Tumgik
#Tempat KKN Di Jogja Untuk UGM
maganganaksmk · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
azzamirasyid · 4 years
Text
Catatan tentang Pulau Kecil: Pulau Nasi, Aceh
Kepalang tanggung, ketika beberapa hari yang lalu saya update di whatsapp story mengenai pulau kecil tapi gakbisa nulis banyak-banyak karena keterbatasan fitur. Akhirnya, saya coba tulis lebih lengkapnya di sini biar enak, sekaligus merawat ingatan tahun 2017 silam hehe :D
--
Tumblr media
Saya dapat kesempatan ke pulau Nasi sekitar tahun 2017, dalam rangka Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat UGM (KKN-PPM UGM). Kami (30 orang) tinggal bersama masyarakat di sana selama 2 bulan, mulai dari pertengahan Juni sampai awal Agustus. Program kami secara garis besar berfokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata. Kenapa pariwisata? Penjelasannya nanti ada di bawah ya.
Kenapa baru KKN tahun 2017? Haha ini yang unik. Saya angkatan 2012 dan baru KKN tahun 2017 atau di tahun ke-5 kuliah saya. Bisa dibilang telat 2 tahun dari normalnya. Inipun KKN dengan angkatan 2 tahun di bawah (angkatan 2014). Yaa jadi singkat cerita, tahun ke-3 dan tahun ke-4 kuliah saya punya amanah organisasi yang bikin gakbisa ninggalin Jogja dalam waktu lama. Akhirnya ya harus nunda KKN selama 2 tahun.
Kenapa gak KKN di Jogja aja? Nah ini dia, saya pikir pengalaman KKN ini hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup, jadi gakmau dong kalo KKNnya di Jogja. Harus dapet tempat lain yang bisa ngasih pengalaman baru, Pulau Nasi lah saya pilih :D.
Lokasi Pulau Nasi
Secara administratif pulau Nasi berada di kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Secara geografi bisa dilihat di peta di bawah ini yaa..
Tumblr media
Toponimi Pulau Nasi
Ada dua versi cerita mengenai kenapa pulau ini dinamakan pulau Nasi. Tapi sebelum ke sana, saya akan coba ceritakan sedikit sejarah Pulau Nasi. Saya kutip cerita ini dari situs Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA). Jadi sebelumnya pulau nasi ini tidak berpenghuni, baru kemudian di Abad ke-12 pulau ini mulai dihuni orang. Penghuni ini berasal dari Peukan Bada atau daratan di tenggara pulau, sekarang masuk ke dalam salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Besar.
Tumblr media
Jumlah orang yang pertama menghuni pulau ini sekitar 10-20 orang yang semuanya adalah orang-orang pelarian. Mereka adalah orang yang seharusnya mendapat hukuman Raja akibat tidak membayar pajak, berjudi dan lain sebagainya. Mereka tiba pertama kali di pantai Lhoek Reudeup, Gampong Deudap atau pantai terdekat dari daratan. Karena mereka semua adalah pelarian, mereka tidak berani tinggal di dekat pantai yang bila membakar sampah saja asapnya bisa terlihat dari ibukota kerajaan di Banda Aceh/Kutaraja. 
Lalu, mereka berjalan agak ke dalam pulau, menaiki bukit dan menemukan lokasi yang cukup aman untuk ditinggali karena banyak rumput besar (Rabo) yang dapat menutupi diri mereka. Nama Rabo ini kemudian menjadi asal usul dari penamaan gampong Rabo (gampong pertama) yang terletak di tengah-tengah pulau Jeih (Pulau itu; dulu masih disebut pulau itu karena belum ada namanya). Ketika mulai menetap di sana mereka bercocok tanam dengan bibit yang dibawanya dari rumah.
Setelah tanaman kelapa yang ditanam mulai berbuah (5-6 tahun), mereka bermusyawarah terkait rencana masa depannya. Di pulau Jeih mereka memang bisa hidup nyaman, namun keluarga mereka masih berada di daratan sedangkan tidak mungkin bagi mereka untuk kembali ke sana karena berstatus pelarian. Akhirnya mereka bersepakat untuk menemui Raja membawa hasil panen untuk meminta pengampunan.
Raja lalu mengampuni mereka dan memperbolehkan mereka membawa keluarga untuk tinggal di pulau Jeih. Merekapun kembali ke pulau Jeih membawa keluarganya dan tinggal di lokasi sebelumnya di Rabo. Setelah 10-15 tahun dari kejadian ini, Raja tidak pernah lagi mendengar kabar dari orang-orang ini. Pejabat kerajaan memberikan nasihat untuk berhati-hati sebab orang-orang ini adalah yang dahulu melakukan pelanggaran terhadap kerajaan, dikhawatirkan mereka membangun kekuatan dan membelot sehingga Raja perlu mengontrol mereka. 
Dikirimlah sekitar 25 keluarga ke sana yang terdiri dari Kadhi kerajaan, ahli pertanian, ahli pertukangan, ahli kelautan dan lain-lainnya untuk mengatur kehidupan masyarakat di sana. Atas dasar inilah kemudian Raja menamai pulai ini sebagai pulau Peunaso atau pulau mengisi. Disebut mengisi karena Raja mengirim utusannya untuk mengisi pulau tersebut. 
Cerita ini dengan nama pulau Peunaso menjadi versi pertama tentang asal usul nama pulau ini. Konon pada zaman penjajahan Belanda namanya berubah menjadi pulau Nasi karena kesulitan dalam penyebutan Peunaso. Namun, ada juga yang punya cerita lain terkait pulau Nasi ini yang kemudian menjadi versi kedua asal usul nama pulau ini.
Versi kedua dinamakan pulau nasi karena untuk menuju pulau tersebut jaraknya tidak terlalu jauh dari daratan utama Aceh. Bila ingin pulang pergi hanya butuh setengah hari sehingga hanya butuh bawa bekal nasi. Adapun di utara pulau Nasi ada pulau yang dinamakan pulau Breueh atau pulau beras. Dinamakan pulau beras karena jaraknya lumayan jauh sehingga gak cukup sehari dan gakbisa hanya bawa bekal nasi, harus bawa beras untuk ke sana biar bisa bertahan hidup.
Kondisi Geologis dan Geografis Pulau Nasi
Kondisi geologi pulau nasi terdiri atas 4 formasi yaitu formasi Peunasu (Tlp), Lhoong (Mulh), Geumpang (Mug) dan Aluvium (Qh). Formasi Peunasu terdiri dari batu pasir mikaan, konglomerat, serpih, batu lumpur dan batu gamping terumbu. Formasi Lhoong terdiri dari wake gunungapi, sedikit batu pasir dan batu lanau, batuan gunungapi mafik dan batu gamping. Formasi Geumpang terdiri dari batuan gunungapi dan piroklastika menengah hingga mafik terubah dan termalihkan berbeda-beda, filit, sekis hijau dan batuan gamping malihan kurang. Sedangkan aluvium terdiri dari kerikil, pasir, lumpur dan seterusnya.
Tumblr media
Formasi Lhoong (Mulh) dan Geumpang (Mug) yang diperkirakan berusia Jura hingga Kapur atau formasi dengan usia paling tua. Formasi Peunasu (Tlp) yang menjadi mayoritas pembentuk pulau berusia oligosen. Sedangkan aluvium (Qh) adalah bentukan yang paling muda dari kala holosen. Formasi Mug masuk dalam kategori batuan gunungapi sedangkan Tlp, Mulh dan Qh termasuk dalam batuan sedimen dan metasedimen.
Tumblr media
Pulau Nasi memiliki ketinggian 0-280 meter dari permukaan laut. Untuk formasi Tlp, Mulh dan Mug termasuk dalam wilayah perbukitan rendah hingga perbukitan (kecuali beberapa wilayah dekat lautnya yang cenderung dataran rendah). Sedangkan formasi Qh termasuk dataran rendah yang subur, untuk itu budidaya sawah tadah hujan terpusat di formasi ini atau di sekitar gampong Rabo dan Alue Reuyeueng.
Sebagaimana pulau-pulau kecil pada umumnya, pulau Nasi ini tidak memiliki sungai besar. Sungainya hanya berupa sungai kecil yang cenderung hanya berair saat ada hujan. Dalam bahasa Aceh sungai kecil itu disebut alue, nah keberadaan sungai kecil yang ada di bagian tengah (lihat peta) kemudian menjadi asal usul nama gampong alue reuyeueng. Lokasi gampong alue reuyeung sendiri memang persis di sungai kecil tersebut khususnya bagian muara.
Tumblr media
Bagaimana Cara ke Pulau Nasi?
Untuk bisa ke pulau Nasi terbilang cukup mudah. Kita bisa naik kapal kayu ukuran sedang yang dikelola oleh warga pulau Nasi melalui pelabuhan kecil yang ada di pintu masuk pelabuhan Ulee Lheue. Kalau dikira-kira lokasinya berada di barat pasar ikan Ulee Lheue atau utara dari bundaran pintu masuk pelabuhan.
Tumblr media
Sebagaimana asal usul nama pulau Nasi versi kedua, ke pulau Nasi waktu tempuhnya tidak terlalu lama, hanya memakan 45 menit-1 jam perjalanan laut. Paling cepat bila kapal berlabuh di pelabuhan Deudap dan paling lama bila berlabuh di pelabuhan Lamteng (selang-seling tiap harinya). Namun, dalam waktu sehari hanya ada satu kapal kayu untuk satu kali perjalanan bolak balik, jadi agak sulit bila ingin berkunjung tanpa menginap. Ohya, sebenarnya ada juga kapal Ferry yang berlayar dua hari sekali dari pelabuhan Lamteng, tapi saya kurang tau jadwalnya sebab gak pernah naik kapal itu.
Tumblr media
Kriteria Pulau Kecil
Menurut UU nomor 1 tahun 2014 pulau kecil adalah pulau yang memiliki luas wilayah kurang atau sama dengan 2.000 km2. Nah, pulau Nasi luas wilayah daratannya cuma sekitar 27,32 km2 makanya disebut sebagai pulau kecil. Kalau dikeliling pakai motor, cukup setengah jam kita udah bisa keliling seluruh pulau.
Setelah ini saya akan ulas apa keunikan dari pulau kecil bila ditinjau berdasarkan pendekatan pembangunan wilayahnya. Hal ini juga yang kemudian menjadi persoalan yang kami temui selama KKN di pulau Nasi hingga kami menjadikan pariwisata sebagai solusi untuk pembangunan wilayah pulau Nasi.
Sumberdaya Pulau Nasi
Sejauh mata memandang kita bisa lihat birunya laut, maklum karena pulau Nasi tidak terlalu luas. Laut yang mengelilingi pulau Nasi ini menjadi salah satu sumberdaya yang paling penting buat masyarakat. Tiap-tiap gampong (kampung)--yang seluruhnya ada 5--memiliki wilayah laut yang dikelola oleh gampongnya masing-masing.
Beberapa pantai memiliki ekosistem karang dan lazim ditemui berbagai biota karang seperti ikan kerapu, teripang, kerang, gurita dan lain sebagainya. Ada juga ekosistem rawa pasang surut khususnya di gampong Alue Reuyeueng yang bisa ditemukan kepiting rawa--walaupun hanya pada waktu-waktu tertentu.
Tumblr media
Di gampong Alue Reuyeueng dan Rabo ada dataran aluvium yang cukup subur dijadikan sawah. Namun karena hanya ada sungai kecil yang tidak selalu berair sepanjang tahun, sawah yang dibudidayakan cenderung tadah hujan/mengandalkan hujan untuk mengairi tanaman. Akhirnya hanya bisa tanam dan panen padi setahun sekali.
Ketinggian maksimal di pulau Nasi sekitar 280 mdpl. Menurut konsep Junghuhn wilayah pulau Nasi dikategorikan wilayah beriklim panas sehingga hanya sedikit tumbuhan yang bisa dibudidayakan, khususnya yang adaptif terhadap panas. Tanaman-tanaman jenis sayuran akan cenderung sulit untuk dibudidayakan.
Tanaman buah beberapa masih bisa ditemukan seperti kelapa, durian, semangka dan lain sebagainya.
Dilema Pembangunan Wilayah
Dilema ekonomi: mayoritas penduduk pulau nasi bekerja sebagai petani dan nelayan (perikanan tangkap). Pertanian yang digarap berupa sawah tadah hujan dan perkebunan, sedangkan aktivitas melaut biasanya dikerjakan dalam skala kecil seperti memancing di sekitar karang, menyelam dan melaut dengan perahu kecil (2-4 orang).
Aktivitas pertanian dijalankan dengan sistem semi-subsisten hingga subsisten. Sebagai contoh ketika padi di sawah menghasilkan beras mereka akan cenderung menyimpannya untuk kebutuhan selama setahun ke depan (sampai bertemu panen berikutnya) dan akan menjual sisanya kepada masyarakat lokal pulau. Jika tidak ada yang ingin membeli maka sisanya akan disimpan lagi untuk kebutuhan sendiri. Ini yang saya sebut semi-subsisten hingga subsisten. 
Mengapa tidak dijual keluar pulau, misal ke kota? Agak sulit sebab harus bersaing dengan produk dari daratan. Produk-produk yang dikirim dari pulau menuju daratan cenderung sulit bersaing karena biaya yang cukup besar untuk pengangkutan menggunakan kapal. Ini yang menjadi dilema. Belum lagi kondisi laut sering berubah-ubah dengan cepat. Risikonya besar mengangkut ke daratan. Tidak semudah/seaksesibel bila di daratan mengangkut menggunakan mobil.
Tumblr media
Hasil perkebunan di pulau Nasi pun cenderung untuk dikonsumsi sendiri, mentok-mentok dijual ke masyarakat pulau, itupun kalau ada yang beli karena rata-rata orang lain pun punya kebun sendiri. Kadang-kadang harus menjual produk di harga yang rendah agar bisa menutupi ongkos lainnya dan bisa dibeli oleh orang di daratan.
