#bisnismieramendiSolo
Explore tagged Tumblr posts
mediaini · 3 years ago
Link
Bangun Bisnis Mie Ramen di Solo, Peluang dan Modalnya - MEDIAINI.COM– Bisnis mie ramen di Solo bisa jadi peluang besar. Pasalnya tak banyak pelaku usaha yang menawarkan menu asal Jepang ini. Kuliner khas Negeri Sakura ini memang digandrungi banyak orang. Selain rasanya yang enak dengan mie yang lebih kenyal, ramen juga punya nilai jual yang unik. Kuah sup ramen yang dibuat dari bahan dasar sup yang disebut Dashi, yang diberi rasa tambahan. Dashi dibuat dengan bahan-bahan asli yang berbeda seperti ayam utuh, ikan teri, daging rusa, tulang ayam, bonito kering, kombu (kelp), atau sayuran. Selain itu mie ramen biasa memasukkan campuran garam alkali khusus dan kansui untuk adonannya, sehingga rasa, tekstur, dan warnanya beda dari mie secara umum. Lalu, cara menyantapnya pun berbeda yaitu disruput. Itulah yang dilakukan oleh orang Jepang ketika menyantap ramen. Sensasi makan mie pun jadi berbeda. Kuah juga punya peran dalam hidangan ramen, yang membuat rasanya semakin segar, gurih, dan nikmat. Ada lima jenis kuah ramen yang paling disukai. Pertama ada rasa kari dengan tekstur kental dan warnanya cokelat, rasa rempahnya juga kuat. Kedua adalah kuah miso. Teksturnya lebih kental dan warnanya kuning kecokelatan, miso dicampur dengan kaldu ayam atau ikan, bahkan daging babi. Miso sendiri terbuat dari fermentasi rebusan kedelai dan beras yang ditambah sedikit garam. Ketiga adalah kuah shio yang memiliki rasa yang lebih asil dan didominasi garam laut. Terbuat dari kaldu ayam atau babi, kuahnya berwarna bening. Kemudian keempat ada kuah shoyu dengan rasa yang lebih ringan saat disantap. Kelima adalah tonkotsu, kuah ramen jenis ini terbuat dari kaldu tulang babi. Kuahnya berwarna putih kental, berlemak, dan rasanya gurih. Cara Memulai Bisnis Mie Ramen di Solo Untuk memulai bisnis mie ramen di Solo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, siapkan modal yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan yang sudah dirinci. Tentukan lokasi yang strategis untuk berdagang. Pilihlah lokasi yang dekat dengan pusat kegiatan seperti pusat perbelanjaan, kos-kosan, kampus, kantor, atau di pinggir jalan. Tentukan biaya operasional, investasi, dan variabelnya, kemudian belilah peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan. Lalu Anda tentukan harga jualnya. Biasanya mie ramen dijual kisaran harga Rp 15 ribu/porsi. Pasarkan dan iklankan bisnis Anda menggunakan strategi marketing yang tepat. Manfaatkan media sosial, media online, atau lainnya untuk berpromosi. Jaga kualitas bisnis Anda, mulai dari rasa, bahan yang digunakan, hingga service ke pelanggan. Siapkan menu yang aman dikonsumsi serta halal, supaya dapat dikonsumsi oleh mayoritas orang Indonesia. Untuk analisa modalnya, jika mengeluarkan total biaya operasional Rp 8,8 juta, lalu setiap hari mie ramen Anda laku 30 porsi dengan harga Rp 15 ribu, maka total pendapatan hariannya adalah Rp 450 ribu. Pendapatan per bulan berarti Rp 13,5 juta. Sehingga untung per bulan setelah dikurangi biata operasional adalah Rp 4,7 juta. Baca juga: Viral Toko Mie Instan Terlengkap di Solo Tips Sukses Bisnis Ramen Agar sukses menjalankan bisnis ramen ini Anda harus riset soal selera konsumen. Sudah banyak yang menjadikan kuliner Jepang sebagai objek bisnis. Sehingga, perlu unsur kebaruan dan karakter dari produk yang akan dijual. Kedua, berdayakan produk lokal. Menggunakan produk lokal dapat menyeimbangkan cita rasa ramen tersebut. Meski bukan digunakan sebagai bahan utama, namun memberdayakan produk lokal bakal bisa jadi rahasia resep andalan. Ketiga, pilihlah segmentasi yang tepat. Mulai dari segmentasi pasar, pemilihan lokasi yang strategis dan sesuai pasar, juga pemilihan menu andalan yang akan jadi salah satu faktor penentu suksesnya sebuah bisnis. Kemudian, inovasikan bisnis kuliner yang dijalankan, mulai dari rasa, tampilan, tempat makan, hingga cara penyajiannya supaya lebih menarik perhatian pelanggan. Terakhir, pilih dan kelola sumber daya manusia yang tepat, karena akan berdampak pada pelayanan seperti input, proses, dan output produk. (Gusti Bintang K.) Sumber Foto Ilustrasi: Pixabay      
