aktivitas lain, seperti buka medsos atau baca artikel. Sebab, mata mahasiswa sama-sama tertuju ke camera ketika memperhatikan dosen atau sedang buka medsos. Maka, jika mahasiswa terlihat tidak memperhatikan dosen harus menegur. Sebagai mahasiswa muslim, kita harus takzim dan menghormati dosen dengan cara memperhatikan pembicaraannya dan tidak "menyambi" dengan pekerjaan yang lain. Ingat, tindak tanduk kita diawasi dan dicatat malaikat, bukan cuma dosen.
Dosen sebelum mulai kuliah sudah menyiapkan materi ppt atau file lain di laptopnya dalam keadaan terbuka. Jangan membuka-buka file lain selama kuliah karena mahasiswa bisa melihat isi folder yang kita miliki yang mungkin tidak perlu diketahui oleh mahasiswa. Biasanya isi kuliah direkam (bisa juga tidak) maka harus berhati-hati dalam berbicara karena rekam jejak akan beredar dan tersimpan sampai kapanpun.
Kuliah online tidak sama dengan offline dari segi waktu. Sebaiknya tidak terlalu lama. Jika di kelas 1 jam 40 menit, maka pembelajaran online 1 jam 15 menit sudah cukup. Maka, dosen dan moderator harus pandai mengatur waktu pembukaan, materi dan penutupan. Ketika sesi tanya jawab dibuka, moderator silakan meng-unmute semua peserta untuk memberikan kesempatan bertanya. Ketika dosen mulai menjawab, kembali suara di-mute. Jika ada pertanyaan yang belum terjawab, bisa dilanjutkan lewat pesan yang dicatat di chat, nanti dikumpulkan dan dijawab perkuliahan berikutnya. Ketika kuliah berakhir maka suara kembali di-unmute agar semua bisa berdoa dan menjawab salam dosen. Jangan lupa sebelum pergi kita tekan LEAVE meeting agar aktivitas kita berikutnya tidak terekam atau terlihat kawan yang belum leave.
Buat moderator atau siapa saja harus hati-hati ketika sudah online. Semua tingkah laku kita akan terekam. Kadang saya mendapati ada orang (maaf) dengan nikmat mengupil selama saya sedang ceramah. Dan ketika suara dia tidak di-mute, lalu ada suara masuk darinya, maka yang tampil di layar semua orang adalah gambar dia yang sedang mengupil. Demikian juga kadang istrinya belum pakai jilbab lewat atau ikut-ikutan melihat layar, padahal terlihat semua orang. Intinya, jangan online jika belum siap. Kondisi ini harus dibiasakan karena ini adalah hal yang baru.
Sementara itu yang bisa saya kumpulkan, silakan teman-teman yang biasa melakukan pembelajaran online, terutama sebagai moderator, bisa menambahkan. Semoga nanti bisa menjadi buku panduan Adab Kuliah Online. Terima kasih.
3 notes
·
View notes
Text
Charles Babbage, Matematikawan dan Pelopor Komputer
Sumber Gambar : carabikinwebsite.com
Charles Babbage (26 Desember 1791 – 18 Oktober 1871) adalah seorang ahli matematika dan penemu bahasa Inggris yang dikreditkan dengan konsep komputer digital terprogram pertama. Dirancang pada tahun 1821, “Difference Engine No. 1” Babbage adalah mesin penghitung otomatis pertama yang berhasil dan bebas dari kesalahan dan dianggap sebagai inspirasi untuk komputer yang dapat diprogram modern. Sering disebut "Bapak Komputer," Babbage juga seorang penulis yang produktif, dengan banyak minat termasuk matematika, teknik, ekonomi, politik, dan teknologi.
