#Tewas Ditebas
Explore tagged Tumblr posts
Text
Polisi Berhasil Amankan Tersangka Penganiayaan Hingga Korban Meninggal di Pamekasan
PAMEKASAN – Samsul, warga Dusun Pang Pajung Timur, Desa Tobeih Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang tewas usai ditebas celurit oleh M di Dusun Gowa Timur, Desa Pangereman, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, Kamis (19/10/2023) siang. Dalam potongan video yang beredar di berbagai grup WhatsApp (WA) warganet Pamekasan, pria berusia 32 tahun itu meninggal dalam keadaan…
View On WordPress
0 notes
Text
Buntut Tewasnya Anggota Ormas, Lima Mata Elang Ditangkap
Buntut Tewasnya Anggota Ormas, Lima Mata Elang Ditangkap
Denpasar, baliwakenews.com Hanya dalam hitungan jam kelompok Mata Elang yang menebas anggota ormas Gede Bu alias De Budi (24) akhirnya ditangkap. Lima orang diamankan, salah satunya bernama Joe asal Ambon. “Lima orang tersebut masih diperiksa di Polsek Denpasar Barat. Polisi masih memburu otak penebasan itu,” kata sumber petugas. Sebelumnya diberitakan, oknum anggota ormas, Gede Bu alias De Budi…
View On WordPress
0 notes
Text
Pertahankan Motor Miliknya, Pria Ditebas Begal hingga Tewas
Pertahankan Motor Miliknya, Pria Ditebas Begal hingga Tewas
BogorOne.co.id | Kabuapten Bogor – Warga Jalan Bilabong, Kampung Cimanggis, Desa Cimanggis, Kabupaten Bogor, digegerkan penemuan tubuh pria dengan penuh luka yang tergeletak di pinggir jalan dengan sebuah sepeda motor, Minggu 16 Januari 2022. Menurut warga pria tersebut tewas usai ditebas oleh begal lantaran berusaha menyelamatkan kendaraaannya dengan melemparkan kunci ke semak-semak. Baim (34)…
View On WordPress
0 notes
Text
Pinjam Motor Tanpa Izin, Pemuda Ini Tewas Ditebas Parang
Mantapps.com - Akibat persoalan motor, pemuda asal Polewali Mandar - Pemuda di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Aldi (18) tewas ditebas menggunakan parang oleh Mahmud alias Mamu (29). Peristiwa terjadi di Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar, Senin (25/3/19), sekitar pukul 21.00 Wita. Bermula ketika Aldi mendatangi Mamu ke kamar kos untuk mengembalikan sepeda motor. Sesaat setelah keluar dari kamar kos, leher Aldi ditebas Mamu menggunakan parang. Kemudian pelaku menarik tubuh Aldi yang sudah bersimbah darah ke kamar kosnya, lalu melarikan diri. Warga yang mengetahui ada jasad Aldi di dalam kamar segera menghubungi polisi. Tidak butuh waktu lama setelah kejadian, polisi berhasil menemukan Mamu sedang bersembunyi di salah satu salon tak jauh dari kosnya. Mamu langsung dibawa ke Mapolsek Tinambung untuk menjalani pemeriksaan. Kepada polisi, dia mengaku sakit hati karena Aldi kerap meminjam motornya tanpa izin. Kasat Reskrim Polres Polewali Mandar AKP Syaifuil Isnaini mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pemicu pembunuhan ini. Contributor: Mantapps Read the full article
0 notes
Text
Diteriaki Maling, Pengendara Motor di Bekasi Tewas Ditebas Pakai Sajam, Sadis Banget | BentengSumbar.com
0 notes
Text
Diduga Berselisih Paham, Warga Sinjai Tewas Ditebas Parang, Polisi Kejar Pelaku
Diduga Berselisih Paham, Warga Sinjai Tewas Ditebas Parang, Polisi Kejar Pelaku
BERITA.NEWS, Sinjai – Polisi terus mengusut kasus pembunuhan terhadap AI (35) yang terjadi di Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Selasa (3/8/2021) sekitar pukul 02.45 Wita. Kepolisian Resor (Polres) Sinjai juga masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang sudah dikantongi identitasnya. Kasus ini diduga buntut dari berselisih paham di Rumah…
View On WordPress
0 notes
Text
Dibakar Api Cemburu, Seorang Lansia 70 Tahun Ditebas Hingga Tewas
Dibakar Api Cemburu, Seorang Lansia 70 Tahun Ditebas Hingga Tewas
JBM.co.id, Badung – Wakil Kepala Kepolisian Resor Badung Kompol Ni Putu Utariani, SH siang ini merilis pengungkapan kasus pembunuhan lansia yakni Karmiadi (70) yang terjadi di Jalan Muding Indah IX, Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Sabtu (20/3). Wakapolres Badung seijin Kapolres AKBP Roby Septiadi, SIK menjelaskan terkait kasus pembunuhan lansia ini, tersangka Matsari (44) terancam hukuman mati karena…
