#berdandan bagi muslimah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Cara Memadukan Busana Muslimah dengan Aksesoris Etnik
Cara Memadukan Busana Muslimah dengan Aksesoris Etnik yang bisa Anda praktekkan dalam penampilan sehari-hari. Busana muslimah adalah salah satu tren fashion yang semakin populer di Indonesia dan dunia. Banyak wanita muslimah yang ingin tampil modis dan syar’i dengan berbagai model, warna, dan motif busana muslimah. Namun, tidak hanya busana muslimah yang perlu diperhatikan, aksesoris juga bisa…
View On WordPress
#berdandan bagi muslimah#busana muslimah#busana muslimah dengan aksesori etnik#busana muslimah syar&039;i
0 notes
Text
Laki-laki yang hilang rasa cemburunya || eLSI
Dayyus adalah para lelaki (suami) yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu serta tidak punya rasa malu terhadap kemaksiatan. *Lawan daari Dayyus adalah al-Ghoyur*, yaitu orang yang memiliki kecemburuan besar terhadap keluarganya sehingga dia tidak membiarkan mereka berbuat maksiat.
Termasuk kategori Dayus yaitu ridha terhadap perbuatan keji pada keluarganya yaitu membiarkannya melakukan maksiat, tidak melarangnya dan tidak marah karena Alloh ta'ala. Hal itu disebabkan rasa cemburunya sedikit dan imannya lemah. Adapun orang yang telah berusaha mengingkarinya dan menghalanginya dari perbuatan keji, maka orang ini tidak disebut Dayyus.
Seorang suami wajib memperhatikan keluarganya dengan sebaik-baiknya. Barangsiapa mengetahui ada keburukan pada istri atau anaknya, tetapi dia membiarkannya dengan alasan cinta, kasihan atau lainnya, maka ia termasuk kategori dayyus. Dayus termasuk orang yang tidak akan dilihat oleh Alloh ta'ala pada hari kiamat. Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, _“Ada tiga orang yang tidak akan dilihat Alloh pada hari kiamat; orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru gaya lelaki, dan dayyus."_ *(HR. Ahmad)*
Hari ini banyak suami yang tidak cemburu ketika istri dan anak perempuannya keluar rumah dengan berdandan seronok, berpakaian tapi telanjang, memakai wangi-wangian, berpacaran, dan melakukan kemungkaran di dalam rumahnya. Bahkan, banyak juga para suami yang malah memerintahkan istri dan anak perempuannya agar tidak memakai jilbab, membiarkan anak perempuannya pacaran, membiarkan menonton acara-acara TV yang vulgar serta mendongkrak syahwat. Hal ini merupakan kesalahan yang sangat fatal.
Ketika kecemburuan laki-laki telah hilang, maka iffah/kesucian diri dan keluarganya juga tidak akan terjaga. Oleh karena itu, hendaknya seorang suami menjaga kecemburuannya. Jangan sampai ia menjadi dayyus yang diancam dengan neraka.
Lelaki sejati adalah lelaki yang memiliki kecemburuan terhadap istri dan keluarganya. Dalam Islam, kecemburuan yang benar bagian dari kesempurnaan kejantanan seorang laki-laki. Bahkan, Islam memberikan *pahala syahid*, bagi orang yang mati karena membela kehormatan keluarganya.
Semakin besar kecemburuan seorang laki-laki terhadap keluarga dan saudarinya muslimah ketika terjerumus ke dalam dosa, maka hal ini menunjukkan besarnya keimanannya di dalam Islam.
1 note
·
View note
Text
Fashion akil balig Terbaru
tidak menekuni umur kebutuhuan pakaian dalam kehidupan mungkin menduduki kebututuhan yg kedua setalah keperluan perut kamu Kapanpun dan kemanapun pasti memungut baju Atas basic itulah orang akan melihat bahkan menghakimi dengan cara apa fashion yang kamu kenakan. sampai saat ini di kalangan gemuk muslim syari lagi jadi fashion terbanyak yg dikenakan. tidak cuma lebih nyaman pun membangun lebih kece dan betul seseorang muslimah. Fashion akil balig paling baru tambah tak angkat tangan menjiplak hijab lah yang banyak dipilih oleh tidak sedikit akil balig muslim. terlalu banyak menyita kala bisa jadi menjadi salah satu alasan kenapa kini tidak sedikit mulai dewasa muslim yg memutuskan berpaikan syari. mengapa dikatakan seperti itu, sampai hri ini ketangkasan sedang tidak sedikit diburu oleh beberapa. Bukan cuma urusan perut tapi kembali yg yang lain mengecilkan pengaturan rambut diwaktu berdandan menjadi salah satu elemen mempersingkat dandannya anak remaja muslim sekang. tidak hanya itu pula banyak pendesain yg merancang apik baju dan jilbab terhadap Fashion mulai dewasa paling baru sehingga menarik banyak peminat Salah satu Fashion mulai dewasa terbaru muslimah yaitu hijab instan. jilbab inovasi mulai sejak beberapa pendesain buat memperpendek kala pemakaian dan terhadap pemula masih tidak butuh aktif � aktif mencari ala sampai-sampai pada anda kenakan hri ini. Penyeimbang berasal adanya jilbab syari terhadap salah satu Fashion mulai dewasa terbaru baju dan celana berulang dibuat tidak serba serasi di badan Seperti lancingan sebab memakai hijab beberapa muda muslimah lebih meilih tukar memakai celana kulot. celana yang serba longgar dan nyaris dua kali lipat mulai sejak takaran jeans yg ngetat ini dianggap lebih tepat untuk dipadukan bersama hijab. Warna yg dipilih remaja muslimah juga condok ke warna pastel dan warna yg netral. mengapa sanggup lantaran beberapa muslimah remaja berpikir biar beberapa mix and match nanti lebih enteng dan masuk kemana saja. Warna Fashion taruna paling baru yang lagi hits seperti warna biru dongker, debu � abuk lanjut usia hitam, kream, coklat susu dan pink. Warna terkandung dipilih lantaran dianggap menggampangkan mix and match dan berbudipekerti terhadap penggunanya. bagi memblokir Fashion muda terupdate muslimah, kamu dapat sejak mulai mengoleksi tas � tas dan sepatu. Tas yg kamu pilih harus terbelah dengan tas yg lazim diperlukan sekolah. produsen baju busana muslim umur tentu pun memilih tas yang sama pada sekolah dan bepergian, itu tak hal selama nyaman dan mengembangkan rasa yakin diri terhadap dirinya Namun mampu menjadi opsi beberapa tas gendong lain yang lebih kecil berasal bersumber takaran tas sekolah. Berbahan apapun pas terhadap muda muslimah, namun berhati-hatilah dalam memilih warnanya. Begitupun sepatu, sneakers yg tidak sedikit diburu akil balig zaman now bisa jadi pilihan Fashion muda terbaru muslimah. Beberapa aksesoris lain dapat kamu kenakan, bagi mensupport Fashion akil balig terupdate Seperti jam tangan, singkat tambahahan gelang, kalung dgn tafsiran tak terlalu onar cincin atau sampai-sampai belt.
