Tumgik
#Wawan haikal
bogorexpose · 2 months
Text
Wk Ketua DPRD Temui Wapres, Lapor Penataan Kawasan Puncak
JAKARTA – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Haikal Kurdi meminta pemerintah pusat mengalokasikan bantuan untuk melanjutkan penataan kawasan wisata puncak hingga melanjutkan pembangunan Jalur Puncak II. Pasalnya, dua proyek tersebut sangat strategis untuk mengakselerasi pembangunan di Bogor Timur hingga mengoptimalkan sektor pariwisata kawasan Puncak di Bogor Bagian Selatan itu. “Kami…
0 notes
bogorone · 3 years
Text
Wawan Haikal Minta Dinas Jangan Pakai Konsultan Pengawas Yang Tak Bisa Kerja
Wawan Haikal Minta Dinas Jangan Pakai Konsultan Pengawas Yang Tak Bisa Kerja
BogorOne.co.id | Megamendung – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Hikal Kurdi soroti kinerja konsultan pengawas yang dianggap tidak bekerja dengan baik, hal itu ia ungkapan karena banyaknya proyek fisik Pemerintah yang tidak selesai tepat waktu. Padahal, kata dia, yang bisa menyelamatkan uang pemerintah dalam soal pembangunan tak lain adalah konsultan pengawas. “Untuk itu saya meminta Pemkab…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
beritautamanet-blog · 6 years
Text
Komisi III : Pemkab Bogor Kurang Serius Tertibkan THM di Kemang
Komisi III : Pemkab Bogor Kurang Serius Tertibkan THM di Kemang
beritautama.net, BOGOR – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat Wawan Haikal menyoroti kinerja Satuan Polisi Pamong Praja (SatpolPP) setempat dalam menertibkan warung remang-remang (warem) dan tempat hiburan malam (THM) tidak berizin di Kecamatan Kemang.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terkesan kurang serius dalam menyikapi persoalan…
View On WordPress
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Penolakan Ketum FPI di Kalbar
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Penolakan Ketum FPI di Kalbar
Tokoh Front Pembela Islam (FPI), KH Achmad Sobri Lubis (ASL) langsung balik ke Jakarta setelah dihadang oleh aparat sesaat begitu tiba di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat pada Jumat malam (05/05). ASL terpaksa membatalkan Tabligh Akbar yang sedianya akan digelar esok paginya.
Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah Front Pembela Islam Kalimantan Barat, Syarif Kurniawan kepada Kiblat.net menjelaskan kronologi insiden penolakan tersebut. Kejadian bermula ketika adanya undangan kepada Ketua Umum DPP FPI, KH Achmad Sobri Lubis (ASL) untuk mengisi tabligh akbar memperingati Isra Mi’raj 1438 H yang dilaksanakan di Masjid Agung Al-Falah, Mempawah, Kalbar, Sabtu pagi (06/05).
Namun, seminggu sebelumnya ada pidato dari Gubernur Kalbar, Cornelis yang menyatakan akan mengusir tokoh FPI, Habib Rizieq dan Tengku Zulkarnaen dari tanah Kalbar. Hal itulah yang diduga memicu penghadangan oleh masyarakat Dayak dan meminta aparat untuk bertindak.
“Padahal, Kyai Sobri bukan diundang FPI, melainkan dari DKM masjid Al Falah, Mentawah, dalam rangka Isra’ Mi’raj, bersama-sama dengan Dr Alfian Tanjung, Ustadz Haikal Hasan, dan Ustad Nababan. Kedatangan ASL pada tanggal 5 Mei malam ini memang sudah jauh-jauh hari ditolak oleh suku Dayak dan mereka menekan kepolisian untuk melarang kedatangan Kyai Sobri,” ungkap Wawan, sapaan Akrab Kurniawan.
Wawan menjelaskan, bahwa kedatangan ASL dari Jakarta ke Bandara Supadio, Pontianak pada Jum’at (05/05) pukul 19.50 WIB adalah untuk menghadiri Tabligh Akbar di Menpawah. Sementara juga ada udangan dari FPI untuk hadir dalam acara pelantikan DPC FPI di Sungai Raya.
“Belum sempat masuk ke ruang tunggu bandara, beliau langsung dikerumuni polisi dan anggota TNI, dengan alasan keamanan, Kyai Sobri diminta pulang kembali ke Jakarta, ini atas desakan dari Dewan Adat Dayak yang menekan kepolisian,” ujarnya.
Sekitar pukul 20.03 WIB hari Jum’at, lanjutnya, Kyai Sobri langsung terbang ke Jakarta lagi menggunakan pesawat Citilink. Bentrokan antara aparat dan umat Islam yang menanti kedatangan ASL sempat terjadi. Massa memprotes karena tidak membolehkan Kyai Sobri mendatangi acara DPC FPI dan Tabligh Akbar di Menpawah.