Kisah Charles Babbage dalam mengembangkan teknologi komputer generasi pertama Charles Babbage lahir pada 26 Desember 1791, di London, Inggris, anak tertua dari empat bersaudara yang lahir dari bankir London Benjamin Babbage dan Elizabeth Pumleigh Teape. Hanya Charles dan saudara perempuannya Mary Ann yang selamat dari masa kanak-kanak. Keluarga Babbage cukup baik, dan sebagai putra tunggal yang masih hidup, Charles memiliki tutor pribadi dan dikirim ke sekolah-sekolah terbaik, termasuk Exeter, Enfield, Totnes, dan Oxford sebelum akhirnya masuk Trinity College di Cambridge pada tahun 1810. Di Trinity, Babbage membaca matematika, dan pada 1812 ia bergabung dengan Peterhouse di Universitas Cambridge, tempat ia menjadi ahli matematika terkemuka. Sementara di Peterhouse, ia ikut mendirikan Analytical Society, sebuah masyarakat ilmiah yang kurang lebih tiruan yang terdiri dari beberapa ilmuwan muda paling terkenal di Inggris. Dia juga bergabung dengan komunitas mahasiswa yang kurang berorientasi keilmuan seperti The Ghost Club, yang prihatin dengan penyelidikan fenomena supernatural, dan Extractors Club, yang didedikasikan untuk membebaskan anggotanya dari lembaga mental yang mereka sebut sebagai "rumah sakit jiwa," harus ada yang berkomitmen pada satu . Meskipun dia telah menjadi ahli matematika top, Babbage tidak lulus dari Peterhouse di Cambridge dengan pujian. Karena perselisihan mengenai kesesuaian tesis terakhirnya untuk tinjauan publik, ia malah menerima gelar tanpa ujian pada tahun 1814. Setelah lulus, Babbage menjadi dosen astronomi di Royal Institution of Great Britain, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk pendidikan dan penelitian ilmiah, yang berbasis di London. Dia kemudian terpilih menjadi persekutuan Royal Society of London untuk Meningkatkan Pengetahuan Alam pada tahun 1816. Gagasan tentang mesin yang mampu menghitung dan mencetak tabel matematika bebas kesalahan pertama kali datang ke Babbage pada tahun 1812 atau 1813. Pada awal abad ke-19, tabel navigasi, astronomi, dan aktuaria adalah bagian penting dari Revolusi Industri yang sedang berkembang. Dalam navigasi, mereka digunakan untuk menghitung waktu, pasang surut, arus, angin, posisi matahari dan bulan, garis pantai, dan garis lintang. Dengan susah payah dibangun dengan tangan pada saat itu, meja-meja yang tidak akurat menyebabkan penundaan bencana dan bahkan hilangnya kapal Kisah Charles Babbage dalam mengembangkan mesin analisa dan perhitungan matematika generasi awal Babbage mendapat inspirasi untuk mesin hitungnya dari alat tenun Jacquard 1801, mesin tenun otomatis, yang diputar dengan tangan dan "diprogram" dengan instruksi yang disampaikan oleh kartu punch. Setelah melihat potret rumit yang secara otomatis ditenun menjadi sutra oleh alat tenun Jacquard, Babbage berangkat untuk membangun mesin penghitung yang digerakkan oleh uap atau engkol tangan yang sempurna yang akan menghitung dan mencetak tabel matematika. Babbage mulai membuat mesin untuk menghasilkan tabel matematika secara mekanis pada tahun 1819. Pada bulan Juni 1822, ia mengumumkan penemuannya kepada Royal Astronomical Society dalam sebuah makalah berjudul "Catatan tentang aplikasi mesin untuk perhitungan tabel astronomi dan matematika." Dia menjulukinya Difference Engine No. 1, setelah prinsip perbedaan hingga, prinsip di balik proses matematika penyelesaian ekspresi polinomial dengan penambahan, dan dengan demikian diselesaikan dengan mesin sederhana. Desain Babbage membutuhkan mesin engkol tangan yang mampu menabulasi perhitungan hingga 20 tempat desimal. Pada 1834, Babbage telah berhenti bekerja pada Difference Engine dan mulai merencanakan mesin yang lebih besar dan lebih komprehensif yang ia sebut sebagai Analytical Engine. Mesin baru Babbage adalah langkah besar ke depan. Mampu menghitung lebih dari satu tugas matematika, itu benar-benar menjadi apa yang kita sebut "dapat diprogram" hari ini. Sama seperti komputer modern, Mesin Analisis Babbage mencakup unit logika aritmatika, aliran kontrol dalam bentuk percabangan dan loop bersyarat, dan memori terintegrasi. Seperti alat tenun Jacquard, yang telah menginspirasi Babbage bertahun-tahun sebelumnya, Analytical Engine-nya harus diprogram untuk melakukan perhitungan melalui kartu berlubang. Hasil — keluaran — akan disediakan pada printer, plotter kurva, dan bel. Sejarah komputer pertama didunia Disebut "toko," memori Analytical Engine akan mampu menampung 1.000 angka masing-masing 40 angka desimal. "Penggilingan" mesin, seperti unit logika aritmatika (ALU) di komputer modern, harus mampu melakukan keempat operasi aritmatika dasar, ditambah perbandingan dan akar kuadrat opsional. Mirip dengan unit pemrosesan sentral komputer (CPU) modern, pabrik harus