#buat undangan pernikahan
Explore tagged Tumblr posts
Text
0856 4877 7240 - Jasa Buat Website Undangan Pernikahan Kebumen
0856 4877 7240 - Jasa Buat Website Undangan Pernikahan Kebumen | Jasa Pembuatan Website Commercial Merauke. Jasa Pembuatan Website Company Profile Mesuji. Jasa Pembuatan Website Crowdfunding Metro. Jasa Pembuatan Website Custom Mimika. Jasa Pembuatan Website Dealer Mobil Minahasa. Jasa Pembuatan Website Dealer Motor Mojokerto. Jasa Pembuatan Website Desa Morowali. Jasa Pembuatan Website Donasi Morowali Utara. Jasa Pembuatan Website E Commerce Muara Enim. Jasa Pembuatan Website Ecommerce Muaro Jambi
Anda belum mempunyai website?
Ingin dibuatkan website profesional dengan harga terjangkau?
Melayani pembuatan :
[+] Website personal
[+] Website perusahaan
[+] Website dinas
[+] Website sekolah/universitas
[+] Website donasi
[+] Landing page
[+] Dll
Fitur :
[+] GRATIS domain .com
[+] GRATIS hosting
[+] GRATIS SSL
[+] GRATIS pendaftaran ke Google
[+] Desain responsive
[+] Mobile friendly
Yuk..
Segera buat website Anda bersama kami.
Konsultasikan website Anda di sini :
Jasa Bikin Situs Aplikasi Buru. Jasa Bikin Situs Agen Travel Buol. Jasa Bikin Situs Agen Properti Bungo. Jasa Bikin Situs Affiliate Bulungan. Jasa Bikin Situs Keerom. Jasa Bikin Landing Page Yayasan Buleleng. Jasa Bikin Landing Page Wisata Bukittinggi. Jasa Bikin Landing Page Wedding Brebes. Jasa Bikin Landing Page Villa Boyolali. Jasa Bikin Landing Page Undangan Pernikahan Boven Digoel
0 notes
Text
0856 4877 7240 - Jasa Buat Web Undangan Pernikahan Bukittinggi
0856 4877 7240 - Jasa Buat Web Undangan Pernikahan Bukittinggi | Jasa Buat Situs Commercial Subang. Jasa Buat Situs Company Profile Subulussalam. Jasa Buat Situs Crowdfunding Sukabumi. Jasa Buat Situs Custom Sukamara. Jasa Buat Situs Dealer Mobil Sukoharjo. Jasa Buat Situs Dealer Motor Sumba. Jasa Buat Situs Desa Sumbawa. Jasa Buat Situs Donasi Sumedang. Jasa Buat Situs E Commerce Sumenep. Jasa Buat Situs Ecommerce Sungai Penuh
Anda belum mempunyai website?
Ingin dibuatkan website profesional dengan harga terjangkau?
Melayani pembuatan :
[+] Website personal
[+] Website perusahaan
[+] Website dinas
[+] Website sekolah/universitas
[+] Website donasi
[+] Landing page
[+] Dll
Fitur :
[+] GRATIS domain .com
[+] GRATIS hosting
[+] GRATIS SSL
[+] GRATIS pendaftaran ke Google
[+] Desain responsive
[+] Mobile friendly
Yuk..
Segera buat website Anda bersama kami.
Konsultasikan website Anda di sini :
Jasa Membuat Website Aplikasi Subulussalam. Jasa Membuat Website Agen Travel Subang. Jasa Membuat Website Agen Properti Sragen. Jasa Membuat Website Affiliate Sorong Selatan. Jasa Membuat Website Asmat. Jasa Membuat Web Yayasan Soppeng. Jasa Membuat Web Wisata Solok Selatan. Jasa Membuat Web Wedding Solok. Jasa Membuat Web Villa Sleman. Jasa Membuat Web Undangan Pernikahan Situbondo
0 notes
Text
0856 4877 7240 - Jasa Buat Situs Undangan Pernikahan Yahukimo
0856 4877 7240 - Jasa Buat Situs Undangan Pernikahan Yahukimo | Jasa Membuat Website Dealer Mobil Sumedang. Jasa Membuat Website Dealer Motor Sumenep. Jasa Membuat Website Desa Sungai Penuh. Jasa Membuat Website Donasi Supiori. Jasa Membuat Website E Commerce Surabaya. Jasa Membuat Website Ecommerce Surakarta. Jasa Membuat Website Ekspor Tabalong. Jasa Membuat Website Elearning Tabanan. Jasa Membuat Website Forum Takalar. Jasa Membuat Website Framework Tambrauw
Anda belum mempunyai website?
Ingin dibuatkan website profesional dengan harga terjangkau?
Melayani pembuatan :
[+] Website personal
[+] Website perusahaan
[+] Website dinas
[+] Website sekolah/universitas
[+] Website donasi
[+] Landing page
[+] Dll
Fitur :
[+] GRATIS domain .com
[+] GRATIS hosting
[+] GRATIS SSL
[+] GRATIS pendaftaran ke Google
[+] Desain responsive
[+] Mobile friendly
Yuk..
Segera buat website Anda bersama kami.
Konsultasikan website Anda di sini :
Jasa Buat Situs Alor. Jasa Buat Landing Page Yayasan Sleman. Jasa Buat Landing Page Wisata Situbondo. Jasa Buat Landing Page Wedding Sintang. Jasa Buat Landing Page Villa Sinjai. Jasa Buat Landing Page Undangan Pernikahan Singkawang. Jasa Buat Landing Page Umroh Simeulue. Jasa Buat Landing Page UMKM Simalungun. Jasa Buat Landing Page UKM Sikka. Jasa Buat Landing Page Travel Sijunjung
0 notes
Text
Jadi akhwat tuh challenging bet bet bett. Sebelum nikah dituntut buat ngejaga diri sebaik mungkin. Berusaha nutup aurat seideal mungkin sesuai sama syariat. Keinginan berhias dikikis sedikit demi sedikit. Abi bilang jangan sampai narik perhatian orang. Tapi emang semuanya ga semudah itu, tergantung.. latar belakang ga si. Aku jadi bersyukur banget.
Katakan ada satu orang akhwat nih, di masa single nya dia udah berusaha menjaga semenjaga itu. Mungkin sejak masih single nya dia punya standar a, b, c dalam berpakaian terus kalo ntar aku nikah maunya kayak gini gini nanana. Yaa kalo dalam sehari-harinya dia udah terbiasa dengan tampilan yang syar'i, dia cenderung juga akan menerapkan itu di hari terbaiknya (pernikahan), menurutku sih ya. Tapiii, kayaknya ga semua akhwat berkesempatan buat dapetin dream wedding nya. (Apasi rin, sumpah aku cm sok tau:)
Beberapa di antara kita, iya para akhwat, punya orang tua yang bahkan di masa mudanya belum sedekat itu sama Islam dan syariat-syariatnya. Sampai di hari terbaik mereka, ibu sebagai orang pertama yang kita pengen banget jadi pendukung semua konsep yang bakal kita rancang, sekaligus ngarahin mana yang lebih banyak manfaatnya atau mudhorotnya, jadi penentu gimana hari H itu akan berjalan.
