#WawancaraLPDP
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tes Substansi LPDP Luar Negeri 2017
Halo !
Aku mau berbagi nih soal pengalamanku dalam tes substansi LPDP di Jakarta 1 yang kesemua ujiannya dilaksanakan dalam satu hari. Wuih, dari pagi sampe sore beneran. Satu kata : menarik !
Langsung aja nih, jadi mengenai ujiannya, ada beberapa:
1. Essay on the Spot. Ada dua topik yang sama-sama filosofis tentang Indonesia, dan aku akhirnya memilih topik pertama yakni bagaimana menjaga Keutuhan NKRI. Mengingat dari writing IELTS, aku menulis dengan skema Introduction-Problems-Solutions. Simpel kok.
2. Leaderless Group Discussion. Agak zonk nih karena sebelum tes, selama 15 menit kelompok LGD kami berkumpul dan atur strategi untuk siapa yang bicara duluan, bagaimana mekanisme bicaranya, dan sebagainya. Eh pas pelaksanaan, yang ngomong duluan malah orang lain. Diskusi pun saut-sautan, ga urut dan ga rapi. Di sini yang jadi tantangan soal bagaimana aku bisa menyampaikan pendapat dengan baik yakni dengan angkat tangan, dan membatasi diri dengan bicara hanya dua kali. Btw temanya soal Academic Cheatting. Soal cara bicara sih sederhana sebenernya, kayak diawali dari kenalan, apresiasi pendapat orang, lalu sampaikan pendapat dengan efektif dengan skema problems-solutions dengan batasan 1-2 menit bicara. Selanjutnya, soal cara menyimak, pastikan ga asik sendiri buat nulis. Saya sih dalam menyusun ide bikin mindmap, lalu menulis nama tiap peserta beserta ide2 inti mereka, dan menatap mereka dengan penuh perhatian *cieee* tiap siapa yang bicara!
3. Wawancara. Masa ini antara deg-deg an dan enggak, karena waktu tunggunya cukup lama, sekitar 4,5 jam antara tes terakhir dengan tes wawancara ini. Nah, soal konten wawancara ini menarik dan aku mau berbagi dengan lumayan detail soal daftar pertanyaan dan jawabanku. Sebelumnya, soal bagaimana aku menyiapkan ini tuh lebih serius daripada ujian yang lain (bahkan gw ga latihan nulis essay samsek dong:(. Sehari pun bisa latian wawancara lima kali, nyiapin FAQ sampai 100++ soal dan jawaban full english, nemu hot document dan lain lain. OK lanjut. Jadi wawancaranya campur, indo dan inggris. 30% English, 70% Indo. Yang English tentang studi aja sih sama perkenalan di awal. Tapi, ini kutulis semua di bahasa indo aja ya. Karena ada tiga pewawancara, kutulis X Y Z, dan aku kutulis A yak, Okay? *kurang lebih kontennya seperti di bawah ini
X: Coba kenalkan tentang diri kamu, keluarga kamu, dan tujuan kamu studi.
A: Nama saya Angga Fauzan, saya lulus dari DKV ITB di tahun 2016 dan kini mendaftarkan diri di Design and Digital Media, Edinburgh University. Saya berasal dari Boyolali, Jawa Tengah. Keluarga saya terdiri dari Ayah yang bekerja sebagai pengrajin, Ibu yang bekerja sebagai penjual gorengan, dan adik perempuan yang kini SMP. Saya punya sedikit cerita tentang pendidikan saya. Sejak lulus SD, orangtua saya mendorong saya agar mendaftar di sekolah yang dekat namun saya enggan, akhirnya saya nekat bersekolah di SMP favorit di kota saya. Setelah lulus, orangtua saya meminta saya untuk tak perlu melanjutkan sekolah. Tapi saya menjelaskan bahwa pendidikan amat penting. Akhirnya saya mendaftar sendiri di saat pendaftar lain datang bersama keluarga dan teman. Saya pun diterima, dan mendapatkan 14 piagam kejuaraan seperti desain poster, pidato, mading, dan sebagainya...
X: Maaf, boleh tolong bicaranya diperlambat sedikit?
