#awure
Explore tagged Tumblr posts
kid-sid · 1 year ago
Text
Tumblr media
Read between the lines
2K notes · View notes
missmonyea · 10 months ago
Text
Tumblr media
monica awur for system magazine.
12/2020.
📸 rafael pavarotti.
0 notes
pcktknife · 2 years ago
Note
tuproe ships calliemari incest on their twt awurou also filled with other horrible things, just a head up I know they’re popular in the splat community !
WHAAAAAAATTTTTT
Tumblr media
203 notes · View notes
aledisini · 21 days ago
Text
Being Human : Letting Allah Do The Rest
I've heard somebody said this, "the only task for us, as a human, is to hope and try. The rest is Allah's part, the answer for How is absolutely His part".
Kita manusia, hanya bisa mengusahakan.
Jujur gue kira kalau soal ikhlas dan berserah tuh gue udah lebih canggih dari dulu jaman awur-awuran di kampus. But it turns out, makin besar, makin dewasa, ujian ikhlas nya makin urang aring yha.
Baru banget minggu kemarin gue dibilangin, "kamu kaya nya belum ikhlas, belum nyerahin semua sama Allah. Usaha dunia nya kaya nya udah cukup deh, tinggal percaya sama Allah". Apa tydac shock? Padahal kerasa nya teh udah pasrah, yaAllah terserah aja mau dibawa kemana ini. Berarti sedih nya masih ketara banget wkwk.
Dulu, nasihat yang gue denger waktu mencoba buat doa yang lebih general adalah, doa-doa kita sebagai manusia yang banyak dosa ini dekat sama dunia. In short, sebagai manusia biasa yang bukan ustad dan orang alim, permintaan manusia biasa nya materi, kedudukan atau jabatan. Sebenernya ga salah juga, kadang untuk mencapai tujuan yang lebih besar hal-hal itu dibutuhkan. But the hardest part is, bagaimana mengelola harapan kita terhadap semua pinta itu. Makannya kalau doa yang lebih general asumsi nya lebih banyak berserahnya, kaya percaya pilihan nya Allah better than anythings.
Tapi ternyata dengan gue berdoa dengan lebih general ngga mengurangi all of my expectations. Jadi nya begitu ada yang ga tercapai apa? Kecewa kan. Manusia tuh tempatnya khawatir, besok gimana, tahun depan gimana, nanti besar jadi apa. Padahal ya cukup mikir sampai mengusahakan aja. Oh sama punya plan, jadi manusia harus tetap punya rencana, supaya ada motivasi dalam menjalani hidup eak wkwk.
So that's exactly what I'm tryin to do lately. Menghempas khawatir.
Menjadi manusia, artinya mengusahakan apapun sekuat tenaga. And let Allah do the rest.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّلَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” {QS Al-Baqarah: 216}
Bisa jadi, Allah punya plan yang lebih baik. Bisa jadi rencana yang kita punya hanya mendatangkan malapetaka. Bisa jadi Allah mau liat usaha kita lebih keras. Who knows. Tinggal kita, as a human, mau berdamai atau tidak dengan khawatir, atau malah membiarkan khawatir itu yang mendominasi overthinking.
As usual, selamat melangitkan pinta dan harap folks! Selamat menebar manfaat di ladang manapun tempat kaki ini memijak!
5 notes · View notes
dinisuciyanti · 2 years ago
Text
Aku masih tidak percaya, relasi yang aku bangun cukup kuat. Badai datang, tapi hanya seperti semilir angin di ubun-ubun semut. Semutnya yang awur-awuran.
Sustainable. Keberlanjutan. Enggak perlu fafifuwasweswos. Ya capek juga ya harus selalu memulai dari awal. Tapi gak sustain. Ya buat apa. Macem toge yang gak sempet jadi tumbuhan penghasil kacang ijo. Dipanen, dimasak. Numbuhin toge lagi dari biji kacang ijo. Akarnya gak ada. Ya makin banyak toge sih. Tapi lepas gitu aja dijadiin lumpia basah.