1 note
·
View note
Text
Walimah Al-‘Ursy dalam Tuntunan Syariat (Bagian 2/3)
30 September 2020 fikih pernikahan, Walimah, walimah urusy
Sambungan dari bagian 1: https://www.muslimahnews.com/2020/09/25/walimah-al-ursy-dalam-tuntunan-syariat-bagian-1/
Oleh: Najmah Saiidah
MuslimahNews.com, FIKIH – “Imam Ahmad berkata, “Walimah itu hukumnya sunah”. Menurut jumhur, walimah itu disunahkan (mandub). Jumhur mengatakan hukumnya sunah berdasarkan pendapat asy-Syafi’i rahimahullah.” (Subulus Salam, jil. 2)
Demikian pula pendapat Ibnu Qudamah rahimahullah: “Tiada perbedaan pendapat di antara ahli ilmu, bahwasanya hukum walimah di dalam majlis perkawinan adalah sunah dan disyariatkan (sangat dituntut), bukan wajib.” (Ibnu Qudamah, al-Mughni)
Walimah dilaksanakan dan diselenggarakan oleh suami. Ini adalah sebagaimana perbuatan yang telah dilakukan Rasulullah Saw. dan diikuti oleh para sahabatnya. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ketika Rasulullah Saw. menikahi seorang perempuan, beliau mengutus aku untuk mengundang beberapa orang untuk makan.” (HR Bukhari, Tirmidzi)
Juga dari Anas ra, Abdurrahaman berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikah dengan seorang wanita dengan mahar satu nawat emas (emas sebesar biji kurma)”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Semoga Allah memberkahimu, adakanlah walimah walau pun hanya dengan menyembelih seekor kambing.” (HR Bukhari, no. 5169)
Walau pun begitu, tidak disyaratkan dalam walimah harus dengan menyembelih seekor kambing. Namun ia dilakukan sesuai dengan kemampuan suami. Karena Rasulullah SAW sendiri pernah melaksanakan walimah untuk Shafiyah dengan menyediakan campuran kurma tanpa biji yang dicampur dengan keju dan tepung di atas sumbangan para sahabat yang hadir. (HR Bukhari)
Mengingat pentingnya posisi walimah sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT dan juga sebagai bukti kecintaan kita kepada Rasulullah Saw., maka dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Tidak boleh menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Baca juga: Walimah Al-‘Ursy dalam Tuntunan Syariat (Bagian 3/3)
Rincian Syariat Walimah al Ursy
Islam telah mengatur dengan rinci, antara lain:
1) Prosesi walimah haruslah bersih dari hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan Islam.
Terhindar dari hal-hal yang mengandung kemusyrikan atau khurafat. Di masyarakat kita terdapat adat kebiasaan dalam prosesi pernikahan yang dapat menjerumuskan kepada penyekutuan Allah SWT.
Semua amal yang akan merusak aqidah dan bertentangan dengan Islam harus ditinggalkan. Misalnya, menyediakan sesajen agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Juga ritual tertentu yang merupakan adat yang mengandung makna tertentu. Seperti menginjak telur, sawer dan sebagainya.
Juga perhitungan calon pengantin apakah jodohnya baik atau buruk dengan perhitungan weton. Atau kebiasaan menentukan hari baik untuk pesta oleh dukun atau “orang pintar”. “Barang siapa yang mendatangi dukun atau paranormal dan percaya kepada ucapannya maka ia telah mengkufuri apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada Muhammad Saw.” (HR. Abu Daud)
2) Tidak menghadirkan hiburan yang dilarang oleh Allah SWT.
Misalnya disertai minum-minum atau makan yang diharamkan Allah SWT. Adanya hiburan memang tidak dilarang, asalkan tidak bertentangan dengan aturan Islam.
Dari Amir bin Sa’ad dia berkata: “Saya masuk ke rumah Quradhah bin Ka’ab ketika hari pernikahan Abu Mas’ud Al-Anshori. Tiba-tiba beberapa anak perempuan bernyanyi-nyanyi.” Lalu saya bertanya; bukankah anda berdua adalah shahabat Rasulullahsaw dan pejuang Badar, mengapa ini terjadi di hadapan anda? Maka jawab mereka: “Jika anda suka, maka boleh anda mendengarnya bersama kami, dan jika anda tidak suka maka boleh anda pergi. Karena kami diberi kelonggaran untuk mengadakan hiburan pada acara perkawinan.” (HR. Nasa’I dan Hakim).
Baca juga: Walimah Al-'Ursy dalam Tuntunan Syariat (Bagian 1)
Aisyah mengiringi Fathimah binti As’ad dengan disertai pula oleh Nabith bin Jabir Al-Anshari pada hari-hari pengantinnya ke rumah suaminya. Lalu Nabi saw bersabda: “Wahai Aisyah mengapa tidak kamu sertai dengan hiburan? Sesungguhnya orang-orang Anshar senang hiburan.” (HR. Bukhari, Ahmad dll)
Hanya saja hiburan ini wajib dijauhkan dari hal-hal yang dilarang. Seperti bercampur baur antara laki-laki dan perempuan (ikhtilath), tarian dan gerakan yang dapat membangkitkan syahwat (pornoaksi), perkataan (syair) yang keji dan kotor yang tidak pantas untuk didengar.
Demikian pula penggunaan alat musik, patut diperhatikan lagu atau instrumen yang dihasilkannya, tidak mengandung nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam, seperti musik degung (disertai keyakinan akan keberkahan dari lagu-lagu yang dimainkan), organ tunggal dengan lagi-lagu cinta yang merangsang, dll.
Sebaliknya hiburan yang disajikan selayaknya dapat menggugah para hadirin untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menggugah semangat untuk berkorban dan berjihad di jalan Allah. Atau lagu-lagu yang dapat menumbuhkan kecintaan kepada Allah dan RasulNya, mengingat akan kebesaran dan kenikmatan Allah SWT, seperti nasyid.
Karena itu walimah tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk berkumpul dan memenuhi undangan makan. Namun dapat memberi nilai tambah terhadap para hadirin untuk menjadi hamba Allah yang lebih bersyukur atas segala kenikmatan yang telah dianugerahkan kepada semuanya, termasuk keberkahan dari acara walimah tersebut.
Baca juga: Hukum Memisahkan Tamu Pria dan Wanita Dalam Walimah
3) Larangan bagi pengantin, khususnya pengantin perempuan untuk berdandan cantik dan dilihat oleh seluruh tamu undangan, termasuk laki-laki.
Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap hukum tabarruj (terlebih lagi jika pengantin perempuan tidak menutup aurat).
Islam memerintahkan kepada para perempuan untuk menutup aurat dengan sempurna (QS An Nur 31 dan Al Ahzab 59). Serta melarang melakukan tabarruj dengan larangan yang tegas dalam situasi apapun tanpa kecuali.
Allah SWT berfirman: ”Janganlah kalian bertabaruj seperti orang-orang jahiliah yang terdahulu” (TQS. Al-ahzab:33).
Rasulullah saw bersabda, ”Siapa saja wanita yang memakai wewangian kemudian melintas di suatu kaum (laki-laki) agar mereka menghirup wangi wanita itu, maka dia adalah pezina (pelacur)”.
Dalil-dalil diatas dan banyak lagi dalil yang lainnya secara gamblang menunjukkan larangan bertabaruj, maka tabarruj hukumnya haram. Keharaman ini bersifat umum, tidak terkecuali terhadap pengantin dan tamu undangan.
Atas dasar ini, setiap perhiasan yang tidak biasa –umumnya dikenakan pengantin-, memoles wajah dengan warna-warni tertentu, yang dapat menarik pandangan laki-laki dan dapat menampakkan kecantikan wanita adalah termasuk tindakan tabarruj, jika pengantin perempuan muncul di hadapan pria asing (bukan mahrom-nya).
