#ariefenpe
Explore tagged Tumblr posts
Text
Seni dan Puisi: Rumah Ingatan
Kolaborasi Yang Sepertinya Masih Hangat
Ulasan / Ditulis tanggal: 16 Desember 2018 / Disunting tanggal: 21 Agustus 2019
Definisi seni menurut Ki Hajar Dewantara adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia (2018: 11). Seni sangat erat kaitannya dengan estetika, karena pada dasarnya estetika adalah proses pengamatan indrawi terhadap suatu objek yang kemudian mampu menimbulkan persepsi baru bagi pola pikir seseorang.
Menurut Alexander Gottlieb Baumgarten, Estetika memiliki makna yang lebih mendalam dibanding elemen artistik sebuah karya, tetapi sangat erat kaitannya dengan keindahan, karena estetika merupakan sebuah studi yang dimanfaatkan sebagai wahana keilmuan yang terkait dengan kesenian. Keindahan dalam cabang kesenian bermuara pada keselarasan. Jika di dalam puisi kita mengenal adanya kata, larik, bait, diksi, rima, irama dan makna tersirat, maka dalam seni rupa kita mengenal adanya warna, bentuk, proporsi, kontras, tekstur dan semua unsur visual yang mampu membentuk penekanan, irama dan keselarasan.
Sebagai mana puisi, lukisan –khususnya lukisan abstrak— merupakan refleksi batin dari perupanya. Keduanya merupakan rangkaian bahasa dan simbol yang lahir sebagai ekspresi terstruktur berdasarkan pengamatan empiris seseorang dan ditujukan kepada orang lain. Maka dari itu, pengamat yang satu dengan pengamat yang lain tidak jarang memiliki interpretasi yang berbeda. Maka dari itu, diperlukan pengkajian lebih dalam dan intens terkait puisi dan lukisan itu sendiri, karena keduanya secara tidak langsung melatih kemampuan sensorik seseorang dalam memaknai suatu karya.
Alkisah, kiranya sebelas duabelasbulan yang lalu tercetuslah sebuah kolaborasi seru nan hebat antardua dinasti yang sama kuat, yaitu dinansti Han dan dinasti Ming. Dipimpin oleh masing-masing kesatria yang sama cerdik, keduanya pun melangsungkan kolaborasi dengan ragam siasat yang tersembunyi. Sambil mengendap-endap, mereka bergerak dengan ambisi dan ketelatenan yang sangat mantap. Sungguh gawul nan alig. Benar-benar sangat menggugah. Hiyahahahahahahahaha.
Mm.. Baiklah. Kolaborasi yang dimaksud merupakan kolaborasi antarprodi (program studi) di bawah naungan Fakultas Bahasa dan Seni salah satu universitas yang berstatus PGRI. Bertujuan menyambung tali silaturahmi sesama fakultas, kolaborasi pun berhasil diikat dengan hati dan jiwa yang ikhlas. Gabungan antarkeduanya berujung pada sebuah pagelaran pertunjukan sandiwara yang merangkap pameran karya dari 19 perupa muda. Karya yang dipamerkan merupakan adaptasi dari sebuah buku antologi puisi berjudul “Rumah Ingatan” terbitan Pustaka Ranggon.
Kedua prodi berjalan beriringan. Hal itu semakin dikukuhkan dengan adanya komunitas yang mengapresiasikan diri dalam acara tersebut, yakni Komunitas Lingkup Desain dan Komunitas Ranggon Sastra –yang tergabung dengan Komunitas Taman Sandiwara. Kolaborasi ini bukanlah kali pertama. Dahulu di tahun 2017, keduanya pernah membentuk kolaborasi dengan output yang terbilang sama, yaitu kolaborasi yang mamudakan teater dan seni rupa.
Meskipun sama, tetapi rangkaian pameran yang digelar kali ini memiliki perbedaan yang sangat jauh dari pameran sebelumnya. Di mana, pada perhelatan sebelumnya, walau tetap dengan teknis penyajian yang sama, kesan yang didapatkan masih terbilang urak-urakan dan tidak serius. Hal tersebut terlihat dari karya yang di-display terlihat ala kadarnya dan tidak siap dalam segi materialnya. Selain itu, tidak adanya proses kurasi dan bendahara logistik menjadi faktor penting yang membuat pameran tersebut terlihat kurang apik.
Ranggon Sastra merupakan komunitas lini kampus dari program studi Bahasa yang bergerak di bidang literasi dan seni pertunjukan. Ranggon Sastra terbilang rajin menerbitkan buku-buku antologi puisi dan merilisnya dengan berbalut sebuah acara kecil di dalam kampus PGRI, pun kerap kali Ranggon Sastra juga mementaskannya ke dalam pertunjukan teater. Hal tersebut merupakan sumber energi kinetik bagi prodi lain untuk ikut andil dan berkolaborasi pada acara yang dibuatnya. Sedangkan Lingkup Desain merupakan komunitas dari program studi Desain Komunikasi Visual, yang menerjunkan dirinya ke dalam ranah seni rupa dan desain, serta artistik.
Kedua prodi atau program studi ini merupakan prodi yang terbilang aktif dalam membuat sebuah pagelaran seni rupa dan desain, pertunjukan teater, launching buku, maupun pertunjukan musik.
Intipan Pertunjukan Teater “Lembah Ingatan” oleh Ranggon Sastra & Taman Sandiwara di Gelanggang Remaja, Bulungan.. (Sumber Foto: Dokumen Ranggon Sastra)
Intipan Performance Art dari Merah Hitam di Gelanggang Remaja, Bulungan. (Sumber: Dokumen Ranggon Sastra)
Buku antologi puisi “Rumah Ingatan” merupakan buku kumpulan puisi kedua yang dihimpun untuk mendokumentasikan karya-karua para penulis di Komunitas Ranggon Sastra.