Ia pun menyebut, ada 200 umat Islam yang berjaga di Bandara. Sementara itu, masih ada ribuan umat Islam lainnya tertahan oleh Polisi dan TNI yang memang disiagakan menghadang selama rute perjalanan menuju Bandara Supadio.
“Ada dua ribuan aparat polisi dan Brimob, serta seribuan Anggota TNI yang menghadang jalur umat Islam untuk menjemput Ulamanya di Bandara. Sehingga ketika sudah diadakan negosiasi dan mencari win win solution, atasan dari kepolisian pun tetap menolaknya serta mematikan handphonenya,” ungkap Wawan.
Kendati demikian, Wawan menjelaskan bahwa protes massa dari umat Islam dapat ditenangkan setelah ditahan oleh para ulama. Pasalnya, pihaknya mengaku tidak ingin dibenturkan dengan aparat setempat. Ia menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari kesabaran.
“Namun, para Ulama’ kami masih menahan kami dan memerintahkan kami untuk bersabar, sungguh indah umat Islam ini, setelah dilarang habis-habisan untuk berceramah, kita masih bersabar,” ungkapnya. [kn]
Sumber : Source link
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Sebenarnya atas Penolakan Ketum FPI di Kalbar KH Achmad Sobri Lubis..
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Sebenarnya atas Penolakan Ketum FPI di Kalbar KH Achmad Sobri Lubis..
Harianpublik.com – Tokoh Front Pembela Islam (FPI), KH Achmad Sobri Lubis (ASL) langsung balik ke Jakarta setelah dihadang oleh aparat sesaat begitu tiba di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat pada Jumat malam (05/05). ASL terpaksa membatalkan Tabligh Akbar yang sedianya akan digelar esok paginya.
Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah Front Pembela Islam Kalimantan Barat, Syarif Kurniawan kepada Kiblat.net menjelaskan kronologi insiden penolakan tersebut. Kejadian bermula ketika adanya undangan kepada Ketua Umum DPP FPI, KH Achmad Sobri Lubis (ASL) untuk mengisi tabligh akbar memperingati Isra Mi’raj 1438 H yang dilaksanakan di Masjid Agung Al-Falah, Mempawah, Kalbar, Sabtu pagi (06/05).
Namun, seminggu sebelumnya ada pidato dari Gubernur Kalbar, Cornelis yang menyatakan akan mengusir tokoh FPI, Habib Rizieq dan Tengku Zulkarnaen dari tanah Kalbar. Hal itulah yang diduga memicu penghadangan oleh masyarakat Dayak dan meminta aparat untuk bertindak.
“Padahal, Kyai Sobri bukan diundang FPI, melainkan dari DKM masjid Al Falah, Mentawah, dalam rangka Isra’ Mi’raj, bersama-sama dengan Dr Alfian Tanjung, Ustadz Haikal Hasan, dan Ustad Nababan. Kedatangan ASL pada tanggal 5 Mei malam ini memang sudah jauh-jauh hari ditolak oleh suku Dayak dan mereka menekan kepolisian untuk melarang kedatangan Kyai Sobri,” ungkap Wawan, sapaan Akrab Kurniawan.
Wawan menjelaskan, bahwa kedatangan ASL dari Jakarta ke Bandara Supadio, Pontianak pada Jum’at (05/05) pukul 19.50 WIB adalah untuk menghadiri Tabligh Akbar di Menpawah. Sementara juga ada udangan dari FPI untuk hadir dalam acara pelantikan DPC FPI di Sungai Raya.
“Belum sempat masuk ke ruang tunggu bandara, beliau langsung dikerumuni polisi dan anggota TNI, dengan alasan keamanan, Kyai Sobri diminta pulang kembali ke Jakarta, ini atas desakan dari Dewan Adat Dayak yang menekan kepolisian,” ujarnya.
Sekitar pukul 20.03 WIB hari Jum’at, lanjutnya, Kyai Sobri langsung terbang ke Jakarta lagi menggunakan pesawat Citilink. Bentrokan antara aparat dan umat Islam yang menanti kedatangan ASL sempat terjadi. Massa memprotes karena tidak membolehkan Kyai Sobri mendatangi acara DPC FPI dan Tabligh Akbar di Menpawah.
Ia pun menyebut, ada 200 umat Islam yang berjaga di Bandara. Sementara itu, masih ada ribuan umat Islam lainnya tertahan oleh Polisi dan TNI yang memang disiagakan menghadang selama rute perjalanan menuju Bandara Supadio.
“Ada dua ribuan aparat polisi dan Brimob, serta seribuan Anggota TNI yang menghadang jalur umat Islam untuk menjemput Ulamanya di Bandara. Sehingga ketika sudah diadakan negosiasi dan mencari win win solution, atasan dari kepolisian pun tetap menolaknya serta mematikan handphonenya,” ungkap Wawan.
