#Teror Diari Tua
Explore tagged Tumblr posts
gramedia · 7 years ago
Text
Resensi Pilihan: Teenlit - Teror Diari Tua
Ditulis oleh Fahri Rasihan di https://www.facebook.com/notes/fahri-fauzi-rasihan/teror-diari-tua-by-arumi-e/1688847597806213/ untuk program #ResensiPilihan di Twitter @bukugpu
Tumblr media
“Iya, aku ngerti. Kamu pasti lagi berbunga-bunga sekarang. Orang yang lagi melayang mana bisa mikir, apalagi ngomong.” (hal. 28) 
Blurb
Hidup Kara tidak sama lagi sejak dia menemukan diari tua bersampul ungu di halaman belakang sekolah. Kesialan beruntun menimpanya, dan ternyata semua yang dia alami mirip dengan yang tertulis dalam diari itu.
Susah payah Kara berusaha memusnahkan diari tersebut. Namun, diari itu selalu kembali padanya. Kara semakin terkejut saat mengetahui diari itu tidak hanya satu. Erika, sahabatnya, juga menemukan diari tua bersampul merah muda. Tetapi, berbeda dengan Kara, sejak menemukan diari itu, Erika mengalami banyak keberuntungan.
Bersama Erika, Kara menyelidiki rahasia di balik diari tua itu. Dan mereka tiba di sebuah tempat penuh ilusi, tempat mereka tidak lagi bisa membedakan apakah sosok di hadapan mereka masih hidup atau sudah tiada. Mereka harus segera pergi dari tempat itu sebelum terlambat, sebelum kekuatan tak terlihat melenyapkan mereka.
“Kita pacaran kayak sahabatan. Artinya, nggak ada pelukan, apalagi ciuman. Setuju nggak?” (hal. 71) 
Review
Kara memiliki kehidupan remaja seperti pada umumnya. Dia memiliki sahabat, pacar, dan hari-hari yang menyenangkan. Hingga pada akhirnya hidup Kara berubah ketika dia menemukan sebuah diari tua. Pagi itu Kara datang ke sekolah lebih awal untuk menanam bibit pohon yang ditugaskan oleh kepala sekolah. Kara pun langsung menuju ke halaman belakang sekolah. Ketika Kara sedang menggali tanah untuk menanam bibit pohonnya, dia menemukan sebuah diari bersampul ungu yang dibungkus plastik. Tanpa pikir panjang, Kara pun memasukkan diari tersebut ke dalam tasnya. Tak lama setelah Kara menemukan diari, dia mulai merasa selalu tertimpa kesialan. Maka tak heran, Kara pun mulai mencurigai kesialan-kesialan yang dia alami akibat dari diari tua tersebut.
Erika berlari dengan tergesa-gesa menuju halaman belakang sekolah. Selain telat, dia juga harus menanam bibit pohon yang dibawanya. Erika pun memilih untuk menanam bibit pohonnya di samping bibit pohon milik Kara, sahabatnya. Ketika sedang menggali tanah, Erika menemukan sebuah diari bersampul merah muda yang terbungkus plastik. Setelah selesai menanam bibit pohon tersebut, tanpa ragu Erika memasukkan diari bersampul merah muda ke dalam tasnya. Tak lama setelah menemukan diari tua di halaman belakang sekolah, Erika mengalami berbagai kejadian yang selalu menguntungkannya. Karena penasaran, Erika pun mulai membaca isi dari diari tua tersebut, dan benar saja semua isi tulisan di dalam diari hampir sama dengan keberuntungan-keberuntungan yang dialami oleh Erika, Maka Erika pun semakin yakin bahwa keberuntungan yang dia alami akibat diari tua tersebut.
Ternyata bukan hanya kejadian-kejadian buruk yang menimpa Kara, tapi dia juga mulai diganggu oleh sesosok wanita berwajah menyeramkan. Tak tahan dengan semua itu, Kara pun mulai menceritakannya kepada sahabatnya, Erika. Tidak disangka, ternyata Erika pun sering diganggu oleh sosok wanita menyeramkan tersebut. Kara dan Erika mulai mencurigai kedua buah diari tua yang mereka temukan sebagai penyebab teror wanita menyeramkan tersebut. Akhirnya Kara dan Erika meminta bantuan kepada Kresta dan Raka untuk mencari solusi akan masalah mereka. Kara, Erika, Kresta, dan Raka pun mulai menyelidiki pemilik sebenarnya dari kedua buah diari tua tersebut. Siapakah sosok yang sering mengganggu Kara dan Erika? Bisakah mereka menghentikan teror diari tua tersebut?
“Nggak begitu maksudku. Pepatah itu cuma menggambarkan bahwa hidup naik-turun. Kita yang harus siap. Saat susah kita harus tetap sabar, sebaliknya kalau sedang senang kita jangan sombong.” (hal. 87-88)
Memasuki bulan Oktober yang tak lama lagi hari Halloween akan dirayakan, akan sangat cocok untuk membaca novel bertema horor. Mungkin bagi yang ingin membaca novel horor, tapi masih ragu karena takut akan ceritanya, Teror Diari Tua adalah novel yang pas untuk dibaca. Ini karena Teror Diari Tua mengemas ceritanya dengan sederhana, tapi meninggalkan aura mistis yang kental di dalamnya. Selain membahas cerita horor, novel ini juga membahas kehidupan remaja, yang tak jauh dari cinta dan persahabatan. Salah satu hal yang membuat novel ini menarik adalah cover bukunya yang sukses bikin bulu kuduk merinding. Terlihat gambar seorang gadis yang sedang memandang ke arah buku diari dan tepat di depannya nampak seorang gadis dengan wajah yang menyeramkan dari pantulan cermin. Cover buku ini sukses membuat saya bergidik ngeri karena unsur horornya yang kuat.