Kalau nelayan masih lebih beruntung, sebab lebih ada kemudahan dalam menjual hasil pekerjaannya.
Dilema Pendidikan dan Kependudukan: pendidikan di pulau Nasi cenderung seperti pendidikan pada umumnya. Ada sekolah dasar di tiap gampong (kecuali lamteng), ada 1 SMP dan 1 SMA. Sayangnya tidak ada sekolah kejuruan yang spesifik dan cocok dengan profesi mayoritas penduduk. Pendidikan yang didapat akhirnya tidak tepat guna, tidak menjawab persoalan kehidupan mereka.
Ada kecenderungan bagi sebagian penduduk yang berpendidikan tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya di daratan. Ada pula kecenderungan semakin tinggi pendidikan semakin besar pula keinginan untuk hidup di luar pulau, mencari kehidupan yang lebih baik. Kami menemukan fenomena migrasi keluar dalam jumlah yang besar khususnya di kelompok usia muda.
Sebagian sudah kami sebutkan bahwa mereka bersekolah di daratan. Sebagian yang lain cenderung untuk bekerja, kebanyakan di sektor informal seperti berdagang. Ekonomi di pulau seperti kurang gairah, mengalami stagnansi.
Fenomena migrasi keluar yang besar ini bisa terjadi sebab aksesbilitas yang tinggi antara pulau Nasi dan kota Banda Aceh. Cuma butuh satu jam naik kapal untuk ke ibukota Provinsi, dekat bukan? Hal ini memberikan keberanian yang cukup besar bagi kaum muda untuk merantau, kalaupun mau pulang kan tidak terlalu jauh.
Membangun Pariwisata
Saya ingin menggaris bawahi bahwa adanya persoalan di atas khususnya ekonomi bukan berarti segala-galanya. Saya lihat masyarakat bisa tetap bahagia dengan kondisinya, seperti tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun, bila keadaan ini terus berlanjut saya sendiri khawatir kalau kemudian penduduk di pulau Nasi diisi hanya oleh kaum tua, lalu perlahan kehilangan penduduknya. Kalau kehilangan penduduknya akan sayang betul, sebab pulau Nasi adalah pulau terluar Indonesia yang harusnya tetap ada penghuninya.
Kami lalu mulai berpikir sepertinya pariwisata menjadi salah satu solusi yang bagus untuk mengatasi persoalan ekonomi. Ketika orang datang ke pulau Nasi, maka akan banyak sektor yang kena manfaatnya. Akan banyak uang yang masuk ke pulau. Kapal akan banyak penumpangnya, memperbanyak perjalanan akan jadi pertimbangan bagus.
Tumblr media
Bisnis penyewaan kendaraan dan penginapan juga bisa berjalan. Lebih lagi, hasil bumi dari pulau Nasi bisa langsung dimanfaatkan untuk membuat masakan. Lebih baik dibanding mengandalkan keberuntungan untuk dijual langsung dalam bentuk mentah ke daratan. Kalau sukses, tidak perlu lagi merantau, di pulau pun sudah bisa hidup, ekonomi berjalan.
Masalahnya, membangun sektor pariwisata membutuhkan banyak dukungan infrastruktur fisik dan sosial. Semuanya bahkan harus dipertaruhkan di awal dan bisa memakan waktu agak lama untuk menuai hasilnya. 
Sebagai contoh, kapal harus menambah jumlah pelayarannya, tidak boleh sekali bolak balik dalam sehari karena akan memaksa tiap orang harus menginap di pulau. 
Ketikapun oke untuk menginap, kapal dengan jadwal yang sudah ada membuat perjalanan ke pulau Nasi menjadi kurang oke. Bila ingin ke pulau kapal berangkat dari kota jam 2 siang, sampai sana sudah agak sore. Lalu jika ingin kembali naik kapal besoknya jam 8 pagi. Waktunya jadi sempit, belum apa-apa sudah menjelang malam, paginya sudah harus pulang. Kalau menambah hari lagi tentu banyak pertimbangannya terutama ongkos menginap jadi lebih mahal.
Selain itu, harus dipersiapkan objek-objek wisatanya. Tiap objek wisata harus didukung dengan fasilitas yang memadai paling tidak harus selalu ada toilet. Uang yang diinvestasikan akan cukup besar.
Dan yang paling penting adalah persoalan infrastruktur sosial. Di atas sudah saya bilang kebanyakan kaum muda merantau keluar pulau. Lalu siapa orang yang bisa diandalkan untuk menggerakan pariwisata pulau?
Tumblr media
Inilah Dilema Pulau Kecil
Jadi? Ya jadi ini dilemanya pulau kecil. Tidak terlalu luas, sumberdaya tidak terlalu lengkap. Orang tidak terlalu banyak dan akan sangat bergantung dengan wilayah lain di daratan. Persoalannya unik. Bahkan paling unik menurut saya dibandingkan persoalan wilayah lain..
2 notes · View notes
firdaarsy · 5 years
Text
Jogja #2
dari 4 tahun di Jogja, aku belajar banyak.
tahun pertama adalah tahun peralihan. kaget, jelas. dari tinggal ramai-ramai di lingkungan kondusif jadi tinggal sendirian yang semuanya serba bebas. lingkunga baru, tempat tinggal baru, teman baru, ujian baru. benar-benar langkah awal yang sangat menentukan hidup selama perkuliahan di ugm. 
tahun pertama kuliah seperti anak tk cuma beberapa jam sehari, abis itu pulang berhubung kosan juga deket dengan kampus. ntah kenapa ga begitu ngerasa nyaman aja sama lingkungan FEB. bahkan ga ikut organisasi apapun malah ikut ukm univ, jama’ah shalahuddin. niatnya cuma satu waktu itu, mau dapet link temen-temen se-univ (selain feb). sisanya, main sama anak ic. ic lagi ic lagi. masa-masa yang indah untuk menjelajahi Jogja.
tahun kedua, mulai stress karena kurang kesibukan. temen-temen di feb mulai sibuk dengan organisasinya masing-masing. oh iya, pernah juga daftar beberapa event di feb tapi ga pernah keterima. sempet ada penyesalan, ah kenapa ga dari awal ya terjun di febnya. usah terlanjur beda frekuensi dan ketinggalan banget nih sama anak feb lainnya. akhirnya mulai lah ikut SENSATION bagian NaSec. lumayanlah masuk ke tim acara jadi cukup terlibat dan awal mula kenal sama anak-anak sef yaa meskipun agak asing sih awalnya. tahun kedua juga dunia per-bkk-an dimulai. tadinya ga punya gambaran sekali soal kaderisasi, bener-bener cuma karena ngeliat ah mas mbak dulu di sini dan tanpa disadari juga sebenarnya diarahkan ke bkk sih haha jadinya masuk ke bkk jmme. waktu yang luang diawal membuat ada banyak alokasi untuk dapt materi per-bkk-an dari mas mbak sebelumnya. ini salah satu hikmah tahun-tahun awal yang amat sangat teramat aku syukuri. melihat adik-adik makin ke sini ga punya banyak waktu untuk transfer soal bkk tapi timeline di lapangan udah mengharuskan mereka beraksi aja, membuat kaderisasi per-bkk-an ini jauh dari kata maksimal.
di tahun ini juga pertama kali dapet amanah steering committee Sajadha JS, pertama kali cabut kelas demi organisasi, pertama kali diusir dosen karena telat masuk kelas, pertama kali malsuin tanggal surat izin sakit biar bisa ikut ujian yang berakhir ga lulus juga kelasnya. ini hal yang paling disesali sih, alhamdulillah langsung Allah kasih akibatnya, kelasnya ga lulus. kalau lulus, mungkin ga kapok dan diulang lagi. ntah setan apa yang merasuki bisa sampai segitu bodoh dan nekatnya ngelakuin itu. hal yang paling ga bisa dilupain, pertama kali jatuh dari motor yang berakibat dislokasi tulang pundak kiri. mungkin kalau diceritain bisa satu tulisan sendiri. hikmahnya banyak banget, alhamdulillah. yang jelas, dari mulai kejadian ini, jiwa nekat demi organisasi malah makin menjadi-jadi.
tahun ketiga is the best part. kalau mau diukur berdasarkan hasil, tahun ini bisa disebut tahun paling produktif. banyak banget hal yang terjadi di 2018. setelah memulai karir di bkk jmme, ternyata memang itulah pintu dari hujan amanah di tahun 2018 ini. setidaknya inilah anugrah-anugrah yang Allah berikan lewat mas mbak yang dicintai para masul wa masualh karena Allah; akhir bkk jmme, mulai mqmm, mulai LPI, mentor akai, masuk ke pusaran dakwah yang tiada hentinya, dewan penasihat akai dan jmme, ga sengaja terjerembab ke musyak js dipilih jadi tim dewan formatur, tim tata kelola organisasi, dan berakhir di bendahara, project “menghijaukan” feb, dan karena ini banyak organisasi dan tiap organisasi proker dan acaranya bisa beranak-pinak dan yap disitulah kehidupanku; Masjid Mardliyyah, Mushala Al-Bana, Masjid Kampus, Masjid Mujahidin, Masjid Nurul Ashri, kontrakan, kalau tepar baru istirahat di asrama. kehidupan asramaku di semester ke tiga benar-benar kacau. jarang di asrama, sekalinya di asrama udah ga ada tenaga buat bicara sama teman sebelah. waktunya kelas sibuk chat untuk ngejar komunikasi sebelum jam malam. berangkat pagi pulang telat pas kelas udah mulai. makan bisa cuma sehari sekali, bahkan kadang ngebekal onigiri saking ga sempetnya makan karena jam istirahat siang pun dipakai untuk syuro. yaAllah alhamdulillah banget atas kuasa Allah bisa melewati masa-masa seru itu. seseru itu.
akhir 2017, aku nangis sejadi-jadinya. takut setakut-takutnya. sedih sesedih-sedihnya. ya itu kekuranganku yang sampai saat ini belum bisa kutangani, terlalu khawatir dengan masa depan. belum dijalani sudah memikirkan segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi. nyatanya yang Allah kasih adalah skenario terbaik dengan segala kemudahannya. hal yang ga pernah aku sangka kalau akan ada adik shalih shalihat yang kok bisa gitu ada orang seperti mereka tiba-tiba di feb yang meneruskan perjuangan. ya emang ini hadiah yang ga bisa diperkirakan kan Fir? memang Allah keren banget deh ngasih surprisenya. ternyata punya tim yang solid dari berbagai angkatan, ternyata engga ditinggal sendiri sama mas mbak. ternyata di forum lain punya tim yang seru banget! asli ga bohong. tim yang menamai diri kami angkot (gatau juga ini darimana, biasanya sih ngasal aja kasih nama) jadi tim terdabest selama perjalanan di ugm. emang kerjanya sersan (seriusnya ga ada, santauy ae terus). ngebina dengan manusiawi, ngebina sambil hahahihi, atasan ngomong apa juga yang penting kita yang tau apa yang terbaik untuk bagian kita sendiri. memang ukhuwah itu pondasi dari segala aksi. di js, juga akhirnya bisa terlewati. ga pernah nyangka dapet amanah ngitung uang infaq yang kotor sampai gatel-gatel dari uang koin sampai seratus ribu dengan jumlah jutaan. sekali ngitung bisa 4 jt, 6, jt, 9 jt, ga nyangka harus follow up utang 400 juta dlm 4 hari. ga nyangka bisa punya pikiran mau menghilang dari dunia saking pusingnya sama amanah. lingkup js benar-benar luass banget. memang ga bisa diduain sih. ya emang, gatau aku js udah diselingkuhin dengan berapa bilangan.
tahun keempat, ga banyak hal terjadi tapi sangat besar dampaknya. kkn pasca bencana Kayangan, Lombok Utara. yaAllah pengen dijadiin buku aja rasanya. 1,5 bulan tinggal di gubuk kecil, mandi bisa 3 hari sekali, masak 2 kali sehari buat 30 orang udah kayak hajatan tiap hari, ngeliat langsung primitifnya warga yang buang air di kebon, anak sd ga bisa baca itung, warga yang masak pake sekop, insiden sesak nafas malem-malem sampe ke puskesmas kota. yaAllah izinkan hamba menuliskan kisah ini lebih lengkap untuk menyebarkan kebermanfaatan yang lebih luas. 
tahun terakhir juga pastinya ada skripsi dengan segala dinamika, depresi, keseruan, ilmu, hikmah, kisah persidangan, hingga berakhir di detik ini. kisah skripsi adalah salah satu utang kisah yang belum dilunaskan. padahal, banyak banget hikmahnya dan udah janji akan dituliskan. 
terakhir, atas segala apa yang terjadi, apapun yang orang lain komentari, aku ga pernah menyesal pernah melewati semua yang udah kulalui. kesemuannya memang sudah dikehendaki Ilahi untuk menjadi skenario terbaik yang harus dilalui hingga hari ini. kesemuannya, adalah serangkaian proses yang harus dilewati. tangga-tangga ujian diri untuk lebih baik lagi.
Depok, 11 Januari 2020
5 notes · View notes
brainisme · 5 years
Text
Yogyakarta, 15 November 2019 satu bulan sebelum penghujung tahun tiba.
Setelah meninggalkan Jogja, bersiap-siaplah merapikan kenangan.
----------
Rasanya baru bebrapa hari kemarin kamu menginjakkan kaki di kota ini, memasuki sebuah tempat yang ternyata menyebalkan yang selalu diimpikan remaja-remaja tanggung setelah lulus SMA. Dan dalam beberapa waktu kedepan, kamu harus bersiap siap merapikan kenangan, memunguti setiap ingatan yang tercecar di setiap sudut kotanya. Itu tandanya kamu harus segera mengikhlaskan segala hal dan mulai berdamai dengan ingatan tentang segala hal yang terjadi di kota ini. Tentang segala yang datang  dan pergi, tentang waktu yang kian berputar dan kemudian semakin kamu sadari bahwa satu persatu manusia yang penah kamu kenal pergi mencari asa pada tujuanya masing-masing.