Dalam kurun waktu satu dasawarsa, para penulis yang terhimpun dalam buku antologi tersebut, menunjukan eksistensi mereka dalam berkarya, khususnya menulis puisi. Ada proses panjang, yang menjelma ingatan tentang rumah yang selama ini menjadi tempat para penulis menempa diri. Dan ingatan-ingatan itulah yang membawa penulis memasuki ruang sunyi dalam memungut kata demi kata, untuk menemukan makna demi makna.
Dalam kumpulan puisi “Rumah Ingatan”, bukan sekadar upaya dalam menyatukan ingatan, tapi juga mencari kepingan-kepingan yang menyebar, untuk kembali dipertemukan. Sehingga, dengan hadirnya kumpulan puisi tersebut, mampu mengembalikan keutuhan yang sempat hilang. Dari sekian puisi dalam kumpulan tersebut, merupakan karya pilihan, melalui proses diskusi karya yang sengit. Sehingga 17 penulis dalam kumpulan “Rumah Ingatan”, telah berhasil mengembalikan ingatan-ingatan yang entah hilang atau terberai (Dikutip dari buku Rumah Ingatan).
Di sudut lain, pada perhelatan ini, teman-teman Lingkup Desain juga ikut memberi aroma dengan menghadirkan pameran karya dari 19 perupa yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Setelah melalui proses yang cukup panjang, Lingkup Desain yang dibantu dengan Ranggon Sastra, akhirnya sepakat menghadirkan tema karya yang diambil dari judul buku antologi puisi, “Rumah Ingatan”. Puisi-puisi dalam “Rumah Ingatan” merupakan wujud merekam jejak dari memori penulis yang kemudian diserap dan diolah oleh setiap perupa sehingga mampu melahirkan ide dan pemikiran baru. Secara harfiah, ‘rumah’ adalah wadah atau sebagi tempat yang bisa ditinggali sekaligus tempat untuk berpulang. Namun, bagi sebagian yang lain, ‘rumah’ penginterpretasiannya bisa lebih dari sekadar itu. Rumah bisa menjadi bentuk ketidaknyamanan dan bentuk kebencian, yang di dalamnya bersangkut paut dengan sebuah ‘ingatan’ yang kiranya membawanya pada titik di mana ketidaknyamanan itu hadir di dalam pikiran. Semua setuju bahwa daya batin telah memprosesnya sehingga memori itu berhak tersimpan.
Foto poster Pameran Ilustrasi : Antologi Puisi Rumah Ingatan (Sumber: Dokumen Pribadi)
Intipan Ruang Pameran Rumah Ingatan di Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Kemayoran. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Pameran ini merupakan wadah yang apik bagi para perupa, baik perupa lama maupun perupa baru, untuk menyatukan ide dasar dan pengalaman berkeseniannya, pun melalui pameran ini, baik puisi maupun seni rupa yang berkembang menjadi ilustrasi memiliki interpretasi berbeda-beda baik dalam proses pengkaryaan, pemahaman serta sikap penghayatan dari masing-masing perupanya yang semua itu merupakan kehendak dari masing-masing perupa dalam menyajikan tema “Rumah Ingatan”.
Untuk kedepannya, semua berharap bahwa munculnya perupa-perupa muda baik dari dalam wadah kelembagaan, komunitas, sanggar, independence maupun dalam gerakan-gerakan kebudayaan lain mampu mewarnai, memperkaya dan memperkokoh dunia kesenian di Indonesia.
Sangat bersyukur acara bisa berlangsung dengan suasana yang syahdu. Senyum manis yang masih teringat dan para penggiat seni yang bercucuran keringat. Impersonasi yang berakhir baik. Atas kesempatannya, beribu terimakasih kepada Bang Upi –selaku penggagas acara dan salah satu pendiri Komunitas Ranggon Sastra. Ucap kasih pula untuk teman-teman yang ikut mengambil bagian dalam acara ini: Panji, Zulfikar Ali, Heru Prasetyo, Eros Rosita, Fildzah Nadilah, Ahmad Faisal, Abednego, Jul, Adi Dahan Kering, Ludi Munandar, Eka Apriasnyah, Teguh K, Nawang Porwati, Ari Soeseno, Dwiky Julian, Dimas Fajar, Fauzan Aliando, Teater Merah Hitam, Abdul Ghani, kak Riana Hoseani, Ibnu temennya Eros, Babil, Bang Ali, Anggitwp, Aleeibra, serta teman-teman komunitas; Ranggon Sastra, Taman Sandiwara, Lingkup Desain, Anak Tangga, Ruang Keji, Pikar Rawamangun Boy, Paradiso Kolektif, dan juga teman-teman media; Jasi Journel, Jakarta 32c, Sapuan Kuas, dan lain-lain.
------------------------------
Dokumentasi, acara:
PANORAMA #4
18 November 2018
Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Jakarta Pusat.
&
PESTA RAYA
21 November 2018
Auditorium Gelanggang Remaja, Lebak Bulus.
------------------------------
Cc: @lingkup_desain @komunitas_ranggonsastra @taman.sandiwara
Ditulis oleh Eros Rosita, Arief Enpe
#rumahingatan#exhibition#teathre#lembahingatan#lingkupdesain#ranggonsastra#tamansandiwara#erosrosita#aoshy#ariefenpe
0 notes
Photo
Self Project (2015 - Now)
/ Instagram: @loveisstubyariefenpe_ / Behance: Love is Stu by Ariefenpe
Copyright © Love is Stu By Ariefenpe - Since 2015
#illustration#courtneybarnett#munirsaidthalib#lebornjame#minishowcase#potrait#illustrationwork#laughter
0 notes