Btw aku jadi sekolah gak ya. Masih penasaran. Akan berakhir seperti apa. Jalanku belum dicor rupanya.
8 Juni 2023
34 notes · View notes
nabiladinta · 6 months ago
Text
Hari-Hari di Pamulang (3)
“Kamu cantik nggak?” tanyamu usil dan bikin kesal, haha. Aku malah balik bertanya, “Kakak ganteng nggak?”
Jelas bisa dipastikan jawabannya lantang dan percaya diri dirimu ganteng. Sambil ketawa lebar, ih dasar haha. Apalagi ini kali kedua kamu memanjangkan rambut. Buatku sepertinya semua lelaki harus mencoba berambut panjang, sebagaimana Bapak dan kedua adik laki-lakiku yang melewati rambut awur-awutan dan sok mau gondrong padahal keriting jadi lucu haha.
Secuil obrolan makan malam di warung nasi goreng dekat Taman Serua.
Waktu yang sedikit itu aku dan Rama habiskan dengan menonton film Inside Out 2 (punten kami betulan nggak sadar kalau film-nya masuk dalam produksi yang diboikot, sungguh) di mall terdekat dari rumah kami. Jelas dari judul filmnya bisa ditebak kalau yang nonton banyak anak-anak dan ibunya, jadi sembari kami menonton sesekali ketawa liat ekspresi anak kecil yang nggak sabaran dan maju ke depan sambil lendetan. 
Inside Out buatku dan Rama sangat dalam, ia berarti sebuah film yang dikemas unik, kreatif, dan canggih untuk menceritakan bahwa manusia tidak tunggal. Ia hidup bersama beragam emosi yang harus dijelajahi dan diterima. Meskipun seiring kita tumbuh dewasa, waktu seperti berhenti mengeksplorasi emosi dan rasa. Terjebak dalam kecemasan mendalam dan sukar diurai.
Ini kali kedua kami nonton di mall itu, sebagai orang yang nggak suka ke mall, praktis saja dan nggak perlu jauh mencari mall yang megah (hehe). Sepulang dari sana kami makan nasi goreng dan kwetiau dekat rumah Rama yang dibekali beberapa bakwan jagung panas dari Umi Rama. Itung-itung cemilan penyelamat perutku yang lapar sekali.
Hari yang tidak begitu panjang itu buatku (lagi-lagi) menikmati nafas lega di tengah udara Pamulang yang semakin panas dan sesak. Bagian yang tidak kalah berarti adalah jalan menuju mall yang Rama pilih sisiri, jalanan kampung sekaligus kluster perumahan elit yang menembus sampai tanah lapang luas serta kebun yang masih luas dipandang mata. Tentu tanah yang tidak bebas. Milik Abu Rizal Bakrie. Disertai beberapa bangunan yang terbengkalai.
Nafasku lega tapi hatiku sesak, yah apes sekali mau punya udara dan tanah yang bebas sulit sekali.
Ternyata, 
Lapangan sepak bola yang luas dan sejuk memandang ke langit itu 8-10 tahun lalu adalah ruang di mana hari-hari Rama diisi dengan ikut sekolah bola tiga atau kadang lebih dalam seminggu. 
Beberapa kali kami tentu salah jalan, Rama mencoba meraba memori masa lalunya yang perlahan berubah karena pembangunan kota. Buatku, justru jadi seru karena sesekali kami harus putar balik. Selain itu, percobaan ini mengingatkanku pada Bapak yang juga senang menyisir jalan-jalan kecil di Temanggung. Sembari bercerita tentang sebuah tempat, entah memorinya atau beberapa orang yang ia kenal menjajaki tempat itu.
Oh ya, langit sore itu cerah sekali. Mataharinya terang benderang. Memantul dari gedung mall yang tinggi.