~
Musim wisuda akan segera tiba, itu bearti kamu harus berat hati mengucapkan selamt tinggal untuk seuah perpisahan yang menunggu di depan mata. Namn kali ini, mngki terasa berbeda, sebab kamu lagi lagi harus diuji. Dan barangkali, tuhan kali ini sedang jahat jahatnya sekaligus menunjukkan sisi baiknya, ia menjawab segala keluh kesahmu tentang skripsi yang tak kunjung kelar, namun setelah itu kamu harus berpisah dengan segalanya. Dan yang lebih meyedihkan adalah waktu perpisahan di tengah musim hujan di sebuah kota yang tek pernah mengijinkanmu berdamai dengan ingatan.
~
Tak apa, Tuhan tak penah menciptakan awal tanpa akhir. Ia tak pernah menciptakan pertemuan tanpa perpisahan. Pulanglah, nanti sesampainya di rumah, kamu peluk dan cium ibumu, kemuian peluk ayahmu dengan bangga, bawalah kabar dan ceritakan kepada adik-adikmu, bahwa kamu bertemuorang-orang hebat disini, orang-orang yang nyaris tak perna mengenal waktu 24 jam disini, tapi kota ini melebihi segalanya, ia memberi 25 jam setiap harinya, sehingga membuatmu kesusahn mengingat setiap hal yang berlalu.
~
Ceritakan kepada keluargamu bagaimana sesaknya jogja namun tak pernah kehabisan manusia untuk selalu tersenyum. Ceritakan kepada mereka bagaimana kamu harus mati-matian menahan nafas dan menutup hidung saat melalui hutan biologi UGM atu fakultas kehutanannya ketika musim penghujan tiba. Bagaimana riuhnya Luxury, warung internet yang berada di tepian jakal yang setiap malam berjasa menampung ribuan mahasiswa yang tak kuasa menahan kantuk sebab bergulat dengan revisian setiap hari. Kamu bisa bercerita kepada adik-adikmu, perihal bagaimana brengseknya program KKN, dimana kamu harus melihat berita tentang ratusan atau ribuan pasang mata para mahasiwa yang harus rela kehilangan kekasihnya karena terlibat cinta lokasi dengan teman sekelompoknya. Atau mungkin tentang bagaimana kurang ajarnya teman kostmu ketika bilang kepada ibu kost kalau perempuanya mau menginap, padahal dia mau menginapkan pacar orang, kemudian pagi harinya temanmu itu tidak masuk kuliah karena alasan lelah. Akuilah, saat itu mungkin kamu berpikir bahwa temanmu itu pasti telah melalui malam yang berat.
~
Aku tahu, jika akhir bulan tiba dan kamu ingin terlihat tetap agak mentereng walaupun makan di warung indomie, aku berani bertaruh kamu selalu datang ke palem kuning, warung makan indomie yang terletak di gang belakang dunkin donats Jalan Kaliurang, di sana kamu selau memesan indomie rebus atau nasi telur, segela es teh, dan mungkin sebatang rokok. Kemudian duduk belama-lama di kursi pojokan itu sambil sesekali curi-curi pandang kepada mahasiwi yang berlalu lalang keluar masuk.
~
Kini, tinggal menghitung mundur dan kamu harus kembali menginjakkan kaki tepat dimana kamu pertama kali dulu menginjakkan kakimu dikota ini. Di sebuah tempat yang paling dibenci sekaligus paling dinanti-nanti jutaan pasang mata, sebuah jalan panjang dan gerbong2 yang akan membawa tubuhmu beserta ingatan-ingatanmu pulang ke rumah. Pulanglah ke pelukan ibu dan haru ayahmu, serta gelak tawa adik-adikmu.
~
Kembalilah Jogja tak pernah keberatan untuk menampung ingatan setiap orang.
9 notes · View notes
alfiyalaeli · 5 years
Text
Hujan di Nitikusala
Lagian siapa sih yang mau diberi sakit. Semua orang kalo bisa milih pasti ya enggak mau sakit kalik, pikirku. Tapi ada lhoo yang merasa bangga ketika dia sakit karena supaya dapat perhatian lebih.
Sejujurnya aku jarang sakit, juga merasa nggak tahan sakit. Aku pribadi tipe yang kayak gitu kadang-kadang, syaratnya harus sama keluarga sendiri, atau orang yang paling enggak deket banget sampe udah aku anggap kayak keluarga. Kalo nanti ada di antara kalian yang mendapatiku seperti itu, berarti tandanya itu spesial. Ada tempat tersendiri di hatiku. Karena hanya pada mereka yang aku benar-benar percayalah yang bisa aku tunjukkan kelemahanku itu.
Lucu ya. Manusia punya intensi untuk tidak mau dilihat lemah, padahal hakikatnya manusia itu memang mahluk yang lemah.
Jadi aku menulis ini alih-alih meneruskan skripsiku, ya harapannya supaya bisa melupkan rasa sakit perutku ini. Karena enggak keren sama sekali meringkuk di meja pojokan, menahan perut yang perih, curi-curi buat jongkok di kursi pula.
Hari ini makan ku berantakan, padahal hari-hari sebelumnya juga sih. Hanya saja aku baru makan satu kali, terlalu siang untuk sebuah sarapan dan terlalu dini dibilang makan siang. Dan aku nyoba mie dengan artis si won yang pedas itu, variasi baru dan ngetrend. Lalu mie super pedas itu masih aku tambahin makaroni ngehe, yang baru kesampaian aku beli kemarin, karena saking ngidamnya. Sebenarnya aku lupa kapan terakhir aku makan itu, hanya saja waktu kkn aku terbayang cemilan yang ada di jogja, saat mau berangkat ke Bangkok pun juga belum kesampaian. Walhasil aku harus di hantui selama 6 bulan kemudian dan baru bisa beli setelah menyelesaikan kkn ku yang kedua. Jadi yaa, aku tidak makan lagi sampai malam, setelah membeli buku hasil janjian dengan felia. Sampai di kafe pun aku langsung memesan apapun yang ada nasi nya.
Dannn seakan butuh waktu bertahun-tahun menunggunya. Setengah jam lebih untuk nasi dan telur goreng, selama itu aku harus menahan perih. Dan kafe ini semi outdoor jadi banyak yang merokok. Aku tidak suka dan tidak tahan dengan asap rokok. Bagus.
Dan aku hanya bisa menahan. Lalu ketika makanan datang perutku pun sudah protes menolak. Aku muntah, berkali-kali.
Di tambah malam ini hujan deras, dingin sekali tanpa jaket yang tebal. Rencana kami yang hanya mampir makan sebentar pun harus tertahan. Dan parahnya banyak orang yang kami kenal di kafe ini, jadi sepanjang aku menulis ini--selain distraksi ku dari rasa perih asam lambung yang naik--adalah supaya aku terhindar dari menyapa dan basa-basi.
Jangan salah, aku suka bertemu orang, tapi tidak ketika aku sedang menahan rasa sakit. Jadi ya aku menyapa balik seperlunya dan mebiarkan mereka mengobrol dengan felia. Itu lebih baik bagi semua pihak. Aku tidak ingin muntah lagi. Aku hanya butuh menahan ini sampai hujan reda lalu pulang dan meringkuk dalam selimut hangatku.
Ngedengerin obrolan felia sama mas hiks semakin seru di depanku. Makin pusinggg, aku mau kamar dan selimut ku yang aman. Oke kembali nulis aja.
Aku selalu merasa kesulitan mencari penutup tulisan yang pas, maka banyak sekali tulisan-tulisan yang mangkrak, tersimpan, berkarat, lalu lupa. Lucunya manusia itu--mereka mendamba kesempurnaan tapi hakikatnya manusia istimewa karena dia bukan mahluk yang sempurna. Jadi aku akhiri dengan bertanya pada barista kafe ini,
“mbak punya obat magh ndak?”
dan langsung di sambar oleh felia ketika hasilnya nihil “lu kata ini warung, fi!”
Paling tidak manusia di cintai Tuhan karena mereka berdaya untuk mencoba, berusaha.
Dengan ini aku meringis dan pegang perut saja dengan obrolan seru anak soshum di depanku yang sambil sebats. Felia, gendis, dan mas hiks: teman-temanku, legenda hidup pergerakan mahasiswa ugm.
Perih bangettt, aku mual-mual lagi. Asap rokoknya, semojok apapun mejaku tetap aja kecium dari atmosfernya, dan hujannya semakin lebat, deras sejadi-jadinya.
Oke. Bear with it, girl!
Tidak ada yang cukup dekat lagi di sini yang aku bisa menangis sejadi-jadinya, merengek, dan menumpahkan semua lemahku. Untuk itu aku harus bertahan. Percaya, aku cukup berdaya sampai nanti aku sampai ‘rumah’ lagi. Entah dalam artian yang sebenarnya atau kiasan untuk suasananya. Aku memang berencana pulang kampung dalam minggu ini. Dan untuk suasananya, aku percaya akan terus ada kesempatan baik lagi di depan nanti. Pasti.
Kemarin lusa aku pernah membuat highlight di ig story, tentang rumus kak Aida Azlin 2:1 dari Q.S Insyirah ayat 5-6. Intinya adalah ketika ditimpa suatu kesulitan lakukan permainan kecil dengan diri sendiri—bukankah kita semua suka bermain. Hitung satu kesulitan dan hitung minimal 2 kebaikan yang di dapat. Ini bukan toxic positivity, tapi lebih melatih diri kita untuk bersikap rasional dan mengalihkan emosi kita dari satu hal negatif itu.
Ngomong memang lebih mudah daripada bertindak. Pun menulis lebih gampang dari melakukannya. Jadi aku coba sedikit tapi pasti untuk menghargai diriku sendiri dengan cara menerapkannya.
Jadi hujan reda sekitar jam setengah dua—sudah lama tidak pulang selarut ini. Senang bisa ketemu felia lagi, hujan memberi kesempatan kami untuk merapel waktu-waktu setengah tahun nggak ketemu. Dan aku merasa enggak pernah rugi ketika menghabiskan waktu dengan orang-orang yang se-frekuensi. Banyak hal yang jadi insight. Juga ketidak sengajaan bertemu dengan teman-teman lama lainnya. Syukur bisa menyambung pertemanan lagi. 6 bulan bertemu dengan berjuta perbedaan membuat aku lebih pandai memfilter sekarang. Sungguh aku senang tidak menjadi sebegitu bingung lagi dengan afeksi dunia yang begitu banyak. Aku sudah lebih mengenal dan menerima diriku sekarang ( I fought hard to reach this stage tho).
Tahu kan do’a ketika hujan? Aku maupun felia sama-sama nggak tau apa do’a untuk menghentikan hujan. Maka tadi kami baca do’a itu bareng-bareng.
Dan ya, meski hujan terus konstan derasnya, ternyata bukan hanya lingkungan dan ekosistem yang dapat manfaatnya.
Hujan membuatku ada progress yang berarti dengan skripsi. Hujan juga membuatku menemukan payung berharga ku yang aku kira sudag hilang selamanya.
Aku ingat terakhir kali ke kafe ini sepertinya jauh sebelum berangkat ke Aceh untuk KKN. Ada janji bertemu di kafe itu dengan kakak tingkat. Aku membawa 2 temanku untuk menemani. Payung itu pasti aku bawa saat itu. Payung kenangan dari souvenir gala dinner di keraton dulu saat ulang tahun UGM, saat masih jadi sesuatu. Satu-satunya mahasiswa di forum penting khusus untuk pak Menteri dan manusia langit lainnya. Yang parkir mobilnya adalah mobil sport dan Alphard. Untung aku punya untuk pesan go-car ketika itu, jadi ya masih boleh lah.
Hujan memberi waktu untukku mencerna obrolan kami tadi, juga apapun yang terlintas di kepala.
Aku sekarang ingat kata Ust. Syatori kemarin, dunia hanyalah lembah tandus dan kering, kecuali saat kita menyiraminya dengan suasana akhirat.
Semakin jauh aku berpetualang, semakin beragam macam manusia yang aku temui, semakin membenarkan bahwa dunia bukan akhir. Semakin jelas hakikatnya akhirat yang menjadi kampung halaman yang sebenar-benarnya.
Ada yang bertanya kepada Beliau,
“kenapa di Al fatihah kita terus memohon di jalan yang lurus ustad? Apakah kita ini sedang berada di jalan yang tidak lurus?”
Dan beliau menjawa dengan lugas,
“selamanya kita butuh hidayah, sampai kapan? Sampai mati.
Karena hidayah itu bertingkat-tingkat. Karena orang yang sudah merasa tidak butuh lagi hidayah itu justru lebih menakutkan.”
Dititik ini aku sadar jika harus jujur pada diri sendiri, pada akhirnya harapan ku sekarang ini lebih bersifat duniawi daripada mengejar ridha Allah.
Lalu bagiamana menghindarinya? Kata ustadzah Yasmin Mogahed, ini berarti bila kita memiliki teman, jangan mengharapkan teman kita untuk memenuhi kekosongan kita. Bila kita menikah nanti, jangan mengharapkan pasangan kita untuk memenuhi setiap kebutuhan kita. Bila seorang aktivis, jangan menaruh harapan dalam hasil. Bila kita sedang dalam kesulitan, jangan bergantung pada diri sendiri. Jangan bergantung pada manusia. Bergantung ya pada Allah.
Kata Mas Hiks mengutip dari penulis besar perancis, Albert Camus dalam pendangan dia terhadap kesalahan perancis ketika berusaha menggenosida  masyarakat Algera (Aljazair), bahasanya sulit—tapi pesannya mudah di ingat:
Intinya kita harus ikhlas.
4 notes · View notes
enariowithstory · 5 years
Text
Kuliah Kerja Ngapain?
