#bola kaki
Explore tagged Tumblr posts
Text
Buka Dulukapa Open Turnamen, Thariq Minta Junjung Tinggi Sportivitas
HIMPUN.ID – Bupati Kabupaten Gorontalo Utara, Thariq Modanggu, meminta seluruh pemain yang mengikuti Dulukapa Open Turnamen (DOT) Sepak Bola Antar Club, menjunjung tinggi Sportivitas. Hal itu disampaikan Thariq saat memberikan sambutan pada pembukaan Dulukapa Open Turnamen (DOT) Sepak Bola Antar Club Tahun 2023 di Desa Dulukapa, Kecamatan Sumalata Timur, bertempat di Gelanggang Olahraga Delta…
View On WordPress
0 notes
Text
BERKUALITAS, 0818-0958-4233
BERKUALITAS, 0818-0958-4233
#produsen kaos sepak bola produsen kaos sepak bola#Produsen Kaos : kaos polos hitam#kaos polos#kaos distro#kaos kaki#kaos abu abu#kaos anak#kaos berkerah#kaos batik#kaos brand local#kaos couple#kaos custom#PT. ARKANA PUTRA BAROKAH#Kami Melayani Order Delivery#Juragan Cukup Telpon/WA. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih#produsen kaos sepak bola#produsenkaossepakbolaprodusen kaos sepak bola
0 notes
Text
Bupati Tutup Turnamen Sepakbola di Nagari Ampalu
DHARMASRAYA, Sumbarlivetv.com – Bupati Tutup Turnamen Sepakbola di Nagari Ampalu. Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan menutup Turnamen Sepakbola di Nagari Ampalu Kecamatan Koto Salak. Acara penutupan bola kaki ini dilaksanakan di Lapangan Bola Kaki Porsam Cup II, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, (31/10/23). Dalam sambutannya Bupati mengatakan, bahwa kegiatan ini sudah…
View On WordPress
#Bola Kaki Porsam Cup II#Bupati Dharmasraya#Hari Sumpah Pemuda ke 95#Olahraga#Turnamen Sepakbola di Nagari Ampalu
0 notes
Text
Murni's Store adalah Supplier Kaos Kaki Terbesar dan Terlengkap di Indonesia. Siap menerima pesanan Partai Besar dengan Harga Terjangkau. Untuk info dan Pemesanan hubungi : WA : 0823-1264-9367 Ibu Ambar
1 note
·
View note
Text
WP #56 Tadika Mesra
Setelah sekian lama menghilang dari dunia tumblr, semoga kami, anak-anak Tadika Mesra dapat rajin menulis lagi ya🫶🏻😎
---
Di bawah Naungan Rumah-Nya
Pikiranku mengawang, bukan menelisik namun mereka-reka, apa awal yang baru bagiku.
Perjalanan dari kota ke kota antar pulau, selalu menjadi hal baru dikala kaki tiba menjejak daratannya. Pekerjaan berbeda-beda bidang, senantiasa meminta adaptasi diri atas hal-hal baru terkait sistem dan medan kerja. Orang-orang baru sudah tentu menjadi konsekuensi pada kedua hal itu. Sejuta watak dan karakter manusia yang ditemui, menuntut sabar dan seni bersosialisasi tersendiri ketika menghadapinya. Berkawan dan melawan, atau berkawan lalu aku ditikam.
Apakah awal yang baru merupakan perulangan-perulangan peristiwa yang belum pernah ada dalam riwayat pengalaman hidup kita? Apakah itu bisa dikatan awal yang baru, sedangkan Tuhan sedang menanti kembaliku lewat tanah pekuburan itu.
Ahh, terlalu sering awal baru melintas dihidupku, entah setiap awal tersebut bisa dikatakan telah selesai atau pupus begitu saja ditengah laku sebagai akhirannya.
Aku hanya ingin awal baru yang abadi hingga nanti. Entah, awal baru yang seperti apakah itu, akupun tak tahu....
@bahteranawasena
*****
Dari waktu ke waktu, aku bertanya-tanya mengenai hidup yang kuinginkan. Apakah aku telah siap untuk memulai awal yang baru? Apakah keputusanku yang ingin melepas sesuatu adalah pilihan yang tepat?
Dan, berbagai pertanyaan lainnya mengiringi setiap langkahku di tiap hari. Namun, hidup memang tidak selalu tentang berjalan lancar, kan? Ada proses yang panjang yang perlu dilewati agar aku bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan hidup.
Pada akhirnya, aku hanya ingin melangkah dengan penuh keberanian; menciptakan masa depan yang selalu kuinginkan.
@hardkryptoniteheart
***
Apakah esok adalah awal yang baru? Ataukah setiap detik yang terus berdenting adalah awal yang baru?
Apakah awal yang baru adalah setiap kesempatan yang ditawarkan oleh detik yang bergulir? Ataukah awal yang baru adalah ketika aku membuka mata di subuh hari untuk memulai perjalanan mengarungi takdir dan menjemput rejeki yang telah digariskan-Nya?
Semoga Tuhan selalu mengajarkan hati ini mensyukuri nafas kehidupan yang dititipkan-Nya untuk menapaki waktu, yang mungkin itu adalah awal yang baru atau mungkin kesempatan terakhir yang selalu tidak kita pahami yang bisa saja seketika tidak bisa lagi untuk dinikmati. Maka bertahanlah, pandai-pandailah bersyukurlah dan tetaplah hidup dengan terus melangkah!✨
@kkiakia
***
Apabila bercerita tentang awal yang baru; aku harap setiap harinya adalah awal baru.
Saban hari saat langit hampir petang, beberapa pertanyaan menggelitiki tentang apa yang baru dan yang lalu.
Awal yang selalu dijadikan acuan perubahan, ternyata tidak selalu begitu.
Ia menunggu siapa yang paling cepat sampai dengan tidak terburu-buru sebab nafsu, Ia menunggu siapa saja yang paling ingin menyelamatkan diri dari kejaran waktu, sebab katanya mereka yang akan merugi bila tak menyegerakan diri.
Aku berpacu, menyelamatkan diri aku berpacu.
Sewaktu itu ibu sempat sampaikan; tentang apa-apa yang lalu. Ibu bilang bahwa yang lalu adalah tolak ukur paling syahdu untuk awal yang baru. Mereka yang mengerti diri, yang akan tau dimana letak celah retak walau seujung kuku.
Maka untukku sesuatu yang lalu, namun untuk kita sesuatu yang baru.🦋
@imiw
***
Tahun yang Pesimistis
Menurut Mereka;
Bahkan cenderung Annus Horribillis menurut mereka lagi;
Seluruh bagian dari bola bumi ini tengah bergerak dan bergolak!
Mustahil untuk tetap Jumawa....
Dan menyatakan bahwa kita akan Selalu berdiri tegap disini dalam suasana yang tenteram dan penuh kedamaian
Lantas jika katakan-lah, perang antar seluruh bangsa jilid ketiga itu benar terjadi.
Apa yang hendak kulakukan?
Apa yang hendak kau lakukan?
Apa yang hendak kita lakukan?
Bukankah pada akhirnya juga akan seperti biasa?
Berusaha terus bertahan hidup, penuh dengan rasa Tawakal ke hadirat-NYA hingga pasrah sejadi-jadinya....
Maksudku....
Aku sendiri tak pernah berpikir untuk ikut serta menembaki pesawat - pesawat tempur Amerika di atas langit sana....
Tak pernah terpikir untuk berdiri di baris terdepan demi menghalau tank - tank Jerman itu....
Atau ikut berkonstribusi demi mengusir kapal - kapal Inggris dari lautan kita yang maha....
Buat apa?
Bila di setiap penghujung malam aku masih harus berjibaku dengan alam pikiranku sendiri, ditawan gundah gulana dan mimpi - mimpi buruk hingga pagi menjelang
Persetan dengan Russia dan Korea Utara, sebiadab - biadabnya mereka, Setan - setan di kepalaku akan jauh lebih licik....
@lucifermorningstark
***
Datanglah padaku saat badai dalam hidupmu masih belum dapat engkau redakan sendiri.
Biarlah guntur saling bersahutan diatas semestamu dan engkau akan aman dalam dekapku.
Tak apa jikalau kisah yang lama masih belum rampung untuk kau selesaikan aku masih setia menunggu dengan rasa yang sama.
Istirahatlah sejenak karena setiap cerita harus memiliki jeda agar bisa terbaca dengan jelas.
Sekalipun mentari enggan bersinar lagi tetaplah tegar karena engkau tak bisa mengubah akhir dalam kisahmu tapi engkau masih memiliki kesempatan di awal yang baru.
@kevinsetyawan
***
Aku ingin sekali memulai awal yang baru; tanpa ragu, tanpa tapi, tanpa banyak basa-basi. Karena menjadi pengecut rasanya melelahkan, memilukan.
Namun, setiap kali portal pikiranku terbuka, aku melihat diriku makhluk kecil yang tengah berdiri, mendongak, melihat bayang bernama ketakutan, sosok bernama kekhawatiran, hantu bernama masa lalu dinaungi gelapnya kabut masa depan. Mereka semua menghadangku, menutupi penuh pandangan mataku.
