#belum punya sim
Explore tagged Tumblr posts
Text
FREEDOM - Chapter 1: Virtual dan Ideal (1)
Eichi: …tapi yah, karena udah kena ceramah ringan mah seperti agenda tahun baru kegiatan, saatnya masuk ke topik utamanya.
Mao: (bisik-bisik) Ceramah yang tadi itu ringan?
Makoto: (bisik-bisik) Ahaha, menurutku cukup berat sih.
Eichi: Pengennya sih masih lanjutin ngobrol santai kayak gini, tapi kita lakuin di lain waktu aja…
(Produser)-chan, dokumen yang tadi aku kasih bisa nggak dibagiin ke mereka juga??
Hokuto: “Perencanaan Pembangunan Kota <FREEDOM>”?
Eichi: Hooh, di suatu tempat nanti, rencananya sih bakalan ada pembangunan kota baru dari nol. Nah aku ingin kalian meminjamkan kekuatan kalian.
Subaru: Membangun kota? Kayak ikut meratakan tanah dan membangun bangunan gitu ‘kah?
Eichi: Ya, terkadang juga butuh tahapan seperti itu juga sih.
Makoto: Ughh, kedengerannya sulit banget buat anak gamer dengan tubuh letoy kayak aku.
Eichi: Nggak juga loh. Malahan aku rasa di antara kalian malahan Makoto-kun yang paling cocok.
Ya bisa begitu karena ini cuma simulasi di dunia virtual sih. Kalian berempat akan diminta untuk membuat kota virtual di dalam sebuah game.
Makoto: Simulasi virtual? Jadi di suatu tempat itu maksudnya…?
Eichi: Di server khusus dalam internet kok. Kalo urusan bangun kota yang beneran mah mana mungkin diserahin ke idol muda yang baru saja lulus dari SMA ‘kan?
Subaru: Yaelah, aku kira bakal bisa beneran naik ke mesin pengeruk atau buldoser gitu, sayang banget deh☆
Mao: Ngomong apaan nih anak, padahal situ aja gak punya SIM atau lisensi sama sekali ♪
Hokuto: Di berkasnya sih tertulis kalo (Produser) jadi penanggung jawabnya. Di projek pembangunan kota ini (Produser) juga terlibat juga ya?
Eichi: Nggak kok, itu kan juga jabatan di atas kertas. Aslinya (Produser) sama sekali nggak ada hubungannya kok.
Dia hanya akan jadi pendamping yang akan membantu dan menemani kalian kok. Rasanya bakalan lebih enak daripada kalo sama aku ‘kan?
Makoto: Hmmm, permintaan yang aneh ya yang cukup mainin gamenya aja? Meski bagi seorang gamer terbantu banget sih…?
Ah, perusahaan ini kan..?
Subaru: Ukki, kenapa kamu malah melototin daftar nama perusahaan mitra kerjanya? Nemuin namanya Wakame-san atau gimana?
(NB: Wakame-san itu Izumi kalo ada yang belum tau. Dipanggil gitu karena rambutnya Ijoomieh kayak wakame (=rumput laut))
Makoto: Ke-kenapa tiba-tiba malah keluar Izumi-san sih?
Ini aku cuma nemu nama perusahaan game yang aku tahu kok. Mereknya udah lama ada dan turun-termurun, sudah banyak membuat berbagai game simulasi pengelolaan kota gitu juga. Karyanya yang belakangan ini juga realitasnya tinggi banget sampai katanya sih dipuji sama orang yang kerja khusus di bidangnya. Katanya juga sampai dipake jadi alat simulasi buat pengembangan infrastruktur beneran juga.
Beberapa tahun yang lalu sih aku dengar mereka bakalan bikin karya baru yang dalamnya udah dilengkapi fitur AI juga. Jangan-jangan permintaan yang ini sekalian buat test play atau semacam kegiatan pengenalan ke publik gitu ya?
Eichi: Ya, kalau mau dianggep gitu juga gak masalah sih.
Bayarannya akan aku bayar sesuai apa yang tertulis di dokumen projeknya. Kalau ada barang lain yang diperlukan akan aku yang siapin. Jadi gimana, mau terima nggak tawaran ini?
Hokuto: ….Bener juga ya. Sini juga lagi nggak ada kerjaan yang harus dikerjain cepet-cepet, nggak ada alasan juga nolak sih.
Subaru: Aku nggak terlalu ngerti sih, tapi kalo (Produser) ikutan aku jadi tenang. Lagian kedengeran seru juga☆ Aku juga setuju~♪
Mao: Ahaha, akhirnya juga bakalan bikin keputusan dadakan di tempat lagi ini kan~?
Tapi ya, kalo dari berkas dokumennya sih rasanya kayak ada sisi simulasi kehidupan juga sih. Bakalan bagus sih kalo aku bisa memperoleh sesuatu lewat nih game.
Makoto: Ini bukan game yang cuma buat ngilangin gabut doang sih. Aku bakal berusaha ya biar bisa berguna buat kalian.
Eichi: Aku senang deh kalo kalian optimis semua gini. Kalau begitu, sekalian buat ngenalin ayo kita jalanin gamenya lewat komputer ini.
Eichi: …Ini adalah ruang virtual yang disiapkan untuk kalian.
Mao: Lah, bukannya ini udah jadi semua? Terus kami harus ngapain lagi begini?
Eichi: Ini masih belum sempurna jadi semua kok. Kalian bebas sesuka kalian mau ngapain, baik mau ngerobohin bangunan dan bangun lagi yang baru.
Hokuto: Di kotanya kayaknya ada orang-orang yang tinggal ya. Meski cuma game, aku jadi nggak enak buat ngotak-atik lingkungannya.
Hm? Barusan kok kayak ada Akehoshi kecil gitu?
Subaru: Eh? Mana mana?
Makoto: Aku juga lihat kok. Kayak duduk jongkok di tengah jalan, lagi ngapain sih itu?
Mao: …kayaknya lagi memungut bola yang bersinar deh. Mana lompat-lompat kegirangan gitu, persis banget ama Subaru aslinya.
Eichi: Makasih udah sadar. Sebenarnya, game ini udah dilengkapi dengan fitur AI. Di kota ini ada avatar Trickstar yang dibuat berdasar dari pola perilaku dan profil kalian, masing-masing hidup dan tinggal dengan bebas.
Hokuto: Kalo gitu mah malah tambah bikin aku nggak pengen lagi ngotak-atik lingkungannya dong?