Tumblr media
Awal dari Segala Mula
7 November 2018
Kuliah Kerja Nyata (KKN), salah satu kegiatan yang aku nantikan. Bukan karena kebelet mengabdikan diri untuk masyarakat, tapi aku memang senang akan bertemu dengan orang-orang baru dalam kehidupanku. Kehidupan kuliahku yang bagai katak dalam tempurung yang baru aku sesali saat memasuki semester akhir membuatku sedikit antusias dengan KKN ini, ya karena itu tadi aku senang akan bertemu dengan orang-orang baru.
7 November 2018 adalah hari pertama yang paling dinantikan. Hari itu adalah hari pengumuman plotting dimana nanti tempat aku akan KKN. Mula-mula aku amat tertarik ingin KKN di luar jawa, tapi mengingat biaya hidupnya dan tak ada restu orang tua aku tidak memaksakan diri. Sebenarnya aku bisa saja KKN di luar jawa karena sudah diajak sahabatku dari fakultas untuk bergabung dengan timnya, namun aku menolak walaupun ada garansi pasti keterimanya.
Pada akhirnya aku berkeinginan KKN di jawa tapi tidak di K1 (DIY dan sekitarnya). Aku ingin tempat yang agak jauh tapi masih di jawa, namun apesnya hanya sedikit sekali tempat K2 yang masih di pulau jawa. Awalnya aku memilih tempat ploting K2 di Ngawi, tapi gagal. Akhirnya masuklah di K1 yang mana tempatnya akan dipilih random oleh DPKM. Aku deg2an, karena ada daerah K1 di Jalan Palagan dan juga daerah sendang adi yang mana amat dekat dengan rumah. Aku sudah berniatan untuk mundur dari KKN periode 4 kalau misal dapat tempat yang terlalu dekat itu.
Pukul 18.00 WIB aku membuka simaster untuk melihat hasil ploting K1 dimana, dan wadaw wadidaw yang muncul adalah desa jatiayu, kecamatan karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Sedikit bersyukur karena setelah cek lokasi via gmaps lumayan jauh, hanya saja aku merasa bingung dengan tema KKNnya yang begitu sempit narasinya, yaitu " Pemberdayaan masyarakat dalam produksi bibit nangka". NAH LHO apa tidak bingung sebagai anak hukum dan anak yang tidak doyan makan buah nangka mendapat tema KKN seperti itu. Tapi setidaknya aku mencoba bersyukur karena pada akhirnya aku KKN tidak terlalu dekat rumah.
Pukul 20.00 WIB ada personal chat dari seseorang yang tidak aku kenal, sebut saja namanya Hana. Dia menyapaku dan ternyata dia merupakan teman satu fakultasku tapi aku tidak tau mungkin karena dia iup, dan fakultas hukum seangkatan ada 430 orang yang jelas aku tidak hafal semua. Yak, ternyata kami merupakan teman 1 unit KKN. Bisa dibilang Hana ini kenalan pertamaku dari KKN.
Pukul 20.50 WIB ponselku berdering, setidaknya ada 2 notifikasi penting disana. Ada personal chat dari seorang teman KKN sebut saja Ares yang mengkonfirmasi apakah aku benar rekan 1 unitnya atau bukan, notifikasi dari Ares tadi diikuti dengan invitation group bernama "KARANGMOJO UGM". Akhirnya masuk grup KKN juga, bisa kepo2 siapa aja teman KKNnya HEHE.
Long Short Story akhirnya semua sudah memperkenalkan diri semua. Sebut saja teman2ku adalah
1. Raffa, anak iup FEB 2015 asli jogja
2. Ares, anak Kehutanan asli kulon progo, suka relawan alias tumbal menjadi kormanit, HEHE.
3. Farros, mas angkatan 2013 jurusan manajemen
4. Hana, anak iup FH 2015 tapi kenal pas kkn
5. Rifa, anak sastra indonesia asal tegal
6. Desi, anak FKG orang tangerang keturunan batak
7. Friski, anak FTP asal Lampung
8. Abdul, anak kehutanan berbadan atletis asal cilacap
9. Evi, anak FTP cuma sampai selesai kkn gak tau asalnya mana :(
10. Lala, anak SV jurusan D4 pengelolaan dan perawatan alat berat. Iya dia ini adalah cewek asal boyolali
11. Abrar, lelaki jurusan ilmu komputer FMIPA asal semarang
12. Ain, anak IUP Fisipol jurusan MKP, anak Jakarta bgt
13. Pasha, mas2 peternakan angkatan 2014, orang maguwo
14. Sukma, anak FEB Manajemen yang ini angkatan 2015
15. Nabila, anak psikologi, asalnya lampung tinggalnya di bogor
16. Mico, anak arsitektur alumnus de brito asli jogja
17. Adam, anak HI Fisipol, asalnya nomaden karena pindah2 kota terus katanya.
18. Kiki, cowok musisi FTP asal jogja
19. Huda, anak peternakan putra daerah Gunung Kidul
20. Tania, anak kehutanan asal kediri
21. Moses, another mahasiswa manajemen angkatan 2015 asal Muntilan
22. Dopi, Mas2 FKG angkatan 2012
23. Fadel, anak kehutanan asal Bantul
24. Anto, anak kehutanan dan alumnus de brito seperti mico
25. Andru, anak FKH asalnya dari Bandung
26. Yusi, wanita tomboy kehutanan asli jogja.
Setelah saling berkenalan dan menunjuk Ares sebagai kormanit, Ares langsung berinisiatif untuk mengajak first gath dengan mekanisme voting. Akhirnya disepakatilah first gath KKN Karangmojo ini akan dilaksanakan 11 November 2018.
To be Continue . . .
2 notes · View notes
ratnanoer · 5 years
Text
CATATAN PERJALANAN JAKARTA – NARA (02.09.10)
Alhamdulillah, proses check in di counter Garuda lancar…mungkin karena aku menggunakan paspor BIRU. Paspor biru itu punya ‘gigi’ juga ya. Aku agak waswas lihat di layar timbangan…24.5 kg….hmmm gak beda jauh dengan waktu nimbang koper di rumah pakai timbangan manusia…sekitar 25 kg. 
Tapi petugas check in cuma diem aja. Dia langsung minta bayaran airport tax Rp 40.0000,-..lho kok aneh…penerbangan int’l kan biasanya Rp 150.000. Ah ya wis lah..trus dia kasih boarding pass-ku.
Setelah itu aku keluar lagi menemui Bapak, Ibu, salah satu adikku, suami dan anak-anakku…mereka sudah menunggu di  resto fried chicken siap-siap nunggu waktu buka puasa….hampir jamnya kok orang-orang masih belum pada makan..? Yaaa ada juga siy yg makan. Tapi  mana tau memang mereka gak puasa…udah gitu gak ada TV lagi…akhirnya telpon teman…udah adzan belum…
Selesai buka sudah hampir jam 18.30…waktunya say good bye…karena mereka mau sholat lalu pulang…jalanan Jakarta pasti macet kalau habis hujan…
huhu hu….tahan Na….don’t ever cry in front of them….salaman dan pelukan sama anak-anak,  suami , adik dan Bapakku aman…cuma pas pelukan sama Ibuku pertahanan nyaris bobol… ini kali kedua aku harus meninggalkan mereka untuk waktu berbulan-bulan…
Setelah itu aku masuk lagi …cari tempat sholat maghrib…eh tapi baru inget kemarin belum sempet beli souvenir buat Sensei dan staf di kampusku yang sudah bantu bikin Certificate of Eligibility buat urus visa…aku cari counter Batik Keris…alhamdulillah ada…
Setelah itu aku masuk ke salah satu lounge, berhubung dikasih kartu kredit supplement sama suami…he he..tinggal gesek, ora mbayar…
Aku kaget waktu resepsionis lounge bilang penerbanganku GA416 delay sampai jam 10. Lho dari tadi gak dengar pengumumannya tuh. ”Kami akan tutup jam 21.00 Bu”. Lalu kujawab “Wah habis itu saya diusir ya Mbak ?” Si Mbake senyam senyum aja.
Aku sholat maghrib di mushola lounge, malah sekalian sholat isya karena sudah masuk waktunya.
Selesai sholat baru makaaaan…karena hp ku juga low bat ya sekalian nge-charge.
Silih berganti penumpang tujuan Jogja, Surabaya, Makassar, dipanggil boarding…duuh sebel nih …udah kenyang…udah nonton TV….udah chating sama anak-anak….mau ngapain lagi nih….udah mati gaya.
Jam 9 hanya tinggal beberapa orang yang ada di lounge…aku beres-beres. Atas usul suamiku via sms, coba tanya ke costumer service, jangan sampai ketinggalan flight juga yang di Denpasar…
Di customer service sudah ada beberapa orang Jepang dan 1 orang Indonesia (waktu kutanya dia mau ke Korea). Orang jepangnya  keliatan sangat kesal…aku jadi ingat Saki san mentor-ku waktu tahun lalu ke Indonesia untuk menghadiri seminar di Bogor, saat akan kembali ke Jepang dari Denpasar, pesawat delay 1 jam. Hehehe…dia bilang kalau di Jepang delay itu cuma 1 menit…..waaa  1 menit itu mah bukan delay kalau versi Indonesia…gak ada apa-apanya Jeng Saki….
Aku duduk di kursi antri tapi jadi ikutan dengar petugasnya menjelaskan ke si Bapak Jepun kalau aircraft yang akan membawa kami ke Osaka adalah aircraft yang sama dengan yang delay ini. Alhamdulillah…kan gak lucu banget sampai Denpasar trus udah ditinggal…mau ke Osaka naik getek ? ^_^
Akhirnya dipanggil juga untuk boarding…penumpang diangkut shuttle bus menuju tempat boarding di gedung lain. Belum sampai di Jepang tapi rasanya aku seperti sudah ada di Jepang, karena 80% penumpang adalah orang Jepang yang akan kembali ke Jepang seusai liburan atau bisnis…..mereka ngobrol seru….lupa dengan kekesalan akibat delay 2 jam !! Aku  melihat ada satu orang di antara serombongan anak muda Jepang yang memakai T shirt bertuliskan KKN UGM…mungkin mereka mahasiswa S1 yang mengikuti program pertukaran antara universitasnya di Jepang dengan UGM.
Tiba di Bali jam 00.30…kumajukan  dulu jam tanganku 1 jam lebih awal, karena beda waktu Bali dan Jakarta 1 jam.
Tidak seperti penerbangan transit yang melewati jalur khusus…aku diarahkan sama petugas bandara untuk keluar dulu dari terminal kedatangan domestik lalu masuk ke terminal keberangkatan internasional.
Rada-rada gimanaaa gitu jalan keluar melintasi koridor yang sepiii karena sudah tidak ada penerbangan “normal” lagi. Toko-toko yang biasanya menjual makanan dan souvenir pun sudah tutup. Hanya ada beberapa porter dan supir taksi yang duduk-duduk.
Kembali aku harus check in di counter Garuda, bayar airport tax …lagi… Rp 150.000,-….tahun lalu aku bayar airport tax cuma sekali waktu check in di Cengkareng…Rp 150.000,- dan di Bali gak usah check in lagi….
Baru selesai sudah ada panggilan untuk segera boarding….terpaksalah lari-lari karena jarak antara counter check in dan ruang tunggu boarding berjauhan.
Di pesawat aku dapat seat paling belakang seat nomer 33….padahal di barisan depan banyak sekali seat kosong.
Pramugari membagikan kacang dan teh hangat, setelah itu aku sikat gigi dan siap-siap tidur…mata udah sepet banget…
Aku tidur di dua kursi, sandaran kursi dilipat, pakai selimut dan bantal…sebelum tidur pramugari bertanya apakah aku mau makan sahur. Pilihan menunya omelet atau bubur…..hmm masak iya sahur makan bubur…so aku pilih omelet.
Sepertinya baru aja merem, sudah dibangunin sahur, ternyata sudah jam 4. Ini pakai patokan imsak Indonesia atau waktu mana nih. Jangan-jangan baru sampai di atas Hong Kong. Menunya omelet, wortel, mushroom, dan kentang steam, roti plus butter dan jam, sama yoghurt….haduh ini mah menu sarapan pagi, apa iya bisa kenyang sampai sore. Mudah-mudahanlah…Bismillah…
Kulihat cabin gelap karena semua lampu di atas penumpang kecuali di aisle dimatikan….di samping kiriku orang-orang jepun pada tidur, sepertinya hanya aku sendiri yang sahur. Ya iyalah…seminggu menjelang Lebaran mana ada yang ‘mudik’ ke jepun…kecuali aku…tapi mau gimana lagi. Maafku sudah beribu-ribu buat keluargaku.
Beres sahur, sikat gigi, trus tayamum dan sholat shubuh….abis itu tidur lagi…
Terbangun sekitar jam 7 pagi, di luar jendela sudah terang. Penumpang yang gak puasa siap-siap sarapan pagi. Cuaca cerah tetapi beberapa kali pesawat memasuki daerah turbulensi…rasanya seperti naik kuda…ya ALLOH…selamatkanlah kami semua…
Satu  jam sebelum mendarat kepada warga non jepang dibagikan Embarcation card untuk diisi. Lebih banyak pertanyaan yang dijawab ‘No’ …apakah anda membawa narkoba…apakah membawa uang ratusan juta yen…he he boro-boro…yen ono duite wis bersyukur….
Alhamdulillah jam 10 JST (Japan Standard Time) pesawat mendarat di Kansai Airport.
Penumpang yang baru turun harus naik aerotrain semacam shuttle bus untuk menuju Main building. Di bagian imigrasi selain paspor yang diperiksa, sidik jari (telunjuk) juga discan, wajah juga di foto, seperti saat kita menghadap webcam di laptop. Semua itu antisipasi jika pendatang yang masuk wilayah Jepang ternyata teroris, kan jadi mudah nyari-nya karena sudah ada database lengkap.  Memang ada banner besar di dinding ruangan yang menyatakan Jepang berjaga-jaga dari segala macam bentuk terorisme….yah begitulah kira-kira.
