#bank soal
Explore tagged Tumblr posts
tangerangraya · 7 months ago
Text
Edaran Mendagri Soal Bank Banten, Pj Gubernur Bakal Jalin Komunikasi Dalam Rangka Penguatan
Banten – Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, angkat bicara mengenai surat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito M Karnavian yang meminta Bupati dan Walikota di Provinsi Banten untuk memindahkan Rekening Umum Kas Daerah (RKUD) ke Bank Banten sebagai Badan Pembangunan Daerah (BPD) Banten. Al Muktabar mengatakan, surat dari Tito yang bersifat segera itu merupakan upaya penguatan terhadap Bank…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rubahlicik · 1 year ago
Text
Mylog: Ujian hidup
Kemarin aink tadarus, uda nyampe surat maryam. Sejak masuk syawal frekuensi tadarus aink berkurang drastis. Pasti ini ulah gorgom yang uda lepas sejak berlalunya ramadhan.
Agak kelu lidah aink pas baca maryam, padahal enak banget ini surat kalo bacanya bener. Lebih enak lagi kalo tahu artinya pas baca suratnya.
Kisah nabi Zakariyya sama maryam di surat ini uda sering aink baca. Jadi meskipun ga bisa bahasa arab, dikit dikit aink tau lah arti dari bagian ayat yang lagi dibaca tuh ngebahas apa.
Dari Maryam, aink tuh belajar jadi manusia plus kodratnya sebagai hamba yang hidup di dunia untuk diuji. Iyes, merujuk surat al mulk bahwa manusia tuh hidup dan mati dalam rangka diuji.
Maryam yang sholehah pun ga terkecuali.
Lahir dari keluarga Imran yang soleh (bahkan jadi nama surat di Al quran), trus dididik langsung sama nabi Zakariyya. Lingkungannya mendukung banget untuk beribadah dan jadi ukhti sholehah.
Dalam urusan duniawi pun Maryam uda dijamin. Perihal konsumsi dikasih langsung sama Allah, ampe nabi Zakariyya pun heran
Tumblr media
Ali imran ayat 37
Dengan history sebagai hamba yang smooth kayak gini ternyata Maryam tetap diuji. Parah banget pula
Tumblr media
Seumur hidup beribadah, lahir dari keluarga sholeh, dididik sama seorang nabi tapi dikasih amanah hamil tanpa disentuh lelaki.
Kalo hamil tanpa punya suami kan banyak, nah ini hamil tanpa pernah disentuh lelaki.
Program bayi tabung dan bank sperma belum ada kala itu.
Kan dilema yah, kebayang itu malu dan takutnya maryam. Mengandung, sendirian tanpa kerabat tanpa suami.
Tumblr media
Ampe maryam pun pernah pengen mati aja ketika mendapat ujian.
Tumblr media
Tapi Allah Maha Pengasih, diutuslah Jibril. Maryam dikasih makan minum supaya senang. Biar happy aja meski tengah diuji.
Ujian berikutnya ketika nabi Isa lahir dan Maryam pulang kampung. Mudik ke rumah bawa bayi tanpa bawa suami. Oww tentu jadi bahan pergunjingan keluarga besar. Masalah 'omongan keluarga' ternyata sudah ada dari jaman dulu.
Ga kita kita aja yang mengalami
Tumblr media
Keras banget sih ini redaksi kalimatnya. "Bapakmu bukan orang ga bener, ibumu juga bukan *****"
Drop banget mental kalo diginiin, apalagi kalo liat track record keluarga maryam yang dari keluarga baik baik.
Tapi nabi Isa a.s dikasih mukjizat
Tumblr media
Kalo nabi Isa ga punya mukjizat berbicara dari sejak lahir, kebayang itu bingungnya Maryam ngejelasin soal anaknya.
Mukjizat dari Allah buat anaknya, sekaligus membantu ibunya.
Dari cerita Maryam, aink semakin ngerti kalo manusia diuji dengan weak point nya. Kalo maryam diuji dengan lapar haus, fashion atau cowok ganteng mungkin ga ngefek yah. Ukhti sholehah gitu loh
Tapi ujiannya emang dibikin agak laen
Ampe keluar statement "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."
Jangankan kita kita yang solehnya masih seujung kuku, yang uda sholehah ampe ke ubun ubun aja tetap bisa mengalami stress ketika diuji.
Ujian orang lain mungkin terlihat gampang bagi kita, karena ujian itu disesuaikan dengan weak poin seorang hamba. Kalo yang b aja soal percintaan dikasih ujian susah jodoh kan agak agak ga relevan yaa. Pahala sabarnya ga akan dapet.
Beda sama yang uda ngebet nikah tapi jodohnya masi indent.
Pahalanya bisa banyak, kalo sabar, kalo rajin berdoa, kalo rajin tahajjud dll
Toh kalo ga diuji, belum tentu juga manusia mau sibuk beramal sholeh dan ngumpulin pahala🤣
Jadi, ujian tuh ujung2nya ya buat kita kita juga
162 notes · View notes
berwarnabiru · 7 months ago
Text
Mungkin ini halu, tapi ... Di tahun 2020, aku pernah bermimpi — bunga tidur — kalau seseorang yang aku kenal mengantarku ke stasiun dengan motornya. Kemudian di perjalanan, aku menanyakan sesuatu tentang bank. Yang mana saat itu, di dalam mimpi, aku khawatir soal uang kuliah tunggal yang belum dibayar.
Aku menceritakannya kepada rekanku di sebuah obrolan online, dan seperti biasa mereka hanya mengompori.
"Nggak, aku nggak dekat kok sama dia," dalihku.
"Ya siapa tau loh jadi kenyataan."
Aku mencoba menganalisisnya. Mungkin aku bermimpi demikian karena aku pernah minta tolong untuk mencetak gambar-gambar alat praktikum, sedangkan saat itu aku tidak bisa keluar dari asrama secara bebas karena kondisi pandemi yang sedang merebak. Dan mungkin faktor-faktor lain, seperti satu organisasi, satu kelompok diklat, dan salah satu temanku yang curhat kalau dia suka dengan laki-laki ini.
Tapi aku sendiri tidak pernah diantarnya ke manapun. Bahkan dulu aku selalu menolaknya jika dia kebetulan berpapasan denganku di jalan. Dia dengan motornya, dan aku berjalan kaki.
Waktu berlalu. Ya hubungan kami sebatas teman kuliah saja. Dia orang baik yang membantuku mengambil data skripsi — tentu saja bersama teman-teman yang lain, dan meminjamiku mikroskop. Dia datang saat aku ujian skripsi, dan ... tidak ada yang benar-benar spesial sebenarnya. Bahkan saat aku membawakan sekotak kroket dari rumah untuk kontrakan yang ia tinggali bersama beberapa teman yang lain, aku hanya berbaik hati.
Waktu berlalu, aku merasakan patah hati dan jatuh cinta, juga berbagai perasaan tertarik kepada lawan jenis yang lainnya.
Waktu berlalu, dia orang baik yang akan baik kepada siapa saja. Bahkan beberapa orang menjadi korban kebaikannya, alias jatuh cinta padanya. Sejauh ini, aku mengenal 3 orang yang sempat kepincut dengan kebaikan hatinya.
Bahkan teman karibku, yang pada akhirnya mengungkapkan perasaannya melalui surat yang ia selipkan melalui hadiah untuk ujian skripsinya — yang temanku titipkan melaluiku karena ia sudah bekerja di luar kota, pernah denial kalau ia adalah salah satu perempuan yang dibuat jatuh hati dengan kebaikan hati laki-laki ini.
"Ya, he's just being himself," katanya, mengkritisi perempuan lain yang juga dibuat jatuh hati.
He's just being himself.
Namun hari ini, setelah 4 tahun berlalu, bunga tidur itu menjadi sebuah skenario yang aku alami sendiri di kenyataan.
Hari ini, aku kembali mengunjungi kota tempatku berkuliah, hanya untuk mengambil buku yang dititpkan kepada laki-laki ini. Bukan buku TOEFL ya.
Karena sudah lama tidak mengunjungi warung makan yang sempat menjadi warung favorit di tahun terakhir kuliah, aku pun mengusulkan untuk mengajaknya makan siang di sana.
He agreed.
Dalam acara makan siang yang biasa-biasa saja itu, dia bertanya,
"Ke sini cuma mau ambil buku?"
"Iya," jawabku. Dia sedikit tertawa. "Oiya, nanti tolong antar ke kampus ya, mau nitip satu buku buat dosen."
"Sabtu emang buka?"
"Ya, dititip ke pos satpam."
"Oh oke," sahutnya. "Nggak mau sekalian aja aku antar ke stasiun?"
"Boleh." Ehekkk ditawarin duluan. "Tapi aku nggak bawa helm."
"Ya nanti aku ambil di kos dulu," ucapnya.
"Sebenarnya aku mau ke Mall juga, ada semacam bazaar buku di sana. Cuma karena udah dari lama, aku takut kecewa kalau buku-bukunya udah habis."
Kami makan, membicarakan cuaca yang panas, ke kasir, kemudian ke kosnya untuk mengambil helm. Setelahnya ia mengantarku ke kampus untuk menitip buku ke pos satpam.
Di perjalanan menuju stasiun, dia bertanya,
"Nggak mau ke Mall sekalian?" tanyanya.
"Hmmm ... gimana ya. Emang kamu mau nemenin?" aku balik bertanya.
"Nggak papa," jawabnya. "Lihat-lihat aja dulu bukunya."
"Oke deh, boleh. Ke Mall dulu." sahutku.
Di perempatan lampu merah, aku teringat sesuatu. Aku tidak membawa cukup uang cash jika nanti kepincut beli buku. "Eh, di Mall ada ATM gallery nggak?"
