Tumgik
#caleg umat islam
jumadimarketing · 9 months
Text
WAKIL RAKYAT, Suwarno, Call 0812-3347-3100, Dapil 4 Caleg 2024 Suwarno , mewakili Gondangmanis - Bae - Kabupaten Kudus
KLIK https://wa.me/6281233473100, Caleg DPRD Kabupaten Kudus 2024 Suwarno, Pilihan Anak Muda Caleg 2024 Suwarno, Penyalur Aspirasi Rakyat Caleg 2024 Suwarno, Mewakili Mejobo-Bae-Undaan Caleg 2024 Suwarno, Pilihan untuk Kudus Lebih Baik Caleg 2024 Suwarno
Suwarno, A.Md - Caleg PKS 2024 untuk Kab. Kudus Desa Jepang RT 1/RW 10 No. 47 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah
(Barat Jalan Lingkar Kudus)
Langsung CALON 0812-3347-3100
Kunjungi juga: http://Suwarno.odoo.com/
caleg2024 #calegpks #calegmilenial #calegpilihan #calegpks2024 #calegKudus2024 #calegpkskekinian #calegpksKudus #calegjepang #calegmejobo
Tumblr media
0 notes
realita-lampung · 8 months
Text
PAC Minta Ketua PC Muslimat NU Lampung Utara Mundur
Tumblr media
Diduga telah melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), Ketua PC Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Utara diminta mengundurkan diri.  Permintaan untuk mengundurkan diri itu ditujukan kepada Hj Mispa selaku Ketua PC Muslimat NU Lampung Utara dan disampaikan oleh puluhan perwakilan Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Utara, Minggu 21 Januari 2024.  Dasar permintaan untuk mengundurkan diri tersebut diantaranya, Hj Mispa diduga telah berpihak kepada salah satu calon anggota legislatif, melarang muslimat NU untuk ikut pengajian diluar dari pengajian muslimat dan tidak tunduk terhadap NU tapi berdiri sendiri di organisasi muslimat.  Oleh karena itu, Hj Mispa diduga telah melanggar AD/ART pada pasal 8 poin 3 ya itu, melakukan perbuatan yang bertentangan dengan akidah akhlak, pedoman dan azas serta merusak nama baik organisasi.  Atas dasar tersebut puluhan perwakilan PAC Muslimat NU Lampung Utara memintanya untuk mengundurkan diri dan perwakilan pengurus PAC tersebut segera akan menyampaikan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Hj Mispa ke PCNU Kabupaten Lampung Utara hingga ke Pimpinan pusat.  Ketika diwawancarai, para pengurus PAC dari masing-maisng kecamatan satu persatu menyampaikan keluhan atas sikap dan ketentuan yang ditetapkan Ketua PC Muslimat NU Lampung Utara yang diduga telah melanggar ketentuan dalam AD/ART Muslimat NU tersebut.  Seperti disampaikan, Sumarti PAC Abung Semuli yang menyatakan, pada agenda Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama ke-78 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta dan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, PC Muslimat NU Lampung Utara meminta dari maisng-masing PAC 100-150 orang peserta.  Dikarenakan penuh semangat ibu-ibu muslimat NU tersebut siap mengikutinya. Namun, dalam adenda ini diduga ada rencana lain yang dimotori oleh Ketua PC Muslimat NU Lampung Utara ya itu Hj Mispa untuk mendukung salah satu caleg.  Selain itu ada ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkannya sehingga diduga telah keluar dari akidah dan akhlak Muslimat NU.  "Kita tidak boleh datang ke majelis taklim lain selain selain muslimat. Sementara muslimat inikan majelis taklim," ujarnya.  Senada juga disampaikan, Rosmelati PAC dari Kecamatan Muara Sungkai yang menuturkan, pada masa kepemimpinan Hj Mispa tidak sejalan dengan NU. Karena muslimat dilarang mengikuti pengajian lain selain dari pengajian muslimat.  Ditambahkan Lisa Matul Hikmah, pada adenda Harlah ke 78 Muslimat NU di GBK, semula mereka diminta mendata jumlah jemaah yang akan berangkat. Namun di dalam pendataan itu juga mereka diminta data jemaah yang akan mendukung salah satu caleg.  Tidak hanya itu, bahkan semula pemberangkatan dalam agenda hatlah ke 78 Muslimat NU itu juga mereka diminta sumbangan. Sedangkan permintaan awal jemaaah-jemaah yang akan berangkat ditanggung biayanya secara gratis.  Disampaikan Ketua PAC Sungkai Selatan yang diberhentikan oleh Ketua PC Muslimat NU Lampung Utara karena tidak mengikuti instruksinya.  Dirinya diberhentikan setelah ada kegiatan dan dia berhalangan hadir namun tetap memberangkatkan perwakilan dan dinyatakan tidak mengirim perwakilan.  Menanggapi itu, Wakil Ketua PC NU Lampung Utara KH Sugianto Ansori mengatakan, selama ini perjalanan roda organisasi muslimat tidak pernah berkoordinasi dengan NU. Sementara keberadaan muslimat itu sendiri lahir dari NU.  Dia juga sudah mendengar secara langsung atas keluhan-keluhan dari pengurus muslimat NU, dan dia menilai kepengurusan PC Muslimat NU Lampung Utara sudah keluar dari tujuan didirikan organisasi yang bernaung dibawah ormas islam NU tersebut. Bahkan, menurutnya, menjelang Pemilu 2024, para kader Muslimat NU diminta mengumpulkan KTP dan dokumen lainnya, untuk pemenangkan celag-caleg tertentu. Sementara sebagai ormas keislaman, Muslimat NU harus berkonsentrasi mempersatukan umat. Harus merangkul bukan memukul. “Harusnya Muslimat NU merangkul semua pihak dalam rangka menguatkan NU ditingkatan ibu-ibu pengajian. Ini malahan berbeda. Bahkan, pernah menerbitkan SP (Surat Peringatan) kepada PAC, yang berpotensi memicu konflik secara internal,” ujarnya. Sementara, Ketua PC Muslimat NU Lampung Utara saat dihubungi melalui ponselnya di nomor 08521458XXXX sekira pukul 17.15 WIB dalam kondisi non aktif, dan pesan yang dikirim melalui WhatsApp juga tidak dibalas. (**)  Read the full article
0 notes
triastariirfiani · 6 years
Text
Sepanjang jalan pulang ke rumah, yang banyak saya temukan adalah spanduk/baliho para calon legislatif (Caleg), mereka tampil dengan wajah yang keren lengkap dengan tagline masing-masing. Jarak 400 km lebih yang saya lewati hingga tiba di rumah mungkin ada ribuan baliho dan spanduk yang jaraknya hanya 200 meter setiap rumah. Seketika saya sadar, musim kampanye memang telah tiba.
Para caleg tersebut sedang memperkenalkan dirinya kepada warga masyarakat dengan suguhan visi misinya. Saya langsung flashback, Semester 3 saat kuliah pernah mendapatkan mata kuliah Ilmu Politik, Politik menurut teori klasik Aristoteles adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Kita fahami betul bahwa frame politik di mata warga Indonesia (golongan menengah kebawah) sangatlah kotor, bahkan politik dijadikan barang haram bagi mereka. Sedangkan jika kita kembalikan pada definisi awal menurut teori klasik Aristoteles, politik merupakan sebuah alat yang memiliki tujuan mulia yaitu untuk “kebaikan bersama”. Tentunya melihat fenomena tersebut, pastilah ada miss conception atau kesalahan dalam praktek perpolitikan di Indonesia. Dan satu adigium menarik yang terlontar dari dosen saya “Tak Ada Teman Abadi Dalam Politik, Tak Ada Lawan Abadi Dalam Politik yang Ada Hanyalah Kepentingan". Sebuah adigium yang sering kita dengarkan dalam perpolitikan.
Kita semua rakyat Indonesia tentunya mengharapkan pemimpin yang bersahaja, adil, peduli, dan taat kepada Allah. Kita juga tak bisa mengeneralkan bahwa semua caleg tersebut punya misi untuk diri sendiri, kita masih berharap diantara ratusan caleg masih ada yang memiliki hati dan jiwa yang bersih maju mencalonkan diri untuk sebuah niat kebaikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia serta turut andil dalam memberantas berbagai kejahatan yang sudah menjadi hal lumrah di kancah perpolitikan Indonesia.
