Tumgik
#bus titian mas lombok
mputandini · 7 years
Text
Agen Bus Tarif Bus Tiket Bus PO Bus Titian Mas
Pada tahun 1995 seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transportasi,  TITIAN MAS mulai melakukan perluasan layanannya menjadi jasa bus antar kota antar propinsi, dan kemudian diperluas lagi menjadi antar propinsi, khususnya jalur transportasi  Jawa timur – Bali – Mataram dan Sumbawa.
Berawal dari angkutan  antar desa di sekitar Sumbawa Besar – Nusa Tenggara Barat, yang dirintis oleh Bapak CHANDRA WIRIANTO sejak tahun 1960-an, sejak  tahun 1994 TITIAN MAS berkembang menjadi  sebuah jasa pelayanan transportasi antar kota dalam propinsi yang melayani jurusan Mataram ke Sumbawa dan sebaliknya.
Semakin tingginya  dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan yang diberikan TITIAN MAS, pada tahun 2002  TITIAN MAS  membuka cabang baru di kota MALANG.
Dan seiring dengan makin meningkatnya permintaan layanan akan Tour dan Travel untuk pariwisata, pada tahun 2006 DIVISI PARIWISATA dari TITIAN MAS mulai dikembangkan.
Dengan semangat yang kuat dan keteguhan untuk selalu melayani dan memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat TITIAN MAS telah berkembang seperti sekarang ini.
Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan pelanggan-pelanggan setia kami.
Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa merupakan dua pulau bertetangga yang memiliki potensi wisata alam yang sangat mempesona dan kedua pulau tersebut dipisahkan oleh Selat Alas. Bukanlah hal yang mustahil apabila Anda berniat melakukan perjalanan dari Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa atau sebaliknya. Saat ini sudah ada beberapa transportasi umum yang melayani rute tersebut baik melalui jalur udara ataupun jalur darat-laut.
Berikut ini saya akan menyajikan informasi mengenai transportasi umum dari Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa dengan jalur darat-laut menggunakan bus atau travel.  diantaranya adalah :
DAMRI merupakan penyedia jasa transportasi yang melayani trayek paling banyak dari kota Mataram. Bus ini melayani perjalanan dari Mataram (Lombok) ke beberapa wilayah yang ada di Pulau Sumbawa diantaranya yaitu ke Sumbawa Besar, Taliwang, Maluk, Jereweh, Sekongkang, Tongo, Lape, Empang, Lunyuk, Pungkit, dan Mata. Harganyapun relatif lebih murah dibandingkan menggunakan travel dan untuk kendaraan (bus) yang digunakan terdiri dari AC & NON AC. Jadwal keberangkatannyapun ada yang pagi dan malam, tergantung kemana tujuan perjalanan Anda.
TITIAN MAS adalah perusahaan otobus asal Sidoarjo, Jawa Timur yang bergerak dalam layanan persewaan bus pariwisata untuk jalur seluruh Indonesia khususnya wilayah pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Lombok dengan mengedepankan pelayanan yang prima sebagai prioritas utama serta didukung kru baik sopir maupun helper yang professional dan berpengalaman akan siap melayani anda mengunjungi tempat-tempat wisata &destinasi pilihan anda.
Kami menyediakan unit bus sesuai dengan kebutuhan anda mulai dari Elf untuk kapasitas 12-17 orang, Medium bus (bis sedang) untuk kapasitas 20-33 orang, Big bus (bis besar) konfigurasi 2-2 untuk kapasitas 38-50 orang, dan Big Bus (bis besar) konfigurasi 2-3 untuk kapasitas 54-62 orang. Tentunya juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas standard bus pariwisata, diantaranya:
Full Air Conditioning (AC)
TV LCD/Video
Music & Karaoke
Bagasi bawah yang sangat luas
Bagasi kabin
Charger port
Reclining seat
Bantal & selimut tiap kursi (syarat & ketentuan berlaku)
Toilet (opsional)
Smoking area (opsional)
Asuransi Jasa Raharja
Untuk tariff dan pemesanan silahkan hubungi kami via call center 24 jam kami 0321-4890018, atau chat kami via SMS/WA +6285233978801, atau silahkan klik ikon pemesanan dibawah ini
Kota Surabaya merupakan kota terbesar di provinsi Jawa Timur.Sebagai kota metropolitan,Surabaya memiliki akses jalan antar provinsi ke penjuru kota kota besar di Indonesia.Bagi anda yang ingin bepergian ke beberapa kota kota di jawa,pastinya akan transit dulu melalui terminal Purabaya Surabaya.Terminal Purabaya yang sering disebut dengan terminal bungurasih ini adalah terminal terpadat dan terbesar di kawasan Asia tenggara.
Ada banyak trayek atau jalur perjalanan bus yang diberangkatkan melalui terminal Purabaya Surabaya ini.Anda bisa bepergian kewilayah timur dengan jurusan dari Surabaya – Denpasar,Surabaya – Banyuwangi,Surabaya – Jember.Jalur jalur wilayah timur itu melewati kota Pasuruan,Probolinggo,Lumajang,Situbondo.Untuk ke wilayah barat trayek bus mulai dari Surabaya – Tuban,Surabaya – Lamongan ,Surabaya – Kudus – Demak sampai Semarang,Surabaya – Bandung dan Surabaya – Jakarta.
Untuk Jalur selatan terdapat trayek dari Surabaya – Madiun ,Surabaya – Ponorogo ,Surabaya – Solo ,Surabaya – Yogyakarta.Kota kota kecil yang dilewati di jalur ini antara lain,Jombang,nganjuk,Ngawi,Sragen dll.
