#VoicetoLead IND2017
Explore tagged Tumblr posts
Text
Happy International Nurses Day 2017! A Voice to Lead: Achieving the Sustainable Development Goals
Perawat merupakan pemberi layanan kesehatan terbesar dalam roda sistem pelayanan kesehatan. Pada setting pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, perawat bahkan menjadi satu-satunya pemberi layanan kesehatan yang 24 jam penuh, tujuh hari dalam seminggu berada di sisi pasien. Oleh karena itu, peran dan kontribusi perawat dalam memajukan kesejahteraan dan kesehatan bangsa, tidak dapat kita pandang sebelah mata.
Sejarah Singkat Ilmu Keperawatan
Proses bagaimana ilmu keperawatan kemudian dapat dipandang sebagai sebuah profesi yang utuh di Indonesia, memang bisa dibilang masih seumur jagung. Bahkan, perjuangan tersebut belum bisa dikatakan selesai. Berbagai fase kehidupan mulai dilalui para pendahulu ahli keperawatan Indonesia dengan mulai mendirikan organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 1974, kemudian disusul dengan pembukaan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1985. Ya, itulah program sarjana ilmu keperawatan pertama dan tertua di Indonesia. Pendidikan ilmu keperawatan kemudian semakin melebarkan eksistensinya di dunia pendidikan dengan dibukanya program magister, spesialis, sampai doktoral pada universitas yang sama, serta disusul kemudian oleh Institusi lainnya. Kebutuhan pendidikan yang tinggi, dan terus harus dikembangkan bukan semata-mata hanya untuk meningkatkan eksistensi perawat menjadi sebuah profesi yang utuh, namun lebih dari itu kita menyadari bahwa untuk mensejahterakan kesehatan rakyat, pemberi layanan utama tentulah harus memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik.
PSIK FKUI kemudian pada tahun 1995 resmi beranjak berdiri menjadi fakultas sendiri, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Selama proses lahirnya program sarjana ilmu keperawatan, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang terintegrasi antara pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Sampai pada tahun 1998 kelompok kerja keperawatan pada Konsorsium Ilmu Kesehatan telah menyesuaikan kurikulum tersebut menjadi kurikulum yang memisahkan antara program akademik dan program profesi. Untuk kemudian, dunia keperawatan memulai istilah baru bagi profesinya, Ners.
Hingga saat ini, -ditambah juga dengan disahkannya Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan- dikenal dua jenis perawat, yaitu perawat profesi dan perawat vokasional. Perawat profesi terdiri dari ners, ners spesialis, dan ners konsultan. Diferensiasi tugas pokok dan fungsi, standar kurikulum, dan standar kompetensi dari masing-masing jenis perawat tersebut telah diatur dalam Standar Kompetensi Perawat Indonesia dan Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia yang dirumuskan oleh organisasi profesi PPNI. Sementara itu, pendidikan tinggi keperawatan terdiri dari pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi. Pendidikan akademik selanjutnya terdiri atas program sarjana keperawatan, magister keperawatan, dan program doktor keperawatan. Sehingga, setiap mahasiswa program sarjana keperawatan harus melalui tahapan 4 tahun akademik dan 1 tahun pendidikan profesi Ners (atau tambahan 2 tahun akademik, dan 1 tahun pendidikan profesi ners bagi mahasiswa ekstensi), untuk kemudian dapat lulus Uji Kompetensi Perawat dan tersertifikasi. Terwujudnya program pendidikan ilmu keperawatan -yang menurut hemat saya senantiasa terus berkembang-, sayangnya masih belum sampai bahkan ke telinga seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, pencerdasan terkait program pendidikan ilmu keperawatan dari jenjang vokasional sampai dengan doktoral masih sangat urgen untuk menjadi salah satu agenda yang harus dilakukan.