Eichi: Udah udah, kan ini cuma dunia virtual. Aku lebih seneng kalo kalian bisa membedakan kenyataan dengan game. Tapi meski namanya game, hal yang bisa dilakuin player nggak sebanyak itu kok.
Hal yang bisa kena campur tangan kita hanya pengaturan tata kota sama pemilihan pekerjaan si avatar, cuma bagian yang kaitan dengan sistem. Sisanya diserahkan ke avatar untuk bergerak sendiri. Player tidak bisa ikut campur apapun ke pergerakan avatar. Ya bisa dibilang seperti “Sudut Pandang Dewa”.
Karena adanya campur tangan player, di dalam game akan ada sistem yang berbayar. Meski pas main nanti hanya akan bisa bertambah fiturnya seiring berjalannya pengelolaan kota, pertama-tama untuk membiasakan diri dengan sistem, akan aku sediakan sumbangan budget yang melimpah.
Nah, sudah waktunya untuk mulai gamenya….♪
< Sebelumnya Setelahnya>
#ensemble stars#enstars#enstars translation#trickstar#makoto yuuki#mao isara#subaru akehoshi#hokuto hidaka#eichi tenshouin
3 notes
·
View notes
Text
Takdir adalah rangkaian (1)
Tahun 2014, sebagai pasangan newlyweds, rasanya tidak masuk akal bisa datang ke sana berdua. Apalagi, siapalah kami ini. Kala itu baru usia 24 tahun, young dumb, gaji ga seberapa, cuma mampu sewa kontrakan 5jt setahun (iya, setahun 5 jt). Tapi ternyata, ya nyampe juga ke UK. Adaa aja yang bantuin. Ada yang nalangin tiket dulu, ada yang bantuin bayarin visa, ada pula yang mau minjemin puluhan juta untuk deposit. Nyampe di sana, belum dapat rumah, cari sana sini, eh 3 hari bisa dapat.
Fast forward di Januari 2023 saat Luthfi berangkat. Remuk redam rasanya saat aku dan 2 bocah kecil meninggalkan Soetta bersiap balik Bandung. Badan lelah letih tapi tak bisa tidur sepanjang di kereta Jakarta-Bandung. Segala kecamuk, beneran ni, sekarang cuma aku sendiri ngurus mereka? Masiih berkecamuk, nyupir balik hujan-hujan dari Stasiun Bandung ke rumah. Dua anak tidur. Sampe rumah sudah larut.
Saat itu, bahkan berharap saja aku tak berani. UK sedang inflasi gila-gilaan. Sunak sang PM membebankan pemasukan negara pada para imigran. Berdampak pada harga visa yang melangit dan, pastinya, IHS yang ajegileee. IHS adalah BPJS di UK. Untuk 1 orang per-tahun nya sebesar 10jt. Kami bertiga jadi 30jt setahun, untuk durasi stay 4 tahun, jadi 120jt. Visa satu orang 7jt, 3 orang 21 jt. Syarat visa, harus tes kesehatan dulu, ga murah juga dan cm bisa dilakukan di Jakarta. Belum tiket dan deposit yang kalo dijumlah jamleh, ratusan juta juga. Hatiku habis. Dari mana uang segitu banyak. Lemes. Apakah harus 4 tahun LDM?!
Rasanya, gimana sih, mau berharap aja tu nggak berani. Keberangkatan tahun 2014 aja udah cukup ajaib. Masa iya akan ada keajaiban lagi.
Jadi begitulah kujalani hari-hari antara hati yang kosong akan harapan dan kegalauan jauh dari suami.
Bagiku, bisa menjalani 6 bulan tanpa Luthfi saja sudah ajaib. Aku baru dapat SIM A sekira sebulan sebelum Luthfi berangkat. Mau berharap apa sama orang yang baru bisa nyupir sebulan? Tapi kenyataannya, bisa juga. Ke sana ke mari, ya kerja, ya terapi, ya jemput sodara sana sini, anterin anak sana sini, kondangan sendiri, pergi ke rute-rute baru yang pas sama Luthfi aja aku belum pernah, dll... rasanya kalau bukan karena dilindungi Gusti Allah, nggak mungkin. Termasuk diberi keberanian dalam hati, dengan semangat: harus bisa Nad! Ha-rus!!
Luthfi sendiri berhadapan dengan issue harus cari rumah untuk kami sekeluarga. UK sudah berubah rupanya. Nyari rumah jadi jauuh lebih ribet. Kawannya ada yang harus pake guarantor, kawan lain ada yang harus bayar 6 bulan di awal, dan pastinya.. harga sewa udah makin ga masuk nalar.
Kenyataannya, alhamdulillah, sekarang kami sudah sampai di UK, berempat dengan selamat. Segala kemasygulan tentang uang ratusan juta sudah terlalui sempurna. Rumah pun sudah dapat, tanpa guarantor, tanpa bayar 6 bulan di awal. Just best deal! Sekali lagi, kalau bukan karena Gusti Allah, pasangan macam kami-yang tidak punya privilege support dari keluarga selain doa-mana mungkin bisa sampai di titik ini?
Klise sih. Hidup adalah perjalanan, dari satu titik takdir ke titik takdir berikutnya. Menjalaninya terseok-seok, tidak pernah mudah. Tapi setelah beberapa titik takdir, barulah kita mengerti betapa Allah tidak pernah meninggalkan kita, bahkan di saat kita merasa hidup lagi berat-beratnya.
Selftalk: Percaya aja sama Dia. Tapi jangan cuma percaya, kamu harus punya sikap yang benar. Dalam menjalani takdirNya, kadang sikap terbaik adalah harus sabar. Tapi tak jarang, kita juga harus berani. Berani melangkah, berani ambil keputusan, berani menghadapi kesulitan. Atau kadang, kita hanya harus menerima dan berusaha bertahan, atau menerima lalu bangkit.
Apapun sikap yang diharuskan takdir, minta petunjuk selalu sama Allah. Biar sikapnya tepat.
11 notes
·
View notes
Text
Foto ini di take sama fotografer handal kerna gua jd keliatan tinggi bgt. Padahal disekola gua suka dikira anak esempe sama guru2 esde😭🙏🏻
Jadi sekola tempat gue ngajar tuh basic tempatnya satu lahan sama SD nya gitu. (Gue ngajar smp).
And then, otomatis selingkungan dg esde kerna guru2 sd juga kalo makan suk ke kantin smp. Masjid nya juga satu masjid.
Jadi sering papasan deh sama guru sana. Kepala sekolah esde terkenal ketus dan (engga galak, tapi klo ngomong suka bener) kita sebut saja pak Mar.