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Suatu saat, sahabat agung berjuluk Al-Faruq ini menyodorkan pertanyaan kepada para sahabat, “Apa angan-angan kalian?” Di antara mereka ada yang berangan emas sepenuh rumah yang akan diinfakkan di jalan Allah. Sedangkan yang lain berangan-angan seisi rumah berisi mutiara, intan permata yang bisa aku infakkan dan sedekahkan di jalan Allah. Beliau terus bertanya sampai akhirnya mereka pun bingung dan bertanya, “Kami tidak tahu apa yang engkau maksudkan, wahai Amirul Mukminîn’. Akhirnya beliau menjawab, “Aku mengangan-angankan laki-laki seperti Abû ‘Ubaidah bin al-Jarrâh, Mu’âdz bin Jabal, dan Sâlim pembantu Hudzaifah yang siap dimintai pertolongan untuk menegakkan kalimat Allah.” (Al-Kandahlawi, 1999: II/500)
Benar angan-angan Umar, umat Islam saat ini butuh pemuda-pemuda calon pemimpin yang tangguh dan hebat yang siap berjuang demi Islam. Dalam lembaran sejarah umat Islam, teladan-teladan pemuda hebat begitu melimpah, tinggal kita sendiri mau atau tidak meneladani mereka. Sebut saja:
Imam Syafi’i rahimahullah hidup dalam kondisi melarat dan miskin sejak ia kecil. Tak hanya itu, ia juga yatim. Namun, akhirnya –berkat tangan dingin ibunya– Syafi’i menjadi murid yang menonjol di antara kawan-kawannya, bahkan ia mengajari teman-temannya ketika guru berhalangan hadir. Tulang-tulang kering itu ia bawa ke sekolah ketika itu usianya masih tujuh tahun. Bahkan di usia yang sama sudah hafal Al Qur’an sejak usia tujuh tahun. Ia hafal kitab al-Muwattho` Imam Malik ketika berusia sepuluh tahun. Bahkan ketika dewasa kelak, ia menjadi Imam Besar yang kemudian melahirkan madzhab Syafi’i.
Shalahuddin Al-Ayyubi (532-589 H/1138-1193 M). Sosok ini bukan saja dikenal dalam dunia Islam, di Barat pun kisahnya begitu populer, terkhusus terkait Perang Salib. Shalahuddin Al-Ayyubi, dikenal sebagai pembebas Mesir dari cengkeraman Dinasti Syi’ah Fathimiyah dan Pembebas Al Quds dari dominasi orang Kristen. Masih banyak lagi sebenarnya kehebatan sosok legendaris ini. Tapi, yang perlu diungkap dalam tulisan singkat ini adalah bahwa kegemilangan yang dicapainya bukanlah keberhasilan instan. Sejak muda, sosok Shalahuddin dikenal pemberani dan cerdas. Sebagai contoh, pada tahun 549 H (1154 M) bersama Asaduddin Syirkuh (Sang Paman) dan Nuruddin Mahmud Zanki mempu menunjukkan kepiawaiannya dengan memenangkan pertempuran merebut Damaskus (Dewi, 2009: 34). Saat itu, usianya baru enam belas tahun. Suatu usia yang masih kategori SMA kalau zaman sekarang, tapi prestasinya begitu cemerlang. Tak hanya itu, yang menarik dari sosok Shalahuddin adalah selalu bersinergi dengan ulama. Inilah yang menjelaskan bahwa salah satu kunci kemenangan Shalahuddin –setelah izin Allah- adalah berkat tangan dingin ulama yang selalu disertakannya dalam tampuk kekuasaannya. Dari Shalahuddin pemuda Islam bisa belajar mengenai keberanian, keluhuran budi, gelora perjuangan dan harmoni bersama ulama.
Muhammad Al-Fatih (1432-1481 M). Muhammad Al-Fatih menjadi Khalifah saat berusia 16 tahun. Pada saat usia 21 tahun, beliau bisa menaklukkan Kontantinopel yang sejak delapan abad berusaha dibebaskan dari cengkeraman Romawi Timur, namun pada masa Al-Fatihlah jantung pertahanan Romawi Timur itu bisa ditaklukkan.Al-Fatih termasuk pemuda hebat yang berpikir out of the box. Sebagai contoh, saat hendak menyerang Konstatinopel, beliau memiliki ide untuk menjalankan kapal dari daratan. Ide ini, meski melibatkan tenaga fisik yang banyak, tapi pada faktanya terhitung sangat efektif. Terbukti, serangan yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya oleh musuh ini menuai hasil gemilang. Selain itu, Al-Fatih adalah figur pejuang yang dekat dengan ulama dan rajin beribadah.
Kembali ke topik, kita merindukan sosok pemimpin seperti para nama-nama diatas. Bahkan merindukan sosok seperti Umar bin Khattab.
Pemimpin yang menenangkan bukan membuat gelisah, pemimpin itu melayani dan melindungi. Membaca kisah Umar bin Khattab sang Khalifah kedua setelah Abu Bakar RA tidak akan pernah membuat kita berhenti untuk berdecak kagum, sekaligus menjadi tanda tanya besar pada rasa pesimis kita melihat kondisi pada saat ini. Masih adakah sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab?
Siapa yang tidak dibuat kagum dengan kisah Umar RA, ketika dalam 'blusukannya' di malam hari mendapati seorang Ibu yang sedang memasak batu demi menenangkan anak-anaknya yang sedang lapar. Kala itu Umar tidak banyak bicara, Umar berlari menuju gudang penyimpanan gandum, memanggul sendiri karung gandum dan memasak langsung gandum tersebut untuk si ibu dan anak-anaknya yang sedang kelaparan, bahkan ketika sahabatnya menawarkan bantuan dengan tegas Umar menjawab "Apakah kau mau memikul dosaku diakhirat kelak karena lalai memperhatikan rakyatku?".
Rasulullah mengajarkan empat sifat yang dimilikinya sebagai landasan yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu, Shiddiq (Benar), Amanah (Bisa Dipercaya), Tabligh (Menyampaikan), dan Fathonah (Cerdas). Ke empat sifat itu haruslah satu paket, tidak dipisahkan atau hanya dimiliki dan diamalkan salah satunya saja.
Sosok Umar bin Khattab benar-benar mengaplikasikan apa yang telah Rasulullah ajarkan tentang empat sifat yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu Sidiq, Tabligh, Amanah dan Fatanah. Sosok Umar yang ketika dirinya terpilih menjadi Khalifah langsung tertunduk dan gemetar karena merasakan beban berat amanah yang harus dia laksanakan, bahkan dalam pidatonya Umar begitu terbuka meminta diluruskan ketika dirinya melenceng dari perintah Allah dan ajaran Rasulullah "Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasulnya, bila aku mendurhakai Allah dan Rasulnya, tidak ada kewajiban patuh kepadaku" begitulah penggalan ucapan Umar dalam pidatonya. Sejak terpilihnya menjadi khalifah, Umar tampil menjadi sosok pemimpin yang dicintai dan dirindukan oleh rakyatnya.
Kita tidak pernah tahu, pada situasi seperti apa sosok pemimpin adil dan bijaksana seperti Umar bin Khattab muncul. Yang bisa kita lakukan saat ini adalah ikhtiar mencari pemimpin sejati. Tentu hal tersebut dimulai dari diri kita. Kita sebagai pemilih dibekali kecerdasan untuk menilai dan membuat keputusan. Memilih bukan karena embel-embel bingkisan ataupun bungkusan. Selamat berdemokrasi!