"Ada kayanya. Bank-nya apa?" Aku menyebut salah satu bank dan ia meyakinkanku bahwa ATM-nya pasti mudah ditemui di manapun. If you know, you know.
Kami sampai di Mall, menuju lantai 1, dan mengunjungi bazaar buku. Di sana tidak lama. Setelah aku mendapatkan dua buku, aku pun menyudahi kunjungan itu.
"Ada yang kamu mau beli nggak?" tanyaku.
"Enggak," jawabnya. Dia ternyata memang tidak begitu menyukai buku.
Ke tempat parkir, keluar Mall, dan menuju stasiun.
Sesampainya di stasiun, ia mengungkapkan perasaannya mengajak salaman untuk mengucapkan minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.
Aku mengganti salaman dengan fist bump, kemudian menangkupkan tanganku. Minal adizin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin ya.
"Aku sekalian pamit ya," kataku. "Sukses selalu!"
Dan begitulah hari berakhir di depan stasiun.
Aku mengatakan pada diriku, ini bukan saatnya mengorbankan seseorang sebagai target move on. Aku banyak belajar.
He's just being himself. Semua yang dia lakukan adalah bare minimum, bukan sesuatu yang spesial.
Everything will be fine. We're not interact that much. It's impossible for us to develop advanced feelings.
Aku pun mengatakan pada diriku,
"Dear, jangan jatuh cinta pada orang yang mengantarmu ke stasiun."
8 notes · View notes
halodirtsa · 2 years ago
Text
Haloooo. Lama tidak berjumpa, as always.
Aku mo cerita tentang drama yang kulaluin 2 tahun terakhir (dan masih berlangsung) tapi semoga ini lekas berakhir.
Cerita tentang pekerjaan. Semenjak pindak ke tangerang, sekitar 2 tahun lalu, aku masih aja jobless. Ya g berarti aku santai2 dirumah, aku tetep kerja keras sbg irt buy what i mean here is kerja yang di gaji, di kantor, gunain ilmuku, dst yaaa u know la.
Aku nikah juni, trus ada bukaan cpns september kalo ga salah, ku lamar lah. Administrasi lolos, alhamdulillah lanjut ke tes skd. Sebelum skd, belajar mati2an aku. Ya ikut tutor online, ikut tryout2 online, aku catet hasil TO, ku pelajari ada peningkatan ga, ilmu sebelah mana yang masih kurang, kalo nemu yang sulit coba cari di youtube, ga lupa selalu on di telegram memantai FR (if u know it) yang bertebaran lalu coba di solve, kadang juga ikut kuis di telegram buat ngecek mana si yang aku belum bisa, dst dsb. Pokoknya hari2ku isinya belajaaaaaarrr aja, ngerjain soal, baca buku persiapan tes, ngerangkum materi, ngehafal uud 33 pasal hedeu tolong flashbacknya aja capek ni heuheu, even mau tidur pun masih nonton youtube pembahasan soal skd :))
Hari H tes pun tiba, aku bedua suami nginep di hotel di banten. Kita kesana h-1 siang, naik motor crl suami huhu bayangkan sakitnya pantatku duduk di jok motor itu. Perjalanan kurleb 2 jam. Nyampe sana aku blajar, sorean gitu kita ngecek lokasi tes plus nyari makan, malemnya suami tidur aku tetep baca2 rangkuman yang ku bawa, pagi nya dianter doi ke lokasi tes. Tidak lupa sebelum brangkat lokasi tes aku minta restu dengan ngechat para orang tua juga tentunya restu suami. Naninujengjengjeng tes kelar. Apakah yang aku pelajari muncul di tes? Yaaa sekitar 10%nya aja hhehiks, sisanya mboh materi apaan jawab aja pede aja dulu. Wkwk. Setelah tes i know aku berhasil dapet rangking 1 di satu ruangan sesi itu, alhamdulillah. Itu juga taunya dari suami, pas doi jemput. Aku kira doi tidur kelar nganter aku pagi tadi, tyt doi mantau live skorku. Beberapa minggu setelahnya, hasil tes keluar. Itu aku lagi di bandara jemput mama yang baru dateng dr mkq. Jeng jeng, hasilnya menyatakan akuuu gagal. Fiuh. Sediiiiii. Nangisssss untung ada suami, ga lama kita makan di solaria, sediihku ilang, aku jadinya bikin video makan2 bareng suami, tapi sampe rumah yo sedih lagi masa iya enggak. Aku persiapin segitunya, tapi yauda mo gimana.
Next, aku juga pernah ikut FHCI (buat kerja di BUMN). FHCI batch 1, daftar di bank, administrasi lolos alhamdulillah ke tahap tes. Tes kemampuan dasar umum lolos, lanjut tes seleksi kemampuan bidang. Nah pas seleksi kemampuan bidang ini, kebetulan aku habis lahiran dan lagi ada masalah keluarga yang horor bget jadi aku lupa sama sekali dengan itu tes. Pas inget udah lewat, yauda mau gimana. Lebih bersyukur masalah keluarga itu bisa teratasi karna yah bayangkan saja baru kelar operasi sesar harus dihadapkan dgn masalah keluarga, fiuh.
Oke lanjut aku jg ikut FHCI batch 2, adminsitrasi lolos, seleksi pengetahuan umum skor pas2an, seleksi bahasa inggris skor tidak memenuhi standar, hasil akhir aku fail. Yaudin, aku terima soalny emg gada persiapan samsek. Even seleksi pengetahuan umum aku kerjakan sambil gendong bayi yang lagi rewel ngantuk dan gamau ditaruh ditempat tidur. Hectic pokoknya, bisa lulus seleksi tahap 1 aja aku amazing sm diriku, alhamdulillah. Meski ujung2nya yoooo sama ae, gagal maning. Batch 3 malam ini dibuka, bismillah semoga ada rejekiku kali ini amin amin amin.
Aku juga aktif untuk lamar sana sini, ada yang smapai interview tapi ga sedikit juga yang tanpa kabar lanjutan setelah ngirim email.
Pernah lamar di suatu sekolah, interview dikasih pertanyaan "kamu ngasih ucapan selamat natal ga?" Pernah juga lamar di sekolah billingual udah sampai tes, wawancara direktur tapi gagal curigaku karna bahasa inggrisku amburadul. Kok ga les? Ya aku les dongggg cm belum kulanjutkan lagi akhir2 ini. Energiku lagi buat si bayik dulu rasanya belum bisa dibagi2, tp semoga soon bisa amin.
Aku pernah daftar di sekolah untuk anak dari daerah 3T, udah sampe wawancara sama direktur dll dst berhari hari tes ina inu ita itu, ujung2nya ga lolos alasannya ga jelas. Nah ini tu terbilang belum lama. Eh sekarang dia lagi buka lowongan lagi dengan posisi yang sama. Lah berarti yang kemarin gajadi ada yang lolos, atau begimana (?). Aku juga berdoa bisa lolos disini karna tempat kerjanya deket rumah, dan gajinya walau ga gede tapi sangat lumayan. Apakah aku akan daftar lagi? Tentu. Heuheu.
Aku juga daftar di salah satu perusahaan yang tetanggaku bekerja disana. Disitu aku daftar sebagai admin, kata tetanggaku aku cocok disana, gajinya gede dst dsb. Kukirim email dkk tp tyt gada kabar, sepertinya sudah ada orang lain yang keterima. Huhu so sad. Padahal aku sangat sangat mengharapkannya. Aku brusaha mikir positif, mungkin kalo dibantu sama tetanggaku itu, aku bakal jadi punya utang budi sama dia. Mungkin loh ya mungkinn.
Huaaa banyak lah pokoknya pengalaman lamar kerja yang belum berujung ini. Dalam pikiranku tu sering bget bertanya kapan yaaaa aku bisa lolos kerja. Kapan ya kotak masuk email ku isinya keterima kerja, bukan notif2 gajelas mulu tiap hari kayak skg. Huhu. Bismillah, tp aku harus tetep yakin Allah akan memberikan aku pekerjaan disaat yang terbaik, dipekerjaan yang terbaik, amin amin amin.
Para pembaca tumbrl aku, doaian aku lah yaaa, semoga segala drama pekerjaan ini lekas selesai dan aku bisa punya pekerjaaan yang dari sana aku bisa dapat rejeki untuk keluargaku, orang tuaku, adek2ku. Amin. Terima kasih.
9 notes · View notes
nawangrizky · 1 year ago
Text
Cinta Papa
Halo sayang,
Biar kumulai tulisan ini dengan sebuah cerita.
Sebuah hari di perjalanan kami menuju kencan makan malam, jika aku tidak salah mengingat. Di Jalan Lurah menuju pertigaan Gandawijaya yang sedang macet, laki-laki yang saat itu masih jadi pacarku tiba-tiba bicara banyak soal isi pikiran dan hatinya. Sesuatu yang jarang ia lakukan. Aku tak ingat awal percakapannya, yang kuingat ia bilang bahwa saat ini ia bekerja keras agar anak-anaknya nanti tidak mengalami kesulitan seperti yang dulu ia alami.
Termasuk keputusan memilihku menjadi ibu bagi anak-anaknya nanti.
Karena, katanya, ia yakin anak-anaknya akan bahagia jika punya ibu seperti aku.
Kalimat itu tercetus dengan lancar. Ditambah sapuan tatapan sebentar ke arahku. Tidak ada senyum gombal atau bercanda. Ia serius seperti sedang bicara sesuatu yang semua orang sudah tahu. Padahal aku tidak. Itu pertama kalinya ia bicara soal anak-anak, itu pertama kalinya ia bicara soal aku yang punya potensi jadi ibu (dan istrinya, berarti). Beruntung hanya ada sorot lampu jalan dan kendaraan remang-remang sehingga aku bisa menyembunyikan efek butterfly in my belly pada wajahku. Ia tidak pernah semanis itu.
