#akukertasdanpena

[jalukancana]

. #DIRUMAHAJA . Saat wabah seperti ini, mengkarantina diri berarti tidak menjadikan tubuh saya menjadi pembawa virus. Mungkin bagi beberapa orang yang sehari-harinya harus pergi bekerja rasanya sulit. Tidak semua bidang pekerjaan bisa dilakukan dengan cara #WorkFromHome. . Lucunya, mereka yang “dirumahkan” oleh tempat kerjanya malah berpelesiran, menganggap ini merupakan sebuah liburan. Hal yang wajar terjadi jika jumlah yang terkena dampak virus ini terus meningkat (fluktuasi). Kita benar-benar menunjukan ketidak-mengertian kita tentang; mereka yang tidak dapat bekerja di rumah itu boleh keluar, sedangkan yang dapat bekerja di rumah itu diupayakan diam saja di rumah. . Ketidak-mengertian itu berdampak pula pada peningkatan harga masker, cairan sanitizer, dan barang-barang penting lainnya. Mereka berdagang gila-gilaan di tengah penderitaan wabah, nyaris persis seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan raksasa di bidang kesehatan. . Pemerintah sendiri juga tampaknya tidak mengerti bahwa ekonomi benar-benar dipengaruhi oleh human capital. Solusi-solusi tentang bagaimana ekonomi tetap berlangsung dan mengusulkan #DiRumahAja tidak pernah terdengar dari mulut-mulut mereka. Apa lagi membahas human capital yang secara mutlak dipengaruhi oleh ekologi? Rasanya, saya tidak pernah berhenti merasa apatis terhadap pekerja publik ini. . Dengan demikian, selain mengkarantina diri dari wabah, saya sendiri mengkarantina diri dari manusia-manusia seperti itu. Saya jadi ingat film Joker. Ia kebingungan tentang siapa yang gila? Orang di luar sana atau dirinya sendiri? Saya pun sedikit banyak merasa seperti itu. Bahkan tak hanya orang di luar sana saja, beberapa orang di lingkaran kecil saya pun rasanya banyak sekali yang seperti itu. Jadi, ya sudahlah, biar langit sore kemarin yang jadi rekan debatku. Dari halaman rumah, aku memperdebatkan ini pada langit. Jadi, kuambil saja rupanya. Hehe. . #AkuKertasDanPena https://www.instagram.com/p/B98mzQtg23Q/?igshid=1ukvf0suv2vas

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · EKAPRASETIA PANCAKARSA oleh Jalu Kancana · Menurut TAP MPR No. II/MPR/1978, Pancasila disebut Ekaprasetia Pancakarsa yang berarti “TEKAD TUNGGAL UNTUK MELAKSANAKAN LIMA KEHENDAK” dan dituangkan ke dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang memiliki 36 butir. · Namun, TAP MPR No. II/MPR/1978 dinyatakan tidak berlaku lagi (dicabut) setelah dikeluarkannya TAP MPR No. XVIII/MPR/1998. Dalam ketetapan (TAP) 1998 ini, yang diperkuat MPR No. I/MPR/2003, terdapat 45 butir. · Yang menarik adalah, mengapa rumusan awal (P4) dicabut? Bukankah para founding father memiliki pandangan eskhatologis sosial, sehingga 36 butir sebelumnya diuraikan dan membentuk azas, nilai, dan lain sebagainya dalam bermasyarakat? · Pascapencabutan P4 oleh ketetapan tahun 1998 itu, apakah toleransi terhadap Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan menurun? Atau bahkan meningkat? Sudah bisa dipastikankah indikatornya? Anggap saja itu kontemplasi milik kita, kawan-kawan sebangsa dan setanah-air. · Bandung, 1Juni 2017 · #Pancasila #PekanPancasila #Indonesia #1Juni