View On WordPress
0 notes
Text
Datangi Markas Mata Elang, Anggota Ormas Tewas Ditebas
Datangi Markas Mata Elang, Anggota Ormas Tewas Ditebas
Denpasar, baliwakenews.com Oknum anggota ormas, Gede Bu alias De Budi (24) terkapar bersimbah darah di Jalan Subur menuju Jalan Kalimutu, Tegal Harum, Denpasar Barat, Jumat 23 Juli 2021, sekitar pukul 15.00 Wita. Pria asal Buleleng itu tewas dengan sejumlah luka tebasan dan tangannya putus usai ribut dengan anggota Mata Elang yang hendak menarik motor cicilannya. Menurut sumber petugas, keributan…
View On WordPress
0 notes
Text
Cekcok, Suami Tebas Istri hingga Tewas Mengenaskan : Okezone News
Cekcok, Suami Tebas Istri hingga Tewas Mengenaskan : Okezone News
MAKASSAR – Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan ditemukan tewas di area persawahan dengan luka mengaga pada bagian leher. Korban ditemukan tergeletak di tanah tepatnya bawah pondok tepi sawah di Dusun Tarue, Desa Buangin, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara Senin (1/3/2021), sekira pukul 14.00 Wita. Korban yang diketahui Lince Bu’tu (46) diduga ditebas…
View On WordPress
0 notes
Photo
📌SHARE & TAG📌 Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memebuat satu orang prajurit TNI terbunuh. Sadisnya, OPM juga menyebarkan foto kondisi jenazah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut. Foto jenazah Sersan Kepala TNI Sahlan itu disebar OPM melalui jaringan-jaringan media yang diaktifkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat alias TPNPB-OPM. Mengutip dari VIVA Militer, ada dua foto almarhum Serka Sahlan disebar kelompok separatis itu. Yakni foto kondisi jenazah Serka Sahlan saat ditemukan rekan-rekannya di lokasi penyerangan. Kedua, foto kondisi jasad Serka Sahlan ketika diperiksa tim kedokteran forensik di salah satu rumah sakit. TPNPB-OPM menyebar kedua foto tersebut secara tak manusiawi. Kedua foto jenazah Serka Sahlan itu, dengan bangganya sengaja disebar OPM tanpa dilakukan sensor dan pemburaman alias diblur. Sangat terlihat bahwa OPM memang sengaja menyebarkan foto jenazah prajurit itu sebagai alat propaganda. Sebab, foto disebar bersamaan dengan diterbitkannya pernyataan TPNPB-OPM, tentang klaim sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penyerangan. Serka Sahlan ditebas dengan parang hingga tewas, dia ditebas ketika dalam kondisi terluka akibat terkena tembakan yang dilepaskan pelaku dalam penyerangan itu. Penyerangan tersebut terjadi pada Kamis 18 September 2020, sekira pukul 14.10 WIT. Saat itu Serka Sahlan dan 7 rekannya yang tergabung dalam Satuan Tugas Aparat Teritorial (Satgas Apter) dalam perjalanan membawa logistik dari Markas Koramil Persiapan Hitadipa. Satgas Apter bergerak dengan menggunakan 6 unit sepeda motor menuju Kampung Hitadipa. Namun di tengah perjalanan, rombongan diserang kelompok bersenjata. Dan kontak senjata terhindarkan. Kontak senjata tak berlangsung lama, hanya sekitar tiga menit saja, sebab kelompok penyerang sudah melarikan diri. Setelah itu tim menemukan Serka Sahlan sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan luka tembak dengan luka tebasan di wajahnya. Sejam kemudian, aparat gabungan dari Intan Jaya, mulai dari Satuan Tugas Mandala, Koramil Sugapa, Yonif R 400 dan Satgas Brimob melakukan evakuasi. Dan jenazah Serka Sahlan dievakuasi ke Puskesmas Sugapa. Tak cuma menemba — view on Instagram https://ift.tt/2RJKERq
0 notes
Text
Sadis, OPM Tebas Wajah Prajurit TNI Pakai Parang
Sungguh sadis ternyata tak cuma ditembak saja, kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga menebas wajah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang gugur di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Dari informasi yang didapatkan VIVA Militer, Jumat 18 September 2020, prajurit TNI bernama Sersan Kepala Sahlan ditebas dengan menggunakan parang tajam. Pelaku menebas tepat di bagian wajah depannya.