Informasi Jurusan Bus yang berangkat dari terminal Surabaya Tahun 2016
Taksi berjalan menuju terminal Mandalika. Sepanjang jalan, kami disuguhi pemandangan Minggu Pagi yang dingin dan sepi. Hanya sekitar setengah jam, akhirnya kami sampai di tempat tujuan.
Kami berjalan dengan santai di terminal, setiap ada calo’ yang menghampiri pun selalu kami abaikan. Mas Yuli yang sudah memiliki tiket bus Titian Mas jurusan Surabaya segera menghampiri pool bis, sementara kami menunggu di sudut terminal. Sekedar repacking dan mencari sarapan.
“Aku nyari bis dulu yaa.. Kalian disini aja.” Ujar Paklek Andi. Kami nurut. Tak lama Mas Yuli datang menghampiri kami.
“Bis ku jam sepuluh berangkatnya.” Ujarnya. Kami hanya mengangguk-angguk.
“Kalian mau gak? Duaratus ribu. Titian Mas sampe Surabaya.” Ujar Paklek Andi tiba-tiba datang bersama seorang pria berpostur tubuh kecil.
“Enggak ah, Paklek. Mahal.” Ujarku malas. Sudah mbatin kalo orang ini Calo’.
“Ini, aku ketemu mas ini, dia kondekturnya Titian Mas. Katanya harga normal tigaratus lima puluh ribu. Ini kita dikasih  duaratus ribu aja. Punyamu tiga setengah kan, Yul?” Paklek Andi berusaha meyakinkan kami.
“Iyo, Paklek.” Ujar Mas Yuli sambil meminjamkan tiketnya.
“Iya, mbak. Masih musim lebaran ini. Harga bis belum turun. Ini untung lho saya kasih dua ratus. Sudah murah.” Ujar si Mas-Yang-Kusangkan-Calo’ dengan logat ketimuran.
“Gimana, Teh?” Tanyaku pada Teh Farah.
“Aku mah ikut kamu aja, Git.” Jawabnya kemudian.
“Aku pengennya ngeteng aja sih.” Ujarku disertai anggukan tanda setuju dari Teh Farah.
Setelah melalui debat panjang tak berkesudahan, akhirnya kami memutuskan untuk menerima tawaran yang diajukan Paklek Andi. Uangku dan Teh Farah saat itu hanya tersisa dua ratus ribu pas. Entah bagaimana kami melanjutkan perjalanan sampai rumah.
Tiba-tiba sebuah angkot datang menghampiri kami.
Dan si Mas-Yang-Kusangka-Calo’ ini tiba-tiba turun dari dalam angkot.
“Ayo, Mbak, Mas, naek bemo dulu sampai pom bensin. Nanti nyegat bus disana. Kalian nunggunya disana.” Ujar si Mas. Kami segera berpamitan dan berpisah dengan Mas Yuli. Aku menaikkan kerir ke dalam angkot dan duduk didalamnya. Guratan-guratan bingung tersirat dari muka kami.
Pikiranku terlempar ke bulan Juni 2012, saat dimana aku harus ke Pernikahan seorang teman di Solo, namun travelmate-ku baru datang lima menit setelah kereta jalan. Saat itu kami kebingungan harus naik apalagi karena hari sudah malam. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari bis di pulogadung. Kami kena calo’ dengan harga tiket bis yang tak masuk akal. Ditarik kesana, ditarik kesini. Kemudian diantar pakai ojek ke suatu tempat. Naik bus dan jadi penumpang illegal. Lalu di sebuah tempat sepi, kami diturunkan dan diganti dengan bis yang tak layak pakai. Mungkinkah kejadian ini berulang?
Atau, pernah juga aku menaiki bus dari Karanganyar menuju Jakarta, setiap Terminal berhenti. Ditengah bus disediakan bangku panjang. Orang-orang berjejalan masuk layaknya bis ayam. Aku memijat keningku perlahan. Pusing.
Pukul sembilan. Akhirnya kami diturunkan di suatu tempat dengan pohon rindang dan bale bambu di bawahnya. Kami beristirahat disana. Aku bahkan sempat tertidur. Kemudian terbangun karena Paklek Andi berkata, “Ada telefon dari Mas Bagus.”
“Assalamu’alaikum, dek Agit..” Ujar Mas Bagus diujung telefon. Aku masih belum sadar dari mimpiku.
“Eh.. Iya.. Wa’alaikumsalam, Mas..” Jawabku datar.
“Udah sampe mana ta ini?” Tanyanya lagi.
“Gaktau.. Kayaknya kena calo’ deh. Ini lagi nunggu bis di pinggir jalan. Mas Bagus udah check-in?”
“Ini baru habis check-in. Lagi nunggu pesawatnya.” Ujarnya singkat. Aku hanya diam.
“Dek Agit.. Ati-ati ya pulangnya. Barang-barangnya dijaga. Jangan sampe hilang.”
“Iyaa..” Aku tersenyum getir. Bingung harus sedih atau senang.
“Dek Agit kok hape nya ndak  aktif?” Tanyanya. Aku bingung, orang se-pendiam Mas Bagus kenapa bisa bawel denganku?
“Iya, Mas. Baterenya habis. Powerbanknya juga semalam kan dihabisin anak-anak.” Jawabku lemas.
“Yaudah.. Hati-hati ya. Salam semuanya. Nanti kabar-kabarin ya..” Ujar Mas Bagus mengakhiri telefon. Sempat ada adegan “Kamu aja yang matiin” , “Enggak, kamu aja.” , “Kamu aja” , “Kamu!” Hahahahahaha 😀
Kami jengah. Sudah hampir dua jam menunggu tapi tak ada satupun bis yang mau berhenti di hadapan kami. Sang supir bus bahkan menambahkan kecepatan bis setiap melihat si-Mas-Yang-Kusangka-Calo’ ini. Kami tak mau melakukan pembayaran di muka. Kami baru mau membayar jika kami mendapat tempat duduk di dalam bis.