Aku memandang mereka dengan gemetar, gentar, tapi anehnya, mereka tiba-tiba berubah menjadi setumpuk buku tebal, ketika ku beranikan diri membukanya, kumpulan kertas didalamnya bertuliskan dosa-dosaku di masa lalu. Aku membacanya dengan malu, aku tahu aku tidak mampu mengubahnya. Aku terbangun dari mimpi yang terasa nyata itu, betapa sekarang yang ingin aku lakukan hanya berjalan, menerima setiap pagi yang menjelang, sebagai awal yang baru, sembari berterima kasih atas setiap kesempatan yang berbolak balik dengan kesiapan.
@paiq
***
Mau kemana lagi? Sejauh apapun kau pergi kenangan akan selalu mengikutimu, tersebab ia mempunyai ruang tersendiri di hatimu.
Maka dari itu, mari memulai lagi, mengambil langkah baru, menuju awal baru, mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, menyusuri jalan-jalan yang belum pernah dilewati. Terserah kemana, asal tak berkutat di tempat lama yang itu-itu saja.
Tak peduli setajam apa luka hari lalu, semua akan sembuh beriringan dengan waktu. Tak peduli selebam apa luka waktu itu, semua akan baik-baik saja asal aku bersungguh-sungguh menyembuh.
@by-u
***
Awalnya kupikir awal yang baru hanya berbicara perihal bergantinya hari demi hari, berputarnya waktu demi waktu yang dimana—setiap pergantiannya selalu disebut sebagai awal yang baru.
"Bismillah .. kita mulai dari awal lagi. "
Barangkali itulah ucapan-ucapan yang gak pernah alpa kita sebutkan di pagi hari atas bergantinya hari.
Terus begitu.
Berputar putar bersama pengulangan pengulangan yang selalu ada.
Meski nyatanya tidak semua penutup hari selalu sama.
Pasti ada beda serta pelajaran yang berharga.
Sampai akhirnya—ada satu hari dimana aku merasa merdeka menjadi diri sendiri. Jauh dari ekspektasi dan harapan orang lain, jauh dari kata melukai diri sendiri. Jadi, kupikir sebenar-benarnya awal yang baru bagiku adalah ketika aku merdeka menjadi diri sendiri dengan mengesampingkan rasa "gak enakkan", ketika aku berani bilang tidak pada sesuatu yang memang tidak bisa aku lakukan, dan ketika aku melakukan segala sesuatunya dengan cinta—bukan karena pressure dari orang lain.
@aksara-rasa
***
Terbawa drama awal tahun yang pikirku akan semakin mudah ternyata malah makin sulit..
Terkait asmara rumit dibalut janji yang harus ditepati, meski akhirnya terbentur lagi oleh keadaan..
Semua pondasi yang sudah terbentuk, harus hancur lagi, dan mengulang semua dari awal..
Ya semoga masih belum terlambat
@teguhherla
***
Mungkin ini waktunya untuk memberanikan diri; tak hanya saat awal kaki dilangkahkan, tapi juga tau kapan langkah itu harus dihentikan setelah cukup alasan.
Mengawali hal baru tentu membutuhkan keberanian, bukan? Setidaknya, berani merencanakan. Memikirkan matang-matang apa yang hendak digapai di kemudian. Juga bersiap dengan segala konsekuensi dan pertanggungjawaban.
Keberanian juga dibutuhkan saat harus memilih berhenti ketika sudah tergapai sekian harapan. Berhenti bukan berarti mengakhiri, lalu menyerah dengan keadaan. Tentu dengan tidak gegabah tanpa perhitungan. Agar tak ada yang namanya penyesalan.
Selamat menyikapi awal yang baru, dan berdamai dengan yang lalu.
@hafidhulhaqq
~~~
Pojok Kelas Tadika Mesra, 16 Januari 2024
38 notes
·
View notes
Text
"—'cause I swore no one can survive him. I didn't, for godsake. Damn it."
"Is that supposed to be a bad thing?"
It wasn't supposed to be a bad thing. It was a good thing that i didn't survived the kwon soonyoung. Fakta, fakta, fakta, dan seribu faktanya, aku lega bisa putus hubungan dari kwon soonyoung si ayam kampus. I could never survived him. Aku enggak akan pernah bisa menggantikan peran si pacar perempuan yang menanggung akibat breeding kink-nya. Walaupun, soonyoung menyelesaikan masalahnya dengan bijak (entahlah, apa menikah muda termasuk menyelesaikan masalah dengan bijak?) Aku dengar mereka cukup bahagia, bayi merubah segalanya sepertinya, aku enggak sempat lihat raut wajahnya seperti apa, karena, kasihannya, aku pacar terakhir sebelum istrinya waktu itu. They didn't invite me. Understandable. So i did him a favor, five years ago today, he didn't get the invitation of my wedding as well.
Tapi, sama seperti hubunganku dengan kwon soonyoung, i also didn't survived my ex husband (or is it the other way around?). Too much noises, screaming, crying, dan bayiku enggak bisa tidur nyenyak selama 3 bulan terakhir sebelum kami pisah ranjang dan mulai bicara melalui pengacara kami. Don't worry, the divorce went well. I married him for a reason, I love him for always be the man, the man, the simple man, a man full of responsibility. Hari ini giliran dia yang menjemput anak kami di daycare dan menghabiskan waktu bersama di akhir pekan, sementara aku menikmati festival kampus. Kampus yang sama di mana aku menghabiskan waktu masa mudaku dan kwon soonyoung.
Lana menggaruk tipis hidungnya, "katanya dia bawa anaknya?"
"Yang jebol itu?"
"Bayi, sih, jadi kayaknya bukan," jawabnya. "Anak keduanya? Ketiga? Keempat?"
"And he managed to looked that hot?" Aku menunjuk ke arah panggung, tempat dia dan dua orang teman band-nya manggung. "Not fair, lana. Pasti itu keponakannya."
"Masalahnya, urgensinya apa kalau dia segala bawa keponakannya manggung? Itu bayi, loh, mau keponakannya atau bukan, it's not wise to bring a baby in this crowded, loud place, a festival! Unless he don't have someone to look after his baby that is."
True. Mau pakai teori apapun juga sulit dibantah kalau kenyataannya kwon soonyoung membawa bayi kecil ke kerjaan manggung band-nya. Apa istrinya juga sibuk kerja? Apa nanti aku harus kasih tau dia tempat daycare yang bagus?
Singkat cerita, aku menggunakan privilege sebagai panitia dosen yang bertanggung jawab atas acara ini untuk mampir ke belakang panggung. Toh, aku juga yang sempat merekomendasikan alumni seperti soonyoung untuk masuk ke dalam line-up festival kami.
"Soonyoung!"
Responnya, "No way in hell?"
"I know."
Soonyoung tertawa renyah dan apa kata lana tadi? Baby in his arms. Telinga kecilnya dipakaikan pengedap suara yang bentukannya mirip headphone dan bibir kecilnya sedang menyedot botol susu. Aku tersenyum, "reminds me a lot when my baby just this small and i need to bring him everywhere."
Soonyoung balas senyum. "Sehat?"
Aku mengangguk, "sehat," balasku. "Thank you for coming. Tadi keren banget, sama kayak dulu."
"Tadi nonton?"
"Yep," aku mengangguk mengiyakan, "cool as ever."
Soonyoung mengenalkanku dengan dua teman band-nya yang barusan manggung dengannya, kepalaku mencoba mengingat-ingat dua juniorku yang bentuk wajahnya tertinggal di laci memoriku paling belakang, jadi aku bilang, they looked familiar, though, I'm sure I've seen them somewhere, soonyoung mendengus dan berkata dasar memori ikan. Tepat setelah itu, bayinya soonyoung mengeluarkan pup dahsyat.
"Sorry," katanya, di nursery room, di fakultas kedokteran. Dua bola mataku hanya terfokus memerhatikan tangan lihai soonyoung yang mengurus pup, pampers, bola kapas seperti seorang professional.
"She's a baby, what are you sorry for?"
"I know," gumamnya, "hari ini aku banyak repotin orang-orang."
"Gara-gara bayi?"
"Iya," soonyoung mengangkat dua kaki mini bayinya sebelum menempatkan pampers bersih di bawah bokong lembut bayinya. "Ibunya ada jadwal interview. She can't miss it."
"Jadi bener ini keponakan kamu?"
Kepalanya tertoleh kepadaku otomatis, binar matanya terkejut, "hah? She's mine," ujarnya, "my third child."
Ah, soonyoung sudah sampai di panggung yang itu, ya, he's a father of three children. Aku tiba-tiba pengen tertawa terbahak-bahak, tapi sepertinya enggak etis. Jadi, dengan penuh hormat, aku memujinya, "soonyoung, that's amazing."
"Punya tiga anak?"
Aku mau bertanya apa breeding kink-nya telah mengkhianatinya untuk ketiga kalinya, but i don't think it's appropriate, "I mean, i enjoyed the motherhood, but, like, i had one and went through hell. Kamu harus baik-baik sama istrimu."