Bandung, 23 Juni 2024
22.46
2 notes · View notes
ourlittlechocopie · 8 months ago
Text
Semenjak ngajuin resign nyawa dan isi kepalaku bener-bener udah ga di kantor :") Bahkan sejak puasa krn ya emang udh mantap mutusin buat resign pas puasa. Alhasil yaAllah kerjaanku amburadul:") Bbrp hal yg harusnya tuh "ga salah" jadi "salah" krn bener2 ga fokus dan ga double check. Pikiranku lagi awur-awuran ke mana - mana. Emang udah ga di kantor lagi. Tapi penggantiku belum dicari juga. Waktu efektif di kantor paling 14 hari lagi. Itupun klo aku ga izin sakit dan ke RS. YaAllaah mudahkan rana selesaiin sisa-sisa kerjaan ini supaya ga jadi beban nanti buat pengganti Rana. Klo kerjaanku salah-salah terus, aku makin nyalahin diriku sendiri yaAllah:(
3 notes · View notes
tulisanmantan · 2 years ago
Text
Era milenial ini sering menjumpai statment " Sikap istri tergantung suami. " Anggapan ini tidak selamanya salah dan tidak selalu benar.
Pada dasarnya semua kembali kepada dasar keimanan seorang istri, jika dari awalnya sudah baik beristri Fir'aun pun tetap baik, pun sebaliknya jika memang sudah dasarnya tidak baik beristri nabi pun tetap saja awur-awuran.
Tulisan ini tidak untuk menyudutkan pihak manapun, hanya saja mewakili para suami yang notabene selalu menjadi kambing hitam~
4 notes · View notes
barkingyiyo · 2 months ago
Text
29:10:24 — I told the stars about you.
Pertama kali gue ucapin ‘goodnight,’ gue masih bisa ngucapin dengan enteng dan ketawa-tawa, yang ada di benak gue waktu itu cuma keyakinan kalo gue termasuk dalam golongan orang-orang yang disebut gen-z ‘comsu.’ Commitment issues  , istilah yang banyak dipake anak-muda-jaman-sekarang tiap kali mereka gak berani memulai suatu hubungan. Kedua kalinya gue ngucapin, ucapannya lebih panjang dari sekedar ‘goodnight,’ tapi masih gue upayakan semuanya secasual mungkin, karena gue masih yakin kalo gue masih betah ditempelin titel comsu ini. Bahkan kalo perlu sih ditulis gede-gede, di jidat. Tiga kali, empat kali, kemudian dua belas kali kita bertukar ucapan ‘goodnight,’ semuanya lebih dari sekedar kata-kata, ada doa yang gue mulai sertakan, ‘semoga Marcell beneran tidur nyenyak,’ ada foto-foto lucu yang dia bagi ke gue sampe akhirnya gue malah gak ngantuk lagi, bahkan suatu kali gue nekat cium bibirnya yang gemes itu, waktu Marcell habis minum teh botol. Jangan salahin kenekatan gue malem itu, karena hari-hari sebelumnya selalu Marcell yang godain gue duluan. Nyatanya habis di cium?— kayaknya isi kepalanya sama awur-awurannya sama gue?
Tiga puluh kali gue ucapin ‘goodnight,’ bukan cuma mulut atau kepala gue yang bertugas memaksimalkan bakat WOA (yang sebenernya gak ada). Kadang-kadang ketambahan gue yang tiba-tiba deg-degan, kadang-kadang sedih karena obrolan serunya harus ditunda sampai besok, kadang-kadang ada pikiran ‘Marcellio, have you ever showing this side of yours to any other guys too?’ seolah-olah banyak bagian dari diri gue yang ikutan sibuk. Termasuk isi kepala gue yang mulai ribut, ‘yakin lu, masih comsu?’