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · KENAPA, BANDUNG? KENAPA? · Bulan ke-9 tahun 2016. Aku mulai memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Sumatra dan meninggalkan Bandung. Ya, seluruh Sumatra hendak kujejali. Semua gemunungnya, tebingnya, pantainya, kotanya, desanya, segalanya. Lalu aku berangkat. · Bulan ke-12 tahun 2016. Kabar buruk tiba di telingaku. "Kekasihmu dihamili orang lain di Bandung." Kalimat itu mendidihkan seluruh nadiku. Meruntuhkan hubungan 1,5 tahun itu. Kalimat tersebut muncul dengan ratusan kata pada layar ponselku. Aku berencana kembali ke Bandung, namun, hatiku mematahkan: sudahlah. Ini hanya persentase kecil dari deritaku. Meski tiket pesawat telah kubeli, namun, sudahlah... · 9 April 2017, kabar yang tak kusuka lagi-lagi tiba di telingaku. "Jalu, Ibumu sakit. Aku takkan memberitahumu ia sakit apa. Tapi kamu harus pulang." Dan kalimat itu juga muncul melalui ratusan kata dari seseorang yang dekat denganku. Namun untuk ini, aku benar-benar harus pulang. Harus! Maka kupesan tiket pesawat hari itu juga. · Tiket pertama (10 April 2017): hangus! Itu salahku yang terlambat 6 jam karena aku terlalu lelah oleh aktivitas sebelumnya. · Tiket kedua (15 April 2017): hangus! Waktu check in maju karena alasan yang nonsense. Sehingga aku MESTI PESAN KEMBALI UNTUK TANGGAL 17! · Total uang sebesar 3,1 juta, kuhabiskan untuk tiket yang nanti jadi tai milik manager-manager perusahaan maskapai kapitalis taianjing itu. Ya, TAIANJING! · Hanya saja, ada apa dengan pulangku? Mengapa harus tertahan terus, seolah aku tak boleh pulang. Kenapa, Bandung? Kenapa? · Batam, 15 April 2017

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · SEKAPUR SIRIH PERJALANAN · Setibanya aku dari 3805 MDPL, kabar dari @djeladjah berembus bersama dinginnya Desa Kayu Aro. Catatan berupa puisi perjalananku dari Bandung ke Kepulauan Riau (November 2016- Januari 2017) yang dikemas dalam buku berjudul "Sekapur Sirih Perjalanan" akhirnya dilahirkan. Buku tersebut disusun bersama dua kawanku; @hilman_nurpalah dan @kidungsaujana di tengah Ekspedisi Swarnadwipa. · Buku ini rencananya jadi pembuka (buku pertama) untuk trilogi karya tulis di tengah perjalanan ini. Dua buku selanjutnya tengah disusun serentang titik akhir perjalanan, yakni Nangro Aceh Darussalaam. · Bab Prolegomena dalam buku ini, merupakan sekumpulan puisiku yang mengejawantahkan bagaimana kesunyian dan kesendirian mengantar keberangkatanku, bagaimana beratnya meninggalkan dua anak angkatku meski mereka hanya seekor kucing, bagaimana pedihnya meninggalkan Ibu yang menjahitkan carrier-ku semalam sebelum keberangkatan, bagaimana ledakan-ledakan renjana satu tahun setengah yang lalu dinyatakan tiada oleh pengkhianatan, bagaimana luka-duka memperjuangkan janin asing yang pada akhirnya dinyatakan tiada ratusan kilometer dari tempatku berada, dan bagaimana menahan milyaran murka serta amarah saat kawan-kawanku dari titik keberangkatan mempertanyakan runtuhnya diriku di tengah perjalanan oleh pengkhianatan, dan masih banyak yang kutulis tentang apa yang kuterima selama perjalanan pada buku ini. · Terima kasih untuk #DeladjahPustaka yang sudi mengemasnya pada setumpukan kertas. · Buku yang dibubuhi Kata Pengantar oleh @pepep.dw ini, rencananya akan dirilis pada 15 Maret 2017 oleh Djeladjah Pustaka. #SekapurSirihPerjalanan bisa didapatkan bersama dengan buku #OlehOlehJalanSunyi karya @jazuliimam_ yang juga merupakan kumpulan puisi. Sila hubungi @katalisbooks dan @pustakatropis.wanadri untuk informasi lebih lanjut. · #jalukancana #jalukencana #buku #puisi #sastra #sajak #book #poetry (at Kersik Tuo, Kayu Aro Timur)