0 notes
mediaini · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Bangun Bisnis Mie Ramen di Solo, Peluang dan Modalnya - MEDIAINI.COM– Bisnis mie ramen di Solo bisa jadi peluang besar. Pasalnya tak banyak pelaku usaha yang menawarkan menu asal Jepang ini. Kuliner khas Negeri Sakura ini memang digandrungi banyak orang. Selain rasanya yang enak dengan mie yang lebih kenyal, ramen juga punya nilai jual yang unik. Kuah sup ramen yang dibuat dari bahan dasar sup yang disebut Dashi, yang diberi rasa tambahan. Dashi dibuat dengan bahan-bahan asli yang berbeda seperti ayam utuh, ikan teri, daging rusa, tulang ayam, bonito kering, kombu (kelp), atau sayuran. Selain itu mie ramen biasa memasukkan campuran garam alkali khusus dan kansui untuk adonannya, sehingga rasa, tekstur, dan warnanya beda dari mie secara umum. Lalu, cara menyantapnya pun berbeda yaitu disruput. Itulah yang dilakukan oleh orang Jepang ketika menyantap ramen. Sensasi makan mie pun jadi berbeda. Kuah juga punya peran dalam hidangan ramen, yang membuat rasanya semakin segar, gurih, dan nikmat. Ada lima jenis kuah ramen yang paling disukai. Pertama ada rasa kari dengan tekstur kental dan warnanya cokelat, rasa rempahnya juga kuat. Kedua adalah kuah miso. Teksturnya lebih kental dan warnanya kuning kecokelatan, miso dicampur dengan kaldu ayam atau ikan, bahkan daging babi. Miso sendiri terbuat dari fermentasi rebusan kedelai dan beras yang ditambah sedikit garam. Ketiga adalah kuah shio yang memiliki rasa yang lebih asil dan didominasi garam laut. Terbuat dari kaldu ayam atau babi, kuahnya berwarna bening. Kemudian keempat ada kuah shoyu dengan rasa yang lebih ringan saat disantap. Kelima adalah tonkotsu, kuah ramen jenis ini terbuat dari kaldu tulang babi. Kuahnya berwarna putih kental, berlemak, dan rasanya gurih.
Cara Memulai Bisnis Mie Ramen di Solo
Untuk memulai bisnis mie ramen di Solo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, siapkan modal yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan yang sudah dirinci. Tentukan lokasi yang strategis untuk berdagang. Pilihlah lokasi yang dekat dengan pusat kegiatan seperti pusat perbelanjaan, kos-kosan, kampus, kantor, atau di pinggir jalan. Tentukan biaya operasional, investasi, dan variabelnya, kemudian belilah peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan. Lalu Anda tentukan harga jualnya. Biasanya mie ramen dijual kisaran harga Rp 15 ribu/porsi. Pasarkan dan iklankan bisnis Anda menggunakan strategi marketing yang tepat. Manfaatkan media sosial, media online, atau lainnya untuk berpromosi. Jaga kualitas bisnis Anda, mulai dari rasa, bahan yang digunakan, hingga service ke pelanggan. Siapkan menu yang aman dikonsumsi serta halal, supaya dapat dikonsumsi oleh mayoritas orang Indonesia. Untuk analisa modalnya, jika mengeluarkan total biaya operasional Rp 8,8 juta, lalu setiap hari mie ramen Anda laku 30 porsi dengan harga Rp 15 ribu, maka total pendapatan hariannya adalah Rp 450 ribu. Pendapatan per bulan berarti Rp 13,5 juta. Sehingga untung per bulan setelah dikurangi biata operasional adalah Rp 4,7 juta. Baca juga: Viral Toko Mie Instan Terlengkap di Solo
Tips Sukses Bisnis Ramen
Agar sukses menjalankan bisnis ramen ini Anda harus riset soal selera konsumen. Sudah banyak yang menjadikan kuliner Jepang sebagai objek bisnis. Sehingga, perlu unsur kebaruan dan karakter dari produk yang akan dijual. Kedua, berdayakan produk lokal. Menggunakan produk lokal dapat menyeimbangkan cita rasa ramen tersebut. Meski bukan digunakan sebagai bahan utama, namun memberdayakan produk lokal bakal bisa jadi rahasia resep andalan. Ketiga, pilihlah segmentasi yang tepat. Mulai dari segmentasi pasar, pemilihan lokasi yang strategis dan sesuai pasar, juga pemilihan menu andalan yang akan jadi salah satu faktor penentu suksesnya sebuah bisnis. Kemudian, inovasikan bisnis kuliner yang dijalankan, mulai dari rasa, tampilan, tempat makan, hingga cara penyajiannya supaya lebih menarik perhatian pelanggan. Terakhir, pilih dan kelola sumber daya manusia yang tepat, karena akan berdampak pada pelayanan seperti input, proses, dan output produk. (Gusti Bintang K.) Sumber Foto Ilustrasi: Pixabay      
0 notes