Gue pernah jalan sendirian jam 4.15 pm, dari arah masjid ke parkiran Ngelewatin esde dan ketemu Pak Mar. Kebetulan saat itu lagi ada acara semarak ramadhan jadi anak dan guru pake baju muslim bebas. And then kelen tau dia ngomong apaaa
👳🏻♂️ : “Hei nak nak nak”
👧🏻: Gue ganyaut donggg kerna ga merasa anak anak. Tapi perasaan ada gue doang
👳🏻♂️ : “(dikejer nih gue). Nak kenapa belum pulang?”
👧🏻: “Saya ya pak?”
👳🏻♂️ : “Mau bapak pesenin gojek?”
👧🏻: “Tidak pak terimakasih banyak. Saya bawa motor pak”
👳🏻♂️ : “Kok bisa … blablablablabla gabole bawa motor masih kecil dan pokoknya gue kena omel nih abis”.
👧🏻 : “saya punya sim kok pak belom sempet gue ngejelasin klo gue sebenernya guru baru pak Mar udh motong lg”
👳🏻♂️: “Saya tidak bisa toleransi besok antum minta antar orgtuanya yah ke sekolah jangan bawa motor sendiri”
👧🏻 : “(Jangan jangan nih bapak ngira gue anak smp😭) dalam hati gue.” Orangtua saya ga stay di sini pak. Saya guru baruuuuuuuuu 😭🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
👳🏻♂️ : “antum serius?”
👧🏻 : “IYAAAAAAAAAA DUARIUS PAK. Permisi ya pak saya duluan😭
3 notes
·
View notes
Text
✦ Chapter 8
Ruang Tunggu Ryuseitai
Midori: "Mereka berdua kok belum balik juga, ya..."
"Hah, kenapa sih hari ini malah ada masalah ribet kayak gini."
Kanata: "Tenang, Midori. Sebentar lagi para staf pasti bakal ngatasin semuanya."
Midori: "Semoga aja gitu. Tapi karena semua orang panik, aku jadi ikut-ikutan cemas."
Tetora: "Osu, aku balik!"
Midori: "Selamat datang, kalian berdua. Gimana hasilnya?"
Shinobu: "Sesuai dengan apa yang dibilang Shinkai-dono."
Midori: "Jadi, kita nggak salah dengar ya."
Tetora: "Kayaknya, singa yang harusnya tampil kabur waktu lagi dipindahin pake mobil."
"Padahal udah dikunci di kandang, tapi begitu dicek lagi, gemboknya ternyata rusak karena karatan."
Midori: "Jadi sekarang staf lagi sibuk nyariin singanya, gitu?"
Shinobu: "Iya, pencarian masih jalan, tapi nggak semua staf bisa bantu."
"Yang paling penting sekarang adalah memastikan keselamatan pengunjung, jadi mereka lagi fokus ningkatin pengamanan supaya singa nggak keluar dari area Wild Land."
Kanata: "Di luar Wild Land itu kan taman bermain biasa. Kalau sampai ada pengunjung yang terluka, itu bakal jadi masalah besar."
Tetora: "Katanya mereka juga udah pakai kamera yang ada buat ngelacak singanya."
"Tapi sampai sekarang singanya belum ketemu. Kalau terus kayak gini, mereka harus nyari satu-satu di area yang luas banget."
Shinobu: "Bagaimanapun, kita disuruh tetap di ruangan ini sampai situasinya beres."
Midori: "Kita juga nggak bakal keluar sih. Kalo sampai ketemu singa di luar, bakal bahaya banget."
Kanata: "Benar, kita lebih baik tunggu di sini sampai masalah selesai."
Tetora: "..."
Midori: "Tetora, kenapa kamu kelihatan serius banget?"
Shinobu: "Apa kau kepikiran tentang apa yang dibilang staf tadi?"
Kanata: "Apa ada masalah lain yang muncul?"
Tetora: "Sebenernya, ada beberapa staf yang masih belum balik dari area Wild Land."
"Kayak yang tadi aku bilang, kebanyakan staf fokus jaga keselamatan pengunjung, jadi cuma sedikit yang bisa nyariin singanya."
"Staf yang belum balik itu katanya ada di tempat yang jauh dari lokasi singa kabur, jadi mereka bilang nggak masalah kalau ditinggal dulu."
Kanata: "Jangan-jangan, kamu mau pergi nolongin mereka, Tetora?"
Midori: "Nolongin? Tapi kan kita udah disuruh buat tetap di sini sama staf."
"Kalau kita nekat keluar dan malah ketemu singa di luar sana, itu bakal jadi masalah besar!"
"Lagipula, staf pasti bakal ngatasin masalah ini. Kita mending tunggu dan nggak bikin situasi makin rumit."
Tetora: "Ya, apa yang dibilang Midori bener. Kalau kita keluar buat nolongin tapi malah diserang singa, itu bakal lebih parah."
"Tapi meskipun aku ngerti, tetep aja rasanya nggak enak."
"Staf memang harus prioritaskan keselamatan pengunjung, nggak ada yang salah sama itu."
"Tapi... melihat orang butuh bantuan di depan mata dan kita cuma diem aja, rasanya nggak bener. Aku nggak suka perasaan kayak gini."
Shinobu: "Memilih menyelamatkan yang satu tapi ninggalin yang lain, itu bukan pahlawan sejati yang kita idamkan, kan?"
Midori: "Aku juga nggak mau pura-pura nggak peduli sama orang yang butuh bantuan. Rasanya nggak enak di hati."
Kanata: "Area Wild Land itu luas banget, nyari di sana pasti susah."
"Kalau kita mau nolongin mereka, kita harus punya rencana matang."
Shinobu: "Itu dia masalahnya, area Wild Land itu luas banget. Ditambah lagi ada risiko ketemu singa."
Tetora: "Gimana kalau kita pakai mobil buat nyari? Kalau kita naik mobil, gerak di area yang luas bakal lebih gampang. Dan kalau sampai diserang singa, kita aman di dalam mobil!"
Kanata: "Kalau ada AC di mobilnya, kita juga nggak bakal kepanasan~"
Midori: "Itu ide bagus, tapi siapa yang bakal nyetir?"
"Minta bantuan staf, aku nggak yakin mereka bakal setuju. Lagipula, kau sama Shinobu juga nggak punya SIM, kan?"
Tetora: "Uh... Iya, bener juga. Padahal aku kira ide ini bagus banget..."
Kanata: "Nggak, itu ide yang bagus, Tetora."
Tetora: "Tapi kalau nggak ada yang bisa nyetir, percuma juga kan?"