"Kayaknya aku kurang baik sama dia jadinya kita cerai."
"Oh, fudge."
Dia mendengus, "Yeah, fudge."
"Gak nyangka aku ketemu lagi sama mantanku di situasi janda duda."
Atensinya terbelah lagi dari onesie harimau yang dia keluarkan dari tas bayinya, ke aku, "The fuc—dge?" soonyoung menyumpal pacifier ke mulut bayinya. "Are you fudging with me?"
Aku menunjukkan punggung tangan kananku, gave him a closer look on my empty ring finger, "we were supposed to celebrate the fifth year anniversary today."
Soonyoung menggelengkan kepalanya, almost giggling but for whatever reason, he zip it, "gila."
"That's my line?" ucapku, menatap dua pasang mata kecil yang mengedip-ngedip ke arah langit-langit ruangan. "How old is she?"
"Sepuluh bulan," jawab soonyoung. "Officially divorced when she was seven months old," jarinya menarik zipper onesie bayinya ke atas, lalu mengusap pipi gembulnya lembut, "we were trying to make everything alright, she was the part of the plan—she was the blue print actually."
"Oh, wow?"
"Iya, aku tahu kok, we shouldn’t have brought her to the world, that's what we thought," katanya pelan, "when we broke up, she was two weeks pregnant with my baby. Our parents is overjoyed, baby will fixed things they said, y'know, bring up the old flames or something."
"Don't worry, my parents said the same thing too," sepasang netra soonyoung bertemu dengan milikku, bibirnya terbuka sedikit seolah mau berkata oh jadi bukan aku aja, aku mengamini perkataannya, "mereka bilang, aku dan mantanku harus pergi honeymoon lagi, lalu punya anak kedua, and voila! Divorce is not on the table anymore."
"Lalu?"
"Lalu? Apanya yang lalu? Aku aja enggak sanggup lihat mukanya, gimana mau bikin anak sama dia?" tukasku, soonyoung meringis, "but that was not the case for you, isn't?"
Kami sama-sama menatap bayi sepuluh bulan yang sedang bermain sendiri dengan kaki mininya. Soonyoung mendesah berat, "obviously."
7 notes
·
View notes
Text
Manchester United Football Club, sering disebut sebagai Manchester United atau hanya United, adalah salah satu klub sepak bola paling populer dan sukses di dunia. Berbasis di Old Trafford, Greater Manchester, Inggris, klub ini didirikan pada tahun 1878 dengan nama Newton Heath LYR Football Club sebelum berganti nama menjadi Manchester United pada tahun 1902.
Aspek Utama Manchester United:
• Stadion: Old Trafford, yang sering dijuluki “The Theatre of Dreams,” memiliki kapasitas sekitar 74.000 tempat duduk.
• Manajer: Klub ini memiliki banyak manajer terkenal, dengan Sir Alex Ferguson sebagai yang paling ikonik, memimpin tim meraih 13 gelar Liga Inggris. Manajer saat ini (per 2023) adalah Erik ten Hag.
• Warna: Warna tradisional tim adalah kaos merah, celana putih, dan kaos kaki hitam.
• Prestasi: Manchester United telah memenangkan banyak trofi besar, termasuk:
• 20 Gelar Liga Inggris (terbanyak di Inggris).
• 3 Gelar Liga Champions UEFA.
• 12 Piala FA.
• 5 Piala Liga.
• Berbagai gelar domestik dan internasional lainnya.
• Rivalitas: Klub ini memiliki rivalitas sengit dengan tim-tim seperti Manchester City (Derby Manchester), Liverpool, dan Leeds United.
Gaya Bermain:
Manchester United secara tradisional dikenal dengan sepak bola menyerang, dengan fokus pada permainan sayap cepat dan serangan balik. Gaya ini terus berkembang seiring waktu di bawah berbagai manajer, tetapi tetap menjadi ciri khas dari identitas klub.
Pemain Legendaris:
Beberapa pemain paling legendaris klub ini termasuk:
• George Best
• Sir Bobby Charlton
• Eric Cantona
• Ryan Giggs
• Cristiano Ronaldo (dalam dua periode bersama klub)
• Wayne Rooney (pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub)
Basis penggemar global dan kesuksesan komersial Manchester United menjadikannya salah satu klub sepak bola paling dikenal di dunia, dengan merek yang kuat dan sejarah mendalam di sepak bola Inggris dan Eropa.
2 notes
·
View notes
Text
Diskon 10%, Rekomendasi Peralatan Olah Raga di KFI Sport
KFI Sport adalah tempat terbaik untuk mendapatkan berbagai jenis peralatan olahraga, mulai dari futsal hingga golf. Dengan reputasi yang baik di pasar dan beragam produk berkualitas, KFI Sport menawarkan diskon 10% untuk semua pembelian peralatan olahraga. Artikel ini akan membantu Anda menemukan rekomendasi peralatan olahraga yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan bagaimana memanfaatkan promo yang sedang berlangsung.
Mengapa KFI Sport Adalah Pilihan Tepat untuk Peralatan Olahraga KFI Sport dikenal karena kualitas produk yang terjamin. Semua produk telah melalui uji kualitas untuk memastikan performa maksimal. Selain itu, layanan pelanggan KFI Sport sangat responsif, dengan bantuan profesional yang siap membantu Anda memilih produk terbaik.
Manfaat Olahraga dan Peran Peralatan yang Tepat
Olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kebugaran fisik, tetapi juga kesehatan mental. Memilih peralatan olahraga yang tepat berperan penting dalam mendukung performa dan mencegah cedera. Dengan menggunakan peralatan yang tepat, Anda dapat berolahraga dengan nyaman dan optimal.
Rekomendasi Peralatan Futsal
Sepatu Futsal Berkualitas: Sepatu yang dirancang khusus untuk futsal, dengan sol yang kuat dan cengkeraman yang baik, membantu pemain bergerak dengan lebih lincah. Bola Futsal yang Tepat: Bola futsal berukuran standar dengan bahan yang tahan lama dapat meningkatkan pengalaman bermain. Seragam dan Pelindung Diri: Seragam yang nyaman dan pelindung kaki serta lutut dapat meminimalisir risiko cedera.
Rekomendasi Peralatan Latihan Voli
Bola Voli: Memilih bola voli yang sesuai dengan standar internasional dapat membantu dalam latihan dan pertandingan. Net Voli: Net berkualitas akan memberikan pengalaman bermain yang lebih profesional. Sepatu Voli: Sepatu voli dengan sol yang kuat dan nyaman memberikan stabilitas dan dukungan optimal saat bermain.
Rekomendasi Peralatan Golf
Klub Golf: Klub golf berkualitas tinggi memberikan kontrol lebih baik pada setiap pukulan. Sarung Tangan Golf: Sarung tangan membantu meningkatkan cengkeraman dan mengurangi gesekan saat memukul bola. Bola Golf: Memilih bola golf yang tepat sesuai dengan level permainan Anda dapat meningkatkan performa.
Rekomendasi Peralatan untuk Silat
Matras Silat: Matras berkualitas melindungi atlet dari cedera saat berlatih gerakan silat. Baju dan Sabuk Silat: Pakaian resmi silat membantu memberikan kenyamanan dan kebebasan bergerak. Pelindung Tubuh: Untuk latihan silat, pelindung tubuh adalah perlengkapan penting untuk mengurangi dampak benturan.
Rekomendasi Peralatan Panahan
Busur dan Anak Panah: Memilih busur yang tepat sesuai dengan kekuatan dan tinggi pengguna adalah hal yang penting dalam olahraga panahan. Target Panahan: Target yang sesuai dengan tingkat kesulitan membantu meningkatkan akurasi. Pelindung Lengan: Pelindung ini penting untuk mencegah cedera akibat tali busur.
Promo Diskon 10% untuk Semua Produk
KFI Sport memberikan diskon 10% untuk semua produk olahraga. Untuk memanfaatkan promo ini, Anda dapat memesan melalui website resmi atau WhatsApp. Promo ini berlaku selama persediaan masih ada, jadi jangan lewatkan kesempatan ini!
Cara Memesan Peralatan Olahraga di KFI Sport
Pesan peralatan olahraga Anda dengan mudah melalui website atau WhatsApp KFI Sport. Dengan layanan pengiriman yang cepat dan aman, Anda bisa mendapatkan produk dalam waktu singkat.
Testimoni Pelanggan yang Puas Banyak pelanggan memberikan ulasan positif tentang kualitas produk dan layanan dari KFI Sport. Mereka menyatakan puas dengan daya tahan produk dan pelayanan yang ramah serta responsif.
Peralatan Olahraga untuk Semua Usia dan Tingkat Kemampuan KFI Sport menyediakan peralatan olahraga untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, serta untuk pemula maupun profesional.
Tips Merawat Peralatan Olahraga
Untuk menjaga keawetan peralatan olahraga, pastikan untuk membersihkannya secara rutin dan menyimpannya di tempat yang aman setelah digunakan.
