#Ummi Wahyuni
Explore tagged Tumblr posts
Text
Diberhentikan dari Ketua KPU Jawa Barat, Ummi Wahyudi Gugat ke PTUN
RASIOO.id – Ketua KPU Jawa Barat, Ummi Wahyuni akan menempuh proses hukum atas keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang memberhentikan dirinya dari jabatan Ketua Ketua KPU Jawa Barat karena melanggar etik. “Apa yang diputuskan oleh DKPP saya sangat menghormati DKPP selaku kode etiknya penyelenggara pemilu, tapi di sisi lain ketika menerima itu saya juga akan menggunakan hak…
0 notes
Text
Terbukti Langgar Kode Etik, DKPP Copot Jabatan Ketua KPU Jabar
sukabumiNews, BANDUNG – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Ummi Wahyuni dinilai terbukti melanggar kode etik atas dugaan penggeseran suara partai Nasional Demokrat (NasDem) atas nama Ujang Bey di Daerah Pemilihan 9 (Subang, Sumedang, Majalengka). Atas peristiwa tersebut Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Republik Indonesia mencopot Ummi Wahyuni dari jabatannya sebagai Ketua…
0 notes
Text
Mantan Jurnalis jadi Ketua KPU Kabupaten Bogor, Hadapi Tantangan Nyata Pemilu 2024
BOGOR – Mantan jurnalis Herry Setiawan yang sebelumnya menjabat Komisaris, kini resmi menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Bogor. Herry diberi amanah melanjutkan tongkat komando yang sebelumnya dinakhodai Ummi Wahyuni. Aktivis pers yang telah menduduki jabatan strategis di sejumlah organisasi wartawan itu, kini resmi menduduki kursi Ketua KPU Kabupaten Bogor. Ayah dua anak asal Kota Depok itu,…
View On WordPress
0 notes
Text
Bulan
Nilai kebermanfaatan mahasiswa akan sangat terasa melalui sebuah pengabdian. Mengapa mahasiswa harus mengabdi? Karena ilmu yang sekedar dibaca tanpa diamalkan hanya akan hilang ditelan waktu. Akan tetapi nilai yang diamalkan akan dan diajarkan masyarakat luas akan berdampak besar bagi kemajuan diri, sekitar, dan bangsa. Pengabdian kepada masyarakat ini sesungguhnya sangat penting nilainya bagi mahasiswa. Dari sini derajat mahasiswa sebagai agent of change harusnya mampu mengubah diri dan masyarakat ke arah yang lebih baik. Dari sinilah cerita kami dimulai.
Hari Pertama KKN. Waktu itu hari selasa, tanggal 2 Juli 2019. Kami tiba di Nagari Aua Kuniang sekitar pukul 13.00. Kami langsung disambut oleh Pak Walinagari beserta jajarannya. Dosen kami pun tiba, yaitu Pak Dr. dr. Andani Eka Putra. Beliau adalah pembimbing kami pada kuliah kerja nyata kali ini. Jenis KKN yang kami lakukan adalah KKN Tematik Stunting. Agendanya yaitu mengumpulkan data balita umur 1-5 tahun dengan cara mewawancarai ibunya dan data yang didapatkan akan dipakai untuk dianalisis oleh tim KKN Tematik Stunting apakah anak pada Nagari ini mengalami stunting serta untuk mengetahui factor risikonya. Diketahui, Pak Andani merupakan ketua dari pelaksanaan KKN Tematik Stunting ini yang pertama.
Setelah serah terima dosen kepada walinagari dan Pak Jorong, kami pun berkenalan dengan perangkat-perangkat nagari. Perangkat nagari seperti Pak Sekna, bagian keuangan, dan Para Pak Jorong. Kami juga berkenalan dengan ketua penggerak PKK Nagari Aua Kuniang, yaitu istri dari Pak Walinagari. Pukul 15.00, kami pun kembali ke bis untuk selanjutnya diberhentikan di tempat penginapan masing-masing kelompok.