Tetapi jika pengantin perempuan hanya menampakkan diri terhadap tamu undangan perempuan, tidaklah termasuk tabarruj. Dan hanya dikategorikan sebagai berhias dan memakai perhiasan yang hukumnya adalah mubah.
Karena itu guna menghindari pelanggaran terhadap hukum tabarruj ini, maka sudah semestinya tamu laki-laki terpisah dengan tamu perempuan secara mutlak. Wallahu a’lam bishshawwab. [MNews/Rgl] Bersambung ke bagian 3/3.
Bagikan artikel ini
← Berhijab sejak Dini Disoal, Bikini ala Liberal Dibiarkan
Nafāis Tsamarāt: Dalam Islam Ada Solusi untuk Setiap Masalah →
Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama *
Email *
Situs Web
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Terbaru
Bertobatlah Sebelum Masa Itu Tiba
Khilafah Pencetak Generasi Tangguh Penegak Peradaban Mulia
Khilafah Tidak Menciptakan Politik Identitas
Mengutamakan Keselamatan Rakyat
Komunisme Bahaya Laten, Kapitalisme Bahaya Nyata bagi Indonesia
Pamit dari KPK, Sinyal Keputusasaan Memberantas Korupsi?
Membentengi Anak dari Pandemi K-Pop
Propaganda Antijilbab, Upaya Mendistorsi Ajaran Islam (Bagian 1/2)
Dr. Nazreen Nawaz: Islam dan Sekularisme Ibarat Terang dan Gelap
Populer
Mendidik Anak dengan Akidah Islam
Perlukah Pendidikan “Sexual Consent” untuk Mencegah dan Menghindari Kekerasan Seksual?
Berhijab sejak Dini Disoal, Bikini ala Liberal Dibiarkan
Membangun Indonesia sebagai Negara Islami, bukan Negara Islam: Seruan Menyesatkan!
Ummu Syuraik ra., Wanita yang Diberi Minum dari Langit

Beranda
Editorial
Analisis
Fokus
Komentar Politik
Opini
Berita
Nafsiyah
Tsaqafah
Hak Cipta © 2020 Muslimah News. Keseluruhan Hak Cipta.
Tema: ColorMag oleh
#asolstais_elkaffah#repost#hijrah#pemudahijrah#quotes#dakwah#selfreminder#muslimah#oneminutebooster#islam
0 notes
Text
Hijab
Berhijab, menurut saya sebagai seorang muslimah adalah suatu kewajiban yang harus di taati oleh seorang muslimah. Kewajiban berhijab alhamdulilah sudah saya laksanakan sejak saya duduk dibangku SMP tepatnya ketika saya berumur 13 tahun ketika itu prinsip saya berhijab masih sebatas karena saya sekolah di SMP islam dan kebetulan saya tinggal di asrama yang mewajibkan siswi nya memakai hijab. Orang tua tidak pernah memaksa saya untuk berhijab mereka hanya bilang berhijab itu wajib bagi muslimah terserah kamu mau pake apa enggak kan yang menanggung dosa adalah dirimu ketika kamu sudah baligh atau sudah haid (bagi perempuan) semua dosa di tanggung sendiri. Dari situ saya mulai berfikir tapi berfikir yang ga keras-keras amat saya mikir malu dong seorang siswi SMP islam ga pake hijab trus sekolah islam dapet apa? Ketika itu saya masih lepas-pake lepas-pake. Kebetulan mama saya juga bukan islam dari lahir beliau adalah seorang mualaf, beliau pun belum berhijab ketika itu tapi, beliau juga yang menginspirasi saya memakai hijab walaupun sekedar penutup kepala. Memutuskan untuk keluar dengan hijab membuat saya masih kurang siap untuk itu, saya masih pengen menunjukkan rambut saya. Karena, ketika saya masih belum berhijab rambut saya masih pendek dan saya memutuskan memanjangkan rambut ehh udah panjang malah ditutup.
Saya akhirnya belajar dan terus belajar menemukan kenapa sih saya harus berhijab? Sekolah saya adalah sekolah islam setiap hari mau tidak mau nilai-nilai islam lah yang harus saya pelajari saya belajar menemukan ayat-ayat al Quran di mana ternyata seorang muslimah itu wajib untuk berhijab mau tidak mau suka tidak suka karena itu sudah tertulis di firman Allah. Seperti ayat Al Quran berikut QS Al-Ahzab ayat 59: wahai nabi, katakanlah kepada istri-istri,anak-anak perempuan dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang. Dari ayat ini saya terus mencari tahu ternyata tidak hanya ayat ini yang menyuruh kita untuk berhijab, saya juga belajar tentang ketentuan berhijab, berhijab itu ga sembarangan berhijab tidak hanya menutup kepala. Berhijab seperti apa yang dimaksud dari ayat Al-Quran diatas saya juga belajar itu semua. Semakin belajar dan memahami hakikat saya berhijab saya semakin tahu bahwa berhijab itu wajib, berhijab itu menolong ayah saya jauh dari neraka, berhijab itu pelindung saya dari kejahatan manusia saya sangat terlindungi dari lelaki yang ga bisa dikit aja ngeliat aurat perempuan, berhijab itu membuat saya lebih terhormat sebagai perempuan membuat saya jadi perempuan yang mahal membuat saya jadi sebuah mutiara, mutiara yang terpendam di dasar laut susah sebuah mutiara yang ga gampang untuk diambil apalagi dirusak, berhijab membuat saya lebih menjaga etika saya karena adanya kain yang menutupi kepala saya, perilaku saya lebih tertata membuat saya lebih anggun dalam bertutur kata, melindungi saya dari hal-hal buruk yang bisa menjerumuskan saya, hijab adalah pembatas saya dalam menjalin hubungan dengan laki-laki dan yang paling penting berhijab adalah identitas saya sebagai muslimah karena semua orang di dunia tahu bahwa muslimah itu menggunakan hijab sebagai identitas agamanya. Memutuskan untuk istiqomah dalam berhijab memang sangat sulit tapi, semua itu sudah terlewati saya akhirnya mantap berhijab menutupi keindahan yang Allah berikan kepada saya yang saya siapkan untuk laki-laki yang halal untuk saya.
Tantangan saya kali ini adalah tantangan yang cukup berat ketika satu tantangan untuk istiqomah berhijab sudah terlewati, tantangan kali ini yaitu syar’i dalam berhijab, menjaga pandangan dan etika serta berdandan. Hal ini membuat saya masih susah untuk melakukan nya memakai hijab syar’i telah saya laksanakan tapi tidak istiqomah, menjaga pandangan masih sulit karena saya masih ga bisa menundukkan padangan juga berdandan. Tantangan ini entah mengapa masih belum bisa saya lewati bahkan saya lakukan, yang saya coba untuk lakukan adalah berdandan sewajarnya dan tidak memikirkan untuk siapa(perorangan) saya lakukan niat saya hanya ingin terlihat segar dan tidak pucat meski terkadang niat itu sedikit banyak berbelok karena saya hanya seorang manusia yang juga ingin diakui keberadaan saya.
