#Tsuyoshi Sone
Explore tagged Tumblr posts
Text
One Cut of the Dead (2017)
Director - Shinichiro Ueda, Cinematography - Tsuyoshi Sone
"Don't hinder the camera."
#scenesandscreens#one cut of the dead#shinichiro ueda#Tsuyoshi Sone#Takayuki Hamatsu#Harumi Syuhama#Yuzuki Akiyama#Kazuaki Nagaya#Koji Ichihashi#Shinichiro Ueda
121 notes
·
View notes
Photo
【Tonight】 * 夜行灯 #6 * 1.19.sat 4pm-11pm 1st Drunk ¥1000 * ▪︎DJ TSUTTO ITO SONE BAY-YANG DODOITS MULLA TSUYOSHI AKIYOMORIYAMA INO KOIME YOJOHANG * ▪︎Food ちよののおでん * 【Jazz / Hiphop / Soul / Raggae】 * ================== * #spaceorbit #chillout #lounge #salon #barlounge #sangenjaya #casa #shishalounge #jazz #hiphop #soul #raggae #おでん #三軒茶屋 #シーシャ #水タバコ #三茶カフェ #三茶 #三茶バー #ゆったり #ねっころがる #音楽 #パーティータイム #三茶会 #relaxtime😎 (Space orbit) https://www.instagram.com/p/BszOdj8DHXw/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=g8mfovpok7hu
#6#spaceorbit#chillout#lounge#salon#barlounge#sangenjaya#casa#shishalounge#jazz#hiphop#soul#raggae#おでん#三軒茶屋#シーシャ#水タバコ#三茶カフェ#三茶#三茶バー#ゆったり#ねっころがる#音楽#パーティータイム#三茶会#relaxtime😎
0 notes
Video
youtube
第10回 恵比寿映像祭「インヴィジブル」 Yebisu International Festival for Art & Alternative Visions 2018 Mapping the Invisible オフサイト展示作品 Off-site Project
予言 medium
万有引力の法則で知られる近代科学の父・ニュートンが、人類滅亡の年を導き出した「終末予言」をご存知の方もいるだろう。“予言”とは、過去の賢者の詩的な言葉を、後世に生きる“私たち”が独自に読み解き、時間という概念を超えて見えない力が働き、真実のようなものに���化していったのではないか。さて、「見えないものこそ大切だ」を信条とし、「音」という見えないメッセージと「アイディア」を「見える」ようにするため、多岐にわたる活動を行うインビジブル・デザインズ・ラボが、《予言 Medium》と題した「テレパシー現象装置」を出現させる。人々の能動的行為がトリガーとなる“赤の入力装置”と、“青の出力装置”から返答される音の記号達。そこからどのようなイメージを受像しうるか、見えないものへの思いを馳せていただきたい。
Planning : dir_ powerd by invisible designs lab. + Hiraki Sawa Curator : Chieko Kinoshita Music Program : Kenjiro Matsuo (invisible designs lab.) Niimi Taiki Hardware Design / Engineering : Shosei Oishi, Tsuyoshi Otabe(invisible designs lab.) Acoustic Analysis Program : Akiyuki Okayasu (Yamamoto Works Ltd.) Production Manager : Yudai "NOBUNAGA" Kogawa (invisible designs lab.) Exhibition Construction : Guy Hirose Lighting Direction : Masayoshi Takada (RYU Inc.) Production Cooperation : Taro Yasuno, Kei Oyama, Takashi Itoda, Taiki Niimi, Chihiro Suzuki,Hulc Mizoshita, Yuta Suzuki, Tatsuru Takeishi, Takaaki Sone Special thanks:Kanta Horio Cooperation : LIDDELL Inc.
0 notes
Text
Kali ini, aku ingin mencoba membahas idol group lain diluar Sakamichi. In fact, grup dari negara tetangga. Bukan Girl’s Generation tentu, meski mereka juga akan comeback di bulan Agustus mendatang. I’m excited of course, setelah lama sekali tidak melihat GG. Sayang waktu berlalu dan ada grup lain yang lebih kusukai di jagad K-Pop sekarang ini. Tapi tentu sekali SONE tetap SONE.
Yep, TWICE. Girl group yang terbentuk tahun 2015 oleh agensi JYP Entertainment. Agensi yang sama dengan Wonder Girl’s dan Miss A. Fakta bahwa TWICE debut di waktu yang sama dengan rilisan terakhir GG yaitu Lion Heart, membuatku mau tak mau memperhatikan mereka.
Memang aku tidak memperhatikan sejak awal sekali, karena TWICE terbentuk dengan proses yang terbilang unik untuk ukuran K-Pop. JYP yang terkenal sebagai produser aneh bin ajaib meluncurkan survival variety berjudul Sixteen, yang mana ditujukan untuk memilih member TWICE berdasarkan pilihan pemirsa.