bergantung pada prosedur internalnya sendiri untuk melaksanakan instruksi program. Babbage bahkan menciptakan bahasa pemrograman untuk digunakan dengan Analytical Engine. Mirip dengan bahasa pemrograman modern, itu memungkinkan untuk looping instruksi dan percabangan bersyarat. Karena sebagian besar kekurangan dana, Babbage tidak pernah mampu membangun versi kerja penuh dari salah satu mesin hitungnya. Tidak sampai tahun 1941, lebih dari seabad setelah Babbage mengusulkan Analytical Engine-nya, insinyur mekanik Jerman Konrad Zuse akan mendemonstrasikan Z3-nya, komputer terprogram pertama yang bekerja di dunia. Pada tahun 1878, bahkan setelah mendeklarasikan Mesin Analitik Babbage sebagai "keajaiban kecerdasan mekanik," komite eksekutif dari Asosiasi Inggris untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan merekomendasikan bahwa itu tidak dibangun. Meskipun mengakui kegunaan dan nilai mesin, komite menolak keras perkiraan biaya membangunnya tanpa jaminan bahwa itu akan berfungsi dengan benar. Sumber : carabikinwebsite.com
1 note
·
View note
Text
Kuliah Program Kuliah Online S3 Doktoral Cepat Terakreditasi A Internasional
Gelar Doktoral atau Program Kuliah Online S3 merupakan gelar yang memerlukan perjuangan panjang untuk di raih. Dibutuhkan perjuangan keras dan proses yang tidak bisa dikatakan sebentar bagi seseorang untuk mendapatkan gelar doktor. Jaman dahulu gelar Magister adalah gelar paling prestisius, namun ketika krisis moneter melanda Indonesia di akhir tahun 90-an. Semakin banyak lulusan S1 yang berlomba-lomba untuk kuliah lagi demi meraih pendidikan S2 dan meningkatkan nilai jual ke berbagai perusahaan.
Pada akhirnya di tahun 2000-an, gelar S2 menjadi gelar biasa karena saking banyaknya orang yang menyandang gelar ini. Ke depan mungkin gelar doktor atau lulusan Program S3 kelas karyawan semakin banyak, dan tidak ada salahnya Jika Anda mencoba meraihnya dari sekarang. Melanjutkan kuliah S3 di dalam negeri saja sudah sangat baik, apalagi kalau Anda mampu melanjutkan kuliah S3 di luar negeri, pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Anda.
Program kuliah S3 dengan sistem online dari Universal Institute of Professional Management seperti ini sangatlah membantu Anda dalam melewati masa pandemic seperti saat ini. Hal itupun akan menghemat waktu, tenaga, serta pikiran Anda. Universal Institute of Professional Management – UIPM adalah salah satu kampus terbaik di Eropa dan menggunakan taraf pendidikan standart International, silabus pendidikannya sekelas dengan universitas – universitas seperti HARVARD, OXFORD, MIT, CAMBRIDGE, dst.
0 notes
Text
Kuliah Program Kuliah Online S3 Doktoral Cepat Terakreditasi A Internasional
Gelar Doktoral atau Program Kuliah Online S3 merupakan gelar yang memerlukan perjuangan panjang untuk di raih. Dibutuhkan perjuangan keras dan proses yang tidak bisa dikatakan sebentar bagi seseorang untuk mendapatkan gelar doktor. Jaman dahulu gelar Magister adalah gelar paling prestisius, namun ketika krisis moneter melanda Indonesia di akhir tahun 90-an. Semakin banyak lulusan S1 yang berlomba-lomba untuk kuliah lagi demi meraih pendidikan S2 dan meningkatkan nilai jual ke berbagai perusahaan.
Pada akhirnya di tahun 2000-an, gelar S2 menjadi gelar biasa karena saking banyaknya orang yang menyandang gelar ini. Ke depan mungkin gelar doktor atau lulusan Program S3 kelas karyawan semakin banyak, dan tidak ada salahnya Jika Anda mencoba meraihnya dari sekarang. Melanjutkan kuliah S3 di dalam negeri saja sudah sangat baik, apalagi kalau Anda mampu melanjutkan kuliah S3 di luar negeri, pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Anda.
Program kuliah S3 dengan sistem online dari Universal Institute of Professional Management seperti ini sangatlah membantu Anda dalam melewati masa pandemic seperti saat ini. Hal itupun akan menghemat waktu, tenaga, serta pikiran Anda. Universal Institute of Professional Management – UIPM adalah salah satu kampus terbaik di Eropa dan menggunakan taraf pendidikan standart International, silabus pendidikannya sekelas dengan universitas – universitas seperti HARVARD, OXFORD, MIT, CAMBRIDGE, dst.
0 notes
Text
Kuliah Program Kuliah Online S3 Doktoral Cepat Terakreditasi A Internasional
Gelar Doktoral atau Program Kuliah Online S3 merupakan gelar yang memerlukan perjuangan panjang untuk di raih. Dibutuhkan perjuangan keras dan proses yang tidak bisa dikatakan sebentar bagi seseorang untuk mendapatkan gelar doktor. Jaman dahulu gelar Magister adalah gelar paling prestisius, namun ketika krisis moneter melanda Indonesia di akhir tahun 90-an. Semakin banyak lulusan S1 yang berlomba-lomba untuk kuliah lagi demi meraih pendidikan S2 dan meningkatkan nilai jual ke berbagai perusahaan.