Saya berharap kalian yang membaca tulisan saya bisa terinspirasi, berhijab bukan hanya untuk bergaya atau hijab hanya untuk memenuhi fashion yang jaman sekarang lagi hitz hijab ini hijab itu. Karena fashion style pasti akan hilang oleh zaman tapi hijab adalah perintah Allah hingga akhir zaman sampai kita di kubur pun akan memakai hijab. Bagi mereka yang belum berhijab atau masih lepas pakai mari kita doakan, memberikan nasihat namun tidak menggurui, memerintah tapi tidak memaksa, mendekati bukan malah menjauhi, karena semua itu pilihan kita sudah berusaha biarkan Allah yang secara langsung mendekati mereka karena hati mereka milik Allah, Allah yang berhak membolak-balik isi hati manusia.
Ketika kita percaya pada apa yang telah kita percayai, percaya dengan agama kita, percaya dengan Allah bukan malah mencari kebenaran yang lain melainkan semakin memperdalam kepercayaan kita dan menyebarkan kepada orang lain, agar mereka tahu bahwa agama kita adalah agama yang mengajarkan kebaikan untuk seluruh umat manusia . Yakinlah Allah selalu bersama hamba nya yang selalu menebarkan kebaikan karena “tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan pula” (QS Ar-Rahman : 60)
Setiap pendapat orang berbeda beda yang perlu kita lakukan hanya menghargai, terimakasih semoga bermanfaat
1 note
·
View note
Text
8 Model Berdandan yang Dilarang Bagi Muslimah
8 Model Berdandan yang Dilarang Bagi Muslimah
Berdandan adalah upaya bagi manusia agar terlihat lebih baik, tampan maupun cantik, begitu juga dengan kaum wanita yang memang diciptakan untuk lebih memikirkan penampilannya. Sama halnya dengan wanita pada umumnya, wanita muslimah juga sedikit banyak ada yang berpikir untuk dapat berdandan cantik seperti yang dilakukan pada wanita umumnya.
Akan tetapi sahabat muslimah, ternyata berdandan bagi…
View On WordPress
0 notes
Photo
HALAL HISPTER (Muslimah Kekinian)
Assalamu'alaykum pemirssaahh syiaran kisruh! Kali ini admin mau sharing nih terutama sama muslimah permisa setia syiaran kisruh mengenai gaya berpakaian yang kekinian banget. Tau kan ya dengan istilah “HISPTER”? Tau lah yaaa. Yaps hispter merupakan sebutan bagi mereka yang memiliki selera unik dalam berpenampilan dan gaya hidup yang jauh banget dari orang kebanyakan. Intinya mereka anti mainstream dalam segala hal. Banyak kaula muda masa kini yang bergaya ala hispter ukh, mungkin salah satunya adalah kamu hehe
Tapi ada syarat khusus nggak sih kita sebagai muslimah apabila berpenamilan ala hipster? Tentu sebagai seorang muslimah sudah merupakan kewajiban kita mengenakan busana yang menutup aurat kita. Allah memberikan perhatian dan perlakuan khusus kepada wanita. Indahnya Islam telah menetapkan wanita sebagai kehormatan yang harus dijaga. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَان (الترمذي)
Dari Abdullah Ibnu Mas’ud, beliau berkata dari Nabi SAW, “Wanita itu adalah aurat, hingga dia keluar maka setan mengawasinya” (H.R. At Tirmidzi)
Dalil di atas menunjukkan bahwa wanita adalah aurat. Jika ia keluar rumah, maka bisa dijadikan alat oleh syetan untuk menimbulkan fitnah, karena ketika keluar rumah, wanita memiliki kecenderungan untuk berdandan yang bisa menarik mata lelaki. Ini menunjukan wanita dipandang sebagai kehormatan yang harus dijaga dengan baik.
Batas aurat wanita itu yang mana saja?
Nah, aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali yang biasa nampak darinya, seperti muka dan telapak tangan. Dalil yang menunjukkan adalah Surah An-Nur:31.
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا [النور/31]
… Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali apa yang biasa tampak dari padanya… (Q.S. An-Nuur:31)
Riwayat At-Tirmidzi juga menunjukkan seluruh tubuh wanita adalah aurat yang jika digabungkan dengan ayat diatas bisa dipahami bahwa wanita wajib menutup seluruh tubuhnya kecuali yang biasa tampak darinya.
Lalu bagaimana wanita menutup auratnya?
Syari’at telah menentukan dua jenis pakaian yang wajib dipakai oleh wanita untuk menutup auratnya, yaitu khimar dan jilbab. Akan tetapi, tidak ada nash syara’ yang menentukan seperti apa model pakaian wanita. Nash syara’ hanya memerintahkan kepada wanita agar tidak memperlihatkan auratnya (ketika keluar rumah maupun bertemu dengan lelaki non mahrom), sehingga khimar dan jilbab model apapun bisa dipakai. Hanya saja, disyaratkan pakaian tersebut bisa menyembunyikan warna kulit dan lekuk tubuh, artinya dengan menggunakan penutup tersebut, warna kulit dan lekuk tubuh wanita tidak dapat diketahui.
Dalam mengenakan jilbab, ada beberapa kriteria yang harus diprhatikan oleh seorang muslimah: 1. Menutup seluruh anggota badan selain yang dikecualikan
Dalilnya jelas, Q.S. An Nuur:31:
… وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إِلاَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا …
… Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak daripadanya…
2. Tidak dimaksudkan untuk tabarruj (bersolek) Berhias adalah sesuatu yang naluriah bagi kaum wanita. Hampir setiap wanita yang keluar rumah berkeinginan untuk menghias diri sebagus mungkin dengan tujuan agar penampilannya menarik. Namun syari’at Islam telah melarang wanita untuk berhias diri yang dimaksudkan menarik perhatian lelaki atau yang distilahkan dengan sebutan tabarruj sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surah Al Ahzab ayat 33:
وَقَرْنَ فِى بُيُوْتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَهِلِيَّةِ الْاَوَّلَى ….
Hendaklah kalian tetap tinggal di dalam rumah kalian. Dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya kaum jahiliyah generasi awal… (Q.S. Al Ahzab:33)
Dalam Fath al-Bayan dijelaskan bahwa tabarruj adalah mendemonstrasikan perhiasan dan kecantikannya, serta apa yang mestinya dia tutup, yang dapat membangkitkan syahwat kaum lelaki.
3. Tebal, tidak tipis
Menutup aurat hendaknya dengan kain yang tebal agar warna kulit si pemakai tidak terlihat. Rasulullah SAW bersabda:
Akan ada pada generasi belakangan umatku, kaum wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang. Di atas kepala mereka seperti ada punuk unta. Laknatlah mereka, arena mereka itu pantas dilaknat. (HR. Thabrani)
Al-Albani menukil pendapat Imam al-Suyuthi yang mengatakan bahwa Ibn Abdil Barr berkata, “Yang dimaksud oleh Nabi SAW adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis, yang malah dapat menggambarkan lekuk liku tubuh, tidak menutupi dan menyembunyikan bentuk tubuhnya dengan sempurna”.
4. Longgar
Hal ini telah dijelaskan dalam hadist yang dibahas sebelumnya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).
Di antara maksud dari berpakaian namun telanjang adalah menyingkap aurat, berpakaian tipis, termasuk pula berpakaian ketat yang menampakkan bentuk lekuk tubuh.
5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Wanita muslimah diharamkan memakai pakaian yang menyerupai pakaian laki-laki. Dari Abu Hurairah yang berkata: Rasulullah SAW melaknat seorang lelaki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian laki-laki. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah, Hakim, dan Ahmad).