Dua tahun lalu hal ini groundbreaking, tapi sekarang menjadi wajar setelah acara Produce 101 juga menggunakan konsep ini. Dan jika bisa mengatakan, Aki-P pun mulai coba-coba dengan konsep ini, yang sayangnya, tidak diupload oleh kos sebelah. Jadi beritanya bisa dilihat disini.
Dari Sixteen, terpilih tujuh orang; Nayeon, Jungyeon, Sana, Jihyo, Mina, Dahyun, dan Chaeyoung. Tiga dari tujuh (Nayeon, Jungyeon, Jihyo) adalah anggota grup 6mix yang gagal debut pada 2013, juga dibawah agensi JYP. Saat grup baru ini mencapai line-up final, JYP menambahkan Tzuyu, yang adalah kontestan paling populer selama Sixteen dan Momo, yang meski tereliminasi lebih dulu, masuk berkat backup dari JYP, yang merasa grup baru ini membutuhkan member dengan kemampuan seperti Momo.
Di akhir 2015, TWICE debut resmi dengan single Like OOH-AHH -silly title, tapi percaya padaku, lagu ini adiktif- dan dengan cepat meroket. Hebatnya, MV debut ini mencapai angka 50 juta views hanya dalam waktu 5 bulan sejak debut dan menjadi debut MV paling banyak ditonton dalam sejarah K-Pop. No little feat.
Tak sampai disitu, EP debut mereka The Story Begins yang juga menampilkan Like OOH-AHH sebagai main single meraih posisi chart mingguan #3 di GAON, #15 di Billboard US, dan #46 di Oricon. Prestasi yang tidak main-main untuk ukuran debut. Tak perlu menunggu lama untuk sophomore, pada April 2016 EP Page Two dengan main single Cheer Up dirilis.
Page Two dengan cepat mencatatkan angka penjualan sebesar 150.000, membuat TWICE menjadi girl group pertama dalam sejarah yang mencatat angka penjualan diatas 100.000 dalam satu tahun. Tidak berbeda dengan debut mereka, Page Two mencatat posisi chart mingguan terbaik di #2 GAON, #6 Billboard US, dan #16 di Oricon. Tapi di titik ini aku belum terlalu berminat pada mereka.
Baru di EP ketiga, TWICEcoaster Lane 1, dengan TT sebagai main single, aku terkena sindrom TWICE addict. Rilis di Oktober 2016, hanya sampai akhir tahun 2016 EP ini mencatatkan angka penjualan 350.000, rekor baru tercipta. MV untuk TT juga tidak kalah, kurang dari 24 jam mencapai angka views 5 juta, dan dalam 4 hari mencapai 20 juta. Pada Januari 2017, TT ditonton sebanyak 100 juta kali.
Tak berhenti disitu, pada bulan Mei TT telah mencapai 200 juta views dan menjadi MV bagi girl group yang paling banyak dilihat sepanjang sejarah. Dari segi penjualan, EP ini menduduki #5 di Billboard Japan, dan efeknya di Jepang terlihat dari banyaknya selebritis yang meniru TT Pose, diantaranya ada ONCE -fansclub TWICE- dari Nogi sendiri, Yuttan yang sering menirukannya.
Single keempat TWICE, Knock Knock yang masuk dalam EP TWICEcoaster Lane 2 dirilis pada Februari 2017. Untukku pribadi lagu ini sedikit miss, tapi secara keseluruhan dari EP cukup bisa dinikmati. Lebih lagi, di bulan yang sama berita akan debut TWICE di Jepang muncul ke permukaan, membuat Knock Knock undershadowed.
Di bulan Mei, JYP mengumumkan rilisan terakhir TWICE di Korea sebelum debut Jepang mereka. Signal yang digunakan juga sebagai judul single dirilis pada bulan Mei 2017. Sayangnya, Signal tidak terlalu hit di saat pertama karena musik yang dihadirkan terbilang less cheerful dari rilisan-rilisan sebelumnya dan TWICE dikatakan terkena sindrom “5th single” yang populer di Korea.
Maksud dari sindrom ini adalah banyak girl group yang mana rilisan kelimanya termasuk underrated. Tapi untukku, aku malah lebih suka Signal ketimbang Knock Knock, well, mungkin juga preferensi pribadi tapi dari forum-forum, sepertinya Signal memang tipikal lagu yang grow on you, bukan hit suka sekali dengar. Dan juga, dance Signal adalah yang paling ikonik setelah TT.
Sementara itu, debut TWICE di Jepang sedang panas-panasnya. Debut EP mereka, #TWICE yang berisikan 5 single mereka yang diremake dalam bahasa Jepang. Akhir bulan Juni kemarin EP ini dirilis dan langsung terjual sebanyak 130.147 copy dalam satu minggu dan menduduki #2 Oricon. Single debut mereka, tak mengherankan adalah TT yang memiliki impact paling kuat.
Berbeda dengan versi asli, MV TT versi Jepang bertema lebih membosankan, jujur saja. Tidak ada Halloween, hanya member di drive in theater, monoton. Hal ini seperti mengulang cerita GG dimana MV Tell Me Your Wish versi Jepang mereka tidak bisa memiliki magis sama dengan versi aslinya. Selain MV, karena sudah terbiasa mendengarkan versi Korea, TT versi Jepang butuh waktu adaptasi di telingaku.
