#asal on spotify
Explore tagged Tumblr posts
Text
OH MY GOD I WAS THINKING TO MYSELF COBEL AND REGHABI HAVE CRAZY RIVALS TO ENEMIES TO LOVERS POTENTIAL AND I THOUGHT IWAS ALONE IN THIS BUT I JUST SAW AN EDIT HERE TAKE ALL MY MONEY

IM GOING INSANE. LESBIAN STEM BROS 4EVER
24 notes
·
View notes
Text
This week’s Musical Obsession is…….
“Asal Mein” by Darshan Raval
Guys……… I have no words for this song.
I listened to it nonstop yesterday and I’m listening to it on looping right now. I’m just in love?????? Like, the softness of his voice, the way he sings like he’s about to cry???? THE LYRICS????????? I’m deceased dead
And the more upbeat vibe in the middle of the song makes me want to dance and twirl away.
10000000000/10 beautiful song would listen to again
#learning hindi#langblr#hindiblr#desiblr#hindi#i just wanted to say that#when I *understood* तुस नहीं हो मेरे#I almost screamed in the middle of the night#everyone asleep and me shouting I GOT IT#I GOT IT OH MY GOD IM SO HAPPY#it may seem like no big deal#but my hindi listening is very bad#BUT ITS IMPROVING#AAAAAAAA#hindi music#Spotify#kosdan rambles#asal mein#darshan raval#asal mein by darshan raval#kosdan’s playlist
3 notes
·
View notes
Text
January playlist ⋆。°✩
Spotify: lilithecherry
Playlist link
#music#playlist#my playlist#january#January playlist#spotify playlist#Spotify#party 4 u#charli xcx#addison rae#nessa barrett#diet pepsi#aquamarine#asal#how im feeling now
6 notes
·
View notes
Text

This comes out 11/22 muahahahah
5 notes
·
View notes
Text
in case ya’ll wanna add 🙇🏽♀️
1 note
·
View note
Text
biografi Aan Doang, musisi muda asal Banten

Nama Lengkap: Aan Doang Tempat dan Tanggal Lahir: Serang, 6 Juli 2000 Instagram : @aandoang01
Aan Doang, musisi muda berbakat asal Banten, adalah salah satu figur terkemuka dalam industri musik Indonesia. Dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan produser musik, perjalanan karirnya yang menginspirasi dimulai pada tahun 2021 sebagai penyanyi solo vocal. Namun, sebelum menjadi musisi solo, Aan Doang adalah vokalis dari band Layang Band yang kini telah bubar karena kesibukan masing-masing.
Aan Doang memulai perjalanan musiknya sebagai vokalis utama di band Layang Band, sebuah grup musik yang berbasis di Banten. Band ini mendapatkan perhatian dengan suara vokal Aan yang kuat dan kemampuan bermusik yang luar biasa. Mereka merilis beberapa lagu yang populer di tingkat lokal dan menarik perhatian di kancah musik regional.

Pada tahun 2021, Aan Doang mengambil langkah berani dengan memulai karirnya sebagai penyanyi solo. Ini adalah langkah besar yang memunculkan keterampilan pencipta lagu dan produser musik dalam dirinya. Sebagai penyanyi solo, Aan Doang segera menonjol dengan suara vokal yang emosional dan lirik-lirik yang mendalam dalam lagu-lagu ciptaannya, Aan Doang juga memiliki perusahaan label musik PT. AAN MUSIC PRODUCTION, sebagai label rekaman dan publishing lagu.
Sejak memulai karir solo, Aan Doang telah merilis beberapa lagu yang sangat sukses dan meraih pengakuan di dunia musik. Lirik-lirik puitisnya menggambarkan cerita cinta, perjuangan hidup, dan refleksi pribadi yang dapat meresap ke dalam hati pendengarnya. Karyanya juga mencakup berbagai genre musik, dari balada romantis hingga lagu-lagu berirama energik, lagi yang sudah dirilis yaitu Tuhan Ku Mencintainya dan Izinkan Aku yang sudah tersedia di semua platform musik digital.
Aan Doang adalah contoh nyata keberanian dalam mengejar impian. Dari awal sebagai anggota band hingga menjelma menjadi musisi solo sukses, ia telah menunjukkan dedikasi dan ketekunan yang menginspirasi banyak orang. Pesannya untuk semua orang adalah bahwa passion dan kreativitas dapat membuka pintu menuju prestasi yang luar biasa.