Kanata: "Tenang, ada kok. Ada seseorang yang kita kenal baik, dan dia punya SIM."
Shinobu: "Oh! Benar! Aku dengar dia baru dapat SIM-nya belum lama ini!"
Tetora: "Kalau nggak salah, dia bilang bakal sampai sini sore ini, kan?"
Chiaki: "Maaf telat! Ryusei Red, Morisawa Chiaki, datang untuk membantu!"
"Kayaknya ada masalah, ya? Kalian baik-baik aja? Aku belum tahu pasti situasinya sih..."
Kanata: "Ufufu, pahlawan memang selalu datang terlambat, ya."
Chiaki: "Hah? Maksudmu apa, Kanata?"
< Prev | All | Next >
#ansuta#ensemblestars#ensemble stars#ryuseitai#tetora nagumo#midori takamine#kanata shinkai#chiaki morisawa#shinobu sengoku#wildland#story#Indonesian#tl
1 note
·
View note
Text
🚦 Yuk Bikin SIM, Biar Berkendara Makin Aman dan Legal! 🚗💨
Hey, buat kamu yang udah cukup umur buat bikin SIM, jangan tunda-tunda lagi, yuk urus SIM-mu sekarang! ✨
📋 Kenapa sih harus punya SIM? ✅ Legal & Aman: Jadi pengendara yang taat aturan. ✅ Anti Tilang: Nggak khawatir saat ada razia. ✅ Lebih Keren: Jadi bukti kamu pengendara yang bertanggung jawab!
⚠️ Usia udah cukup, tapi SIM belum ada? Let’s go! Jangan lupa siapin dokumen, datang ke kantor SIM terdekat, dan ikuti tesnya dengan baik. 🚀
Jadi, kapan mau urus SIM-mu? 😉
•• AYO MANDIRI TERTIB BERLALU LINTAS ••
@korlantaspolri.ntmc @ntmcchannel @ditlantaspoldajatim
#korlantaspolri.ntmc #ntmcchannel #ditlantaspoldajatim
©2024 Satlantas Polres Trenggalek
0 notes
Text
Sudah bertahun-tahun gak pernah kesini akhirnya kesini untuk belanja. .. Tiara Dewata, tempat yang selalu mewarnai indahnya masa kecilku dan masa anak-anakku. Memang legend banget nih tempat. .. Masa-masa Balita, aku suka diajak kesini karena ada odong-odongnya. Biasanya aku diajak kesini sama orang tua habis dari cek ke dokter anak dan disuntik. Nah karena suka nangis klo disuntik, penawarnya adalah diajak kesini. .. Masa-masa SD aku juga suka kesini buat main PS dan tamiya. Ada cerita agak edan, aku naik sepeda dari Kuta sampai Denpasar cuma buat main ke Tiara Dewara. Padahal alasan sama orang tua mau beli peralatan sekolah. Jangan ditiru ya adik-adik. .. Masa-masa SMP, dimana masa-masa aku belajar berenang dan suka sekali berenang, tempat ini menjadi tempat favoriteku juga untuk berenang. Aku suka sekali dulu menyelam di kolam renang Tiara Dewata hingga menyentuh lantai paling dasarnya, maklum dulu terkenal kolam renang ini yang paling dalam se Denpasar katanya. Nah, klo waktu SD aku kesini naik sepeda, waktu SMP aku malah sudah naik motor. Belum punya SIM tapi udah nakal seperti itu. Yang ini juga jangan ditiru ya. .. Dan sejak SMA sampai sekarang tidak pernah datang kesana, ini pertama kalinya sejak bertahun-tahun. .. Kini Tiara Dewata sudah banyak yang berubah, tapi satu yang tidak berubah dari dulu kala. Yaitu bau pop corn dan jingle mesin pop cornnya. Mengingatkanku dengan masa kecil yang indah.
0 notes
Text
Tertawaku
Ada suatu waktu kita melihat sesuatu itu sangat ideal, kerja di perusahaan besar dilokasi elit, punya kendaraan bagus, circle pertemanan yang diisi orang2 hebat. Kacamata yg kita gunakan saat ini disandarkan pada nilai2 yg ada dan berlaku disekitar kita.
Hari ini ketika cobaan hidup sudah mulai menghantam, idealisme sudah mulai goyah, terkadang hal yg paling dsar adalah menengok apa sih permintaan yg dulu pernah kita ucapkan pada Tuhan?
Tanpa sadar dulu kita berdoa, minta ini itu, yg kita anggap terbaik untuk kita. Karena jika kita punya itu, maka dunia akan mengakui eksistensi kita. Orang2 akan melihat kita sebagai yg sudah berhasil mencapai mimpi kebanyakan orang. Sudut pandang orang lain yg terus kita kasih makan, bukan apa yg sebenarnya kita butuhkan dan kita sanggup menjalaninya.
Kita lupa kalo Tuhan itu yang maha merencanakan, Dia yg maha tau, Dia yg maha meimiliki. Kita pasang target sesuai nalar kita, sesuai kacamata kita, tanpa sadar sudah ada yg ngatur hidup kita. Sombong ya? Iblis yg ilmunya tinggi aja diusir dari neraka karena kesombongannya, lah kita yg ilmunya cetek kok sok2an ikutan sombong sama kehendakTuhan.
Akhirnya kita sadar, apa yg kita minta belum tentu pas dengan kekampuan kita. Belum tentu sesuai dengan kebutuhan kita. Bisa jadi dulu standar pasangan yg kita mau adalah yg goodlooking, smart, kaya, dsb. Tapi Dia berikan pasangan yg berbeda 180 derajat dari kriteria yg kita mau. Terus mau ngomel sama Tuhan?
Bisa jadi Dia memberikan kita lawan dari apa yg kita minta, supaya kita sadar kalo DIa bisa melakukan apapun untuk kita. Dia kasih yg berseberangan supaya bisa kita cari celahnya, kita perbaiki dengan ikhtiar dan doa, sehingga hasilnya adalah sesuai dengan yg kita harapkan.
Bukan berarti sim salabim kita akan merubah dunia, tapi bisa jadi Tuhan hanya mau melihat kita berusahan berdamai dengan apa yg dulu jadi nilai2 kita, yg ternyata tidak sebaik yg kita fikirkan. Tuhan ksaih kita kesempatan merubahnya, karena buat Dia tidak ada yang tidak mungkin. Kun Fayakun...
1 note
·
View note
Text
Semarang
Aku deg-degan pas mau pulang ke rumah mertua. Ceilaah, punya mertua. hoho Tapi kontak ibu di hp ku belum jadi ibu mertua. Tapi masih Ibunya mas. hehehe
Pulang karena urus ktp sama sim. Wohoo, jadi warga ibu kota aku sekarang. Ibu kota (propinsi) jawa tengah.