Ilmu Keperawatan Indonesia saat ini
Per tahun 2016 kemarin, setidaknya Indonesia memiliki tujuh orang guru besar (professor) keperawatan dan 49 orang doktor keperawatan. Jumlah ini tentunya masih harus senantiasa bertambah, demi terus berkembangnya ilmu keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu yang melahirkan ners-ners profesional yang siap merawat bangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan tentunya harus di dorong oleh rasa ‘haus ilmu’ dari para ners, perawat, dan mahasiswa keperawatan untuk terus beranjak pada jenjang pendidikan ilmu yang lebih baik. Hal ini bertujuan agar perawat selalu meningkatkan kualitas dan kapabilitas dirinya, agar mampu membawa kesehatan bangsa menjadi lebih baik lagi.
Sejalan dengan tema besar hari keperawatan internasional atau International Nurses Day (IND) pada tahun ini yaitu A Voice to Lead, Achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) seharusnya mampu menjadi pelecut semangat perawat (yang selanjutnya akan saya sebut ‘ners’) untuk semakin menunjukkan eksistensi profesi melalui ilmu pengetahuan yang luas, asuhan keperawatan yang terampil, dan sikap yang cerdas untuk kemudian memberikan suara terbaiknya untuk memimpin bangsa ke arah kesehatan yang lebih baik. Hal ini mengingat peran perawat tidak hanya terbatas pada praktik klinik di Rumah Sakit atau Puskesmas saja, namun perawat dapat berperan sebagai konselor, peneliti, pelayanan praktik mandiri, advokat, politisi, dsb.
Ners profesional tidak lagi hanya dituntut untuk mampu berkolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya, namun jauh lebih dari itu, ners harus memiliki kapasitas dan kapabilitas lebih untuk memberikan pengaruh kepada aspek kehidupan lain seperti ekonomi, politik, dan pemangku kebijakan. Dilansir oleh International Council of Nursing (ICN) dalam guidance pack IND 2017, mengungkapkan bahwa terciptanya kesejahteraan kesehatan mampu menciptakan perkembangan ekonomi yang baik. Oleh karenanya, ners pada zaman ini dan mendatang tidak bisa hanya tekungkung dan tenggelam dengan ilmu kesehatan (yang tentunya menjadi ilmu wajib) saja atau kolaborasi antar tim kesehatan saja, namun jauh lebih itu, ners juga harus mengambil peran dalam berbagai macam aspek kehidupan dan memimpin proses perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Ners harus mampu memimpin dirinya, timnya, pasiennya, koleganya, komunitasnya, dan lebih dari itu memimpin bangsanya untuk menuju kesehatan yang lebih sejahtera, salah satunya melalui capaian Susatinable Development Goals.
International Council of Nursing (ICN) dalam guidance pack IND 2017 juga menjelaskan setidaknya ada tiga ranah kepemimpinan yang diamanahkan kepada seorang ners profesional. Pertama adalah a voice to lead-as an individual, ners harus mampu memimpin dirinya sebagai seorang individu. Setiap ners di dunia ini memiliki suara yang mampu merubah keadaan kesehatan bangsa menjadi lebih baik lagi. Ners harus mampu menjadi role model kesehatan yang baik bagi bangsanya dimulai dari dirinya sendiri. Kedua adalah a voice to lead-as an profession, ners melalui organisasi profesinya diharapkan mampu memberikan gagasan, inovasi, dan ikut berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan bangsa dan selanjutnya menjadi representatif keperawatan dalam pertemuan majelis kesehatan dunia. Ketiga adalah a voice to lead-as a member of a multidisciplinary team, tidak bisa dipungkiri bahwa ners merupakan salah satu bagian dari sebuah tim multidisiplin ilmu kesehatan yang berkolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan bangsa. Namun, tidak cukup hanya sampai di sana, ners juga harus mampu meningkatkan wawasan dan berkolaborasi bersama disiplin ilmu lainnya seperti pendidik, pengacara, politisi, pekerja sosial, pemerintah dsb. Ners harus memahami sampai kepada keluarga pasien, kebutuhan sosial, dan kondisi ekonomi mereka. Karena pada dasarnya, baik tenaga kesehatan, pasien, pemerintah, dsb harus berkolaborasi bekerja bersama untuk dapat memberikan dampak bagi kebijakan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang lebih baik menuju Indonesia sejahtera.