Aan Doang terus berkembang sebagai musisi dan seniman. Dengan bakat yang dimilikinya, ia memiliki masa depan yang cerah dalam industri musik Indonesia. Melalui musiknya, ia terus membagikan cerita, emosi, dan inspirasi kepada pendengar di seluruh negeri.
Aan Doang adalah bukti bahwa ketekunan, passion, dan kreativitas dapat membawa seseorang menuju prestasi luar biasa dalam dunia musik. Dengan bakatnya yang mengesankan dan karya-karya yang memikat, ia akan terus menjadi nama yang diperhitungkan dalam industri musik Indonesia.
#Aan Doang#Biografi Aan Doang#Artis Aan Doang#Musisi Banten#Penyanyi asal Banten#Lagu Aan Doang#Spotify
0 notes
Text
I was tagged by @celine-song to put my on repeat playlist on shuffle and post the 10 songs that play (thank yew 🩵🎶)
The Emotion - BØRNS
Read the Room - BEL
misses - Dominick Fike
sHe - ZAYN
Pretty Juvenile - Asal
MILLION DOLLAR BABY - Tommy Richman
Give Me All Your Love - Flash Forward, Deaf Havana
BIRDS OF A FEATHER - Billie Eilish
Us - Tanerélle
Pieces - Andrew Belle
These didn't come from any playlist that I made but from the actual repeat playlist made by Spotify based on songs I've listened to a lot lately. I need new music rn tho.
tagging: @madeline-kahn @chappelroans @hotgirlcoded @radicaloptimisms @claudiasjessies
+ @sheryl-lee @vinmauro @bringiton @divineandmajesticinone
7 notes
·
View notes
Text
Bala Romantica : Band Asal Cianjur Dengan Karya Terbaru dan Albumnya

BALA ROMANTICA adalah band yang terbentuk pada akhir 2019, dimulai oleh dua sahabat, Fikry Haekkal (vokal) dan Fahmi Indrus Al-Jufri (gitar), yang bertemu saat kuliah. Nama BALA ROMANTICA muncul karena mereka ingin bermusik dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menciptakan karya sendiri. Mereka kemudian mengajak Reza Rahman Firdaus (keyboard), dan konsep awalnya adalah menciptakan musik pop yang fresh, dengan sentuhan synthesizer dan nuansa pop kreatif ala 80-an yang penuh warna.
Saat pandemi melanda di awal 2020, BALA ROMANTICA semakin solid dengan bergabungnya Arya Adhipati (bass) dan Octa Gobin Samra (drum). Sejak saat itu, mereka semakin dikenal dengan julukan "Balada Soul." Nama ini mencerminkan gaya musik mereka yang unik: lagu-lagu yang seringkali terasa melankolis, tapi dibalut dengan musik yang ceria, sesuai dengan tagline mereka, "Sad Song But a Cheerful Atmosphere". Mereka punya cara sendiri untuk menggabungkan lirik yang sedih, dengan atmosfer yang justru menyenangkan, lengkap dengan pilihan kata dan gaya bahasa 80-an yang tetap terasa relevan untuk generasi muda sekarang.
BALA ROMANTICA memulai perjalanan mereka sebagai band reguler pada tahun 2020 dan sering membawakan lagu-lagu yang sedikit berbeda dari yang biasa didengar, seperti karya dari Maliq & D’Essentials, Jamie Cullum, Earth Wind & Fire, hingga The Groove. Meski begitu, mereka nggak berhenti berkarya, dan pada tahun 2020, mereka merilis single pertama mereka, "Kagum Saja", yang berhasil menarik perhatian banyak orang. Single ini menghadirkan pop ringan dengan lirik yang sederhana, dan membuat BALA ROMANTICA semakin dikenal di industri musik Indonesia.
Tak lama setelah itu, mereka merilis single kedua, "Depan Rumah", yang mengusung nuansa 80-an dengan irama disco yang catchy. Tahun 2021, BALA ROMANTICA meluncurkan mini album pertama mereka berjudul "GeloraRia", yang berisi 5 lagu. Mini album ini mendapat sambutan hangat dari penggemar, dan mereka mengadakan showcase pertama yang super intimate. Showcase tersebut sukses besar, dengan lebih dari 300 orang yang datang untuk menikmati pertunjukan.