Urusan imigrasi, custom clearance dan ambil bagasi hanya butuh waktu 30 menit saja…. two thumbs up buat negeri ini…(kapan ya layanan umum di Indonesia bisa seperti ini ….yang mottonya ‘kalau bisa dibikin lama ngapain dibikin cepet’…..’kalau bisa dipersulit ngapain dipermudah’….ggrrhhh.)
Dengan trolley bermuatan 1 koper besar 24.5 kg, 1 hand carry 10 kg dan backpack isi laptop serta printilan-printilan lain yang paling tidak berbobot 3 kg, aku keluar melihat jadwal limousine bus di platform no 9 …jalur yang menuju Nara.  Waddduh…aku terlambat 10 menit dari jadwal terakhir…jam 10.20…padahal baru ada lagi jam 13.40….yaa sudahlah…ini semua gara-gara pesawat pakai acara delay 2 jam..
Aku beli tiket di vending machine seharga 2000 yen…duh mudah-mudahan masih inget caranya…first thing first…ubah setting kanji ke English version…masukkan 2 lembar uang kertas @ 1000 yen tekan tombol  2000 …trus keluar tiketnya…lho kok keluar 2 lembar…? Aku tengok kiri kanan…(padahal ngapain juga ya tengok kiri kanan…malah disangka maling lagi..)
Tiket kumasukkan dompet. Trus aku masuk lagi…nyari spot yang menyediakan desktop untuk internet. Hmmm ternyata di terminal kedatangan internet-nya berbayar…100 yen untuk setiap 10 menit. Kalau di terminal keberangkatan gratis …mungkin kalau di ruang tunggu boarding hanya calon penumpang yang bisa masuk…kalau di terminal kedatangan kan buanyak orang sliweran…jadi gak dibikin gratis…..dasar jepang pelit…hihih…
Kukirim email ke suami, anak-anak, adik-adik dan Bapak Ibuku…juga kepada temen milis sandwich, bahwa aku sudah aman sentosa sampai di Kansai.
Rasanya 10 menit cepet buanget. Akhirnya gak terasa 5 keping koin100 yen terpaksa direlakan demi bisa online dengan orang-orang di tanah air. Hehe kayanya yang terlintas di pikiran…ah cuma 500 yen…wujudnya juga cuma koin….tapiiiii….kalau dikonversi ke rupiah…Rp 50.000 ….waaaah
Di Jepang semuanya jadi berasa mahal semua…pocari sweat yg biasa di Indonesia aja paling mahal Rp 6000 di Jepang kalau di mall 90 yen, kira-kira Rp 9000 itupun kalau 1 yen = Rp 100 …kalau di vending machine rata-rata jadi 150 yen kira-kira Rp 15.000,-. Beras yang kemasan 5 kg versi termurahnya aja 2000 yen or Rp 200.000,-…hmmm tapi beras jepang emang enak siy…asalkan kalau mau dibikin nasi goreng (pakai bumbu nasgor Indofood itu tuuu) masaknya harus dengan air yang sedikit dan rice cookernya disetting supaya masak cepat…kalau air kebanyakan dan dimasak lama, nasinya bakal lembek banget sehingga kalau diaduk sama bumbu nasgor…ha ha ha jadi kaya mau bikin dodol…lengket-lengkat warna merah…
Kalau memang penggemar nasi goreng, harus beli beras Thailand, biasanya di jual di toko-toko bahan makanan impor, toko China. Karena beras Thailand kalau sudah jadi nasi, nasinya pera’…atau ampyar  alias gak lengket. Supaya tidak terlalu lengekt atau terlalu pera’ bisa dimasak campur sama beras jepang…2 bagian beras jepang, 1 bagian beras Indonesia atau beras Thailand. Waah kok jadi ngomongin beras gini.
Oya kembali lagi ke cerita di airport. Selesai beli tiket aku naik ke lantai 4…karenaaaaa guess what…..di sana ada mushola atau Prayer room yang bersih, luas, berpendingin udara..dan yang paling penting gak di dekat tempat parkir seperti di Indonesia….
Aku sholat dzuhur dijama’ sekalian ashar.
Jam 13.40 tepat bus datang…yang naik gak terlalu banyak…tapi berhubung di jepang…supirnya gak ngetem he he he…(gak kaya supir angkot di terminal Laladon..)
Di bus aku tidur…(abis mau ngapain lagi…puasa gitu loh..)…
Butuh waktu 80 menit dari airport sampai ke pemberhentian terakhir.. Keihanna Plaza. Teman Indonesiaku, sepasang suami istri janji akan menjemputku di situ.
Cuma 10 menit aku menunggu mereka datang…waaaah sama sekali gak menyangka aku bisa bertemu mereka lagi….mereka-lah yang mengajariku cara naik bus, naik kereta, cara baca jadwal bus, jadwal kereta, belanja. Makasiy ya Bu Ari, Pak Ahmad. Insya ALLAH ilmu yang kalian berikan untukku menjadi timbangan kebaikan untuk tabungan akhiratmu…
15 menit kemudian sampai di kampus NAIST (Nara Institute of Science and Technology). Aku langsung ke Student Affair untuk mengambil kunci kamar. Aku dapat di dormitory gedung 1…gedung yang sama seperti tahun lalu, tetapi di lantai 3. Staf gakuseika (bagian administrasi kampus yg mengurus mahasiswa) terlihat senang menyambut kedatanganku, karena mereka sudah mengenalku tahun lalu…mereka sangat sopan-sopan dan helpful
Setelah itu aku ke lab untuk menemui Sensei-ku. Ternyata dua orang Senseiku sedang ada acara di luar Nara…yang satu ke Tokyo, sedangkan Sensei kepala lab sedang bussines trip juga entah kemana. Soo…aku hanya menaruh sample-ku, biji jarak pagar, bakteri serta sample DNA.
Sampai menjelang magrib aku diajak ngobrol di asrama temanku, di gedung 8. Kami buka puasa bersama, sholat magrib, isya dan tarawih bersama. Selesai tarawih barulah aku masuk ke kamarku sendiri. Cukup banyak mahasiswa Indonesia di kampus ini, dan mereka membantuku mengangkat koper yang segede gaban itu ke lantai 3. Yaa namanya juga asrama mahasiswa, gak ada lift nya. Karena aku gak bawa gorden, untuk sementara sarung dan pashmina kujadikan gorden, untung aku bawa jepitan jemuran...
Yah lumayanlah, daripada tidur dengan jendela kaca yang tembus pandang, berasa tidur di akuarium …hiiiii…
Aku dapat kamar untuk single, isinya 1 lemari baju, 1 ranjang besi (kata temenku seperti ranjang di rumah sakit), 1 meja belajar plus kursi, 1 lemari buffet multifungsi, 1 kitchen set terdiri dari kompor gas dan sink, 1 WC. Kamar mandi dan mesin cuci di luar karena share sama penghuni asrama lain.
Berhubung sudah ngantuk, sudah kenyang dan sudah sholat, aku mandi, trus tidur.
Alhamdulillah terima kasih ya ALLAH Engkau jaga hambaMu selama perjalanan hari ini. Jagalah juga semua yang kucintai di tanah air.
1 note · View note
ristoarso · 6 years
Text
Pejuang skripsi?
Sedikit bercerita, katanya dulu itu aku pejuang skripsi.
Aku masih mengingat saat dimana aku berjuang atas nama skripsi. Kalau mereka bilang drama karena dosen, ku bilang tidak juga. Semua drama yang ada hanya sebatas waktu. Aku tak ingin waktu yang ku punya menghalangi target yang akan ku raih.
Visioner, ya itu aku. Bahkan terlalu. Sejak lanjut kuliah S1 tahun 2014 sudah ku targetnya 3 semester atau tidak lanjut kuliah. Maka dari itu, mata kuliah yang ku ambil sudah ku rancang agar bisa memenuhi target. Dan tak disangka, 2015 ada mata kuliah tambahan dan itu wajib, KKN.
Juli 2015, aku sudah menentukan akan mengambil skripsi tentang apa. Melihat waktu hanya tersisa 9 bulan, ku putuskan untuk mengambil skripsi tentang tugas akhir saat D3. Kenapa? Agar aku melanjutkan saran yang ku buat saat tugas akhir ku selesaikan. 
Mudah dong skrispsi nya? TIDAK! Sebenarnya mengambil tema rekayasa pengolahan pangan awalnya ku ambil tentang hasil bumi yang ada di Maitara, tempat ku KKN. Tapi, aku rasa aku tau akan banyak tantangannya. Sebab, untuk mendapatkan bahan, harus dari sana. Ongkos yang berat tepatnya. Sebelum mengambil skripsi, Dosen sudah ku tembung duluan. Beliau dosen pembimbing saat tugas akhir D3, jadi ku pikir beliau juga akan mengerti skripsi yang akan ku mabil.
Lalu, drama nya dimana? Awal mula adalah drama tentang Dosen yang ku pilih, ternyata beliau sudah full anak didik yang beliau bimbing skripsinya. Dan beliau pun meminta maaf tidak bisa menjadi pembimbing utama, disaat seminggu lagi seminar proposal dan penelitian sudah kujalani 30%. 
Sedih? Jelas, karena aku harus mencari pembimbing utama untuk menggantikan beliau. Bagaimana cara ku adaptasi konsul, apa yang beliau targetkan untukku juga. Cerita singkat, akhirnya ku pilih dosen yang dulu menjadi pembimbing akademik saat D3 untuk menjadi dosen pembimbing utama skripsi.
Beruntung Ya itu yang ku rasakan atas nikmat Allah. Ibu dosen yang baik dan mengerti maksudku. Ku berikan timeline yang sudah ku buat untuk menyelesaikan skripsiku. Beliau kaget, karena tidak hanya punya 1 atau 2 timeline, tapi aku punya 4 untuk timeline jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan targetku. Ku ceritakan keadaan ekonomi dsb. Beliau pun memberikanku tantangan untuk bisa mengetahui, seberapa berhasilnya aku melampaui targetku dengan tantangan yang diberikan beliau. Seminggu setelah beliau setuju dengan segala mau ku, beliau pun memberikan persetujuannya untuk aku melaksanakan seminar proposal. Tapi sayang, saat semprop tiba, di H-2 jam, beliau tidak bisa datang. Kau tau bagaimana sakitnya perasaanku? apa harus di undur? Alhamdulillah, untungnya saja tidak. Semprop tetap berjalan walau tanpa beliau. 
Penelitian pun berlangsung, karena laboratorium kampus tidak memadai untuk proses penelitian, maka sebagian penelitian pun ku lakukan di UGM. Tidak usah bayangkan, rasakan saja sebulan PP Solo-Jogja setiap pagi hihi nikmat :)) Ditambah dengan 3 kali gagal dalam proses uji TPC, hasilnya melewati standar. Artinya, tidak layak. Dan harus kulakukan berulang. Huft sejak itu aku benci dengan uji mikrobiologi.
Tiba saatnya Januari 2016 akan berakhir, puncak dari semua drama. Kenapa ku sebut begitu? Waktu pemberkasan terakhir tanggal 29 Januari, sedangkan Januari itu problematika percintaan yang kurasa menyebalkan datang. Bisa-bisanya dilibatkan dalam hubungan seseorang. Cih! Persetan dengan itu. Jangan karena percintaan skripsi terbengkalai! Ditambah keluarga udah nanya kapan lulus dan olahan data skripsi banyak yang ga sesuai, semua karena kepanikan. Ya lord, huft. Bahkan sempat ku berlari meninggal skripsi, tapi hanya 3 hari. 2 hari camping dan 1 hari one day trip. Selama liburan pun, tak tenang rasanya. Bahkan ku tinggalkan untuk bekerja paruh waktu pun tak tenang. Saat itu ku berpikir, sudahlah, kau tak bisa menyelesaikan pendidikanmu!
Tapi, semua berlalu karena dukungan dari banyak orang yang masih sayang padaku, uwwuuh :)) Aku melihat semangat Iim dan Dila yang memang sejak awal kita ingin skirpsi bareng dan akhirnya aku gajadi karena aku punya target sendiri hehe maafin ya Dan kita berjuang bersama, walau gabisa wisuda bersama :((
Sampai sebelum pemberkasan skripsi terakhir ditutup, kulakukan konsul ke dosen, dan beliau memberikan ijin untuk melakukan seminar hasil 21 Januari 2016. Alhamdulillah, semua berjalan lancar. No drama. Setelah semhas selesai, ku lakukan konsul untuk Ujian Skripsi ke bagian sekretariat jurusan, dan dosen pengujinya adalah dosen pembimbing yang awal sebelum diganti. Alhamdulillah, dipermudah :))
Ujian dilaksanakan 27 Januari, yang artinya H-2 pemberkasan wisuda ditutup. Ujian yang berat, laptop lemot, surat ada yang ketinggalan dikostan, pokoknya drama ujian disebabkan oleh kepanikan pribadi. Beruntung, ada Amita yang sigap anter berkas yang ketinggalan, ada Nastha yang standby beli ini itu, ada banyak supporter saat itu :’) mereka orang-orang baik yang selalu siap sedia. (auto mewek lagi). Pas ujian, ya banyak PR nya. Ditambah mati lampu dan hujaaaan deres, mewek lah aku saat keluar dari ruangan sidang itu. Lulus bersyarat, untuk memperbaiki revisi skripsi.