Pelaku menebas wajah Serka Sahlan sebanyak dua kali. Bahkan, salah satu luka sangat parah, karena luka tebasan memanjang dari mulai kening sebelah kanan hingga dagu sebelah kiri.
Serka Sahlan ditebas dengan parang hingga tewas, dia ditebas ketika dalam kondisi terluka akibat terkena tembakan yang dilepaskan pelaku dalam penyerangan itu.
Penyerangan itu terjadi pada Kamis 18 September 2020, sekira pukul 14:10 WIT. Saat itu Serka Sahlan dan 7 rekannya yang tergabung dalam Satuan Tugas Aparat Teritorial (Satgas Apter) dalam perjalanan membawa logistik dari Markas Koramil Persiapan Hitadipa.
Satgas Apter bergerak dengan menggunakan 6 unit sepeda motor menuju Kampung Hitadipa. Namun di tengah perjalanan, rombongan diserang kelompok bersenjata. Dan kontak senjata terhindarkan.
Kontak senjata tak berlangsung lama, hanya sekitar tiga menit saja, sebab kelompok penyerang sudah melarikan diri. Setelah itu tim menemukan Serka Sahlan sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan luka tembak dengan luka tebasan di wajahnya.
Sejam kemudian, aparat gabungan dari Intan Jaya, mulai dari Satuan Tugas Mandala, Koramil Sugapa, Yonif R 400 dan Satgas Brimob melakukan evakuasi. Dan jenazah Serka Sahlan dievakuasi ke Puskesmas Sugapa.
Tak cuma menembak mati Serka Sahlan, dilaporkan juga kelompok bersenjata OPM mencuri senjata api milik korban, yakni senjata serbu jenis FNC alias SS1.
Jenazah Serka Sahlan telah dievakuasi dari lokasi dan rencananya siang ini akan diterbangkan ke Timika, untuk selanjutnya dibawa ke Makassar. Untuk diketahui, Serka Sahlan merupakan prajurit TNI yang berstatus sebagai Bawah Kendali Operasi (BKO) di Kodim Persiapan. Dia merupakan prajurit dari Kodim 1404/Pinrang.
from Blogger https://ift.tt/2EdsXGS via IFTTT
0 notes
Text
Syak Wasangka
Sore setelah shalat Ashar, Cak Robet bertandang ke dangau Buya Rasyid yang baru selesai membajak sawah. Buya Rasyid, tidak seperti namanya, bukanlah ulama besar, hanya saja penduduk setempat memanggilnya dengan sebutan "Buya" karena orang-orang sering bertandang ke rumahnya guna meminta nasehat atau sekedar main catur sambil ngopi. Tidak terkecuali Cak Robet, dia juga bermaksud meminta pertimbangan Buya Rasyid mengenai kekalutan pikiran yang sedang dialaminya.
"Assalamualaikum, Buya" Cak Robet menyapa dengan salam.
"Waalaikum salam" jawab Buya Rasyid sambil membersihkan alat bajaknya dari lumpur. "Sebentar ya Cak Robet, saya bereskan dulu ini sebentar, tunggu saja di dangau. Kalau mau minum kopi seduh sendiri saja ya.."
"Iya Buya. Terimakasih." Cak Robet naik ke dangau, membuat dua gelas kopi sembari menunggu Buya Rasyid.
Singkat cerita Buya Rasyid naik ke dangau. Setelah basa basi sedikit, Cak Robet mengutarakan curhatannya.