Panduan Memilih Peralatan yang Sesuai dengan Kebutuhan Sebelum membeli peralatan olahraga, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran, bahan, dan merek.
Kesimpulan
KFI Sport menawarkan berbagai peralatan olahraga berkualitas dengan diskon 10%. Segera manfaatkan promo ini untuk mendapatkan produk terbaik sesuai kebutuhan Anda!
Jika Anda Tertarik Bisa WA ke https://wa.me/6281320008163
Klik di sini https://www.peralatanolahraga.com/
#peralatanolahragabulutangkis#alatolahragafutsal#peralatanolahragavoli#peralatanolahragabadminton#peralatanolahragasenamlantai#peralatanolahragasepakbola#peralatanolahragafutsal#peralatanuntukolahragagolf#peralatanlatihanfutsal
2 notes
·
View notes
Text
BERKUALITAS, 0818-0958-4233
BERKUALITAS, 0818-0958-4233
#produsen kaos jersey bola produsen kaos jersey bola#Produsen Kaos : kaos polos hitam#kaos polos#kaos distro#kaos kaki#kaos abu abu#kaos anak#kaos berkerah#kaos batik#kaos brand local#kaos couple#kaos custom#PT. ARKANA PUTRA BAROKAH#Kami Melayani Order Delivery#Juragan Cukup Telpon/WA. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih#produsen kaos jersey bola#produsenkaosjerseybolaprodusen kaos jersey bola
0 notes
Text
Jelas Tujuan Tetaplah Sang Pencipta
Rintik peluh berbisik di tengah hujan
Saling bercerita tentang rindu akan kesejukan
Sudah lama hangatnya hari jadi teman perjuangan
Dibalik topeng berjahit benang ribuan harapan
Mereka tersenyum tegak menjelma sosok pahlawan
Meski kian waktu tak banyak yang tunjukkan terima kasihnya
Iman berdesir mengiringi hati
Serukan cukuplah Allah berikan balasannya
Jelas tujuan tetaplah Sang Pencipta
Saat dunia malah riuh pada dugaan
Sorak sorai kerumunan dengan bangga dilepaskan
Bak peluru bersayap yang hendak terbangkan tujuan
Malah menancap pecahkan kehancuran
Mereka bergumam mendekap ikhlas
Biarkan baju tebal itu bawa pekak sahaja jadi kawan
Karena yang lain tak rasakan
Abaikan dahaga demi pengabdian
Karena yang lain tak pedulikan
Hiraukan lapar demi pertolongan
Tentu ingin mereka berteriak lelah
Berharap jeda andai bisa jadi pilihan
Sungguh tak tega bola mata menunduk pilu
Saksikan satu per satu sesak lepas menuju kesudahan
Ciut hembusan nafas sempurna gaungkan pembelajaran
Kemana pun kaki hendak dilangkahkan
Jelas tujuan tetaplah Sang Pencipta
(Puisi ini ditulis pada tahun 2021, di era gempuran CoVID-19, melihat perjuangan sejawat nakes, semoga ikhlas lillahita'ala jadi amalan terbaik 🤍 )
2 notes
·
View notes
Text
TCF Buku 2 CHapter 251
Black Castle, sihir tembus pandang telah dihilangkan, memperlihatkan penampakan gelap bangunannya di bawah gunung bersalju putih.
Nyaaaaaa!
Kucing Hong melompat dan memukul kaki Cale.
“Hmm.”
Cale tersandung ke sisi berlawanan di mana dia dipukul.
Sreett.
Raon menopangnya seperti itu.
Nyaaaaaaaa
Saat Cale menundukkan kepala dia, On sedang menatap Cale dengan mata menyedihkan. Cale mengabaikan tatapan itu. Sebaliknya, dia melihat ke arah Hong.
“Kamu yang melakukannya?”
“Ya aku yang melakukannya!”
Hong melaporkan dengan anggun dengan suara yang cerah.
“Aku melumpuhkan mereka semua dan membuat mereka tertidur! Mereka tidak akan bisa bangun sampai besok!”
“Khe.”
Sudut mulut Cale terangkat. Matanya menatap Ron dari awal hingga akhir. Penjelasan yang sedikit lebih panjang keluar dari mulut Ron.
“Setelah menangkap semua tokoh kunci dari Pasukan Hukuman pertama dan kedua, Hong menggunakan racun pelumpuh dan racun tidur untuk membuat mereka tertidur. Jika mereka mengulangi pola ini untuk sementara waktu, aku rasa Hong akan bisa menidurkan mereka terus-menerus.”
Cale tersenyum canggung mendengar kata-kata Ron, dipenuhi dengan senyum ramah.
“Jangan bunuh dia.”
“Tentu saja.”
Ron memiliki ekspresi yang sangat baik di wajahnya sepanjang waktu.
“Jangan khawatir. Tuan Muda.”
“Hmm.”
Cale menelan ludahnya dan mengangguk.
9 ksatria MBD (Mixed Blood Dragon) tercipta.
3 Elf HI (Heretic Inquisitor).
Semua anggota kuat Pasukan Hukuman pertama dan kedua ditangkap, pingsan, dan dikurung di bawah tanah.
Dia tidak perlu mengkhawatirkannya untuk sementara waktu.
“Senang berkenalan dengan kamu. Aku Cale Henituse.”
Cale mengulurkan tangannya. Ada seseorang yang menangkapnya.
Seorang wanita dengan corak kulit putih pucat yang tidak hanya pucat, tapi menjurus biru cerah.
Wanita berambut putih dan bermata hijau-
‘Hmm.’
Itu mengingatkan Cale pada Cloppeh Sekka.
“Senang bertemu dengan kamu. Tolong panggil aku Wisha.”
Wisha, Beastman ular, bertugas sebagai dewa penjaga Kerajaan Har.
Di sebelahnya ada seekor naga.
“Aku mendengar tentang hari-hari terakhir Maximillianne.”
Seekor naga tanpa mata. Dia yang memiliki Atribut ‘Future’, membuka mulutnya sambil melihat langsung ke arah Cale.
“Dan aku harap kita langsung ke pokok permasalahan.”
“Baiklah kalau begitu.”
Cale duduk di sofa di salah satu sudut ruang tamu yang tidak terlalu kecil atau besar itu.
Wisha, si ular putih, meliriknya yang duduk di ujung meja seolah itu wajar dan menatap Eruhaben.
Naga kuno itu dengan tenang menuju ke jendela.
‘Manusia itu benar-benar pemimpinnya.’
Wisha mendengar dari naga kuno bahwa dua keluarga Hunter telah ditangani. Ular Putih tidak perlu ragu.
“Apa sebenarnya maksudnya saat kamu yang mengatakan dunia sedang runtuh?”
Tatapan Cale beralih ke ular putih itu.
‘Hmm’
Kemudian, dia melihat Cloppeh Sekka berdiri di belakang kursi tempat ular putih itu duduk dan menatapnya.
‘Kapan orang itu pergi ke sana lagi?’
Entah bagaimana, dia menjadi lebih dan lebih tertutup daripada Ron.
‘Aku merasa tidak nyaman...’
Saat Cale merasa linglung, Ular Putih terus berbicara.
“Jika asal sumber dunia lenyap, yang tersisa hanyalah kepunahan.”
Pandangan Cale beralih ke sisi lain ular putih itu.
“Benar. Tepatnya, jika semua kekuatan yang mendukung dunia lenyap, dunia ini pada akhirnya akan runtuh dalam sekejap.”
Ada uskup ke-3 di sana.
Ular Putih dan Horns.
Keduanya duduk saling berhadapan, tapi tidak saling bertukar pandang.
Mulut naga kuno itu terbuka.
“Apakah ini berarti dunia ini bisa tiba-tiba runtuh dalam semalam?”
“Ini bukan hanya keruntuhan.”
Horns berkata dengan tenang.
“Saat ini, dunia sedang mengalami keadaan negatif dan tanpa harapan, kecuali beberapa orang yang mengikuti Raja Naga.”
Sraak-
Horns mengulurkan tangannya, dan mana berkumpul di atasnya, menciptakan lingkaran.
Itu adalah planet ini.
“Selain itu, 11 naga dipuja sebagai dewa, dan pemujaan semakin berkembang di seluruh dunia.”
Bola putih itu berangsur-angsur berubah menjadi hitam.
“Adorasi dan keputusasaan. Semua makhluk hidup akan dipenuhi dengan emosi yang ekstrim ketika hal itu terjadi. Mereka akan mati mencari dewa-dewa mereka, atau mati dalam keputusasaan yang luar biasa.”
Matanya beralih ke lantai.
“Itu berarti bukan hanya keruntuhan, lenyapnya semua makhluk yang kehilangan rumahnya.”
Seperti Masa Kekacauan 200 tahun lalu, keruntuhan yang akan terjadi dalam sekejap.
Tentu saja, tidak seperti Masa Kekacauan, yang ini akan berakhir dengan kehancuran total.
“Raja Naga berencana untuk memanen semua yang mereka tinggalkan, termasuk emosi yang kuat dan mana mati.”
Setelah berbicara sampai saat itu, mata Horns beralih ke Cale.