Setelah TT, single berikutnya yang akan dirilis versi Jepangnya adalah Signal, hanya saja masih belum ada tanggal rilis pasti. Resepsi untuk debut TWICE di Jepang terbilang bagus, karena sekarang mereka dianggap sebagai girl group terbesar K-Pop. Dan kemunculan mereka di MSte adalah yang pertama bagi grup Korea dalam 5 tahun terakhir, ini saja sudah menjelaskan tingkat popularitas TWICE sekarang. Oh, mereka juga melakukan kerjasama dengan manajemen Tokyo Tower.
Selanjutnya mari membahas member. Dengan jumlah hanya 9 orang, mengingat member TWICE akan sangat mudah. Dan aku akan memberikan distinct features dari mereka. Mungkin akan sedikit sulit untuk mengingat mereka, tapi hal ini tergantung preferensi juga. Salah satu yang paling kusukai dari konsep girl group K-Pop adalah mereka menekankan kuat pada karakter, dan ini sangat membantu.
Nayeon
Jungyeon
Momo
Nayeon adalah member tertua, lahir 1995 dan memiliki penampilan dan tingkah laku sebagai yang paling muda. Jungyeon adalah adik dari aktris Gong Seungyeon dan mudah diingat karena sampai sekarang selalu memiliki rambut pirang pendek. Momo berasal dari Jepang, dan satu-satunya member yang tereliminasi dari Sixteen dan masuk dalam final line-up TWICE, terkenal sebagai dancing queen.
Sana
Jihyo
Mina
Fans dari GG dan KARA, Sana adalah member paling cute -bias, ehm- dan ini terlihat dari part “Shy Shy Shy” di Cheer Up dan memiliki aegyo paling wow. Selanjutnya leader dari TWICE, Jihyo, yang memiliki nickname Thomas karena kemiripan dengan Thomas the Toy Train. Mina adalah member terakhir dari Jepang, lahir di Texas dan belajar balet selama 11 tahun.
Dahyun
Chaeyoung
Tzuyu
Dahyun terkenal sebagai member hiperaktif, cukup sering menjadi badut grup. Chaeyoung adalah member kedua termuda, terkenal menyukai musik hip-hop. Tzuyu sebagai maknae atau sainenshou berkewarganegaraan Taiwan. Terkenal sebagai visual dan member tertinggi di grup.
Nah, selanjutnya kenapa dan bagaimana aku bisa menyukai TWICE? Yah, jika harus menyimpulkan dalam satu kata; It’s TT Time! TT menjadi single dimana aku benar-benar menaruh perhatian pada TWICE. Level adiktif yang tidak kudapatkan dari WG atau Miss A, dan ini adalah pertama kalinya aku benar-benar suka grup dari JYP.
Setelah itu adalah faktor Momo-Sana-Mina. Dengan memiliki 3 member asli Jepang, tepatnya Kansai. Hirai Momo, Minatozaki Sana, dan Myou Mina masing-masing dari Kyoto, Osaka, dan Hyogo. Keberadaan tiga member ini menarik sejak awal, karena terbilang jarang entertainer dari Jepang di Korea. Kusanagi Tsuyoshi pernah mencoba debut di Korea dan hasilnya? Laughable.
Mina
Momo
Tzuyu
Ditambah Tzuyu, maka 4 member non-Korea ini cukup sering menjadi perwakilan TWICE untuk acara TV. Sayangnya, disini masih tampak jelas kalau secara umum TWICE masih bisa dibilang membosankan. Harapanku tentu saja mungkin mereka bisa lebih aktif di tanah kelahiran dan lebih menghibur, karena tanpa variety, idol group manapun akan susah bertahan.
Untuk sekarang aku cukup menikmati musik TWICE, dan mereka adalah grup K-Pop utamaku saat ini. Debut mereka di Jepang membuatku ingin merasakan kembali momen dimana dulu GG dan AKB pernah berinteraksi, dan kali ini, aku ingin TWICE dengan Sakamichi yang melakukannya. Cukup muluk? Kurasa tidak.
Well, kenapa kali ini aku menulis tentang TWICE adalah karena aku menganut paham tidak terkotak-kotak. Ada di fandom Sakamichi tidak berarti tidak boleh menyukai idol lain bukan? Sudah tidak relevan lagi bertingkah laku kekanakan membenci grup lain hanya karena beberapa perbedaan. Aku sudah pernah terang-terangan menyukai GG, dan aku bisa melakukannya lagi pada TWICE, untuk sekarang, aku hanya ingin melihat mereka maju.
Tertarik pada TWICE?
All images used is credited to it’s respective owners
Sejujurnya aku penasaran apa TWICE bisa seperti GG untukku. Kali ini, aku ingin mencoba membahas idol group lain diluar Sakamichi. In fact, grup dari negara tetangga.
0 notes