[jalukancana]

SANG WAKTU oleh Jalu Kancana . Apa artinya 2019 yang kau tinggalkan dan 2020 yang kau sambut, jika Sang Waktu selama ini hanya diperkenalkan sebagai sistem matematika yang segalanya sekadar perkara hitung-hitungan? . Bagaimana dengan dialektika yang senantiasa dikurung Sang Waktu? Atau manifestasi perilaku manusia terhadap ekologi yang menuai banjir belakangan ini? Nyatanya, Sang Waktu tak hanya bicara; “setelah tahun 2019 adalah tahun 2020 karena setelah melalui 12 bulan itu berarti menambah 1 tahun,” melainkan juga ia tak pernah menganulir hasil atas segala kepedulian manusia terhadap ekologi yang selama ini benar-benar alpa. . Sedang bagiku, arti dari kembang api itu hanya perayaan-perayaan di mana hewan dan tumbuhan akhirnya berhasil melakukan intervensi terhadap ruang hidup manusia (dalam bentuk banjir dan gerombolan ular), persis seperti apa yang dilakukan manusia terhadap Cagar Alam selama ini. . Hingga pada akhirnya, Sang Waktu membawa kita pada dialektika terhadap ruang hidup seluruh makhluk di muka bumi ini. Sang Waktu telah melakukan presentasi bahwa; “semakin manusia jauh dari kata punah, semakin berlipat bencana yang ada di muka bumi ini.” Untuk itulah mengapa doa ulangtahunku kemarin adalah; “kesejahteraan bagi flora dan fauna.” Hanya itu, tidak lebih. . Bandung, 1 Januari 2019 . #AkuKertasDanPena #Fireworks #2020 #kontemplasi #dialektika #waktu (at Bandung) https://www.instagram.com/p/B60gB0VAnoP/?igshid=1dx4ya5rfoe1y

[jalukancana]

Bincang-bincang bersama @hasanawal_ sang petani kopi muda asal Cikalong, Pangalengan. . Dipandu @kalis_toev di perpustakaan @kedailayaran Bandung, Hasan blak-blakan soal penolakannya terhadap bantuan pemerintah, protesnya atas regulasi SCA (Specialty Coffee Association), dan pesan pribadinya terhadap para penikmat kopi. . Silakan kunjungi Youtube saya (klik link pada bio dan pilih menu Youtube) untuk bergabung dalam bincang-bincang mereka. . Tabik! . #kopi #petani #petanikopi #tengkulak #pangalengan #bandung #industri #industrikopi #akukertasdanpena #sca (at Bandung) https://www.instagram.com/p/B5Hm9CRAGfh/?igshid=17f624wcfpr0f

[jalukancana]

Bincang-bincang bersama @hasanawal_ sang petani kopi muda asal Pangalengan, mulai dari pertama kali ia terjun, problematika tengkulak, hingga cita-cita yang ia mimpikan untuk rekan-rekan seprofesinya: petani kopi kecil. . Dipandu @kalis_toev di perpustakaan @kedailayaran Bandung, Hasan blak-blakan soal industri kopi dan peran pemerintah terhadap ... sebentar, ini baru bagian pertama. Peran pemerintah nanti dibahas di bagian kedua. Hehehehe. . Silakan kunjungi Youtube saya (klik link pada bio dan pilih menu Youtube) untuk bergabung dalam bincang-bincang mereka. . Tabik! . #kopi #petani #petanikopi #tengkulak #pangalengan #bandung #industri #industrikopi #akukertasdanpena (at Bandung) https://www.instagram.com/p/B464hLngDAf/?igshid=1jeix5ku0dh0z