Kendati demikian, Wawan menjelaskan bahwa protes massa dari umat Islam dapat ditenangkan setelah ditahan oleh para ulama. Pasalnya, pihaknya mengaku tidak ingin dibenturkan dengan aparat setempat. Ia menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari kesabaran.
“Namun, para Ulama’ kami masih menahan kami dan memerintahkan kami untuk bersabar, sungguh indah umat Islam ini, setelah dilarang habis-habisan untuk berceramah, kita masih bersabar,” ungkapnya. -gemar Sumber : Source link
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Penolakan Ketum FPI di Kalbar
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Penolakan Ketum FPI di Kalbar
Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Penolakan Ketum FPI di Kalbar
Harianpublik.com – Tokoh Front Pembela Islam (FPI), KH Achmad Sobri Lubis (ASL) langsung balik ke Jakarta setelah dihadang oleh aparat sesaat begitu tiba di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat pada Jumat malam (05/05). ASL terpaksa membatalkan Tabligh Akbar yang sedianya akan digelar esok paginya.
Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah Front Pembela Islam Kalimantan Barat, Syarif Kurniawan kepada Kiblat.net menjelaskan kronologi insiden penolakan tersebut. Kejadian bermula ketika adanya undangan kepada Ketua Umum DPP FPI, KH Achmad Sobri Lubis (ASL) untuk mengisi tabligh akbar memperingati Isra Mi’raj 1438 H yang dilaksanakan di Masjid Agung Al-Falah, Mempawah, Kalbar, Sabtu pagi (06/05).
Namun, seminggu sebelumnya ada pidato dari Gubernur Kalbar, Cornelis yang menyatakan akan mengusir tokoh FPI, Habib Rizieq dan Tengku Zulkarnaen dari tanah Kalbar. Hal itulah yang diduga memicu penghadangan oleh masyarakat Dayak dan meminta aparat untuk bertindak.
“Padahal, Kyai Sobri bukan diundang FPI, melainkan dari DKM masjid Al Falah, Mentawah, dalam rangka Isra’ Mi’raj, bersama-sama dengan Dr Alfian Tanjung, Ustadz Haikal Hasan, dan Ustad Nababan. Kedatangan ASL pada tanggal 5 Mei malam ini memang sudah jauh-jauh hari ditolak oleh suku Dayak dan mereka menekan kepolisian untuk melarang kedatangan Kyai Sobri,” ungkap Wawan, sapaan Akrab Kurniawan.
Wawan menjelaskan, bahwa kedatangan ASL dari Jakarta ke Bandara Supadio, Pontianak pada Jum’at (05/05) pukul 19.50 WIB adalah untuk menghadiri Tabligh Akbar di Menpawah. Sementara juga ada udangan dari FPI untuk hadir dalam acara pelantikan DPC FPI di Sungai Raya.
“Belum sempat masuk ke ruang tunggu bandara, beliau langsung dikerumuni polisi dan anggota TNI, dengan alasan keamanan, Kyai Sobri diminta pulang kembali ke Jakarta, ini atas desakan dari Dewan Adat Dayak yang menekan kepolisian,” ujarnya.
Sekitar pukul 20.03 WIB hari Jum’at, lanjutnya, Kyai Sobri langsung terbang ke Jakarta lagi menggunakan pesawat Citilink. Bentrokan antara aparat dan umat Islam yang menanti kedatangan ASL sempat terjadi. Massa memprotes karena tidak membolehkan Kyai Sobri mendatangi acara DPC FPI dan Tabligh Akbar di Menpawah.
Ia pun menyebut, ada 200 umat Islam yang berjaga di Bandara. Sementara itu, masih ada ribuan umat Islam lainnya tertahan oleh Polisi dan TNI yang memang disiagakan menghadang selama rute perjalanan menuju Bandara Supadio.
“Ada dua ribuan aparat polisi dan Brimob, serta seribuan Anggota TNI yang menghadang jalur umat Islam untuk menjemput Ulamanya di Bandara. Sehingga ketika sudah diadakan negosiasi dan mencari win win solution, atasan dari kepolisian pun tetap menolaknya serta mematikan handphonenya,” ungkap Wawan.
Kendati demikian, Wawan menjelaskan bahwa protes massa dari umat Islam dapat ditenangkan setelah ditahan oleh para ulama. Pasalnya, pihaknya mengaku tidak ingin dibenturkan dengan aparat setempat. Ia menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari kesabaran.
“Namun, para Ulama’ kami masih menahan kami dan memerintahkan kami untuk bersabar, sungguh indah umat Islam ini, setelah dilarang habis-habisan untuk berceramah, kita masih bersabar,” ungkapnya. [opinibangsa.id / kn]
Sumber : Source link
0 notes