#aliranrasa1
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menemui Diri melalui Lembar Main Satu
Saat itu lembar main satu hadir di tengah kesibukan yang lumayan padat. Ini adalah alarm untukku segera bersiap kembali menjadi (calon) ibu profesional yang bisa segera switch dari satu tanggung jawab ke tanggung jawab lain tanpa melupakan ketuntasan di setiap peran yang menjadi tanggung jawabku.
Tentu saja aku menerima Lembar Main Satu dengan perasaan bahagia karena sekali lagi mendapatkan kesempatan untuk menemui diri sendiri dan lebih mengenalnya. Kuakui menemui diri sendiri kadang lebih menakutkan daripada bertemu orang lain. Namun, dengan adanya lembar main satu aku terbantu terlebih untuk melihat ke dalam, mencari jawaban tentang “siapa aku”.
Hal lain yang juga membuatku terkesan dengan Lembar Main Satu adalah saat harus memberikan apresiasi pada diri sendiri, pasalnya hal ini memang sering luput dari perhatianku. Selain itu bertanya pada orang lain tentang tanggapa mereka terhadap diriku juga menjadi tantangan tersendiri. Alhamdulillah setelah malu-malu tapi mau akhirnya kupilih ayah sebagai orang yang kutanya bagaimana tanggapan beliau tentangku.
Perasaan paling menonjol yang kurasakan ketika berhasil menyelesaikan Lembar Main Satu adalah lega. Alhamdulillah ternyata aku tidak seburuk prasangka-prasangkaku. Ternyata aku punya potensi yang sama untuk berdaya di tengah keluarga maupun masyarakat. Ya, ini adalah awal untuk merubah insecure menjadi bersyukur.
Puas dengan lembar main, aku beralih menyimak warta warga. Dari sana aku kembali belajar bahwa sesederhana apapun peran tetaplah peran. Sekecil apapun manfaat tetaplah manfaat dan akan tetap membahagiakan jika dilakukan dengan tulus ikhlas. Tiga perempuan yang dihadirkan disana membuat mataku terbelalak bahwa untuk memulai sebuah peran berdasarkan potensi yang dimiliki adalah keberanian untuk menemui diri sendiri. Keberanian untuk mencari dimana lebihnya dan menerima kekurangan yang ada, bukan memungkirinya.
Sebagai gong dari rangkaian lembar main satu, aku mengikuti Gelanggang Inspirasi. Saat itu Yunda Septi menjadi pemateri. Bahagia sekali bisa bertemu (walaupun tidak langsung) dengan beliau. Menyaksikan bagaimana beliau berbinar saat berbagi. Dari beliau aku belajar bahwa menemukan passion tidak perlu jauh-jauh. Bahkan passion bisa ditemukan dari circle terkecil dari hidup kita, yaitu keluarga. Pun dalam mengembangkan passion sebagai pengembangan diri sepantasnya tidak mengorbankan peran lain yang juga memerlukan perhatian kita.
Babak main satu usai dengan menyisakan binar di mataku. Ada dorongan kuat untuk kembali mencari kelebihan, mencari dimana aku berdaya untuk sekitar, dan tentu saja kemauan untuk menerima kekurangan yang dimiliki.
Akhir kata, terima kasih Komunitas Ibu Profesional atas hidangan yang sangat manis.
5 notes
·
View notes
Text
Dulu, sebelum tau dan jadi bagian jadi Ibu Profesional saya merasa benar2 clueless menjalani peran baru sebagai istri ketika itu. Rasanya ada banyak sekali tantangan yg ada baik datangnya dari suami maupun diri saya sendiri. Saya kewalahan dan bingung harus gimana. Qadarullah, Allah perkenankan saya menjadi bagian dari Ibu Profesional meskipun tidak selalu aktif dgrup karena kesibukan diranah domestik saya mengusahakan untuk menyimak update-an IP baik di WAG maupun FBG setiap harinya. Alhamdulillah, insight yg sya dapat memberi lampu untuk perjalanan saya menjawab tantangan2 dalam menjalani peran sebagai istri ibu dan juga perempuan.
Buat saya, kampung komunitas semacam intimate space untuk kenal lebih dalam dengan diri sendiri dan tentunya dengan warga kampung. Rasanya saya melihat lebih jelas apa yang mau dan bisa saya lakukan nantinya. Mematangkan rencana2 yang saya buat dan memantapkan langkah sya.
Semoga Allah berkenan memberi kesempatan untuk menjalani proses yg sdh saya susun dan menaburinya dengan keberkahan. Aminn aminn..