Seingatku, baru beberapa minggu kemudian laki-laki itu tiba-tiba memintaku menyiapkan hal-hal yang kami perlukan untuk menikah. Di kesempatan yang berbeda, di akhir kencan makan malam kami di bebek slamet. Seingatku aku tak banyak bicara dan berekspresi juga waktu ia mengajakku menikah, siapa yang menyangka ajakan makan bebek goreng berakhir dengan sodoran segepok uang serta perintah agar aku membuat daftar, mulai tanggal baik, seserahan, jumlah undangan, hingga printilan pelaminan. Aku masih bengong sampai ia mengantarku pulang, juga setelah ganti baju dan cuci muka, bahkan setelah terbaring di kasurku menatap langit-langit. Hingga tiba-tiba ia mengirimiku kabar sudah tiba di rumah dan pesan berisi tautan Youtube, lagu John Mayer - You’re Gonna Live Forever in Me dan sepenggal kalimat bahwa ia cinta aku.
Jika kelak kamu bertanya-tanya bagaimana mama dan papamu bisa menikah, begitulah. Tak ada candle light dinner, bunga mawar, atau sematan cincin berlian. Hanya ajakan makan bebek goreng di restoran yang tidak fancy, dindingnya hijau dan rontok di beberapa bagian, ada lilin, tapi untuk mengusir lalat, dan bukan cincin berlian yang ia sodorkan, tapi uang segepok. Dalam artian sebenarnya. Seperti ia habis merampok bank atau apa. Hasil menabung dan usahanya selama ini. Tak ada janji-janji kampanye akan membahagiakanku selamanya, yang ada hanya perintah agar aku menyiapkan apa-apa yang perlu.
Si paling romantis, emang.
Tapi, bahagia, Nak, tidak pernah senyata itu.
Begitulah papamu, dia tidak pernah panjang lebar mengucap janji. Mencetuskan kalimat manis pun menunggu setahun sekali. Jika kelak kau mewarisi bahasa cintaku, lalu kau tak paham kenapa papamu tak pernah bermanis-manis bicara, kau tatap saja matanya. Laki-laki itu pandai menyembunyikan emosi, tapi matanya tak pandai berbohong. Yang kutahu pasti, usaha dan perjuangannya untuk membuktikan apa-apa yang baginya penting lebih lantang dari segalanya. Kita hanya perlu yakin dan percaya, ia mencintai kita dengan usaha yang tak pernah surut.
Tumblr media
Aku selalu membayangkan di tangannya ada banyak bola yang perlu ia jaga: waktu yang terbatas, pekerjaannya yang padat, lelahnya, cita-citanya, keinginannya belanja, dan beban tanggung jawab. Namun, di atas segalanya, ia selalu punya ruang untuk menggenggam tanganku, memastikan aku bahagia dan baik-baik saja. Aku yakin, ia juga akan selalu punya ruang untukmu, Nak, menjadikanmu nomor satu apa pun keadaannya.
Aku melihatnya sendiri, bukti pernyataannya pada awal ceritaku ini. Ia selalu menemaniku kontrol ke dokter demi melihat perkembanganmu. Meski lelah, ia selalu punya waktu untuk menyapa dan mengajakmu bicara, gembira saat ia kautendang kencang. Ia menguras tabungannya agar kami punya rumah sendiri, yang toiletnya duduk dan tak punya tangga, demi aku nyaman membawamu yang makin hari makin besar. Katanya, tubuhnya juga membesar demi aku tidak insecure menatap tubuhku yang juga makin besar. Tiap malam ia bertanya apa yang belum kami punya, hal-hal yang kamu perlukan. Ia yang memilih sendiri bajumu. Ia yang mencari car seat dan stroller terbaik buatmu. Membelanjakan uang hasil kerja kerasnya untukmu, makhluk yang ia cintai sepenuh hati, selalu membuat mata cokelatnya berbinar-binar bahagia.
Mata yang kuyakin akan kauwarisi.
Semoga cinta dan bahagia kami juga ya, Nak.
10 November 2023, @nawangrizky
Semalam, saat tak henti mengajakmu mengobrol dan menciumimu yang masih di perutku, ia bertanya apa aku akan cemburu jika kelak ada kamu. Jawabannya pasti, tapi aku senang ia menyayangimu melebihi sayangnya padaku karena kamu adalah dunia kami selanjutnya.
Tapi barangkali, kelak akan ada hari-hari ketika aku perlu mengingatkanmu bahwa sebelum jadi papamu, dia pacarku dan suamiku lebih dulu.
See you soon, sayang. Mama papa loves you already.
6 notes · View notes
fajarutamaa · 1 year ago
Text
Supra, Beyond the Limits!
Supra X 125D dibeli bapak sejak tahun 2011, tepatnya ketika Masku memasuki masa-masa akhir sekolah menengah kejuruan. Terhitung sejak tahun 2023 ini, kurang lebih sudah 12 tahun menjadi tunggangan handalan di keluarga kami. Usia yang sebentar lagi sudah memasuki akil baligh, haha.
Sependek yang saya tahu, Supra X pada kelas 125D ini cukup identik dengan tunggangan PNS, Dosen, Guru, bahkan Bank Plecit pun banyak yang menungganginya. Supra memang memiliki performa yang luar biasa. Bicara soal efisiensi dan keiritan sudah tidak bisa diragukan lagi. Iritnya gak ketulungan.
Semenjak Masku lulus dari sekolah menengah kejuruan, motor ini digunakan bapak untuk sekedar pergi ke ladang, antar jemputku di terminal angkot, ataupun sekedar belanja ke pasar. Direntang tahun itu, aku belum mahir mengendarai si Supra. Kemudian, disekitar bulan Maret 2019 dioper kepadaku yang waktu itu sedang menuju masa-masa akhir SMA. Alasan mendasarnya, pada masa-masa itu pulangnya gak pasti, lebih efisien bilamana berkendara sendiri. Alasan yang cukup menyalahi prosedural.
Tentu saja Supra memiliki tempat tersendiri di hati saya. Seumpama dia manusia, tentu sudah banyak sekali pahalanya. Ia bersedia ditunggangi untuk mencari nafkah, mencari ilmu, bahkan menyesaksikan sendiri genre hidupku yang penuh drama dan komedi ini. Bahkan, ia menemaniku berkunjung ke rumah DOI dengan sebungkus roti bakar gandaria atau sekedar menjadi teman podcast sepanjang jalan menuju kampus tentu saja menjadi kenangan tak terlupakan. Megenang soal itu, tak berhentinya membuatku tertawa, haha.
Memiliki Supra tentu saja paham keluh kesahnya. Totok bergetar, saya menyebutnya sebagai fitur vibrasi menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan produk lainnya. Fitur ini biasanya aktif ketika sudah memasuki jalan desaku. Semacam ancer-ancer. Bagaimana tidak, sepanjang jalan desaku mayoritas banyak yang berlubang. Untung sudah ditambal, walaupun hanya setengah. Lumayan mengurangi jangkauan aktivasi fitur vibrasi supra bapakku. Pernah juga suatu ketika, dalam keadaan terpaksa Supra ini saya isi dengan seliter pertamax. Selayaknya manusia gelegek-en, dia kurang tawar dengan pertamax. Maafkan juraganmu ya, Nak. Karena keterpaksaan itu, membuatmu harus menginap semalam di tukang servis.
Kini, sebentar lagi jarak tempuhmu sudah memasuki angka limit 99.999 kilometer. Itu berarti sudah seperti mengitari bumi sebanyak dua kali. Sudah sejauh itu dan masih akan jauh lagi. Teruntuk teman bertumbuhku, semoga tetap melampaui batasmu. Supra, beyond the limits!
Tumblr media
2 notes · View notes
haninditaas · 1 year ago
Text
Mencuri Jeda: Es Krim dan Kontemplasi di Dalamnya.
Tiba-tiba saja hari ini aku ngedate bersama ibuku. Padahal awal mulanya kami hanya berencana pergi ke bank di perpusat untuk suatu urusan lalu pulang. Namun, obrolan dan moment yang teriring di dalamnya ternyata menggerakkan kami untuk merubah rencana.
Setelah urusan di bank selesai, aku dan ibuku berjalan santai sejenak di perpusat. Aku sempat bercerita bahwa di perpusat ada kedai es krim yang banyak digemari mahasiswa. Tetapi aku tidak mengajaknya untuk membeli, hanya memperkenalkan. Selain kedai es krim, aku tunjukkan beberapa spot jajan lain yang ada di lantai satu perpustakaan ini. Di antaranya cafe, toko roti, dan minimarket. Ibuku lantas terkesima. Sebab terakhir kali beliau datang ke sini saat Covid-19, hampir semua kedai tutup, seperti lantai yang mati. Sepi sekali.
Di tengah heningnya perpusat karena mahasiswa yang sedang libur hari ini, aku juga menceritakan tentang bagaimana moment aku -dengan terseok-seok- mengerjakan skripsiku di sana. Tentang ruangan mana yang biasanya aku pilih, lagu apa yang aku dengarkan, view mana yang seringkali ku pandang, hingga menu kantin yang biasanya aku beli untuk makan siang. Hanya perbincangan dan moment sederhana yang terbagi di antara kami berdua.