Mungkin ketidaktahuan ibu kita jadi penghalang atau mungkin berubah jadi bentuk keraguan kita.
Misal, kita tau kalau idealnya gaun yang nanti kita pakai itu gabole ngebentuk badan, tapi karena ibu gatau hal itu dan pasti pas nentuin kayak gitu kita bakal lebih banyak minta validasi ibu kan? Jadi ibu bilang, "gausah kak bagusan yang ini bikin kamu keliatan tambah tinggi." Akhirnya kita manut juga sama ibu.
Misal lainnya, akhwat biasanya gapernah dandan. Plis mohon dimaklumi para akhwat yang gapernah dandan ini. Pas hari H kita ditanya sama MUA nya, "make up nya mau kayak gimana mbak?", "kerudungannya mau kayak gimana mbak?" Kita cuma bisa nanya balik ke ibuk ga si. Kek, "Mahh ini bagusnya gimana", terus nanti ibu bilang "Yang menurut mbak MUA nya paling bagus aja". Oke akhirnya kita manut lagi. Sampai pas udah didandanin kita baru sadar kalo MUA nya masangin bulu mata palsu sama pas mau di kerudungin harus dipakein konde dulu biar bagus, menurut mbaknya. "Loh kan kalo kayak gini gabole ga sih" Akhirnya perasaan kita yang campur aduk, tanpa berani bilang apa-apa ke ibu.
Huaa takut. Sumpah ini bukan ceritaku atau cerita orang lain, aku cuma sok tau tapi tapi kepikiran aja huehwhehwh. Gara-gara ngehadirin banyak undangan nikah orang. Maapin manusia INFP yang sangat suka mengamati dan sangat cocoklogi ini:')
Random thought || Ahad, 7 Juli 2024
11 notes
·
View notes
Text
Menurutmu, apa makna sekufu? Apakah mereka yang berada di kondisi ekonomi yang sama? Atau mereka yang topik pembicaraannya bisa menyambung dan saling melengkapi?
Menurutmu siapakah yang pantas menikah? Apakah mereka yang berada di status ekonomi yang sama? Atau mereka yang mempunyai tingkat keilmuan yang sama?
---
Menurutmu pribadi, apakah aku termasuk orang yang tak tahu malu? Mengajak taaruf seorang putri istana yang cerdas, sopan, dan berpendidikan?
Berulang kali aku mempertanyakan itu kepada diriku sendiri. Prosesku mengajak hubungan yang lebih serius dengan Fathia banyak mendapatkan komentar yang beragam dari beberapa teman-temanku. Beberapa ada yang mendukung, namun beberapa justru mempertanyakan apakah aku sudah memikirkannya dengan matang.
Dua kontras jawaban yang berbeda dari teman lingkaranku membuat aku menjadi setengah-setengah. Ingin lanjut namun ragu, tapi juga ingin berhenti tapi sayang jika prosesnya harus berhenti di tahap ini.
Mungkin ini sebabnya beberapa seniorku selalu menasihati orang yang sedang bertaaruf. Bahwa, kita harus menyembunyikan prosesnya. Segala prosesnya. Dengan siapa, sudah sampai tahap mana, dan lain sebagainya. Jika semua sudah fiks, barulah teman-teman kita diberitahu kabar bahagianya melalui surat undangan pernikahan.
Memang sesuatu yang diam-diam akan selalu memudahkan seseorang dalam bekerja. Namun nasi telah menjadi bubur. Beberapa temanku sudah tahu bahwa aku sedang menjalani proses taaruf dengan Fathia, entah dari mana kabar itu. Tiba-tiba saja mereka mengetahui kabar itu dan menanyakan kebenarannya kepadaku.
**
“Lo serius ngajakin Fathia taaruf? Gila ya emang nyali lo.” Kata temanku lantang karena kaget mengetahui bahwa aku sedang berproses taaruf dengan Fathia.
Kami sedang berada di cafe siang ini. Hanya berdua, aku dan sahabatku. Tempat nongkrong bergaya insustrial ini cukup terkenal buat orang-orang yang bekerja di daerah kami. Tempat yang cukup sepi, bersih, dan dilengkapi dengan gaya yang estetik menjadikan cafe ini pilihan bagi orang-orang melepas lelahnya setelah bekerja seharian di kantornya. Itulah alasanku disini sekarang bersama temanku.
“Ya serius lah. Emang aku pernah bercandaan ya soal perempuan? Dari dulu aku kan juga ga pernah tuh ngejalin hubungan asmara dengan siapapun. Ya itu karena aku emang nggak pernah bercanda soal perempuan.” Jawabku santai.
“Tapi maksudku tuh gini, kamu kan tau Fathia ini orang yang kaya raya. Dunia dia tuh udah yang kayak dunia berbeda gitu loh buat kita. Ya emang sih dia tuh orangnya emang humble banget. Tapi apa dia mau buat suatu hari nanti pergi naik motor bareng elu? Kan dia biasanya naik mobil. Terus, apa dia mau buat nyoba masakin di rice cooker terus makan tahu tempe yang kayak dulu pernah kita lakuin di pondok? Lu kira Fathia tuh kayak mbak-mbak santri yang serba bisa gitu?” Temanku menjawab lagi pertanyaanku dengan bertubi-tubi seperti seorang ibu yang ingin menyadarkan anaknya yang telah berbuat salah.
Iya, aku tahu bahwa Fathia memang orang yang berbeda status dengan kami berdua, tapi jika memang itu adalah orang yang cocok menurutku, mau bagaimana?
Aku juga pernah membaca tulisan Habiburrahman di Ayat-Ayat Cinta, beliau mengatakan bahwa seharusnya para lelaki tak cepat minder dengan apa yang dimiliki oleh seorang perempuan, karena kita para lelaki mempunyai teladan yang sempurna yaitu Rasulullah yang juga menikah dengan seseorang yang cantik, baik perangainya, dan juga kaya. Ketika itu, Rasulullah hanyalah manusia biasa yang tak kaya ataupun mempunyai jabatan. Meskipun begitu, kejujuran beliau telah dikenal kemana-mana hingga beliau dijuluki al-amin, yang artinya seseorang yang jujur. Sehingga singkat cerita, melihat kejujuran Nabi Muhammad ketika itu, Khadijah bertekad untuk mengajukan diri untuk menjadi istri beliau.
“Akupun seperti itu Bro, aku yakin Fathia akan menghormatiku meskipun kami mempunyai latar belakang yang berbeda. Aku yakin Dia bisa memposisikan dirinya jika memang kami berjodoh. Toh aku juga ngga mau mikir jauh-jauh apakah berjodoh atau tidak. Aku hanya fokus ke satu per satu prosesnya, memastikan bahwa tidak ada satu step taaruf yang tercampur dengan ikhtilat.” Jawabku panjang lebar menjelaskan mengapa aku memilih Fathia dan satu bab sirah nabawiyah kepada temanku.
“Ya semoga ya. Turut seneng kalau nanti elu jadi sama si Fathia. Dia adalah salah satu orang baik yang pernah aku temui juga di BEM ketika itu.”