"Sebenarnya sudah 2 bulan ini saya merenovasi rumah orang tua saya. Jujur saja biaya yang saya keluarkan sudah jauh melampaui target, perhitungan saya meleset. Saya khawatir tabungan saya tidak akan cukup sampai pekerjaan ini selesai. Hal ini terus mengganggu pikiran saya, Buya. Menurut Buya apa yang harus saya lakukan?"
Buya Rasyid menyimak keluhan Cak Robet. Sambil manggut-manggut, Buya Rasyid menyalakan Rokok Samsu favoritnya, lalu mulai berbicara. "Kalau Cak Robet mau pinjam uang, saya tidak punya.." ucap Buya Rasyid bercanda.
"Bukan Buya, saya mau minta pandangan Buya, untuk meredakan keresahan saja" Cak Robet masih memasang muka rusuh.
Buya Rasyid mengisap rokok dalam-dalam, diam sejenak.
"Kalau saya boleh tanya, apakah kekhawatiran Cak Robet ini karena takut tabungannya tidak cukup untuk renovasi rumah atau takut Cak Robet kehabisan uang? Itu berbeda loh.."
"......" muka Cak Robet langsung tegang, seolah-olah Buya Rasyid bisa membaca pikirannya.
Baru saja Cak Robet mau menjawab, Buya Rasyid langsung memotong, "Tidak usah dijawab, Cak Robet," Buya Rasyid tersenyum.
"Uang yang Cak Robet pegang, itu belum tentu rezeki Cak Robet. Kalo makanan yang sudah masuk mulut Cak Robet misalnya, itu sih memang sudah sahih rezeki Cak Robet. Kalo uang, itu bisa jadi rezeki orang lain, tapi cuma mampir saja di saku Cak Robet. Apalagi untuk bakti kepada orang tua, jangan pernah hitung-hitungan kalo untuk orang tua, karena itu sesuatu yang sakral, tidak patut diukur dengan skala materil."
"Tapi Buya, hati saya kok masih tidak tenang ya?" Cak Robet menghela nafas panjang, masih belum puas.
"Ya memang harus dilatih keikhlasan itu, Cak," Buya Rasyid berhenti sejenak sambil menyeruput kopi buatan Cak Robet. Buya Rasyid melanjutkan, "Cak Robet ingat tidak peristiwa Perang Mu'tah?"
"Waduh, saya lupa, Buya," kata Cak Robet.
"Cak Robet ini bagaimana, kan dulu pernah ngaji sama Kiyai Sa'ad," protes Buya Rasyid
"Hehehe kalo pelajaran tarikh, saya sering ketiduran, Buya" Cak Robet menggaruk kepala.
"Ceritanya begini Cak, di tahun ke-8 hijriah, Nabi ﷺ mengutus 3.000 pasukan muslimin ke daerah Syam untuk berperang melawan 200.000 pasukan gabungan Bangsa Romawi dan Suku Gassan. Setahun sebelumnya, Kepala Suku Gassan ini membunuh utusan Nabi yang beliau kirim untuk menyebarkan surat dakwah beliau. Pada ekspedisi ini Nabi menunjuk tiga komandan: (1) Zaid bin Haritsah, anak angkat beliau, (2) Ja'far bin Abi Thalib, sepupu beliau, (3) Abdullah bin Rawahah, seorang sahabat dari Golongan Anshar Suku Khazraj. Bisa dibayangkan Cak, jumlahnya sangat tidak berimbang, 1 : 66, bahkan seorang pasukan muslim kesulitan melihat rekannya saking banyaknya musuh mengelilingi. Jadi patokan strateginya cuma dari melihat bendera menjulang tinggi yang dipegang panglima perang." Buya Rasyid berhenti sejenak untuk ngudud.
Buya Rasyid melanjutkan ceritanya, "Di hari ke-enam pertempuran, setelah shalat subuh, Nabi ﷺ memanggil kaum muslimin Madinah untuk berkumpul di Masjid Nabawi, beliau berkata, 'Maukah kalian aku ceritakan tentang pertempuran yang sedang berlangsung di Mu'tah saat ini?', para sahabat menjawab 'Mau ya Rasulullah'. Nabi ﷺ mulai menceritakan dengan detail seolah-olah beliau ada disana. 'Hari ini adalah hari keenam dan di hari inilah pertempuran yang sebenarnya akan terjadi,' ucap Nabi"
"Jadi Nabi menceritakan peristiwa yang terjadi berkilo-kilo dari Madinah pada waktu itu juga, Buya?" tanya Cak Robet.
