#Waerebo
Explore tagged Tumblr posts
Photo
“ Waerebo “ // Daniel Kordan
#Waerebo#Flores island#Indonesia#nature#landscape#Forest#trees#village#jungle#aesthetics#wanderlust#explore#follow#discover
134 notes
·
View notes
Photo
Wae Rebo Traditional Village, Flores Island [9/9] _ Final image of my 3x3 Waerebo Series. Thank you for enjoying the artwork. _ #waerebo #floresisland #winsorandnewton #cansonpaper ___ #scratch_sketch #scratch #akvarell #acuarela #aquarell #artjournal #水彩画 #catair #doodle #doodlewash #draw #drawing #sketsa #sketch #sketchbook #sketsa #watercolor #watercolor_daily #watercolorsketch #watercolour #watercolorsketchbook (at Waerebo) https://www.instagram.com/p/CpyYZRHvk3m/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#waerebo#floresisland#winsorandnewton#cansonpaper#scratch_sketch#scratch#akvarell#acuarela#aquarell#artjournal#水彩画#catair#doodle#doodlewash#draw#drawing#sketsa#sketch#sketchbook#watercolor#watercolor_daily#watercolorsketch#watercolour#watercolorsketchbook
0 notes
Link
Desa Waerebo....
0 notes
Video
youtube
The Most Beautiful Trek In The World: Waerebo, Indonesia | WKNDR S2
0 notes
Photo
By Malthezimakoff
Waerebo Village, East Nusa Tenggara, Indonesia
#curators on tumblr#indonesia#asia#travel#landscape#architecture#southeast asia#waerebo village#east nusa tenggara#malthezimakoff
44 notes
·
View notes
Text
Eksplorasi Aja! Menyingkap Ragam Wisata Labuan Bajo Apa Aja
Wisata Labuan Bajo Apa Aja – Labuan Bajo, destinasi eksotis di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, mempesona wisatawan dengan keindahan alamnya yang memukau. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi berbagai macam wisata Labuan Bajo yang menawarkan pengalaman tak terlupakan. Dari pesona bawah laut hingga pemandangan matahari terbenam, Labuan Bajo memiliki segalanya untuk memenuhi keinginan…
View On WordPress
#Desa Adat Waerebo#Destinasi Indonesia#Gua Batu Cermin#Liburan Alam#Panorama Labuan Bajo#Pulau Komodo#Pulau Padar#Taman Nasional Komodo#wisata Labuan Bajo#wisata nusa tenggara timur
0 notes
Text
Selama delapan hari kemarin, saya ke NTT. 4 hari pertama saya habiskan di Sumba Barat dan Tengah karena ada pekerjaan kantor. Saya gak banyak mengeksplor tempat wisata karena ya saya cuma bekerja. Paling-paling saya hanya berkunjung ke desa-desa untuk melihat progress dari proyek tertentu. Tapi saya senang malah saya bisa tahu budaya teman-teman di Sumba. Saya baru tahu kalau ternyata laki-laki di Sumba setiap mau ke luar rumah pasti selalu bawa parang karena perang antar desa bisa saja terjadi kapanpun dimanapun. Saya juga baru tahu kalau adat istiadat di Sumba seperti upacara pernikahan dan kematian sangat dibenci oleh anak-anak muda karena menghabiskan banyak uang makanya orang-orang di Sumba pasti banyak sekali hutangnya untuk merayakan upacara-upacara tersebut.
Saya juga jadi tahu kalau masih ada pengkastaan di Sumba yang bahkan bisa membuat Hamba Sahaya mati hidup-hidup. Dan, bagaimana jenis bebatuan yang mereka pakai untuk memakamkan orang yang sudah meninggal serta panjangnya tanduk kerbau yang mereka pamerkan di depan rumah menggambarkan kelas-kelas sosial mereka. Saya sempat mengunjungi Pantai Roa yang wow airnya jernih sekali dan sepi pengunjung. Saya diberikan Kain Tenun Sumba oleh rekan mitra di sana yang kalau saya beli sendiri harganya bisa mencapai lima ratus ribu lebih! Dan di hari terakhir, saya diajak mengunjungi Prai Ijing, sebuah desa adat yang unik sekali bentuk rumahnya. Keesokan paginya, saya diantar ke bandara dan disuguhi matahari terbit di sepanjang jalan. Dulu saya pernah ke Sumba Timur, dan menurut saya, Sumba Barat tidak kalah cantiknya.