“Ting…” Suara notifikasi HP ku berdering, kulihat nama Fathia di notifikasi whatsapp ku. Ternyata dia baru saja mengirim pesan. Buru-buru aku langsung membuka isi pesan itu, barangkali ada hal urgen yang dia butuhkan.
“Mas, aku udah ngomong Abi, katanya dipersilahkan silaturahmi ke rumah hari Selasa sore, apa bisa?”
Senang dan deg-degan rasanya mendapatkan balasan pesan itu dari Fathia. Akhirnya setelah sekian lama memendam rasa kepadanya, aku bisa menyampaikan maksudku dengan cara yang baik, yaitu kepada orangtuanya langsung. Walaupun ya disatu sisi aku agak khawatir, apakah niatan baikku ini bisa diterima keluarganya atau tidak.
Ahh mengapa aku melamun, aku harus segera menjawab pesan dia.
“Okey, Insyaallah semoga Allah memudahkan.” Jawabku singkat
Buru-buru aku menyeruput secangkir kopi yang masih tersisa siang itu, kemudian memasukkan beberapa barang-barang kedalam tasku. Degup jantungku semakin kencang, sekarang hidupku seperti berjalan diatas harapan dan ketakutan.
“Aku pamit dulu ya Bro, mau kerjain yang belum beres dikosan.”
Bersambung (2/6)
Menjadi yang Kaucintai - Bagian 2
@careerclass @bentangpustaka-blog @langitlangit.yk
76 notes
·
View notes
Text
Ibu Khawatir
"Assalamu'alaykum..." Salamku di ambang pintu
"Wa'alaykumussalam, mah ini mah anaknya baru datang tuh mah." Sambut Anggi
"Mana ibu?" tanyaku
"Di dapur lagi bikinin sambel, ada yang minta dibikinin sambel kalau kesini." Sindir Anggi
"Heheh...."
"Buuuu, kangen." Ku peluk tubuh tua itu yang sedang ngulek sambel.
"Kemana aja? Katanya kalau kesini mau ngasih undangan ya gi?" Ibu menembak tanpa aba-aba
"Be, tolongin. Aku baru dateng udah diserang." Wajahku memelas
"Tau gak? Niat s mamah nyuruh kamu ke rumah kan buat ditanyain ini Hahahah" Anggi tertawa puas
"Beneran deh, ibu tuh nungguin kabar kamu. Kamu sehat kan? Bukannya waktu itu udah ada calon?" Ibu melepas peluk menarik tanganku dan membawa duduk ditempat yang lebih nyaman untuk mengobrol
"Maafin ya udah segede ini aku masih bikin khawatir. Ibu doakan aku aja terus yaa."
"Wajar, orang tua itu berhenti khawatirnya kalau udah meninggal. Sekalipun anak-anak udah jadi orang tua. Orang tua pasti akan khawatir." Jawab ibu
"Mah udah mah jangan ditanya-tanya tentang itu mah. Bentar lagi nangis gera nanti gak mau main lagi ke rumah." Anggi menangkap sinyal yang dikirim oleh mataku
"Mumpung ibu masih sehat, nanti masih bisa bantuin nikahan kamu." Ibu masih belum menyerah
"Kalau gitu ibu harus terus sehat sampai nanti bisa lihat aku nikah, ngebangun keluarga, punya anak dan peran-peran yang lainnya." Aku genggam tangannya sembari tersenyum getir
"Udah nikmati aja dulu hidupmu sekarang Jul. Kehidupan pernikahan gak semudah yang digambarkan feed feed romantis di sosial media kok. Nanti kalau udah dateng jodohnya bakalan nikah juga." Sambung Anggi
"Buuu, anak ini udah gede, udah mau jadi ibu-ibu. Be, pernikahan membantu kamu buat jadi dewasa, cakep. Alhamdulillah." Aku kagum dengan kedewasaan calon ibu ini
"Tetep aja bubudakeun." Ibu tak terima pujianku hehe
"Ai gak nanya2 gt? Gak khawatir adeknya belum nikah?" Ibu masih dengan topik yang sama
"Jul, s mamah tuh kangen ngobrol dan dengerin cerita kamu. Makanya nanya-nanya nyari topik sekalian kepo wkwkw."
"Iya ih, baru juga dateng pertanyaannya ngegas banget."
"Udah ya kalian ngobrol yang akur ya, owe mau siap-siap kerja dulu. Mah, inget kade sebentar lagi dia ngangis nanti dia susah lagi main kesini gera."" Pamit Anggi
"Nangis apaan, owe mah nangisnya paling nanti pas balik ke rumah. Hahahah"
*Salah satu keluarga yang harus selalu ku ingat atas banyak kebaikannya. Banyak sekali suka duka yang dibagi bersama. Tumbuh bersama. Ibu Ciii, terima kasih. Allah yang balas segala kebaikan Ibu dan keluarga yaa 🌻✨💛
Nah sekarang baru nangis hehe
2 notes
·
View notes
Text
Sayonara, Mei!
Dibandingkan satu Januari, Mei lebih menjadi 'tahun baru' buat aku. Mei memberiku kesempatan untuk kembali merenungi, setahun kebelakang apa saja yang sudah kulakukan, dan setahun kedepan akan seperti apa. Mei yang berada di dekat Juni, hampir setengah tahun Masehi terlewati, menjadi waktu untuk berefleksi--atau jika tidak terlihat begitu rumit, berkontemplasi--melihat selama (hampir) setengah tahun ini apa rencana-rencana yang terlaksana dan apa yang perlu diperbaiki dan, tentu saja, apa yang tertunda.
Di bulan Mei ini aku juga bisa kembali berkoneksi dengan teman-temanku lewat reuni-reuni kecil di kondangan. Ke Wonosobo untuk menghadiri pernikahan Oase yang super menyenangkan. Ketemu banyak banget wajah-wajah lama yang nggak asing, yang alhamdulillah haha-hihinya tetep sama kayak dulu waktu SMP-SMA. Lalu mumpung deket sama Dieng, kita mampir ke Banjarnegara dan kembali berjumpa dengan teman-teman yang domisilinya di daerah super dingin itu. Seneng bangett:)
Lalu menghadiri undangan pernikahan Erin yang alhamdulillah ada ngunduh mantu di Sleman (karena sebelumnya ada undangan ke Lamongan tapi nggak bisa hadir") dan ketemu lagi sama temen-temen yang lamaaa banget udah ngga jumpa. Plus silaturahim juga sama ustadzah-ustadzah Mu'allimaat, karena turut diundang ke nikahan Erin ternyata:)
Entah kenapa aku jadi merasa hangat dengan teman-temanku yang punya bulan lahir yang sama denganku. Aku menganggap bulan Mei ini adalah bulanku, sehingga saat teman-teman lain merayakan ulang tahunnya, akupun jadi ikut merasa 'dirayakan'. Dipikir-pikir lumayan banyak teman-temanku yang lahir di bulan Mei. Bahkan ada yang aku baru tau ternyata dia lahir di bulan yang sama denganku! Beberapa ada teman-teman yang udah jaraanggg banget berkomunikasi, tapi kita dulu pernah ngobrol dan bahkan deket. Jadi bisa berkoneksi lagi di bulan Mei ini:)
Seperempat abad di Bulan Mei ini aku mendapat doa-doa yang begitu tulus dan mengharukan. Bahkan dari orang-orang yang tidak kukenal. Saat membaca sebagian dari doa-doa itu bahkan rasanya hampir menangis karena tidak menyangka akan didoakan sebaik dan setulus itu! :" Seiring bertambahnya usia, kurasa hadiah terbaik adalah doa. walau tidak menolak juga kalau dikasih buku bacaan atau bahkan hape baru
Bulan Mei ini aku juga memberanikan diri untuk mengambil keputusan yang cukup berat buat aku. Keputusan yang rumit, tapi aku sudah mempertimbangkannya sejak awal tahun. Saat aku mengikrarkan keputusan itu, bahkan aku tidak percaya, apakah aku benar-benar melakukannya? Semua tampak tidak nyata rasanya. Meskipun aku sudah sejak lama mempersiapkan diri dengan menanamkan keyakinan dalam diriku, Allah selalu ada dan semua sudah diatur olehNya. Bismillah. Bismillah
Seperempat abad. Dulu aku mengira saat seperempat abad sudah punya ini dan itu. Sudah sampai sana-sana. Tapi sekarang aku menyadari, bahwa yang utama adalah bagaimana diriku memandang dunia, bagaimana diriku melihat diriku sendiri, dan bagaimana diriku bersikap terhadap sesuatu yang terjadi di keduanya. Rasanya Faiz-sentris sekali tapi yah, this is my war.