A: Okay, pak. Hehe. Usai lulus SMA, orangtua saya kembali melarang saya untuk melanjutkan studi karena berkuliah apalagi di ITB sangat mahal. Terlebih lagi, saya adalah siswa pertama yang memilih ITB dari SMA N 3 Boyolali. Namun saya tetap ingin kuliah, dan meskipun di percobaan pertama masuk ITB saya gagal, saya tidak menyerah dan mencoba lagi hingga berhasil dengan beasiswa Bidikmisi. Di ITB, saya bergabung di beberapa organisasi, saya pernah menjadi ketua Pemilu Raya KM-ITB dan membangun Boyolali Bergerak bersama kawan-kawan saya ketika saya di tingkat empat. Terakhir, kami membuat sebuah TPA di Boyolali, kami membuka donasi dan mendapat 10 juta dalam dua hari pertama. Setelah lulus, saya bekerja di Qlue Smartcity sebagai Brand Strategist. Qlue sendiri adalah startup yang mengembangkan platform smartcity di Indonesia, salahsatunya di DKI Jakarta.
X: Apakah kamu membawa portfolio kamu?
A: Ya, Pak. Saya membawa tiga dokumen. Pertama, adalah dokumentasi aktivitas saya, kedua adalah portfolio karya saya, dan yang ketiga adalah dokumen pendukung yang menunjukkan data-data bahwa kampus tujuan saya adalah pilihan yang tepat seperti Silabus, APBN, LoA,Edinburgh, Email, dan sebagainya.
X: (membuka portfolio karya). Ini buatan kamu?
A: Ya, Pak. sebagian ada yang karya bersama, namun yang itu karya saya.
X: Sejak kapan kamu suka visual art?
A: Sejak kecil saya suka menggambar Pak, dan ketika saya SMA, saya ngajarin adik saya nggambar bareng, Kemudian dia ikut sebuah kompetisi nasional dan mendapat juara dua. Kami berdua memang sama-sama suka visual art.
X: Kamu suka ikut lomba nggambar ya?
A: Iya, pak. Dari SD saya ikut lomba menggambar namun masih kalah. namun saya nggak berhenti buat suka ngegambar. awalnya, kedua orangtua saya melarang saya untuk menggambar karena boros untuk membeli peralatannya seperti krayon dan lainnya. Untuk itu, saya biasa mengumpulkan uang saku untuk membeli perlengkapan menggambar. Akhirnya, saya dan adik saya bisa memenangkan berbagai kompetisi berkat hobi menggambar kami. sejak saat itulah kami diperbolehkan untuk terus menggambar.
X: Ketika kuliah kamu suka ikut lomba juga?
A: Ya, Pak. Saya pernah memenangkan photographic competition yang diadakan oleh PPI Jepang dan mendapatkan juara 3. Selain itu, saya juga mengontribusikan kemampuan saya di bidang desain di beberapa organisasi seperti menjadi kepala divisi kreatif di Aku Masuk ITB 2014.
X: Jadi kamu lulus di tahun 2016? Apa yang kamu lakukan setelah lulus?
A: Ya, pak. Jadi, sebelum wisuda, ada jangka waktu 2 bulan. Saya mengambil kesempatan magang di kemenristekdikti selam tiga bulan, kemudian bekerja di Badan Ekonomi Kreatif hingga akhir 2016. Lantas, bekerja di Qlue Smartcity hingga sekarang.
X: Lalu kenapa kamu ingin melanjutkan studi di jenjang yang lebih tinggi?
A: Jadi, begini pak. Presiden kita menargetkan di tahun 2019, Indonesia bisa mendatangkan 20 Juta Wisatawan Asing. Kemudian, Menteri Pariwisata Indonesia mengatakan bahwa Pariwisata akan jadi tulang punggung ekonomi baru Indonesia di masa depan. Selain itu, berdasarkan peraturan pemerintah tentang otonomi daerah, dijelaskan bahwa tiap daerah di Indonesia harus bisa mandiri di ekonomi, salahsatunya lewat pengoptimalan pariwisata lokal. Di sini, saya melihat potensi pariwisata Indonesia. Selain itu, saya juga ingin melanjutkan Tugas Akhir saya di ITB mengenai tourism yakni Travel Journal of Bandung. Untuk itu, saya ingin meningkatkan skill saya di bidang tourism Branding. Oleh karena itu, XXX
X: (liat-liat berkas di form pendaftaran saya di laptopnya) Hm.. jadi kedua orangtua kamu nggak sekolah ya?