“Bayar disini aja, Pak.” si-Mas-Yang-Kusangka-Calo’ ini ngotot. Kami hanya mengabaikan. Tak lama bis AKAS melintas dan Paklek Andi mengejarnya. Bertanya-tanya. Menurut informasi yang ia dapat, tariff bis  AKAS Mandalika – Surabaya sekitar seratus limapuluh ribu.
“Yang mana, Bang, bisnya? Daritadi gak ada bis yang mau berhenti.” Ujarku setengah mengejek.
“Nama Bisnya Rasa Sayang, Mbak.” Ujarnya.
“Lah, tadi katanya Titian Mas.” Celetukku. Ia terlihat gusar. Tiba-tiba bis Rasa Sayang melintas. Ia mencoba memberhentikan namun bis tetap melaju kencang seolah-olah tak peduli.
“Iya, Titian Masnya penuh. Ada di bangku supir yang belakang mau?” Tawarnya.
“Loh? Kok disumpel-sumpel.” Aku melengos.
“Kalo mau bangku normal ya tigaratus lima puluh mbak. Mbaknya cuma duaratus masa mau bangku enak? Mana ada! Bayar juga belum mbak ini.” Ia mulai emosi. Aku menyunggingkan senyum.
“Terus kalo kita udah bayar, dapet tiket?” Pancingku lagi.
“Ya enggaklah mbak. Dua ratus ribu mana dapat tiket. Bersyukur mbak bisa pulang juga. Segitu sudah murah.” Ia masih sewot.
“Terus, kalo kita gak punya tiket, sementara di bis nanti ada yang punya tiket di nomor bangku yang kita dudukin, gimana? Kita diturunin ditengah jalan?” Aku bertanya dengan santai. Paklek mulai panik dengan kemungkinan-kemungkinan yang aku utarakan.
“Nanti di Bali pindah bis, Mbak. Dari Bali ke Surabaya lain lagi bisnya.” Jawaban yang aneh.
“Terus nanti di Bali pindah bis dan bayar lagi?” Agita cerdas!!!
Si-Mas-Yang-Kusangka-Calo’-dan-Memang-Benar-Calo’ ini kehabisan jawaban. Ia tak cukup pintar untuk meladeni pertanyaan-pertanyaan anak dengan usia sembilan belas tahun ini.
“Yaudah, kalo gak mau dibantu! Cari aja bis sendiri sana! Dua ratus ribu dapat apa sampai Jawa!!” Ujarnya mengusir kami. Kesempatan untuk kabur harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
“Kalo ngeteng cuma seratus ribuan kok, Paklek. Kita ngeteng aja dari Lembar.” Ujarku santai sambil mengenakan kerir. Yang lainnya kompak mengikuti. Situasi disana sudah mulai ramai oleh penumpang-penumpang yang berhasil ditipu calo. Rata-rata dari mereka menyerahkan pembayaran di muka sehingga ka lau mengikuti kabur seperti kami sayang uangnya.
Si-Mas-Calo’-yang-Bodoh-Ini mengeluarkan kata umpatan dan sumpah serapah. Ku lihat mata Paklek Andi mulai memerah. Aku tau, ia sangat ingin menjelaskan dan menyelesaikan masalah ini baik-baik. Namun apalah gunanya berdamai dengan orang tak berpendidikan dan tukang tipu ini?
“Wes, ta, pak. Tokne ae…” Ujarku gemas. Orang seperti ini tak usah diladeni. Paklek berjalan dengan tak semangat.
“Sing waras ngalah..” Tambahku.
“Bangs*t!! Ta****!!! Pergi lu sana! Jangan balik lagi! Ini daerah kekuasaan gua!!” Teriaknya. Aku dan Mas Ardi menoleh.
“Jancuk!!” Ujar kami berbarengan. Semua orang menatap kami ngeri. Mas Ardi telah menyiapkan pisau lipatnya untuk berjaga-jaga. Kami berjalan cepat, takut tau-tau ia mengejar kami dengan komplotannya. Sementara Teh Farah begitu ribet dengan barang bawaannya. Matras dan oleh-oleh di luar carrier. Hadeh!
“Yah.. Trekking lagi deh..” Ujar Teh Farah. Kami hanya tersenyum mendengarnya. Kemudian berjalan dan terus menjauh dari daerah kekuasaan si Mas-Calo’-yang-Bodoh-itu.
“Apa semua orang Lombok kayak gini cara jualannya? Inget gak, kemarin yang tukang kain di Kuta? Maksa kan? Kalo gak beli di maki-maki.” Tanyaku pelan. Takut ada orang Lombok yang mendengar.
“Seyakin ke Timur, semakin ilang adatnya. Semakin keras.”
Kami hanya berjalan sambil menduduk.
“Baksoooo!!” Ujarku girang menemukan sebuah kedai bakso di pinggir jalan. Kami lantas mengisi perut dan membahas masalah tadi.
“Tadi itu aku kira mas-masnya kondektur bus Titian Mas. Gak taunya makelar.” Ujar Paklek menyesal seraya melahap mie ayamnya.
“Untung kita bisa kabur.” Sahut Teteh sambil mengunyah bakso.
“Aku udah gak ada uang lagi soalnya. Hehehe. Kita ngeteng aja ya. Dari sini ke Lembar naik angkot. Lembar ke Padangbai nyeberang naek kapal. Dari Padang bai ke Terminal ubung naek angkot lagi. Dari ubung Teteh ke Denpasar, aku ke Banyuwangi, Kalian ke Surabaya langsung juga gak papa.”  Jelasku perlahan.