Semakin dikenal, BALA ROMANTICA mulai tampil di panggung-panggung besar dan mengisi berbagai acara di luar kota, seperti pensi SMA F2WL, Sunset di Kebun, Bandung MesArt, dan banyak pensi SMA serta kampus lainnya.
Pada awal 2024, dengan banyaknya dukungan dari penggemar, BALA ROMANTICA memutuskan untuk menggarap album pertama mereka yang sangat personal dan sentimental. Mereka memulai dengan merilis single "Trauma", lagu yang sangat menggambarkan tema mereka, "Sad Song But a Cheerful Atmosphere". Single ini bahkan berhasil menarik perhatian di luar negeri, termasuk masuk ke dalam playlist Spotify “Mob” di Amerika.
Setelah itu, mereka merilis dua lagu lagi. Yang pertama, "Seniman", dirilis pada awal Oktober 2024, menggambarkan perasaan para seniman yang merasa dicintai oleh orang-orang terdekat, tetapi juga merasa diremehkan karena pekerjaan mereka yang dianggap nggak punya masa depan yang pasti. Lalu, di pertengahan November 2024, mereka merilis "Antara Ingin dan Angan", sebuah lagu dengan beat yang segar, menunjukkan bahwa BALA ROMANTICA tidak hanya berkarya dengan sentuhan 80-an, tetapi juga siap bereksperimen dengan pop modern yang lebih fresh.
Semua lagu-lagu tersebut akan masuk ke dalam album pertama mereka yang rencananya akan dirilis pada awal tahun 2025. Album ini akan diberi nama "DRAMANTIKA", dan berisi 11 lagu yang menceritakan perjalanan asmara seorang badut, yang menjadi karakter utama dalam album ini.
1 note
·
View note
Text
Makna Pulang, dan Tanggung Jawab Merawat Bumi serta Kebudayaan
“Pulang adalah tindakan paling radikal, jika diikuti dengan keberanian untuk menjaga apa yang dahulu membuat kita merasa utuh.”
Banyak orang mengira pulang itu soal lokasi. Padahal sesungguhnya, pulang adalah tentang kesadaran: bahwa kita berasal dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri—dari tanah, dari bahasa ibu, dari suara bambu yang ditiup angin sore, dari dongeng sebelum tidur yang diceritakan nenek dengan mata separuh buta.
Dan saat kita menyadari itu, pulang bukan lagi destinasi, melainkan tanggung jawab.
Pulang Itu Merawat Bumi
Kita berasal dari tanah. Bahkan dalam keyakinan banyak agama, manusia diciptakan dari tanah. Maka saat kita kembali ke kampung, kita sejatinya menemui ibu kita yang pertama: bumi.
Namun, betapa sering kampung halaman menyambut kita dalam keadaan luka: sawah yang dijadikan perumahan, sungai yang berubah hitam, hutan yang tinggal cerita, dan anak-anak yang tak lagi tahu bentuk daun jati.
Pulang adalah panggilan untuk menyembuhkan.
Dan generasi hari ini—yang pernah hidup dalam gegap teknologi—pelan-pelan mulai memahami: keberlanjutan bukan wacana kota, tapi praksis desa. Karena sesungguhnya, desa-desa Indonesia telah ribuan tahun hidup berkelanjutan: panen sesuai musim, memakai apa yang tumbuh, membagi air sesuai adat, membangun rumah tanpa menyakiti hutan.
Kini, generasi mudik harus datang bukan hanya membawa parcel, tapi juga pengetahuan untuk menyambung kembali yang putus: antara kearifan lokal dan teknologi modern yang ramah bumi.
Tanah itu bukan sekadar hamparan tempat berpijak. Ia adalah arsip kita. Dan siapa yang tidak merawat arsipnya, akan kehilangan identitasnya.
Pulang Itu Merawat Kebudayaan
Bahasa ibu yang kita tinggalkan, lagu daerah yang tak kita nyanyikan lagi, cerita rakyat yang kita anggap kuno—semuanya sedang menunggu untuk dipulangkan. Budaya bukan sesuatu yang kita warisi. Ia adalah sesuatu yang kita pelihara dengan sadar.