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas kita tidak perlu khawatir, kita masih bisa berbusana yang syar'i tapi tetaap kece walau zaman terus berubah, selama pakaiannya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan. Intinya apapun gaya pakaiannya, kita tetap harus memperhatikan syara’ ya ukh :D
Naah, contoh berbusana ala hipster yang kece namun tetap syar'i itu bagaimana? Niiih, ada beberapa contoh untuk kalian yang ingin bergaya "hipster" namun halal!
https://muslimah.or.id/6422-saudariku-kaki-juga-aurat-yang-wajib-ditutup.html https://defathimah.wordpress.com/2014/01/16/pakaian-muslimah-berdasarkan-alquran-assunnah/ Artwork by : Zakiyah Sholihah @zakysh
#KISRITB #KISRKesiur #AnnisaaKISR ----------------------------------------- Line id: @jbl4325d Instagram: kisr_itb Tumblr: faqiehkisr.tumblr.com Fb: kiseritb Twitter: @K_I_S_R Youtube : KISRTV
10 notes
·
View notes
Photo
Izinkan Kak Ad bebel lagi yer 🤭🤭🤭 Kali ni pasal TRANSGENDER atau dalam melayu TUKAR JANTINA.. Sekarang isu ni makin hangat dan terus hangat 😰😰😰 Makin menjadi jadi! Hati terus tertanya tanya! Apakah mereka ini tidak bersyukur diciptakan as lelaki mahupun perempuan? Mengapa perlu menukar jantina sedia ada? Yang lelaki, berpakaian wanita, siap pakej berdandan dan bersolek 🤦🏻♀️ Yang perempuan, berpakaian lelaki, siap pakej potongan rambut pon nampak lelaki🤦🏻♀️ Allahuakbar! Hati terus tertanya tanya! Apakah mereka mahu mencabar Allah? 😰😰😰 Sampaikan kawan rapat tegur, x dipeduli Sampaikan netizen tegur, x dipeduli Sampaikan alim ulamak tegur, x dipeduli Dan paling gerun, Allah dah berkali kali tegur, tapi masih x dipeduli Apa sebenarnya yang dinantikan? Hanya Allah yang tahu! Doakan sahaja yang terbaik  buat mereka ya ✌��� Cuma Kak Ad ada sedikit pesanan buat mereka yang sebegini, atau mereka yang baru nak ke arah itu, Stoplah! Apa yang kalian buat itu mungkar dan hanya mendatangkan dosa serta mudarat buat diri, tiada manfaat pon! Memalukan diri, keluarga, bangsa, negara, agama! Ingat Allah! Ingat azab yang Allah dah bagi pada kaum terdahulu! Ingat Kiamat! Ingat mati! Doa jangan lupa Solat jangan lupa Kak Ad sayang semua walau kita tak mengenali! Kak Ad nak kita sama sama dapat redha Ilahi 😉 _Kak Ad_ Muslimah yang masih mengejar redha Ilahi https://www.instagram.com/p/Bsj0hHxhpIVLRWYDFuYiEQb8lcOLChn88NK3uM0/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1g4qyxpqm8csq
0 notes
Text
Sifat Wanita Muslimah
Bersabar dan menahan nafsu di era sekarang ini sangatlah berat. Ini merupakan ujian yang Allah berikan untuk umat akhir zaman sebagaimana yang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW melalui berbagai hadits tentang akhir zaman yang beliau ramalkan.
Ujian atau fitnah ini dirasakan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Kali ini dibahas bagaimana seorang muslimah bisa menjaga dirinya untuk tetap menjadi sosok yang baik dan sholehah.
1. Menutup Aurat
Wanita terbaik itu menutup auratnya. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.“ (QS. An Nuur: 31).
2. Mengenakan Busana yang Syar’i
Wanita yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.
Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).
Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.“ Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan “perhiasaan” dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria.”
Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.“ (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka".(HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.
3. Betah Tinggal di Rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu" (QS Al Ahzab: 33).
Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan".
Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah (istri Rasulullah),
“Mengapa engkau tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain, pent)?“
Jawaban beliau, “Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk tinggal di dalam rumah”.
Perawi mengatakan, “Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu rumahnya, kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan". Sungguh moga Allah ridha kepadanya.
Ibnul ‘Arabi bercerita, “Aku sudah pernah memasuki lebih dari seribu perkampungan namun aku tidak menjumpai perempuan yang lebih terhormat dan terjaga melebihi perempuan di daerah Napolis, Palestina, tempat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api. Selama aku tinggal di sana aku tidak pernah melihat perempuan di jalan saat siang hari kecuali pada hari Jumat. Pada hari itu para perempuan pergi ke masjid untuk ikut shalat Jumat sampai masjid penuh dengan para perempuan. Begitu shalat Jumat berakhir mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing dan aku tidak melihat satupun perempuan hingga hari Jumat berikutnya".
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya". (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah kecuali dengan izin suaminya.“ Beliau juga berkata, “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz (pembangkangan), bermaksiat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas mendapatkan siksa.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32: 281)
4. Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.“ (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.)
Kriteria ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)
“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya).
Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?”
Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya".
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.“ (QS. Qashash: 23-24).
Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!
Tidak cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut. Lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa ‘alaihis salaam; Allah melanjutkan firman-Nya,
فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا
“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.‘” (QS. Al Qashash : 25)
Ayat yang mulia ini, menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan bersifat malu. Allah menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan terhormat.
Amirul Mukminin Umar bin Khoththob rodiyallohu ‘anhu mengatakan,
“Gadis itu menemui Musa ‘alaihis salaam dengan pakaian yang tertutup rapat, menutupi wajahnya.“ (Sanad riwayat ini shahih).
5. Taat dan Menyenangkan Hati Suami
Istri yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami benci, itulah sebaik-baik wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?”
Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci"
(HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Begitu pula tempat seorang wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya terhadap suaminya, apakah ia taat ataukah durhaka.
Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Apakah engkau sudah bersuami?“
Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.”
“Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?“, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi.
Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.“
(HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)
6. Menjaga Kehormatan, Anak dan Harta Suami
Allah Ta’ala berfirman,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’: 34).
Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692),
“Wanita tersebut menjaga dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan hak selain itu.“
7. Bersyukur dengan Pemberian Suami
Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka Allah Ta’ala.
Seselesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَََحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?“
Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.”
Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?“
Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.”
(HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).
Lihatlah bagaimana kekufuran si wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja, padahal banyak kebaikan lainnya yang diberi. Hujan setahun seakan-akan terhapus dengan kemarau sehari.
8. Berhias Diri Hanya untuk Suami
Sebagian istri saat ini di hadapan suami bergaya seperti tentara, berbau arang (alias: dapur) dan jarang mau berhias diri. Namun ketika keluar rumah, ia keluar bagai bidadari. Ini sungguh terbalik. Seharusnya di dalam rumah, ia berusaha menyenangkan suami. Demikianlah yang dinamakan sebaik-baik wanita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?“
Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci”
(HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Semoga bermanfaat bagi setiap wanita. Moga Allah memberi taufik untuk mengamalkannya.
Redaktur: Abdullah
—
Jikapun saat ini jumlah wanita umumnya 4 kali lipat lebih banyak dibanding laki-laki, tapi jumlah mereka tidaklah banyak, karakter muslimah yang kian hari kian hilang. Jumlah mereka sungguh tidaklah banyak, langka, limited edition.
Jadi.. saudariku, jadilah bagian dari mereka.
Esok lusa, semoga bisa dipertemukan, dipantaskan, dan dipasangkan dengan satu saja dari mereka. Menentramkan. Penyejuk hati setiap hari, di sisa usia. Aamiin.