A: Ya, Pak. Tadi pagi saya pun menelpon ibu saya dan beliau sangat mendukung dan yakin insyallah saya bisa.
Y: Angga tadi menunjukkan di dokumentasi kegiatannya bahwa kegiatan kamu sangat banyak, prestasi kegiatannya sangat banyak. Pasti ada satu titik keberhasilan kamu yang besar, nah bagaimana cara kamu mencapai tiitk keberhasilan itu?
A: Saya mau cerita Bu saat saya menjadi ketua First Movement ITB 2012. Jadi ini merupakan suatu kepanitiaan yang dibentuk oleh mahasiswa baru ITB 2012, saya menjadi salahsatu ketua kelompok. Tiap ketua kelompok di OSKM dikumpulkan, dan ditanya siapa 10 orang yang merasa paling bertanggungjawab terhadap Indonesia, saya angkat tangan, dan akhirnya terkumpullah 10 orang ini. Saya pun dipilih jadi ketua. Nah disinilah masalahnya. Saya sebagai anak baru dari desa yang tak paham banyak, kemudian di sisi lain, uang saku dari orangtua untuk satu semester saat itu sekitar 700 ribu. Jadi saya tak pernah dapat uang bulanan dari ortu, paling 400 500 700 ribu untuk satu semester dan bergantung banyak dengan bidikmisi. Nah, saat itu uang bidikmisi belum turun. Jadi saya harus benar-benar menghemat uang makan saya. Seringkali malam saya lapar banget namun nggak bisa jajan karena kalau saya makan malam ini, besok saya nggak makan. makannya harus dihemat sebaik mungkin. Ditambah lagi, tugas di TPB FSRD sangat mahal dan banyak, saya sering begadang untuk mengerjakannya. Belum lagi, adanya kaderisasi FSRD hingga malam. Bagi saya, beberapa hal ini susah saya kendalikan semuanya untuk membagi waktu, uang, dan sebagainya. Jujur, saya pernah meninggalkan kepanitiaan tersebut selama beberapa minggu karena saya berpikir bahwa saya gabisa. teman-teman pun pada nyariin, mulai nggak respek, dan ketika ngumpul pun suka pada ngobrol sendiri. di sinilah titik terbawah saya ketika saya berpikir bahwa saya nggak bisa jadi pemimpin. sehabis itu, presiden KM-ITB saat itu mengajak saya ngobrol, namanya Anjar Dimara Sakti. saat itulah saya menemukan mentor pertama saya hingga saat ini. Beliau mengajarkan banyak hal, beliau percaya bahwa saya bisa menjalani ini, membantu memberi solusi untuk menyelesaikan a dulu baru kemudian b c d. Akhirnya, kepanitiaan pun selesai, saya mendapatkan IPK cumlaude pertama saya yang membuat orangtua saya awalnya kaget karena berpikir “3,6 kok seneng banget?” karena mereka awalnya memahami bahwa nilai itu 1-10. Berikutnya, dari saya yang berpikir bahwa saya nggak bisa jadi pemimpin, beberapa tahun kemudian saya menjadi ketua Pemilu Raya di kampus. dan saya bahkan memberanikan diri untuk mencalonkan diri menjadi presiden BEM. disinilah saya merasa cukup berkembang jauh dibanding saya sewaktu di tingkat satu.
Y: terus menang?
A: kalah hehe. Namun nggak masalah. karena saat saya ingin mencalonkan pun ka Anjar bilang, ini bukan soal menang atau kalah, namun ini soal bagaimana saya memberanikan diri, membangun tim, berbagi gagasan ke temen-temen.
Y: Ya, benar. Sebenarnya, apa yang kamu rasakan ketika kamu gagal tadi?
A: jujur awalnya saya merasa sendiri. Namun, akhirnya saya sadar sih bahwa saya punya Tuhan, saya punya orangtua, saya juga punya ka Anjar sebagai mentor saya. yang berikutnya, saya berpikir bahwa Tuhan nggak mungkin ngasih beban di luar kemampuan kita sih Bu. bahwa sebenernya Tuhan nggak memberikan masalah, tidak ingin menjatuhkan kita, namun peluang untuk menguatkan kita. hal ini pula yang akan tetap saya pegang ketika andaikan nanti diterima kuliah di Edinburgh, ketika menghadapi masalah, saya akan selalu berpikir bahwa Tuhan nggak akan memberikan masalah di luar kemampuan saya.