“Apa nggak capek transit-transit gitu? Nggak naik AKAS aja?” Tanya Paklek meragu.
“Bebas, Sih. Sembarang.” Jawabku santai.
“Aku teh pengen ngerasain nyambung-nyambung gitu iiiih, bekpekeraaan.” Ujar Teteh pelan.
“Mas Ardi gimana?” Tanyaku mengumpulkan suara.
“Sembarang wes. Numpak truk juga nggak popo.”
Kami melanjutkan berjalan kaki entah kemana. Aku jalan paling depan dan berusaha menertawakan kebodohan serta kesialan yang kami alami hari ini. Hidup sudah susah, jangan ditambah susah.
“Lembar, Dek. Lembar!” Sebuah Angkutan umum berwarna biru tiba-tiba berhenti di hadapan kami. Pak Supir segera turun dan membukakan pintu untuk kami. Kami melongo.
“Piye, Paklek? Mas? Teh?” Tanyaku meminta kesepakatan. Ku lihat wajah-wajah tak bergeming yang kebingungan mau menjawab apa.
“Berapa, Pak?” Tanyaku pada Sang Supir.
“Lima belas ribu, Dek. Sampai dalam pelabuhan.” Ujarnya.
“Gimana?” Ku layangkan lagi pandanganku kepada tiga orang ini. Bahu mereka terangkat, tanda bahwa tak tau harus berbuat apa.
Daripada menunggu lama dan tak jelas sampai kapan, segera ku angkat carrierku dan ku masukkan ke dalam angkot. Aku duduk didepan, persis di sebelah Pak Supir. Teh Farah latah duduk di sebelahku. Mas Ardi dan Paklek Andi duduk di belakang.
Angkutan melaju kencang.
“Turun Rinjani, Dek?” Tanya Pak Supir.
“Iya, Pak.” Jawabku ramah.
“Saya sering antar jemput pendaki dari pelabuhan atau bandara ke beskem. Makanya tadi pas lihat adek-adek ini bawa tas besar, saya langsung berhenti saja. Pasti pada mau pulang toh ini?” Tanyanya kemudian. Aku mulai paham mengapa angkot ini tiba-tiba berhenti mendadak di hadapan kami yang sedang berjalan di trotoar. Aku dan Teh Farah hanya mengangguk-angguk.
“Darimana ini, Dek?” Tanyanya lagi.
“Saya dari Jakarta, Kakak ini dari Bandung, yang mas-mas dua di belakang dari Surabaya.” Jawabku santun.
“Hanya berempat?” Tanyanya kaget.
“Yang delapan orang udah pulang tadi pagi naik pesawat.”
“Oooohh.. Enak darat ya lebih irit, Dek.” Kemudian Pak Supir menjelaskan apa saja yang harus kami naiki sampai Surabaya, beserta informasi tarif angkutannya. Kami mendengarkan dengan seksama. Beliau juga memberi tau bagaimana sangarnya makelar Lombok dan Bali ini. Dan lain lain.. Dan lain lain.
“Giiit, Bapak ini mau ke Surabaya ni, Git.” Ujar Paklek Andi terdengar riang memperkenalkan teman yang baru ia kenal di dalam angkot ternyata memiliki tujuan yang sama.
“Waahh.. Ngeteng juga, Pak?” Tanyaku. Ia mengangguk.
“Bareng ya, Pak. Perdana ini.” Ujarku sopan. Kemudian Paklek Andi terlihat asik bercengkerama dengan kawan barunya. Kami merasa jauh lebih tenang. Wajah Paklek sudah tak semuram tadi. Matanya pun jauh lebih jernih dari sebelumnya. Aku asik berceloteh dengan Teh Farah dan Pak Supir. Mas Ardi diam tak punya teman.
Pukul sebelas, kami tiba di Pelabuhan Lembar.
Calo’calo tiket sudah mulai mengerubungi angkot. Namun Pak Supir memberikan kami kemudahan, ternyata ia dan kakaknya juga menjual tiket kapal. Kami membeli dari mereka dan segera masuk ke kapal.
Di dalam kapal
Aku, Mas Ardi dan Teh Farah terus bertiga-tigaan, sementara Paklek Andi bersama kawan barunya.  Kami membicarakan apapun dari mulai kuliah, gunung, makan sampai ketiduran. Perjalanan dari Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Padang Bai yaitu empat jam lamanya. Angin berhembus kencang dan Teh Farah berteriak riang. Iya, ini kali pertama ia naik kapal. Lucu ya 🙂
Tak bisa ku pungkiri kalau lapar menyiksa perutku. Bakso yang ku makan di pinggir jalan tadi tak mampu bertahan lebih dari empat jam. Mas Ardi menyodorkanku susu jahe. Manis dan hangat, namun tak jua meredakan rasa lapar. Akhirnya aku dan teh Farah menuju ke kantin kapal. Sementara Mas Ardi melahap nasi bungkus yang ia beli sebelum kapal berangkat.
“Pop Mie nya berapa?” Tanya Teh Farah.
“Lima belas ribu.”
“Slai Olai?” Tanyaku.
“Lima ribu.”
“He???” di bekasi cuma seribu >_<
“Chiki Taro?”
“Lima Ribu.” Aku menggaruk-garuk kepala.
“Energen?”
“Tujuh ribu.”
“Yaudah Energen aja.”
“Aku pop mie deh.” Sahut Teh Farah. Kami mengisi perut di pinggiran kapal, sambil memandangi kemegahan Gunung Agung dari kejauhan. Tak lama, Mas Ardi menyusul kami. Sayangnya, kegiatan kami selama di kapal tak ada dokumentasinya :’)
Kapal sandar pukul empat sore. Kami turun dengan santai dan bertemu dengan banyak manusia berotot keril.