"Betul Cak, Allah memperlihatkan kepada beliau jalannya pertempuran itu. Si ini melakukan ini, si ini terbunuh, si ini membunuh sekian musuh, semuanya diceritakan Rasulullah kepada para sahabat yang menyimak beliau," jawab Buya Rasyid.
"Trus trus Buya, apa yang terjadi?" Cak Robet semakin penasaran.
Sambil kebal kebul, Buya Rasyid melanjutkan ceritanya, "Sampai akhirnya pasukan musuh berhasil membunuh Zaid bin Haritsah. Beliau syahid dipanah musuh. Begitu Zaid tumbang, bendera langsung diambil Ja'far bin Abi Thalib, beliau juga langsung dikepung musuh, tangan kanannya dipotong, dia pegang bendera dengan tangan kiri sambil terus menyerang, tangan kiri dipotong juga, bendera islam dia peluk, hingga dia ditebas sampai tubuhnya terbelah."
Cak Robet sedikit bergidik mendengar kisah syahidnya Ja'far bin Abi Thalib.
"Setelah Ja'far gugur, Abdullah bin Rawahah mengambil komando. Saat menceritakan itu Cak, Nabi terdiam sejenak, karena di medan tempur, saat pertama kali memegang bendera komando, Abdullah juga diam sejenak," Buya Rasyid menunggu pertanyaan Cak Robet.
"Apa penyebabnya, Buya? Apa yang membuat sahabat yang mulia itu diam sebentar padahal perang sedang berkecamuk?" tanya Cak Robet.
"Karena alasan yang sangat manusiawi, Cak. Ada selintas keraguan dalam diri Abdullah melihat kedua pimpinan sebelumnya tewas dengan cara demikian," jawab Buya Rasyid.
"Lalu apa yang terjadi Buya?" Cak Robet semakin penasaran kelanjutannya.
"Abdullah bin Rawahah pun juga gugur, syahid membela agama Allah" kata Buya Rasyid.
"MasyaaAllah, lalu siapa yang memegang bendera sekarang? Kan Nabi cuma menunjuk 3 komandan," tanya Cak Robet.
Buya Rasyid melanjutkan, "Setelah Abdullah gugur, bendera dirampas pasukan musuh. Melihat tidak ada bendera, pasukan muslimin kacau balau sampai akhirnya seorang sahabat yang berani, Tsabit bin Arqam, menerjang sendirian mengambil kembali bendera islam. Saat melihat bendera kembali tegak, pasukan kembali berkumpul, saat itu sahabat yang pertama kali mendatangi Tsabit adalah Khalid bin Walid yang waktu itu baru beberapa bulan masuk islam. Nah ini yang menarik Cak, Tsabit yang lebih senior dalam hal duluan masuk islam, menyerahkan bendera kepada Khalid karena dia tahu Khalid lebih ahli berperang."
"Itu juga jadi salah satu contoh kasus menyerahkan sesuatu kepada ahlinya ya Buya?" Cak Robet mengambil kesimpulan.
"Betul Cak, bahkan saat menceritakan momen itu Nabi berkata 'Sekarang bendera ada di tangan Khalid bin Walid, Saifullah Al-Masluul'"
"Artinya apa itu Buya, Saifullah Al-Masluul itu?" tanya Cak Robet.
"Artinya Pedang Allah yang terhunus. Saat itulah pertama kali Khalid bin Walid mendapat gelar itu Cak, langsung dari Nabi kita," jawab Buya Rasyid.
"Trus trus apa yang terjadi Buya?" Cak Robet semakin antusias.
"Singkat cerita, dengan strategi Khalid, di hari ke-tujuh pasukan musuh berhasil dipukul mundur. Pasukan muslimin kembali ke Madinah dengan jumlah korban yang lebih sedikit dari lawan walaupun kalah jumlahnya sangat jauh sekali," kata Buya Rasyid.