Seratus kali gue ucapin ‘goodnight,’ rutinitasnya lebih dari sekedar kata dan doa, sekarang tupoksi gue bertambah jadi cium pipi, cium kening, peluk, dan puk-puk, bahkan kadang-kadang mendadak harus cosplay jadi pawang guguk kecil yang tantrum karena gak mau tidur. Padahal agenda pamer baju tidur imutnya udah selesai, dari mulai gambar paus, gambar kura-kura, gambar sapi, gambar beruang, gambar dino, semuanya gue udah hafal. Aircon juga udah bekerja ugal-ugalan demi tercapainya suhu enam-belas-derajat, berkebalikan sama selimut orennya yang mati-matian kerja keras biar Marcell-dan-plushiesnya gak kedinginan. Mau gimana lagi, yang penting Marcellio tidur nyenyak. Bet he loves to sleep in— igloo.
Tiga ratus empat kali gue ucapin ‘goodnight,’ gue ucapin dengan nada sedih, sambil minta maaf karena gue lagi-lagi belum sempat kasih Marcell hadiah apa-apa buat merayakan hubungan kita berdua yang ke sembilan dan sepuluh bulan. Ditengah gue yang drama sedih-sedih begitu, Marcellio cuma senyum dan bilang “gak apa-apa, nanti kamu bisa kasih hadiah kalo udah gak sibuk, kan kamu aja udah jadi hadiah buat aku?”
Marcellio dan isi kepalanya yang belum tamat gue pelajari. Marcell gak pernah permasalahkan hal-hal yang gue pikir bisa jadi masalah, tapi bisa nangisin hal-hal yang gue pikir gak akan jadi masalah. Contohnya waktu Klee keinjek gajah or dinosaurus or whatever di dunia game kesukaannya, waktu muka Childe yang katanya ganteng itu dipake jadi profile picture temennya, waktu layout sticker platform chat favoritnya berubah dari full screen ke half screen, dan sederet daftar kelakuan lainnya yang gue-sampai-saat-ini-masih gak ngerti.
Tapi Marcellio gak pernah nangis kalau nonton film. Minimal satu dari tujuh hari seminggu gue agendakan buat netflix and chill versi PG-13 dalam sepuluh bulan terakhir. Kebayang kan, udah sebanyak apa film yang gue ubek-ubek dari situs ilegal? 60% diantaranya memang tontonan ber genre action kesukaan Marcell. 20% diantaranya film sedih kesukaan gue, 20% lainnya kartun animasi random. Dan diantara semuanya, 75% gue isi dengan menangis, sementara dia menitikkan air mata satu tetes pun— nihil. Tapi setelah semua kebiasaan itu, rasanya gak ada lagi film yang pengen gue tonton sendirian, semuanya harus berdua. Karena gue udah gak terbiasa melewati dua jam penuh untuk fokus sama isi cerita, gak sekalipun gue bisa nonton tanpa distraksi tiba-tiba dari yang cuma sekedar cium, peluk, tiba-tiba gombal, atau “sayang, aku mau bikin pop mie dulu.” di tengah-tengah adegan krusial. 😊
Perlu gue ceritakan juga kalo approximately lebih dari 50% film yang kita tonton punya imaji yang berkaitan dengan langit-dan-luar angkasa. Dari mulai background story tragedi pesawat ala-ala Hijack 1971 or what (gue gak bisa inget tahunnya), old-but-gold movies ala 90an semacam Top Gun, sampe imaji sci-fi yang identik dengan roket dan astronot. Bet we undoubtly love NASA-things meski gak ngerti apa itu sebenernya NASA. Meski cuma bisa bengong liat si first-lead berlaga pake kostum astronot, meski cuma bisa mengeluarkan reaksi ‘WOW’ waktu liat betapa futuristiknya cockpit pesawat luar angkasa hasil imajinasi si-sutradara. Gue gak pernah tau, apa yang ada di dalam kepala Marcellio waktu nonton itu semua. Tapi yang selalu ada di kepala gue cuma satu, waktu gue nembak dia pake narasi-sok-keren tentang alasan tata surya mengorbit. Hasil binge-reading buku-buku astronomi tua online gratisan yang tentunya harus gue acak-acak isinya biar jadi si-paling-romantis. Kayaknya kalo dibaca lagi sih— cringe sendiri. 😅
Tapi satu analogi yang sampai saat ini gak berubah, semua planet mengorbit pada porosnya, sama kayak gue yang ada di sekeliling Marcell terus. He’s definitely my sun.