Sampai jumpa di bulan Mei tahun depan, Inshaallah! :)
Kata seorang teman, 'Mei' => 'M' nya = menyenangkan!
3 notes
·
View notes
Text
Day 15 - Silhouettes
30 days photography challenge
Sempet bingung emang punya foto siluet? Lalu di ingat2 kembali kayanya yaa foto 3 ini deeeh. Kebetulan ada 3 foto dan tiap foto mewakili tiap fase kehidupan haha.
Foto undangan pernikahan online, fisik ada jg cm beda design lg. Kayanya dulu belom musim bikin undangan web wlpn udah ada aja yg pake cuma belom marak gt. Jadi kami dibikinin foto undangan buat temen2 yg ngga dpt undangan fisik karena keterbatasan ina inu. Simple aja, ini karya kawan kami skaligus yg jd fotografer prewedd kami jg, alhamdulillah bnyk yg bantuin. Itu adalah foto siluet dari foto prewedd kami. Yaa begitulaah~
Sebenernya ini ngga siluet2 amat yah, lebih ke back light tp mirip lah dikit2 wkwk. Karena gapunya dan ngga niat bikin maternity fotoshoot sebagai kenang2an saat itu usia kandungan 8 bulan. Iyak begitulah aku hamil ngga besar perutnya padahal bayi didalem selalu cukup bb nya terbukti lahirannya jg bb nya 3,0 tp perut si ibu gapernah keliatan gede bgt bahkan sampe 9 bulanpun hehe. Lokasi pemotretan di kamar saat lagi staycation sama persepupuan di villa dago atas. Oiya fotonya ngga sama bapaknya, lagian spontan jg fotonya gapake niat haha.
Nah fase 3 dalam kehidupanku setelah nikah, hamil lalu punya anak deh ituuu bocil masih bayiikk 1,4 tahun piyik amat yaampun. Kayanya ini foto paling keliatan siluetnya yah. Before sunset (kek judul sequel drama romansa deh). Ini di pantai pangandaran, desember 2019 bbrp bulan sebelum pandemi disuruh liburan dulu lsg lockdown beuhhh.. Pertama kali nemo ke pantai~
3 notes
·
View notes
Text
Hi kids, this is your mom! Bentar ya mom mau ngomong dulu sama your dad.
Hi husbie, this is your future wife! Hari ini 6 Januari 2024, senja dengan rinai waktu Indonesia bagian Bekasi. Barusan aku scroll instagram, iklan yang muncul tentang undangan nikahan, souvenir nikahan, wo, dll. Hari ini juga seharusnya aku datang ke nikahan seorang teman, tapi batal. Selain karna hujan, aku nggak suka datang kondangan sendirian. Ini bukan undangan pertama yg begitu, kemarin-kemarin udah banyak undangan yg gak bisa aku hadiri karna nggak ada teman. Penting banget ya dateng sama teman? Buat aku yang setengah introvert ini, rasanya nggak nyaman berada di keramaian sementara aku sendirian. Mau jbjb sama orang lain entah rasanya gimana gitu. Kepikiran, klo udah nikah, ke kondangan pasti ada temen.
Oh ya, belakangan, entah dari keluarga, temen kerja, dan temen deket, hampir tiap hari rasanya mereka ngomongin soal jodoh dan nikah. Keluargaku udah nyuruh bawa kamu kalo ada kumpul keluarga. Loh, gimana mau bawa? Kita ketemu aja belom. Kadang aku ngerasa capek sama percakapan dengan topik ini, tapi nggak bisa kabur. Jadi cuma bisa mengaminkan. Lagian, bukan salahku kan kalo aku belum nikah? Salah kamu karna datengnya lama banget hufft.
Saat ini aku juga sedang berusaha menjadi versi terbaik diri aku, supaya bisa ketemu kamu dengan versi terbaik diri kamu. Lalu kita ketemu dengan keadaan paling baik.
Aku pernah baca, kita tuh nikah bukan cepet-cepetan, tapi lama-lamaan. Karna nikah tuh ibadah paling lama, kan? Jadi, mari kita siapkan dengan baik ya, supaya pernikahannya bertahan lama selama mungkin.
Di masa ini, mungkin orang-orang melihat aku masih ingin menikmati masa muda, main ke sana ke sini, aku terlihat nggak acuh soal pernikahan. Sebenernya itu kedok aja biar orang-orang nggak nanyain kamu, eh ternyata pada nanyain juga. Capek.
Yaudah, sekarang kita sama-sama memantaskan diri aja ya. Aku pun sambil berdoa, semoga memilih kamu adalah keputusan tepat. Sampai jumpa di hari baik, dalam kondisi terbaik. :)
2 notes
·
View notes
Text
Undangan Syawal.
Sudah memasuki bulan Syawal, bulan dimana biasanya banyak yang menyebarkan kabar baik, yaitu kabar pernikahan. Masya Allaah, kan ya. Ada banyak kabar baik, dan seharusnya kitapun turut berbahagia atas kabar itu. Ketika kita mendapatkan undangan pernikahan, maka terimalah dengan perasaan bahagia juga.
Tolong untuk tidak bermudah-mudahan nyeletuk. "Ya Allaah buwuhan mantenku akeh bulan iki, atau ya Allaah undangan maneh." (Mohon maaf tidak bisa translate dalam bahasa Indonesia. Orang Jawa pahamlah kalimat ini) hehe.
Bener deh jangan biasain nyeletuk gumaman seperti itu sekalipun itu konteksnya hanya bercanda, sekalipun itu udah biasa dikalangan tongkrongan. Sebab yang akan menikah ini, yang akan dan mau memberikan undangannya atau sudah memberikan undangan jadi "akward" sendiri gitu. Kayak, loh 73!"($!"+#?*!(#!#";73(#;" gitulah bahasanya.