Pengalaman pertama pulang ke rumah mertua tuh, agendanya malah kondangan. Manusia macam aku yang ngga prepare punya barang-barang cantik buat kondangan ini bingung. Takut ngga matching, takut kok aneh banget tampilannya, mana kondangannya sama mertuaaa. Untung mas bilang kalau bakal kondangan tuh masih ada waktu, jadi bisa nyiapin dulu yang kira-kira aman dan pantes gitu buat dipake kondangan bareng mertua. Walau yaa gitu-gitu aja sih tampilannya juga.
Karena udah kebiasaan gerah, di semarang tuh aku ga banyak komplain. Bahkan aku bisa tidur siang dengan nyenyak padahal gerah. Terus mandi pagi atau malem juga ngga kedinginan ngga kaya kalau lagi di bandung. hehehe
Berangkat naik travel. Terus bareng sama orang china, sepertinya. Terus tau ngga, itu dari naik set.3 sampe sekitar jam 6 telponan mulu coba. Mana berisik banget suaranya. Kok bisa batrenya ga abis-abis, kok bisa pede banget telponan berjam-jam di travel dg suara sekenceng itu. :( Terus pas sekitar jam 6an lebih aku denger kaya hp jatuh gitu. Entah punya dia, atau punya penumpang lain. Tapi abis denger suara "hp" jatuh tuh, udah ngga ada telpon telpon lagi itu orang chinannyaa.
Dua jam sebelum sampe semarang aku degdegan. Cemas mau ketemu mertua. Kaya, aku harus apa ya gitu. Takut selama di semarang kelakuannya minus karena berbeda kebiasaan. Terus karena aku masih belum pede, selama di semarang aku selalu menempel sama mas. hehehe, aku takut ada obrolan atau bahkan ada jeda waktu krikkrik antara aku sama mertua hehehhe.
Bahkan aku tuh ovt mulu tau. Jadi pas minggu pagi tuh aku inisiatif sekali mau anter pesenan orang yang dibikin ibu. Karena ku pikir mas pertama tuh anter sendiri. Untung anter pesenannya masih di komplek yang sama. Tapi aku takut tumplek itu barang bawaannyaa hahaha.
Btw ges, yang di semarang kalau mau pesan jajanan gitu buat acara ke ibu mertuaku aja. Sumpah enak banget. Terus kan si pesenan pagi itu tuh sama ibu dilebihin kan, biar di makan sama orang rumah, sungguh aku kalau mau menuruti keinginan, aku mau makan sekaligus 3 biji lemper bikinan ibu sama risolnya juga. Tapikan aku malu yaa. Terus menyesal. Nah penyesalanku ini berlanjut sama arem-arem. Arem-aremnya disisain tapi aku belum makan malah udah keburu pergi sama mas. Disisain satu sih itu arem-arem tapi kan "gue harusnya bisa makan lebih dari satu ini arem-arem enaaak" aakh
Menyempatkan diri buat sore-sore kencan di banjir kanal. Pulangnya masih muter-muter dulu. Terus gaya banget lagi. Mentang-mentang gerah, pergi sore ngga pake jaket. Pulangnya malakin jaketnya mas biar ku tak masok angin ~~
Urus ktpnya cepet. Udah dandan berharap foto ktp bisa baru, ternyata tidak. Foto ktpku masih foto jaman jahiliyah. Tapi pas urus sim lama banget. Ngantri sampe 3 jam mungkin. Itu pertama kalinya antri perpanjang sim di pinggir jalan, yang sim keliling itu. Malah awalnya tuh, hampir ga dapet sim, harus diambil besokan harinya. Tapi untung pas aku udah foto tuh, udah ga gangguan lagi. Perpanjang sim c aja sampe 250k. Buat tes psikologi (yg ngga di cek sama sekali sama petugasnya), tes kesehatan di simpelpol sama bayar buat simnya.
Urusan kelar, malemnya langsung balik. Naik bis. Pertama kali ngebis berdua selama 4 tahun bersama, terus ku senang. Sambil kangen-kangen dikit masa masa kerja di tangerang. Kalau abis balik dari rumah, ngebis sendiri, ngurusin barang sendiri, gendong tas kemana mana buat makan, mushola, ke toilet. Kaya anak ilang. Tapi i'm so proud of my self walau ribet sendirian. Kemarin tinggal duduk aja, minta jajan, minta uang buat toilet, tinggal tidur terus ngga usah worry kalau kebablasan sendirian. hehehe
Ayo pergi-pergi berdua lagiii. 🤪
1 note
·
View note
Text
REGULATIONS.
Satu kepala buat satu akun, kecuali kalau lu punya banyak kepala boleh deh pegang dua.
Maaf kalau belum bisa menerima lu apa adanya tapi di sini cuma boleh pakai karakter 2D minimal sudah 18 tahun dan punya SIM (surat izin memakai face claim), asal bukan furry biar markas nggak jadi penangkaran satwa liar.
Minimal tweets buat hari pertama 50 kayak biasa, sisanya 35 aja. Nggak militer sumpah, cuma kalau lagi nggak bisa ikutin agendanya harus izin dulu sama ketua. Yang nggak boleh itu ambil cuti, sudah tau kan markas kita ini beroperasi berapa hari?
Boleh pengkiin temen lu asal bukan pengkiin ketua, agenda ganti muka tunggu diumumin nanti usai jeda.
Jam NSFW sesuai shift malam dari jam 10 sampai jam 5, tapi tetap ingat kenyamanan yang lain dan berperilaku sebatas wajar. Behave, kitten.
Dilarang berinteraksi dengan outsider dan bertukar informasi apalagi sampai bertukar akun pribadi antar penulis. Tahan, yang itu tunggu nanti aja habis www.
Izin penggunaan FANART perlu diperhatikan, cantumkan credit di caption, bukan ALT, dan jangan REPOST fotonya ya gan, ntar lutut ketua gemetar.
0 notes
Text
Plotwistnya adalah kamu anak bungsu yang sedang diajar untuk hidup mandiri sejak kecil. Cerita dikit aja langsung dipotong. Mhehehehe.
Yang anggap gue kalau you change a lot.
No. Aku adalah aku yang dari dulu masih sama. Cuman keadaanya yang berubah.