Tak terasa, kami sampai pada kedai es krim yang kuceritakan sebelumnya. Seketika aku seperti membaca sinyal dari ibuku bahwa beliau ingin mengambil moment sejenak, tidak langsung pulang ke rumah. "Kita makan es krim dulu, yuk". Wah, tentu saja aku setuju! Kami melihat menu yang tersedia. Ibuku memilih es krim cup, sedangkan aku memilih cone. Setelah mendapatkannya, kami menikmati es krim kami sambil duduk di kursi-meja kosong yang ada di depan kedai tersebut.
Es krim belum setengah habis, ibuku mulai bercerita tentang suatu hal dan tentang perasaannya terhadap hal tersebut. Tentang perkara itu, sejak awal aku telah menebak bahwa cepat atau lambat beliau akan menceritakannya. Dan, perkara yang diceritakannya itu memang bukanlah hal ringan. Sesuatu yang bernilai sangat berharga di dalam hidupnya. Beliau berbagi rasa sampai matanya berkaca-kaca. Dan tidak kusangka tissue yang kubawa di dalam tasku ternyata berguna untuk menyeka air mata yang tidak kuasa dibendungnya.
Singkat cerita, ibuku telah selesai bercerita dan aku juga telah selesai mendengarkan. Namun, obrolan kami bersambung pada topik yang masih berkaitan dengan hal yang diceritakannya: tentang wanita dan peran-perannya. Berangkat dari keresahan soal "standar" wanita yang terbentuk dan berkembang seiring zaman, kami berdiskusi tentang bagaimana kami menggambarkan dan memaknai peran kami sebagai seorang wanita, sebagai muslimah di dalam hidup ini. Sebelumnya, mau desclaimer dulu bahwa apa yang kubagi di sini adalah pure sebuah pendapat. Jadi jika ada perbedaan atau persamaan di dalamnya, mungkin cukup dijadikan nice to know atau informasi untuk kesempatan diskusi lainnya.
Jika boleh dikontemplasikan, rasanya bersyukur telah diciptakan menjadi seorang wanita. Bukan karena memandang bahwa wanita memiliki banyak kelebihan dan kenikmatan dibanding laki-laki. Bukan. Namun, karena menyadari bahwa ada yang Allah lebihkan, sebuah keutamaan, yang Allah titipkan kepada wanita. Bagi yang laki-laki, aku harap saat ini kalian pun memiliki rasa syukur karena diciptakan sebagai laki-laki. Sama kok, laki-laki juga memiliki keutamaan tertentu yang memang telah disematkan. Dan keutamaan masing-masing ini ada bukan untuk ditimbang atau dibandingkan siapa yang lebih utama. Cukup dimaknai dan dijalani dengan sebaik-baiknya.
Selain melalui ilmu yang didapatkan dari guru, membaca buku, mendengarkan kajian, dan atau pengalaman yang dirasakan sendiri sebagai wanita, salah satu caraku memaknai adalah dengan belajar memahami dan mengerti peran seorang muslimah melalui ibuku. Tanpa menyepelekan peran laki-laki/ayah/suami, bagiku pribadi menjadi seorang ibu itu luar biasa kemuliaannya. Sebagai sesama perempuan, rasanya sedikit banyak aku bisa memahami kesabaran dan ketegaran beliau menjalani peran-peran yang ada pada dirinya. Tak terbatas pada hal ini saja sebenarnya, namun setidaknya ada empat peran besar dan mulia yang melekat : sebagai anak perempuan yang berbakti kepada orang tua, sebagai wanita muslimah yang berdaya di masyarakat, sebagai istri yang taat dan meneduhkan, dan sebagai ibu yang berkasih sayang. Aku pernah mendengar dari suatu ceramah, bahwa apabila salah satu atau keempat peran wanita tersebut diijalani dengan baik, insyaa Allah kunci surga sudah ada di tangan. Maasya Allah. Menjalani keempat peran itu dengan baik saja sudah bisa dapat surga, apalagi kalau ditambah melakukan kebaikan-kebaikan lainnya, ya? Entah itu mencari rezeki kah, membantu orang lain yang kesulitan kah, menjadi inisiator perubahan yang positif kah, atau hal lainnya.. Priviledge banget gak tuh? :')
Satu hal juga yang aku salut dari beliau adalah.. Meski tidak bekerja, ibuku tidak pernah menganggap dirinya tidak produktif hanya karena di rumah mengurus keluarga. Justru sebaliknya. Dengan terus menjalani perannya sebagai anak, istri, dan ibu, beliau tetap mengambil peran lain menjadi wanita berdaya di masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yang dimilikinya sesuai masanya //tentu ini hal yang juga sudah diizinkan oleh ayahku. Beliau tidak pernah menyepelekan peran sesederhana apapun itu, selama peran itu mampu dilakukan dan dapat menghasilkan kebaikan/kebermanfaatan.
Tak terasa, obrolan sederhana yang berbobot itu telah mencuri perhatian kami. Ternyata es krim kami telah habis tak bersisa. Aku menyeka mulutku dengan tissue. Begitupun ibuku. Lalu kami menutup sesi ice cream date kami dengan kembali medawamkan dalam diri:
Apapun peran yang dijalani kini dan nanti, pastikan ada Allah di dalamnya yang menyertai.
Setelah ku ingat lagi, ternyata sebelum berangkat aku sempat-sempatnya mengambil foto selefie bersama ibuku, lengkap dengan helm dan kacamata ala rider yang kami gunakan. "Sekian kali kita pergi bareng, kayaknya ngga pernah foto ala-ala orang mau otw gitu ya, ma?", kataku. Seperti yang kukatakan sebelumnya, padahal kami hanya ingin pergi ke bank, kenapa harus foto? Namun, mungkin swafoto itu memanglah ada untuk merayakan momen yang terbagi pada kami berdua hari ini.
Yep, ice cream date! Alhamdulillah.
Dear Mama, terima kasih karena telah menjadi ibu yang sekuat ini. Semoga Allah selalu memberkahi, melapangkan hati, dan melindungi Mama.
4 notes · View notes
herricahyadi · 1 year ago
Note
Mas herri, gimana ya caranya agar kita bisa menyisihkan uang untuk ditabung tanpa kita ambil sedikit pun uangnya? Kadang udah ditarget jg, tapi hasilnya ndak sama kayak yang diperkirakan. Atau pas setengah jalan, diambil lg uangnya :3 Terima kasih :)
Ini pertanyaan 16 Maret 2016, pukul 23.00. Belum saya jawab sampai sekarang. Maaf lho ya, banyak banget pertanyaan masuk dan kebanyakan topiknya random. Saya kadang belum bisa lompat-lompat dalam berpikir. Jawabnya pertanyaan sesuai topik hari itu. Hehe, maaf.
Sama saya juga begitu. Saya paling tidak bisa menabung dan memang tidak bisa. Karena prinsip saya: mengutamakan pemanfaatan apa yang dipunya saat ini juga. Karena masa depan tidak pasti. Jadi, kalau ada uang langsung dipakai untuk hal-hal yang dibutuhkan. Jadi, kalau soal nabung sepertinya salah tanya ke saya.
Namun, karena sikap saya yang begini saya jadi paham bahwa menabung yang gigih itu caranya harus keras. Keadaan saya sama seperti yang kamu ceritakan. Jadi, solusi yang saya punya itu: buka tabungan periodik yang kita tidak bisa ambil jika bukan waktunya. Bisa pakai tabungan pendidikan Mandiri, misalnya. Atau cara manual yang cukup sadis yaitu pakai tabungan tertentu, tapi tanpa ATM dan internet banking. Hanya ada buku tabungan. Setiap menabung tinggal transfer atau setor. Tapi kita tidak punya akses untuk tarik tunai atau transfer online. Konsepnya adalah memaksa kita untuk membatasi diri berinteraksi dengan tabungan tersebut.
Saya ada pengalaman BukaEmas di Bukalapak. Jadi, tiap kali transaksi ada selisih yang saya sisihkan untuk beli emas secara otomatis. Sampai pada suatu waktu saya lupa soal ini dan ternyata terkumpul banyak. Cara itu berhasil ternyata. Cuma pas saya tahu ada itu, eh, langsung saya cairkan. Haha. Memang ga bakat nabung. Tapi, bisa saja cara ini kamu lakukan. Semoga bermanfaat!
4 notes · View notes
catatankecilchai · 2 years ago
Text
Bismillah
Tulisan berikut ini akan lumayan panjang. Jika Anda ingin tetap melanjutkan membaca, bayangkan saja tulisan berikut Anda baca dari halaman-halaman dalam buku catatan harian saya yang tercecer dan kebetulan anda temukan.
Seberapa terbiasa Anda (saya asumsikan keyakinan kita sama) melafazkan "bismillah" setiap akan mulai makan atau melakukan sesuatu? Sejujurnya saya tumbuh tanpa kebiasaan ini, betapapun orang tua saya menekankannya ketika saya masih kecil dulu. Yah, saya seberandal itu. Tapi semesta mengajari saya dengan caranya sendiri.
Peristiwa yang akan saya ceritakan ini sangat berkesan bagi saya, entah dengan Alim, seorang sahabat. Mungkin ia sudah lupa. Apalagi ini terjadi saat kami berdua masih sama-sama kuliah di UIN Alauddin Makassar, belasan tahun yang lalu. Tapi semoga ini mengingatkannya.
Saya dan Alim secara alami menjadi dekat di masa-masa akhir kuliah kami, setelah kami menyadari kalau kami 'nyambung' karena punya banyak kesamaan. Sama-sama anak tunggal, sama-sama suka anime (Alim suka One Piece, saya suka Naruto), sama-sama suka kopi, sama-sama computer enthusiast, sama-sama penghayal tingkat tinggi, sama-sama suka omong kosong, sama-sama jatuh cinta pada teman sekelas, sama-sama punya masalah dengan tidur malam, dan (ini yang paling saya suka) sama-sama sering melakukan hal-hal spontan. Spontan dalam pemaknaan yang baik, tentu saja.