Pada akhirnya di tahun 2000-an, gelar S2 menjadi gelar biasa karena saking banyaknya orang yang menyandang gelar ini. Ke depan mungkin gelar doktor atau lulusan Program S3 kelas karyawan semakin banyak, dan tidak ada salahnya Jika Anda mencoba meraihnya dari sekarang. Melanjutkan kuliah S3 di dalam negeri saja sudah sangat baik, apalagi kalau Anda mampu melanjutkan kuliah S3 di luar negeri, pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Anda.
Program kuliah S3 dengan sistem online dari Universal Institute of Professional Management seperti ini sangatlah membantu Anda dalam melewati masa pandemic seperti saat ini. Hal itupun akan menghemat waktu, tenaga, serta pikiran Anda. Universal Institute of Professional Management – UIPM adalah salah satu kampus terbaik di Eropa dan menggunakan taraf pendidikan standart International, silabus pendidikannya sekelas dengan universitas – universitas seperti HARVARD, OXFORD, MIT, CAMBRIDGE, dst.
0 notes
Text
Kuliah Program Kuliah Online S3 Doktoral Cepat Terakreditasi A Internasional
Gelar Doktoral atau Program Kuliah Online S3 merupakan gelar yang memerlukan perjuangan panjang untuk di raih. Dibutuhkan perjuangan keras dan proses yang tidak bisa dikatakan sebentar bagi seseorang untuk mendapatkan gelar doktor. Jaman dahulu gelar Magister adalah gelar paling prestisius, namun ketika krisis moneter melanda Indonesia di akhir tahun 90-an. Semakin banyak lulusan S1 yang berlomba-lomba untuk kuliah lagi demi meraih pendidikan S2 dan meningkatkan nilai jual ke berbagai perusahaan.
Pada akhirnya di tahun 2000-an, gelar S2 menjadi gelar biasa karena saking banyaknya orang yang menyandang gelar ini. Ke depan mungkin gelar doktor atau lulusan Program S3 kelas karyawan semakin banyak, dan tidak ada salahnya Jika Anda mencoba meraihnya dari sekarang. Melanjutkan kuliah S3 di dalam negeri saja sudah sangat baik, apalagi kalau Anda mampu melanjutkan kuliah S3 di luar negeri, pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Anda.
Program kuliah S3 dengan sistem online dari Universal Institute of Professional Management seperti ini sangatlah membantu Anda dalam melewati masa pandemic seperti saat ini. Hal itupun akan menghemat waktu, tenaga, serta pikiran Anda. Universal Institute of Professional Management – UIPM adalah salah satu kampus terbaik di Eropa dan menggunakan taraf pendidikan standart International, silabus pendidikannya sekelas dengan universitas – universitas seperti HARVARD, OXFORD, MIT, CAMBRIDGE, dst.
0 notes
Text
Kuliah Program Kuliah Online S3 Doktoral Cepat Terakreditasi A Internasional
Gelar Doktoral atau Program Kuliah Online S3 merupakan gelar yang memerlukan perjuangan panjang untuk di raih. Dibutuhkan perjuangan keras dan proses yang tidak bisa dikatakan sebentar bagi seseorang untuk mendapatkan gelar doktor. Jaman dahulu gelar Magister adalah gelar paling prestisius, namun ketika krisis moneter melanda Indonesia di akhir tahun 90-an. Semakin banyak lulusan S1 yang berlomba-lomba untuk kuliah lagi demi meraih pendidikan S2 dan meningkatkan nilai jual ke berbagai perusahaan.
Pada akhirnya di tahun 2000-an, gelar S2 menjadi gelar biasa karena saking banyaknya orang yang menyandang gelar ini. Ke depan mungkin gelar doktor atau lulusan Program S3 kelas karyawan semakin banyak, dan tidak ada salahnya Jika Anda mencoba meraihnya dari sekarang. Melanjutkan kuliah S3 di dalam negeri saja sudah sangat baik, apalagi kalau Anda mampu melanjutkan kuliah S3 di luar negeri, pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Anda.
Program kuliah S3 dengan sistem online dari Universal Institute of Professional Management seperti ini sangatlah membantu Anda dalam melewati masa pandemic seperti saat ini. Hal itupun akan menghemat waktu, tenaga, serta pikiran Anda. Universal Institute of Professional Management – UIPM adalah salah satu kampus terbaik di Eropa dan menggunakan taraf pendidikan standart International, silabus pendidikannya sekelas dengan universitas – universitas seperti HARVARD, OXFORD, MIT, CAMBRIDGE, dst.
0 notes