“Turun Rinjani, Mbak?” Tanya seorang bapak dengan daypack bermerek outdoor gear terkenal.
“Iya, Pak.” Jawabku sambil tersenyum.
“Saya juga dari sana, tapi yang lomba lari.”
“Wah, temen kita juga ada tuh yang ikutan. Om Pulung Arbi, kenal ga?” Tanyaku antusias.
“Dia urutan ke-sembilan yang Senaru – Pelawangan – Senaru.” Sahut Teh Farah. Wah, Ayah hebat.
“Kurang tau deh, tapi kayaknya kalo liat langsung kenal. Saya ikutnya yang sampe puncak, Mbak. Banyak yang gagal tuh gak sampe finish. Termasuk saya. Gak nyangka jalurnya kayak gitu.” Keluh si Bapak.
“Emang belum pernah ke Rinjani sebelumnya?”
“Pernah, tapi udah lama banget. Ini juga sepatu yang saya pake susah buat jalur ke puncak, licin.”
“Oh, kalo Om Pulung sebelum lomba lari, dia trekking bareng kita. Jadi abis turun gunung, naik lagi buat lomba. Hahahaha”
“Wah, hebat.. Udah pro nih kayaknya. Hahaha..”
Kami turun dari kapal. Ternyata Bapak ini berdomisili di Bali, entah setelah turun kapal ia melanjutkan naik apa. Kami segera mencari angkutan menuju Terminal Ubung. Seorang pendaki dari Cilacap turut bergabung dengan kami. Penampakannya kecil, berambut gondrong serta berkumis dan dilengkapi brewok. Cukup seram dan sangar untuk berhadapan dengan calo’-calo’ disini. Ia jago menawar harga sampai calo’-calo’ jengkel. Akhirnya kami mendapat angkutan menuju Terminal Ubung dengan tarif empat puluh ribuan. Padahal awalnya mereka ngotot di angka enam puluh. Yah, begitulah.
“Ini statusnya Mas Kiki kenapa?” Tanya Teh Farah sambil menunjukkan henfonnya. Disana tertera kata ‘Guobblooooook’
“Lah, coba tanya.” Sahutku penasaran. Teh Farah segera mengirim bbm.
“MMC Video recording kita hilang.” Ujar Teh Farah lemas.
“Hah? Rekaman kita? Yang buat dijadiin dokumenter?” Tanyaku panik.
“Iyaaa..” Seketika wajah-wajah kami terlihat lemas. Tak terbayang bagaimana lucunya rekaman perjalanan yang telah kami lakukan bersama-sama selama seminggu, tiba-tiba harus hilang dan tak diabadikan.
Terlebih lagi, rekaman terakhir di pantai… Saat ia menggenggam tanganku.
Bali sore itu, macet. Sementara kami harus cepat-cepat pulang agar tak kemalaman. Namun apa daya, kami baru tiba di Terminal Ubung bertepatan dengan Adzan Maghrib.
Sesampainya di terminal…
“Pak, kemana pak?” Tanya seorang Calo’.
“Sini, pak. Surabaya, Malang, Purbolinggo, Jakarta, Jawa.” Ujar yang lainnya.
“Ikut saya, Pak. Ke Jember. Bayuwangi.” Calo’-calo’ mulai mengerubungi kami.
“Ketapang, Gilimanuk.” Kami mulai ditarik-tarik.
“LAPER!! GUE MAU NYARI MAKAN!!” Ujarku galak. Paklek Andi yang terlihat mau menyebutkan kota tujuannya seketika bungkam dan mengikutiku berjalan.
“Jangan sampe kena calo’ lagi, Paklek.” Ujarku pelan.
“Iya.. Disini banyak makelar ya. Mosok sampe sana masih diikutin.” Ujar Paklek Andi sambil menunjuk kerumunan calo’ yang berkeliaran di sepanjang jalan.
“Calo’ disini kalo kita diem aja malah diikutin terus, kalo kita sebut mau kemana langsung ditarik ke agen bisnya terus dikasih harga sembarangan. Nah, mbaknya tadi bener… bentak aja bilang cari makan.” Ujar Mas Pendaki Gondrong Yang Aku Lupa Namanya. Aku mengangguk-angguk. Aku bisa segalak itu karena memang aslinya aku lapar. Iya, lapar bisa dengan mudah memunculkan sifat asliku.
Kami segera mengisi perut dengan nasi rawon. Teh Farah menghubungi tantenya untuk dijemput. Mas Pendaki Gondrong mencarikan tumpangan untuk aku, Mas Ardi dan Paklek Andi menuju pelabuhan Gilimanuk. Dan hebatnya, ia mendapat angkutan dengan tarif lima belas ribu. Eh, apa dua puluh ya? Gak tau, aku lupa. Intinya, dari terminal Ubung sampai Gilimanuk memakan waktu sekitar tiga jam-an.
“Tantenya sudah ditelfon, Farah?” Tanya Paklek Andi.
“Udah, tapi ini belum ada kabar. Aku teh bingung mau ikut kalian atau ke denpasar.” Jawab Teh Farah labil.
“Yaa.. pastiin dulu. Ini kita udah mau jalan. Takut kemalaman.” Ujar Paklek Andi menegaskan.
“Kalian gak mau nungguin sampe tante aku dateng?” Tanya Teh Farah bingung.
“Kemalemaaaaann..” Ujarku gemas.
“Tapi aku takuuut. Yaudah deh, ati-ati yaa.. Sampai ketemu lagiii..” Kami bersalaman dan berpamitan dengan Teh Farah. Ia sempat memelukku dan mencium pipi kanan-kiriku. Iya, aku tau, aku memang menggemaskan.