Ketika kita mudik, kita bukan hanya pulang ke rumah. Kita pulang ke silsilah cerita, ke ritus-ritus kecil seperti meminum kopi dari cangkir enamel, atau mengikat janur di pintu rumah. Semuanya kelihatan remeh, tapi dari situlah manusia belajar siapa dirinya.
Kini, tugas kita adalah membawa kembali kebudayaan ke dalam percakapan sehari-hari. Tak harus dalam bentuk museum, tapi dalam praktik hidup: menulis puisi dalam bahasa ibu, mengajari anak-anak nama-nama pohon, menghidupkan kembali permainan tradisional bukan karena nostalgia, tapi karena ia mengajarkan solidaritas.
Kebudayaan adalah pulang yang tak pernah selesai.
Menyatukan Dua Rumah: Kota dan Kampung, Tradisi dan Inovasi
Generasi muda hari ini punya dua rumah: kota dan kampung, Instagram dan cerita rakyat, algoritma dan petuah nenek. Dan tantangan kita bukan memilih salah satu, tapi menyatukan keduanya dengan hormat.
Ketika seorang anak muda mengajari petani cara mengakses cuaca lewat aplikasi, atau mendokumentasikan lirik tembang Sunda lalu membagikannya di Spotify, di situlah kita melihat pulang sebagai tindakan kreatif yang berakar dan bertunas.
Karena rumah yang baik bukan hanya tempat kita kembali, tapi tempat kita bisa mengubah tanpa merusak. Dan hanya orang yang sudah “pulang” ke dirinya sendiri yang bisa membedakan mana perubahan, mana penghilangan.
Pulang Sebagai Kemenangan Spiritual
Akhirnya, pulang adalah tentang kejujuran pada asal.
Bahwa kita tidak tercipta untuk mencabut akar dan menjadi manusia digital semata. Kita butuh tanah yang kita kenali baunya, bahasa yang kita mengerti nadanya, dan budaya yang kita rawat bukan karena diwajibkan, tapi karena di sanalah jiwa kita terasa utuh.
Dan bila bumi tetap subur karena kita menanaminya, bila budaya tetap hidup karena kita menjaganya, maka pulang telah kita ubah menjadi sesuatu yang lebih agung dari sekadar perjalanan: menjadi peradaban.
#mudik 2025#pulang#budaya#merawatkebudayaan#merawatbumi#keberlanjutan#sustainability#sustainableliving#mudikbermanfaat
0 notes
Text
Band for Revenge dan Meiska Rilis “Sadrah” Versi Akustik di Spotify
INGATLAH.COM – Grup band rock alternatif asal Bandung, for Revenge, berkolaborasi dengan penyanyi Meiska dalam perilisan single “Sadrah” versi akustik yang sudah dapat dinikmati di platform streaming musik, termasuk Spotify. Dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, proses penggarapan lagu ini hanya memakan waktu satu bulan, mulai dari tahap konsep hingga rekaman. Versi akustik “Sadrah”…
0 notes
Text
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat siang semua apa kabar? Semoga dalam keadaan baik-baik saja dan alhamdulilah hari ini gue bisa aktif menulis lagi.
HEH??? hebat lo katain gue bapuk ya, sukses lo katain gue bacot ya, eh tau gak sih gara-gara lo katain gue bacot, gue sekarang udah jadi ketua panitia event organizer terkenal yang jago nanganin acara-acara musik di jakarta hayooo??? Terus kerjaan gue nulis yang tadinya nulis blogger yang dimana lo ngebully gue dengan sebutan blogger kampung ya, sekarang gue udah jadi penulis novel terkenal padahal itu asal muasal karier menjadi seorang penulis.
Hebat ya gue hebat-hebat lo sendiri kerjaanya apa? Ngomongin artis, terus ngomongin gue dari belakang apa kerjaannya? Percuma gak bisa jawab alias BISU udah ya.
“Eh iya si bapuk apa kabarnya sayang”kata si laki-laki itu feeling gue udah nggak enak, tapi giliran ngomongin artis mereka nomor satu, gak usah nonton konser dengerin lagunya aja yang katanya joox paling banyak yang ngedownload padahal lebih banyak spotify yang download udah keburu boros sama kuota udah.