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · PASUKAN LISTRIK DAN PASUKAN LITERASI · Selama berbulan-bulan berekspedisi bersama tim @nusalayaran di Sumatra, aku terpaksa pulang ke Bandung demi Ibu yang dirawat di rumah sakit. Sehingga tertanggal 18 April 2017, aku telah mengurusi banyak hal yang sempat aku tinggalkan di kotaku tercinta ini. Salah duanya @pecandubuku dan perihal rumahku sendiri. · Ihwal rumah, telah kutata sebaik mungkin, supaya nanti jika Ibu diperbolehkan pulang—meski sekarang masih mengungsi di rumah nenek—beliau sudah merasa nyaman untuk beristirahat. · Dan ihwal Pecandu Buku. Pukul 08:00 pagi tadi, aku menerima donasi 300 lebih buku dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dalam rangka memperingati hari Kartini. Ya, bantuan untuk bidang literasi dari mereka sangat menggembirakan buatku. Bagaimana tidak? Hari pertama aku kembali berkegiatan secara eksternal di Bandung, aku mesti menghadiri dan mewakili Komunitas Pecandu Buku untuk menerima donasi tersebut. · Untuk itu, terima kasih banyak atas undangan dan donasi bukunya PLN. Semoga jasamu ini dapat membantu meningkatkan minat baca Indonesia. Dan sebisa mungkin, kami selaku #PecanduBuku akan mempergunakan buku-buku tersebut semaksimal mungkin. Sekali lagi, terima kasih. · pic taken by @tamibudiawati · Bandung, 21 April 2017 · #buku #literasi #minatbaca #bacabuku #membaca #pecandubuku

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · BALADA ATAP SUMATRA IV oleh Jalu Kancana · Demi Tuhan! Aku tak tertarik oleh mazhab yang terlahir dari rahim barat. Bau tengik ideologi semacam Frankfurt dengan Institut Penelitian Sosial-nya, atau Marxisme dengan embel-embel terminologi Hegel-nya, juga bahkan penuturan Zarathustra yang diurai Nietzsche untuk Nietzschean-nya. Ada apa dengan penuntut liberalis yang memutar buku-buku hingga memenuhi kolom pencarian Google lantas merangkak-rangkak dengan sambilan sebagai slacktivist hingga toga terpasang di kepalanya lalu hidup dan beranak menyelamatkan diri sendiri oleh tenggat waktu kantoran menanti upah di awal bulan? Atau jika mujur, bisa dikenal banyak orang dan sibuk menyusun rencana supaya follower tidak menurun sehingga apa yang dilakukan akan selalu benar? Ada apa? Apa itu bagian dari gaya hidup? · Cukupkah begitu? Bukankah Buya Hamka pernah berkata; jika bekerja sekadar bekerja, monyet di hutan juga bekerja? Atau Haji Abdul Malik Karim Amarullah itu salah karena ini bukan pekerjaan monyet? Kiranya bos-bos sawit berniaga dengan tukang cendol untuk negaranya. Bukan begitu? Lihat, penjahat mencuri dan merampok sedang penjahit bekerja dan bersaing dengan strata kaumnya, sementara pejabat mengatur ekonomi negara disekat hegemoni yang antara ke-aku-an dan mereka. · Ah! INDONESIA, yang berarti 'Kepulauan Hindia'. Apa hubungannya bangsa ini dengan India? Tak adakah para budayawan, sastrawan, peneliti, atau bahkan negarawan yang berbau aristokrat mencoba merevisi demi hakikatnya identitas sendiri? Lihat, anak-anak muda malah sibuk bertengkar dengan aparat perihal 'kiri dan kanan'. Lihat, mereka pun sibuk mencurigai perpustakaan-perpustakaan, sementara yang lain sibuk mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi. Mereka sibuk oleh segala yang ke-barat-barat-an! Yang satu melarang, yang satu tergoda! Lupa oleh hakikat ke-Nusantara-an dari Sabang sampai Merauke. Ada apa dengan normalitas kita? · Wahai, Merah-Putih, kemarilah. Biar kukecup kau yang berkibar di atap Swarnadwipa. Aku menemuimu pada ketinggian ini bukan untuk egoku, juga bukan untuk prestisku. Aku hanya menjengukmu di tengah perjalananku dalam mewartakan hal sakral... · (bersambung)