“Kabar-kabarin ya, dek…”
“Teh Farah ati-ati. Nunggunya di tempat yang rame. Awas dikejar makelar! Hahaha…”
Menuju Barat
Kami duduk sendiri-sendiri. Sang supir menyetel dangdutan dengan dvd player dan televisi mini yang menggantung di bagian depan mobil. Aku melayangkan pandangan keluar jendela. Menyesap udara bali malam ini. Harum. Wangi khas aroma dupa dan melati semerbak dan menyeruak di sepanjang jalan. Entah apa nama jalannya.
Aku termenung menatap layar ponselku yang gelap dan memantulkan bayangan wajahku sendiri.  Kenapa harus mati disaat membosankan kayak gini, sih.
“Mas, Agit duduk disitu ya?” Ujarku pada Mas Ardi. Ia mempersilakanku duduk di sebelahnya. Ternyata anak ini bocor juga. Semua tema kami obrolkan malam itu. Dari mulai lumpur Sidoarjo, beasiswa kuliah, masalah gunung, sampai semua kisah di Rinjani kemarin.
Rinjani banyak meninggalkan cerita…
yang tak habis jika dibahas dalam satu part saja…
Angin malam semakin kencang, angkutan kami pun tak kunjung sampai. Aku tertidur. Begitu pula yang lainnya. Pukul sepuluh malam, kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk.
“Mas, bangun.” Ujarku pada Mas Ardi yang telah berpindah tempat duduk. Kami segera berkemas dan membeli karcis.
“Kamu kemana, Git?” Tanya Paklek Andi.
“Banyuwangi, Paklek. Pisah di Ketapang aja nanti.”
“Udah di telfon sodaranya?”
“Belum, henfonku mati. Nanti aja nyargher di kapal.” Jawabku santai.
“Gak ke Surabaya aja, ta?” Tanyanya menggodaku.
“Nanti, Paklek. InsyaAllah selasa.” Jawabku malu.
“Eh, itu bis ke Malang.” Ujar Paklek Andi. Ia segera menghampiri kondektur bus dan tawar menawar harga. Mereka bertiga rencananya akan menaikki bus itu, sementara aku harus mampir ke Banyuwangi dulu. Sedih rasanya membayangkan malam-malam jalan sendirian. Mereka segera menyusun carrier di bagasi, sementara aku menumpang di dalam bis, aku memangku carrierku, memeluknya erat. Gajah kecil, be strong ya! Bis berjalan dan masuk ke dalam kapal.
Kami menuju kantin, Mas Ardi membawakan carrierku. Aku segera mencharge henfonku dan mengaktifkannya. Menelefon om-ku di Banyuwangi kemudian mengecek notifikasi yang masuk.
bus titian mas,
bus titian mas sidoarjo,
bus titian mas jakarta,
bus titian mas bandung,
bus titian mas bima,
bus titian mas malang lombok,
bus titian mas lombok,
bus titian mas mataram,
bus titian mas terbaru,
bus titian mas wisata,
bus titian mas pariwisata
bus titian mas denpasar
bus titian mas malang mataram
sewa bus titian mas surabaya
fasilitas bus titian mas
alamat bus titian mas di surabaya
jadwal berangkat bus titian mas
agen tiket bus titian mas
telp bus pariwisata titian mas
foto bus titian mas
bus malam titian mas
agen bus titian mas malang
agen bus titian mas surabaya
alamat bus titian mas surabaya
alamat kantor bus titian mas surabaya
agen bus titian mas denpasar
daftar harga sewa bus titian mas
foto bus pariwisata titian mas
gambar bus titian mas
harga bus titian mas
mod bus titian mas haulin
harga bus titian mas surabaya
harga tiket bus titian mas
harga tiket bus titian mas malang mataram
harga tiket bus titian mas malang lombok
harga tiket bus titian mas surabaya lombok
interior bus titian mas
bus tiara mas jakarta mataram
bus tiara mas malang jakarta
bus tiara mas surabaya jakarta
jadwal bus titian mas
jadwal keberangkatan bus titian mas
bus tiara mas jakarta
kantor bus titian mas surabaya
kantor bus titian mas
kecelakaan bus titian mas
kontak bus titian mas
bus titian mas malang
agen bus titian mas mataram
bus mini titian mas
no telp bus titian mas
nomor telepon bus titian mas
no telepon bus titian mas
pengalaman naik bus titian mas
po bus titian mas surabaya
po bus titian mas
bus pariwisata titian mas sidoarjo
bus pariwisata po titian mas
pesan tiket bus titian mas
harga bus pariwisata titian mas
rute bus titian mas
bus titian mas surabaya
bus pariwisata titian mas surabaya
harga tiket bus titian mas surabaya
sejarah bus titian mas
tarif sewa bus titian mas
tiket bus titian mas
tarif bus titian mas
telp bus titian mas
trayek bus titian mas
video bus titian mas
bus tiara mas sidoarjo
alamat bus tiara mas sidoarjo
bus tiara mas lombok
Agen Bus Tarif Bus Tiket Bus PO Bus Titian Mas
Agen Bus Tarif Bus Tiket Bus PO Bus Titian Mas Pada tahun 1995 seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transportasi,  TITIAN MAS mulai melakukan perluasan layanannya menjadi jasa…
Agen Bus Tarif Bus Tiket Bus PO Bus Titian Mas Agen Bus Tarif Bus Tiket Bus PO Bus Titian Mas Pada tahun 1995 seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transportasi,  TITIAN MAS mulai melakukan perluasan layanannya menjadi jasa…
0 notes
mputandini · 7 years
Text
Agen Bus|Harga Bus|Tiket  Bus|PO Bus|Bus Tiara Mas
Pada tahun 1995 seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transportasi,  TITIAN MAS mulai melakukan perluasan layanannya menjadi jasa bus antar kota antar propinsi, dan kemudian diperluas lagi menjadi antar propinsi, khususnya jalur transportasi  Jawa timur – Bali – Mataram dan Sumbawa. Semakin tingginya  dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan yang diberikan TITIAN MAS, pada tahun 2002  TITIAN MAS  membuka cabang baru di kota
Berawal dari angkutan  antar desa di sekitar Sumbawa Besar – Nusa Tenggara Barat, yang dirintis oleh Bapak CHANDRA WIRIANTO sejak tahun 1960-an, sejak  tahun 1994 TITIAN MAS berkembang menjadi  sebuah jasa pelayanan transportasi antar kota dalam propinsi yang melayani jurusan Mataram ke Sumbawa dan sebaliknya.