7 notes
·
View notes
Text
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT ISTRI BERKARIER #2
Dear moms and dads, apa kabarnya hari ini? Jumpa lagi dengan #financefriday. Pada #financefriday kali ini kita masih akan melanjutkan beberapa poin adab seorang istri yang bekerja di luar rumah atau beraktivitas di luar rumah. 3. Mengenakan Pakaian yang Menutup Aurat Menutup aurat merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslimah. Hal ini tercantum dalam al quran, "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang-oarang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka" (QS Al-Ahzaab: 27) 4. Tidak Tabarruj atau Memamerkan Perhiasan dan Kecantikan Untuk mengurangi fitnah bagi seorang muslimah, maka selayaknya jika ia tidak berdandan terlalu menor ketika keluar rumah atau menuju kantor serta tidak memamerkan perhiasannya agar terlihat menarik terutama di hadapan laki-laki. Hal ini terdapat di dalam al quran: "Janganlah memamerkan perhiasan seperti orang jahiliyah yang pertama" (QS Al-Ahzaab 33) 5. Tidak Melunakkan, Memerdukan atau Mendesahkan Suara Wanita yang keluar rumah alangkah lebih baik tidak menarik perhatian laki-laki melalui suaranya yang dibuat-buat seperti mendesah dan menggoda karena dapat menimbulkan syahwat bagi laki-laki. Seperti tersebut dalam ayat quran berikut ini "Janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melunakkan dan memerdukan suara atau sikap yang sejenis) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik" (QS Al-Ahzaab 32). 6. Menjaga Pandangan Tidak hanya laki-laki, tetapi wanita juga diwajibkan menjaga pandangannya ketika keluar dari rumah. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya: "Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ..." (QS An Nuur 30-31) 7. Mendapatkan Izin Dari Orang Tua atau Suaminya Pada dasarnya memang muslimah memang harus mendapatkan izin suami atau orang tuanya untuk keluar rumah. Hal ini seharusnya tidak menjadi beban, paksaan atau menjadi halangan bagi seorang muslimah untuk menebar kebermanfaatan di lingkungannya. Izin dari suami atau orangtua harus dipahami sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian serta wujud dari tanggung jawab seseorang atas apa yang menjadi kewajibannya untuk dilindungi. Meskipun demikian, pengekangan terhadap wanita dari aktivitas yang baik terutama dakwah tidaklah dibenarkan. Sehingga dalam hal ini kedua belah pihak, baik pihak muslimah maupun suami atau orang tua, harus mengetahui batasan-batasan dalam ijin keluarnya seorang wanita dari rumah. Demikian #financefriday kali ini moms. Semoga kita semua sama-sama bisa menerapkan poin poin di atas. Sampai jumpa lagi (nyv) - Sumber: Ustadz Ahmad Sarwat, Lc dalam rumahfiqih(dot)com SUPERMOM's NOTE Edisi #financefriday 10 Februari 2017 ♡ Email: supermom.wannabe1(at)gmail(dot)com ♡ Fanpage FB: Supermom Wannabe ♡ Twitter & Instagram: @supermom_w ♡ Tumblr: supermomwannabee(dot)tumblr(dot)com ♡ WhatsApp: +6285725105272
30 notes
·
View notes
Text
Muslimah Profesional
Menjadi seorang wanita adalah takdir, tapi menjadi seorang wanita muslimah yang profesional adalah pilihan kita. Seorang wanita, pasti tak lepas dari peran sebagai seorang istri, seorang ibu, dan berperan sebagai dirinya sendiri. Tentunya ada indikator - indikator yang menjadikan wanita tersebut seorang good woman, good wife, sekaligus good mother. Berikut ini adalah indikator - indikator yang saya tetapkan untuk diri saya sendiri agar bisa menjadi seorang muslimah yang profesional.
Sebagai Individu
Sebagai individu, kita tetap bermain peran disini, karena pada dasarnya manusia itu makhluk sosial (materi es-de), pastinya kita tak pernah lepas dari peran orang lain bukan? berikut ini akan saya sampaikan peran saya sebagai seorang individu, diluar sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Sebagai seorang hamba Allah
Peran pertama dan yang utama tentunya menjadi seorang hamba Allah, karena ketika Allah ridho kepada kita, bukankah kita akan dimudahkan dalam segala urusan. Adapun setiap hal yang kita lakukan pastinya tak boleh lepas dari peran kita sebagai hamba Allah. Berikut ini target - target yang saya tetapkan untuk menjadi seorang hamba Allah dalam hal ini yang akan saya tuliskan adalah tentang hablumminallah (hubungan vertikal dengan Allah).
- Sholat di awal waktu 5 kali sehari
- Puasa senin - kamis sebulan 6 kali (cat 1 bulan = 4 minggu)
- Sholat tahajjud minimal 3 kali seminggu
- Tilawah one day one juz
- sedekah sekali seminggu
Sebagai seorang mahasiswa
Karena saya masih berstatus sebagai mahasiswa, maka saya pun harus memaksimalkan peran saya sebagai seorang mahasiswa. Banyak yang beranggapan, “buat apa wanita kuliah tinggi - tinggi kalau ujung - ujungnya hanyalah dapur, sumur, kasur”. Ah, menurut saya itu pemikiran yang sudah kuno. Wanita adalah seorang madrasatul uulaa bagi anak - anaknya, sekolah pertamanya, dimana bagaimana anak kita kelak tak kan lepas dari peran kita dalam mendidiknya. Dan berdasarkan penelitian pula, kecerdasan seorang anak itu diturunkan dari ibunya, meskipun dalam hal ini bukan hanya tentang kecerdasan akademik. Adapun indikator yang saya tetapkan sebagai seorang mahasiswa adalah sebagai berikut:
- hadir tepat waktu di setiap perkuliahan bahkan berusaha untuk datang sebelum waktunya.
- tidak tidur di kelas, karena salah satu kelemahan saya adalah sering tertidur di kelas.
- berwudhu dan berdoa setiap akan memulai belajar
- menyediakan waktu khusus untuk belajar, mempelajari ulang materi sebelumnya, dan materi yang akan dipelajari, 10-15 jam per minggu.
- tidak menunda - nunda mengerjakan tugas
Lain - lain
Selain yang di atas, saya juga memiliki beberapa target terkait pengembangan diri.
- membaca buku minimal 30 halaman per pekan
- membaca berita minimal 1 berita per hari, baik itu berita nasional, maupun internasional
- mengikuti kajian minimal 1 kali per pekan.
2. Sebagai Istri
Ketika memikirkan peran saya sebagai seorang istri, saya hanya bisa menerka - nerka, berhubung saat ini saya belum bersuami, hehe... Bagaimana menjadi seorang istri yang baik, saya hanya mengetahui sedikit teori saja, tanpa tahu bagaimana realitanya nanti. Di bawah ini akan saya sampaikan indikator - indikator yang harus saya penuhi untuk menjadi seorang istri yang baik (ciyeee, pangeran mana pangeran, wkwkkw)
Persiapan pra nikah
Berhubung saya belum menikah, jadi start nya dari pra nikah aja ya,
- Membaca buku tentang pernikahan, komunikasi suami istri, dan bagaimana wanita - wanita surga memperlakukan suaminya.
- mengikuti kajian ataupun seminar pra nikah
- belajar merapihkan kamar setiap hari
- belajar menurunkan egoisme, dan belajar bersabar serta syukur.