Sekitar pukul 16.00, saya tiba di Bukik Nilam, atau orang sering menyebutnya Plasma Tiga. Tempat ini 7 km jauhnya dari kantor walinagari. Dibanding dengan Jorong lainnya, Bukik Nilam adalah Jorong yang terletak paling ujung. Rumah-rumah disini jarang-jarang. Diperjalanan menuju kesini tadi, kami melewati bekas kebun sawit yang indah sekali. Sebelah barat kebun sawit, sebelah kanan aka nada kebun jagung.
Kami tinggal Bersama abi dan ummi. Abi Deni dan Umi Ayu. Abi dan Umi mempunyai dua anak. Yang pertama adalah Hilma yang sekarang tengah duduk di bangku SMA di bukittinggi. Anak yang kedua adalah Alfa Hamdi Syubhan, kelas 4 SD. Rumah kami terpisah dengan rumah abi umi, jika ingin ke WC atau ke kamar mandi, maka kami menumpang di dalam rumah Abi dan Umi.
Kami tinggal di rumah abi dan umi berenam orang. Dalam satu kelompok, kami dibagi menjadi 8-10 orang, dan di Bukik Nilam terdapat 10 orang dalam satu kelompok. Empat orang lagi adalah laki-laki yang akan tinggal di rumah Pak Guru, letaknya sekitar 20 meter dari tempat kami tingggal.
Anggota kelompok kami yaitu Ahlul Fikri El Hasani, sebagai ketua Jorong dari Jurusan Teknik Sipil. Yang kedua yaitu Tri Anino Vensky dari Fakultas Hukum. Yang ketiga yaitu Arif Yuliansyah, dari MIPA jurusan kimia. Yang keempat adalah Adiatma Arli dari Fakultas Kedokteran.
Perempuan yang sekamar dengan saya adalah Atikah Wulandari sebagai sekretaris Jorong dari Jurusan Gizi. Kemudian Popi Agusni, berasal dari Jurusan Sejarah. Ada Felya Tri Wahyuni Putritama, berasal dari Fakultas Pertanian. Ivonne Avionita yang berasal dari jurusan Sastra Inggris serta Diana Oktavia Rizky yang berasal dari Jurusan Ilmu Komunikasi.
Selain program kerja dari Tematik Stunting, kami juga mengerjakan Program Kerja Profil Nagari dan Rancangan undang-undang Nagari. Koordinator untuk proker stunting adalah Adit, Koordinator proker profil nagari adalah Ilham, dan koordinator proker rancangan undang-undang adalah Qalbi.
Walaupun berbeda jurusan, kami saling melengkapi satu sama lain. Minggu pertama kami jalani dengan kegitan bonding dan sosialisasi. Maksud dari kegiatan bonding yaitu pendekatan dengan teman-teman KKN satu jorong dan sosialisasi kami lakukan dengan masyarakat setempat. Hal ini kami lakukan karena singkatnya persiapan menuju KKN sehingga untuk menambah kekompakan kami memperbanyak kegiatan bersama-bersama.
Saling mengenal, saling memahami,saling menolong, saling menanggung dan mendahulukan orang lain daripada diri sendiri adalah pelajaran yang saya dapatkan selama KKN. Mengenal keadaan yang dialami masyarakat. Karena kuliah hanya mengajarkan kami mengenai teori, di tempat KKN kami mendapat pelajaran langsung yang dilihat dengan mata kepala sendiri yang lebih berharga dari buku manapun.
Hari Rabu, 10 Juli 2019. Kami mulai menyusuri Jorong Bukit Nilam untuk mengumpulkan data melalui kuisioner yang telah disiapkan. Karena ini adalah pengalaman pertama kami, maka dibagi menjadi empat kelompok untuk menyebar ke rumah-rumah penduduk. Bertemu dengan orang-orang baru, dengan berbagai cerita hidup sangat mengesankan bagi kami. Perjalanan kuesioner kami lanjutkan pada hari-hari selanjutnya di jorong Bukit Nilam. Masing-masing jalur di Bukit Nilam menyimpan kenangan tersendiri di balik batu-batu jalannya.