Tapi Cale tidak menanyakan apa pun.
“Karena itu sudah jelas.”
Apa yang diinginkan Raja Naga pada akhirnya akan digunakan untuk menciptakan Dewa yang Absolut atau menciptakan dunia baru.
“Dan-”
Uskup ke-3 Horns membuka mulutnya ketika Cale tidak berkata apa-apa.
“Dibutuhkan setidaknya 10 tahun lagi sampai dunia ini memusnahkan dirinya sendiri.”
“Salah.”
Suara dingin terdengar.
Itu adalah manusia berwarna putih.
Mata Cale menoleh padanya.
“Paling lama dua bulan, paling cepat satu bulan. Di antara itu, dunia ini lenyap.”
Brak!
Horns berdiri.
“Mustahil!”
Wajahnya berubah.
“Sejauh yang kami tahu, pasti butuh 10 tahun lagi! Tidak mudah mengekstraksi sumber dunia melalui World Tree!”
Horns itu memelototi ular putih Wisha.
“Paling lama dua bulan, itu tidak masuk akal!!”
Tubuh raksasa yang sebanding dengan Beastman saat Berserk Transformation menggeram seolah-olah itu sangat tidak masuk akal dan geram.
“Mengapa mereka seperti itu?”
Horns, yang sepertinya tidak banyak bicara, sangat tajam terhadap Wisha.
Wisha juga tidak menyembunyikan perasaan tidak enaknya terhadap lawan bicaranya. Mungkin ini tampak wajar. Karena musuh yang menganiaya Beastman berada tepat di depan dia.
Tapi Cale tidak berniat membiarkan mereka akur. Karena itu bukanlah sesuatu yang dia pedulikan.
“Harapan. Bagaimana kamu mendapatkan informasi itu?”
“Fiuh.”
Dia menghela nafas.
“Ibu.”
Saat itu, seekor bayi ular kecil datang dan melingkarkan dirinya di lengan Wisha sambil mengusap wajahnya. Ular putih itu mengelus giginya dan membuka mulutnya.
“Aku telah melakukan kontak dengan sumber dunia.”
“Oh.”
Pandangan aneh muncul di mata Cale.
Xiaolen, Central Plains. Bukankah itu berarti dia pernah berhubungan dengan makhluk semacam ini?
“Aku sangat menderita karenanya.”
Baru pada saat itulah Cale menyadari mengapa ular putih itu sakit.
“…Bagaimana kamu mencapai sumbernya?”
Mengabaikan kata-kata Horns, Wisha berbicara kepada Cale.
“Jika kamu mau, tidak, aku ingin kamu bertemu dan berbicara dengan Sumber Dunia.”
“Apakah kamu mengabaikanku sekarang?”
Horns melontarkan kata-kata tajam, tidak mampu menyembunyikannya.
Wisha tersentak. Horns mendengus mendengarnya.
“Yah, seorang darah murni yang hebat tidak akan mau berbicara dengan darah campuran berpangkat rendah. Bahkan sekarang pun, kamu mungkin ingin mengusir orang-orang MBD dari dunia ini sekarang. Bukankah begitu?”
Tatapan Cale perlahan beralih ke Wisha.
Dia menggigit bibirnya sedikit.
-Manusia! Pasti ada sesuatu!
‘Aku tahu.’
Momen ketika Cale menyetujui perkataan Raon. Mulut Wisha terbuka.
“Diam. Aku tidak ingin mendengar kata-kata itu dari mulut kamu yang telah membunuh begitu banyak Beastman.”
“Ha! Lalu bagaimana dengan MBD yang kau bunuh?”
“Aku tidak pernah membunuh MBD!”
Brak!
Wisha akhirnya berdiri.
Kedua orang itu saling berhadapan di seberang meja.
“Tidak ada! Mengusir anak-anak kecil itu sama saja dengan membunuh mereka!”
“Ha! Sungguh keji bagimu, orang yang membunuh begitu banyak Beastman, mengatakan hal seperti itu!”
Uungggg-
Udara bergetar karena energi yang dikeluarkan kedua orang itu.
Karena mereka telah hidup selama lebih dari ratusan tahun, kemarahan yang terkumpul selama periode itu ditujukan kepada satu sama lain.
Pada saat itu.
“berhenti.”
Kedua orang itu berhenti.
Angin sejuk bertiup di antara mereka.
Mereka merinding di sekujur tubuh mereka.
‘Ini-’
Ular Putih bahkan tidak bisa melihat ke arah Cale karena energi yang terpancar darinya. Butir-butir keringat terbentuk di dahi dia. Saat dia melihat ke arah Horns di hadapan dia, wajahnya sudah pucat pasi sepenuhnya.
“Kita tidak punya banyak waktu.”
Kedua orang itu menelan ludah karena kata-kata lembut Cale.
Karena energi kejam telah mempererat cengkeraman mereka.
“Jadi silakan duduk kembali.”
Dalam sekejap, rasa sejuk itu hilang.
Energi yang sepertinya mendominasi segalanya lenyap. Saat itulah Ular Putih perlahan menoleh. Cale tersenyum lembut.
“Sekkarang, kenapa kamu tidak duduk?”
Wisha langsung duduk tanpa menyadarinya.
“Manusia. Bagaimana manusia bisa mempunyai energi sebesar ini?”
“Tidak, kamu adalah manusia kan?”
Itu hanya sedikit energi, tapi rasanya seperti tercekik.
“Sekkarang semua orang sudah duduk, mari fokus lagi…”
Manusia yang tersenyum itu tampak seolah-olah situasi ini tidak berarti apa-apa.
“Tolong jawab pertanyaanku.”
Itu sebabnya itu mengerikan.
Matanya pertama kali beralih ke Wisha.
“Bolehkah aku pergi ke sumber dunia?”
“...Ya.”
“Apakah akan merugikanku jika menggunakan metode itu?”
‘Semoga tidak.’
Itu tidak ditambahkan.
“Tidak. Tidak apa-apa karena aku membuat jalur yang aman.”
“Fiuh.”
Wisha menghela nafas sejenak dan melanjutkan berbicara.
“Tidak semua Elf tunduk pada naga. Hal yang sama berlaku untuk para Dwarf.”
Uskup ke-3 Horns tersentak.
“Bagaimana aku terhubung dengan mereka dan melalui mereka untuk mencapai sumber dunia…”
Butuh lebih dari sepuluh tahun untuk menemukan metode ini.
“Dan sebenarnya hanya ada satu atau dua bulan tersisa di dunia ini.”
Krrttt.
Suara Horns menggemeretakkan giginya terdengar.
Wisha berbicara kepada Cale bahkan tanpa memandangnya.
“Para HI mungkin akan tahu bahwa masih ada satu atau dua bulan lagi.”
Mata Horns bergetar.
Suara Wisha selanjutnya acuh tak acuh, tanpa emosi apa pun.
“Para naga dan anggota dibawahnya mengetahui tentang hitungan mundur ini, namun MBD tidak. MBD sudah pasti akan segera mati, jadi Raja Naga mengecualikan mereka dari rencana.”
“Para Hunter Purple Blood tidak berniat membawa MBD itu bersama mereka, jadi mereka hanya memanjakan mereka sepuasnya, memberi mereka harapan atau keputusasaan.”
“Aku baru melihatnya sekarang. Sepertinya MBD telah mengkhianati naga dan merencanakan sesuatu.”
“Raja Naga juga sudah menduga hal ini.”
Uskup ke-3 Horns menggigit bibirnya.
Seperti yang dia katakan.
Paus Cecilia mencoba membuat dunia kacau dengan melepaskan kemarahan dan kebencian yang muncul karena hidup sebagai MBD. Namun, konon dunia ini akan lenyap setelah satu atau dua bulan.
Kemudian, pada saat itu, kemarahan dan keputusasaan yang luar biasa dari para MBD akan menjadi material berkualitas tinggi untuk Raja Naga.
‘Ha.’
Bahkan desahan pun tidak keluar dari mulut Horns. Saat dia hendak menghela nafas lega.
“Tapi ada sesuatu yang tidak diharapkan oleh Raja Naga.”
Suara naga kuno Eruhaben merembes ke dalam keheningan.
“!”
Horns, mengingat sesuatu, mengangkat kepalanya. Dia melihat sekeliling.
Makhluk yang dia lihat untuk pertama kalinya.
Meski begitu, mereka semua kuat.
Dimana tatapannya akhirnya berhenti.
Semua orang melihat ke sana.
“Kami adalah variabel yang tidak dia harapkan.”
Cale berseru dengan acuh tak acuh. Dan kemudian dia tenggelam dalam pikiran dia.
Tap. Tap.
Dia mengetuk sandaran tangan dengan jari telunjuknya.
‘Satu bulan.’
Mereka bilang itu akan memakan waktu paling lama dua bulan, jadi lebih baik aman dan batasi menjadi satu bulan.
‘Tanggal berakhirnya dunia ini.’
satu bulan
Setelah itu runtuh. Tidak, punah.