Ku kebut lah esok hari untuk revisi dosen pembimbing utama dan kedua lalu di acc. Esok harinya beruntungnya lagi lah aku, dikasih fast track sama dosen penguji tanpa antri sama mahasiswa lain untuk konsul revisi skripsi. Sehari ku kebut 5x bolak-balik abang rental print sampe kasbon dulu. Dan tibalah, Jumat berkah tanggal 29 Januari 2016 ku selesaikan pemberkasan skripsi. Ditutup dengan perbincangan dosen penguji hingga menuju malam hari. Beliau berpesan, untuk tetap ingat kampus dan perjuangan saat menyelesaikannya. Mengingat kebaikan-kebaikan orang-orang sekitar dan selalu berbuat baik dan jangan berharap kita baik untuk dibalas baik juga. Mendoakaku agar bisa lanjut jadi Dosen bereng beliau, dan ku amini semua doa beliau, Dear Bu Dwi, terima kasih atas segalaya :’) Drama belum selesai, saat meminta tanda tangan Pak Dekan Fakultas, beliau pergi ke Jepang! Tapi, sebelum beliau pergi, beliau sempat ke ruangannya dan menandatangani skripsiku :)) Ku kebutlah semua, termasuk surat bebas laboratorium, perpustakaan dsb
Alhamdulillah semua sesuai target :) Lulus di Januari dan wisuda dibulan Maret. Sampai saat ini, aku selalu senang dengan cerita yang aku lewati untuk menyelesaikan skripsi. Kenapa? Aku ingin ceritaku ini menjadi pelajaran. Untuk siapa? Untuk orang-orang yang mulai merasa lelah dengan tugas akhirnya dalam dunia pendidikan. Ceritaku memang tidak semenderita cerita-cerita para pejuang tugas akhir atau skripsi lainnya. Tapi, aku ingin beritahu kamu, menjadi seorang yang visioner itu menyenangkan! Target, usaha, dan doa. Waktu takkan bisa terulang. Usaha tak akan mengkhianati hasil. Dan doa, tak akan pernah terputus. 
Dear Qulbi, jika kau membaca ini, teteh harap kamu masih semangat menyelesaikan tugas akhirmu. Coba bayangkan, senyum ibu, bapak, adik-adik serta bude dan pakde yang membesarkanmu foto bersama dengan mu yang menggunakan toga :) Aku memang tidak tahu seberapa sulitnya anak teknik informatika membuat games untuk tugas akhirnya. Maka dari itu, aku hanya memberimu doa yang takkan terputus buat adek kost sekonyol kamu! 
1 note · View note
magang1 · 2 years
Text
PALING DI CARI, Call 0822-4532-7354, Tempat KKN Di Jogja Untuk UGM KLIK Https://Wa.Me/6282245327354 Perusahaan Yang Menerima PKL SMK Jurusan Perkantoran 2022, Rekomendasi Tempat PKL Jurusan Perkantoran, Tempat PKL Jurusan Perkantoran Terdekat, Tempat PSG Jurusan Administrasi Perkantoran, Lowongan PKL Jurusan TKJ
Peserta Magang:
1. Wajib Membawa Laptop.
2. Tidak Mendapat Gaji – Uang Transportasi – Uang Makan.
3. Tidak Mendapat Penginapan, bagi yang tinggal di luar kota.
4. Durasi Magang selama 3 Bulan, Mulai Senin hingga Sabtu.
5. Mulai Pukul 08:00 sampai Pukul 16:00
Materi Magang/Prakerin :
- Pondasi Internet Marketing
- Riset Online
- Video Marketing
- Dokumen Marketing
- Fb Marketing
- Blog Marketing
Siswa Program Magang harus mentaati Tata Tertib:
1. Pakaian
Bagi Siswa SMK diwajibkan memakai baju seragam sekolah atau baju seragam praktek (menurut sekolah masing-masing) dan harus memasukkan bajunya ke dalam bagi putra.
2. Perilaku
Perilaku selama di lingkungan magang, mahasiswa magang harus jujur, bertanggung jawab, berlaku sopan, disiplin, dan mematuhi semua tata tertib program magang.
3. Kehadiran
3.1 Siswa magang harus hadir tepat waktu sebagaimana yang dijadwalkan
mulai Pukul 08:00 sampai Pukul 16:00
3.2 Siswa Sakit Wajib membawa surat Dokter
Apabila Siswa Alpa (Tanpa Keterangan), Mengganti Hari atau Mengerjakan Tugas tambahan
Bagi Siswa kerja praktek/magang yang melanggar tata tertib dan ketentuan yang berlaku tersebut di atas akan dikenakan sanksi sebagai berikut :
• Peringatan lisan atau tidak diperbolehkan masuk praktek dan magang.
• Pemutusan kerja praktek/magang dengan surat peringatan ke Sekolah yang bersangkutan dan tanpa diberikan sertifikat.
Hubungi :
Akhtara Residence
Bapak Guntur
0822-4532-7354 (BISA WA)
Jalan Kedamean
Madureso, Kec. Dawar Blandong
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61354"
https://id.carousell.com/p/terbaik-call-0822-4532-7354-tempat-magang-di-madiun-1169942582/
https://issuu.com/anakmagangofficial/docs/3-2_51a693dc7d89e6
https://www.youtube.com/watch?v=BcFYIp5EU3U #kampuslampung, #kampuslampungaw, #kampuslampungtimur, #kampuslampungutara, #kampuslampungtengah, #kuliahlampung, #kuliahlampungtimur, #magangjakarta, #magangakuntansi, #maganggratis magang mahasiswa mojokerto, magang di ajinomoto mojokerto, perusahaan yang menerima mahasiswa magang, tempat magang yang dibayar, info magang pt gudang garam mojokerto, info magang lombok, lowongan internship
Tumblr media
0 notes
manfaatmagang · 2 years
Text
Tumblr media
PALING DI CARI, Call 0822-4532-7354, Tempat KKN Di Jogja Untuk UGM "KLIK Https://Wa.Me/6282245327354 Perusahaan Yang Menerima PKL SMK Jurusan Perkantoran 2022, Rekomendasi Tempat PKL Jurusan Perkantoran, Tempat PKL Jurusan Perkantoran Terdekat, Tempat PSG Jurusan Administrasi Perkantoran, Lowongan PKL Jurusan TKJ Peserta Magang: 1. Wajib Membawa Laptop. 2. Tidak Mendapat Gaji – Uang Transportasi – Uang Makan. 3. Tidak Mendapat Penginapan, bagi yang tinggal di luar kota. 4. Durasi Magang selama 3 Bulan, Mulai Senin hingga Sabtu. 5. Mulai Pukul 08:00 sampai Pukul 16:00 Materi Magang/Prakerin : - Pondasi Internet Marketing - Riset Online - Video Marketing - Dokumen Marketing - Fb Marketing - Blog Marketing Siswa Program Magang harus mentaati Tata Tertib: 1. Pakaian Bagi Siswa SMK diwajibkan memakai baju seragam sekolah atau baju seragam praktek (menurut sekolah masing-masing) dan harus memasukkan bajunya ke dalam bagi putra. 2. Perilaku Perilaku selama di lingkungan magang, mahasiswa magang harus jujur, bertanggung jawab, berlaku sopan, disiplin, dan mematuhi semua tata tertib program magang. 3. Kehadiran 3.1 Siswa magang harus hadir tepat waktu sebagaimana yang dijadwalkan mulai Pukul 08:00 sampai Pukul 16:00 3.2 Siswa Sakit Wajib membawa surat Dokter Apabila Siswa Alpa (Tanpa Keterangan), Mengganti Hari atau Mengerjakan Tugas tambahan Bagi Siswa kerja praktek/magang yang melanggar tata tertib dan ketentuan yang berlaku tersebut di atas akan dikenakan sanksi sebagai berikut : • Peringatan lisan atau tidak diperbolehkan masuk praktek dan magang. • Pemutusan kerja praktek/magang dengan surat peringatan ke Sekolah yang bersangkutan dan tanpa diberikan sertifikat. Hubungi : Akhtara Residence Bapak Guntur 0822-4532-7354 (BISA WA) Jalan Kedamean Madureso, Kec. Dawar Blandong Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61354" https://id.carousell.com/p/terbaik-call-0822-4532-7354-tempat-magang-di-madiun-1169942582/ https://issuu.com/anakmagangofficial/docs/3-2_51a693dc7d89e6 https://www.youtube.com/watch?v=BcFYIp5EU3U" #kampuslampung, #kampuslampungaw, #kampuslampungtimur, #kampuslampungutara, #kampuslampungtengah, #kuliahlampung, #kuliahlampungtimur, #magangjakarta, #magangakuntansi, #maganggratis magang mahasiswa mojokerto, magang di ajinomoto mojokerto, perusahaan yang menerima mahasiswa magang, tempat magang yang dibayar, info magang pt gudang garam mojokerto, info magang lombok, lowongan internship
0 notes
nenekmisu · 7 years
Text
Catatan Pertemuan
Allah selalu punya cara sendiri untuk mendidik kita, dan memberikan kita hikmah-hikmah terselubung dari kejadian-kejadian yang tidak terduga.
Kayak kemarin, pas nganter Indri ke Wonosobo buat kontrol gigi (kenapa juga ini orang kontrol gigi harus di Wonosobo dan kenapa juga harus ditemenin>>), eh ternyata bonus banyak. Ternyata perjalanan 2 jam setengah kurang sepuluh menit Jogja-Wonosobo ngga sia-sia. Allah mempertemukan saya dengan beliau, dokter Emi, yang inspiratif dan bisa bikin banyak belajar. Tanpa saya minta, nasihat-nasihat beliau mengalir buat saya selama perawatan, mostly tentang kehidupan setelah lulus.
Keliatan banget kalau beliau orangnya tulus, hiks. Beliau bilang, kalo di Wonosobo juga masih kurang banget dokter giginya. Padahal masih di daerah Jawa. Beliau punya hari khusus yang menggratiskan semua perawatan gigi untuk ustadz-ustadzah di pesantren, tujuannya untuk mencegah terjadinya kasus-kasus berat karena kurangnya kesadaran ustadz-ustadzah untuk melakukan perawatan gigi. Diantara sekian banyak yg beliau bilang, salah satunya isinya : ‘Rizki itu udah ditentukan kan dek. yang diberi itu ngga akan kurang dan ngga akan lebih. jadi ya percaya aja sama Allah. Apapun yang ada sekarang dikerjakan sepenuh hati dek, insya Allah pintu-pintu rizki yang lain akan terbuka. ‘ Pokoknya keliatan banget kalau beliau ini concern banget sama kondisi masyarakat dan dakwah. Adeem.
Setelah ditanya-tanya, suami beliau ternyata juga punya sekolah MTs dan SMK. Awalnya cuman dari ngajar di ruang tamu warga, trus tiba-tiba ada yang wakaf tanah 1 ha untuk jadi sekolah. Kebetulan masyarakat sana juga pendidikannya masih rendah, mentok-mentok sekolah ujung-ujungnya jadi TKI/TKW. Akhirnya dibuatlah sekolah tersebut, lengkap dengan asramanya. Dibuat SMK juga supaya warga sekitar tau cara mengelola komoditas daerahnya, yaitu kayu. Alhamdulillah, kata beliau, semakin lama akhlaq warga jadi semakin baik. Keren yhaaa.
Atau hari ini, ada pula kejadian nabrak ngga sengaja mobil, yang ternyata dibawa oleh supir grab. Saya gakpapa, motor juga baik-baik, cuman mobilnya kegores. Jadilah, bapak supir grab berinisiatif mengajak saya menemui yang punya mobil (karena mobilnya sewaan) untuk cari solusi masalah ini. Akhirnya oke, ikutlah saya ke tempat yang punya mobil.  
Meskipun awalnya agak takut, tapi setelah ngobrol ternyata bapak supir baik hati. Beliau udah 23 tahun malang melintang di dunia pertaksian, dan punya anak yang kuliah di UGM yang tahun ini akan KKN. Begitu tau kalau saya koas FKG, beliau langsung cerita kalau dulu punya pengalaman ditangani sama dosen senior FKG yang sekarang udah nggak ada. Dulu beliau bisa tidur kapan aja-dimana aja, bahkan sambil nyupir taksi bisa tertidur! Beliau suatu hari punya benjolan di langit-langit mulut, dan memeriksakan hal tersebut ke dosen FKG. Setelah di rontgen, bapak bersedia di operasi oleh dokter tersebut. Ternyata, gigi bapak ini ada 2 yang tumbuh impaksi dan menjepit salah satu syaraf, yang menjadi penyebab beliau gampang tertidur dimana saja. Setelah operasi, beliau mengaku keluhan tertidurnya itu hilang sama sekali. Wooow, itu kasus langkaaa. I still wonder sih yang kejepit itu nervus apa.
Dan beliau bilang : ‘tapi yang punya mobil ini islamnya kuat sih mba, kira-kira lagi tarawih ngga ya?’. Wah, orang yang islamnya kuat. Dan setelah ketemu dan dijelaskan duduk perkara kejadian, bapak yang punya mobil ini ternyata baik hati juga. Murah senyum, pake bahasa kromo inggil meskipun sama karyawannya, atau sama tukang cat langganannya. Santun, gitu. Dan air mukanya ngademin, meskipun dalam kondisi mobilnya baret. Oh, gini nih gambaran orang yang islamnya kuat. Dan beliau bahkan ikut urun bantu biaya perbaikan karena tau kejadiannya bener-bener ngga sengaja. Satu lagi, yang kerennya juga beliau mikirin banget kalo mobilnya lagi diperbaikin, bapak grab bakal naksi pake apa. Kalo bisa jangan sampe karena perbaikan jadi bapak grab rugi karena harus libur. Kan, gak semua orang bisa concern sama orang lain ketika dia sendiri punya masalah. Baiiikk :’) Senang sekali ketika Allah mempertemukan saya sama orang-orang yang inspiratif kayak gini, bisa menerangi lewat caranya masing-masing. Hikmah emang ada dimana-mana, dan Allah ciptakan akal untuk manusia supaya bisa memetik hikmah-hikmah itu dari sekitarnya.
:) Alhamdulillah ‘ala kulli haal...
7 notes · View notes
wartakanlah · 6 years
Text
Tanggapan Komnas Perempuan Soal Pemerkosaan Mahasiswi UGM
JAKARTA, dawainusa.com – Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) angkat bicara soal kasus pemerkosaan yang dialami mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Mahasiswi yang diketahui bernama Agni itu diperkosa rekannya sendiri saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Seram, Maluku pada 2017 silam.