Bos saya memutuskan untuk lanjut meliburkan diri ke Bali sementara saya pergi sendirian ke Labuan Bajo. Iya, ini adalah pengalaman pertama saya untuk melakukan solo trip karena kapan lagi? Degdegan pasti, banyak sekali kemungkinan yang saya pikirkan di kepala tapi karena saya pikir saya senang sekali SKSD dengan orang baru jadi saya mantapkan diri kalau solo trip ini akan baik-baik saja dan menyenangkan untuk dilakukan. Saya sudah membuat beberapa rencana untuk dilakukan seperti menyewa motor, booking hotel, dan menuliskan tempat apa saja yang ingin saya datangi sendirian. Saya juga membawa pisau lipat punya Bapak untuk berjaga-jaga.
Setelah meninggalkan Sumba dan transit di Kupang, pesawat saya ke Labuan Bajo didelay karena kendala cuaca. Saya pikir, wow, harus berapa lama saya menunggu? Akhirnya saya memutuskan untuk merokok saja di kafe yang ada smoking roomnya. Sembari mengecas handphone, saya tegur sapa dengan 3 orang om-om yang nampaknya sedang menunggu juga. Kami mengobrol panjang dan ternyata mereka semua menunggu pesawat yang sama dengan saya. Om-om ini asli Ruteng, mereka sering bepergian karena pekerjaan. Mereka baik sekali, waktu mereka tahu saya ke Bajo sendirian, mereka memberikan nomor mereka kalau-kalau terjadi apa-apa dengan saya selama di Bajo. Kata mereka “teman kami banyak sekali di Bajo dan di Waerebo. Kalau ada apa-apa, hubungi kami ya. Teman kami pasti bantu nona” super terharu. Tapi kata om-om itu, orang timur semua baik. Kami berpisah ketika pesawat saya transit di Bajawa dan mereka turun sementara saya melanjutkan perjalanan ke Bajo.
Sampailah saya di Bajo dan saya segera menghubungi orang dari penyewaan motor karena ia akan mengantar motornya ke bandara. Setelah bertemu dan mengecek kendaraan motor yang agak bobrok (wkwkwkwk) akhirnya saya mengendarai motor itu sendirian menuju hostel. Tau apa yang bikin saya amazed? Selama di Bajo, di sepanjang perjalanan, pemandangan yang saya lihat hanya laut. Kanan kiri laut, dan lautnya indah betul bukan kayak laut ancol yang warnanya sudah kelihatan gelap. Setelah terkesima dengan pemandangan laut di sepanjang jalan, akhirnya sampailah saya ke hostel yang punya rooftop langsung menghadap laut! Hostelnya pun bersih, saya tidur di dormitory yang berisi 6 orang. Setelah merapikan barang, saya langsung saja naik ke rooftop untuk melihat pemandangan laut tadi yang tentu saja akan sulit saya temui kalau di Jakarta. Saya pesan makanan karena saya belum makan dari pagi sambil bengang bengong melihat dan mendengarkan suara kapal laut di kejauhan.
Setelah kenyang, karena sudah jam 5 sore, saya memutuskan untuk pergi ke Bukit Sylvia. Kata seorang teman, Bukit Sylvia adalah spot paling baik untuk melihat sunset di Bajo. Jaraknya hanya 10 menit dengan motor dari hostel saya. Pergilah saya sendirian, jalanannya menanjak, saya kuatir motor saya gak kuat tapi untungnya gak terjadi apa-apa. Setelah sampai, ternyata saya harus menaiki bukit yang lumayan tinggi. Dengan modal ngos-ngosan sampailah saya pada puncak bukit dan saya bisa melihat Bajo sangat kecil dari atas sana. Saya ambil gambar sebentar, duduk, dan minta tolong siapapun yang ada di sana untuk mengambil gambar saya dengan latar matahari terbenam yang sangat cantik itu. Setelah itu saya berkenalan dengan Yasmine dari Eropa, dia juga sendirian, dan sudah beberapa bulan di Indonesia untuk berjalan-jalan. Saya juga berkenalan dengan dua remaja Bernama Randy dan Dyno. Mereka orang asli Bajo dan sedang ke Bukit Sylvia untuk nongkrong saja. Lama mengobrol, ternyata mereka asik sekali sampai kami semua mengobrol hingga matahari terbenam. Gelap. Dan kami turun ditemani lampu senter dari handphone. Kata mereka, “kakak kenapa baik dan berani sekali kok mau mengobrol sama kita?” saya jawab aja, “feeling aku bagus kalau liat orang, dan kayanya kalian orang baik. Ya semoga sih” lalu kita tertawa.