Y: yang saya lihat, kamu adalah tipe orang yang setiap menghadapi masalah selalu membutuhkan bantuan orang lain, nggak sendirian. soalnya ada tipe orang yang ketika ada masalah, dia kerjain sendiri, diambil sendiri.
A: Iya, soalnya kalau saya pegang sendiri, nanti bakal pusing sendiri Bu. makannya, saya biasa cerita ke teman, minta bantuan, bagi-bagi tugas dan sebagainya. dan ini bagi saya penting.
Y: Ketika kamu mempimpin, misalnya di Pemilu Raya tadi, kamu kan punya tim dengan berbagai karakter. Nah, bagaimana kamu memanajemen orang-orang ini?
A: boleh saya menggunakan contoh pengalaman saya yang lain Bu? Jadi, ketika saya menjadi koordinator Acara di National Leadership Camp, yakni kegiatan 5 hari penyambutan bagi awardee baru angkatan 8 Rumah Kepemimpinan yang berjumlah sekitar 250 orang dari berbagai kota di Indonesia. Nah, tim saya pun tersebar di berbagai kota. walhasil, kami mengandalkan google hangout, whatsapp untuk menjalankan kegiatan. kadangkala juga kami main, seperti ke lembang, bandung sambil rapat. Nah, di sini saya berusaha menggunakan pendekatan yang humanis, nggak melulu bahas proker, targetan, timeline dan sebagainya. namun saling ngucapin ulangtahun, curhat, dan sebagainya. menurut saya, hal ini penting. Kak Anjar pun pernah bilang bahwa pengetahuan teknis sejago apapun bakal kalah dengan pendekatan interpersonal. terlebih, untuk kegiatan volunteer seperti ini, kedekatan antar anggota tim sangat penting. kedua, sebenernya saya tipe stalker. Saya selalu berusaha mencari tau siapa tim saya, saya bukain medsosnya, kalau perlu bertanya ke temannya soal bagaimana sih dia, bagaimana pengalaman dia di kampus dan sebagainya. di akhir, alhasil kepanitiaan kami cukup sukses. kami bisa mengundang tokoh-tokoh besar seperti Sudirman Said, Anies, Sandi, Pak Yoyok, Zacky Bukalapak dan lainnya. Dan 250 orang ini pun membentuk komunitas-komunitas kecil di tiap regionalnya, ada yang bidang pencegahan anti korupsi, pendidikan, lingkungan dan sebagainya.
Y: Tadi pas kamu pertama masuk, Ibu kira kamu anak SMP (batin gue, duh buu). Nah, kamu pernah nggak digituin? tanggapan kamu bagaimana?
A: hahaha cukup sering Bu. misal ketika saya mencalonkan diri menjadi presiden BEM, banyak teman-teman yang nanya ke tim saya, itu beneran 21 tahun? Kemudian temen saya bilang, orangnya emang kecil, tapi idenya besar. hehe. Kemudian sebenarnya ketika di ultah saya terakhir, saya membuat survey tentang pandangan orang-orang kepada saya, kesalahan yang pernah saya buat, kelebihan saya, apa yang perlu ditingkatkan, kontribusi yang bisa saya perbuat dan sebagainya. ada juga yang bilang bahwa “mas angga, makannya diperbanyak ya biar lebih gede.”
X: usai kamu kuliah S2, kamu mau bekerja di mana?
A: XXX
X: Plan B kamu apa andai nggak keterima di XXX ITB?
A: XXX
Z: Angga, kamu ketika kecil pernah sakit?
A: Alhamdulillah enggak Pak. saya ga pernah masuk rumah sakit, sampai operasi. masuk angin pun jarang. saya selalu menjaga badan saya agar tetap fit. saya suka berjalan jauh. sejak SMP dan SMA, dengan sekitar 3 0kilometer bolak balik naik bus kemudian saya masih harus jalan kaki lagi. saat ini pun lokasi kos saya sekitar 1 kilometer dan hal ini membantu saya untuk tetap berjalan kaki dan menjaga fisik agar tetap sehat.