Menurut Wakil Ketua Komnas Perempuan Budi Wahyuni, dalam kasus ini wanita tidak bisa disalhkan sebagai pemicu terjadinya kekerasan seksual.
Wahyuni meminta seluruh pihak civitas akademika UGM untuk mendegarkan testimoni korban yang merupakan mahasiswi Fisipol angkatan 2014 itu.
“Kami menyerukan semua pihak untuk mendengar suara korban. Hindari penyangkalan bahkan menyalahkan perempuan korban sebagai pemicu kekerasan seksual terjadi dan lindungi integritas korban,” kata Budi melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (8/11).
Baca juga: Baru Terbongkar, Ini Kronologi Mahasiswi UGM Diperkosa Rekannya saat KKN
Budi juga meminta agar pihak UGM dapat segera bertindak tegas dalam menyelesaikan kasus itu. Pihak kampus pun berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada korban dan memberikan efek jera pada pelaku.
“Kami meminta pihak akademik untuk melakukan investigasi independen, melakukan langkah yang memberi rasa adil pada korban dan penjeraan bagi pelaku,” lanjut Budi.
Kejadian kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus pun menunjukkan bahwa RUU Penghapusan Kekerasan Seksual sangat mendesak untuk segera dihapuskan. Pasalnya, kasus kekerasan seksual sangat kompleks sehingga membutuhkan penanganan yang serius.
“RUU Penghapusan Kekerasan Seksual mendesak untuk segera disahkan, karena isu kekerasan seksual sangat kompleks, bukan sekedar perkosaan dengan penetrasi, tetapi juga harus menjamin hak ketidakberulangan,” pungkasnya.
Baru Terbongkar
Selama ini, kasus tersebut terkesan ditutup-tutupi dan baru mengemuka dan menjadi polemik di internal kampus setelah Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung menulis kasus tersebut dengan judul “Nalar Pincang UGM atas Kasus Perkosaan”.
Berdasarkan cerita Agni yang ditulis Balairungpress, peristiwa pelecehan terjadi pada 30 Juni 2017, ketika Agni singgah di pondok pria karena terjebak hujan di perjalanan menuju pondok rekan wanitanya.
Karena sudah larut malam dengan kondisi desa yang gelap dan hujan, Agni dipersilahkan pelaku HS yang merupakan sesama Mahasiswa UGM untuk menginap. Terbatasnya tempat dan segala kondisi di luar membuat Agni dan HS pun tidur satu kamar dengan posisi tidur yang berjauhan.
Baca juga: Prabowo Bahas Langkah Penyelamatan EKonomi Bersama Gus Sholah
HS melakukan asusila terhadap Agni saat sedang tertidur. Agni sempat membalikkan badan menjauhi HS, tetapi HS menarik badannya dan mengulangi perbuatannya dengan lebih beringas.
“Saya pura-pura tidur dan berharap pelaku segera menghentikan perbuatannya. Saat itu aku tidak mampu berkata-kata. Aku hanya tanya ‘kamu ngapain?’” tutur Agni.
Esok harinya Agni memutuskan untuk menghubungi temannya yang di Jogja untuk bercerita karena merasa gelisah. Teman Agni lantas menyuruhnya untuk melaporkan pelaku kepada Koordinator Mahasiswa Subunit (Kormasit), Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit), dan Dosen Pendamping Lapangan (DPL).
Tak butuh waktu lama sampai kejadian tersebut diketahui seluruh anggota subunit, mereka pun sepakat melaporkan HS kepada Adam Pamudji Rahardjo, DPL mereka. HS mengatakan bahwa ia khilaf meraba dan memainkan bagian tubuh Agni, tanpa menyebutkan bahwa tindakan itu dilakukan tanpa izin.
Sebelumnya, Kabid Humas dan Protokol UGM Iva Ariani menanggapi kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami Agni. Iva menyatakan bahwa pihak UGM akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
“Tim investigasi juga telah memberikan rekomendasi ke pimpinan universitas,” jelas Iva pada Selasa (06/11) malam.
Rekomendasi yang dimaksud Iva adalah evaluasi nilai KKN, pemberian hukuman serta pemberian konseling psikologi. Ia juga memastikan bahwa UGM akan melindungi penyintas yang melaporkan kasus tersebut, dan memastikan ia mendapatkan keadilan.
Pihak UGM akan memberikan sanksi secara akademik apabila tindakan tersebut terbukti kebenarannya.*
Selengkapnya: Tanggapan Komnas Perempuan Soal Pemerkosaan Mahasiswi UGM
https://www.dawainusa.com/tanggapan-komnas-perempuan-soal-pemerkosaan-mahasiswi-ugm/
0 notes
Text
Cerita PKL ku di CV. CITA NASIONAL, Sumogawe, Getasan, Semarang. #Bagian4
Senin, 8 Januari 2018 (Drama Dimulai).
Minggu ini aku mendapatkan tugas pada bagian produksi, Restu di bagian packaging, dan Faishal di bagian lab. Kebetulan, masing-masing kami memiliki partner yang sama-sama dari UGM. Aku bersama Putri, Restu dengan Deffa, dan Faishal dengan Ega. Sudah aku katakan sebelumnya, bahwa hubungan kami semakin akrab. Hehehe. Dan juga minggu ini merupakan minggu terakhir Uly dan Anin magang disana. Dan juga minggu ini ketambahan anak magang baru lagi, semakin banyak, ada dari UNIKA, UNIBRAW, UNDIP lagi truss mana lagi aku lupa saking banyaknya. Aku tidak bisa mengenali mereka satu persatu, hanya beberapa.
Pagi itu, aku dan Putri sudah duluan menuju ruang produksi. Disana aku dan Putri hanya bercerita melanjutkan perbincangan yang telah terjadi hari sabtu kemaren. Si Putri ini angkatan 2015 dan dia belum KKN. Maka, topik yang kami bahas adalah seputar KKN. Kami merasa bosan, disana hanya duduk-duduk saja. Tidak lama kemudian, datanglah anak magang baru yang bernama Elsa dan Hafiza. Mereka minggu ini juga dapat bagian produksi. Kami saling sapa satu sama lain untuk sekedar basa basi. Setelah itu keheningan melanda. Putri mulai bosan. Aku juga sangat bosan. Akhirnya, kami pun hanya tidur, sampai istirahat, dan setelah istirahat memilih menetap di lab. Restu dan Faishal sebelumnya juga sudah bilang kalau di bagian produksi memang kerja kita gabut, paling hanya disuruh menulis kegiatan produksi selama satu hari itu.
Malam harinya, Restu banyak bercerita. Cerita tentang apa saja yang sudah dia alami dan dengar disana. Mulai dari dia digodain mas-mas yang ada disana, hingga bergosip dengan mas-mas yang ada disana. Restu yang instagramnya difollow oleh mas-mas bagian sana, Restu yang di WA oleh bapak-bapak bagian produksi dan banyak lainnya. Aku tidak akan menceritakan apa gosip yang diceritakan Restu, karena seperti yang sudah ku katakan itu menyangkut privasi orang. Sebenarnya, saat menulis ini, aku tertawa-tawa sendiri, karena ceritanya memang lucu.
Keesokan harinya, aku, Putri, Elsa, dan juga Hafiza masih melakukan rutinitas yang sama. Sekitar pukul 9an Hafiza izin ke bagian packaging, karena dia merasa sangat bosan dan ngantuk. Kami hanya senyum dan mengiyakan, si Elsa pun ikut dengan Hafiza. Tinggallah aku dan Putri. Nah, saat itu, kami diajak ngobrol oleh Pak Sunan (karena mirip Sunan Kalijaga haha). saat itu, Pak Sunan menjelaskan alur proses produksi susu dari awal sampai akhir, setelah menjelaskan Pak Sunan pun keluar dari ruangan tersebut. Kemudian beberapa bapak-bapak masuk ke tempat kami duduk. Bapak tersebut menyapa dan kemudian mulai berkenalan dengan kami. Yah, aku senang, bapak-bapaknya rama, tidak sama dengan sift kemaren yang lebih banyak diam. Si bapak mulai bercerita. Sebelum istirahat, aku dan Putri ditawarkan timus (gorengan dari ubi). “mba, ngga boleh malu-malu, makan aja, nanti kalau saya taroh kantin udah bayar seribu loh hahahaha”. bapak yang lainnya juga bilang “di Jogja ada ga itu?” aku menggeleng, “di Padang juga ga ada kan?” aku pun menggeleng dan tertawa. Ya itu adalah pertama kalinya aku makan timus. Rasanya enak, kebetulan aku juga lapar saat itu. Hihihi. Setelah jam istirahat, aku dan Putri kembali lagi ke bagian produksi, sementara Elsa dan Hafiza aku tak tau mereka kemana. Sore itu dan sampai habis minggu itu, saat sift bapak-bapak itu, aku dan Putri selalu betah disana. Betah karena mereka memberi banyak cerita dan juga makanan. Terimakasih, Pak.
Aku akan mengisahkan pengalaman apa saja yang sudah aku dapat dari bapak-bapak itu. Oiya, aku akan memperkenalkan bapak-bapak tersebut, tetapi namanya ku lupa, jadi ada beberapa nama yang aku ganti. Ada Pak Kasmani (asli), Pak Heru (asli), Pak Aziz (palsu), dan Pak Adam (palsu). mereka memberiku pelajaran rohani, jasmani dan banyak lainnya.
Pak Heru, beliau adalah bapak yang selalu menyuruhku untuk semangat dalam meraih cita-cita. Saat itu ntah kenapa, aku ingin menghitung kira-kira berapa keuntungan pabrik ini dalam satu bulan. Pak Heru mengajarkanku cara menghitungnya dan juga dibantu dengan bapak-bapak lain. Setelah mendapatkan hasilnya, aku tersenyum-senyum sendiri, karena nominalnya sungguh fantastik. “mba ghina kalau punya uang segitu mau diapain?” beliau menanyakan padaku dengan nada serius. Sejenak aku berfikir dan menjawab “investasi mungkin pak”. lalu ku tanyakan sebaliknya pada si bapak, kalau beliau dapat punya uang segitu, mau diapain. Beliau pun bercerita, bahwa ia ingin umroh dan naik haji, kemudian juga ingin membangun kos-kosan yang ada di dekat pabrik, agar besok anak magang bisa kos di tempat dia. Sungguh keinginan yang mulia. Dalam hati aku selalu berkata “semoga keinginan dan doa bapak dikabulkan oleh Sang Maha Pencipta”. Lain halnya dengan Pak Aziz, Pak Aziz lebih banyak bercerita. Beliau mengisahkan kalau dulu sempat menjadi guru bahasa jawa, tetapi sekrang sudah tidak. Pak Aziz bilang “dulu saya guru bahasa jawa mbak, tapi saat saya mulai mengajar, murid saya pada keluar” aku dan Putri sontak langsung ketawa. Selain bekerja di pabrik, Pak Aziz juga memiliki ladang cabe dan memelihara sapi perah di rumahnya, katanya untuk menambah penghasilan.
Pak Kasmani dan Pak Adam memberiku pelajaran rohani dan jasmani. Dimana mereka selalu mengingatkan aku, bahwa meminta hanya kepada Allah SWT. Mereka juga berpesan, hati-hati dalam bergaul. Jangan makan sembarangan. Jangan merokok. Oiya, mereka bercerita, kalau dulunya mereka merokok, lantas sekrang sudah sadar kalau merokok itu selain dapat menyebabkan kematian juga berpotensi mengurangi pendapatan mereka. Pak Adam bercerita semenjak ia berhenti merokok, beliau merasa semakin bugar dan uang yang tadinya buat beli rokok bisa ia beli makanan. Pak Adam selalu bertanya padaku tentang resep masakan padang, lantas aku bilang tidak tahu. ku suruh beliau untuk lihat di google. Kata Pak Adam, kalau besok dia sempat main ke padang aku disuruh jadi tour guidenya. Dia juga bilang, kalau dia pengen buka rumah makan padang di sini. Pak Kasmani pernah bertanya padaku dan juga Putri “Mba, setelah tamat S1 cita-cita yang pasti mau ngapain?” Putri menjawab “kerja, Pak”, aku menjawab “kerja dan ingin melanjutkan S2 pak”. lalu Pak Kasmani bilang “setelah ini, yang pasti kalian menikah dulu hahahah” aku dan Putri pun ikut tertawa. “iya pak, insyaallah”.
0 notes
hellomychildrens4 · 7 years
Text
Hello My Children 4.2
Semua berjlan begitu-begitu saja di tahun tahun berikutnya. Meski entah mengapa ketika Bunda semacam di kasih ujian (musibah berhubungan dengan kendaraan) Ami juga ada di situ. Jadi yang paling akhir pulang juga. Apalagi seringnya ketika sedang berada di tempat yang jauh dari kota jogja. Ternyata ngga seamanah tidak menghalangi adanya pertemuan-pertemuan ala-ala gitu. Kadang (sering sih) Bunda ngerasa ngerepotin banget. Tapi ya wajar aja, Ami kan strong strong gimana gitu *ga mau salah
Komunikasi rutin tidak terlalu banyak. Sampai memasuki akhir 2015. Markas Komsat UGM. KAMMI itu lho Nak, banyak amah-amahmu main di sana. *ya Allah semoga ini ga membuat citra komsat aneh aneh.
Bunda dan si Ami sering bertemu di sana. Bahkan pernah hanya berdua (waktu itu sambil nunggu temen. Waktu itu malam minggu. Lah ya udahlah) –ini tolong off the record ya. Dari hal yang emang penting, sampai karena ya pingin aja ke komsat. Kadang berharap ada Aminya sih. Well, bahkan lebih sering nyariin (kayak anak ayam nyari2 kakak tertuanya). Ga tahu dan Ami mikir apa. Hahaha. Bunda sadar bahwa sebenarnya ada jarak yang perlu di jaga, tapi karena si Ami biasa saja. Bunda merasa aman. Nak, besok besok manja dan memanjakan itu agak hati-hati ya :D. Manis di awal, tapi akan ada efeknya.