Malam itu saya, Randy, Dyno, dan Yasmine makan malam bersama di rumah makan yang murah hahahahaha. Kami mengobrol sampai jam 10 lalu Yasmine nebeng saya pulang karena ternyata ia tinggal di hostel yang sama dengan saya. Saya tidur nyenyak sekali malam itu karena lelah dan berharap semoga hari esok akan lebih seru.
Keesokan harinya, saya dijemput oleh supir karena saya daftar private trip ke Waerebo. Tadinya saya mau open trip saja, tapi karena kuotanya tidak memenuhi yasudah akhirnya saya tambah biaya sedikit untuk private trip. Saya kira saya hanya bersama drivernya saja untuk sampai ke Waerebo, tapi ternyata saya ditemani anak magang mereka, perempuan, namanya Atik (yang kemudian saya panggil bocil) karena ia bawel dan bocil sekali wkwkwkwk. Drivernya bilang, saya akan ditemani oleh Atik selama di Waerebo nanti karena ia sudah sering menemani turis berwisata. Saya pikir, oh amaan, saya punya teman perempuan untuk menanjak. Perjalanan saya ke Desa Denge (tempat singgah terakhir ke Waerebo) memakan waktu kurang lebih 4 jam.
Mengobrollah kami bertiga di dalam mobil. Di tengah jalan, Atik sempat mabuk darat dan muntah 3x. lalu, kami bertemu dengan mobil lain dari agen trip yang sama. Kata drivernya, “oh itu kan rombongan dari kita juga, setau saya ada 6 turis di situ. Nanti kakak nanjaknya bareng mereka saja biar bisa ramean gimana? Mereka juga sewa guide local soalnya” saya pikir, ya boleh saja. Kan seru juga punya teman bule baru. Eh waktu mobil kita sama-sama berhenti untuk makan siang, ternyata yang di dalam mobil itu bukan turis. Ya betul ada 6 orang, tapi ternyata orang Indonesia. Di situ ada 6 laki-laki dari Bali. Setelah berkenalan, mereka ternyata memang lagi liburan saja, satu geng dari kampus, dan ternyata umurnya gak beda jauh sama saya. Ngobrol-ngobrol, dan mereka gak apa-apa kalau saya gabung sama mereka untuk ke Waerebo nanti.
Jadilah kita nanjak bareng, walau pas di tengah-tengah saya akhirnya nanjak duluan sama Atik karena ada salah satu dari mereka yang baru pertama kali hiking dan sepertinya sangat kelelahan. Akhirnya kita ketemu rombongan dari Jakarta yang dipimpin sama Om Hans dan barenglah kita sampai ke Waerebo. Waktu sudah sampai, saya harus menunggu 6 orang dari Bali itu untuk bisa melakukan upacara adat. Selama menunggu, saya gak habis-habis bilang alhamdulillah karena akhirnya saya bisa ke Waerebo karena Waerebo adalah wishlist saya dari dulu banget. Gak ada kata lain selain WOW untuk menggambarkan betapa bagusnya Waerebo.
Setelah 6 orang itu datang, kami melakukan upacara penyambutan yang dipimpin oleh kepala desa, lalu kami diberikan welcome drink, dan kami diantar ke salah satu rumah adat untuk bersih-bersih dan menaruh barang sebelum makan malam. Iya, tamu-tamu di sana tidur di tempat yang sama karena mereka hanya menyediakan 2 rumah adat untuk diinapi tamu. Setelah bersih-bersih, kami disuguhi makan malam dengan lauk yang sederhana tapi sungguhhhhh nikmat karena kami lapar dan lelah kali ya hahahahaha. Setelah makan, saya dan 6 orang itu kembali ke rumah adat, lalu saya merokok ditemani beberapa orang dari mereka untuk ngobrol-ngobrol saja. 2 orang dari mereka mewawancarai warlok Waerebo untuk menanyakan banyak hal sementara saya dan sisanya malah ngobrol-ngobrol gak jelas sampai jam 10 malam. Setelah itu, kita ke luar rumah untuk melihat bintang yang banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali. Jujur. Bagus. Banget. Bintangnya benar-benar melimpah kayak saya lagi ada di planetarium. Lalu kita tidur karena besok pagi kita akan trekking lagi.