Kalau dikasih undangan akan denger celetukan seperti itu, tapi kalau nggak diundang tiba-tiba besok bisa nggak disapa. Karna merasa dilupakan atau nggak dianggap keberadaannya. Serba Salah kan ya jadinya buat si calon pengantin.
Jadi jikalau pun banyak sekali undangan yang diterima, maka tolong terimalah dengan diam saja sekalipun tidak bisa mendoakan kebaikan. Terima saja sekalipun nggak bisa sambil senyum manis. Atau langsung bilang aja, "sepurane ya, aku nggak usah diundang, aku doakan kamu ya. Supaya pernikahan kamu sakinah mawaddah warahmah". Kan enak tuh ya, jadi nggak banyak yang undangan yang mubadzir, makanannya juga nggak mubadzir karena langsung ganti yang lain haluan siapa-siapa yang mau diundang untuk hadir di acara pernikahan. Apalagi jika mengundang tamunya terbatas. Apalagi konsep pernikahannya tidak mengundang banyak orang.
Hargai yang mengundang, doakan kebaikan, sebab doa yang baik akan kembali kepada yang mendoakan.
Lagipula undangan pernikahan itukan normalnya sekali seumur hidupkan ya. Jadi buatlah momen yang membahagiakan untuk calon pengantin ataupun semua pihak yang terlibat.
Yaaaa gitu aja dibikin ribet Nis, baper amat jadi orang. Perasaan biasa aja tuh. Ya balik lagi ya, kita nggak pernah tahu kondisi hati seseorang kan ya. Alangkah lebih baik menjaga perasaan dengan berkata yang baik-baik aja. Bukankah hal itu sudah bernilai ibadah daripada berkata hal yang malah melukai. Tapi kalau sudah menjadi kebiasaan ya silahkan saja. Cuman ya kayak kurang etis dan kurang adab aja sih ditelinga..hehe
*beberapa waktu ini sering denger curhatan calon pengantin. Mba, aku perlu ngundang si A nggak ya? Kalau ngundang mau nggak ya?. Atau "enak aku nggak diundang jadi nggak perlu buwuh manten. Tapi ngomongnya sambil kezel karena nggak diundang sendiri *huhu
Kalau aku dulu, sebelum mengundang akuntanyain dulu. "Pak, Bu, mba, mas. Kalau aku menikah kira-kira berkenan nggak ya aku undang?" Karena urusan mereka hadir atau enggak itu sudah jadi urusan mereka, setiap orang punya keperluan yang berbeda dan mendadak gitu sih. Yang penting mau diundang gitu aja sih. Dan jawabannya beraneka ragam. Masya Allaah kan ya, salah satu kisah yang akan terkenang dalam perjalan rumah tangga yang mungkin terlihat sepele dan receh namun cukup sedikit penting *eh gimana
Momen Syawal || 19.17
19 notes
·
View notes
Text
to a new chapter
hallo gais. udah lama ga ngetik disini. setelah sebelumnya ngilang karena kerjaan dan kesibukan yang lainnya. mau coba posting dan meninggalkan jejak digital biar bisa dibaca dan berasa kembali ke masa lampau.
to a new chapter. ini adalah momen dimana aku dan babang mulai mempersiapkan semua hal yang diperlukan buat pernikahan. i am getting married!!! idealnya, ahm, pengennya sih nikah dengan konsep outdoor. tapi setelah ditimpa oleh beberapa kenyataan, lebih baik indoor. itupun dengan menjajaki venue outdoor dan venue indoor buat membandingkan plus minusnya. seru. diakhiri dengan hujan pas mau pulang. pas lagi persiapan ini, babang dah ga malu-malu kalo mau jemput. gemes.
sebenernya, yang bikin bingung adalah tanggal. bapak sama ibu menganggap semua hari itu baik. sementara ayah dan ibu ga mengomentari apapun. alhasil aku dan babang yang bingung. juli atau september ya. soalnya gamau nikah di november atau desember. akhir taun di dunia perkantoran mah bukannya happy, tapi berasa masuk hell's kitchen. mau di oktober dengan tanggal yang bagus, tapi babang bilang mau ada wisudaan, which is dia mau ngejar urusan tesisnya. akhirnya, yasudahlah di september. lucunya, setelah memutuskan september buat jadi tanggal nikah, ibu baru bilang kalo di september juga ibu sama bapak nikah. woaah. lucu.
to a new chapter. setelah urusan tanggal beres. nentuinlah wedding organizer alias wo. mengingat kita berdua yang jauh dari tasik, perlu orang buat handle ini dan itu. pas udah nentuin wo yang mau dipake, akhirnya menghubungi salah satu kenalan, ngobrol dan konsultasi kalo pake gedung ini gimana, gedung itu gimana. apakah di tanggal yang kita mau itu kosong atau ngga. alhamdulillah di tanggal itu gedung yang dipengen kosong, langsung booking via wo. dan dimulailah dibikin RAB. di RAB awal, ada beberapa hal yang kurang suka, drop. ada yang pengen upgrade, akhirnya upgrade. sempet rebutan MUA juga. tapi alhamdulillah dapat MUA yang dipengen. fase ini tuh bener-bener fase yang penuh kesabaran dan cekcok duniawi yang sesungguhnya. pusing nentuin warna gaun, model siger, kapan fitting baju, cari seserahan, cari mahar, sampe cincin kawin.
btw, urusan cincin kawin ini agak memakan waktu karena sempet ganti-ganti konsep juga. tadinya mau costum, sampe akhirnya beli jadi aja di toko mas sekalian sama beli buat mahar. nentuin model juga lama. sampe doi yang beneran bawa kipas angin portabel yang kecil gitu. kepanasan gais 🤣 abis muterin spot sana dan sini akhirnya milih cincin kawin dulu. ada yang lucu banget, tapi kalo dijadiin cincin kawin kurang oke. ada yang oke buat jadi cincin kawin, tapi gaada ukurannya. sampe bilang sama pegawainya, "teh beneran gaada yang ukuran segini?" dengan muka memelas. aku sih enjoy aja tapi greget dan kasian si babang. udah mulai pegel. setelah drama nanyain ke babang beberapa kali, "beneran yang ini bagus?", akhirnya dipilihlah model yang itu. apakah jalan-jalan di toko mas ini berakhir? oh tentu saja belum. masih harus ke section lain buat cari mahar. long story short. dapatlah yang diperlukan. seneng. tapi ga seneng karena buat doi belum ada cincinnya. cari lagi ke toko yang lainnya. cari ukuran. cari model. pas dapat, langsung bungkus. aman gaisssss.
besoknya, beli seserahan yang lain. beli make up, baju, sepatu dan lainnya. kayaknya motor si babang sampe penuh itu bawa segala macam barang. dikit-dikit dibawa ke tasik. oiya, drama lain sebelum beli seserahan adalah, pas ngurus suvenir sama cetak undangan. karena lagi ada pelatihan di pusdiklat, banyak miskomunikasi. contohnya, pas harus transfer uang buat bayar suvenir, malah transfernya dengan ngisi pulsa. ya Allah 500rebu melayang. belum lagi desain undangan. diubah total. niatnya mau desain sendiri, bolak-balik, gausah ribet-ribet. ternyata harga cetaknya melebihi budgeting. bukannya apa-apa, tapi kita sama-sama tau kalo undangan itu cuma diliat kapan, jam berapa, dan nama mempelai. lalu, sudah. setelah kepala dingin, cek out suvenir aman, desain undangan ganti total dan udah masuk percetakan juga. tinggal nunggu dikirim.