Saat merasa suntuk di kosannya, Alim akan menghabiskan beberapa hari di kamar saya, di Wisma IV IPPM Pangkep. Kadang dengan membawa pakaian ganti, kadang menggunakan pakaian saya (kami berdua seukuran, sebab kami dulu sama-sama kurus, saya malu menuliskan persamaan kami yang ini). Saat-saat Alim di kamar saya inilah, saya tahu banyak tentangnya, termasuk semua kesamaan di atas.
Kami makan apapun yang saya punya, atau apapun yang ada di wisma. Tidak sulit mencari makanan di wisma. Salah satu hal yang menyenangkan dari tinggal di wisma barangkali adalah rasa persaudaraan yang kental antar penghuninya. Bertanya ke kamar sebelah apa mereka masih punya sisa nasi adalah hal yang lumrah di sini. Di waktu-waktu yang lain, ada warung sari laut yang sambal lalapannya enak di depan kampus UIN Alauddin. Jika sedang tak ingin repot menyiapkan makanan (dan juga sedang punya uang lebih) kami ke warung sari laut ini. Warung ini adalah TKP untuk peristiwa canggih yang akan saya ceritakan.
Kejadian ini juga bertepatan di Bulan Ramadan. Waktu yang pas untuk menceritakannya sekarang. Suatu malam selepas salat tarawih, Alim datang ke wisma. Di punggungnya ada tas ransel yang agak besar. Pasti berisi pakaian ganti, selain laptop. Di tangannya ada satu kotak Nescafe 3 in 1 dan dua bungkus rokok Sampoerna Mild. "Rusaki windowsku," kata Alim datar. Malam akan panjang, pikir saya. Sebelum melakukan apapun, saya ingin makan dulu. Alim setuju. Berangkatlah kami menuju warung sari laut favorit ini.
Singkat cerita, kami makan. Di hadapan kami masing-masing ada sepotong ayam goreng, sepiring nasi dan sambal lalapan yang menggugah selera. Kami makan sambil mengobrol random. Tak lama kemudian, Seorang wanita cantik yang kira-kira seumuran kami juga masuk. Ia berdiri tak jauh dari meja saya dan Alim. Ia memesan tiga porsi ayam lalapan dengan instruksi spesifik: sambalnya dibungkus terpisah. Di dadanya tergantung ID tag berlogo sebuah bank BUMN. Alim masih menggerutu soal virus yang menginfeksi laptopnya. Perhatian saya dengan susah payah saya kembalikan ke Alim. Susah payah, sebab wangi parfum mbak BUMN ini juga meminta perhatian yang sama besar. Wanginya enak dan terasa mahal. Seandainya rasa sungkan tidak lebih besar dari rasa penasaran saya, pasti saya akan menanyai mbak ini merk parfum yang ia gunakan.
Pesanan mbak BUMN selesai. Tak sengaja, kami berpandangan sebab bungkusan pesanan si mbak melintas di depan saya. Tiba-tiba si mbak bicara, "Dek, ndak mau nambah? Ini ayam saya ndak makan ji, saya cuma mau sambal lalapannya."
Aih! Si mbak ini bukan cuma bagus di muka. Suaranya juga bagus. Damailah hati para nasabah bank tempat ia bekerja, yang kebetulan berhadapan dengannya di meja teller atau customer service. Saya menoleh ke Alim. Meminta bantuan. Saya tidak siap dengan situasi ini. Rupanya bukan cuma Alim, beberapa orang di sekitar kami juga tersita perhatiannya. Alim mengangkat bahu sembari sedikit menggeleng. "Aih, kenyangma' saya ini," sambil memandangi piring di hadapannya.
"Sini mi itu ayam," tiba-tiba seorang lelaki paruh baya yang duduk tak jauh dari kami membuka suara dan melepaskan kami semua dari rasa canggung. Persoalan selesai. Mbak BUMN keluar dari warung setelah menyerahkan bungkusan ayamnya ke bapak itu, dan bertukar senyum dan anggukan kecil dengan saya juga Alim.
Bapak itu telah selesai dengan makanannya sedari tadi. Piring nasi juga lalapannya sudah kosong. Yang membuatnya masih di kursinya adalah karena di hadapannya ada segelas kopi dan di sela jarinya menyala sebatang rokok yang masih cukup panjang. Akan ia apakan tiga porsi ayam itu? Dibawa pulang? Saya bertanya-tanya dalam hati sambil melihat ke arahnya. Alim mungkin juga penasaran, sebab ia juga melihat ke arah bapak itu. Si bapak, mungkin sadar kalau sedang diawasi menoleh ke arah kami dan bertanya, "Ndak mau ji ini toh dek?"
Kami menggeleng sembari tersenyum. "Tidak ji saya, Pak." Jawab Alim.
Lalu bapak itu mengalihkan pandangannya ke arah 2 bocah lusuh yang entah sejak kapan ada di sana. Seorang anak perempuan dan satu anak lagi yang saya duga adik laki-lakinya berdiri tak terlalu jauh dari kami. Pakaian mereka seperti sepasang anak TPA. Di tangan mereka berdua ada sticker bertuliskan bismillah dan assalamu alaikum, juga buku-buku kecil kumpulan surah pendek serta doa-doa harian yang juga mulai lusuh karena tak laku terjual. Dengan isyarat, bapak itu meminta mereka mendekat.
Kedua anak ini nampak kebingungan. Mereka memproses kejadian di hadapan mereka dengan perlahan. Namun akhirnya mereka berdua mendekat. Saya lalu sadar, kedua anak ini tadinya menghampiri kami, namun karena keasikan bercerita, Alim hanya mengibaskan tangannya dan merekapun menjauh. Ada sedikit rasa bersalah yang mulai menggerogoti saya.
"Pernah mo makan ayam sari laut?" tanya si bapak dengan nada jenaka. Kedua anak itu mulai nampak rileks. Dengan pelan, si kakak menggeleng malu-malu. Si bapak lalu berkata kepada penjual sari laut yang kebetulan memandangi mereka, "Mas, kasikkangi tawwa nasi tassatuna ini anak-anaka. Kasi juga lombok tawwa sedikit." Lalu si bapak memandangi mereka lagi, "sedikitmo lombok makan nah, sakitki nanti perutnu." Kakak beradik itu tak bereaksi. Di kepala mereka barangkali ada pertanyaan, siapa yang akan membayar nasinya?
"Siniko duduk eh, dekatku. Samako adeknu. Adeknu ini kah?" Alim sekonyong-konyong menunjuk kursi plastik di sampingnya. Kedua anak itu menurut. Mereka duduk berdampingan di sebelah Alim. Tak lama kemudian nasi untuk kedua anak ini datang. Bersama dengan sepiring kecil sambal lalapan yang nampaknya tidak terlalu pedas.
“Kasi keluar mi itu ayamnu dua, yang satua bawami pulang toh. Cuci tangannu dulu,” gumam si bapak. Anak perempuan itu menurut. Ia mencuci tangannya di kobokan, lalu mengeluarkan potongan ayam goreng, masing-masing satu ke atas piring nasi adiknya dan piringnya sendiri.
Apa yang tampak di muka anak perempuan itu barangkali tidak akan pernah saya lupakan. Raut wajahnya sulit digambarkan. Ia seperti sedang menjalani salah satu fragmen paling romantis dalam hidupnya: makan ayam goreng sari laut. Ia dan adiknya yang selama ini hanya menikmati sari laut dengan indera penciuman mereka setiap kali menjajakan sticker dan buku kecil ke pengunjung warung ini, sebentar lagi akan berkesempatan mencicipinya sendiri. Kesadaran demi kesadaran menampar saya. Saya tiba-tiba ingat kalau kedua bocah ini hampir setiap saat ada di sini tiap kali saya makan di warung ini. Saya, yang selama ini mengabaikan mereka.
"Apa dibilang kalo ada orang kasikki' makanan?" Tanya bapak itu lagi, masih dengan nada jenaka. Dengan polos, bocah itu menjawab, "Bismillahirrahmanirrahim..."
Tawa kami semua pecah. Saya, Alim, dan bapak itu. Beberapa pengunjung warung yang sedari tadi ikut memperhatikan juga tersenyum-senyum. "Bukan bismillah duluan," kata bapak itu sambil terkekeh. "Bilangi dulu orang terima kasih, maupi makan baru bacai bismillah, " lanjutnya lagi. Bocah itu hanya tersenyum. Ia mengangguk. Ia dan adiknya tak lagi merespon verbal sebab mulutnya kini mulai bekerja mengunyah nasi dan potongan ayam goreng. Lahap. Ayam goreng itu sepertinya hal terbaik yang pernah mereka alami.
Alim yang memang gampang akrab dengan orang lain segera terlibat pembicaraan dengan si bapak. Ia tadinya ingin ikut menyalakan sebatang rokok namun saya mencegahnya, sebab kami terlalu dekat dengan kedua anak ini. Saya sendiri sibuk memikirkan sesuatu. Ada semacam perasaan hangat yang tiba-tiba menjalari dada saya. Apakah karena kejadian ini? Sangat bisa jadi. Semua ini terlalu spontan. Terlalu banyak hal yang tiba-tiba terjadi dalam waktu berentetan. Mbak BUMN tiba-tiba menawari kami ayamnya. Si bapak tiba tiba mengajak kedua bocah ini makan. Alim yang biasanya cuek tiba-tiba melibatkan diri pada rentetan kejadian ini. Sambal lalapan yang tiba-tiba tidak terlihat pedas. Dan saya. Saya yang tiba-tiba menyadari betapa hal sekecil membaca bismillah setiap akan makan bahkan jarang saya lakukan.