4 notes
·
View notes
Text
Potensi.
Diingatkan lagi. Lagi, lagi, dan lagi... Potensi diri. Apa yang disuka dan bisa, dijalani. Fokus dijalani.
Menjelang akhir tahun. Berniat ikut komunitas ibu profesional walaupun sepertinya akan keteteran karena perubahan platform dari whatsapp ke facebook group. Dan di awal masa orientasi sudah di-'bangun'-kan, diingatkan lagi tentang "fokus". :(
Kenali diri. Kenali potensi diri. Apa yang disukai. Apa yang di-bisa-i. Pilih, kembangkan. Fokus.
Jadi inget, di awal tahun ini, sudah berniat untuk mendalami tanam-menanam. Punya proyek tata kebun rumah. Belajar khusus pertanaman, biar fokus nggak kebanyakan ambil kelas lainnya. Nyatanya, di awal tahun ada pandemi, dan mulai hilang fokus belajar (hahaha). Mulai ambil kelas-kelas lain dan bener aja, keteteran sana sini, huhuhu.
Menjelang akhir tahun, diingatkan lagi lewat IP buat balik on the track. Fokus ke potensi yang disuka dan bisa dilakukan. Bismillah.
Nb : Bu Nana BandungPermaculture butuh waktu 3 tahunan buat bikin BP kayak sekarang dari lahan yang dulunya nggak memungkinkan banget buat ditanam-tanami. Bu DK, butuh waktu 7 tahun lebih buat establish hidup minim sampah macam sekarang. Semua kuncinya fokus dan konsisten. Pelan-pelan nggak papa. Nggak grasa grusu. Ilmu itu dicari dan dinikmati perlahan. Seperti pelajaran matematika dari SD sampai SMA yang dikenalkan dikit-dikit. Tiap tahun judul bahasannya sama, tapi ada sedikit 'kenaikan' tingkat kesulitan. Dikit - dikit, tapi pasti membukit.
Ah. Yuk, bismillah.
Cemungutsss ya kakak...
0 notes
Text
Aliran Rasa Babak Main #1 Orientasi Komunitas -- Finding Passion
Setelah beberapa bulan penantian, akhirnya tiba waktu dimana saya masuk ke fase Orientasi Komunitas Ibu Profesional. Menavigasi semua informasi yang masuk lewat facebook adalah sebuah tantangan baru yang... jujur saja, tidak saya sukai. Saya tidak sanggup berlama-lama kecuali untuk melihat yang paling penting dan urgent, sehingga kadang informasi yang saya dapat cenderung terlambat. Ketika saya sedang mencari tahu bagaimana menaruh gairah terhadap proses ini, saat itulah saya menonton live dari Yunda Septi, dan menemukan sebuah alternatif jawaban. Bahwa saya memang tidak perlu mengalokasikan banyak waktu ke dalam hal yang saya tidak sukai, tapi saya juga bisa menaruh cukup gairah dan energi yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Maka disinilah saya sekarang, menulis aliran rasa yang tidak bisa tidak saya selesaikan kalau saya masih mengingat komitmen untuk mengikuti Orientasi Komunitas.
Hal yang paling berkesan bagi saya selama babak main 1 ini adalah mengisi Lembar Main 1, dimana saya harus menanyakan banyak pertanyaan ke dal diri dan berjuang untuk menjawabnya. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang tercantum dalam Lembar Main bisa saja sebatas formalitas, tapi saya memutuskan untuk stay true to it--menjawab dengan sebenar-benarnya walaupun tidak semua jawaban itu saya sukai. Saya akhirnya menyadari bahwa ada banyak hal yang saya harapkan ada di dalam diri saya, yang tidak sesuai dengan realita. Saya diingatkan kembali untuk stay grounded dan melihat ke dalam juga ke lingkaran terdekat--menyusun kembali prioritas dan menumpahkan energi untuk hal yang penting dan baik untuk saya. Dari sini pula saya menyadari bahwa hal-hal yang tidak saya sukai di dalam hal yang saya sukai (I know, sounds complicated. But just because something is your passion, I reckon that you don't have to like the process completely) tidak perlu mendominasi pikiran saya. Saya bisa, mengambil kendali atas energi yang saya miliki agar saya juga, dapat menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
0 notes
Text
Who am I?