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · TENTANG PEJALAN · Baru saja tiba usai pendakian, kabar baik dari @djeladjah berembus bersama 17°C Desa Kayu Aro di kaki Gunung Kerinci. Berikut kata pengantar dari kabar baik tersebut; · 1. #OlehOlehJalanSunyi · "Berjalan-jalan di sini, bersama puisi-puisi yang ditulis di rentang waktu sewindu. Membaca buku kumpulan puisi "Oleh-oleh Jalan Sunyi", seperti memasuki dunia dimana suatu kisah ditulis dengan caranya yang khas, perihal dua pasang mata di pergelangan kaki yang selama delapan tahun melakukan perjalanan. Perihal dua pasang mata kaki yang telah membawa mata kepala dan mata hati menemukan arti baru matahari. · Dua hal ingin saya tawarkan, tanpa bermaksud membatasi tawaran lain, perihal cara menikmati "Oleh-Oleh Jalan Sunyi", perihal sosok penyair Jazuli Imam yang tak lain adalah karib, tak lain adalah sosok buku hidup, seorang pejalan santi, dan penyeduh kopi handal: · Tawaran pertama adalah perihal keromantisan. Kedua, perihal tawaran gagasan, yang tak lagi sekedar impresif, melainkan lebih ke ruang deimpresif". · —Rabu Pagisyahbana, sastrawan · 2. #SekapurSirihPerjalanan · "Orang bijak pernah berkata, bukan seberapa jauh perjalanan yang engkau tempuh, melainkan seberapa banyak kebijaksanaan yang bisa engkau petik. Tetapi, jika kita bisa memetik banyak dari perjalanan yang lebih jauh, bukankah itu juga baik? dan apa yang ditunjukkan oleh mereka bertiga melalui @nusalayaran adalah perjalanan jauh yang bisa memberikan banyak kebijaksanaan, cinta, pelajaran, dan arti yang banyak untuk dipetik, salah satu—dari sekian banyak—dari apa yang mereka petik akhirnya saat ini ada di tangan kita, dalam lembaran lembaran yang bisa kita baca. · Dari perjalanan panjang tersebut, mereka memetik nilai yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah karya, berupa "Sekapur Sirih Perjalanan". Karya ini tidak hanya menunjukkan apa yang mereka temukan, melainkan menjadi tanda sekaligus menjadi apa yang mereka tandai, dan dari setiap tanda masing-masing, memiliki bab tebal untuk diceritakan, sebab diksi puisi yang mereka rangkai tidak pernah meminjam cerita orang lain, kecuali titipan asa dari setiap sosok yang mereka tinggalkan". · —Pepe DW, budayawan gunung · #buku (at Kersik Tuo, Kayu Aro Timur)