Cale membuka mulutnya, merangkum berbagai informasi yang dia dengar dari Eruhaben, serta informasi yang dia dengar dari Horns setelah kembali ke Black Castle.
“Pertama-tama, aku harus melakukan tiga hal utama.”
Pertama.
“Menghadapi Sumber dunia.”
Dia harus bertemu mahkluk seperti Central Plains dan belajar cara menyelamatkan dunia ini.
Selain itu, ada cara untuk melepaskan energi dunia ini yang hanya untuk naga.
Dan dia harus memberitahunya bahwa dia juga memiliki benih World Tree.
“Dalam prosesnya, kita akan menemukan cara untuk memulihkan dunia ini.”
Dan untuk pemulihan.
“Kedua, kita harus menyingkirkan rintangan yang menghadang kita.”
Jawabannya datang bahkan tanpa mengatakan apapun tentang kendala tersebut.
“Dengar, kita harus berurusan dengan keluarga Blood.”
Smirk.
Sudut mulut Cale terangkat.
“Kita harus berjuang keras untuk ini, tapi semakin banyak tangan semakin baik, jadi yang ketiga, kita harus memperluas sisi kita lebih jauh lagi.”
Suku Serigala dan Ular Putih berada di pihak yang sama, dan Kerajaan Har berada di satu pihak.
Itu masih belum cukup.
“Horns.”
Tatapan Cale beralih ke Horns. Horns, yang telah berhenti, membuka matanya lebar-lebar mendengar kata-kata berikutnya.
“Aku ingin bertemu Paus, apakah memungkinkan?”
“Apa?”
Setelah mendengar apa yang aku katakan sejauh ini, dia ingin bertemu Paus Cecilia?
Horns-lah yang telah memberi tahu Cale segalanya tentang situasi internal.
Cale tersenyum ramah padanya.
“Mengapa? Aku pikir Paus dan aku memiliki kesamaan, bukan?”
Nada suaranya juga sangat lembut.
“Paus menginginkan kekacauan? Asal kamu tau, aku sangat pandai membuatnya, kan?”
Tring.
Saat itu, balasan pesan yang dikirimkan Cale datang ke Cermin ilahi.
<Raja Naga masih di sini, kurasa dia akan segera kembali!>
〈- Diposting oleh Central Plains, yang baik dan patuh!〉
“Horns, mungkinkah? Apakah tidak mungkin?”
“...mungkin.”
Dia tidak punya pilihan selain mengatakan sesuatu yang positif sebagai jawaban atas pertanyaan baik Cale.
“Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan urusan kita masing-masing.”
Cale mengirim Horns untuk menghubungi Paus, dan setelah itu, rekan-rekannya pergi untuk mengurus urusan mereka sendiri.
Cale menatap langit-langit hingga hanya tersisa beberapa orang di ruang tamu, lalu membuka mulutnya.
“Choi Jeonggun menuju ke kuil?”
“Jadi begitu.”
Seekor naga yang melihat masa lalu. Mata Cale, Choi Han, Choi Jeongsoo, dan Lee Soohyuk menoleh ke arahnya.
“Di Apitoyu, banyak kuil yang memuja naga, namun masih ada kuil yang memuja banyak dewa. Selain itu, ada reruntuhan kuil.”
“Jadi kemana Choi Jeonggun pergi?”
Choi Jeongsoo berbicara dengan nada mendesak, dengan nada dingin yang tidak seperti biasanya. Cale meliriknya lalu mengalihkan pandangannya kembali ke naga itu. Mulut naga itu terbuka.
“Ujung selatan. Hutan. Dia pergi ke kuil yang hancur.”
Naga itu terus berbicara tanpa memberikan jeda.
“Menuju kuil Dewa kekacauan.”
Choi Jeonggun pergi ke kuil Dewa Kekacauan.
“Choi Jeonggun, yang mendengar semua cerita tentang Ular Putih dan naga, pergi ke sana untuk memeriksa apakah cerita yang dia dengar benar. Kami kehilangan kontak setelah itu.”
Mulut Cale terbuka.
‘Maksudmu bukan dewa perang, tapi dewa kekacauan?’
Di antara lima dewa yang saat ini diklasifikasikan sebagai dewa kuno, Cale bertemu dengan dewa keseimbangan dan dewa harapan. Dan Dewa Kekacauan juga salah satunya.
‘Apa.’
Entah kenapa, Cale merasakan sakit di bagian belakang lehernya.
“Mustahil”
Saat Choi Jeongsoo membuka mulutnya dengan wajah tegas,
“Jeongssoo”
Ketua tim Sui Khan berseru.
“Jangan bicara.”
Biarkan kata-kata dia menjadi benih.
Namun mereka tetap tutup mulut.
Ada peserta percakapan lain di sini.
Tring!
Surat-surat muncul di layar cermin baru yang telah dinyalakan beberapa waktu lalu. Makhluk yang mendengarkan semua ini.
<Gila. Jadi, bukan hanya dewa perang yang ada, tapi dewa kekacauan juga ada?>
Dewa kematian mendengarkan semuanya dengan penuh perhatian.
Trringg, tringg tring trriiiiiiiinnnggg ---!
<O.O adjfhsoijfnsokdvnpijgh>
Cermin itu dipenuhi pesan kemarahan dari dewa kematian, yang telah bekerja sepanjang malam selama beberapa hari sambil memeriksa daftar Wanderer dan diganggu oleh Sui Khan dan Choi Jeongsoo.
Tentu saja, Cale mengabaikannya dan memandang ke arah pemimpin tim.
“Sepertinya aku harus pergi ke hutan.”
“Ya.”
Sui Khan memandang Choi Jeongsoo dan Choi Han.
“Jeongsoo, Choi Han, menurutku aku lebih baik darimu.”
Momen ketika petunjuk untuk menemukan Choi Jeonggun ditemukan.
Tok tok.
Mendengar ketukan, Choi Han membuka pintu dan Horns membuka mulutnya, memegang perangkat komunikasi video di tangannya.
“Paus ingin bertemu denganmu.”
“Ya?”
“Sebaliknya, mereka meminta kamu untuk pergi langsung ke gereja.”
Horns menelan ludahnya dan berkata, dan Cale mengangguk dengan tenang.
“Tentu saja.”
Ciyee tukang bikin kekacauan vs yang akan bikin kekacauan bertemu :V
BTW terlalu banyak kesamaan Wisha sama Cloppeh. Putih dan Hijau, belum lagi lambang keluarga Cloppeh kan ular putih O.O)?
Kok ndak ada yang traktir :(
Jangan lupa selalu dukung translator dengan klik teer.id/tukang-translate <3
Support kalian sangat berarti untuk translator <3
#tcf novel#tcf part 2#trash of the count's family#cale henituse#kim rok soo#totcf#lcf#raon miru#choi han#alberucrossman#eruhaben#lout of the count’s family
4 notes
·
View notes
Text
Raudhah min Riyadhil Jannah
فكيف تنكر حبا بعد ما شهدت # به عليك عدول الدمع و السقام
" bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya, berupa deraian air mata dan derita yang sengsara "
apa yang kau rasakan ketika mengingat rasulullah? rindu serindu-rindunya kah meskipun kedua bola mata belum pernah menatapnya?
apa yang kau rasakan saat menerka-nerka tentang indahnya raudhah di madinah? seperti ingin kembali kah meskipun kedua kaki belum pernah menapakinya?
kami yang hina dan masih sedikit pengetahuan terhadap rasul-Mu saja tak mampu membendungkan air mata ketika sedang mengingatnya, lalu bagaimana dengan mereka sang pencinta yang lebih mengetahui tentang keagungan dan keindahan rasulMu. Maka tak heran betapa banyak syair-syair kerinduan yang dipersembahkan untuk rasul-Mu ungkapannya seperti menyayat hati karna dirundung kerinduan.
pertemuan dengan muroby yang mulia, yang akhlaknya menyejukkan setiap hati yang kering kerontang bukanlah suatu kebetulan, melainkan skenario indah yang memang sudah Allah siapkan bagimu wahai diri yang hina. jangan kau sesali empat tahun yang kau lewati tanpa menyapa dan mengenalnya, sebab justru itu yang membuat cintamu jatuh sedalam-dalamnya.
keindahan yang belum pernah kau tatap sebelumnya, dan mutiara yang sudah sejak lama kau cari-cari keberadaannya kini ada di depan mata maka janganlah kau melepaskannya. yarabb semoga diri ini bisa bersuhbah dengan muroby ruhii sampai nanti di surgaMu.
raudhah imam al-busyiri , 14 syawal 1445 H
4 notes
·
View notes
Text
Sporty people pasti nih yg posting2 ini hahaha. Akumah ikutan aja tp ngga di posting. Posting sini aja~
Itu pertanyaannya pernah olahraga apa aja? Yakan? Bukan mahir olahraga apa aja. Naaah ya itu dia yg aku tandai.