- belajar memakai make up minimalis, karena seharusnya berdandan itu untuk suami.
Setelah menikah
Setelah menikah nanti, berikut beberapa hal yang insyaAllah akan saya usahakan.
- Menaati perintah suami selama tidak melanggar syariat.
- Mendorong suami untuk selalu sholat berjamaah di masjid.
- Mencatat keuangan keluarga dengan rinci dan rapih
- Mengingatkan suami untuk selalu mencari rezeki yang halal
- memasakkan makanan favorit suami seminggu sekali
- Membuatkan teh atau kopi sesuai permintaan setiap pagi.
dll
3. Sebagai Ibu
Jadi istri juga belum, apalagi jadi ibu, hihihi... baiklah, saya akan menuliskan indikator kelak ketika saya menjadi seorang ibu.
- Memberikan ASI eksklusif selama 2 tahun
- Mendekatkan anak sedari dalam kandungan ke Al-Qur’an dan masjid dengan cara rutin tilawah dan i’tikaf di masjid
- Menemani anak belajar setiap hari
- Mendongeng tentang kisah nabi dan para sahabat ataupun kisah dengan hikmah lainnya setiap malam sebagai pengantar tidur.
- Menjadi teman curhat anak
- memberikan pelukan hangat setiap hari untuknya.
- Memberikan award and punishment yang mendidik bagi anak
- meluangkan waktu untuk menemani anak bermain,
saya kira sekian saja untuk NHW#2 dari MIIP (Matrikulasi Institut Ibu Profesional), mudah - mudahan setiap usaha untuk merealisasikannya dapat diridhoi dan diberkahi Allah.
:)
2 notes
·
View notes
Text
Potomu, ya... poto cantikmu bukan jadi konsumsi umum
Jun 10, 2015 Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Kecantikan Istri Hanya Untuk Suami Hukum Memamerkan Kemesraan Bersama Istri Alasan Istri Bersolek Hanya Untuk Suami Alasan Suami Naksir Istri Orang Baiknya istri kita tidak jadi konsumsi umum. Yang biasa terjadi adalah di media sosial seperti Facebook, dll. Ada istri foto selfie sendirian. Ada pula yang memamerkan kemesraan dengan suami di medsos. Yang terjadi pula istri suka berdandan untuk orang lain ketika keluar rumah. Sedangkan untuk suami? Dandannya pas-pasan, bahkan lebih senang memamerkan bau keringat daripada kecantikannya. Begini alasannya … Seorang suami ketika sudah melakukan akad nikah, berarti perwalian dari orang tua perempuan sudah berpindah padanya. *Sehingga nafkah istri sepenuhnya jadi tanggung jawab suami* Nah … jika demikian berarti kecantikan istri secara mutlak milik suami dong. Jika demikian, apakah layak istri itu diobral, ditonton banyak orang? *Setiap orang boleh menikmati kecantikannya?* Kalau penulis sendiri lebih senang kecantikan dan keelokan istri jadi milik suami. Bukan diumbar di depan umum. Tidak pula dengan menyuruh istri berdandan ketika keluar rumah. Salah satu contoh istri teladan adalah Ummu Sulaim yang memiliki nama asli Rumaysho. Meskipun anaknya kala itu meninggal dunia, ia masih tetap berdandan cantik untuk suaminya. Dandanannya itu spesial untuk suaminya, bukan yang lainnya. Kisahnya sebagai berikut. عَنْ أَنَسٍ قَالَ مَاتَ ابْنٌ لأَبِى طَلْحَةَ مِنْ أُمِّ سُلَيْمٍ فَقَالَتْ لأَهْلِهَا لاَ تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بِابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ – قَالَ – فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ عَشَاءً فَأَكَلَ وَشَرِبَ – فَقَالَ – ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ أَحْسَنَ مَا كَانَ تَصَنَّعُ قَبْلَ ذَلِكَ فَوَقَعَ بِهَا فَلَمَّا رَأَتْ أَنَّهُ قَدْ شَبِعَ وَأَصَابَ مِنْهَا قَالَتْ يَا أَبَا طَلْحَةَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ قَوْمًا أَعَارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيْتٍ فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ أَلَهُمْ أَنْ يَمْنَعُوهُمْ قَالَ لاَ. قَالَتْ فَاحْتَسِبِ ابْنَكَ. قَالَ فَغَضِبَ وَقَالَ تَرَكْتِنِى حَتَّى تَلَطَّخْتُ ثُمَّ أَخْبَرْتِنِى بِابْنِى. فَانْطَلَقَ حَتَّى أَتَى رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « بَارَكَ اللَّهُ لَكُمَا فِى غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا ». قَالَ فَحَمَلَتْ Dari Anas, ia berkata mengenai putera dari Abu Thalhah dari istrinya Ummu Sulaim. Ummu Sulaim berkata pada keluarganya, “Jangan beritahu Abu Thalhah tentang anaknya sampai aku yang memberitahukan padanya.” Diceritakan bahwa ketika Abu Thalhah pulang, istrinya Ummu Sulaim kemudian menawarkan padanya makan malam. Suaminya pun menyantap dan meminumnya. Kemudian Ummu Sulaim berdandan cantik yang belum pernah ia berdandan secantik itu. Suaminya pun main cinta dg Ummu Sulaim. Ketika Ummu Sulaim melihat suaminya telah puas dan telah main cinta dg dirinya, ia pun berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga, lalu mereka meminta pinjaman mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk diambil?” Abu Thalhah menjawab, “Tidak.” Ummu Sulaim, “Bersabarlah dan berusaha raih pahala karena kematian puteramu.” Abu Thalhah lalu marah kemudian berkata, “Engkau biarkan aku tidak mengetahui hal itu hinggga aku berlumuran janabah, lalu engkau kabari tentang kematian anakku?” Abu Thalhah pun bergegas ke tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan apa yang terjadi pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendo’akan, “Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam malam kalian itu.” Akhirnya, Ummu Sulaim pun hamil lagi. (HR. Muslim no. 2144) Kenapa dandanan istri hanya untuk suaminya, bukan jadi konsumsi umum? Lihatlah perintah Allah, وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى *Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab: 33)* Maqatil bin Hayan mengatakan bahwa yang dimaksud berhias diri adalah seseorang memakai khimar (kerudung) di kepalanya namun tidak menutupinya dengan sempurna. *Dari sini terlihatlah kalung, anting dan lehernya. Inilah yang disebut tabarruj (berhias diri) ala jahiliyyah*. Silakan kaji dari kitab Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 183 (terbitan Dar Ibnul Jauzi). Itu tanda wanita shalihah tidaklah suka dandan keluar rumah. Dandanan cantiknya spesial untuk suaminya saja. Jika Anda -para suami- mendapati istri yang disayangi, yang selalu menjaga kecantikannya hanya untuk suami saja, maka bersyukurlah. Karena itulah ciri-ciri wanita terbaik sebagaimana disebut dalam hadits berikut …. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 432. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan) Bandingkan dengan wanita saat ini, bahkan yang sudah berhijab. Mereka lebih ingin jadi konsumsi umum daripada untuk suaminya sendiri. Itulah bedanya wanita muslimah dahulu yang shalihah dengan yang sekarang yang semakin rusak. Semoga Allah beri hidayah pada para istri untuk menjadi istri shalihah serta membahagiakan suami dan keluarga. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. — Selesai disusun di Darush Sholihin Panggang Gunungkidul, Rabu 04:44 PM, 23 Sya’ban 1436 H Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Sumber : https://rumaysho.com/11199-maaf-istriku-bukan-jadi-konsumsi-umum.html 🔊Reposted by: MT.Berbagi Hikmah Al-Ittiba Joint Grup : https://chat.whatsapp.com/3sYNGPB4p4tCNgbngtTXj7 🔴Silakan dishare semoga bermanfaat bagi Saudara Muslim-mu. #artikelislam#berbagihikmah
1 note
·
View note
Photo
[Sederhana-in Aja Lagi!] Hai, Sahabat Muslimah! Kali ini kita akan sedikit membahas tentang Tabarruj. 🌸 Apakah itu Tabarruj? Tabarruj adalah kecantikkan yang ditampakkan oleh wanita di depan mata yang bukan muhrimnya (ada banyak pendapat mengenai definisi). 🌸 Kenapa Wanita tidak diperkenankan untuk berdandan berlebihan? Karena ini merupakan celah bagi setan untuk menggoda anak anak adam. Tidak bertabarruj juga merupakan usaha kita, kaum hawa, untuk menyelamatkan kaum adam dari bangkitnya hawa nafsu. 🌸 Apa saja yang termasuk Tabarruj? - Berdandan (makeup) sangat berlebihan sehingga menyita perhatian orang banyak - Memakai wewangian yang sangat harum sehingga menggoda para pria - memakai perhiasan berlebihan dan memperlihatkannya - Memakai pakaian dengan warna sangat mencolok sehinggs menyita perhatian banyak orang - Memakai pakaian yang membentuk lekuk tubuh sehingga menjadi pemandangan bagi yang melihat - Berjalan atau bertingkah yang tidak sewajarnya agar orang memperhatikannya - dan masih banyak lagi 😊 Itulah apa apa yang tidak di perkenankan, berdandanlaj sewajarnya dan sesederhana mungkin, karena yang sederhana lebih indah 🌸 Wallahualam bishowab, afwan apabila ada kesalahan 😊
1 note
·
View note
Text
Untuk Wanita : Inilah 10 Cara Berdandan yang Dilarang Dalam Agama Islam, No 8 Paling Sering Dilakukan !