Sinjai, Januari 5 th 2019
Tumblr media
2 notes · View notes
ayojalanterus · 3 years
Text
Kekuasaan itu Tak Kenal Agama
Tumblr media
 Oleh:Tony Rosyid  SERINGKALI kita dengar kalimat "Islam disudutkan". Di Eropa, masyarakat Kristen juga merasa bahwa Kristen dipinggirkan. Terutama di Prancis yang sejak 1905 secara ekstrem memisahkan negara dari gereja. Bergantung agama apa yang berhadapan dengan kekuasaan, seringkali merasa disudutkan dan dipinggirkan. Secara umum, bagi kekuasaan, agama tidak begitu penting kecuali sebagai alat legitimasi dan pemberi dukungan sosial. Agama apapun, Kalau memberikan dukungan sosial (social capital), didekati, diajak kerjasama, dan dimanfaatkan. Memang, Islam di Timur Tengah dan Kristen di Eropa di masa lampau, serta Yahudi di Israel dan Islam di Arab Saudi saat ini, memiliki situasi dimana agama dan kekuasaan tidak saja harmonis, tapi menyatu. Keduanya bisa berbagi bersama karena saling membutuhkan dan saling meligitimasi. Namun, hubungan kekuasaan dan agama tak selalu akur. Bahkan seringkali memakan korban di sepanjang sejarah. Penindasan kekuasaan terhadap umat beragama (atau kelompok keagamaan) dan pemberontakan atas nama agama terhadap kekuasaan sering terjadi. Intinya, kekuasaan rukun dengan umat beragama jika agama itu dibutuhkan. Tapi, ketika agama jadi ancaman, cerita akan terlihat sebaliknya. Era pemilihan umum di banyak negara, agama sering menjadi bagian dari isu penting. Bergantung kecenderungan pemilih. Kalau pemilihnya punya fanatisme terhadap agama tertentu, maka para tokohnya direkrut dan dilibatkan sebagai vote getter. Narasi agama muncul menjadi penguat legitimasi. Semata-mata untuk mencari dukungan suara. Hal ini terjadi di Indonesia. Musim pemilu, ulama, kiai, ustaz, pendeta, dan tokoh-tokoh agama laris dan banjir proyek. Kontrak kampanye bertebaran. Selesai kampanye, the end. Sebaliknya, jika di negara di mana pemilihnya antiagama, maka isu agama dijadikan sebagai common enemy. Musuh bersama. Bukan karena calon penguasa tidak suka dan benci terhadap agama tertentu. Tidak! Tapi lebih pada upaya mendapatkan simpati dan dukungan pemilih yang phobia terhadap agama itu. Only that. Di Amerika, Australia, Prancis, dan beberapa negara Eropa lainnya, kampanye anti Islam seringkali muncul saat pemilu. Bukan karena calon presiden atau perdana menteri enggak suka sama Islam. Tapi ini semua dilakukan untuk mengambil suara dari kantong pemilih yang anti dan phobia terhadap Islam. Setelah jadi presiden, mereka tidak benar-benar memusuhi Islam. Meski terkadang memang ada yang benci terhadap Islam. Ini cenderung sebagai oknum dan lebih bersifat kasuistik. Tidak bisa digeneralisir. Sebab dalam politik, kepentingan umumnya menetralisir hal-hal yang berkaitan dengan perasaan personal, termasuk rasa suka dan kebencian. Banyak orang mati rasa ketika jadi pemimpin. Sebaliknya, di Indonesia, capres-cawapres, para caleg dan calon kepala daerah, justru menggunakan narasi agama, bahkan melibatkan para agamawan, terutama ulama dan ustaz sebagai juru kampanye. Bukan karena mereka religius. Bukan lantaran mereka taat beragama lalu mengusung isu agama, tidak! Kampanye pakai peci, tapi enggak shalat. Mengutip Alkitab, tapi enggak pernah ke gereja. Ini hal biasa. Dan faktanya, saat menjabat, nyaris tak ada kepentingan agama, ulama dan umat yang diperjuangkan. Para politisi secara umum hanya memanfaatkan fanatisme keagamaan pemilih untuk meraih dukungan. Mungkin mengecualikan PKS, karena mendedikasikan sebagai partai dakwah. Melekat agama dalam perjuangannya. Sampai hari ini, tampaknya masih konsisten. Dalam proses kekuasaan, kalau agama itu resisten dan jadi ancaman bagi kekuasaan, ya disikat. Disingkirkan. Setidaknya dipinggirkan. Entah dengan cara dipreteli legilltimasinya, dikurangi perannya, dibubarkan ormasnya, dikriminalisasi dan diteroriskan tokoh-tokohnya, atau diadu domba hingga dengan sendirinya porakporanda. Ini bukan karena penguasa benci dan tidak suka pada agama. Sama sekali tidak. Ini semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan dimana penguasa merasa terancam oleh aksi kelompok keberagamaan tertentu. Dalam konteks ini, menjadi tantangan bagi umat beragama untuk selalu mengasah kemampuannya membangun komunikasi dan bernegosiasi dengan kekuasaan, beradaptasi, atau setidaknya jika ingin berpolitik, bahkan beroposisi, dibutuhkan kemampuan strategi yang mampu memenangkan agama dalam dialektikanya dengan kekuasaan. Sehingga, agama akan selalu bisa eksis dalam dinamika kekuasaan yang terus bergilir dan berganti-ganti aktornya. Di sini butuh kemampuan menterjemahkan formalitas, normalitas dan moralitas agama ke dalam konteks yang terus menuntut perubahan. Simbol, atribut, dan ajaran normatif dalam agama sangat penting, namun mesti dikemas dalam bentuk aksi perjuangan yang tepat dan lebih taktis. Sebab, agama tanpa strategi perjuangan yang tepat pada faktanya telah mengambil banyak resiko bagi nasib pemeluk dan eksistensi masa depan agama itu sendiri. Satu sisi, agama tidak boleh kehilangan prinsip dan nilai-nilai fundamentalnya, tapi disisi lain, untuk eksis dan punya pengaruh, meniscayakan langkah-langkah operasional yang strategis. Ekpresi keberagamaan rentan untuk berhadap-hadapan, bahkan bermusuhan dengan kekuasaan. Di sinilah umat beragama seringkali mengambil risiko ketika kekuasaan sudah mulai merasa terancam. Relasi pro-kontra agama-kekuasaan dalam sejarah mesti mampu mematangkan umat beragama untuk membuat pilihan-pilihan yang lebih strategis agar agama terus mampu mempertahankan eksistensinya dan punya ruang untuk menebarkan pengaruh sosialnya. (Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)
source https://www.kontenislam.com/2021/04/kekuasaan-itu-tak-kenal-agama.html source https://www.ayojalanterus.com/2021/04/kekuasaan-itu-tak-kenal-agama.html
0 notes
umafayy · 7 years
Text
Karena yang Shalih untuk yang Shalih
Bismillah. Mamaknya Utsman pengen nulis yang agak serius dikit. Tapi tolong jangan dibully ya plis plis, diri ini belum siap kena bully ✌ __________________
“Untuk menghentikan kemaksiatan dan kemungkaran, seorang ustadz atau muballigh atau laskar ormas Islam perlu waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tetapi dengan kekuasaan alias keputusan politik cukup 1 hari tanda tangan kepala dinas atas perintah gubernur: Alexis tutup! Ayo umat Islam jangan alergi politik, mari rebut kekuasaan dengan memilih para caleg dan calon kepala daerah serta calon presiden untuk kepentingan Islam dan kemajuan NKRI. Allahu Akbar!!!”
Kalimat dari sebuah poster yang saya temui di salah satu WhatsApp Group. Ada yang salah? Tidak juga. Memang benar pak Anies-Sandi di awal masa kepemimpinan menepati janjinya untuk ber-nahi mungkar dengan menutup satu pintu kemaksiatan di DKI Jakarta. Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya semua urusan menjadi baik.
Namun saya tidak nyaman dengan frasa “Mari rebut kekuasaan” di sana 😭 Apa iya kita dalam berislam, dalam berdakwah tujuan kita adalah kekuasaan? Atau, memang benarkah bahwa berkuasa adalah kendaraan yang paling tepat?
Bukankah Rasulullah dulu saat mulai berdakwah “digoda” oleh pembesar Quraisy dengan tawaran menjadi pemimpin kabilah-kabilah Quraisy? Apakah beliau menerimanya? Bukankah jika logika “berkuasa maka akan mudah membuat kebijakan yang memihak umat islam” memang tepat, maka rasulullah akan mengambil tawaran tersebut dan menjadikan hukum Islam berkuasa atas Makkah? Tapi nyatanya tidak. Rasulullah mengambil langkah yang mungkin kita pandang “kurang strategis”. Berdakwah sedikit demi sedikit, mengenalkan Allah, menumbuhkan rasa cinta, takut dan harap atas Allah, memperkuat akidah tauhid. Hingga muncullah ksatria-ksatria muslim yang rela syahid demi membela agamanya. Yang Allah ridho pada mereka dan mereka pun ridho pada Allah. Ksatria-ksatria tang dijanjikan syurga oleh Allah. Dan akhirnya, Islam berjaya juga kan di Makkah bahkan mendunia? MasyaaAllah
Sebab frasa tersebut begitu berbahaya bagi saya. Ketika niat bukan lagi karena Allah melainkan demi kekuasaan. Atau seminimalnya, mengakibatkan orientasi segala ikhtiar adalah demi dapat berkuasa, bukan lagi demi keridhoan Allah. Bukankah tugas kita adalah ikhtiar mengilmui islam, mengamalkan islam sebaik mungkin, mensyiarkan dan mengajarkan islam, masalah akhirnya islam berkuasa, bukankah itu hak Allah sepenuhnya? Atas dasar apa kita bisa yakin bahwa dengan berkuasa maka umat Islam akan selamat dan berjaya? Pun jika umat islam berjaya apakah Allah ridho? Bukankah Allah sengaja membuat situasi genting di perang Uhud dan Hunain agar kaum muslimin kembali ingat bahwa kemenangan sungguh-sungguh berasal dari Allah, bukan karena banyaknya pasukan atau hebatnya strategi mereka. Bukankah tugas kita sebenar-benarnya adalah senantiasa kembali kepada Allah? Supaya Allah menolong agama dan umat ini, di tengah kondisi yang seperti ini.