Jika ingin berjalan menyusuri Bukit Nilam, maka akan didapatkan jejeran pohon-pohon jagung diantara sawit-sawit yang telah mati. Inilah pertanda khas bahwa kita telah memasuki atau akan keluar dari Jorong Bukit Nilam. Meski nama dari Jorong ini adalah Bukit Nilam, tapi kata Pak Suhat pohon-pohon Nilam disini sudah sedikit. Perlu berkilometer jauhnya berjalan untuk dapat mendaki menuju pepohonan bukit Nilam.
Setia hari kami penuhi dengan menyusuri rumah ke rumah untuk mendata balita. Dengan starter pack kami yaitu Kertas kuesioner yang selalu ada di dalam tas, timbangan dan microtoise yang siap dioper kemanapun kami berada. Walaupun peralatan dan sarana tidak mendukung kami, tapi semangat kami selalu pertahankan mengingat pesan yang pernah kami dengar ketika pembekalan sebelum KKN berlangsung. Yaitu bahwa data yang kami kumpulkan insyaAllah akan sangat berguna bagi masyarakat, yang akan dipakai untuk 1, 2 bahkan tahun-tahun yang akan datang sebagai langkah awal pencegahan Stunting bagi Pasaman Barat khususnya dan lebih besar bagi Indonesia.
Hal yang menarik bagi saya ketika mengisi kuesioner adalah masih banyaknya masyarakat yang sangat peduli dan mau berpartisipasi ketika pengumpulan data berlangsung. Dimulai dari proses wawancara, pengukuran berat badan dan tinggi badan yang dilakukan di posyandu. Meskipun beberapa akan ada pengalaman menghadapi berbagai macam karakteristik orang lain, kami jadikan pedoman untuk lebih baik kedepannya.
Ssaat pembekalan, Pasaman Barat diketahui merupakan Lumbung Stunting di daerah Sumatera Barat. Stunting merupakan kondisi yang menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik dan tidak sesuai umurnya. Biasanya ditandai dengan tubuh yang pendek dari usia seumurannya. Mengingat pengertian yang bisa membuat ambigu ini, sebisa mungkin kami berpandai-pandai mengartikannya kepada masyarakat. Alhamdulillah, perjalanan kuesioner berlangsung dengan lancar.
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner sangat banyak, sempat kami berfikir apakah dapat kami selesaikan dengan baik semua kuisioner ini? Pelan-pelan, kami pahami maksud dari isi kuesioner. Tiba pada halaman belakang kuesioner, dalam hati saya berkata “Ini seriuskah ditanya? Mana mungkin para ibunya ingat?”. Sampai disini, saya hanya senyum terkekeh kepada Wulan, mahasiswa gizi yang tentu sangat mengerti maksud semua ini. Ya, belakangan saya ketahui isi tabel itu adalah bagian Food Frequency Questationaery atau kami menyebutnya lembar FFQ yang digunakan untuk mengukur asupan gizi balita.
Di dalamnya terdapat pertanyaan tentang asupan gizi yang telah diperoleh balita mulai dari ASI, makanan berpotein, karbohidrat, lemak, mineral serta jajanan yang telah dikonsumsi anak sebulan terakhir. Tak disangka, jumlah ibu yang masih mengingatnya juga tidak terlalu sedikit. Belakangan ketika ku mendengar cerita dari teman KKN ku di Pasaman Barat yaitu nagari lain bahwa terdapat ibu yang hanya memakan daging sapi sekali dalam satu tahun. Hari itu adalah hari raya Idul Adha yang ada dua hari setelah kami menyelesaikan KKN, yang kemudian membuat saya semakin mengucap syukur serta menyadari beratnya tugas kami sebagai mahasiswa saat ini.