drama yang lebih parah untuk menuju new chapter dalam kehidupan ini adalah, baju orang tua. si babang ingin orang tua make beskap dan kebaya, sementara ibu aku inginnya pake jas dan gaun. ini ada cekcok hampir seminggu belum ketemu titik tengah. belum lagi kemeja cpp, menurut babang, itu tuh kurang oke. biasa aja. tapi ganti ke warna lain juga malah ga lebih bagus. pas nyeletuk warna silver, malah ditanya si aku mau ganti gaun jadi warna apa. lah kan ga nyambung.. yang lebih kocak adalah, sekitar h-3 hari mungkin, entah h-7 hari, rok kebaya ga cukup. alias ngegendutin. doi mah stres jadi kurus, aku stres nambah berat. kita berdua panik dan harus nyari motif kain. kenapa berdua? karena final fitting cuma calon mempelai aja. dari motif batik yang (apa ya namanya, lupa) ganti ke motif merak nginding. greget? jelas.
ga berasa, sampe akhirnya ada di h-2. ada pengajian. dan si babang baru otw tasik di jumat sore. sabtu pagi, h-1, sempet ke rumah buat nyari dasi karena sepupu pinjem dasi, bawa uang buat saweran juga, sama permen buat saweran. ga karu-karuan sih. dibilang seneng ya seneng banget. tapi deg-degan juga. sempet final meeting sama wo di masing-masing rumah mempelai. tentu saja aku memanfaatkan bridesmaid buat direpotin di hari h wqwqwq sori ya di, tin, lay. kalian terbaik. sejujurnya di h-1 ini kayak berasa kaki tuh napak ga napak. kayak mimpi. besok gimana ya, besok sesuai ga ya sigernya. besok gimana ya kateringnya, enak apa ngga. besok ontime ga ya, takutnya molor waktunya dari yang sudah disepakati sama wo. karena gedung di h-1 ada yang pake, jadi mesti nunggu buat loading dekor. jadi tuh sore-sore baru loading dekor. pas magrib, udah mulai disusun. malam jam 8 entah jam 9 sekalian anterin sobat-sobat ke hotel, liat lagi. dekor hampir beres tapi masih pabalatak. terus si babang ke gedung jam 12 malam. udah rapi katanya. tapi ada warna taplak meja yang ga sesuai sama paduan warna yang kita minta ke dekor. tapi alhamdulillahnya, pas subuh, sebelum ke gedung buat make up, wo ngabarin kalo taplak meja udah diganti.
jreng jreng. hari h. gimana ya rasanya. rasanya tuh nano-nano. ga ketemu sama si babang semenjak nganterin dasi dan perintilan buat saweran. dia ganteng ga ya pake setelan akad. dia datang ontime ga ya. sambil ngawang semua itu, berangkatlah ke gedung buat make up. seneng sih pas lagi di make up. kayak, "wow akhirnya aku mencapai tahapan ini". ibu dan dinar juga di make up di tempat sebelah. bapak datang sekitar jam 6an buat ganti jas. di jam 6 juga mbak-mbak yang masang buat henna datang. dikasih tau modelnya pengen gimana dan dia modif sedikit dan cantik banget. ga sempet liat ibu dan dinar yang udah di make up, karena rentetan make up pengantin itu puanjaaaaangggg banget. terus sekitar setengah 7 udah kedengeran bunyi sound sama suara sundaan gitu. syahdu. sekitar jam 7 mungkin ya, ganti baju buat akad, siger dan melati di pasang. ya Allah aku jadi juga penganten sunda.
ada teteh wo yang dampingi nanyain udah makan apa belom, dia bawain cemilan juga karena ibu minta satu stand meja kosong buat diisi sama jajanan pasar sebelum akad dimulai. ga lama abis itu, finishing. pake lipstick fuchia kebanggaanku. foto-foto sama bridesmaid, lalu nunggu. buat masuk gedung. jujurly, ngerasa cantik, anggun, dan gagah banget make siger sunda tuh. ga lama si teteh wo ngabarin, dia agak eksaitid sampe bilang, "teh, teteh udah jadi istrinya si aa. abis ini siap-siap masuk gedung ya".
woah. aku sudah berganti status.
7 notes
·
View notes
Text
Jika hanya basa basi kenapa harus menyakiti?
Waktu itu tiba tiba notifikasi ponselku berbunyi, ada seorang teman lama yang membalas status whatsappku yang kubuat ketika aku tengah berada di suatu daerah . "Ngapain disana? " Aku menjawab "hehe aku kerja di daerah sini sekarang" Tanpa Basa- basi sama sekali , bahkan kamipun tidak akrab sama sekali. "Wah tak kira kamu lanjut S2, seorang X ternyata lebih milih kerja"
dug, tidak ada angin tidak ada apa, diapun tidak tahu bagaimana perjuanganku untuk memenuhi kebutuhan hidup . Bagaimana ia bisa menyakiti hati orang yang tak terlalu dikenalnya dengan kata kata yang tajam.
Sepele memang. Tapi tanpa dia tahu, melanjutkan S2 adalah impianku. Tapi tentunya bekerja dan membuang keinginan untuk melanjutkan studi juga adalah pilihan yang saya buat karena saya menganggap membantu perekonomian keluarga saat itu lebih penting daripada memenuhi keinginan saya pribadi.
Lalu dilain waktu ketika saya mengirim undangan pernikahan di grup kelas seseorang berkata "wah gk nyangka si ini nikah, kukira bakal ambis berkarier"
Ada lagi, karena waktu itu saya melangsungkan pernikahan saat pandemi covid 20. Jadi tidak ada resepsi . Kami hanya menikah di KUA . Setahun kemudian ketika saya menghadiri resepsi teman saya salah seorang teman menyeletuk "sini kufotokan kalian berdua (menunjuk aku dan suami) kan pas kalian nikah gak ada dekornya. Buat kenang kenangan walaupun pake dekor orang" Waktu itu ia mengatakannya di depan banyak teman teman saya yang sedang berkumpul.
Masya Allah waktu itu saya merasa tidak pernah menyakiti hati orang tersebut sebelumnya. Kenapa dia tega menyinggung perasaan saya di depan banyak orang. Ada lagi seorang teman yang berkunjung ke rumah saya. Waktu itu saya hanya seorang ibu rumah tangga yang beberapa waktu lalu tengah resign dan mengikuti suami saya ke luar kota. Teman tersebut menceritakan tentang karier nya yang gemilang dan tiba tiba menyeletuk. "Wah gue gak mau nikah kalo harus ngelepasin karier, yakali abis jadi manajer terus kerjanya cuma di rumah jadi ibu rumah tangga" Waktu itu saya sedang hamil, saya yang mendengarnya hanya bisa tertawa sambil menahan rasa tersinggung di dalam hati saya.