List pertama lari haha, dahlah inimah udah sering diomongin. Dulu benci bgt sih lari apalagi wkt SMA tuh kayanya tiap semester selalu ada lari mengitari "benghar/hanggar" nya PT DI maklum sekolahnya kan area pabrik pesawat dan TNI AU. Dan selalu aja dadakan trus kata gledek di siang bolong, ketika guru olga blg "hari ini kita lari keliling benghar ya". Shooccckk lsg. Masalahnya larinya kudu sprint alias kudu gancang ya kami engap laaah. Wkt itu kerasa jauh bgt. Start dr dpn sekolah jl. Suparmin lurus ke blkg btc, pasteur ke kiri, masuk area PT DI nah baru deh tuh lewatin si benghar/hanggar itu, masih lurus lg sepanjang pabrik dan komplek AU baru deh nyampe lg ke sekolah. Yaampun dipikir2 kalo skrg itu palingan 2-3k ih wkwk dasar. Trus ya sepatunya jg pake converse yg berat itu yaiyalaaaahhh..
Bersepeda wkwkwk atuh coy inimah hobi jaman SD semi pre teen lah. Sesepedahan sampe bau matahari. Dulu mah seringnya dirumah bibiku di daerah Rancaekek enakeun bgt kompleknya buat sepedahan wlpn gersang, gapeduli hideung yakan~
Yoga! Hahaha masukin aja ini ya kan dulu yoga hamil rajin wkwkwk. Udah bbrp kali diajakin mama zoey ikutan yoga tp belom aja nih, suami udah ngajurung2 padahal hehe.
Silat. Waktu SMP inimah masuk matpel tapi ngga yang duel gt lah, cuma belajar gerakan2 standar sama guru olga trus pake myuzik pula hahahahaha. Bagaimana barudak pak sugeng @sagarmatha13
Badminton. Weeitss inimah gara2 bapakku dulu rajin bgt ini hampir tiap minggu, anaknya jd pipilueun main lah sama tetangga dari pake raket yg saayana sampe raket beneran. Saking hobinya ini tiap hari kayanya. Duh kangen pgn main lagi deh!
Basket, weydan ini jaman remaja nanggung trus di area rumah ada ring basket, jd ojol2 suka bgt sama basket. Sampe2 dibeliin sama bapakku bola basket warna kuning inget bgt. Mainnya sama anak cowo, kdg mreka ini suka tiba2 minjem aja gt pdhl aku lg ngga main. Ngetok kerumah, "mya.. Pinjem bola" hemm
Billiard, wkwkwk inimah buibu coba2 main doang saat bapak2nya main. Kacau lah ibu2 yg main mah hahaha. Waktu itu main Billiard sama geng sepupuan, kebetulan di cafe nya ada billiard.
Renang, skill renangku cuma sebatas meluncur dah aja hahaha. Sama mengambang kalo telentang gitulohhh.. Meluncur jg dr yg dikit sampe jauh tp jadinya nahan nafas gabisa ambil nafas huft
Voli, kalogasalah SD dan SMP ada nih voli. Sampe lenganmu biru2 wkwk. Tapi kalo tanding lupa deh pernah ngga yahh
Sepak bola, yaa ada lah ini. Sepak bola wanita mah yg riweuh bukan kaki doang, mulutnya jg gaberhenti teriak2 hhhhh pusingggg. Belom lg kalo di tonton anak laki, mreka ngetawain yg ada..
Tenis meja, yaa nyobain mah pernah laaah.. Ini judulnya bukan mahir kan? Wkwkwkk
Senam mah yaa udahlah yaa, dirumah jg bisa. Di sekolah, di event, di mana mana kayanya senam selalu ada dan kayanya semua org jg udah pernah senam wkwk
Catur. Beuhhhh.. Lsg kebayang queen of gambit gaksiii. Kapan ya dulu main mulu ini, diajarin kalo ini majunya bentuk L, kalo ini bisanya cuma lurus doang, kalo yg didepan ini cuma 1 langkah aja. Kalo raja bisa semua bisa kemana2, kalo raja udah keambil berarti udah kalah permainan selesei. Hahahaha dgn sotoynya aku main. Duh lupa ini siapa yg ngajarin yaah.
4 notes
·
View notes
Text
Ketika soonyoung bertanya apa yang aku lakukan kalau sedang dilanda stres, aku membalas singkat, "stress eating."
"Oooh," katanya, lalu PING! soonyoung berhasil memukul bola dengan tongkat baseballnya. "Aku dulu juga gitu."
"Biasanya makan apa? Sweet or savory?"
"Eh, sweet, I think," jawabnya sementara kaki-kakinya membuat ancang-ancang untuk menanti bola yang akan keluar dari mesin pelempar bolanya. "I can't really describe it though, it's combination of both? But mostly sweet, yeah, fuck, it was so good."
"Was it a cake?"
"Cake!" Dia tertawa terbahak-bahak, "good one."
Aku berdecak melihat tingkahnya yang super aneh, tapi itu keseharian soonyoung, hot and weird as fuck. "Cake apa sih?"
"Mantanku."
"Jadi kalau stres langsung call dia buat dibikinin cake home made?"
"The cakes are always there," kerlingan matanya bersorak riang, "nom, nom, nom, nom."
"Goddamn, awas diabetes."
"Oh, I could die happily."
4 notes
·
View notes
Text
Alex Marini
Menghabiskan waktu enam puluh sampai sembilan puluh jam dalam sepekan sebagai residen pediatri, kadang kala membuat seorang Regina Alyskia Bahrain kelelahan. Sebagai calon dokter spesialis anak, Regina nampaknya harus sering berlatih untuk tetap mengedepankan profesionalitas ditengah rasa kantuk yang sering kali datang sebab kurangnya waktu istirahat.
Weekend, hari yang seharusnya menjadi waktunya beristirahat kali ini nampaknya tidak sesuai dengan perkiraan, sebab ia baru ingat jika orang tuanya memiliki agenda yang harus dihadiri olehnya.
"Shit..." Sambil menggosok-gosok matanya yang setengah terbuka, Regina pun bangkit dari kasurnya. Ia menghela nafas panjang ketika suara sang Ibunda yang menggelegar terdengar dari luar kamarnya.
"Iya, Mi! Udah bangun!" Seru Regina yang tak lama setelah itu suara yang mengganggu tidurnya berangsur menghilang bersamaan dengan suara tapak kaki yang juga ikut menjauh.
Rutinitas pagi Regina sangatlah sempurna. Teriakan sang Ibunda yang tak pernah absen setiap pagi sudahlah cukup membuatnya kenyang tanpa harus sarapan. Mungkin saja jika ia memutuskan untuk tetap tinggal di apartemen, paginya akan terasa damai. Dan justru hal itulah yang malah membuatnya merasa tidak betah tinggal sendirian, sebab suara teriakan sang Ibunda jauh lebih membuatnya merasa seperti di rumah.
Regina beranjak dari kasur miliknya untuk kemudian merapikan bantal dan juga selimut miliknya yang kusut sambil melamun memikirkan agenda hari ini.
Ia tahu mereka akan pergi untuk bermain golf, hanya saja perkataan sang Ayahanda tentang seseorang yang ingin sekali bertemu dengannya membuat gadis itu sedikit khawatir. Ia khawatir jika asumsinya sejak kemarin menjadi kenyataan. Meskipun sebetulnya kedua orang tuanya tidaklah menyinggung apapun terkait perjodohan. Namun tetap saja ia tidak bisa menghilangkan rasa was-was itu saat kedua orang tuanya terlihat mencurigakan ketika ditanyai siapa yang ingin bertemu dengannya.
Regina
Selalu ada banyak hal yang bikin hari Sabtu gue terganggu. Entah itu karena Mami yang tiba-tiba minta diantar ke pasar traditional pagi-pagi buta, Refal yang kadang nyuruh gue ini itu, atau kalau nggak Papi minta ditemani pergi ketemu temannya.
Gue nggak pernah ngerti olahraga golf, pun ini juga pertama kalinya gue datang langsung buat lihat gimana bentukan lapangan golf. Ternyata sama aja, ya? Iya, sama aja kayak lapangan-lapangan pada umumnya — hijau. Gue pikir bakalan beda karena katanya olahraga ini punya budget yang lumayan fantastis. Mungkin kalau dilihat baik-baik, yang bikin beda dari lapangan pada umumnya adalah lapangan golf cenderung nggak landai. Ada bagian sisi lapangan yang kelihatan bergelombang dibandingkan dengan lapangan bola yang semua orang tahu dari berbagai sisi kelihatan rata.
"Kamu tahu ndak kenapa olahraga golf itu mahal?" Gue menoleh kearah Papi begitu selesai meneliti apa Istimewanya tongkat golf yang ada di tangan gue sekarang.
"Tongkatnya mahal?" ujar gue dengan asal yang bikin Papi terkikik kecil. Kayaknya orang juga bakalan berpikir sama kayak gue waktu ngeliat baja mengkilap satu ini deh?
"Bukan tongkat aja yang mahal, tapi semua peralatan yang dipakai juga sama mahalnya. Ada juga lapangan." Gue lumayan agak ternganga ketika lapangan masuk dalam list yang bikin golf jadi malah. Ini lapangan loh? Cuma hamparan tanah kosong sama rumput?