Bus pariwisata tiara mas yang bermarkas daerah Demak Jawa Timur ini memiliki armada yang merupakan standarisasi bus pariwisata Indonesia dikelasnya. Armada Jetbus karoseri Adiputro dan Laksana dengan legacynya serta didukung mesin EURO 2 yang canggih menambah keunggulan kualitas mesin bus pariwisata tersebut. Fasilitas yang terdapat di dalam bus pariwisata ini yang mendukung kenyamanan dan keselamatan para penumpang tetap menjadi prioritas PO ini. Dengan Servis yang profesional, ramah dan mengedepankan aspek kepuasan penumpang, bus pariwisata ini menjadi salah satu primadona transportasi di jawa timur pada khusus nya.
Kecelakaan tunggal Bus pariwisata Tiara Mas di lingkar Payaman, 3 Meninggal Dunia
Isknews.com, Kudus – Sekitar jam 03.00 dini hari telah terjadi Kecelakaan tunggal Bus pariwisata, plat EA 7388 A, asal sidoarjo jawa timur yang sedang perjalanan wisata dari Bandung pulang menuju Sidoarjo.
Kanit polres kudus Hartono saat di konfirmasi Isknews.com di lokasi kejadian mengatakan bahwa Bus pariwisata yang berpenumpang 39 ini sementara korban meninggal 3 orang, Luka berat 2, dan sisa nya luka ringan. Saat ini korban di mardirahayu Kudus untuk penanganan lebih lanjut.
Kronologi kejadian saksi penumpang mengatakan jika berawal Bus dari arah semarang menuju sidoarjo melewati tikungan jalan lingkar payaman, tiba tiba oleng “nggelempang” ke timur (kanan), Dugaan sementara sopir mengantuk, dan tidak tau kondisi jalan sekitar.
Maronge, Gaung NTB – Sejumlah Bus Titian Mas trayek Sumbawa—Empang dan sebaliknya, terpaksa berhenti beroperasi sejak Rabu (19/2) hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal ini terjadi menyusul aksi sweeping terhadap armada bus tersebut yang dilakukan warga di Kecamatan Maronge, Kabupaten Sumbawa. Aksi sweeping ini buntut dari aksi pemukulan yang dilakukan Bos Titian Mas, Ade Candra terhadap Topan—warga Maronge yang merupakan salah satu sopirnya, Selasa (18/2) sore.
Perwakilan keluarga korban, Betas kepada Gaung NTB, menegaskan, sweeping terhadap Bus Titian Mas ini dilakukan sebagai bentuk protes keluarga dan masyarakat Maronge atas kesewenangan pemilik perusahaan terhadap bawahannya. Hanya persoalan sepele, Bos Ade—sapaan akrab pemilik Titian Mas, ringan tangan dan bersikap arogan terhadap sopirnya. Untuk diketahui ungkap Betas, Topan dianiaya Bos Ade hanya karena dianggap salah parkir bus yang masuk ke gudang. Itu dilakukan Topan, karena di dalam gudang ada sepeda motor yang tidak memungkinkan bus yang dikemudikannya berada pada posisi sebagaimana biasanya. “Hanya masalah itu saja, sopir dipukul. Mentang-mentang dia yang menggaji lalu seenaknya memperlakukan anak buah secara kasar,” sesal Betas.
Ini sudah sering dilakukan Bos Ade tidak hanya terhadap Topan, tapi juga sopir lainnya. Keluarga dan masyarakat Maronge kata Betas, bisa saja mengambil tindakan sendiri untuk membalas atau membuat perhitungan dengan bos yang dinilai arogan tersebut. Namun mereka masih bijak dan memilih cara yang lebih santun yaitu sweeping Bus Titian Mas agar tidak beroperasi. “Aksi ini tidak ada ketentuan waktu, sampai ada kejelasan penanganan kasus pemukulan itu baik secara kekeluargaan maupun secara hukum,” tandas Betas.
Dan patut diketahui, aksi yang ini tidak mengganggu arus lalulintas ataupun transportasi lainnya. “Semua berjalan normal, tapi jika ada Bus Titian Mas yang lewat langsung kami stop dan kami minta kembali lagi,” ujar Betas, seraya mengaku tindakan masyarakat ini telah dikomunikasikan dengan Babinsa, dan Pospol Maronge.
Betas mengaku sangat menghormati adanya keinginan untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun mereka tidak ingin Bos Ade mengutus seseorang datang menemui keluarga. “Harus yang bersangkutan,” tegasnya.
Sementara Bos Ade Candra yang ditemui terpisah, mengakui pemukulan yang dilakukan terhadap salah seorang sopirnya tersebut. “Saya kesal,” katanya.
Bermula ketika Topan memarkir busnya di dalam gudang. Karena posisinya dinilai salah, dia meminta sopir itu untuk memindahkan busnya ke dalam karena masih ada bus lainnya yang akan masuk.
