#arcupen
Explore tagged Tumblr posts
fennimarriza · 4 years ago
Text
Judging
Untuk kamu yang hobby men-judge seseorang, sini saya kasih tau.
Kamu tidak hidup bersama orang itu selama 24 jam penuh, kamu tidak tau semua sisi dirinya. Jadi, berhentilah sok tau.
Sebagian besar orang mungkin menganggap saya yang polos ini manja, ga bisa apa-apa. Kamu salah. Sama salahnya sebagaimana kamu menilai manusia-manusia lain, yang dengan sekali pandang kamu langsung menilai, "Oh..ternyata dia begitu.".
Kamu harus tau, ada banyak orang di luar sana yang terlihat kotor karena debu-debu yang kamu hembuskan sendiri. Bahasa awamnya, bisajadi mereka yang nampak seperti kerikil itu adalah berlian yang tertutup debu.
Dan juga kamu harus tau, di luar sana ada banyak orang yang bertingkah laku sesuai situasi kondisi yang dihadapinya.
Ketika kamu melihat seorang anak bermanja-manja dengan orang tua nya, bukan berarti kamu bisa langsung menilai, "oh..dia ini orangnya manja.". Kamu salah. Karena bisa jadi dia yang saat itu terlihat manja juga adalah orang yang suka memanjakan keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Dia yang terlihat payah di matamu bisa jadi adalah orang yang bisa diandalkan di mata keluarganya.
Jadi, berhentilah menggali keburukan orang, gali juga kebaikannya. Supaya hidup kamu tidak dipenuhi dengan prasangka yang berakhir pada dosa.
Sekian. Wallahu a'lam.
Bukan di Pekanbaru | 21 Juli 2020, 3.42 PM
2 notes · View notes
fennimarriza · 5 years ago
Text
Pantas Dituruti
Lima belas tahun lalu, tepat di depan pagar sebuah madrasah, saya bersama ratusan anak lainnya mengutip sampah sisa-sisa metabolisme kehidupan yang bertebaran menyesakkan mata. Ya, waktu itu saya masihlah anak-anak, berusia 12 tahun dan baru saja mendaftarkan diri di madrasah itu, sebuah Madrasah Negeri di kota Pekanbaru.
Hari itu adalah MOS (Masa Orientasi Siswa), kami sebagai anak baru, dibimbing mengikuti setiap kegiatan, termasuk belajar hidup bersih dengan memungut sampah di depan sekolah. Saya bukannya mengikuti kegiatan dengan lempeng sentosa, tapi malah kesal bukan main karena kakak kelas yang menjadi pendamping tidak ikut serta memungut sampah.
"Masa kakak itu nyuruh-nyuruh aja, dia malah nggak mencontohkan apa yang dia suruh ke kita."
Begitu kira-kira bunyi kekesalan yang saya lontarkan ke teman sebelah.
Saya, anak sekecil itu (pada masanya) saja mengerti bahwa yang nyuruh-nyuruh itu harus memberikan contoh, bukan cuma sekedar kalimat perintah yang harus dituruti dan tak boleh dibantah. Apalagi jikalau anak usia remaja ke atas yang diatur ini itu sedangkan yang mengatur tidak memberikan contoh konkret bagaimana aturan itu harus dilaksanakan.
Apalagi anak milenial zaman sekarang yang bisa mencari informasi dari berbagai arah, tentulah mereka akan memiliki argument bantah yang lebih untuk menguatkan penolakan mereka akan sebuah aturan.
Bagaimana bisa anda menghukum anak didik anda karena merokok sedangkan anda saja merokok di depan mereka seolah tidak akan terjadi apa-apa ke depannya.
Mungkin saja anak-anak itu dadanya berkecamuk, ingin teriak membantah. Tapi apalah daya seorang anak didik. Serba salah. Membantah takut dimarah, tak membantah malah kena salah. Padahal mereka memang dituntun untuk itu, untuk melakukan hal yang salah.
Apalah arti kata-kata tanpa tindak nyata. Percuma hampir semua guru di sekolah sibuk menasehati, "merokok itu tidak baik bagi kesehatan nak, dan bla bla bla..." kalau ada satu atau dua yang justru mencontohkan merokok itu seolah-olah bukan masalah. Itu ibarat sianida setitik, rusak kopi se-teko.
Kita semua memang masih belajar. Saya pun banyak kekurangan. Tapi mari sama-sama kita memperbaiki diri. Beban berat sebenarnya sedang ada di pundak kita, mengarahkan anak-anak penerus bangsa yang sudah banyak terkontaminasi perkembangan zaman. Alangkah baiknya kita saling mendukung, meringankan beban, bukan justru membuat ketimpangan.
Mari kita sama-sama memperbaiki diri, hingga kita tak hanya menjadi orang yang banyak cakap tapi juga pantas dituruti setiap tutur dan tingkah lakunya.
Wallahu a'lam
© Fenni Marriza | Pekanbaru, 23 Desember 2019, 21.16 WIB.
1 note · View note
fennimarriza · 7 years ago
Text
Nuklir dan Baper
mau nulis. tapi ga tau mau nulis apa. tapi teteup. yang paling asik dan ga kehabisan bahan ya masalah perasaan. masalah baper. eh bosen sih. eh tapi tulis aja daripada ga goyang. Haha.
baper, galau : aku miss nya. miss galau 2013-2017 masih jadi hak milik aku. Tapi gelar itu resmi aku lepas di 2018. udah malu sama umur. udah 26 cuy, udah cocok jadi mamak orang. ga cocok lagi galau-galauan. tapi kalau baper, bolehlah. baper main-main maksudnya.
baper itu sejenis reaktor nuklir yang bisa menghasilkan energi super duper luar biasa, tapi kalau udah bocor bisa merusak sampai ke akar-akar. ah lebay. tapi emang gitu. kalau masih labil sih.
percaya deh, aku udah pengalaman. jangan terlalu mudah percaya sama cowo-cowo itu. mereka tidak semuanya benar. maksudnya, tidak semua kata-kata yg terlontar dari mulut mereka itu murni manisnya, bisa jadi dicampur sukrosa.
kadang mereka itu ngomong asal sebut aja. ga dipikirin dulu kitanya baper, seneng atau malah sakit hati di ujungnya. Jadi kudu banget harus hati-hati.
Bener tuh kata mas Wira Nagara dalam musikalisasi puisinya, "kamu hanya telinga untuk peduli kisahnya, dia hanya benci sendiri.". Cucok eim!
Aku udah pengalaman nih kalau soal begini. ntar kita ngobrol ditelpon. misalnya nih kita cuma nanya sedikit (maksudnya lewat telpon itu, biar responnya cepet). eh pas mau nutup nelpon mereka tu kaya nahan-nahan biar ga ditutup telponnya.
mereka mungkin nyaman, tapi belum tentu kamu idaman. camkan itu! Kamu, kita mesti kudu harus tegas sama laki-laki semacam ini dan laki-laki manapun.
semuanya bisa terjadi seiring berjalannya waktu. Awalnya ga baper, tapi kalau kelamaan begitu yang ada jadi baper beneran dan susah lupa. kalau udah begitu, kesiksa sendiri.
mendingan sekarang santai waelah. ga usah hiraukan cowo-cowo ga penting yg cuma singgah ga jelas. emangnya kamu halte busway? busway aja masih lebih jelas, ada nomor rutenya. nah dia? nebak perasaanya kita ga bisa.
Jadi, tinggalkan. atau perjelas semua dan minta dihalalkan. Sipp?
Tulisan acakadut ini terinspirasi dari tulisan salah seorang mbak di tumblr. Lupa sopo jenenge
0 notes