Anak perempuan ini terlihat sangat bahagia. Juga adiknya. Apakah kebahagiaan menyebar? Sebab potongan kecil kebahagiaan mereka itu entah sejak kapan juga masuk ke hati saya. Saya menyesal gagasan untuk mengajak kedua anak ini makan bukan lahir dari kepala saya. Mungkin Alim juga berpikir begini, meski yang terlihat ia sedang tertawa terbahak dengan si bapak, entah membicarakan apa. Saya tidak menyimak sebab saya larut dalam pikiran saya sendiri.
Tak lama kemudian, Alim menoleh, "Ayo balik deh." Saya mengangguk. Di kepala saya lalu berlangsung proses matematika sederhana. Saya tidak membawa dompet, dan uang yang saya punya lebih dari cukup untuk membayar makanan saya sendiri. Tapi saya ingin saya yang membayar dua piring nasi untuk kedua anak itu. Saya sedang menghitung apakah kembaliannya memungkinkan untuk itu ketika Alim sekali dengan spontan berkata ke bapak yang tadi, "Pak, nasi yang untuk adek ini saya pi yang bayar, ya!" Bapak itu tersenyum dan berkata, "Siapp, terima kasih!" Ah Alim! rupanya sedari tadi kami bahkan punya niatan yang sama. Lalu setelah pamit pada bapak dan kedua anak itu, kamipun keluar.
Di jalan saat berboncengan motor, Alim tiba-tiba bertanya, "Seberapa seringko baca bismillah kalo mauko makan?"
"Jarang. Tapi kayaknya akan selalu mi habis ini." Jawab saya singkat.
2 notes · View notes
imas-rifki-sahara · 2 years ago
Text
SELIMUT RINDU (Bagian 2)
Rintik hujan mulai turun. Cepat-cepat aku membuka pintu pagar sambil melindungi kepalaku dari guyuran air hujan dengan tas ransel yang kupakai. “Assalamu’alaikum bundaaaa......” sapaku se semangat mungkin. Kucoba menyembunyikan segala kegelisahanku di hadapan ibu. Aku tidak ingin menambah beban pikirannya dengan masalah yang sedang kuhadapi. Sejak bapak meninggal, kehidupan kami penuh tantangan. Terutama dari segi ekonomi. Dulu bapak bekerja sebagai satpam di salah satu bank bumn, sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga tulen tanpa pekerjaan sampingan. Almarhum bapak memang tipe suami yang sangat memuliakan istrinya. Tidak diizinkannya ibu bekerja agar ibu fokus mengurus rumah tangga terutama aku. Hingga suatu hari, tanpa pernah kami bayangkan sedikitpun, tiba-tiba bapak meninggalkan kami untuk selamanya. Bapak mengalami kecelakaan saat pulang kerja dan meregang nyawa di tempat kejadian.
Semenjak itu, kehidupanku dengan ibu betul-betul berubah. Aku yang saat itu baru saja lulus SMA, sempat mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah. Aku ingin membantu ibu beradaptasi setelah kepergian bapak. Di hadapanku, ibu mencoba kuat, meski aku tau, dalam ketegarannya, kutemukan isak tangis di setiap sujudnya. Butuh waktu setahun untuk membuat ibu kembali ke dapur. Tempat itu menyimpan banyak kenangan bagi ibu dan bapak. Beliau berdua banyak menghabiskan waktu di sana. Nyaris dalam satu tahun pertama setelah kepergian bapak, ibu tidak pernah menyentuh alat-alat dapurnya. Perihal kebutuhan makanan kami, ibu lebih banyak membeli masakan matang di warung daripada memasak sendiri. Sedangkan aku, sejak kecil tidak pernah diizinkan oleh ibu untuk membantu nya belajar memasak dengan alasan, aku diminta fokus belajar agar bisa melanjutkan kuliah di universitas terbaik di negeri ini, yang tempatnya masih satu kota dengan tempat tinggal kami.
Perlahan-lahan kami mulai beradaptasi. Ibu mulai berjualan kue dan menerima permak jahitan di rumah untuk menyambung kebutuhan hidup kami. Sedangkan aku, berhasil masuk ke universitas impian kami dan aku juga berhasil berkuliah disana tanpa mengeluarkan biaya. Memang benar apa yang dituliskan dalam kitab suci kami, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
“wa’alaikumussalam sayangnya bundaa” jawab ibu atas salamku. Beliau rentangkan kedua tangannya dan bersiap memelukku. Kusambut pelukannya, hangat dan terasa nyaman. Sejenak, hilang semua kegundahanku, kupeluk erat beliau, rasanya tidak ingin kulepaskan.
“bun, maaf ya hari ini Sarah pulang telat tanpa memberitahu Bunda” ucapku, masih dalam pelukan ibu. “gak apa apa sayank. Tapi tolong jangan diulangi ya. Karena ini membuat ibu khawatir Sa” sambung ibu.
Kulepaskan pelukannya, “baik bu, Sarah janji akan selalu mengabari ibu jika Sarah pulang telat” jawabku meyakinkan ibu.
“Alhamdulillah, yaudah sekarang kamu segera mandi dan kita makan malam bersama. Ibu tadi membuat sayur trancam kesukaanmu” lanjut ibu. Aku mengiyakan dan bergegas mandi serta ganti baju, kemudian bergabung dengan ibu yang sudah menunggu di meja makan.
Sambil menyuapkan nasi ke mulutku, aku mengambil ancang-ancang untuk memulai obrolan dengan ibu soal ajakan Zian. Kutarik nafas dalam beberapa kali. Sepertinya, ibu menangkap tingkah ganjilku.
“tumben banget nih anak ibu makan sayur trancam seperti tidak berselera begitu? Ada apa Sa? Apakah ada masalah dengan pengajuan judul skripsimu?” tanya ibu mulai membuka obrolan. Ibuku bukanlah tipe orang tua yang suka mengintrogasi anaknya. Jika ada aku sedang ada masalah, biasanya ibu tidak akan menanyakan langsung apa masalahku, namun beliau akan memancing obrolan yang mengarah kesana. Jika aku tidak nyaman dan masih belum ingin bercerita, biasanya beliau cukup dengan memberi nasehat kepadaku tanpa menyinggung masalahku. Namun sepertinya kali ini berbeda, karena beliau langsung bertanya ke inti masalah, tanpa ada intro pembuka. Rasa-rasanya, wajahku benar-benar kusut sampai ibu langsung bertanya seperti itu.
“emmmm....bun.... bunda ingat nggak sama temenku yang namanya Zian?”tanyaku hati-hati.
Ibu berpikir sebentar, kemudian menjawab “bunda lupa tepatnya yang mana. Tapi, kalo tidak salah ingat, kamu pernah cerita soal dia ke bunda. Kamu bilang kalo kamu punya teman yang sama-sama suka baca series novel Artemis Fowl”.
“nah iya betul yang itu bun!” tanpa kusadari aku merespon cepat tanggapan ibuku.
Ibu menghentikan makannya sejenak, menarik kursi dan mendekatiku “wah sepertinya ada yang menarik untuk dibicarakan nih” ucap ibu sambil tersenyum memandangku dengan tatapan sedikit meledek.
Aku menjadi serba salah dengan ucapan ibu, makananku belum habis tapi tiba-tiba aku merasa kenyang. Sayur trancam yang biasanya menjadi favoritku kini terasa hambar dan saat kumakan seperti tercekat di tenggorokan, bertabrakan dengan kata-kata yang ingin keluar dari mulutku.
“gimana gimana, bunda siap mendengarkan nih. Tapi habiskan dulu makanannya” ucap ibu memberi lampu hijau untuk bercerita.
Demi mendengar ucapan ibu, aku langsung bergegas menghabiskan makananku dan membereskan meja makan kami. Setelah mencuci piring dan perlengkapan makan lainnya, aku bersiap menceritakan maksud Zian kepada ibu.
Pelan-pelan kuceritakan kepada ibu tentang siapa Zian, dimana kami pertama bertemu, hal apa yang membuatku tertarik padanya dan bagaimana hubungan kami selama ini.
“wah dari ceritamu, sepertinya Zian adalah sosok yang menarik ya Sa? Atau jangan-jangan ceritamu berlebihan, jadi sebetulnya Zian biasa saja, namun karena kamu tertarik sama dia, jadi kamu mendeskripisikannya dengan sedemikian menarik?” tanya ibu menggodaku.
“ih enggak bun. Zian memang baik dan menarik hihi. Selama ini belum ada yang membuat Sarah se nyaman ini selain Zian bu. Sarah merasa kalo Zian tuh ngertiin Sarah banget bu. Bahkan sebelum Sarah ngomong, Zian sudah bisa menebak apa yang akan Sarah sampaikan. Canggih kan bu hihihi” ucapku menjelaskan panjang lebar soal kelebihan Zian yang aku rasakan. Menceritakannya mengundang kupu-kupu berkumpul di perutku. Rasanya menggelitik, dan pipiku sepertinya juga bersemu merah karena malu kepada ibu.
“hahahaha Sarah... Sarah, ya pasti Zian adalah yang paling ngertiin kamu, lhawong sebelum sama Zian, kamu gak pernah dekat dengan cowok manapun” ledek ibu.
Aku menekuk wajah, demi mendengar respon ibu terhadap penjelasanku soal Zian.
“loh kok jadi cemberut begitu sih hahhahaha ,,,, terus lanjutan ceritanya bagaimana?” tanya ibu memintaku untuk melanjutkan cerita.