Z: nah sebenarnya ini untuk mengetahui nanti ketika kamu diterima kuliah di luar negeri nanti, kamu akan tetap sehat. Hmm dari perjuanganmu sejauh ini, sebenarnya apa sih yang ingin kamu capai selama hidup?
A: Jadi begini pak, selama kuliah saya punya beberapa mentor. Salahsatunya saya dapatkan ketika saya di Keluarga Remaja Islam masjid Salman ITB. saat itu, mentor saya mengajarkan mengenai tujuan hidup yang awalnya saya pun bingung. Dia meminta saya buka Al-qur’an surat al-ankabut ayat 51 kalau nggak salah yang menyatakan bahwa jika kita berpegang teguh pada Ridha Allah maka sejatinya kita berpegang pada tali yang kokoh. Mentor saya juga memberikan ilustrasi, misal kita punya tiga anak. Pertama, menurut kepada kita karena takut kita marahi, kedua karena menginginkan hadiah, ketiga karena murni mencintai kita. Pilih yang mana? tentu yang ketiga. nah, begitupula dengan hidup. ada yang menuruti perintah Tuhan karena takut masuk neraka, karena ingin surga, dan karena memang murni mencintai dan mengejar ridha Allah. Jadi, tujuan hidup saya adalah mencapai ridha Allah, yang dibagi menjadi tiga, hubungan kita ke Allah, ke sesama manusia, dan ke lingkungan. Tiga hal ini kan masih luas, kemudian saya lihat ke diri saya. apa yang bisa saya berikan untuk mencapai ridha Allah? nah, saya suka visual art, sampai kuliah pun diberikan jalan di DKV ITB dengan tugas akhir tentang tourism. belum lagi, Indonesia pun potensinya banyak, yang bisa diajak kerjasama pun banyak. nah, di sini saya memahami bahwa mungkin mengembangkan pariwisata di Indonesia adalah bentuk saya mencari ridha Allah.
Z: *muji muji katanya secara konseptual bagus, secara pelaksanaan konkret, bilang juga bahwa XYZ”
X: Okay, terus biaya di Edinburgh ini berapa?
A: jadi, untuk biaya kuliahnya sekitar 350 juta, jika ditotal dengan living cost sekitar 700-800 juta. Ini lebih murah daripada beberapa kampus di Asia sekalipun. misal, kampus desain terbaik di Jepang, Keio University pun bisa sampai 2,5 M, dan jurusannya yakni Media Design tidak sesuai dengan fokus saya. lantas, kalau di Korea, saya harus nambah satu tahun untuk belajar bahasa korea. Dan di Edinburgh ini termasuk yang paling murah diantara beberapa kota-kota lain di eropa. Ditambah lagi, dengan peluang kontribusi yang besar jika bisa memahami strategi pariwisata di Edinburgh yang bisa mendatangkan 4,5 juta wisatawan lalu diterapkan di Indonesia melalui XXX dan dikerjain bareng-bareng kementrian, bekraf dan sebagainya. Indonesia saja tahun ini baru ditargetin 16 juta, padahal potensinya gede banget. jadi kita bisa dapet study case dari best practice di Edinburh ini.
X: Sudah dapat kontak dengan orang di sana?
A: ya, sudah pak. saya sudah mengontak professornya, menjelaskan fokus studi saya, dan mereka bilang support. saya ada print out emailnya juga.
X: kalau alumni ITB yang di sana?
A: Ya, ada pak. saya juga sudah ngobrol dengan senior saya yang diterima di sana namun beda jurusan, bahkan saya latihan lpdp pun juga sama dia.
X: latihan?
A: wawancara. Jadi, satu hari saya bisa latihan dengan lima orang berbeda. misal, hari minggu kemarin saya latihan dengan lima orang, kemarin malam pun latihan. Ya saya merasa, ini kesempatan sudah di depan mata. maka saya harus berusaha sebaik mungkin. latihan dengan sesama awardee, sesama teman.
X, Y, Z : *muji-muji karena tampil apa adanya, rapi, bla bla*. Anda orang prefeksionis?
A: Emm saya sedikit prefeksionis. Misal, ketika ngerjain tugas saya berusaha agar nggak molor, timeline nya jelas, dan nggak deadliner. mungkin kelemahannya agak nunda waktu makan dikit, tapi saya selalu memastikan bahwa saya makan tiga kali sehari dan tidur enam jam sehari.