Suka gengsi dan gak tau mengekspresikan perasaannya terang terangan. Masih suka nulis kalau lagi gak karuan. Masih suka tidur tengah sambil denger musik full volume. Sukanya basa basi duluan sama orang yang random full tergantung orangnya. Masih doyan didepan kamera sampe 2 jam milih foto pada akhirnya juga semua bakal di hapus dan cuman 1 yang di posting. Masih excited kalau ada buku terbaru yang menarik perhatiannya. Saking senengnya bisa sampe beberapa kali nyari ke Gramedia buku yang di incernya. Masih bisa nangkring di Indomaret or Alfamidi cuman milih susu ultramilk "rasa stroberi or coklat yah hari ini ?" Ujung-ujungnya milih Frisian flag😚🥲 *kadang².
Funfact terbaru dari akuuhhh*
Udah bisa naik motor setelah 5 taun punya SIM tapi gak dipake. Malah masanya habis sampe sekarang belum di perbaharui.
Udah berani sendiri belii makanan or apapun itu tanpa ditemanin😭😭
Udah bisa masakkk *uhuyyyyy
Lagi ngajar anak² comel
Huhuuu terharu gak sihh di umur 24 masih seperempat wishlist yang berusaha di wujudin🙏🥺
1 note
·
View note
Text
Uwo selalu bilang mau beli HP baru, karena lcd hp lama udah retak, pecah dan sering eror. Jadilah September tahun lalu waktu nemenin Uwo kontrol rutin tiap bulan ke rs, sekalian mampir MP buat beli HP baru.
Uwo senang bgt kayaknya waktu itu, akhirnya punya hp baru. Tapi tetep hp baru dipake cuma buat youtube-an doang, dan sesekali WA, karena emang Uwo gaptek ga ngerti kecuali buat terima telfon group keluarga😄 Sedangkan untuk komunikasi tetap pakai hengpon jadul yang cuma bisa buat nelfon. Itupun lungsuran dari aku. Samsung lipat warna putih, harga belinya dulu 250.000.
Sekarang Uwo udah ga ada. Hp nya aku pake buat sehari-hari, kebetulan hp lamaku slot sim cardnya rusak dan males banget pergi service ☺️
Sebelum log out WA Uwo, aku baca2 dulu pesan chatnya. Paling atas tentu saja chat dan log telfon ke nomorku. Ya Allah rasanya belum percaya Uwo udah ga ada di dunia ini untuk selamanya. Tiap pagi kadang masih sering liat meja dan kursi tempat biasa Uwo duduk sambil ngeteh dan sarapan roti. Sekarang udah ga ada yang pagi-pagi rusuh ngetok pintu kamarku minta pijet/beliin pulsa/minta bikinin teh atau iseng aja ngetok2 pintu kamar karena rumah sepi saat semua orang rumah pergi kerja dan tinggal kita berdua.
Pagi itu Uwo masih sempat minum teh seteguk dua teguk, aku temenin sambil dipijet dan diusap punggungnya. Jam 8 pagi Uwo makin drop, bantuan oksigen udah ga mempan, nafasnya semakin berat. Batuknya makin parah. Uwo memang punya riwayat komplikasi jantung dan paru-paru. Dalam keadaan separah itu Uwo masih bisa komunikasi dan minta diantar ke klinik.
Uwo pergi dihadapanku, dipelukan etek yang nemenin ngantar ke klinik, karena ga mungkin aku pegang Uwo sendiri sambil nyetir. Selama di perjalanan Uwo makin drop. Sampai klinik, Uwo udah ga ada tenaga untuk turun dari mobil. Jadi kami papah sambil bawa tabung dan selang oksigen bantuan yang masih menempel di hidungnya. Ga sampai 20 menit setelah kami sampai di IGD, Uwo menghembuskan nafas terakhirnya dengan iringan ratusan istighfar dan tahlil.
Ya Allah, untuk pertama kalinya melepas orang terdekat pergi selama-lamanya tuh rasanya surreal. Waktu aku pegang dada Uwo udah ga berdetak. Aku peluk, tubuhnya masih hangat. Sinyal di klinik buruk, aku harus lari ke pinggir jalan raya dulu mencari sinyal, mulai menelfon keluarga satu-persatu.
Masih ingat gimana bergetarnya suaraku waktu nelfon Ayah, "Mak Uwo udah ndak ado Yah". Ayah cuma balas dengan satu kalimat, "Innalillahiwainnailaihirajiun, tunggu Ayah ke situ"
Beberapa menit kemudian Ayah dan Ibu datang. Clueless, bingung, nangis tapi udah ga bisa berkata-kata dan bersuara, saking sesaknya.
Hati dan pikiran udah ga karuan, tapi harus tetap sadar untuk urus administrasi di resepsionis klinik. Urusan selesai, ambulan datang. Aku pulang duluan sama Ibu. Etek dan jenazah Uwo menyusul dengan diantar ambulan desa.
Sampai di rumah ternyata udah rame banget saudara dan kerabat berkumpul. Kain putih udah dipajang di depan rumah. Aku dan Ayah tetap sibuk menelfon, mengabari keluarga lainnya. Masih dalam keadaan ga percaya tapi tetap harus tetap sadar dan waras menghadapi orang-orang yang mulai ramai melayat :)
Raga Uwo mungkin sekarang memang sudah nda bersama kami lagi, tapi kebaikan dan ketulusan Uwo akan selalu di hati. 3 minggu terakhir aku sering sepedaan, Uwo yang pompain angin bannya. Ngecek rem-nya. Bahkan bantuin ngerebusin telor buat bekal sebelum aku berangkat sepedaan. Semoga khusnul khatimah ya Wo.
Meja, tempat tidur dan barang-barang Uwo belum sempat diberesin karena setelah Uwo pergi, aku, Ibu dan Ayah langsung pergi Umroh. Kami pergi dalam keadaan berduka. Tapi semoga doa-doa yang kami panjatkan selama di tanah suci ini sampai langsung ke Uwo dan mendapatkan berkah-Nya, dilapangkan kuburnya dan nanti dibangkitkan bersama orang-orang shalih aamiin.
Uwo pernah bilang mau pergi umroh lagi, tapi Allah takdirkan hal lain, sekarang hp Uwo yang aku bawa ke sini. Di Mesjid Nabawi dan Masjidil Harom, di manapun aku tilawahnya pakai hp Uwo. Semoga sampai pula pahala tilawahnya ke Uwo di sana insya Allah.
I will carry on with this life without you, that grief will remains with me forever. But I promise it will get lighter and lighter. Allahumma firlahu warhamhu🤍
0 notes
Text
310124
JANUARI
Kembali mencoba menulis lagi setiap akhir bulan -karena sempat terhenti entah pada bulan keberapa tahun kemarin-, semoga tahun ini lengkap menulis dua belas bulan.