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · 3083 KILOMETER oleh Jalu Kancana · Angka tersebut tercatat pada sebuah aplikasi android yang memperhitungkan jarak tempuh. Titik-titik tersebut memang hanya sambungan azimuth per azimuth dari beberapa checkpoint yang telah kami lalui selama ekspedisi. Jika garis tembak tersebut mengikuti jalan sebenarnya (dalam arti mengikuti jalan asli di lapangan), bisa jadi lebih dari 3083 kilometer. Sungguh jarak yang tak terduga, mengingat tembak garis lurus dari Bandung ke Aceh saja hanya sekira 1,900 kilometer. · Perjalanan kami yang baru 45% ini, nyaris dua kali lipat dari jarak—tembakan garis azimuth—Bandung ke Aceh. Bisa diperkirakan sejauh apa perjalanan kami selepas Sumatra Barat nanti. Akan banyak kilometer per kilometer yang siap kami jejaki sampai titik pulau Weh di Aceh Nangro Darussalaam sana. · Hari ini, kami baru tiba di Padang, sedang besok, kami akan menambah 134 kilometer dari tempat kami berada saat ini, yakni Gunung Kerinci. Itupun dalam hitungan garis lurus—tidak mengikuti jalan asli yang berkelok seperti di lapangan. · Maka dari itu, doa adalah logistik metafisik yang mudah untuk diberikan sehingga kami mohon kesediaannya untuk dilapatkan. Sudi kiranya dikirimkan pada kami. Terima kasih, Kawan-kawan! · Ulak Karang, 27 Februari 2017 · #nusalayaran #trip #jalukencana #jalukancana #map #track #jejak #adventure #perjalanan #pengelana (at Padang, Indonesia)

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · SURAT CINTA YANG DIBUKUKAN · Tahun lalu, 2016, @pecandubuku cukup babak belur saat memproduksi buku ini. Seingatku, kantung mata @awangesti dan @anomalisatu membesar pra-acara. O ya, @arsalbahtiar dan @fiersabesari pun sempat bersitegang denganku perihal kata "sastra" dan "sastrawi" pada pamflet acara ini (foto 4). Sedang aku? Tak ada kontribusi otentik yang kulakukan saat itu. Pun, saat ini, aku malah berada sejauh ratusan kilometer dari mereka. Tapi untungnya—juga hebatnya—kali ini mereka bekerjasama dengan @eigeradventure untuk mengadakan acara ini. Tak ada lagi yang meniagakan banyak waktunya untuk kelangsungan acara #SuratUntukFebruari (SUF) ini. · Bisa kita lihat, betapa kali ini buku SUF tampak berwarna dan sedap dipandang (foto 1), itu bukan berarti buku sebelumnya tidak sedap dipandang (foto 2), justru, jika aku melihat buku SUF tahun lalu, malah merasa iba sekaligus terenyuh. Buku sederhana itu, yang hitam putih itu, adalah mahakarya kawan-kawanku yang siang dan malam rela kepayahan demi acara sesederhana itu (foto 3). Bagaimana mungkin buku tersebut terasa sedap dipandang olehku? · Kini, tahun 2017, #PecanduBuku meraih buahnya. #SuratUntukFebruari2017 hendak digelar di #EigerAdventure jl. Sumatra, Bandung. Pada tanggal 26 Februari besok, mereka akan mengalihkan jerih payah tahun lalu—yang mana SUF 2016 diadakan di tempat kecil bekas garasi—ke tempat yang layak tampil. Ya, toko Eiger Jl. Sumatra memiliki tampilan yang cukup eksklusif. · Jadi, siapapun yang ada di Bandung besok, sekali lagi; pada tanggal 26 Februari 2017, datanglah ke acara sederhana kawan-kawanku itu di Eiger Jl. Sumatra, Bandung. Banyak kegiatan seru, seperti cara membuat buku secara DIY (Do it Yourself), musikalisasi puisi dari @raungjiwa, hingga pembahasan buku "Dunia di Atas Meja" terbitan @mejalapau yang diproduksi sendiri dari nol. · Jangan lupa juga, bawa buku bekas layak baca sebagai alat tukar untuk mendapatkan buku "Surat Untuk Februari edisi 2017" ini (foto 1). Karena buku bekas yang kalian tukar nanti, akan didonasikan ke perpustakaan-perpustakaan di pelosok yang sangat membutuhkan. · Salam Aksara! · Padang, 25 Februari 2017