"Jangan salah kamu. Sewa lapangan golf itu juga mahal, pemeliharaan sama air untuk bikin lapangannya tetap bagus juga butuh uang yang banyak."
Nggak salah. Iya, nggak salah. Perspektif orang soal golf itu olahraga mahal emang nggak salah kalau lapangan aja jadi alasan kenapa olahraga satu ini punya orang-orang berduit.
"Ngomong-ngomong ini teman Papi kok nggak datang-datang, ya?" celetuk gue karena udah hampir dua puluh menit kita berdua nunggu.
Mami hari ini nggak jadi ikut karena Refal nggak jadi pergi dan malah pacarnya yang mau datang ke rumah. Mungkin pikir Mami nggak bakal enak kalau tuan rumah semuanya pergi dan biarin tamu yang jauh-jauh datang dari Surabaya nggak disambut langsung.
"Sabar, pasti udah dijalan."
Yang nyebelin disini adalah Refal selalu lepas tanggung jawab kalau udah berkaitan sama orang-orang yang ada di bisnis Papi. Kalau ditanya kenapa alasannya, dia bilang jokes mereka nggak masuk di telinganya. Ya... Nggak salah juga, namanya bapak-bapak? Maksud gue adalah, Isn't is good opportunity for him, buat belajar hal baru? Kalau gue yang pergi kan makin nggak ngerti, karena ranah gue bukan di bisnis?
"Emang Papi kenal sama orangnya dimana?" tanya gue penasaran, karena kayaknya sejak kemarin kelihatan excited banget dibandingkan ketemu teman-temannya yang lain.
"Di Bali. Papi dikenalin sama Pandu waktu itu. Terus Papi ngobrol-ngobrol banyak sama beliau soal properti." Skill bapak-bapak tuh gitu, ya? Paling gampang nyari teman, asalkan nyambung aja.
"Mas Haris, gimana kabarnya..." Gue dan Papi spontan menoleh kearah sumber suara.
Deg.
Gue terdiam seribu bahasa ketika sadar siapa orang yang ada didepan gue saat ini. Oke, katakanlah gue bodoh atau lupa, did my father mentioned his name before or I'm just being deaf at the moment?
Sial, jadi yang dimaksud Papi itu Regis Marini...
"Mas Regis... Gimana tadi perjalanannya?"
"Puji Tuhan bisa keluar dari macet." Otak gue tiba-tiba ngeblank begitu pandangan gue dengan beliau bertemu.
"Ini anakku, namanya Regina." Dengan senyum kikuk gue menjabat tangan beliau. Agaknya beliau juga sadar kalau gue sedikit tremor.
"Dia jadi residen di rumah sakitmu." Ujar Papi yang bikin Om Regis kelihatan makin penasaran.
"Departemen apa kalau saya boleh tahu?"
"Saya di bagian Pediatric, Pak." Jawab gue yang membuat Pak Regis langsung mengangguk-angguk kecil.
Dalam hati gue cuma bisa senyum karena gue yakin beliau nggak kenal gue. "Mungkin Pak Regis belum lihat saya karena tidak lama setelah itu Pak Theodore yang jadi direktur." Gue ingat pernah bertatap muka dengan Pak Regis itu cuma tiga kali, itupun bukan cuma gue sama beliau, tapi seluruh residen yang ada di rumah sakit. Jadi kemungkinan buat beliau tahu Regina yang mana udah kelihatan susahnya kayak gimana.
"Benar juga. Gimana rasanya punya atasan seperti Theodore?" Jebakan. Benar-benar salah gue ikut Papi kesini hari ini...
"Sejauh ini menurut saya Pak Theodore sangat bertanggung jawab. Beliau juga bukan tipe orang sungkan dengan bawahannya." Jawab gue nyari aman karena gue tahu kalau gue ngomong banyak karir gue udah pasti berakhir.
"Santai saja dengan saya. Theodore hari ini tidak ikut saya karena ada urusan lain, jadi kamu tetap aman hahaha." Mau nggak mau gue ikutan ketawa kaku dengan perasaan bingung. Bingung kalau tiba-tiba gue cuma di prank terus Pak Theodore beneran datang.
"Datang sendirian Mas berarti?" tanya Papi ingin memastikan.
"Nanti anakku Alex nyusul. Kamu kenal Alex, kan?" Senyum gue seketika memudar saat itu juga, berbarengan dengan sosok tinggi berpakaian serba hitam tak lupa leather jacket miliknya yang tertangkap oleh indra penglihatan gue berjalan mendekat.
Astaga, kenapa gue nggak kepikiran kalau dia juga kemungkinan ada disini...
"Ini dia anaknya..." Alex sempat beradu tatapan dengan gue untuk sesaat lalu kemudian menyunggingkan senyum ke arah Papi.
"Alex, ini Om Haris. Ini orang yang Papa ceritain kenal di acara Pandu." Mereka berjabat tangan dan saling menyapa satu sama lain.
"Terus ini ada Regina, dia juga residen di rumah sakit kita kayak kamu." Gue sempat diam lumayan lama waktu Alex menyodorkan tangannya didepan gue untuk mengajak jabatan tangan.
"Alex." Katanya yang gue balas dengan senyum kaku, "Regina."
Alex Marini...
Nggak banyak yang bisa gue ungkapkan soal cowok satu ini. Berawal dari hilangnya kunci apartemen gue waktu itu, gue akhirnya tahu kita bertetangga. Pun setelah itu kita nggak benar-benar mengenal satu sama lain karena nggak ada hal yang mendasari, gue tetap senang dia bukan tipe orang yang dingin.
Setahun menjadi tetangga seorang Alex Marini nggak membuat gue akhirnya bisa berteman baik dengan dia. Kita cuma akan bertegur sapa singkat ketika bertemu, lalu kembali dengan urusan masing-masing.
"Lo suka golf?" Gue sedikit terperanjat ketika suara miliknya itu berada di sekitar gue.
"Menurut lo?" tanya gue balik yang bikin dia terkikik geli setelah melihat gimana cara gue memegang baja mahal satu ini.
Senyumnya...
Alex punya sesuatu didalam senyumnya itu. Tapi gue nggak tahu itu apa.
"Lo tahu bokap kita temenan?" tanya gue sambil memperhatikan dua orang insan di ujung yang sedang asik bercanda tawa, sebelum akhirnya menoleh menatap Alex yang sedang mengambil ancang-ancang bak seorang pro dengan mata yang fokus pada bola putih sebagai sasaran pukulannya.
"Mungkin?" ujarnya sebelum akhirnya mengayunkan tongkat miliknya itu yang mengenai tepat sasaran.
Begitu memutuskan untuk nggak lagi tinggal di apartemen dan kembali tinggal ke rumah, interaksi antara gue dan juga Alex pun juga ikut berhenti. Gue ingat kita kembali bertegur sapa setelah Damian dan Alessia pacaran. Pun memang ketika ada kesempatan.
"Kenapa pindah?"
"Pardon?" Dia kembali tertawa kecil yang bikin gue pun seketika terdiam.
"Lo kenapa pindah apartemen?" Ini nggak salah kan? Dia nanya kayak gini setelah setahun berlalu?
"Pengen balik ke rumah aja. Suka kangen masakan Mami." jawab gue klise yang dia respon dengan anggukan kecil.
One of the worse thing about homesick itu ya ini. Sekalipun gue bisa aja bolak-balik ke rumah, tapi feelsnya beda banget waktu gue mampir cuma buat minta makan, dibandingkan pulang yang benar-benar pulang terus langsung disuguhi masakan Mami.
"Kenapa?" tanya gue bingung. "Kenapa apa?" respon dia balik.
"Kenapa baru nanya sekarang?" Karena harusnya dia nanya hal ini begitu tahu gue nggak lagi tinggal di lingkungan apartemen yang sama kayak dia lagi.
"What's stopping you?"
What's stopping him to ask me those questions at the first place?
"You."
8 notes
·
View notes
Text
Memeluk Ekspektasi
Kaki yang tadinya kuat perlahan melunglai. Air mata menetes tanpa ekspresi kesedihan. Hambar, hampa, kosong. Apakah terlalu lama berpura-pura kuat menjadikan otak tak mampu membedakan keadaan yang sesungguhnya?
Berjuang itu sama-sama bukan? Mengerti, memahami, mengalah. Mempertahankan agar semua baik-baik saja. Menahan amarah yang meledak-ledak.
Apa yang diharapkan dari sebuah cerita? Romantis dengan kalimat-kalimat puitis didalamnya? Indah, mesra seperti di film-film? Jikapun tidak, bisakah utarakan dengan kalimat? Bukan dengan membiarkan bola salju menggulung semakin besar. Mendiamkan hingga semua tampak baik-baik saja.
Kali ini bolehkah merasa menyesal? Menyesal akan ekspektasi yang dirajut setiap saat. Di tanam dan dipupuk agar berbuah dan dinikmati bersama. Bisakah semua ini dikubur saja? Atau harus kupeluk semua harap? Hingga dekapannya membuat sesak lalu mati. Hingga ia tak akan pernah tumbuh lagi.
0 notes