Selamat Tahun Baru, 2024.
Tahun ini dibuka dengan statusku yang baru, anak rumahan tetap. Tanggunganku sudah ku selesaikan bulan Oktober lalu sekaligus mengakhiri kontrak sebagai anak rantau. Dengan status baru itulah sekarang pertanyaannya sudah berganti menjadi,
"Mau kerja dimana? Kok belum cari kerja? Atau kamu sekolah tinggi-tinggi masa mau di rumah terus?"
Padahal mah bukan niatnya nggak mau cari kerja, kalau ada yang cocok mah ya ayok aja. Tapi beberapa bulan setelah lulus, jujur aja belum nemu yang oke ini aku harus dapet. Sebagai anak rumahan tetap, itung-itung juga ganti waktu 10 tahun yang lebih banyak ku habiskan di luar rumah.
Jadi, kalau mau tahu posisiku dimana, gampang aja, aku selalu di rumah.
Januari hujan lebih sering daripada sinar matahari. Kalaupun tidak hujan, pasti mendung. Aku tidak masalah, asal jangan listrik padam. Duh, tolong itu terlalu sumpek. Bulan ini -sebagai anak yang berbakti slash pengangguran- justru kayaknya aku lebih banyak gerak. Pagi pergi ke pasar, ngurus rumah, jaga warung, beres-beres kamar, masak, ke sawah, jemput sekolah. Brooo udah beneran jadi anak rumah tangga ini mah..
Capek sih, karena kadang aku baru bisa bener-bener istirahat jam 10 malam trus harus bangun lagi subuh buat ke pasar, tapi kok kayaknya aku lebih sering ngerasa happy daripada ngeluh. Nggak tau kayak rasanya semakin aku sibuk ini itu, artinya semakin dipercaya aku-nya. Itu yang bikin capeknya nggak kerasa. Dan rasanya aku lebih waras sekarang daripada sebelumnya.
Apa lagi ya.. bulan ini aku masih nulis, baca novel, baca au, nonton film, ngedrama, scroll twitter berjam-jam, nge-fangirling, yaa pokonya masih sama. Mungkin bedanya komunikasiku sama temen-temenku berkurang sih, sedih. Tapi gimana lagi, antara aku nggak ada kepentingan buat ngehubungi sama takut ganggu kesibukan mereka sih. Kangen sih tapi mau gimana lagi ya kan?
Oiya, aku jadi KPPS wkwkwk. Kemarin waktu pelantikan dan bimtek, capek banget asli. Padahal cuma duduk, dengerin, dapet konsumsi. Tapi rasanya energiku langsung habis -efek udah lama nggak ketemu orang banyak- waktu sampai rumah.
Terakhir, wishlistku setelah wisuda akhirnya tercapai, bisa naik motor. Yey! Mau matic atau bukan mah bisa semua. Ya meskipun belum dapet ijin sampai jalan provinsi, aku belum punya sim juga, tapi intinya udah nggak ngrepotin orang rumah lagi hehew.
Oke, Januari not bad lah.
Februari, aku mau lebih produktif. Semoga saja..
Dunia yang terpancar di mata setiap orang itu semuanya milik orang tersebut. Soalnya berbeda dengan dunia yang dilihat oleh orang lain. - Seiji Fukagawa (You Made My Dawn, 2023)
0 notes
Text
Razia Knalpot Brong, Polres Lampung Tengah Tindak 49 Pengguna
Kedapatan menggunakan knalpot brong di jalan raya, polisi meminta pemilik mengganti dengan knalpot standar di kantor polisi. Kapolres Lampung Tengah AKBP Andik Purnomo Sigit, S.H., S.I.K., M.M mengatakan, rata-rata yang terjaring razia adalah para pelajar yang hendak berangkat sekolah. "Kebanyakan motor brong yang kita dapatkan dari pelajar yang bahkan belum punya SIM," ujar kapolres. Jumat (19/1/2024). Kapolres Lampung Tengah AKBP Andik Purnomo Sigit, S.H., S.I.K., M.M mengatakan ada dasar hukum penindakan Knalpot Brong yang diatur dalam undang undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam Pasal 285 ayat 1. “Penggunaan knalpot brong selain dapat menimbulkan kebisingan dan polusi udara, juga berpotensi menjadi pemicu gesekan antar pengguna kendaraan, masyarakat sekitar jalan dan bahkan antar kelompok masyarakat,” kata Andik Andik mengatakan, razia knalpot brong dilakukan jajaran Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) hari ini pukul 06.30 WIB. Dia mengatakan, motor yang disita dalam razia bisa diambil kembali, dengan syarat harus mengganti knalpot brong menjadi standar di kantor polisi. Serta menunjukkan bukti kepemilikan lengkap kendaraan tersebut. "Knalpot brong nya kita sita, dan para pelajar harus didampingi orangtua untuk bisa ambil motor tersebut disertai surat pernyataan," kata Kapolres kepada awak media Kapolres mengatakan, giat tersebut merupakan instruksi Kapolri yang diteruskan ke semua jajaran Polri. Sebelumnya, pihaknya telah melakukan razia di lingkup internal yakni kendaraan pribadi personel polres itu sendiri. "Sebelum ini, kita sudah razia motor anggota polisi. Jangan sampai mereka menjadi contoh buruk di masyarakat," katanya. Selanjutnya, kata Andik, pihaknya melalui Sat Lantas dan Binmas akan berikan sosialisasi ke pelajar dan masyarakat. Agar kedepannya tidak memasang knalpor brong dan menggunakannya di jalan umum. Sebab, hal itu tentu akan berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat. "Tak sedikit juga bermula dari knalpot brong bisa berujung tindakan membahayakan dan atau tindak pidana," pungkasnya. (Humas LT) Read the full article
0 notes
Text
Aku butuh Pemandu
Roby mau pergi ke Jakarta tapi naik pesawat yang mau ke medan, apa roby bisa sampai jakarta? Tidak.
Roby, mau backpacker ke ka'bah tapi gak tau jalan ke ka'bah, apa roby bisa sampai ke ka'bah? Kemungkinan tersesat dan tidak sampai.
Roby, mau ke Semarang naik motor tapi tidak faham aturan lalulintas, lampu merah diterobos, gak pakai helm, SIM gak punya, apa yang terjadi? Pelanggaran, kenak sanksi atau kena tilang.
Roby, mau naik gunung tapi modal nekat aja tanpa ilmu, apa yang terjadi? bisa jadi tersesat dan bahkan hilang digunung.