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena #regram from @mimba_tm · KERINCI DAN PERJALANAN · "Nusalayaran, tim yang dibentuk oleh anggota dari berbagai komunitas ini tengah menjalani ekspedisi terkait Kawasan Konservasi (terutama kawasan Cagar Alam) di sepanjang pulau Sumatra. Sejak 15 September 2016 lalu, mereka melakukan hitchhiking dari Bandung dengan titik akhir Nangro Aceh Darussalaam. · Saat ini, mereka baru tiba di Riau dan tengah menuju Sumatra Barat. Banyak perihal kawasan yang telah mereka saksikan sendiri, suka-duka perjalanan pun barangkali menarik untuk disimak. Maka dari itu, berjumpa mereka di tengah perjalanannya akan jadi momentum yang berkesan—terlepas perjalanan ini akan mereka bukukan—namun mendengar kisahnya secara langsung pasti menyenangkan untuk dikenang. Agenda pendakian Kerinci nanti, yang nantinya diabadikan dalam buku mereka setelah pulang, terbuka bagi sesiapa saja yang ingin bergabung dan berjumpa untuk mendengar kisah suka-dukanya." · Itulah sepenggal cerita dari kawan-kawan @nusalayaran, dan dalam kesempatan kali ini Mimba akan bersama menguak sunyi di Gunung Kerinci. · Trip ini dilaksanakan tanggal 1-6 Maret 2017. Dengan persiapan yang cukup singkat, kami berharap kawan-kawan dapat ikut serta dalam perjalanan ini. Kami juga membuka kesempatan kepada teman-teman yang mempunyai brand Outdoor yang bersedia untuk support dalam bentuk apapun pada kegiatan trip kali ini. Salam Pukau. · Info lebih lengkap silahkan bertanya sepuasnya ke Kontak Informasi yang tercantum. · 0822 1484 9802 0813 1241 8349 Available WA & Line · Term Condition & Regulation berlaku. · Happiness your journey with mimba. · #id_pendaki #instagunung #wanitagunung #pendakikucal #pendakicantik #satubumikita #explorenesia #bandunginframe #explorebandung #infopendaki #purpala #mountainesia #enjoyindonesia #opentripbandung #opentriprinjani #liburanlebaran

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · WAHDAT AL-WUJUD · Ibnu Arabi memandang manusia dan alam sebagai cermin yang memperlihatkan Tuhan dan berkata bahwa sang penerima berasal dari nol (bukan kosong) sebab ia berasal dari emanasi-Nya yang paling suci, karena seluruh kejadian (eksistensi) berawal dan berakhir bersama-Nya: kepada-Nya ia akan kembali dan dari-Nya ia berawal. · Ketika Tuhan berkehendak dengan nama-nama bagus-Nya (sifat-sifat) yang berada di luar hitungan, esensinya bisa dilihat. Dia menyebabkan nama-nama itu bisa dilihat dalam sebuah wujud mikrokosmik yang karena dikaruniai eksistensi meliputi seluruh obyek penglihatan, dan melaluinyalah kesadaran terdalam Tuhan menjadi termanifestasikan di hadapan-Nya. · Menurut Ibnu Arabi; wujud semua yang ada ini hanya satu dan wujud makhluk pada hakikatnya adalah wujud Khaliq pula. Tidak ada perbedaan antara keduanya dari segi hakikat. Hal itu dilihat dari sudut pandang panca indra, lahir, dan akal yang terbatas kemampuannya dalam menangkap hakikat apa yang ada pada Dzat-Nya dari kesatuan dzatiah yang segala sesuatu berhimpun pada-Nya. · Menurutnya; wujud alam pada hakikatnya adalah wujud Allah SWT, dan Allah SWT adalah hakikat alam. Tidak ada perbedaan antara wujud yang qadim yang disebut Khaliq dan wujud baru yang disebut makhluk. Jika antara Khaliq dan makhluk bersatu dalam wujudnya mengapa terlihat dua? · Ibnu Arabi menjawab, sebabnya adalah tidak memandang dari sisi yang satu, tetapi memandang keduanya dengan pandangan bahwa keduanya adalah Khaliq dari sisi yang satu dan makhluk dari sisi yang lainnya. Satu-satunya wujud adalah wujud Tuhan, tidak ada wujud selain wujud-Nya. (Ali Mahdi Khan) · Alam raya adalah wujud kita yang lain. Mengganggunya berarti mengganggu kita semua dengan jarak yang cukup jauh, salahsatunya; CAGAR ALAM. · Maka, senang sekali mendengar sang guru; @pepep.dw menyuarakan kegelisahan kami semua mengenai kegiatan alam bebas ini,melalui media yang memiliki 'speaker' yang cukup luas untuk menjangkau telinga-telinga lainnya. Salam LESTARI!! · #saveciharus #sadarkawasan #nusalayaran