Z: hmm. ya kita sudah mendapatkan banyak hal, keputusan bukan di tangan kami, namun kami hanya bisa memberikan ke pusat untuk sebagai evaluasi, bla bla. Kamu harus membiasakan diri di kemampuan menulis academic writing, dan logat inggris skotlandia mumpung punya waktu sebelum berangkat seandainya diterima. *muji muji kepinteran ala ala padahal mah...*
Y: IQ mu berapa?
A: Saya lupa bu, hehe. terakhir tes pas tingkat satu.
X, Y, Z: *menyudahi interview*
A: *minta izin beberes tumpukan dokumen sambil dengerin pujian ala ala dari interviewer, kemudian salaman satu-satu sambil bilang makasih dan salam*
BERES JUGA YEY ! Nah, usai interview yang asik dan ramah itu, aku kembali mengingatkan diri tentang peristiwa perang yang dialami rasul. Bahwa sejatinya, yang membuat Rasul memenangkan perang bukanlah jumlah pasukan maupun kelengkapan amunisi. lebih dari itu, Tuhan adalah penentu segalanya. Untuk itu, tugas selanjutnya bagi manusia ala ala seperti saya ini ialah berdoa karena saya percaya bahwa doa memiliki kekuatan di luar logika.
Mohon doanya:)
Angga Fauzan
Master Candidate, Design and Digital Media, Edinburgh University
83 notes
·
View notes
Text
TIPS AND TRICK LPDP
Seleksi Berkas
Siapkan semua berkas secara lengkap. Jangan sampai ada yang kurang.
Patuhi semua syarat yang diajukan LPDP. kalau mintanya TOEFL 550, ya kasih 550, jangan nekat ngasih less than required!
Pastikan semua berkas ASLI, tanda-tangannya juga pastiin ASLI bukan scan-an, (karena gue sempet ada drama dgn kasus tanda-tangan ini)
Lampirkan surat pernyataan sehat secara detil, yang melampirkan sehat fisik, bebas narkoba dan bebas TBC (dalam 3 lembar kertas berbeda) (kalo sama RS disuruh ngasih dahak yg doesn’t even exist in your body, just do it. kasih liur kek apakek, yang penting nurut aja udah. gausah banyak ngelawan *like i did* *yg malah nyusahin diri sendiri*)
Isi semua form yang ada di form LPDP secara jujur dan lengkap, tulis aja semuanya, take your time jangan sampe ada pengalaman yang miss atau prestasi yang miss juga.
Karena saat seleksi wawancara harus bawa SKCK, will be even better kalo SKCK dibuat dari jauh-jauh hari biar gak kelimpungan, tapi SKCK hanya berlaku selama 6 bulan, so measure your time!
Jangan deadliner! persiapkan semuanya secara matang, because you will need a lot of time to proofread everything
Essay LPDP
Ada 3 essay yang diminta LPDP, Rencana Studi, Kontribusi bagi Bangsa dan Sukses Terbesar dalam Hidup.
Untuk essay Rencana Studi, pahami universitas dan program studi yang akan dituju. pelajari silabusnya. baca-baca paper ataupun jurnal dari beberapa dosen disana, cari kira-kira rencana tesis/disertasi kalian apa. cari dosen yang kira-kira sejalan dengan rencana tesis kalian. jadi ketika rencana studi dibuat, sudah ada tabel yang jelas semester 1 akan belajar apa, semester 2 akan belajar apa. apakah ada internship program atau project management. kira-kira akan bikin tesis apa, dengan pembimbing siapa dan mengapa. jangan lupa cantumkan why you choose that uni in the first place. would be great if you mention that the uni or the country doesn’t really matter, you should choose the one you find most compatible with your passion.
Untuk essay Kontribusi bagi Bangsa, sebutkan pengalaman volunteering activity kalian, yang kalau bisa in-line dengan jurusan yang akan diambil nanti. jadi semua essay yang dibuat, akan saling mendukung dan membantu satu sama lain. Ingat, yang penting jujur. be genuine dan yang pasti, harus tulus.
Untuk essay Sukses Terbesar dalam Hidup, gak perlu yang berbau-bau sukses akademik atau pencapaian keren. essay yang gue buat, tentang kesuksesan gue move on dan bangkit dari sakitnya diselingkuhin then i proved myself that i can succeed, i graduated early, got a decent job and develop a new dream. so your kind of success can be everything! even the sappy-romance story but please do emphasize your struggle and fight jangan malah kebanyakan curhat wkwk.