Selain itu, para ulama kaliber berpendapat bahwa urusan memberi suara dalam pemilu adalah masalah yang berbeda-beda tergantung dari waktu, tempat dan keadaan. Masalah ini tidak bisa dipukul rata untuk setiap keadaan. Karenanya harus dikembalikan kepada ulama dengan menimbang kaidah-kaidah yang ada (Syaikh Sholeh Al Munajjid). Syaikh Albani pun memaparkan kasus bahwa pada kenyataannya janji mengutamakan kepentingan islam hanyalah untuk membius, jika harus mengesahkan kebijakan yang bertentangan dengan nilai islam mereka hanya berkata “Belum tiba waktunya untuk melakukan perubahan”. Dan banyak pula calon pemimpin muslim yang melepaskan atribut dan identitas keislamannya dengan dalih agar tidak canggung. Berniat memperbaiki orang lain malah dirinya sendiri yang rusak. (Selengkapnya mohon baca: https://muslim.or.id/20605-fatwa-ulama-memberikan-suara-dalam-pemilu.html)
Kasus yang diuraikan Syaikh Albani ini ternyata mudah saya temui di lingkungan saya. Misalnya, untuk pemilihan sekelas ketua BEM universitas saja, terjadi fenomena “berniat memperbaiki malah ikut rusak” tersebut. Saat digadang sebagai calon ketua BEM, citra yang dimunculkan adalah shalih apalagi didukung lembaga dakwah dan memang begitulah, nampaknya memang benar shalih. Begitu jadi ketua BEM, yang semula untouchable jadi mau salaman dan deket-deketan sama gadis-gadis 😩. Ukhti-ukhtinya yang semula sangat menjaga diri, jadi rela ikut rapat sampai dini hari dan akhirnya rela pulang dibonceng lelaki😭. Begitu mudahnya menceburkan diri dalam situasi yang dianggap “darurat”. No offense ya, ini cuma contoh dan tentunya tidak dapat digeneralisasi. Dan jika memang ada tokoh muslim yang “kuat” dan bener-bener lurus lillahi ta'ala sok aja atuh nyaleg, nyawalkot, nyagup, nyapres atau apapun itu.
Lagipula, bukankah pemimpin itu cerminan dari rakyatnya? “Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan” (QS Al An’am:129) Fakhruddin Ar Razi mengatakan, “Jika rakyat ingin terbebas dari penguasa yang zalim maka hendaklah mereka meninggalkan kezaliman yang mereka lakukan”(Tafsir At Tahrir wat Tanwir karya Ibnu Asyur. Sumber: http://ustadzaris.com/pemimpin-yang-zholim)
Dengan demikian, daripada fokus untuk “mari berkuasa” bukankah lebih baik kita berlomba-lomba meninggalkan kezaliman yang masih kita perbuat. Bukankah lebih baik kita berusaha tinggalkan ghibah, namimah, saling mencaci, meninggalkan makanan haram, jalan rizki yang haram, tontonan yang tidak bermanfaat dan justru mendatangkan dosa, dan kezaliman-kezaliman lain. Bukankah lebih baik kita perbanyak menghadiri majelis ilmu, perdalam ilmu kita tentang mengenal Allah, mengenal rasul, mengenal keutamaan-keutamaan ibadah, perbanyak upaya mendekatkan diri dengan Allah, perbanyak saling menolong dan amal shalih lainnya.
Terlihat kurang strategis? Bisa jadi iya jika kita yang mempersepsinya. Tapi ini adalah amalan yang dituntunkan sendiri oleh Allah. Jika diantara sesama orang zalim saja Allah mengangkat pemimpin (walaupun zalim pula), mana mungkin tidak ada pemimpin diantara orang shalih? Jika kita telah berikhtiar menjadi shalih, bukankah kita dapat meminta pada Allah, “Ya Allah kami sudah berupaya menjadi shalih, maka berikanlah kami pemimpin yang shalih”. Dan atas kuasa Allah, Insya Allah pemimpin shalih itupun akan muncul.
Hmm, panjang juga ya. Yasudah demikianlah uneg-uneg mamak-mamak satu ini. Boleh setuju boleh endak. Namanya juga berpendapat. Yang penting pokoknya jangan bully aja ya✌. Jangan lupa kalo mau mengingatkan dengan cara yang baik, maklum mamak-mamak ini gampang baper. Kalo lagi bapet ntar dapur ga ngebul karena jadi males masak. Sekarang mamaknya Utsman mau balik ke dapur dulu ya. Assalamualaikum. Mohon maaf kalo banyak salah-salah yaaa.
1 note · View note
liputanviral-blog · 5 years
Text
Jelang Pencoblosan, PPP Jaga Basis Suara di Luar Negeri
LiputanViral - Jelang pemungutan suara Pemilu 2019 pada 17 April mendatang, caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin gencar melakukan pendekatan kepada pemilih dan tentunya juga menjaga basis suaranya, tidak terkecuali di luar negeri. Caleg DPR RI dapil DKI 2 yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri Rendhika Deniardy Harsono mengatakan ada kedekatan kultur dan historis PPP dengan para WNI di luar negeri. "Kedekatan kultural dan historis ini yang mendekatkan PPP dengan para WNI yang berada di luar negeri. Orang tua mereka tinggal di Indonesia yang notabene mereka PPP," kata anggota DPRD DKI Jakarta ini melalui keterangan, Senin (25/3). Diakui Rendhika, dirinya akan memanfaatkan dua hal tersebut untuk mendapatkan dukungan dari konstituten. "Kami terus ikhtiar ke kantong-kantong basis suara PPP di Singapur, Malaysia, Brunei dan Hongkong di antaranya," ujarnya. Ia yakin PPP akan mendapatkan dukungan suara WNI di Luar Negeri karena memperjuangkan aspirasi dari semua stakeholder. "Kami akan melakukan pembinaan terhadap titik-titik yang kami sambangi. Sejauh ini lebih dari 100 titik yang sudah kami datangi dari berbagai negara," tambahnya. Kata Rendhika, seluruh caleg PPP, khususnya dapil 2 DKI Jakarta, akan berkhidmat dan solid membesarkan rumah besar umat Islam, yaitu PPP. "Insya Allah WNI di Luar Negeri khususnya akan memberikan kepercayaan nya dan dukungan kepada kami," tuturnya. Menyinggung permasalah WNI yang berada di luar negeri, di antaranya perlindungan dari pemerintah, menurut kami dibawah kepemimpinan pak Jokowi sudah baik, namun perlu ditingkatkan secara umum. "Permasalahan TKI ilegal menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Karena yang ilegal sulit mendapat perlindungan dari negara," ucap Rendhika. Sementara itu, Yayuk Yuliani, tokoh perempuan Majelis Taqlim Yuen Long di Hong Kong mengatakan para WNI di negara tersebut berharap para anggota parlemen hasil Pemilu 2019 nanti mengerti apa yang dibutuhkan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) seperti dirinya. "Khususnya kepastian jam kerja, jaminan kesehatan dan pelayanan konsuler yang optimal," jelasnya. Dia pun mengingatkan, para PMI telah memberikan sumbangsih yang tidak sedikit, yaitu memberikan pemasukan devisa bagi Indonesia. "Ini harus diketahui oleh para anggota DPR dalam membuat Undang-undang agar memastikan perlindungan kepada kami para PMI," katanya. Read the full article
0 notes
calegpks-blog · 6 years
Text
Profil Singkat Caleg PKS DPR RI di DKI Jakarta II - Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri
No. Urut: 1
Nama: DR. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA
Tanggal Lahir: 08-04-1960
Pendidikan: S3
Pekerjaan: Anggota DPR 2014-2019
Motivasi: Mewujudkan Indonesia sebagai masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat berdasarkan ukhuwah islamiyah, kebangsaan, kemanusiaan dalam bingkai Pancasila, NKRI, UUD Negara Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.
Target/Sasaran:
1. Menghasilkan produk legislasi DPR RI yang berkualitas
2. Melakukan advokasi anggaran yang pro rakyat
3. Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi pemerintahan di daerah pemilihan
No. Urut: 2
Nama: Dr. HJ. Kurniasih Mufidayati, Msi.
Tanggal Lahir: 19-02-1970
Pendidikan: S3
Pekerjaan: Dosen
Motivasi: Dakwah dan membela kepentingan rakyat.
Target/Sasaran: Mengoptimalkan 3 fungsi Anggota DPR: pengawasan, penganggaran dan legislasi.
No. Urut: 3
Nama: Dr. Naharus Surur, M. Kes
Tanggal Lahir: 15-08-1966
Pendidikan: S2
Pekerjaan: Swasta
Motivasi: Berkhidmat untuk rakyat dan bangsa
Target/Sasaran:
1. Membuat UU
2. Budgeting
3. Pengawasan terhadap eksekutif
4. Menyambung suara rakyat
No. Urut: 4
Nama: Hj. Ofiyati Sobriyah, SH. SpN
Tanggal Lahir: 20-06-1960
Pendidikan: S2
Pekerjaan: Notaris
Motivasi: Saya akan menjalankan amanah sebagai caleg ini dengan sebaik-baiknya, semata menjalankan syiar Islam dalam melaksanakan dan mencapai masyarakat madani dan bermartabat sesuai tuntunan Islam.
Target/Sasaran: -
No. Urut: 5
Nama: HJ. Zahrina Nurbaiti, S.Sos,S.Sos.I, MM
Tanggal Lahir: 27-07-1970
Pendidikan: S2
Pekerjaan: Wirausaha
Motivasi: In Syaa Allah karena diamanahkan Partai Keadilan Sejahtera dan sayapun ingin memberikan kontribusi yang jauh lebih besar lagi terhadap agama,masyarakat,bangsa dan NKRI dalam rangka berkhidmat untuk umat,aamiin
Target/Sasaran
1. Melakukan ketiga fungsi DPR RI dengan sebaik-baiknya yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan
2. Memberikan keteladanan bagi anggota DPR lainnya dengan memberikan kinerja yang terbaik dalam bekerja. Misal selalu datang on time, menghadiri rapat-rapat komisi, menjadi Aleg DPR RI yang aktif dan proaktif. Tidak sekedar datang, duduk, diam, dan duit
3. Mengupdate setiap kegiatan yang dilakukan di medsos, agar masyarakat/konstituen tahu apa-apa saja yang telah saya kerjakan selaku Anggota DPR RI dan program-program apa saja yang akan digulirkan.