"MasyaaAllah, heroik sekali perjuangan umat pada zaman itu," kata Cak Robet
"Betul Cak, perjuangan kita sekarang mah tidak ada seujung kukunya perjuangan mereka," Buya Rasyid mematikan rokoknya.
"Tapi Buya, apa hubungannya cerita itu dengan keluhan saya sebelumnya?" tanya Cak Robet.
Buya Rasyid berhenti sejenak menyalakan rokok, "Kita kembali lagi Cak, saat ketiga komandan pasukan yang ditunjuk Rasulullah ﷺ tadi gugur. Saat itu beliau berkata kepada para sahabat yang mendengarkan, 'Aku diperlihatkan kedua tangan Ja'far digantikan oleh Allah dengan sepasang sayap yang dia gunakan untuk terbang mengelilingi surga hingga hari kiamat, dan aku melihat Hamzah sedang bersandar di dipan-dipan surga’".
"Hamzah bin Abdul Muthalib kan maksudnya Buya?" Cak Robet memotong.
"Benar Cak, paman nabi Hamzah bin Abdul Muthalib, Sang Singa Allah, pemimpin para syuhada," jawab Buya Rasyid
"Lalu apa lagi kata Nabi, Buya?" tanya Cak Robet.
"Nabi melanjutkan, 'Dan aku diperlihatkan, bagi ketiga sahabat kalian ini diberikan singgasana yang sangat megah. Tapi singgasana milik Abdullah sedikit lebih sederhana dibandingkan singgasana milik Zaid dan Ja'far'. Salah seorang sahabat bertanya, 'Kenapa begitu ya Rasulullah?', Nabi menjawab, 'Karena Abdullah sempat ragu sejenak saat mengambil bendera kepemimpinan dari Ja'far yang mati syahid'. Kira-kira sampai disini Cak Robet sudah menangkap belum maksud saya?" Buya Rasyid balik bertanya
"Hmmmm masih mengawang-awang Buya," kata Cak Robet.
"Begini Cak," Wajah Buya Rasyid mulai serius, "Dalam Mahkamah Allah, semuanya diperhitungkan. فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ ⚛ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ Sekecil apapun itu, sekalipun itu tidak kelihatan. Bahkan secuil keraguan Abdullah bin Rawahah saja ada konsekuensinya,” Buya Rasyid berhenti sejenak menyalakan Samsu-nya, lalu melanjutkan, “Dalam permasalahan Cak Robet saat ini, jangan sampai secuil pun keraguan karena takut kekurangan harta, mengurangi fadhilah bakti Cak Robet kepada orang tua."
Cak Robet diam tertunduk, ia langsung menyadari apa yang berusaha disampaikan Buya Rasyid.
"Ingat Cak, tidak semua orang mendapat berkah untuk mengabdi kepada kedua orang tua. Selama orang tua masih ada, selama itu pula pintu surga terbuka lebar. Saat orang tua tiada, saat itu pula lah pintu surga menyempit."
Cak Robet tertunduk semakin dalam, air matanya mengalir mendengar nasehat Buya Rasyid. Ia menyadari kekeliruannya.
"Yakin lah Cak, berbuat kebajikan untuk kedua orang tua itu bukan perbuatan yang sia-sia, maka Allah pun tidak akan sia-sia."
0 notes
Text
Kesal Dimarahi, Adik Bunuh Kakaknya yang Preman Kampung
Kesal Dimarahi, Adik Bunuh Kakaknya yang Preman Kampung : Rahmat Nusyamsi (26), tewas ditebas pisau adiknya usai berkelahi didepan warung milik keluarga di Kp Cibendasari Rt 07/02 Desa Cipinang, Kec Cibatu, Kab Purwakarta, Selasa (8/1/2019).
Pelaku Angga (24), kesal lantaran sikap korban yang dikenal preman kampung memarah-marahi korban saat sedang makan bersama keluarganya yang lain.
Korban yang pulang kerumah sempoyongan karena mabuk miras langsung marah marah. Sang adik tak terima dimaki maki maka terjadilah perkelahian hebat.
Dona (28) kakak tertua korban dan pelaku berusaha melerai perkelahian adik-adiknya, namun Rahmat balik menyerang Dona. Akhirnya ketiga bersaudara berkelahi hebat.