Salah satu ungkapan yang sangat masyhur di kalangan praktisi tasawuf Islam dari dahulu hingga sekarang adalah “man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu” (Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya). Pernah dengar ungkapan ini? Sungguh, jika ditanya tentang "seberapa jauh mengenal diri?" jawabannya masih belum terlalu dalam mengenal diri. Jangankan untuk berkontribusi, menjadi sebaik-baik umat dalam menjalankan perannya, mengenal lebih dalam saja belum. Oh ya. Mungkin bukan belum mengenal, tetapi lebih kepada belum percaya diri untuk menunjukan 'siapa diri ini sebenarnya', dan juga belum berani "mengakui diri". Sudah berapa dalam dan jauh mengenal diri sendiri? Padahal, seringkali kita merasa lebih mengetahui diri oranglain. Sungguh tamparan yang keras untuk diri ini.
#aliranrasa1
#babakmain1orientasi
#kampungmainkomunitas
#komunitasibuprofesional
4 notes
·
View notes
Text
Hai, apa kabar diriku?
Sejenak saya mengingat-ingat kembali kapan terakhir kali saya memikirkan diri saya sendiri, yahh...ternyata sudah lama sekali. Semenjak memiliki anak, rasanya saya tenggelam dalam rutinitas sebagai seorang ibu dan istri (saat suami ada dirumah). Saya jarang merawat diri, paling cuma skincare sekadarnya kalau ingat...
Tahun ini saya berani mencoba masuk ke tempat baru, yaitu IBU PROFESIONAL. Darisini saya belajar bahwa menjadi ibu rumah tangga tidak hanya sekedar urusan rumah dan keluarga, saya tertantang untuk mengupdate diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dan alhamdulillah saya merasakan manfaatnya. Lalu beberapa waktu lalu ada pembukaan bakal warga komunitas, tanpa pikir panjang saya submit formulir pendaftarannya. Babak main 1 yang sangat seru mengajak saya menggali passion saya lebih dalam, seperti membuka catatan lama tentang diri saya. Apa yang benar-benar ingin saya lakukan dan membuat saya bahagia. Untuk kedepannya saya ingin melangkah lebih jauh lagi membuat diri saya bahagia, bukan karena egois memikirkan kebahagiaan sendiri tapi karena dari dalam ibu yang bahagia tercermin keluarga yang bahagia juga.
Love yourself, make your own happiness❤️
#AliranRasa1
#BabakMain1Orientasi
#KampungMainKomunitas
#KomunitasIbuProfesional
1 note
·
View note
Text
Aliran Rasa Saung Kampung Iip
#AliranRasa1
#Babakmain1Orientasi
#KampungMainKomunitas
#KomunitasIbuProfesional
1 note
·
View note
Video
tumblr
Aliran Rasa 1
Bismillah… Game Level 1 kemarin., dimulai dari (Bekasi-Klaten-Solo-Jogja-Makassar-Gowa-ParePare-Cina-Bone-Kolaka-Camba-Makassar-Klaten-Bekasi) Menemani suami mengenalkan “Al Fashdu” Komunikasi produktif setiap hari bersama suami dan anak2 via telp/vcall 😍 Kata2 yg kerucap dipilih agar dapat menyampaikan pesan, hanya mengucapkan kata2 yg baik. Belajar disiplin menulis setiap hari dan belajar menuangkan isi hati kedalam tulisan yg semoga bisa bermanfaat untuk pembacanya… Terimakasih untuk team IIP Bunsay dan teman2 IIP Bekasi 😍 Semoga menjadi teman di dunia dan tetangga di syurga. Aamiin
~Marlia Rahmawati Renaningtyas~ 24112017
0 notes
Text
Aliran Rasa 1 : Komunitas Ibu Profesional
Oleh : Devi Adia
Halo, assalamualaikum penduduk bumi dimanapun berada. Pada kesempatan kali ini saya bersyukur telah menyelesaikan babak main 1 dengan disuguhi beberapa agenda di FBG “Sambut Semai Kampung Main Ibu Profesional”. saya mendapatkan banyak sekali pembelajaran tiap masuk grup tersebut. Dimulai dari penyambutan / orientasi yang luar biasa, lembar main yang membuat saya merenung karena lembar tersebut menggali lebih dalam siapa saya sesungguhnya. Kemudian ada warta warga 1 yang juga bukan hanya memuat artikel namun ada podcast juga youtube yang kapanpun saya bisa mendengarnya. Hingga yang terakhir gelanggang inspirasi yang masya Allah saya serasa di nasehati oleh seorang ibu.