Terkadang pernyataan maupun pertanyaan yang menurut kita iseng kita lontarkan ke orang lain bahkan kita sendiripun lupa jika pernah mengatakannya, . Bisa jadi justru menjadi duri yang menyakiti hati orang lain. Maka dari itu sejak banyak peristiwa itu, saya jadi belajar untuk lebih berhati hati dalam bertanya maupun menyapa. Jika hanya basa basi kenapa harus menyakiti?
4 notes
·
View notes
Text
Suara Kehilangan
Ingin sekali kutanyakan pada seseorang yang telah menikah, bagaimana rasanya dicintai dengan akad.
Karna sampai sekarang aku belum mampu merasakannya.
Selama ini hanya mencintai dalam diam🙍.
Sakit, tapi itu terbaik, bagi sebagian orang terutama pada penduduk berjiwa introvet.
Lebih baik dari pada sebuah penolakan yang nantinya akan terjadi.
Maafkan aku yang tak pernah berterus terang.
Maafkan aku harus berpura-pura menjadi teman terbaikmu demi kepentinganku.
Kini kabar baik itu telah sampai pada sayap telingaku.
Menjadi topik utama dalam perbincangan monolog dihatiku
Dari seseorang yang pernah menginginkanmu.
Doa terbaikku untuk hari bahagiamu dan ucapan selamat untuk perempuan yang telah mampu meyakini mu untuk hidup bersamanya
Yang kuingat dari sekian kata bijak tentang cinta, “kalau cinta jangan terlalu banyak memilih, dan menikalah dengan yang sekufu denganmu”. Yang kutangkap, dalam imaji ku ialah terlalu kuat dapat bersanding denganmu. Hapalan alquran ku yang masih berantakan kini membuatku malu jika terlalu berharap akan disandingkan denganmu. Aku yakin seburuk-buruknya wanita pasti dia ingin dibimbing oleh laki-laki baik dan sholeh sebaliknya sejahat-jahatnya laki laki pasti menginginkan wanita yang baik dan sholeha untuk jadi ibu buat anak anaknya.
Tapi dalam alquran laki-laki yang baik buat perempuan yang baik dan perempuan-perempuan yang baik untuk laki laki yang baik pula, semuanya seimbang setara, yups! tuhan memang maha adil. Akhirnya aku tau rasanya kehilangan sebuah harapan yang pernah paling aku harapkan, Ternyata waktu serta keadaan dan takdir tak kunjung sejalan dengan setiap harapan.
Melepaskan dan mengiklaskan adalah cara terbaik untuk membiarkannya pergi dan bahagia dengan sendirinya meski bukan denganku.. Wahai jiwa yang sedang dalam penantian teruslah berjalan dalam rute kebaikan, karna cara terbaik dalam menjemput jodoh adalah dengan terus menerus berbuat baik dengan mengharap ridho kepada pemilik ar rahman.
Diatas meja udah kusiapkan berbagai macam cemilan yang sudah tersusun rapi disebelah kiri laptopku. sebelum akhirnya aku bertempur dengan data-data yang harus kurapikan. Untuk persentase besok dikantor.
Dering notifikasi di handphone mengalihkan sejenak perhatianku, ternyata pesan itu dari raju
Raju: * undangan Pernikahan *
Assalamu’alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
bismillahirrahmaanirrahiim
Rasa syukur kami mengalun merdu, karna Allah menjadikan dua hati berpadu, dalam ikatan suci pernikahan yang syahdu, semoga menuju ridho Allah langkah kami melaju.
Maha besar Allah yang berkehendak menghimpun dua hati, dalam ikatan suci pernikahan, semoga Allah berkahi usaha kami menuju jannah dan ridho illahi
Dengan segala kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, kami mengundang Bapak/ibu, saudara/I sekalian untuk hadir memberikan doa terbaik, pada acara pernikahan kami:
Muhammad Raju Khali Pratama & Haura Ulya Utami
Yang insyaallah dilaksanakan pada sabtu, 7 januari 2020
Tempat, Jl. Cemara perumahan surya blok m no 9
----------------------
Merupakan suatu kehormatan bagi kami apabila bapak/ibu, saudara/I berkenan hadir dan mendoakan keberkahan bagi pernikahan ini.
Kami yang berbahagia,
Raju dan ulya
Degup jantungku sesaat rasanya berhenti, dadaku juga begitu sesak berulang kali aku terus berucap lahauwla wala quata illabillah sambil terus tanganku mengelus dadaku, perasaanku juga tidak teratur, kucoba berdamai pada kondisiku saat itu kuatur posisi untuk bisa lebih baik, berputar balik keatas kasur dengan meluruskan kakiku sambil kusandarkan tubuhku pada dinding bisu itu.
ingin sekali rasanya kubalas pesannya dengan beragam pertanyaan siapa ulya itu? dari mana kamu kenalnya? lulusan mana dia? Asal mana dia? Sekarang apa kegiatannya? apa yang membuatmu memilihnya. Ah ingin sekali rasanya aku mengintrogasinya batin ku. Tepok jidat sadar ra lu itu bukan siap-siapa dihatinya raju bahkan ruang untukmu saja itu tidak ada. Berhentilah berharap pada sesuatu yang tak akan mungkin jadi milikmu perasaanku terus saja melakukan monolog-monolog dalam hatiku.
Raju: semoga bisa ikut mendoakan kelancaran acara kami ya ra.
hampir 20 menit baru kubalas pesan raju,
Me: barakallahu laka wa Baraka alayka, wa jama’a baynakuma fi khairin…” amiin samawa ya
Raju; semoga ikutan menyusul ya.
Balasnya dengan tambahan emoticon ketawa untuk mencairkan suasana malam itu, tapi bagiku itu sudah tidak berlaku.
KAU TAHU, HAKIKAT CINTA ADALAH MELEPASKAN. Semakin sejati ia, semakin tulus, kau melepaskannya. PERCAYALAH, JIKA MEMANG ITU CINTA SEJATIMU, TIDAK PEDULI ARAL MELINTANG, IA AKAN KEMBALI SENDIRI PADAMU, banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya era-erat. ( about love tere liye).
Aku masi membatu dikasur saat itu, chocolate panas yang sudah kusediakan sedari sejam yang lalu telah dingin, enggan lagi rasanya mulutku mendenguknya. Perasaanku masih tak beraturan, kulayangkan pesan pada rima saat itu
Me : aku patah hati, raju menikah ma,
Rima: seriusss,
Dengan ekspersi terkejut dari kejauhan pasti benakku
Kukirim undangan raju seketika itu pada rima Padahal jika aku boleh menuntut belum genap sebulan lalu dia ingin memintaku untuk mencarikan wanita yang sudah siap menikah dengannya. Perasaanku juga masih belum bisa menerima “yaa Allah kumohon tenangkan jiwaku atas segala ketetapan yang telah kau tentukan, pasti lebih baik bukan batinku. Kumulai menscroll ulang percakapan kami di wa saat itu.