“Zian ingin main ke sini bun...” jawabku menggantung. Hanya itu yang mampu kusampaikan kepada ibu. Ternyata nyaliku belum cukup besar untuk menyampaikan niat Zian kepada ibu. Pikirku, biar Zian sajalah yang menyampaikan sendiri maksudnya kepada ibu.
“yaudah kalo mau ke sini ya ke sini saja. Gak harus ijin ibu kan?” balas ibu
“boleh gitu bun?” tanyaku balik
“lah.... kenapa gak boleh? Hahahha” tanya ibu dilanjutkan tawa renyahnya
“hmmm ... kalo nanti tetangga berpikiran yang tidak-tidak bagaimana bun?” tanyaku khawatir.
Ibu mulai bingung mendengar pertanyaanku.
“kenapa Sarah mengkhawatirkan omongan tetangga. Kan Zian kesini bukan mau ngapa-ngapain Sarah” ucap ibu sambil tersenyum. “Zian boleh main ke sini. Kapanpun itu” lanjut ibu.
Setelah itu kami membicarakan hal lain. Hatiku sedikit tenang karena ibu telah mengizinkan Zian datang ke rumah. Aku tidak sabar memberitahu Zian tentang respon ibu. Semoga saja besok kami bisa bertemu di taman kampus seperti biasa.
********
Keesokan paginya, aku pergi ke kampus dengan semangat karena akan bertemu Zian. Jika kufikir-fikir lagi, rasanya aku malu dengan diriku sendiri. Mahasiswa tingkat akhir yang lebih memikirkan pernikahan daripada menyelesaikan skripsinya. Di lain sisi aku membela diri, bukankah pernikahan juga bagian dari masa depan. Siapa sih yang tidak ingin saat wisuda nanti sudah punya pendamping wisuda yang halal. Aku tersenyum sendiri membayangkannya. Rasanya keren sekali, menjadi seorang istri sekaligus mahasiswa. Kalo lagi malas mengerjakan tugas ada yang nyemangatin. Ada tempat berbagi keluh kesah. Punya sobat sambat yang tidak akan menceritakan keluh kesah kita ke orang lain. Aduhai indah nian semua itu dalam bayanganku.
“drttt .... drttt.... drttttt” gawaiku bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Kuambil benda mungil dengan cashing berwarna biru muda itu. Kulihat di layar tertera nama “sunbaenim” yang merupakan nama Zian di kontakku. Aku sengaja menamainya dengan bahasa korea karena itu merupakan bahasa yang kusukai. Dan rasanya lucu saja menamai kontak Zian dengan sebutan itu.
“Sa, maaf aku tidak bisa datang ke taman. Ayah nyuruh aku datang ke kantornya”
Ada selisik rasa kecewa saat membaca pesannya. Kumulai mengetik balasan “aku sudah nunggu kamu hampir satu jam. Masa pertemuan kita batal?” pesan terkirim
2 menit ..... 3 menit... dan 5 menit pesanku belum mendapat jawaban.
10 menit kemudian baru Zian membalas pesanku
“kata ayah, kamu disuruh nyusul kesini Sa” isi balasan pesan Zian
“aku takut Zi. Aku belum pernah bertemu dengan ayahmu. Lagian ayahmu itu wakil dekan Zi. Aku tambah malu nanti” balasku.
Kemudian Zian menelfonku untuk meyakinkan bahwa tidak apa-apa aku menyusul ke kantor ayahnya. Kucoba mengumpulkan segenap keberanianku bertemu dengan ayahnya untuk pertama kalinya. Aku menaiki bus kampus dan turun di fakultas tempat ayah Zian mengajar. Fakultas tempat ayah Zian mengajar merupakan fakultas paling elit di kampusku. Dan ayah Zian merupakan salah satu dosen dan merangkap sebagai wakil dekan tiga di sana. Sesampainya di sana, kulihat Zian sudah menungguku di pintu masuk. Dia melambaikan tangan ke arah aku sambil tersenyum. Aku sedikit berlari ke arahnya.
“Zi beneran ini aku gapapa ketemu ayahmu?” tanyaku khawatir
“gapapa, ayah sendiri yang memintamu datang. Aku sudah menceritakan tentang rencana pernikahan kita ke ayah” jawab Zian dengan wajah berbinar.
Aku kaget, kuhentikan langkahku dengan tiba-tiba sampai Zian hampir menubrukku.
“kamu seriuss???” tanyaku kaget. “lalu bagaimana respon ayahmu Zi? Aku kan belum ngasih jawaban ke kamu gimana-gimananya” lanjutku
“ayah merespon dengan baik. Dan memangnya kamu bakalan ngasih jawaban tidak untuk ajakanku?” tanyanya sambil mengerlingkan mata. “yuk ah, ayah pasti sudah menunggu” ajaknya.
Hatiku semakin berdesir, segerombolan kupu-kupu terasa sedang menari di dalam perutku. Tidak kusangka, janji temu siang itu dengan Zian berakhir dengan pertemuan dengan calon mertuaku. Kira-kira bagaimana ya kesan pertama kami saat bertemu nanti. Selama ini aku hanya mengenalnya melalui karya-karya besar dan beberapa kebijakannya yang digunakan oleh pemerintah dalam bidang perekonomian. Dan hari ini, aku akan bertemu langsung dengannya sebagai seseorang yang spesial dalam hidupku. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya dalam hidupku, akan ada skenario seperti ini. Rasanya seperti terlalu sempurna untuk diriku yang biasa ini.
3 notes · View notes
Text
0852-5756-6933, Tempat Prakerin Ilmu Ekonomi Malang
Tempat Prakerin Ilmu Ekonomi di Malang: Pilihan Terbaik untuk Mahasiswa.
Praktek kerja industri (prakerin) merupakan bagian penting dalam pendidikan tinggi, terutama bagi mahasiswa Ilmu Ekonomi. Malang, sebagai salah satu kota pendidikan di Indonesia, menawarkan berbagai tempat prakerin Ilmu Ekonomi yang dapat mendukung mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan praktis mereka. Artikel ini akan membahas beberapa pilihan terbaik serta keuntungan dari melakukan prakerin di kota ini.
Tumblr media
Mengapa Memilih Malang untuk Prakerin Ilmu Ekonomi?
Malang dikenal dengan suasana yang kondusif untuk belajar. Banyak perusahaan dan lembaga keuangan di kota ini yang siap menerima mahasiswa untuk melakukan prakerin. Dengan melakukan prakerin di Malang, mahasiswa Ilmu Ekonomi dapat memperoleh pengalaman langsung yang sangat berharga, sekaligus memperluas jaringan profesional.
1. Universitas Negeri Malang (UM)
Sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka, Universitas Negeri Malang sering menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan. Mahasiswa Ilmu Ekonomi dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai tempat prakerin melalui program kerjasama ini. Selain itu, UM juga memiliki banyak dosen berpengalaman yang dapat memberikan bimbingan dan rekomendasi.
2. Lembaga Keuangan dan Bank
Malang memiliki beberapa lembaga keuangan dan bank yang siap menerima mahasiswa untuk prakerin. Pengalaman bekerja di bank atau lembaga keuangan akan memberikan wawasan mendalam tentang praktik ekonomi, manajemen keuangan, dan analisis pasar. Ini adalah kesempatan emas untuk menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata.
3. Perusahaan Start-up
Kota Malang juga menjadi rumah bagi banyak start-up yang inovatif. Mahasiswa Ilmu Ekonomi yang melakukan prakerin di start-up dapat belajar tentang aspek pemasaran, analisis data, dan strategi bisnis yang lebih modern. Pengalaman ini sangat berharga, terutama di era digital saat ini.
4. Konsultan Bisnis
Konsultan bisnis di Malang sering kali mencari mahasiswa untuk membantu mereka dalam proyek-proyek yang sedang berjalan. Ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam tentang analisis bisnis dan strategi pengembangan. Bekerja langsung dengan para profesional dapat meningkatkan keterampilan analitis dan komunikasi.
5. Keuntungan Prakerin di Malang
Prakerin di Malang bukan hanya soal mendapatkan nilai. Ini juga tentang membangun soft skills, seperti kerja sama tim dan komunikasi, yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengembangkan kemampuan networking yang akan bermanfaat di masa depan.
Kesimpulan
Menjalani prakerin di tempat prakerin Ilmu Ekonomi Malang adalah langkah strategis bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Dengan berbagai pilihan tempat prakerin yang tersedia, mahasiswa dapat memilih sesuai minat dan bakat mereka. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang di salah satu kota pendidikan terbaik di Indonesia.
Jika Anda tertarik untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai tempat prakerin di Malang, silakan hubungi kami di bawah ini.
IMPro Digital Telp/WA: 0852-5756-6933 Telp/WA: 0852-5756-6933 Website: https://magangdi.improduk.com
0 notes
yoshi-sanayaproperty · 3 days ago
Text
Tumblr media
Rumah Pintar, Masa Kini, dengan Konsep Sesuai Versi Kamu
“Tinggal di Magetan bukan hanya soal rmah, tetapi juga tentang kedamaian yang Anda rasakan setiap kali membuka jendela—udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan"
solusi pencarian hunian terbaik serahkan pada kami, dengan konsep pembayaran syariah
SANAYA GREEN HILLS
JI Purubaya II, Kelurahan, Tawanganom, Magetan (Selatan Terminal Magetan)
TERSISA HANYA 1 UNIT 
Rumah 2 Lantai dengan type 66/84
3 Kamar Tidur
2 Kamar Mandi
Ruang Tamu
Ruang TV
Dapur
Carport
Taman
Segera miliki Rumah Impian anda di Sanaya Green Hills Magetan
Free AJB dan Balik Nama
Syarat Mudah hanya Fc. KTP dan KK
Pola Bavar Fleksibel
- CASH KERAS
- CASH TAHAP TANPA BUNGA SAMPAI 30 BULAN
Fasilitas:
-  One Gate system
-  Satpam 24 Jam
-  Jalan Paving Luas
-  Pagar Keliling
-  Drainase bawah tanah
-  Bebas Banjir
-  Tanpa Bank
-  Tanpa Denda
-  Tanpa Sita
-  Tanpa BI Cheking
Hubungi dan Jadwalkan kunjungan Anda :
Yoshi telp/WA 085727120803
#PerumahanModernMagetan
#PerumahanModerndiMagetan
#JualRumahSyariahMagetan
#PerumahanSyariahMagetan
#JualRumahMurahMagetan
0 notes
togel2wine · 7 days ago
Text
Togel2Win: Deposit Super Cepat, Hanya 1 Detik!