Meskipun tema yang diangkat adalah horor, tapi Mbak Arumi juga mengajak pembaca untuk menyelami kehidupan kedua tokoh utamanya sebagai remaja biasa. Dimana masa remaja yang penuh dengan romansa dan persahabatan. Kehidupan masa remaja yang dibalut kisah horor ini membuat Teror Diari Tua menjadi sebuah novel yang unik dan menarik untuk dibaca. Saya suka ketika Mbak Arumi tidak lupa untuk membahas kehidupan kedua tokoh utamanya sebagai remaja, serta bumbu horor yang dimasukkan pun terasa pas dan tidak berlebihan. Di satu sisi kita diajak untuk melihat kehidupan kedua tokoh utamanya, tapi di sisi lain kita juga melihat unsur horor ketika teror mulai muncul.
Ada dua tokoh utama dalam novel ini, yaitu Kara dan Erika. Kara merupakan seorang gadis SMA kebanyakan, dia memiliki sahabat, pacar, dan kehidupan yang bahagia. Kara juga memiliki hobi menari dan mengikuti kegiatan ini di sekolahnya. Pacarnya yang bernama Kresta pun sangat menyayanginya, hingga selalu memberikan les privat kepada Kara, terutama pelajaran matematika dan fisika. Lalu ada Erika yang merupakan sahabat Kara. Berbeda dengan Kara yang memiliki hobi menari, Erika lebih menyukai dunia fotografi. Akibat hobinya itu pula dia bisa memenangkan lomba serta berpacaran dengan Raka. Dua tokoh utama dalam novel ini, menurut saya masih kurang berkembang. Saya tidak dapat menemukan perbedaan karakter antara Kara dan Erika, selain hanya perbedaan hobi mereka. Tapi jika disuruh memilih, saya lebih menyukai tokoh Erika karena sama seperti saya yang menyukai dunia fotografi.
Alur cerita dari Teror Diari Tua berjalan dengan cukup cepat. Dimana Mbak Arumi ingin segera memberikan konflik terhadap kedua tokoh utamanya. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga melalui tokoh Kara dan Erika secara bergantian. Saya sendiri tidak merasa kebingungan ketika sudut pandang berganti karena Mbak Arumi memberikan penjelasan dengan cukup jelas. Saya juga sangat menikmati alur ceritanya yang berjalan cukup cepat dan mengalir. Dimana Mbak Arumi tidak ingin bertele-tele dan langsung mengungkap konflik yang ada.
Gaya bahasa yang digunakan oleh Mbak Arumi sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti. Ini memang karena target pasar dari novel ini adalah remaja. Meskipun menurut saya penggunaan kata seperti 'aku' dan 'kamu' terdengar kurang cocok dengan latar tempatnya, yaitu sekolah di kota Jakarta. Dimana biasanya kata seperti 'gue' dan 'loe' akan terasa lebih pas untuk remaja yang hidup di kota metropolitan. Tapi itu tidak terlalu penting, ini hanya opini saya saja. Saya juga hanya menemukan sedikit typo dan tidak mengganggu sama sekali pada saat membaca.
Konflik yang terdapat dalam novel Teror Diari Tua bisa dibilang sangat sederhana. Dimana pada awalnya kehidupan Kara dan Erika yang berjalan normal, tiba-tiba menjadi penuh teror setelah mereka menemukan dua buah diari tua di halaman belakang sekolah. Saya sangat menikmati konflik yang sederhana ini, karena jujur saja untuk cerita teenlit, konflik seperti ini terasa sangat pas dan tepat.
Secara keseluruhan novel Teror Diari Tua berhasil mengemas cerita cinta dan persahabatan remaja yang dibalut dengan unsur horor secara baik. Saya sendiri jadi mengingat kembali masa-masa SMA, seperti pergi ke kantin dan perasaan tegang pada saat ujian mendadak. Namun sayang, menurut saya tokoh Kara dab Erika ini padahal masih bisa berkembang. Ini karena saya tidak menemukan perbedaan karakter di antara mereka berdua. Tapi overall, novel ini berhasil membuat cerita horor yang pas dan sederhana untuk sebuah teenlit. Sebuah novel yang memberikan pesan tentang indahnya sebuah persahabatan.
“Hidupku makin kacau, Ta. kalau kamu memang benar masih sayang aku, kamu harus menolongku. Bukan kamu yang bikin aku bernasib sial, tapi ada kekuatan lain yang menggangguku.” (hal. 153) 
Judul : Teror Diari Tua | Penulis : Arumi E. | ISBN : 978-602-03-3341-0 | Tebal : 200 Halaman | Terbit : 21 Agustus 2017
2 notes · View notes
arfanallell · 6 years ago
Link
0 notes