Untuk Wanita : Inilah 10 Cara Berdandan yang Dilarang Dalam Agama Islam, No 8 Paling Sering Dilakukan !
Fitrah wanita yang ingin tampil cantik, dirasakan juga oleh seorang muslimah. Aktivitas seperti berdandan ataupun berhias memang bisa menjadikan seorang wanita menjadi lebih cantik dan mempesona. Hanya saja tidak semua cara untuk mempercantik diri bisa dilakukan atau diperbolehkan bagi seorang muslimah.
Cara Berdandan Ini Hukumnya Haram Menurut Islam Apa sebabnya dan apa saja jenis atau cara…
View On WordPress
0 notes
Text
▫ 10 AMALAN SUNNAH DI HARI RAYA IDUL FITRI ▫ #IedMubarak🕌
*1. Bangun pagi*
Bangun pagi supaya bisa mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal.
*2. Mandi pagi*
عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
“Dari Malik dari Nafi’, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar dahulu mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke mushalla (lapangan).” (Shahih, HR. Malik dalam Al-Muwaththa` dan Al-Imam Asy-Syafi’i dari jalannya dalam Al-Umm)
Dalam atsar lain dari Zadzan, seseorang bertanya kepada ‘Ali radhiallahu ‘anhu tentang mandi, maka ‘Ali berkata: “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Ia menjawab: “Tidak, mandi yang itu benar-benar mandi.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Hari Jum’at, hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa`, 1-176-177))
*3. Berpakaian rapih sesuai sunnah*
Ummu Athiyyah berkata:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِيْ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَ ذَوَاتِ الْخُدُوْرِ . فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ إِحْدَانَا لَا يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ؟ قَالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
“Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan kami mengeluarkan para wanita gadis, haidh, dan pingitan. Adapun yang haidh , maka mereka menjauhi sholat, dan menyaksikan kebaikan dan dakwah/doanya kaum muslimin.Aku berkata: ” Ya Rasulullah, seorang di antara kami ada yang tak punya jilbab”. Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan) jilbabnya kepada saudaranya”. [Al-Bukhory dalam Ash-Shohih (971) dan Muslim dalam Ash-Shohih (890)]
Namun berpakaian rapih disini bagi wanita bukan berarti berdandan dan memakai wewangian, karena hal tersebut tidak diperbolehkan bagi kaum muslimah.
*4. Makan sebelum sholat*
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ. وَقَالَ مُرَجَّأُ بْنُ رَجَاءٍ: حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَنَسٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا
Dari Anas bin Malik ia berkata: Adalah Rasulullah tidak keluar di hari fitri sebelum beliau makan beberapa kurma. Murajja‘ bin Raja‘ berkata: Abdullah berkata kepadaku, ia mengatakan bahwa Anas berkata kepadanya: “Nabi memakannya dalam jumlah ganjil.” (Shahih, HR Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Akl Yaumal ‘Idain Qablal Khuruj)
*5. Jalan kaki ke musholla (tempat sholat) Ied*
Ali bin Abi Tholib-Radhiyallahu anhu- berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy dalam As-Sunan (2/410); di-hasan-kan Al-Albany dalam Shohih Sunan At-Tirmidzy (530)]
Abu ‘Isa At-Tirmidzy- rahimahullah-berkata dalam Sunan At-Tirmidzy (2/410), “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.
*6. Takbir ketika menuju musholla*
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ، فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.” (Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)
Asy-Syaikh Al-Albani berkata: Telah shahih mengucapkan 2 kali takbir dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu:
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِرُ أَيَّامَ التَّشْرِيْقِ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Bahwa beliau bertakbir di hari-hari tasyriq:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(HR. Ibnu Abi Syaibah, 2/2/2 dan sanadnya shahih)
Namun Ibnu Abi Syaibah menyebutkan juga di tempat yang lain dengan sanad yang sama dengan takbir tiga kali. Demikian pula diriwayatkan Al-Baihaqi (3/315) dan Yahya bin Sa’id dari Al-Hakam dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dengan tiga kali takbir.
Dalam salah satu riwayat Ibnu ‘Abbas disebutkan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلَّ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(Lihat Irwa`ul Ghalil, 3/125)
*7. Sholat ‘Ied berjama’ah*
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوْصِيْهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
“Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan Idhul Adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan, lalu beliau pergi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Khuruj Ilal Mushalla bi Ghairil Mimbar dan Muslim)
*8. Mendengarkan Khutbah*
Jamaah Id dipersilahkan memilih duduk mendengarkan atau tidak, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيْدَ فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ قَالَ: إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ
Dari ‘Abdullah bin Saib ia berkata: Aku menyaksikan bersama Rasulullah Shalat Id, maka ketika beliau selesai shalat, beliau berkata: “Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no. 1155)
*9. Mengucapkan Tahni’ah “Taqobbalallohu minna wa minkum”*
Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” (Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168)
*10. Pulang dengan rute yang berbeda*
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيْدٍ خَالَفَ الطَّرِيْقَ
Dari Jabir, ia berkata:” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda. (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain, Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 2/472986, karya Ibnu Rajab, 6/163 no. 986)
🌏 https://ummushofi.wordpress.com/2011/08/26/amalan-sunnah-di-hari-raya-idul-fitri/
0 notes