4. Akan lebih meningkatkan perhatian dan peduli pada permasalahan perempuan, anak dan keluarga. Sehingga masalah KDRT, traffacking dapat dihindarkan dengan terbentuknya UU yang memayunginya.
No. Urut: 6
Nama: Farouk Abdullah Alwyni, SE, MA, MBA.
Tanggal Lahir: 27-11-1969
Pendidikan: S2
Pekerjaan: Swasta
Motivasi:
- Ingin ikut berbuat sesuatu untuk pembangunan dan kemajuan Indonesia.
- Sebagai sarana ibadah sosial untuk ikut berkontribusi meningkat-kan kemaslahatan umat dan bangsa.
- Mensinergikan antara Islam dan Indonesia.
Target/Sasaran:
- Mentransformasi negara menjadi instrumen yang bermanfaat untuk masyarakat.
- Menciptakan birokrasi yang bersih dan melayani.
- Merasionalisasi regulasi.
- Penegakan hukum yang bersih, melayani, dan profesional.
- Pengurangan ketimpangan pendapatan.
- Penguatan ekonomi dan keuangan Syariah.
No. Urut: 7
Nama: Meutia Geumala, S.E.
Tanggal Lahir: 15-03-1974
Pendidikan: D4/S1
Pekerjaan: Swasta
Status Khusus: Tidak Ada
Motivasi: Karena pencalonan ini adalah amanah, maka saya niatkan untuk ibadah dan berharap bisa memberi memberi manfaat untuk umat.
Target/Sasaran: Berusaha memperjuangkan aspirasi yang membuat rakyat :
- Meningkat taraf pendidikannya terutama pemahaman agamanya.
- Meningkat kesejahteraannya.
- Terpenuhi rasa keadilannya.
- Maksimal merasakan manfaat pembangunan.
Sumber: https://infopemilu.kpu.go.id/pileg2019/pencalonan/daftar-calon/perubahan-dct/8
0 notes
primavardhana · 6 years
Photo
Tumblr media
CNN Indonesia ‐‐ Pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihabmenyatakan haram memilih capres dan calegyang berasal dari partai penista agama. Hal itu disampaikan Rizieq dalam rekaman ceramah di dalam Reuni Aksi 212. Dia menuturkan dalam beberapa tahun terakhir sejumlah pembiaran dilakukan di antaranya soal perlindungan terhadap pelaku penodaan agama. Selain itu, dia juga menyinggung soal utang dan ekonomi riba, kebohongan yang dibiarkan hingga kemaksiatan. Oleh karena itu, Rizieq meminta umat Islam meneruskan amanat perjuangan dalam Pilpres dan Pileg pada 2019. "Bahwasanya di Pilpres haram memilih capres dan caleg yang diusung partai yang diusung partai penista agama," kata Rizieq dalam rekaman tersebut, Minggu (2/12). (detil berita baca di CNNIndonesia.com agar gak gagal jantung) #UkhuwahIslamiyah #2019PilpresJujurBermartabat #2019TolakPemimpinIngkarJanji #2019TolakCapresPembohong #2019SaatnyaRakyatCerdas #2019SaatnyaMuslimCerdas #2019GantiPresiden #2019GantiKepeminpinanNasional #2019PrabowoSandi #2019PrabowoPresiden #RumahKartanegara https://www.instagram.com/p/Bq89rYvHgiP/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=9kny60na70sz
0 notes
malangtoday-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Serba-serbi Reuni Aksi 212! Dari Rizieq, Prabowo, Sampai Anies
MALANGTODAY.NET - Ribuan umat Islam hari ini, Minggu (2/12/2018) berbondong-bondong menghadiri reuni aksi 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Dalam aksi tersebut lagu 2019 ganti presiden berkumandang usai pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab menyampaikan pidato melalui rekaman video. Dalam rekaman video tersebut, Rizieq menyatakan bahwa haram hukumnya memilih capres dan caleg yang berasal dari partai penista agama. Ia juga menyatakan bahwa beberapa tahun terakhir telah terjadi pembiaran dan bahkan adanya perlindungan terhadap pelaku penodaan agama.[irp] "Bahwasanya di Pilpres haram memilih capres dan caleg yang diusung partai yang diusung partai penista agama," kata Rizieq, dikutip dari CNN Indonesia, pada Minggu (2/12/2018). Selain lagu 2019 ganti presiden, nama capres nomor urut dua, Prabowo Subianto juga berkali-kali diteriakkan oleh massa. Prabowo memang diketahui sempat hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Prabowo mengucapkan terimakasih karena telah diundang dan diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari acara itu. "Saya datang dari Kebayoran, jalan dengan tertib menggendong anaknya. Tertib, damai, saya bangga sebagai anak Indonesia dan saya bangga sebagai muslim di Indonesia," kata Prabowo, dikutip dari Tribunnews.com. Tak hanya Prabowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga hadir dalam reuni akbar tersebut. Ia juga berkesempatan untuk menyampaikan pidato sambutan dalam acara itu.[irp] Sebagaimana kita ketahui, aksi 212 pada awalnya muncul sebagai respon dari ucapan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tentang surat Al Maidah yang dianggap menistakan agama Islam. Ahok sendiri saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI. Saat itu, Ahok juga tengah mencalonkan diri sebagai Guberneud DKI untuk periode selanjutnya atas dukungan partai PDIP. Namun ia dinyatakan bersalah dan menerima vonis 2 tahun penjara atas kasus tersebut.
Penulis : Kistin S Editor : Kistin S
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/serba-serbi-reuni-aksi-212-dari-rizieq-prabowo-sampai-anies/
MalangTODAY
0 notes
wartakanlah · 6 years
Text
Ketika Ma’aruf Amin Berbicara Soal Sistem Khilafah di Indonesia
JAKARTA, dawainusa.com – Bakal Calon Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’aruf Amin menjelaskan terkait alasan mengapa sistem Khilafah tidak mendapat tempat bahkan secara tegas ditolak untuk diterapkan di Indonesia.
Ia mengatakan, sistem Khilafah sudah jelas ditentang di Indonesia karena paham itu sangat bertentangan dengan Islam yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa Indonesia.
“Orang bertanya kenapa khilafah ditolak di Indonesia? Apa itu tidak Islami? Islami, tetapi yang Islami bukan hanya khilafah,” ujar Ma’aruf ketika memberikan sambutan dalam acara Pekan Orientasi Caleg DPR RI Partai NasDem 2019 di Jakarta, Minggu (2/9).
Baca juga: Rangkul Ulama, Maruf Amin: Dulu Saya yang Gerakkan Aksi 212
Penolakan terhadap sistem Khilafah ini, jelas Ma’aruf, tidak berarti bahwa hal itu tidak Islami. Bagi Ma’aruf, yang Islami itu tidak hanya soal Khilafah belaka. Masih banyak hal-hal lain di Indonesia yang juga sangat Islami.
Menurut Ma’aruf, sistem republik yang sudah diterapkan di Negara Indonesia ini merupakan sesuatu yang sudah bersifat Islami.
“Lalu kenapa khilafah ditolak? Bukan ditolak, tapi tertolak. Karena menyalahi kesepakatan. Karena sistem kenegaraan Indonesia, sistem republik,” ujar dia.
Ma’aruf sendiri mengatakan bahwa meskipun umat Islam menjadi mayoritas di Indonesia, itu tidak berarti bahwa Indonesia merupakan sebuah negara Islam yang di dalamnya nilai-nilai Islam diterapkan seabgai aturan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia sendiri menegaskan, Indonesia sesungguhnya merupakan sebuah negara kesepakatan yang ditopang oleh Pancasila dan UUD 1945. Islam yang diterapkan di Indonesia, terang dia, merupakan Islam Kaffah yang disertai dengan kesepakatan.
“Islam Indonesia adalah Islam kaffah wa almizwah yang disertai kesepakatan. Beda dengan Saudi, Islam saja. Islam saja tanpa mizwah itu DI/TII. Itu yg disebut Islam Nusantara, Islam beserta kesepakatan,” tutur Ma’aruf.
Untuk itu, sebagai pendamping Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti, Ma’aruf berkomitmen untuk membantu Jokowi untuk mengatasi konflik ideologis, yakni soal rencana pendirian negara Khilafah dan penolakan terhadap Pancasila yang selama ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia.
“Jadi saya berharap kita berjalan periode kedua ini memantapkan tatanan kehidupan, tidak boleh lagi ada pembicaraan yang mengarah ke konflik ideologis,” ucap Ma’aruf.
Penerapan Sistem Khilafah sebagai Sebuah Kemunduran
Penolakan sistem Khilafah untuk diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memang sudah ditegaskan oleh para pendiri bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno.
Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Neng Dara Affiah pernah menerangkan bahwa sejak berdirinya bangsa dan negara ini, Ir. Soekarno telah secara tegas menolak diterapkannya sistem tersebut.
Penerapan sistem ini di dalam sebuah negara modern seperti Indonesia, demikian Dara menerangkan pandangan Soekarno, merupakan suatu bentuk kemunduran karena mereka terjebak dalam suatu ilusi masa lalu.
Baca juga: Pos Islamisme Sandi, Akankah Toleran Terhadap Non Muslim?
“Sistem pemerintahan khilafah yang didengungkan Sukarno merupakan pemikiran mundur karena berilusi mengembalikan kejayaan di masa lalu untuk dihadirkan lagi di masa kini,” jelas Dara.
Sistem Khilafah ini, kata Dara, sebenarnya merupakan sebuah produk politik yang pernah diterapkan di masa lalu. Untuk konteks politik di zaman dahulu, sistem ini memang sangat cocok karena sesuai dengan roh zaman dan kondisi masyarakat pada saat itu.
Akan tetapi, dengan merujuk pada pemikiran Soekarno, Dara mengatakan, ketika sistem ini diterapkan untuk konteks kehidupan masyarakat modern yang semakin plural seperti di Indonesia, sistem tersebut sudah sangat tidak cocok atau tidak dapat berlaku.
“Masa lalu punya cara dan logikanya sendiri sebagaimana masa sekarang dan masa depan mesti mempunyai cara dan logikanya tersendiri pula untuk menyongsong kemajuannya,” kata Dara.
Harus Berorientasi pada Kemajuan
Untuk tidak terjebak dalam ilusi yang ditawarkan oleh sistem Khilafah tersebut, demikian Dara, Soekarno menerangkan bahwa masyarakat Indonesia dalam hal ini ialah umat Islam mesti memiliki orientasi pada kemajuan.
Selain itu, terang Dara menjelaskan pandangan Soekarno, umat Islam di Indonesia juga diharapkan agar di masa modern ini, mereka memiliki kewajiban untuk memperbaiki segala bentuk ketertinggalan yang ada.
Baca juga: Cerita Sang Istri yang Mengaku Khawatir dengan Ma’ruf Amin
Hal ini bagi Soekarno sangat penting agar masa depan umat Islam itu menjadi semakin lebih baik. “Menjadi muslim tidak hanya berasik-masyuk dengan pelbagai ritual keagamaan, tetapi sama pentingnya juga membangun kemajuan peradaban umat manusia,” tutur dia.
Untuk mengembalikan kejayaan di masa lalu, demikian Soekarno, umat Islam tidak harus kembali bermimpi dan mewujudkan hal itu dengan perjuangan menerapkan Khilafah.
Akan tetapi, kejayaan itu bisa diterapkan dengan cara mengikuti kemajuan zaman sambil bersikap kritis selektif terhadapnya. “Bukan kembali pada Islam yang dulu, bukan kembali pada ‘zaman khalifah, tetapi lari ke muka, lari mengejar zaman,” terang Dara dengan meniru ujaran Soekarno.*
Selengkapnya: Ketika Ma’aruf Amin Berbicara Soal Sistem Khilafah di Indonesia
https://www.dawainusa.com/ketika-maaruf-amin-berbicara-soal-sistem-khilafah-di-indonesia/#utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=ketika-maaruf-amin-berbicara-soal-sistem-khilafah-di-indonesia
0 notes
kemocengrapi · 6 years
Text
Ketika Ma’aruf Amin Berbicara Soal Sistem Khilafah di Indonesia
JAKARTA, dawainusa.com – Bakal Calon Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’aruf Amin menjelaskan terkait alasan mengapa sistem Khilafah tidak mendapat tempat bahkan secara tegas ditolak untuk diterapkan di Indonesia.
Ia mengatakan, sistem Khilafah sudah jelas ditentang di Indonesia karena paham itu sangat bertentangan dengan Islam yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa Indonesia.
“Orang bertanya kenapa khilafah ditolak di Indonesia? Apa itu tidak Islami? Islami, tetapi yang Islami bukan hanya khilafah,” ujar Ma’aruf ketika memberikan sambutan dalam acara Pekan Orientasi Caleg DPR RI Partai NasDem 2019 di Jakarta, Minggu (2/9).
Baca juga: Rangkul Ulama, Maruf Amin: Dulu Saya yang Gerakkan Aksi 212
Penolakan terhadap sistem Khilafah ini, jelas Ma’aruf, tidak berarti bahwa hal itu tidak Islami. Bagi Ma’aruf, yang Islami itu tidak hanya soal Khilafah belaka. Masih banyak hal-hal lain di Indonesia yang juga sangat Islami.
Menurut Ma’aruf, sistem republik yang sudah diterapkan di Negara Indonesia ini merupakan sesuatu yang sudah bersifat Islami.
“Lalu kenapa khilafah ditolak? Bukan ditolak, tapi tertolak. Karena menyalahi kesepakatan. Karena sistem kenegaraan Indonesia, sistem republik,” ujar dia.
Ma’aruf sendiri mengatakan bahwa meskipun umat Islam menjadi mayoritas di Indonesia, itu tidak berarti bahwa Indonesia merupakan sebuah negara Islam yang di dalamnya nilai-nilai Islam diterapkan seabgai aturan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia sendiri menegaskan, Indonesia sesungguhnya merupakan sebuah negara kesepakatan yang ditopang oleh Pancasila dan UUD 1945. Islam yang diterapkan di Indonesia, terang dia, merupakan Islam Kaffah yang disertai dengan kesepakatan.
“Islam Indonesia adalah Islam kaffah wa almizwah yang disertai kesepakatan. Beda dengan Saudi, Islam saja. Islam saja tanpa mizwah itu DI/TII. Itu yg disebut Islam Nusantara, Islam beserta kesepakatan,” tutur Ma’aruf.
Untuk itu, sebagai pendamping Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti, Ma’aruf berkomitmen untuk membantu Jokowi untuk mengatasi konflik ideologis, yakni soal rencana pendirian negara Khilafah dan penolakan terhadap Pancasila yang selama ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia.
“Jadi saya berharap kita berjalan periode kedua ini memantapkan tatanan kehidupan, tidak boleh lagi ada pembicaraan yang mengarah ke konflik ideologis,” ucap Ma’aruf.
Penerapan Sistem Khilafah sebagai Sebuah Kemunduran
Penolakan sistem Khilafah untuk diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memang sudah ditegaskan oleh para pendiri bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno.
Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Neng Dara Affiah pernah menerangkan bahwa sejak berdirinya bangsa dan negara ini, Ir. Soekarno telah secara tegas menolak diterapkannya sistem tersebut.
Penerapan sistem ini di dalam sebuah negara modern seperti Indonesia, demikian Dara menerangkan pandangan Soekarno, merupakan suatu bentuk kemunduran karena mereka terjebak dalam suatu ilusi masa lalu.
Baca juga: Pos Islamisme Sandi, Akankah Toleran Terhadap Non Muslim?
“Sistem pemerintahan khilafah yang didengungkan Sukarno merupakan pemikiran mundur karena berilusi mengembalikan kejayaan di masa lalu untuk dihadirkan lagi di masa kini,” jelas Dara.
Sistem Khilafah ini, kata Dara, sebenarnya merupakan sebuah produk politik yang pernah diterapkan di masa lalu. Untuk konteks politik di zaman dahulu, sistem ini memang sangat cocok karena sesuai dengan roh zaman dan kondisi masyarakat pada saat itu.
Akan tetapi, dengan merujuk pada pemikiran Soekarno, Dara mengatakan, ketika sistem ini diterapkan untuk konteks kehidupan masyarakat modern yang semakin plural seperti di Indonesia, sistem tersebut sudah sangat tidak cocok atau tidak dapat berlaku.
“Masa lalu punya cara dan logikanya sendiri sebagaimana masa sekarang dan masa depan mesti mempunyai cara dan logikanya tersendiri pula untuk menyongsong kemajuannya,” kata Dara.
Harus Berorientasi pada Kemajuan
Untuk tidak terjebak dalam ilusi yang ditawarkan oleh sistem Khilafah tersebut, demikian Dara, Soekarno menerangkan bahwa masyarakat Indonesia dalam hal ini ialah umat Islam mesti memiliki orientasi pada kemajuan.
Selain itu, terang Dara menjelaskan pandangan Soekarno, umat Islam di Indonesia juga diharapkan agar di masa modern ini, mereka memiliki kewajiban untuk memperbaiki segala bentuk ketertinggalan yang ada.
Baca juga: Cerita Sang Istri yang Mengaku Khawatir dengan Ma’ruf Amin
Hal ini bagi Soekarno sangat penting agar masa depan umat Islam itu menjadi semakin lebih baik. “Menjadi muslim tidak hanya berasik-masyuk dengan pelbagai ritual keagamaan, tetapi sama pentingnya juga membangun kemajuan peradaban umat manusia,” tutur dia.