Ketiga hal tersebut, tentunya menuntut peningkatan kapasitas diri dari setiap insan keperawatan untuk terus ‘haus ilmu’ dan meningkatkan wawasan serta skill keterampilan terbaik yang mereka punya. Attitude yang baik, keluasan wawasan, dan skill yang teruji sangat mutlak menjadi syarat untuk menjadi seorang ners profesional. Sehingga, munculnya citra positif dunia keperawatan tentunya akan terpancar dari diri perawat itu sendiri!
Selamat hari keperawatan internasional untuk seluruh perawat di dunia! Let your voice be heard! Karena, seluruh waktu yang dimiliki seorang ners akan diabdikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan bangsanya!
Raudha Ilmi Farid, Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Your future nurses.
Sumber: International Council of Nursing. (2017). Nurse’s Role In Achieving the SDGs: International Nurses Day Resources and Evidence. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud. (2011). Sistem Penjamin Mutu Pendidikan Kesehatan: Sebuah Kajian Awal. Jakarta: Dirjen Dikti. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Perawat Indonesia. Jakarta: PP PPNI. Tim Pokja Buku Sejarah PP-PPNI. (2015). Buku Sejarah PPNI Cetakan Pertama. Jakarta: PP PPNI. Draft Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia. Undang Undang RI Nomor 38, Tahun 2014 Tentang Keperawatan
1 note
·
View note
Photo
Video: https://www.icnvoicetolead.com/wp-content/uploads/2017/05/ICN.mp4
International Nurses Day is celebrated on the 12th May in the World to provide the Honor and Respect to the Nurses for their Incredible and Honourable work. There are many Nurses which work at Night as well as in the Day. Nurses make the Patients to get cure quickly with every type of Facilities and Services given to the Patients. Nurses are used to give the Patients to survive with from many of the Diseases. Nurses make the Patients to survive better in the World.
Nurses are found all across the World to develop every activity for the well being and cure of the Patient. Nurses are gather together in the time of Celebration to come across all the important ideas and plans for the betterment of the people. On 12th May, International Nurse Day is celebrated by the people for the Birthday of the Founder for Nurse which is known as the Nightingale of Florence.
International Nurses Day is celebrated around the world every May 12, the anniversary of Florence Nightingale's birth.
This year, International Council of Nurses (ICN) has chosen the theme, Nurses: A Voice to Lead, Achieving the Sustainable Development Goals for its International Nurses Day kit. The toolkit, and the accompanying website, video and social media campaign raise awareness both amongst the nursing profession and the general population and policy makers of what the SDGs are and why they matter. This year’s campaign aims to give to all the chance to contribute at their own level and recognise the efforts they already make every day to achieve these goals.
To follow the conversations use: #VoiceToLead and #IND2017. For more information please visit: www.icnvoicetolead.com.
#voicetolead #IND2017
“ People want, need and are seeking not simply health care, but humanised health care”
– Dr Frances Hughes, CEO, ICN
0 notes
Text
Nursing: A voice to lead – Achieving the Sustainable Development Goals - International Nurses Day #VoiceToLead #IND2017
Nursing: A voice to lead – Achieving the Sustainable Development Goals – International Nurses Day #VoiceToLead #IND2017
12 May 2017 International Nurses Day International Nurses Day is celebrated around the world every May 12, the anniversary of Florence Nightingale’s birth. The theme for 2017 is Nursing: A voice to lead – Achieving the Sustainable Development Goals. (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); #VoiceToLead #IND2017 Nursing encompasses autonomous and collaborative care of individuals of all…
View On WordPress
0 notes
Text
Nursing: A voice to lead – Achieving the Sustainable Development Goals - International Nurses Day #VoiceToLead #IND2017
http://dlvr.it/P73776
0 notes