Soal perasaan yang saya rasakan setelah mengikuti #BabakMain1Orientasi ini, saya Kembali merenungkan diri saya, merenungkan visi misi dan tujuan hidup saya selama ini. Membenahi apa yang dirasa tidak selaras, menambah apa yang sekiranya masih kurang, serta menguatkan apa yang sudah menjadi tujuan hidup saya. Satu hal menarik dari kesemuanya yang saya dapatkan adalah dengan mengenal diri kita secara berkesadaran penuh atau mindfulness, saya semakin merasa diri saya tidak ada apa-apanya, makin bergantung saya sama Allah dan makin juga saya mengingat tujuan saya lahir kedunia untuk apa.
Saya rasa #BabakMain1Orientasi ini mengajarkan saya untuk mengenal diri secara utuh, mengenal potensi diri yang selaras dengan tujuan hidup serta hal ini membuat saya belajar untuk makin mengenal Allah, Sang Pencipta.
Terakhir, Izinkan saya berbagi seputar insight yang saya dapatkan dari #BabakMain1Orientasi ini. Saya meresume dari apa yang say abaca, dengarkan di #BabakMain1Orientasi :
Lembar Main
Lembar main ini berisi tentang mengenal potensi diri. Diawali tentang siapa aku, apa yang disukai, ragam aktivitas, aku di mata mereka, tantangan yang ku hadapi, apresiasi untuk diri, sosok teladan. Dengan lembar main ini saya belajar melihat diri saya lebih dalam.
Warta warga 1
Ini seperti majalah namun digital dimana kita bisa terhubung dengan podcast, document atau youtube ke 3 kontributor. Ketiga contributor ini masya Allah menginspirasi saya. Berikut resume apa yang sudah saya dapatkan :
Itsnita Husnu Fardhani :dalam podcast “Learner Mommy” misi hidup dan potensi diri : antara peluang dan tantangan.
Pada podcast beliau menyampaikan bahwa misi hidup berkaitan dengan makna hidup seseorang yang bisa kita temukan dengan merefleksikan, menilas hikmah serta berkontlemplasi dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Tanda bahwa kita on track apa yang kita lakukan dengan makna hidup kita adalah sejauh apa yang sudah kita lakukan, sejauh apa yang sudah kita jalani sesuai life mapping, rasa taat kita bertambah kepada Allah, rasa nikmat berbagi, dan menambah kebermanfaatan diri dan lingkungan serta dibarengi dengan komitmen dan endurance maka kita berada di jalur yang tepat.Satu hal bahwa menemukan potensi bukan hal yang mudah yang penting kita bisa menerima, mengakui, terampil untuk menggunakan potensi tersebut. Sebab seringkali potensi seperti 2 mata pisau bisa menjadi kelebihan ataupun kelemahan kita.
Saya ingin mengutip 2 close statement beliau pada podcastnya, begini :
“ misi hidup tidak bisa dikesampingkan setelah kita menemukan makna diri. Langkah pertama, temukan makna diri dan jadikan diri kita bertemu dengan panggilam hidup dari Allah Sang Pencipta”
“Jadilah seperti yang dikehendakiNya. Apapun bentuknya, semua punya peran masing-masing, tidak perlu insecure perbanyak bersyukur”
Sara Neyrhiza : beliau merupakan Lecturer in Communication, seorang Communication Skills Educator and Founder SPEAKING.id, Professional Voice Over Talent.
Pada podcast, youtube dan artikel “kiat menemukan potensi diri dan passion”. Artikelnya bisa dikunjungi di website www.neyrhiza.com dimana disana sudah sangat lengkap dan tentunya banyak pembelajaran yang saya dapatkan juga. Beliau menyampaikan bahwa Ketika kita merasa clueless tentang tujuan hidup, merasa tidak berprestasi, bukan berarti kita tidak memiliki potensi drii namun yakinlah kalua kita punya timing masing masing dalam mendobrak potensi diri kita.
Dalam menemukan potensi diri juga tidak mudah sering kali kita melalukan perbandingan dengan orang lain namun jangan sampai kita terhenti. Jangan pernah bosan untuk belajar, mencari semangat dari orang-orang yang menyukai hal yang sama dengan kita. Lambat lain kita bisa bertumbuh, berproses dengan potensi dri kita dan kita bisa Bahagia.
Terakhir beliau mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib “ Yakin ada sesuatu yang menantimu, setelah banyak kesabaran yang kau jalani. Yang akan membuatmu lupa betapa pedihnya rasa sakit”
Jujur, sambil saya membaca, mendengar podcastnya saya seperti dinasehati dengan tidak menggurui dan membawa saya untuk berkontemplasi lagi.