Untuk mengembalikan kejayaan di masa lalu, demikian Soekarno, umat Islam tidak harus kembali bermimpi dan mewujudkan hal itu dengan perjuangan menerapkan Khilafah.
Akan tetapi, kejayaan itu bisa diterapkan dengan cara mengikuti kemajuan zaman sambil bersikap kritis selektif terhadapnya. “Bukan kembali pada Islam yang dulu, bukan kembali pada ‘zaman khalifah, tetapi lari ke muka, lari mengejar zaman,” terang Dara dengan meniru ujaran Soekarno.*
Selengkapnya: Ketika Ma’aruf Amin Berbicara Soal Sistem Khilafah di Indonesia
#dawai
0 notes
acehimagecom · 7 years
Photo
Tumblr media
Abu Yus Gabung PBB BANDA ACEH - Sejumlah Tokoh Aceh seperti Muhammad Yus, Mantan Ketua DPR Aceh, Miswar Sulaiman, mantan Ketua Partai Umat Islam Aceh, dan Thantawi Ishak, mantan Sekda Provinsi Aceh telah mendaftar sebagai Bakal Caleg (Bacaleg) Partai Bulan Bintang.
0 notes
edralavicenna-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
UMAT ISLAM JANGAN GOLPUT GOLPUT itu ibarat orang teriak-teriak di tengah kegelapan, memaki-maki kegelapan, mengharap datangnya terang, tapi mereka sendiri tak pernah mau memasang lilin. Padahal lilin dan korek apinya tersedia di depan mata. Begitulah... Pesan IB FPI Muhammad Rizieq Syihab Saya bukan orang partai. Saya tidak pernah mencalonkan diri jadi Presiden atau jadi Caleg sekalipun. Tidak! Tapi, saya mendukung saudara-saudara saya yang berjuang melalui sistem masuk ke DPR. Saya tidak mau berdebat. Kalau ada yang mengatakan ini kan demokrasi hukumnya haram. Sudahlah, terlalu panjang kalau kita berdebat. Ini pertempuran sudah di depan mata. Kita jangan ribut, tapi rebut dulu. Habis rebut, baru ribut. Ini kekuasaan belum kita rebut tapi sudah ribut. Kacau tidak? Akhirnya, besok direbut orang lain...betul ? GEMBONG JIL SUDAH BERGERAK.. APAKAH KITA AKAN DIAM SAJA INDONESIA DI KUASAI ORANG YANG ANTI ISLAM ? GEMBONG Jaringan Islam Liberal (JIL) Berbondong-bondong masuk panggung Politik Apakah kita sebagai Umat Islam akan tinggal diam dan memilih Golput? Sementara musuh-musuh Islam berkolaborasi ingin menguasai negeri ini. Kaum Muslimin, mari satukan barisan, jangan sampai penghancur-penghancur Islam itu menduduki posisi strategis di negeri ini.
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Parlin Sinurat Diamankan Kepolisian Bintan
Parlin Sinurat Diamankan Kepolisian Bintan
Harianpublik.com – Semalam caleg gagal, Parlind Sinurat, diamankan kepolisian Bintan. Sebelum diamankan pihak kepolisian, kediaman Parlind Sinurat mendapatkan kedatangan masyarakat yg marah dengan postingan nya di akun sosial media, Facebook dan Twitter, pribadinya yang menuliskan hinaan terhadap Al Qur’an.
Postingan Parlind Sinurat yang menghina Al-Qur’an bisa dilihat pada gambar berikut,
Sepertinya Parlind Sinurat ingin terkenal seperti pendahulunya, Ahok, yang sukses menjadi terpidana karena telah melecehkan Al-Quran. Tentu saja postingan Parlind membuat umat Islam merasa kembali dilecehkan, dihina.
Umat Islam tidak pernah mencari musuh tapi tidak akan mundur bila dilecehkan, dihina ataupun diserang.
Massa yang mendangi kediaman Parlind
The post Parlin Sinurat Diamankan Kepolisian Bintan appeared first on Ngelmu.
Sumber : Source link
0 notes
rumahinjectssh · 7 years
Text
WAH, Survey Pilpres Versi FUI, Rizieq Kantongi 60% Dan Jokowi 0%, METODE Survey tidak Dijelaskan - FROM RUMAHINJECT
RUMAHINJECT.COM - Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath mengaku pihaknya memiliki pandangan sendiri dalam memilih calon presiden. Dia meminta umat Islam untuk memilih presiden yang syariah agar membangun Indonesia yang Islami.
"Survei presiden yang kita lakukan itu, 60 persen menginginkan Habib Rizieq (Ketua FPI) menjadi Presiden. Kemudian, Yusril Ihza Mahendra 13,8 persen, Ustad Yusuf Mansyur 13,2 persen, sisanya absen, dan Jokowi 0 (nol) persen," kata Khaththath yang ditemui dalam Tabligh Akbar di Masjid Al-Azhar, Jakarta, Minggu (30/3). Namun dia tak menjelaskan bagaimana survei dilakukan atau metode penelitian tersebut. Khaththath menjelaskan FUI mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2009 yang membimbing masyarakat Indonesia dalam memilih wakil rakyat yang baik. Pertama, wajib hukumnya bagi warga untuk memilih pemimpin yang Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathanah (cerdas). Kedua, haram hukumnya jika memilih wakil rakyat yang tidak memperjuangkan kepentingan masyarakat. Dan terakhir, haram hukumnya apabila ada masyarakat yang sengaja memilih menjadi golput. Padahal, ada pemimpin yang mampu memperjuangkan kepentingan masyarakat. "Haram itu kalau ada masyarakat yang memilih golput. Kita juga punya calon legislatif di forum caleg syariah," kata dia. [ian] Sumber Berita : MDK Judul Asli : FUI klaim bikin survei capres: Habib Rizieq 60%, Jokowi 0%
Terima Kasih Telah Menggunakan Dan Menyebarkan Kembali Berita Dari Wartabali-Media Informasi Kita Yang Senantiasa Dan Selalu Terbuka Untuk Umum - Bookmark Wartabali.net Dan Dukung Terus Perkembangan Kami - Wartabali-Media Informasi Kita 
from Media Informasi Kita http://www.rumahinject.com/2017/08/wah-survey-pilpres-versi-fui-rizieq.html
0 notes
Text
MOHON DI KROSCEK GAN....KAMPANYE HITAM APA BUKAN YA...?? *JOKOWI PRESIDEN... ISLAMPUN DISINGKIRKAN !* Semua Jabatan Strategis Di Pegang Kristen ! Beberapa posisi strategis yang diserahkan Jokowi kepada Kristen : 1. Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan. Kristen Protestan. 2. Komandan Paspampres, Kolonel (Inf) Maruli Simanjuntak Menantu Luhut BP. 3. Kepala Team Ahli Wakil Presiden, Sofyan Wanandi alias Liem Bian Koen. Katolik. 4. Sekretaris Kabinet, Andi Wijayanto, Kristen Protestan. Putera dari Jendral Theo Sjafei yang pernah menghina Islam dan al-Qur'an http://www.angelfire.com/id/theo/transkip.html 5. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rusdi Kirana, Kristen? 6. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani, Kristen...dan banyak lagi di kabinet dan jajarannya. KRISTEN-PUN MENGUASAI BUMN.. Bagi-bagi kursi ternyata tidak berhenti setelah para menteri kabinet terpilih. Posisi atau kursi di sejumlah perusahaan plat merah kembali menjadi incaran. Sejak pekan lalu, sejumlah kader partai dan tim sukses pendukung pencalonan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla berhasil mendapatkan jatah di kursi komisaris BUMN. Dalam siaran tadi malam (25/3/2015), TV ONE menayangkan "POSISI KOMISARIS BUMN JADI REBUTAN". Dalam siaran ini TV ONE menyebut "5 Pendukung Jokowi-JK Ini Jadi Komisaris BUMN" yang diantaranya adalah Caleg Gagal PDIP. 1. CAHAYA DWI REMBULAN SINAGA (Komisaris Bank Mandiri), Caleg Kalimantan Tengah yang gagal lolos ke Senayan. 2. PATANIARI SIAHAAN (Komisaris Bank BNI), Caleg PDIP gagal pemilu 2014. 