Kukirim undangan raju seketika itu pada rima Padahal jika aku boleh menuntut belum genap sebulan lalu dia ingin memintaku untuk mencarikan wanita yang sudah siap menikah. Perasaanku juga masih belum bisa menerima “yaa Allah kumohon tenangkan jiwaku atas segala ketetapan yang telah kau tentukan, pasti lebih baik bukan? batinku. Kumulai menscroll ulang percakapan kami di wa saat itu.
Raju: ra boleh aku minta tolong
Dengan emoticon tertawa selalu begitu.
Me: tentu jika bisa akan kubantu balasku ramah
Raju: kalau kawanmu atau kenalan atau apalah…cewek, siap nikah, ibadah nikah diutamakan dari pada materi, kasih tau aku ya…
Me : untuk kau?
Tanyaku antusias saat itu, ada rasa yang tak bisaku deskripsikan pada kenyataan, rasanya aku ingin jadi pahlawan untuknya mencarikan seseorang yang begitu sempurna untuknya agar dia bahagia, disisi lain hatiku menolak, ingin rasanya aku ucap saat itu, “aku wanitanya. Tepok jidat seketika hal yang tak mungkin kulakukan, aku ingin diminta kesediaannya untuk menjadi pelengkap separuh agamanya bukan menawarkan diri. Aku ingin merasakan bagaimana dicintai jika tidak bisa aku tak ingin memaksakan yang bukan menjadi ranaku biarlah tuhan yang langsung bercampur tangan. Aku tak sanggup.
Raju: hahah iya kenapa ra, kok jadi kaget gitu
Huh diamah kagak paham kalau yang jauh disana aku sudah setengah mati nahan degup jantung yang mau lompat ini.
Me: masyaallah semoga niat baikmu didengar tuhan ya dan semoga disegerakan
Kau nyari yang gimana? Syarat-syaratnya, harus becadarkah?
Raju: hahah, kalau gak ada juga gak papa. Iya kalau bisa yang shalihah kalau gak, juga gak papa asal mau dibimbing ke yang baik.
Spontan aku yang dikejauhan berantakan banget perasaannya sungguh! kalau boleh jujur aku mau bilang “ aku wanitanya gimana haha monolog yang menyebalkan. Aku kembali pada layar persegi itu, mengingat waktu sudah pukul 00.00 tapi aku bersikukuh untuk tidak tidur. Menyelesaikan yang sempat tertunda sebelumnya. Aku berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri dan mendamaikannya. Tidak boleh terlalu memaksakan dan berambisi. Sementara untuk cinta itu sendiri dia tidak pernah bersalah. Akan bersatu atau tidak semesta lebih paham rumusnya tugas kita hanya menerima bila nanti berjodoh jika tidak berjodoh kau hanya bertugas untuk berlapang dada itu saja. Simpelkan tapi sungguh menyesesakkan dada kalau mengalaminya.
5 notes
·
View notes
Text
28 Februari 2023
Gue mendapatkan undangan kemaren salahsatu mantan gue menikah.
I’m happy for him. Tentu saja. Meskipun masih ada pemikiran sekilas semacam, “Gila dia udah beneran mau nikah disaat gue dulu waktu pacaran sama dia pas SMA cuma ngelakuin obrolan-obrolan halu doang mengenai kehidupan rumah tangga.” Tapi itu cuma sebatas perasaan gak nyangka aja bahwa gue udah mulai masuk ke fase baru dimana setiap orang yang dulunya seperjuangan sama gue udah mulai berjuang masing-masing di jalur yang berbeda.
Sebagaimana yang udah gue prediksi dari jauh-jauh hari, gue ada di track yang sesuai dengan apa yang gue pengen selama ini. Kehidupan dimana gue punya kesibukan, tanggung jawab, uang jajan, waktu buat bengong, ngerokok, nulis, dan kpopan. Udah tinggal kerja keras buat nabung, investasi, dan mempertahankan apa yang gue punya sekarang aja. Gue sudah cukup bahagia dengan kondisi gue yang sekarang dan belum berminat menambah masalah baru gue dengan masalah-masalah pernikahan.
Gue gak mau sembarang nikah karena enggan menjalani kehidupan dengan penyesalan. Hidup gue cuma sekali, gue yang jalani, gue yang tau mana yang bikin seneng dan sakit, cuma diri gue juga yang nelen seluruh tawa-tangis, gue gak mau menyalahkan keadaan karena diri gue yang tergesa-gesa dalam mengambil sebuah keputusan. Gue banyak banget belajar dari kakak gue bahwa kehidupan gak akan berubah dalam satu jentikkan jari suatu hal yang disebut pernikahan. Bahkan gue ada rencana satu hari nanti ketika gue nikah, gue pake baju warna item beserta bunga item juga. Selain emang gue suka, gue juga mau jadi pertanda satu fase kehidupan menyenangkan gue sudah selesai.
Dah segitu dulu aja. Sisanya nyusul, gue baru nemu mood buat ngelarin kerjaan.
2 notes
·
View notes
Text
Teman aku besok menikah. Akhirnya setelah beberapa tahun terakhir ini mereka berproses, ada sukacita baru yang mereka bagikan melalui undangan pernikahan.
Senang sekali mendengar berita pernikahan mereka.
Apalagi jika diingat-ingat bagaimana dulu cerita mereka dimulai serta hal hal yang dulu rasanya gak mungkin sekarang malah jadi kenyataan.
4 tahun lalu di Yogya, percakapan tentang hubungan mereka sebagian besar didominasi dengan perasan ragu dan gak yakin.
“Dia itu begini orang nya”
“Aku kadang bingung sama dia”
“Ya gak tahu sih ini mau dibawa kemana”
Dan masih banyak lagi kebimbangan dan keraguan tentang keberlanjutan hubungan tersebut.
Hidup ini ajaib ya. Ada aja jalannya untuk membolak-balik hati dua orang untuk bisa belajar yakin melangkah ke tahapan yang lebih serius. 🫶
Selamat buat kalian berdua. Semoga selalu mengasihi dan bersama-sama dalam suka dan duka 🎉
4 notes
·
View notes
Text
Ketika ada undangan pernikahan dari orang yang lebih muda datang padaku aku selalu heran, "kok bisa ya mereka memutuskan menikah di usia ini?", "yang cowok masih umur sekian loh, kok udah berani menikahi seseorang perempuan ya, padahal biasanya kan ngejar mapan dulu?". Tapi sebenarnya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut cukup sederhana, "memang sudah rezekinya" dan "memang sudah waktunya dia buat nikah". Jawaban yang paling tepat untuk tidak membandingkan diriku dengan orang lain. Berkali-kali aku mengatakan ke diri sendiri, bahwa konsep rezeki itu kita ga pernah bisa menduga-duga, rezekinya dapat jodoh di umur sekian dengan siapa, walaupun dipikir dengan selogis apapun rasanya ga pernah bisa masuk di akal. Bahkan bagi yang menjalani pun, misal bulan ini masih galau dan iri lihat postingan temennya yang nikah, bulan selanjutnya ternyata ada yang ngelamar. Benar-benar tidak bisa ditebak.
- Di pagi hari yang cerah, setelah beberapa hari sebelumnya menghawatirkan diriku yang belum dapat kerja dan kepikiran nikah, tapi masih banyak kendala 😂
2 notes
·
View notes