Gue biar kata diem tapi tahu semuanya gatau mentang-mentang gue ini lemah, gak salah kalo kelas lo beraninya cuma ngomong doang.
Jangan berhalusinasi untuk bisa jadi orang terkenal kayak gue kalo gak ngerasain perjuangan gue semuanya dari 0 (Nol)ya, gue kecewa sama lo semua, gak ngehargain usaha gue, gak ngehargain jerih payah gue, jelas gue kecewa udah kalo kayak gini ya?😂😂😂🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Kenapa sih kawinnya dicepetin bukan karena masalah perkara gue pake baju perempuan tapi karena udah kepatokan umur, juga umur gue udah banyak ya.terus gue juga kakak gue musti maklumin kerjaan suami kita orang sibuk kerja jadi artis gak pulang-pulang yang ada kita dibawa jalan ikut touring sama mereka, sekali dua kali oke gue ngumpul sama lo semua, tapi kalo tiga kali dan seterusnya ogah udah ya.😡😡😡😂😂😂🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Itu bocil-bocil kita bawa skalian liburan, biasalah kekhawatiran orang tua, takutnya diapa-apain.
Susah niruin omongan gue yang sekarang, susah niruin ketawa gue yang sekarang, karena anda tidak mau menerima saya udah jelas.karena gue ketawa lepas seolah-olah nggak ada beban.
Terima kasih semua sudah menyempatkan waktu untuk baca tulisan ini, kurang lebihnya mohon maaf serta assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan selamat siang.🙏🏻🙏🏻🙏🏻😂😂😂.
1 note
·
View note
Text
Darshan Raval’s Evolution: A Musical Chameleon
The Indian music industry is brimming with talent, but few artists have managed to create a niche as distinct and impactful as Darshan Raval. His ability to seamlessly blend melody with emotion has made him a favorite among millennials and Gen Z. From love ballads to foot-tapping dance numbers, Darshan has a song for every mood, and his music has become the soundtrack of countless lives. This article explores how Darshan Raval has emerged as the voice of a generation and why his songs resonate so deeply with fans.
The Journey Begins
Darshan Raval’s story is one of passion, perseverance, and pure talent. Born on October 18, 1994, in Ahmedabad, Gujarat, Darshan’s journey into the world of music was anything but conventional. Unlike many artists who are born into musical families, Darshan had no formal training in music. Instead, he nurtured his love for singing through self-practice and experimentation.
His big break came in 2014 when he participated in the reality show India’s Raw Star. Though he didn’t win, his performances left an indelible mark on the audience. His charm, coupled with his melodious voice, made him an instant fan favorite. The exposure from the show catapulted him into the limelight, and there was no looking back.
Musical Style and Relatability
What sets Darshan apart from many of his contemporaries is his ability to craft songs that resonate with people on a personal level. His music often revolves around themes of love, heartbreak, hope, and longing — emotions that are universally felt, especially by the younger generation.
One of his most iconic tracks, “Tera Zikr,” exemplifies this. Released in 2017, the song struck a chord with listeners for its poignant lyrics and soul-stirring melody. It quickly became a viral hit, amassing millions of views on YouTube and earning Darshan a loyal fan base. The song’s success was not just about its melody but also its relatability; it mirrored the bittersweet experiences of love and loss that so many people go through.
Darshan’s music transcends language barriers as well. While he primarily sings in Hindi, he has also ventured into Gujarati and Bengali music, broadening his appeal and showcasing his versatility. His ability to adapt his style to different languages and cultural contexts has earned him fans from diverse backgrounds.
Connecting with the Digital Generation
In today’s era, an artist’s success is often measured not just by their music but also by their digital presence — and Darshan Raval excels in this aspect. With millions of followers across platforms like Instagram, YouTube, and Spotify, Darshan has mastered the art of connecting with his audience online.
What makes Darshan’s social media presence unique is its authenticity. He often shares behind-the-scenes glimpses of his work, personal anecdotes, and interactive content that makes fans feel like they are part of his journey. Whether it’s a heartfelt post about his latest song or a casual Q&A session with fans, Darshan’s approach to social media is genuine and engaging.
This digital-first strategy has played a significant role in his popularity among millennials and Gen Z, who are more connected to their favorite artists than ever before. Platforms like YouTube have been instrumental in amplifying his reach, with many of his music videos garnering millions of views within days of release.