Uswatun Hasanah : member IP Surabaya mengangkat tema “mengubah potensi lingkungan menjadi rupiah”.
Beliau membuat project “Dapur Uswah, Dapur teladan”. Sosok inspiratif ini menjadi salah satu narasumber Side Event Konferensi Ibu Profesional kategori “tangan terampil”, pemenang sosok sederhana dan inspiratif “Berlipatnya Berkah” dari salah satu perusahaan asuransi.
Saya membaca artikelnya jujur terharu bagaimana lika liku perjalanan bisnis yang dilakukannya bahkan sejak SD. Di mulai menjual prakarya dari sedotan, membuka usaha grosis bros Surabaya Bersama suaminya, membuat donat mini frozen, sampai akhirnya eco enzyme tentang limbah kulit nanas yang menjadi awal project Dapur Uswah itu hadir.
Berikut tips yang beliau bagikan dalam artikelnya :
Cara melihat potensi :
Menentukan sector lingkungan yang potensial
Menentukan ide usaha
Catat ide dan peluang yang sudah ditemukan
Kembangkan dan olah ide-ide tersebut
Realisasikan dalam Tindakan
Tunjang dengan kemauan untuk maju dan terus berkembang
2. Cara menghadirkan ketenangan dan kebahagiaan dalam melakukan aktivitas :
Niatkan apa yang kita lakukan karena Allah
Dukungan suami
Buatlah visi misi dari tujuan yang kita lakukan
Terus belajar dan berkarya
Utamakan keluarga
Perbanyak teman dan bergabung dengan komunitas
Berbagilah
Gelanggang inspirasi
Layar Tancap Gelanggang inspirasi ini yang membuat saya semakin kagum dengan salah satu sosok idola saya, siapa lagi kalau bukan Founder Ibu Profesional, Ibu Septi Peni Wulandani.
Awal gelanggang ini sang moderator hanya memberi 1 pertanyaan “pembentukan passion : nature or nurture?”. Dengan pertanyaan ini menjawab semua apa yang saya resahkan saat ini. Beliau menyampaikan bahwa passion adalah perasaan kuat seseorang terhadap sesuatu yang membuat seseorang bergairah, adanya gairah hidup dalam menyikapi hidup di depan, mencintai apa yang kita lakukan.
Passion adalah awal dan akar berbagi hal sebelum seseorang melakukan sesuatu. Yunda Septi menyampaikan bahwa passion tidak sama dengan hobby, walau hobby bisa menjadi sebuah passion seseorang namun bisa saja hobby tersebut tidak menggairahkan hidupnya. Perlu diketahui bahwa dengan passion hal yang dilakukan adalah focus, menaikan jam terbang terhadap apa yang dijalaninya.
Yunda Septi yang passion pada pengasuhan anak namun tidak semua menjadi passionnya. Beliau passion pada area bermain dengan anak namun tidak passion ketika menyuapi anak makan. Dengan menaikan jam terbang bermain dengan anak-anaknya, beliau akhirnya memiliki 12 hak paten hasil karya bermain bersama dengan anak-anak.
Tantangan berkarya bisa terjadi disepanjang kehidupan kita, dan selalu ada. Karena dengan tantangan itu tanda bahwa kita sedang bertumbuh,naik level. Ketika ada perasaan yang tidak enak, maka break adalah hal penting. Karena dengan kita memaksakan diri akan low energy. Justru terlalu excited juga akan membuat low ending energy. Maka cut of time harus ada di tiap apa yang kita lakukan.
Hal lain yang akhirnya saya jleb, bu Septi mengatakan bahwa
Tidak ada yang namanya keseimbangan, karena hidup kita adalah passion kita, aktivitas kita adalah passion kita. Kita akan mencari passion kita dari aktivitas kita. Mendidik anak, produktivitas, menjemput rezeki tidak bisa dipisahkan apalagi dikorbankan. Maka kita harus meletakan 24 jam kita sebagai gairah hidup kita. Maka penting juga untuk manage waktu kita
Demikian aliran rasa yang saya rasakan. Jujur saya semakin penasaran dengan babak main 2 dan 3. Mungkin aliran rasa ini banyak kurang namun biarkan ini jadi memori saya yang saya simpan di blog kesayangan saya
Terima kasih
Wassalamualaikum
Wallahu alam bi shoab
Devi Adia
10 November 2020
��#AliranRasa1
#BabakMain1Orientasi
#KampungMainKomunitas
#KomunitasIbuProfesional
1 note
·
View note