3. ALEXANDER SONNY KERAF (Komisaris Bank BRI), Kader PDIP. 4. SUKARDI RINAKIT (Komisaris Bank BTN). Direktur Eksekutif lembaga survey SSS. 5. REFLY HARUN (Komisaris Jasa Marga) Data selengkapnya bisa Anda lihat di rekaman TV ONE. http://www.voa-islam.com/read/politik-indonesia/2015/03/24/36062/kader-pdip-dan-relawan-jokowi-menguasai-bumn/ Sumber : http://video.viva.co.id/read/40588-5-pendukung-jokowi-jk-ini-jadi-komisaris-bumn_1 http://www.voa-islam.com/read/politik-indonesia/2015/03/24/36062/kader-pdip-dan-relawan-jokowi-menguasai-bumn/ http://news.okezone.com/read/2014/10/23/337/1056025/menantu-luhut-resmi-jabat-komandan-grup-a-paspampres http://www.pkspiyungan.org/2015/06/amien-rais-pemerintahan-jokowi-didukung.html KRISTENISASI DI BUMN Baca Disini http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/10/dahsyatnya-kristenisasi-di-bumn-telkom.html#more MEREKAPUN MENYINGKIRKAN JUSUF KALA (Perwakilan Umat Islam).. Rupanya Umat Islam Hanya Di Manfaatkan Suaranya Saja.. Baca Disini http://www.pkspiyungan.org/2015/03/beri-kewenangan-super-pada-luhut-jokowi.html INNALILLAHI.. BEGINILAH NASIB UMAT ISLAM DI INDONESIA.. KARENA KETIDAKADILAN,SEKARANG EKONOMI DI KUASAI KRISTEN, MEDIA MASSA... DIKUASAI KRISTEN >> Karena Dukungan Media Massa Kristenlah Jokowi Jadi Presiden. SEKARANG KRISTEN-PUN MENGUASAI PEMERINTAHAN... SEKARANG KRISTEN-PUN MENGUASAI PEMERINTAHAN.. KETIKA PILPRES DULU, JASMEV (Pendukung Jokowi) PERNAH MENEBAR ANCAMAN : "Jika Jokowi Berkuasa AKAN HABISI ISLAM - Islam Tidak Akan Di Beri Ruang." Apakah Ancaman JASMEV Sekarang Sudah Di Realisasikan ? Silahkan Baca Disini : http://www.pkspiyungan.org/2015/04/ancaman-jasmev-saat-pilpres-bakal.html BUKANKAH DULU (SEBELUM PEMILU) UST. BERNARD ABDUL JABBAR (Mantan Misionaris Kristen) PERNAH MENGINGATKAN ? Silahkan Baca Disini http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/02/muslim-harus-tahu-ust-bernard-abdul.html BUKANKAH DULU FORUM ULAMA UMMAT INDONESIA (FUUI) SUDAH MENGINGATKAN DAN SUDAH MEMBERIKAN FATWA : "HARAM PILIH JOKOWI." Silahkan Baca Disini : http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/07/terbukti-sangat-anti-islam-forum-ulama.html#more BUKANKAH DULU PARA ULAMA SDH MENGINGATKAN ? Silahkan Baca Disini : http://duniamuallaf.blogspot.com/2013/10/umat-islam-waspadalah-kristen-targetkan.html BUKANKAH DULU PARA ULAMA SUDAH MENGINGATKAN AGAR WASPADA DENGAN JOKOWI... Silahkan Baca Disini : http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/04/musibah-tokoh-kristen-menjadi-calon.html#more BUKANKAH DULU PARA ULAMA SDH MENGINGATKAN ? Silahkan Baca Disini : http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/06/sebelum-anda-menjatuhkan-pilihan.html INILAH YANG AKAN TERJADI JIKA KRISTEN MENGUASAI PEMERINTAHAN.. BAIK PUSAT MAUPUN DAERAH.. Silahkan Baca Disini : http://duniamuallaf.blogspot.com/2015/03/muslim-harus-tahu-sekjen-fakta.html http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/12/muslim-harus-tahu-bekas-pendeta-ini.html#more… TIDAK PERCAYA DENGAN DAHSYATNYA KRISTENISASI DI INDONESIA ?...SILAHKAN TONTON VIDEO INI : KESAKSIAN MANTAN PENDETA Yusuf Ismail (Mantan Pendeta) Ungkap DAHSYATNYA KRISTENISASI : "Dulu Memurtadkan Sekarang Islamkan !" DENGAN KRISTEN MENGUASAI : EKONOMI, MEDIA MASSA, BUMN, PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH... APA TARGET KRISTEN DI INDONESIA SEBENARNYA ? Silahkan Baca Disini : http://duniamuallaf.blogspot.com/2013/12/awas-misi-kristenisasi-di-indonesia.html#more "TAHUN 2023 KRISTEN TARGETKAN MURTADKAN 50% Umat Islam." Silahkan Baca Disini :http://duniamuallaf.blogspot.com/2013/10/waspada-kristenisasi-tahun-2023-kristen.html#more PANTAS BANYAK KEBIJAKSANAAN ANTI ISLAM YANG DIKELUARKAN JOKOWI : Pemilik Nama Muhammad dan Ali Sulit Daftar Autogate Bandara Soekarno-Hatta http://news.detik.com/read/2015/03/18/133829/2862331/10/duh-pemilik-nama-muhammad-dan-ali-sulit-daftar-autogate-bandara-soekarno-hatta http://news.detik.com/read/2015/03/19/133434/2863537/10/komisi-iii-dpr-menyoal-kasus-nama-muhammad-sulit-daftar-autogate-di-cengkareng?nd772205mr PEMERINTAHAN JOKOWI HENTIKAN BANTUAN DANA UNTUK MUI. (Republika: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03/12/nl30va-pemerintah-hentikan-bantuan-dana-untuk-mui) KETIKA JILBAB DIPERSOALKAN. http://mirajnews.com/id/artikel/opini/ketika-jilbab-dipermasalahkan/ DLL Silahkan Baca Disini SIAPA SEBENARNYA UMAT YANG TIDAK TOLERAN ITU ? SIAPA SEBENARNYA PENYEBAB GESEKAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA ? Silahkan Baca KETERANGAN PRESS Dari INTERNASIONAL CRISIS GROUP (ICG) http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/02/international-crisis-group-icg-penyebab.html PUASKAH ANDA WAHAI UMAT ISLAM PENDUKUNG JOKOWI ? Beginilah... Ketika Nasehat Para Ulama Tidak Didengar.. Tapi Yang Di Dengar Malah Media Massa Kafir (Kristen), Sekuler dan Anti Islam.. (Kompas, Tempo, Suara Pembaharuan, Jawa Pos, MetroTV, Dll).. http://duniamuallaf.blogspot.com/search/label/KEJAHATAN%20%28KEZALIMAN%29%20MEDIA%20MASSA%20TERHADAP%20ISLAM Beginilah... Akibat Yang Di Baca Hanya Media Massa Kafir, Sekuler dan Anti Islam.. Padahal Seharusnya, Sebagai Seorang Muslim Adalah Lebih Mengutamakan membaca Media Islam.. Sebagai Penyeimbang Informasi.. Klik Disini DAFTAR 200 WEB ISLAM REKOMENDASI http://duniamuallaf.blogspot.com/2015/05/daftar-200-website-islam-rekomendasi.html#more Padahal Kalau Umat Islam Tahu.. Media Massa Kafir, Sekuler Dan Anti islam Inilah Yang Secara Konsisten MEMBUSUKAN Nama Islam Via Beritanya.. Silahkan Baca Buku Di Bawah Ini.. http://duniamuallaf.blogspot.com/2013/07/penting-umat-islam-harus-tahu-baca.html#more Agar Kita Tahu BETAPA JAHATNYA MEDIA MASSA KAFIR, SEKULER DAN ANTI ISLAM TERHADAP AGAMA DAN UMAT ISLAM.. Media Massa Yang Sudah Mereka Kuasai Gencar MEMBUSUKAN Nama Tokoh-Tokoh Islam (AA GYM, Ust. Abu Bakar, Ust. Amin Rais, Ust. Habib Rizieq, H. Roma Irama, H. Lulung, Prabowo, DLL).. Mereka Gencar MEMBUSUKAN Nama Ormas-Ormas Islam (FPI, PKS, FBR, HMI, MUI, Dll).. Agar Tokoh-Tokoh Islam, Ormas-Ormas Islam Di Jauhi dan Di Musuhi.. Sehingga Orang Kafir, Sekuler Dan Anti Islam Bisa Menguasai Negeri Ini.. Hanya Orang Munafikin Yang Membenci Umat Islam Yang Membela Agamanya .. Na'udzubillah.. Silahkan Baca : STRATEGI PELEMAHAN ISLAM INDONESIA : "CARA KEJI MEDIA MASSA HANCURKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA." http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/03/strategi-pelemahan-islam-di-indonesia.html SILAHKAN BACA INFORMASI TERBARU DARI UST. AMIEN RAIS DIBAWAH INI "Ust. Amien Rais Akan Satukan Ormas-Ormas Islam Untuk Hadapi Kekuatan Anti Islam" http://www.pkspiyungan.org/2015/06/amien-rais-pemerintahan-jokowi-didukung.html SEMOGA UMAT TERSADARKAN.. SUATU SAAT SINGA YANG SAAT INI MASIH TERTIDUR... PASTI AKAN TERBANGUN.. https://chirpstory.com/li/273684 ~izin share grup Nau'zubillah.. Bukan masalah kristennya yaah, tapi gerakan-gerakan yang tidak mencerminkan perdamaian yang malah berniat memecah belak kesatuan RI,.. Islam itu rahmatan lil'alamin.. Dimana ada islam disanalah kedamaian di junjung tinggi,.. #kalo ga percaya baca firman-firmanNya sendiri.. Inilah akibatnya jika hukum-hukum Islam mulai di abaikan,.. Kamis, 13.07.2017 ~ 18.51
0 notes