Impact on Youth Culture
Darshan Raval’s music is more than just entertainment; it’s a reflection of youth culture. His songs often serve as an emotional outlet for young people navigating the complexities of relationships, self-discovery, and life’s challenges. Tracks like “Asal Mein” and “Mehrama” capture the nuanced feelings of love and heartbreak in a way that feels authentic and deeply personal.
Beyond his music, Darshan has also become a role model for many aspiring artists. His journey from a small-town boy with big dreams to a national sensation inspires countless young people to pursue their passions, regardless of the obstacles in their path.
Collaborations and Achievements
Darshan’s collaborations with other artists and composers have further solidified his position in the industry. Songs like “Chogada” from the movie Loveratri and “Kamariya” showcase his ability to create chart-topping hits that appeal to both the masses and niche audiences. His association with major labels like Warner Music India has also enabled him to explore new genres and reach a global audience.
With over 18 million monthly listeners on Spotify and a robust presence on other streaming platforms, Darshan is not just a national star but an artist with international appeal. His ability to consistently produce hits while staying true to his roots is a testament to his talent and dedication.
Why Darshan Raval Resonates
At the core of Darshan Raval’s success is his ability to connect emotionally with his audience. His songs are more than just music; they are stories that listeners can relate to. Whether it’s the pangs of unrequited love or the joy of a festive celebration, Darshan’s music captures the essence of life’s moments in a way that feels both personal and universal.
This relatability is further amplified by his humility and approachability. Despite his fame, Darshan remains grounded and continues to engage with his fans in meaningful ways. This authenticity, combined with his undeniable talent, makes him a beloved figure in the Indian music industry.
Conclusion
Darshan Raval is more than just a singer; he is a phenomenon who has struck a chord with a generation. His journey from a budding artist in Ahmedabad to a celebrated name in Bollywood is a testament to his hard work, talent, and ability to connect with people through his music. As he continues to evolve and experiment with his craft, one thing is certain: Darshan Raval’s voice will continue to resonate with fans for years to come.
If you haven’t already, dive into Darshan Raval’s discography and experience the magic of his music firsthand. Follow him on social media to stay updated on his latest releases and behind-the-scenes moments. And if you’re an aspiring artist, let Darshan’s journey inspire you to chase your dreams with determination and passion.
1 note
·
View note
Text

Asal by Sara
3 notes
·
View notes
Text

Girl in Red, Marie Ulven Ringheim. ❤️
Marie Ulven Ringheim adalah gadis kelahiran 16 Februari 1999 yang merupakan penyanyi sekaligus penulis lagu dan produser rekaman asal Norwegia, yang dikenal dengan sebutan Girl in Red. EP miliknya terdiri dari Chapter 1 (2018) dan Chapter 2 (2019) direkam di kamar tidurnya dan menampilkan lagu-lagu tentang percintaan dan kesehatan mental. Dirilis melalui AWAL, album studio debutnya If I Could Make It Go Quiet (2021), sukses kritis dan komersial, dan memenangkan tiga Spellemannprisen, termasuk Album Terbaik Tahun Ini.
Girl in Red terkenal dengan lagu bergaya bedroom pop berbalut indie rock dengan lirik seputar romansa dan kesehatan mental. Musiknya sendiri terinspirasi dari The Smiths dan Taylor Swift yang memiliki aroma pop namun dipenuhi semangat indie. Single pertama yang ia rilis adalah "I Wanna Be Your Girl Friend" di SoundCloud pada tahun 2016 dan telah mendapatkan lebih dari 150 juta pendengar. Sepanjang tahun 2018, ia telah mengumpulkan setidaknya 7 juta streamer di Spotify.
Beberapa lagunya berbicara tentang ketertarikan seksualnya kepada wanita seperti "Girls" dan "Bad Idea!". Namun seperti yang ia katakan bahwa musik bersifat universal, siapa saja dapat mendengarkan dan menikmatinya terlepas dari orientasi seksual masing-masing.
Girl in Red juga baru saja melepas single terbaru yang diberi judul “Too Much”. Single ini menjadi awal untuk perilisan album barunya I'm Doing it Again Baby! Yang dirilis pada April tahun ini.
0 notes