Essay on the Spot
Banyak-banyak baca berita dan banyak latihan menulis (in english for you guys who’s planning to get a master degree abroad). you only got 20 mins, so use your time wisely. nulis aja udah gausah kebanyakan bikin kerangka. kemaren gue kedapetan topik tentang severe penalties to both corruptors and terrorists, ada yang kebagian tentang rokok, LGBT, sampah, plastik yg sekarang dihargain 200 perak di supermarket, hukuman mati teroris, revisi UU teroris, masalah obesitas. banyak-banyak baca JakartaPost karena kemaren beritanya dicuplik dari berita di JakartaPost.
LGD
Kuncinya kalo kata orang-orang mah, jangan dominan, jangan arogan, jangan ngatur, jangan ngerusak flow diskusi. jadilah orang yang memberikan solusi dan mendukung pendapat orang lain. kalo ga setuju, sampaikan solusinya jangan ngejeblak ngasih masalah baru. latih kepercayaan diri. ngomong bahasa inggrisnya santai aja. udah pede aja, yang lain juga 11:12 pasti. kalo ada yg ngmg inggrisnya lancar kaya keran air bocor, cuekin aja. harus tetep percaya diri. jangan kebanyakan ngomong, tapi jg jangan diem aja. jadihlah problem solver meskipun bukan kalian yang narik kesimpulan, the judges see what you contribute to the group, either you tried to ruin the discusson, or you help finding the solution.
Interview
Nah ini nih yang bikin ketar-ketir. ada 3 orang. seinget gue 1 dosen ahli, 1 psikolog, 1 orang LPDP. berikut adalah cuplikan pertanyaan yang diajukan kepada gue (ini urutannya sesuai sama pas wawancara)
-Orang LPDP
So please tell me about yourself!
-Dosen Ahli
So Arum, tell me why you choose this university and this particular program?
You’re a geologist, but why working in Citi?
What is your plan for your thesis?
Why Biogas?
What is the difference between Biogas and Bioenergy?
What is the usage of it?
You’re a geologist, you should learn about biology and chemistry first in order to learn about bioenergy? How about that?
Why renewable energy?
Is there any renewable energy lesson that is related to Geology?
Why don’t you choose geothermal?
what do you know about geothermal? (pertanyaan termampus so far)
Tell me about your study plan?
Are you sure you can finish the study, it’s only a year?
How do you know you can finish this program on time?
What is your topic of undergrad thesis?
What is the purpose of your undergrad thesis?
What is your biggest achievement so far?
-Psikolog
what is your plan after you graduate?
so you want to be a social worker? you don’t have any professional career you want to pursue?
if you want to be a social worker you don’t need high education, you can just do the learning by doing thingy. why you should pursue a master degree?
why don’t you just join an NGO?
you want to build Bandung Selatan right? what if someday the government ask you to build the other part of Indonesia. you did mention that we have a lot of renewable energy potential right?
do you want to be a lecturer?
tell me, what if you become a minister of energy and natural resources. what will you do? what policy would you make?
-OrangLPDP
So Arum, you’re working in Citi right? why Citi? why banking?
why newcastle university? the rank is quite low
after you come back to Indonesia, will you go back to Citi?
please explain your organizational experiences
please explain more why do you want to continue your study?
what if we offer you a scholarship in Indonesia? would you like to change your destination?
Wawancara gue bentar banget cuma 30 menit. padahal udh berharap essay bumbu drama sukses terbesar dalam hidup gue ditanyain (kan seru tuh ada bumbu cinta wkwkw) tapi ga ditanyain. kelar interview ditanya sama psikolog, kesini sama siapa? naik apa? rumahnya jauh ya sama sekolahnya. dulu naik apa pas sekolah? terus dosen ahlinya masih insist, kenapa gue gamau geothermal aja, kenapa gak itb aja? mau gak kalo kuliahnya di Indonesia aja? dan sedihnya dipanggil “IBU” sama orang lpdp, hiksss :( kayanya krn pake batik dan muka w tegang banget deh…
yasudah semoga bermanfaat guys!
9 notes
·
View notes