Paginya kami sarapan, foto-foto sebentar di spot mainstream, lalu trekking untuk turun ke bawah. Gak seperti waktu nanjak, turun dari Waerebo menghabiskan waktu satu jam saja karena ya memang full turunan. Di sepanjang jalan kami cuma ngobrol-ngobrol aja sambil lihat pemandangan. Sesampainya di Bajo, kita langsung ke hotel masing-masing dan istirahat. Saya beruntung banget ketemu 6 cowo ini karena ternyata kita sefrekuensi huahahaha rasanya saya kayak lagi pergi sama geng saya aja gitu. Dan karena ternyata kita udah cukup ikrib, akhirnya saya gabung mereka juga untuk island hopping sama mereka keesokan harinya.
Esoknya kita dijemput jam 5 pagi untuk ke Pelabuhan. Masih gelap banget dan kayanya kita rombongan pertama yang berangkat hari itu yang pakai slow boat. Destinasi pertama Pulau Padar yang menghabiskan waktu 3 jam dari Pelabuhan bajo. Sesampainya di sana kita naik 800 anak tangga untuk bisa foto-foto lagi di tempat menstrim. Terus kita ke Pink Beach selama 45 menit buat foto-foto lagi dan snorkling. Akhirnya berenang lagi di laut tanpa pelampung setelah sekian lama! Pantainya bersih, pas banget hari itu lagi sepi pengunjung, dan airnya juga jernih. Setelah puas snorkling, kita ke Pulau Komodo buat lihat Komodo tapi kita cuma bisa liat dari jauh aja. Gapapa, yang penting udah pernah wkwkwkwkwk. Kita selesai jam 3 sore dan langsung lanjut ke Pelabuhan bajo. Kita sampai di Bajo jam 7 malam dan oleng banget karena kapalnya mereng mereng menerjang ombak udah macem lagi naik wahana di Dufan.
Setelah pulang, kita bersih-bersih sebentar habis itu kita farewell di hotel 6 orang bli bli itu. Saya ajak juga Randy dan Dyno. Di situ kita ngobrol banyaaak sampai jam 2 pagi dan akhirnya saya diantar Randy dan Dyno ke hotel. Besok paginya, saya dijemput dan diantar Randy ke bandara. Dan saya sekarang sudah sampai lagi di Jakarta. Kemarin pagi saya bangun pagi langsung lihat laut, hari ini saya bangun pagi langsung lihat laptop hwehehe sungguh saya masih belum bisa move on dari perjalanan panjang kemarin.
Saya senang sekali karena di pengalaman pertama solo trip ini saya bisa dipertemukan sama orang-orang baik. Saya bisa berkenalan sama banyak orang, dan jadi punya teman baru yang bisa saya temui kalau saya ke Bali, Bajo, dan Ruteng. Sepertinya jiwa ekstrovert saya disuapi sampai kenyang saat solo trip kemarin. HAHAHAHAHAHA. Tuhan baik banget sama saya.
Dan, saya jadi merasa kalau saya cinta banget sama diri saya. Dulu mas mantan pernah bilang, tolong bedain Self Love sama Egois karena menurutnya 2 hal itu di diri saya batasnya sangat tipis. Setelah trip ini saya jadi sadar, ya emang siapa lagi yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri? Yang saya lakukan selama solo trip ini ya cuma percaya aja ke diri sendiri, mengandalkan diri sendiri, dan menyayangi diri sendiri. Dan, saya ternyata bahagia loh hanya dengan diri saya. Mungkin, saya mulai bisa ikhlas tentang sakit hati saya belakangan. Saya sudah bisa berdoa semoga mas mantan bisa bahagia dengan apapun yang dipilihnya karena saya juga akan begitu mulai saat ini hehehe.
Aduh tulisan saya panjang betul. Kalau gitu, mari kita sudahi saja. Cheers to many more solo trip ahead! Saya pastikan saya akan solo trip lagi ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi!