Kalau ngomongin lagi soal planet yang gak pernah berhenti berputar, ‘hidup sejatinya memang dinamis.’ kata pakar ilmuwan profesional or whatever you named it. Tapi ada satu hal yang gue sematkan sebagai anomali, karena gak pernah berubah sedikit pun dalam sepuluh bulan terakhir: kebiasaan makan Marcellio-si-picky-eater. Sepuluh bulan, tiga kali sehari, makanan yang dia makan gak jauh-jauh dari ayam ipi, mie, kwetiau goreng, nugget bubble, nasi campur, kentang goreng, kimbab, steak ayam, sop, brokoli (eliminated from the list), pangsit a4, chiki, yupi, dan es teh. Dengan catatan, TIDAK PEDAS. He definitely wrote it boldly, on the top of the list. Marcellio gak pernah suka makanan pedas, tapi bisa endure komentar pedas dari orang-orang di sekitarnya. His mom raised him very well, anger-issues has never been in his dictionary.
Malam ke tiga ratus lima, gue belum tau sih mau ucapin ‘goodnight’ yang seperti apa. Mungkin sebagian besarnya gue isi dengan bersyukur. I always feel grateful, punya pacar yang sabar dan gak pernah sedikit pun nambahin isi pikiran gue dengan hal-hal yang negatif. He is always been very thoughtful, dan selalu berusaha memahami apa yang ada di kepala gue. Gue juga belum jadi pacar yang sempurna, but I really wish he would feel the same way too, meskipun gue masih belajar— I wrote this down to the stars in the sky, about the ‘star’ that I hold dearly. 
Tumblr media
Marcellio, even if our universe has never exist, our string always meant to be.
‘Cheers to our 10th months anniversary,’
Your beloved Captain, Yesse.
0 notes
yunistya-nys · 2 months ago
Text
Jikalau kamu lagi demot dan merasa urusannya awur-awuran (padahal sudah diusahakan tertata rapi), paksakan diri buat baca Qur'an dan berbagi sesuatu yang membuat orang lain bahagia. Apa ya... Kayak sepunya-punyanya kamu atas seisi dunia ini, tetep aja fakir alias ngga punya apa-apa. Apasih yg bisa dibanggakan dari semua usaha dan doa kamu?
Eling. Eling, plis. Semuanya terjadi atas izin-Nya. Semua ada maksudnya. Sehebat-hebatnya manusia, nggak akan ada yang bisa ngalahin kuasa-Nya.
Kadang kamu ngerasa ngga punya pilihan/ opsi sama sekali. Padahal yang ada di depan mata, mau diterima atau tidak: itu jadi bagian dari pilihan/ opsi juga.
Jadi?
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
sandrazayres · 3 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
https://sambazayres.com/hola-rio-e-a-internacionalizacao-do-carnaval-carioca/
Palavras
Assessoria em comunicação
Direção
André de Biase
Cristina Rio Branco
Cooperação
Julia Moura
Atendimento
Mariana Magdaleno
Crédito Fotos Mart’nália e Paulinho Moska, Gregorio Duvivier, Zahy Tentehar, Os Bruzundangas, Cia de Dança Carlinhos de Jesus, Awure, Aquela Cia Carangueijo Overdrive e As Marias da Graça são algumas das atrações (Fotos: Divulgação)
Proibido a reprodução das imagens sem autorização expressa do autor Lei 9610 de Direito Autoria
0 notes
zarithial · 7 months ago
Note
🎀🌙💙!!
awur!!! thank you!!! im glad i am funny to you :]
hrahahah.
1 note · View note
pangpingpong · 8 months ago
Text
Piling up
Entah kenapa gue merasa, mekanisme stres gue saat ini adalah freeze. Bukan flight untungnya, tapi jeleknya freeze tuh ketika deadline makin banyak, makin stres gue, makin rajin gue nonton kdrama atau jdrama. Sama scroll tidak berguna. PADAHAL SIH UDAH TAHU YA, ITU SUNGGUH TIDAK BERFAEDAH.