Hari-hari selanjutnya, kami semakin menikmati kegiatan yang kami lakukan. Semakin terbiasa dan menyukainya. Seminggu terakhir sebelum kami pulang, kami mengadakan lomba anak-anak. Berbagi kebahagiaan, untuk mendapatkan kesan-kesan terbaik di hari-hari terakhir. “Kak, kenapa kakak cepat sekali pulangnya?” celoteh seorang anak kepada kami. Ternyata benar, bukan kami yang cepat pulang. “Tapi kita yang terlambat mengenal dik,” sambung Ivonne, temanku yang diam-diam sangat memperhatikan sesuatu. Penyesalan memang dating di akhir, masih sangat banyak rasanya yang belum dapat kami lakukan kepada Nagari Aua Kuniang. Namun tidak ada yang sia-sia selama kita menjalaninya dengan ikhlas. Terima kasih Unand, Pak Andani, Umi Abi tersayang, teman-teman nagariku, dan keluarga Bulanku yang telah memberi pengalaman selama 39 hari. Maka dikatakan orang-orang itu benar, akan selalu ada kata Selamat dalam kata selamat tinggal. Semoga dipertemukan kembali dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Aamiin
Lanjut ke Next Post untuk foto-fotonya!
2 notes
·
View notes
Text
DPT Kabupaten Bogor Terbanyak Tingkat Kota dan Kabupaten Se-Indonesia
DPT Kabupaten Bogor Terbanyak Tingkat Kota dan Kabupaten Se-Indonesia
BOGOR II LingkarMediaNews.com_Kabupaten Bogor memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak tingkat kota dan kabupaten se-Indonesia. Menyikapi hal ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor, memperkuat sinergitas dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk sukseskan Pemilu serentak 2024. Hal ini dijelaskan Ketua KPU Kabupaten Bogor, Ummi Wahyuni saat berdialog di Radio Tegar Beriman…
View On WordPress
0 notes
Text
Dewan Minta Bongkar Permasalahan Penonaktifan 2 Pejabat Pemko Medan
Dewan Minta Bongkar Permasalahan Penonaktifan 2 Pejabat Pemko Medan
Medan, Goosela.com – Baru-baru ini tersiar isu dugaan jual beli jabatan ada juga isu Pungutan Liar (Pungli) di Pemko Medan, semua masih simpang siur. Terkait dinonaktifkannya Zainal Noval selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKD dan PSDM) dan dinonaktifkannya Ummi Wahyuni Kepala Bagian Hubungan Antar Kota Daerah dan Lembaga (Hakda) Kota Medan…
View On WordPress
0 notes
Text
Ketua KPU Kab. Bogor : Kotak Suara Bukan Kardus Mie Instan
Ketua KPU Kab. Bogor : Kotak Suara Bukan Kardus Mie Instan
INILAHONLINE.COM, CIBINONG
Ketua KPU Kabupaten Bogor, Ummi Wahyuni mengatakan, agar bisa memberikan informasi yang benar kepada masyarakat terkait kotak suara “kardus” yang akan digunakan untuk Pemilu.
“Jelaskan kepada masyarakat bahwa bahan kardus kotak suara terbuat dari bahan duplex yang tahan air dan kuat. Jadi bukan kardus mi instan,” kata Ummi.
Hal itu diungkapkan pada saat pelantikan dua…
View On WordPress
0 notes
Text
Ketua KPU Jabar Kaget Kabupaten Bogor Punya Target Partisipasi Pemilih 85 Persen, Ummi Wahyuni: wah gede banget!
RASIOO.id – Ketua KPU Provinsi Jawa Barat, Ummi Wahyuni terheran-heran dengan target partisipasi pemilih yang dicanangkan KPU Kabupaten Bogor pada Pilkada 27 November 2024 mendatang. “Target 85, wah besar banget. Tapi gak apa-apa, namanya juga target,” kata dia, Senin 18 November 2024. Meski begitu, Ummi Wahyuni mengaku wajar-wajar saja jika KPU Kabupaten Bogor menargetkan target yang 14 persen…
0 notes