4 notes
·
View notes
Photo
Gimana 2023? Masih hadeh hadeh nggak? Masih stuck aja kayak 2022? Hmm… It’s okay, semua akan “hadeh” pada waktunya, akan “dahlah” pada akhirnya. Nikmatin terus pokoknya selama masih on the right track! ——————————————— First post in 2023 tapi pake foto long trip 2022 #kode 🤣 Labuan Bajo & Waerebo, Nusa Tenggara Timur. (at Nusa Tenggara Timur) https://www.instagram.com/p/CnQPqyChMMd/?igshid=NGJjMDIxMWI=
4 notes
·
View notes
Text
Ya Allah, tolong bantu aku jadi kaya raya, karena wishlist aku baca buku Waerebo. Eheheh
1 note
·
View note
Text
Desa Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah kembali meraih perhatian global sebagai salah satu destinasi terindah di dunia, simak disini : https://blog.pigijo.com/eksotisme-desa-wae-rebo-raih-peringkat-dua-desa-terindah-di-dunia/ #waerebo #nttviral #naturevillage #villagelife #destination #wisatantt #wisatadesa #desawisataindonesia #indonesiaviral
0 notes
Photo
Wae Rebo Traditional Village, Flores Island [8/9] _ _ #waerebo #floresisland #winsorandnewton #cansonpaper ___ #scratch_sketch #scratch #akvarell #acuarela #aquarell #artjournal #水彩画 #catair #doodle #doodlewash #draw #drawing #sketsa #sketch #sketchbook #sketsa #watercolor #watercolor_daily #watercolorsketch #watercolour #watercolorsketchbook (at Waerebo) https://www.instagram.com/p/CpvABIfve-G/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#waerebo#floresisland#winsorandnewton#cansonpaper#scratch_sketch#scratch#akvarell#acuarela#aquarell#artjournal#水彩画#catair#doodle#doodlewash#draw#drawing#sketsa#sketch#sketchbook#watercolor#watercolor_daily#watercolorsketch#watercolour#watercolorsketchbook
1 note
·
View note
Text
Keinget-inget lagi
Ke Waerebo, mendaki
Demi bangun-bangun liatnya hijau-hijau walo cuma sehari
Kerjaannya cuma jalan-jalan, makan, foto, duduk-duduk, ngobrol haha hihi
Best part-nya sih, karena ga ada sinyal di sana �� jadi ga ada yang bisa ngehubungi 😛
Mau lagi yang kaya gini~
*Bonus cendol di akhir slide 😃
#waerebo #labuanbajo
instagram
0 notes
Text
Ikut seleksi pengabdian lagi, tapi kali ini berbeda. Nggak bisa disebut pengabdian karena fokus kegiatannya itu lebih ke petualangan, dan yang menambah ketertarikan itu karena lokasinya di Waerebo, salah satu tempat yang udah dari lama pengen aku kunjungi.
Ada 4 tahapan seleksi, yang pertama seleksi berkas, terus tes subtansial, uji publik, dan yang terakhir wawancara.
Alhamdulillah kemarin lolos tahap seleksi berkas, dan hari ini aku ngerjain tes substansial. Lebih deg-deg an dibandingkan tes-tes volunteering sebelumnya, apalagi tadi malam salah satu temanku yang juga ikut seleksi terkendala waktu mau ngisi jawaban, dan akhirnya dia gugur sebelum berperang, sedihhh...
Entah, di program kali ini harapanku cukup besar buat bisa lolos fully funded, tapi yaudah di bawa enjoy aja, nothing to lose.. Terlalu berharap nanti malah kecewa, yakan?
Apapun hasilnya nanti disyukuri.. Kalau udah ditakdirkan Allah buat aku nggak bakal kelewat kok, begitupun sebaliknya :)
Tetap semangat memperjuangkan mimpi-mimpi yaa, diriku...
Surakarta, 8 Juni 2023
1 note
·
View note
Video
youtube
Waerebo: Desa Kuno Di Atas Awan Nusa Tenggara Timur#HTML
0 notes
Text
Menjelajahi Keindahan Alam Tempat Wisata Labuan Bajo
Tempat Wisata Labuan Bajo – sebuah surga tersembunyi di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, menjadi destinasi yang semakin populer bagi para pencinta petualangan dan pecinta alam. Dikenal sebagai gerbang menuju Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo menawarkan pengalaman wisata yang luar biasa dengan keindahan alamnya yang memukau. Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang tempat wisata Labuan Bajo yang…
View On WordPress
#Bukit Cinta#Destinasi Wisata Indonesia#Kampung Adat Waerebo#Keindahan Bawah Laut#Kepulauan Komodo#Labuan Bajo Indonesia#Pulau Komodo#Sunset di Labuan Bajo#Wisata Alam Nusa Tenggara Timur
0 notes