Ya mending nulis manuskrip sih. Tolong seseorang ambil hape gue dari gue, SEGERA!
Kayanya gue bisa hidup tanpa hape (boong deng). Nanti orang rumah ngamok - ngamok kalau gue sulit dihubungi.
Satu - satunya yang bisa memaksa diri gue untuk mengerjakan laporan penelitian adalah DIRI GUE SENDIRI. Dan oh gue menambah masalah, NGANTUK tapi minum KOPI. Ya udah tahu ga ngaruh juga, emang badan gue cenderung fast metabolism caffeine. Tapi ya gak papa. Harga kopinya bisa menambah beban untuk mengerjakan ini semua
TANPA DRAMA, TANPA PERASAAN, TANPA PENUNDAAN
Eh bagus juga tuh dibuat slogan perusahaan apa gitu kan ya (ngehalu aja).
Another thing yang bikin gue tertekan termotivasi untuk beqerja adalah kacamata baru yang harganya udah bisa ketebak tapi tetep bikin ngelus dada. Turned out gue ada silinder dan selama ini minus gue kegedean. Dahlah ~~ Pantas aja kalau dipakai kelamaan malah puyeng. Untung pas dicek ga nambah. Minus sih tetap ada.
Gue lagi gila nonton drakor (tapi judulnya ga mau gue spoiler soalnya udah hype, jadi lu tebak sendiri aja - kalau mau). Yang bikin gile tuh alur dramanya yang oke, karakternya juga prik banget, serta chemistry off screen pemainnya awur - awuran. Pengen gue seret dua main leadnya ke KUA, tapi kan di Sokor mereka ga perlu ke KUA ya. Jadi ga guna. Terus gue dihadapkan pada kenyataan bahwa off screen dan on screen itu bisa beda banget, jadi mari kita menjadi FANS yang PROFESIONAL wkwk. Mari kita dukung semua karya mereka berdua kedepannya.
Hal lain yang piling up selain deadline adalah asam laktat. Entah kenapa kemarin keknya gue terlalu semangat buat olahraga, jadinya badan pegel semua kek digebukin. Udah tahu harus istirahat sih buat meningkatkan pengangkutan asam laktat ke hati, tapi gue harus begadang. Ya apalagi kalau bukan karena deadline yang sengaja banget gue tumpuk - tumpuk wkwk (monangis tapi ya udah ketawain ajalah hidup).
1 note · View note
filmsnobreviews · 10 months ago
Text
Review: Unpacking
Title: Unpacking MPAA Rating: Not Yet Rated Director: Alexandra Clayton, Michal Sinnot Starring: Dania Arancha, Handayadi Awur Yadi, Sam Bianchini Runtime: 1 hr 27 mins Continue reading Review: Unpacking
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tasyaa-na · 10 months ago
Note
Dear kak tasyaa.. Kak salam kenal, aku tahu kakak sejak mahasiswa, saat kakak kerja praktik di papua. Gaya hijab kak tasyaa yg khas jd inspirasi aku jd berhijab rapi juga😅 Kak semoga sehat selalu ya, semoga Allah berikan kekuatan dan kemudahan untuk kakak dan keluarga. Semoga Hasan dan haya menjadi Qurrota A'yun penyejuk hati orang tuanya :)
MasyaAllah, udah hampir 10 tahun yang lalu ya itu. Sekarang mah hijabnya udah awur-awuran ditarik Hasan hahaha. Ini siapa btw? Aamiin ya rabbal alamiin.. Terima kasih banyak doanya 🤗
0 notes
enigmalestari · 1 year ago
Text
https://www.timenews.co.id/gaya-hidup/9959769355/kelezatan-adonan-tahu-awur-awur-sekali-makan-gak-cukup-satu-bikin-nagih-simak-resep
1 note · View note