Tumblr media
Perkembangan teknologi telah memberikan banyak kemudahan, termasuk dalam dunia permainan online. Salah satu inovasi terbaru di dunia togel online adalah sistem deposit super cepat, yang memungkinkan pemain untuk melakukan transaksi hanya dalam waktu 1 detik! Togel2Win hadir sebagai salah satu platform togel online terkemuka yang menyediakan kemudahan ini. Artikel ini akan membahas fitur unggulan Togel2Win dan mengapa platform ini menjadi pilihan utama bagi para penggemar togel yang menginginkan kemudahan dan kecepatan dalam bermain.
Mengapa Togel2Win Menjadi Pilihan Utama?
Togel2Win adalah platform togel online yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemain modern. Dengan sistem deposit yang hanya membutuhkan waktu 1 detik, pemain dapat langsung menikmati permainan tanpa harus menunggu lama. Selain itu, Togel2Win juga menawarkan berbagai permainan menarik, bonus, serta keamanan yang terjamin, membuatnya menjadi platform yang terpercaya di kalangan pemain togel.
Keunggulan Fitur Deposit Hanya 1 Detik
Salah satu fitur unggulan Togel2Win adalah sistem deposit yang super cepat. Berikut adalah alasan mengapa fitur ini menjadi daya tarik utama:
Proses Transaksi Cepat dan Mudah Pemain hanya perlu beberapa langkah untuk melakukan deposit, tanpa proses yang berbelit-belit. Dengan sistem yang terintegrasi dengan metode pembayaran populer, dana dapat masuk ke akun pemain dalam hitungan 1 detik saja.
Menghindari Waktu Tunggu yang Panjang Bagi banyak pemain, waktu adalah hal yang berharga. Dengan deposit instan, pemain bisa langsung masuk ke permainan tanpa harus menunggu proses verifikasi yang lama. Fitur ini memberikan kenyamanan maksimal bagi pemain yang ingin segera bermain atau mengikuti undian yang sedang berlangsung.
Dukungan Berbagai Metode Pembayaran Togel2Win mendukung berbagai metode pembayaran yang populer di Indonesia, seperti transfer bank, e-wallet, dan lainnya. Dengan beragam pilihan ini, pemain dapat memilih metode yang paling sesuai dengan mereka dan menikmati proses deposit yang cepat dan tanpa hambatan.
Sistem Keamanan yang Terjamin Keamanan adalah hal yang sangat penting dalam setiap transaksi online. Togel2Win menggunakan teknologi enkripsi terbaru untuk melindungi data pribadi dan transaksi para pemainnya. Dengan sistem keamanan ini, pemain bisa tenang dalam melakukan deposit dengan waktu yang sangat singkat.
Langkah Mudah Melakukan Deposit di Togel2Win
Untuk memulai deposit di Togel2Win, pemain hanya perlu mengikuti beberapa langkah mudah berikut:
Login ke Akun Togel2Win - Masuk ke akun Anda dengan menggunakan username dan password.
Pilih Opsi Deposit - Setelah masuk, pilih opsi deposit dan pilih metode pembayaran yang diinginkan.
Masukkan Jumlah Deposit - Tentukan jumlah dana yang ingin didepositkan dan pastikan informasi yang dimasukkan sudah benar.
Konfirmasi dan Selesai - Setelah mengonfirmasi, dana akan langsung masuk ke akun dalam waktu 1 detik. Sekarang Anda siap untuk bermain!
Bonus Menarik di Togel2Win
Selain sistem deposit yang cepat, Togel2Win juga menawarkan berbagai bonus dan promosi menarik bagi para pemain. Berikut beberapa di antaranya:
Bonus Selamat Datang - Pemain baru akan mendapatkan bonus selamat datang setelah mendaftar dan melakukan deposit pertama.
Bonus Harian - Setiap hari, Togel2Win memberikan kesempatan untuk mendapatkan bonus tambahan bagi pemain setia.
Cashback Mingguan - Pemain bisa menikmati cashback mingguan berdasarkan aktivitas bermain mereka di platform ini.
Mengapa Memilih Togel2Win?
Berikut adalah beberapa alasan mengapa Togel2Win menjadi pilihan tepat bagi para penggemar togel online:
Transaksi Aman dan Cepat - Dengan waktu deposit hanya 1 detik, pemain tidak perlu khawatir soal keamanan dan kecepatan.
Beragam Permainan Togel Menarik - Togel2Win menawarkan variasi permainan yang memungkinkan pemain merasakan pengalaman bermain yang berbeda setiap harinya.
Layanan Pelanggan 24/7 - Togel2Win menyediakan layanan pelanggan profesional yang siap membantu Anda kapan saja, memastikan setiap pemain mendapatkan dukungan yang diperlukan.
Kesimpulan
Dengan keunggulan fitur deposit super cepat, Togel2Win membuktikan bahwa mereka adalah platform yang selalu berinovasi demi kenyamanan pemain. Kemudahan ini, ditambah dengan bonus menarik dan jaminan keamanan, menjadikan Togel2Win pilihan yang ideal bagi siapa saja yang ingin bermain togel online dengan cepat dan tanpa hambatan. Jadi, tunggu apa lagi? Bergabunglah dengan Togel2Win sekarang dan nikmati kemudahan deposit 1 detik serta berbagai keuntungan lainnya!
0 notes
fajarntt · 7 days ago
Text
0 notes
Text
Cara daftar STKIP PGRI Nganjuk
Tumblr media
Mendaftar di STKIP PGRI Nganjuk adalah langkah awal bagi calon mahasiswa yang ingin meraih masa depan cerah di bidang pendidikan. Kampus yang berlokasi di Jalan AR Saleh No 21, Kelurahan Kauman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini menyediakan berbagai program studi dengan jenjang S-1 yang dirancang untuk mencetak tenaga pendidik profesional. Bagi Anda yang tertarik untuk bergabung, berikut adalah panduan lengkap cara mendaftar di STKIP PGRI Nganjuk.Tahapan Pendaftaran di STKIP PGRI NganjukProses pendaftaran di STKIP PGRI Nganjuk sangat mudah dan terstruktur. Terdapat beberapa tahap yang harus diikuti oleh calon mahasiswa. Berikut langkah-langkahnya:1. Pendaftaran OnlineLangkah pertama dalam proses pendaftaran adalah mengisi formulir secara online melalui Website: https://www.stkipnganjuk.ac.id. Di laman tersebut, calon mahasiswa akan menemukan formulir pendaftaran yang harus diisi dengan data pribadi dan pilihan Prodi. Adapun program studi yang ditawarkan oleh STKIP PGRI Nganjuk adalah:S-1 PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)S-1 Pendidikan EkonomiS-1 Pendidikan MatematikaS-1 Pendidikan Bahasa InggrisS-1 Pendidikan IPAFormulir pendaftaran ini memuat informasi dasar seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon, dan pilihan jurusan. Pastikan untuk mengisi semua data dengan benar dan lengkap.2. Pengiriman BerkasSetelah mengisi formulir pendaftaran online, calon mahasiswa diwajibkan mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan. Berkas tersebut dapat dikirimkan secara daring melalui email kampus di Email: [email protected], atau dikirimkan langsung ke alamat kampus di Jalan AR Saleh No 21, Kelurahan Kauman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.Dokumen yang harus dilampirkan meliputi:Fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisirPasfoto terbaru berwarna ukuran 3x4Fotokopi KTP atau identitas diri lainnyaBukti pembayaran biaya pendaftaranBiaya pendaftaran dapat dibayarkan melalui transfer bank yang detailnya tercantum di website. Setelah berkas dikirimkan, tim administrasi akan melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa seluruh persyaratan telah terpenuhi.3. Tes Seleksi MasukSetelah berkas diterima dan diverifikasi, calon mahasiswa harus mengikuti tes seleksi masuk. Tes ini biasanya mencakup ujian tertulis yang bertujuan untuk mengukur kemampuan akademik calon mahasiswa di bidang yang relevan dengan program studi yang dipilih.Sebagai contoh, bagi calon mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika, ujian akan mencakup soal-soal terkait matematika dasar dan logika. Sementara itu, untuk S-1 Pendidikan Bahasa Inggris, ujian mencakup tes kemampuan berbahasa Inggris, baik secara tertulis maupun lisan.Hasil tes seleksi ini akan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan apakah calon mahasiswa diterima di STKIP PGRI Nganjuk.4. Pengumuman Hasil SeleksiPengumuman hasil seleksi biasanya dilakukan beberapa minggu setelah tes dilaksanakan. Hasil seleksi akan diumumkan melalui Website: https://www.stkipnganjuk.ac.id, serta dapat diinformasikan langsung melalui email atau nomor telepon yang didaftarkan oleh calon mahasiswa.
0 notes