Perkelahian berujung maut usai korban mengambil pisau menyerang pelaku namun berhasil ditepis pelaku. Angga langsung menebaskan pisau ke arah ke leher korban hingga ambruk dan meninggal dunia.
Sejumlah polisi dipimpin Kapolsek Cibatu AKP Ali Murtadho langsung mengamankan kedua pelaku dirumahnya tanpa perlawanan.
Dihadapan polisi Angga mengakui sikapnya dalam upaya menyelamatkan diri dari amukan kakaknya. Angga pun tak berniat menghabisi kakaknya. “Spontanitas,” ucap dia.
Diungkapkan dia, sikap kasar Rahmat lantaran terbakar cemburu atas perlakuan keluarga yang dirasa kakaknya berbeda.”Itu keliru. Perlakuan sama. Dianya aja yang susah diurus,” katanya.
Kapolres Purwakarta AKBP Twedi AB didampingi Kapolsek Cibatu AKP Ali Murtado dan Kasatreskrim AKP Handreas menyebutkan tindakan pelaku tidak dibenarkan dan melanggar hukum.
“Sekalipun dalilnya membela diri tapi kalau sampai menghabisi nyawa orang lain, tidak dibenarkan. Pelaku melanggar pasal 170 dan 351 ayat 3 dengan ancaman kurungan maksimal 7 dan 12 tahun penjara,” ujarnya.
0 notes
Text
Pemuda Ngamuk di Malam Tahun Baru di Mengwi Badung, Sepupu Tewas, Ibu Kandung Ditebas
Juwita Lala Pemuda Ngamuk di Malam Tahun Baru di Mengwi Badung, Sepupu Tewas, Ibu Kandung Ditebas Baru Nih Artikel Tentang Pemuda Ngamuk di Malam Tahun Baru di Mengwi Badung, Sepupu Tewas, Ibu Kandung Ditebas Pencarian Artikel Tentang Berita Pemuda Ngamuk di Malam Tahun Baru di Mengwi Badung, Sepupu Tewas, Ibu Kandung Ditebas Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Pemuda Ngamuk di Malam Tahun Baru di Mengwi Badung, Sepupu Tewas, Ibu Kandung Ditebas Nahas, sepupunya yang diajak minum minuman keras ditusuk pedang hingga tewas. Bahkan, sang ibu kandung yang bermaksud menghentikan aksi brutal sang a UNIKBACA.COM
0 notes
Text
Menolak Diceraikan, Mirsa Ditebas dan Nyaris Tewas Ditangan Suami
Menolak Diceraikan, Mirsa Ditebas dan Nyaris Tewas Ditangan Suami
Mangupura, baliwakenews.com Mirsa (50) mengalami delapan luka tebas di sekujur tubuhnya. Wanita asal Jawa Timur itu, nyaris tewas ditangan suaminya yakni Pelipus Pati Ndamung (31) setelah menolak diceraikan. Mirsa ditebas golok dan ditusuk dengan pisau di kosnya di Banjar Jumpayah Gang Mawar, Desa Mengwitani, Mengwi, Badung, Bali, Sabtu 26 Juni 2021 sekitar pukul 17.00 wita. “Usai menganiaya…
View On WordPress
0 notes
Text
VIDEO - Cuma Tanya Kapan Nikah, Pria ini Ditebas Pakai Parang hingga Tewas, ini Kronologinya
Carina Payue VIDEO - Cuma Tanya Kapan Nikah, Pria ini Ditebas Pakai Parang hingga Tewas, ini Kronologinya Artikel Baru Nih Artikel Tentang VIDEO - Cuma Tanya Kapan Nikah, Pria ini Ditebas Pakai Parang hingga Tewas, ini Kronologinya Pencarian Artikel Tentang Berita VIDEO - Cuma Tanya Kapan Nikah, Pria ini Ditebas Pakai Parang hingga Tewas, ini Kronologinya Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : VIDEO - Cuma Tanya Kapan Nikah, Pria ini Ditebas Pakai Parang hingga Tewas, ini Kronologinya Gara-gara tanya kapan nikah, Ari Kongingi (47), warga Kelurahan Wawali, Kabupaten Minahasa Tenggara, tewas ditebas tetangganya pakai parang http://www.unikbaca.com
0 notes