Ketika Topan starter bus, tanpa diduga tidak hidup-hidup. Bos Ade mengaku sangat kesal sebab baru dua hari yang lalu dynamo bus ini telah diperbaiki. “Saya langsung tempeleng bagian belakang lehernya (tengkuk),” aku Bos Ade.
Malam itu Topan tidak menginap di gudang tapi langsung pulang ke Maronge karena keberatan dengan tindakannya. Selanjutnya pagi harinya terdengar informasi akan ada aksi dari warga Maronge, memaksanya untuk tidak mengoperasikan seluruh busnya yang jurusan Sumbawa-Empang atau sebaliknya.
Di bagian lain, Bos Ade membantah kerap bertindak arogan apalagi memukul para sopirnya. “Ini pertama kalinya,” ujarnya.
Namun demikian Ia telah mengutus perwakilannya untuk menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarganya. Bahkan dia juga sudah memenuhi permintaan korban untuk biaya pengobatan. “Saya ingin kasus ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan,” pintanya.
Sementara Kapolsek Plampang, IPDA Mathias AW yang dihubungi mengakui adanya informasi tentang kasus pemukulan, namun tidak sampai berdampak pada pemblokiran jalan di wilayah Maronge. Untuk penyelesaian persoalan itu, Mathias mengaku telah ada utusan dari Titian Mas menemui keluarga korban.
bus tiara mas,
bus tiara mas malang,
bus tiara mas 2014,
bus tiara mas jakarta mataram,
bus tiara mas malang jakarta,
bus tiara mas wisata,
bus tiara mas mataram,
bus tiara mas surabaya mataram,
bus tiara mas terbaru,
bus tiara mas surabaya jakarta,
bus tiara mas lombok
bus tiara mas denpasar
bus tiara mas surabaya denpasar
kantor bus tiara mas
sewa bus tiara mas surabaya
kantor bus tiara mas malang
logo bus tiara mas
foto bus tiara mas
tarif bus tiara mas
sewa bus tiara mas
bus pariwisata tiara mas malang
alamat bus pariwisata tiara mas
agen bus tiara mas
agen bus tiara mas malang
alamat bus tiara mas
alamat bus tiara mas surabaya
alamat bus tiara mas di surabaya
alamat bus tiara mas malang
alamat bus tiara mas sidoarjo
armada bus tiara mas
alamat kantor bus tiara mas
alamat po bus tiara mas
agen bus tiara mas mataram
cerita naik bus tiara mas
kantor bus tiara mas di surabaya
denah bus tiara mas
tempat duduk bus tiara mas
daftar harga bus tiara mas
denah tempat duduk bus tiara mas
daftar harga sewa bus tiara mas
harga tiket bus tiara mas surabaya denpasar
po bus tiara mas di surabaya
fasilitas bus tiara mas
fasilitas bus pariwisata tiara mas
foto bus pariwisata tiara mas
gambar bus tiara mas
garasi bus tiara mas
gambar bus pariwisata tiara mas
gambar bus tiara mas terbaru
harga tiket bus tiara mas surabaya jakarta
harga bus tiara mas
harga bus tiara mas surabaya
harga tiket bus tiara mas
harga sewa bus tiara mas
harga tiket bus tiara mas surabaya mataram
harga sewa bus tiara mas malang
interior bus tiara mas
interior bus pariwisata tiara mas
jadwal bus tiara mas
jurusan bus tiara mas
bus tiara mas jakarta
jadwal bus tiara mas surabaya
kecelakaan bus tiara mas
kantor bus tiara mas surabaya
bus tiara mas legacy
bus pariwisata tiara mas legacy
tiket bus malam tiara mas
sewa bus tiara mas malang
harga tiket bus tiara mas mataram surabaya
bus malam tiara mas
mini bus tiara mas
harga sewa bus pariwisata tiara mas malang
daftar harga sewa bus pariwisata tiara mas malang
no telp bus tiara mas malang
no telp bus tiara mas surabaya
no telp bus tiara mas
pengalaman naik bus tiara mas
nomor telepon bus tiara mas surabaya
bus tiara mas pariwisata
pemesanan tiket bus tiara mas
sewa bus pariwisata tiara mas
pemilik bus tiara mas
po bus tiara mas malang
profil bus tiara mas
harga bus pariwisata tiara mas
tarif bus pariwisata tiara mas
rute bus tiara mas
bus tiara mas surabaya
agen bus tiara mas surabaya
sejarah bus tiara mas
tarif sewa bus tiara mas
video simulator bus tiara mas
tiket bus tiara mas
telepon bus tiara mas surabaya
ukts bus tiara mas
vidio bus tiara mas
video bus tiara mas
website bus tiara mas
bus tiara mas scorpion x
bus titian mas malang lombok
bus titian mas malang
bus titian mas malang mataram
harga tiket bus tiara mas malang mataram
alamat po tiara mas malang
po tiara mas pariwisata malang
harga tiket bus titian mas malang lombok
harga tiket bus titian mas malang mataram
Agen Bus|Harga Bus|Tiket Bus| PO Bus|Bus Tiara Mas
Agen Bus|Harga Bus|Tiket  Bus|PO Bus|Bus Tiara Mas Pada tahun 1995 seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transportasi,  TITIAN MAS mulai melakukan perluasan layanannya menjadi jasa…
Agen Bus|Harga Bus|Tiket Bus| PO Bus|Bus Tiara Mas Agen Bus|Harga Bus|Tiket  Bus|PO Bus|Bus Tiara Mas Pada tahun 1995 seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transportasi,  TITIAN MAS mulai melakukan perluasan layanannya menjadi jasa…
0 notes