Artinya, roby butuh mengetahui peta atau arah tujuan, ilmu lalulintas, dan butuh orang yang faham tentang ilmu lalulintas dan mahir dalam membaca peta dan dapat memahamkan roby, agar semua perjalanan sampai ke tujuan dengan aman dan nyaman, ini adalah perjalanan dunia, bagaimana dengan jalan menuju surga?
Sudah barang tentu, kita butuh seorang pemandu yang ideal dalam menuntun kita menuju ke surga, yang faham tentang aturan dan faham jalur yang harus ditempuh agar perjalanan nyaman dan aman, InsyaAllah.
Namun, dimana pemandu itu?
Generasi ini telah lama nyaman berpangku tangan dan tidak perduli lingkungan sekitar, mau sampai kapan terus menerus menjadi pengikut pasif tanpa usaha mengupgrade diri?, coba lihat para guru-guru kita sudah tua, emang sampai kapan mereka hidup? Kalau detik ini mereka dipanggil Allah, siapa yang akan menggantikan mereka? Tidak usah menunjuk orang lain, tunjuk lah dirimu, tidak cukup ilmu kamu bilang? , belum pengalaman? , dan lain-lain, itu semua bukan lah alasan.
Ketika kamu sudah berkomitmen mengambil jalan dakwah ini dan telah mengambil ikrar setia, maka infaq kanlah jiwa ragamu sepenuhnya untuk Allah, sepenuhnya untuk menolong agama Allah, dunia ini tempat belajar, tidak ada kata gagal yang ada adalah sukses dan belajar.
Kalau kata ustadz rahmad Abdullah, dakwah ini adalah cinta
Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Saudara ku, jadilah pemandu karena umat manusia semua ingin ke surga, namun, banyak yang tidak faham membaca peta dan tidak faham tentang aturan perjalanan, maka temani lah mereka.
Kita tidak berbicara tentang organisasi tapi kita bicara tentang islam.
Wallahu'alam
0 notes
Text
Udah tau kan sekarang usia berapa kalian harus punya SIM?
Nah, kalau udah masuk usia itu, tinggal siapin aja syarat-syaratnya dan cari waktu yang pas buat ngurus. Jangan nunggu-nunggu, guys, soalnya SIM itu penting banget buat keamanan kamu di jalan.
Jadi, udah waktunya belum? Kalau iya, yuk langsung aja urus SIM kamu biar berkendara makin aman dan nyaman! 😎🚦
•• AYO MANDIRI TERTIB BERLALU LINTAS ••
@korlantaspolri.ntmc @ntmcchannel @ditlantaspoldajatim
#korlantaspolri.ntmc #ntmcchannel #ditlantaspoldajatim
©2024 Satlantas Polres Trenggalek
0 notes
Text
Tiba-Tiba Ingin Menulis Cerita Lama.
Aku punya dan mulai menulis blog tahun 2010. Tahun terakhir mengenakan rok putih biru, tahun lagi puber, tahun lagi ingin ini itu karena liat temen, tahun dimana aku sadar ada perbedaan kasta secara ekonomi di dunia ini. Hehe.
Aku mulai menulis dengan puisi. Kenapa aku memilih puisi, karena aku kesal kepada ibuku yang tidak membantuku mengirim puisi-puisi ku ke koran. Kakakku pernah puisinya diterbitkan disalahsatu koran lokal. Sekarang ibuku sudah sepuh, aku takkan pernah lagi menanyakan alasan-alasan larangan dimasa itu. Sudah usai, jauh sekali. Masa itu, internet masih belum selancar sekarang. Aku ingat tetangga depan rumahku sudah punya wifi dan Ayahku meminta izin kepada mereka agar kami bisa pakai Wifinya. Lega rasanya akan kebaikan hati itu. Meski aku terkadang menyudut di ujung kamar agar bisa dapat sinyalnya.
Sebenarnya waktu itu masih bisa pakai internet dengan kabel telepon. Namun selain mahal, aku tak bisa memakainya berlama-lama karena telepon rumah jadi tidak berfungsi.
Aku juga sering ke warnet untuk main ninja saga, sims city, dan banyak game facebook lainnya. Karena itu aku punya beberapa akun facebook untuk membantuku mengisi 'bantuan' saat aku sudah kehabisan teman sebenarnya untuk membantu.
terkadang selama menunggu ada teman yang membantu, aku membuka beberapa blog yang seru untuk dibaca. dari situ aku mengenal beberapa blog sepuh seperti Raditya dika, Benakribo, shitlicious dll. Tentu saja tak berhenti disitu, aku melihat beberapa komunitas blogger. Dan entah kenapa anak piyik ini berani buat gabung ke komunitas itu. Kancut Keblenger, namanya.
Masuk SMA, selain aktif menulis di blog dan mengikuti banyak kegiatan online, aku juga menjadi wartawan sekolah. punya geng di sekolah, sahabat-sahabt yang baik pula. Ah, betapa semua itu begitu menyenangkan.
Saat kuliah, aku juga senang. Meski hantaman tugas yang mengerikan, materi yang berat untuk dipahami dan senior yang menyebalkan, tapi aku melihat foto-foto masa kuliahku begitu menyenangkan.
dan semua berubah... saat masuk dunia kerja.
Entah dimana salahnya, entah karena aku terbiasa diberi jobdesk yang jelas, posisi yang lumayan penting, lalu saat masuk di dunia kerja semua menjadi tangga awa yang jauuh sekali untuk mencapai tangga berikutnya.
dosenku bilang waktu itu, apakah ada jenjang karirnya di tempatku bekerja?
untuk menenangkan hatinya, akupun berkata. ada.
akhirnya aku resign.
dan qodarullah angin membawaku ke tempat yang tak kusangka. Seperti sebuah hadiah, aku mengerjakan projek yang aku damba.
Tapi ada hal aneh yang aku rasakan, aku menjadi pribadi yang kasar, dan mudah sekali tidak menyukai orang. Padahal, melihat rekam jejakku dari dulu yang senang masuk dan berkontribusi di komunitas ini itu, agak aneh jika aku sulit mentolerir kesalahan orang lain. Kayak aku sempurna aja.
Dan sekarang, selama setahun ini aku mencoba keras untuk memperbaiki diri. Memulihkan pribadiku dahulu. Jujur saja, aku menyukai pribadiku yang dulu.
aku engga tau apa yang men-trigger perubahan itu.
dan aku harap sebelum aku berkeluarga aku sudah kembali ke pribadi yang bersemangat itu.
aku harap.
sungguh.
0 notes