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · SURAT UNTUK FEBRUARI Vol.2 · Ingatkah kapan terakhir kali Kawan-kawan menulis surat cinta? Atau mungkin kemudahan teknologi membuat kita lupa bahwa pada zaman dahulu kala surat cinta pernah menjadi hal romantis yang membuat jantung kita berdegup kencang saat menulis/membacanya? · Kali ini, kami kembali menantang Kawan-kawan untuk membuat surat cinta di caption Instagram pribadi Kawan-kawan. Boleh ditujukan untuk dambaan hati, pacar, keluarga, negeri ini, atau bisa juga no mention. · 50 surat cinta yang menarik akan dimuat dalam buku "Surat Untuk Februari" yang rencananya dirilis secara independen pada akhir bulan Februari 2017 (dan akan dibagikan untuk khalayak ramai, tidak diperjualbelikan). Tiga pemenang yang terpilih akan mendapatkan bingkisan menarik dari EIGER. Bagaimana syaratnya? · 1. Unggah foto bernuansa alam (gunung, laut, hutan, dsb.) 2. Foto boleh berisi dirimu atau tidak. Yang penting, berasal dari koleksi pribadi (tidak mencuri karya orang lain) 3. Beri caption berupa tulisan surat cinta yang mengutarakan isi hatimu 4. Cantumkan tagar #suratuntukfebruari2017 #eigeradventure #pecandubuku 5. Tag dan follow Instagram @pecandubuku & @eigeradventure 6. Karya yang akan dikurasi adalah yang diunggah dari tanggal 31 Januari 2017 hingga 10 Februari 2017 7. Tidak diperbolehkan mengandung SARA, pornografi, dan kegiatan perusakan lingkungan. · Tantangan ini berlaku hingga tanggal 10 Februari 2017. Siapa pun boleh mengikutinya. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 20 Februari 2017. Selamat berkarya. · Salam aksara, · EIGER x Pecandu Buku

[jalukancana]

#AkuKertasDanPena · PECANDU BUKU BERSILA 7 · Seru! Lebih dari 50 kawan-kawan meramaikan acara bulanan di perpustakaan kecil tercinta kami. Dengan tajuk "Menerbitkan Buku Sendiri", pemaparan mengenai penyuntingan, tata letak 'analog' menggunakan Ms Word, hingga spesifikasi kertas (berat dan ukuran) untuk buku, kiranya baru tersampaikan 50% saja. Untuk teknis yang lebih mendetil dan penjelasan yang lebih spesifik lagi, mungkin kawan-kawan bisa bermain ke perpustakaan kami. Kami akan membuka kelas gratis jika kawan-kawan bersedia. · Terlepas dari itu, semoga segala ilmu yang dibagikan oleh pemateri selama acara kemarin, dapat menjadi kekuatan tambahan bagi para calon penulis guna menerbitkan karyanya sendiri. · Namun, yang menyenangkan adalah; puisi dari kawan-kawan yang datang tengah kami rancang untuk menjadi e-book, dan disediakan untuk free download. Ditunggu ya! Semoga kawan-kawan dapat segera menikmatinya. · Video di atas merupakan penampilan musikalisasi puisi dari dua seniman yang tergabung sebagai anggota aktif Komunitas Pecandu Buku. Oh iya, tidak lupa juga, terimakasih kepada para sponsor, yakni; @launarissadia dan @adekkesuma · Salam Aksara! · #Regrann from @pecandubuku