Dari tahun itulah Bunda lebih sering berkomunikasi, diskusi, makan bareng-bareng (teman-teman kita) atau kadang ehm ya hanya berdua. Bunda sejak saat itu merasa lebih yakin untuk menjadi sosok yang mungkin pantas bersanding dengan beliau suatu hari nanti. Merasa ya diperhatikan lebih lah. Meskioun Ami udah pernah kayak ngode jangan terlalu geer. Tentu saja I realized masih perlu lebih banyak belajar.
Sampai 2016 pun Bunda ngga segan meminta diskusi entah soal amanah di kampus, soal kegalauan di keluarga dll. Bunda sedikti banyak juga mengerti bagaimana beliau selama ini beramanah, bagaimana hubungan beliau dengan orang tua dan keluarganya, bagaimana ya hubungan pertemanan beliau dengan teman baik ikhwan dan akhwat.
Bunda ya kadang meminta bertemu karena Bunda lebih merasa optimis dan siap untuk hidup bersama Ami one day later. Cara kita berkomunikasi kadang drama drama gitu. Bunda sih merasa kadang banyak di singgung gitu di postingan beliau dari yang remeh kayak ngata2in Bunda lemah sampai yang apa ya serius. So am I nak. Meski samar-samar banget.
Perdebatan soal lemah kuat diet jadi bahan yang ngga pernah selesai (pada akhirnya). Kadang ada perasaan gimana ya caranya bikin Ami terkesan dan memandang Bunda sebagai orang yang dewasa. Dalam beberapa hal kadang sih Bunda merasa lebih dewasa. Tapi terkadang itu ngga selalu. Bisa jadi karena kesempatan saja yang jarang. Beliau sangat jarang mengeluhkan sesuatu hal. Namanya juga pria, tidak ingin terlihat lemah. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan masalahnya dan kadang ada “man cave” yang mereka pilih. Suatu saat nanti kepada seorang kakak lelaki atau pasang laki-laki kalian, jadilah seorang yang meyakini dan percaya sepenuhnya pada sang laki-laki. Bahwa semua bisa dihadapinya. Jadilah sosok yang (memang) membutuhkan perlindungannya. Jadilah sosok yang mendukungnya dan siap membelanya. Sebagai laki-laki nak, tunjukanlah petunjuk yang menunjukkan juga bahwa kau memang membutuhkan pendukung meski sedikit atau sebentar. Lah, ini kenapa jadi nulis nasehat-nasehat ala ala. *skip
Di tahun 2016 Bunda jadi semakin optimis dan yakin. Bunda berdoa sama Allah agar diberi kesempata untuk terus memperbaiki diri. Sebenarnya apa ya, yang membuat Bunda optimis pada awalnya karena beliau seperti punya kesempatan untuk tinggal di Papua. Ia, Papua kota damai ini. Bunda sebenarnya ngga terlalu pusing memikirkan soal jodoh awalnya. Syarat dari Bunda (dan Ummi Abi Bunda) bahwa yang penting mau hijrah ke Papua. Bagi Bunda syarat itu adalah syarat yang sudah cukup berat. Jadi Bunda sempet sekilas ngomong memang sama MR kalo yang penting, ikhwan (yang bisa terdeteksi seperti apa) dan mau di Papua. Bunda ngga ngasih syarat yang nana nina, karena bener bahwa syarat ke Papua itu pastilah berat. Selain syarat kudu orang yang super sabar sih. Masyallah ya nak ^^*
Kadang Bunda membayangkan bagaimana ranah gerak yang nanti bisa Bunda lakukan di sana bersama kalian dan ya beliau. Bunda sih waktu itu berdoa saja. Meski Bunda sempat khawatir bagaimana ini jika Bunda sudah terlanjur sangat bergantung pada si Ami. Hahaha sampai Bunda berharap itu Ami nikah aja dah segera sama siapa gitu. Sama Mbak-mbak temen KKN-nya yang Bunda rasa pas pas cocok gimana gitu. Biar ga bikin anak orang ngarep ngarep ga jelas. Biar langsung beres.. hahaha.
Tapi komunikasi kita masih sangat intens apalagi menjelas kelulusannya. Lalu, sampailah kita dalam sebuah diskusi yang menyinggung soal bagaimana rencana kedepan masing-masing. Ami adalah anak kesayangan dari orang tuanya. I can see bahwa orang tua beliau membutuhkannya untuk berada di dekatnya. Seperti Bunda yang sangat sayang sama kalian ini. Mendengar penjelasan itu, ada perasaan pesimis dan akan sangat merasa bersalah jika memang Ami akan bersama Bunda di Papua. Sebenarnya Bunda dengan egoisnya masih merasa bahwa akan ada peluang mungkin (siapa yang dapat menerka jalan takdir Allah) bahwa berada di Papua bersama beliau is possible possible aja. Sempat juga terlintas apa Bunda yang akan ikut beliau tinggal di Jakarta. Yah, ini pemikiran yang akhirnya Bunda simpan sendiri. Nenek dan Kakek saat itu sangat menunjukkan bahwa sangat menginginkan Bunda segera pulang Nak. Mereka rindu. Bahkan mereka mengatakan bahwa mbak selesaikan masa studi di sana dan saatnya kembali. Ada sebuah amalan yang menanti yang semakin Bunda membayangkannya dulu semakin Bunda merasa ngga siap. Ada ekspektasi yang Bunda ngga bisa jangkau sedalam apa dari sana.
Bismillah, entah mengapa Bunda tidak bisa berhenti berpikir egois bahwa ami akan bersama Bunda di Papua. Meski Bunda juga ngga bisa menafikkan beliau kini telah bekerja dan menetap di Jakarta.
Di sela-sela itu, bahkan sebelum beliau benar-benar pergi ke jakarta, Blog ini di buat. Untuk Bunda lebih menceritakan saja apa yang Bunda rasakan. Jadi Nak, perempuan itu ketika ada masalah membutuhkan wadah untuk melepaskannya. Ada yang dengan menangis sudah cukup, ada yang harus dituliskannya, ada yang dengan makanan saja cukup, ada yang memang harus di ceritakan kepada orang yang di percaya, ada yang semuanya!
Kepergian beliau ke Jakarta, jadi momen Bunda untuk saatnya belajar menata hati lagi. Eng ing eng, kita lebih jarang komunikasi. Bunda ingin tampil di hadapan siapapun nanti yang bersama Bunda adalah orang yang penuh dalam penantian. Bunda merasa bahwa perpisahan adalam momen kita (Bunda dan si Ami) belajar dengan cara masing-masing. Meski pas Bunda milad, karena di ucapin selamat trus yang akhirnya malah menuntut nana nina. Wkwkwk, for the first time ada yang DO Kue Milad Buat Bunda. Hm, enak juga ada Ami yang udah kerja.
Habis itu Bunda tetap memilih untuk terus belajar. Ada amanah-amanah yang datang. Bunda memang bertekad untuk belajar. Ini menjadi bekal untuk nanti bisa beramal lebih di Papua. Meski sesedikit apapun, Bunda sejak awal kuliah di Jogja memang sudah bertekad menjadi spons yang nyerap sana sini. Untuk di peras di Papua. Bismillah, insyallah. Bunda berpikir, ini akan jadi pengalaman yang saling melengkapi J
Kalau di tanya soal jodoh, I still don’t looking another one. Yah, Bunda hanya semacam sudah punya penggambaran yaitu si pangeran mempesona (dalam kontak hp, wassap). Kkk, ini ada yang jangan di tiru ya Nak. Ngepoin. Ya Allah, melakukan kepo kepo sampai di tahun2 kapan gitu. Kalau suami atau istri nanti bolehlah tapi ijin dulu. Jadi ceritanya Bunda tetap memperhatikan si Ami melalui postingan2nya. Ada perasaan berharap, sampai akhirnya pada bulan Januari akhir 2017, bunda menyadari sesuatu.
Hingga akhirnya Bunda memposting sebuah gambar payung warna warni di instagram. Isinya hanya ucapan “thank you for everyting. Cc…” meski ga yakin nyampe, tapi itu postingan untuk beliau. Bunda merasa bahwa ada sebuah titik balik beliau sudah selesai dengan Bunda. Dari postingannya, dari apa yaa ngga tahu, Bunda hanya merasa demikian. Sedih sih, tapi Bunda masih berusaha tegar. Saat beliau mulai memosting foto dg judul “Aku Pamit” I dunno itu buat siapa. Tapi Bunda merasa ini sudah selesai sepertinya.
Sepertinya. Tapi ya begitulah indahnya emosi yang naik turun. Di bulan bulan selanjutnya berisi bahwa beliau tengah meminta kekuatan sama Allah, meminta dikuatkan atas pilihan yang sudah ditetapkannya. Bunda sih yang melihat berpikir dua hal, ini tentang Bunda atau memang tentang pilihan lain yang tengah di nantinya. Sayangnya, Bunda masih berpikir its about me sometimes. Wkwkwk, padahal Ami itu pernah chat bunda yg intinya negur gitu “jangan terlalu geer ya”. Bunda itu berusaha menekan itu, karena tahu track record bahwa ya adalah beberapa akhwat yang jadi salah kaprah dengan kelakuan (sok mempesona dan sombong) beliau. Ckck. Jarak justru kadang semakin menekan rasa rindu. Bunda beberapa kali ke Jakarta, tapi menahan diri buat ngga ketemu gitu. Kayak pingin jaga jarak gitu, namanya juga akhwat. Meski pernah sekali Bunda akhirnya ngajak ketemu meski ngga jadi. Antara bersyukur masih di jaga dan ya apa ya Bunda ngerasa emang sudah ada jaga jarak.
Sampai di Milad si Ami Bunda ngga berani ucapin kata-kata. Takut jadi Bunda yang semakin berharap. Jadilah hanya semacam memposting sebuah doa yang bahkan ga ada hastag hastag aneh aneh. Beliau itu ngeselinnya suka pakai hastag aneh aneh. Sudahlah –“
 Waktu berlalu, sampai akhirnya ada sebuah postingan di mana Bunda lupa (IG maybe) yang selepas membacanya, Bunda langsung membuat sebuah puisi. Judul puisinya Ke-putus-an. Yang rencananya Bunda akan posting pada malam tanggal 14 Agustus 2017. Tapi keburu Bunda ngeposting hal lain duluan. Saat itu Bunda udah yang kayak ya udah pasrah sama Allah. Meski masih berdebar gitu, masih berharap dan optimis gitu (hah ini gimana ya mksdnya ^^”). Tapi Allah sangat tahu siapa yang pantas, siapa yang terbaik dan rencana menakjubkan di depan sana yang menanti.
Tanggal 15 malam. Bunda lagi sangat senang karena bertemu sahabat yang tetiba semingguan minta tolong pindahan kosan. Namanya Amah Kiki. Amah Kiki ini yang pertama kali nyuruh Bunda ngelamar itu Ami. What -,-, hm boljug. Tapi Bunda ngga mau jadi orang kedua yang ngelamar beliau trus akhirnya….. *begitulah
Malam itu masih dalam rangka peringatan hari pramuka. Dua hari sebelum perayaan 72 tahun hari proklamasi Indonesia. Lagi sibuk beres-beres dengan backsound lagu lagu galau Indonesia dari spotify punya Amah Kiki. Karena hp udah low dan ga bawa casan, Bunda ngga perhatikan hp.
Kiki terus datang, buka iphone 6 nya dan bilang “Nus, jangan sedih ya. Panjang umur Nusa”.
“Hah? Apaan? Panjang umur… Ami Moco? Nikah?” *bunda lupa apa ekspresi waktu itu.
“Iya Nus, ini ak di japri undangannya”
*ngeliatin japrian
“hah iya?” Bunda ngga sempet baca baik-baik. Udah sekilas liat, lama sih kayak kaget gitu. What, malam ini. Oke. Bunda pikir udah siap untuk menghadapi berita kayak gini.
Then I checked out my phone. I see there was japrian dari Ami. Ngga berani Buka. Apa ya bingung balasnya nanti.
Bunda cukup kaget untuk bisa sedih. Ngga tahu, kayak apa ya. Ga ada pengantar dan langsung nyebar undangan. Masyallah. Bunda merasa like, im no one TT *lebay detected
Jadi selama ini . . . *drama detected
Sepanjang malam, kiki berusaha biar Bunda ngga nangis di kamarnya. Iya Bunda tetap melanjutkan beres-beres. Bunda balas japrian undangan itu dengan semacam apa ya mau marah, tapi lah emang siapa gitu. Sampai Bunda mikir, gimana caranya bisa bales dengan keren as usual.
Setelah itu, tetiba di hp beberapa orang dekat menjapri dan mengatakan kata-kata penyemangat dan yang mirip mirip. Bunda hanya bisa membalas singkat, iya sedih tapi sambil tertawa. Wah, ngga tahu. Rasanya hanya Bunda yang mengerti bahwa ada hak untuk sedih tapi ga punya bukti. Makanya secara logika ada ada urusannya Bunda sedih. Logika ya, ,kadang agak berbenturan ama perasaan.
Malam itu, Kiki ngajak keluar. Kita makan malam. Terus pulang. Bunda hanya berpikir, ini sudah takdir dari Allah. Saatnya fokus ama yang lain, ngga ada yang bisa Bunda lakukan atau harapkan lagi. Perjuangan beliau selama ini sudah sampai pada jawabannya :) *giveatumb
Besok paginya Bunda harus pulang segera. Ada asrama yang menanti. I cant control my face. Iya kelihatan ada gitu rada rada sedih. Bunda bersiap diri. Masuk kamar puter murotal q.s. al muzzammil, ngerjain kerjaan yang harus diselesaikan. Temen Bunda ada yang datang numpang makan. Dan trus dy curhat juga gitu. Wkwk. Bunda terus mempersiapkan ada rapat siangnya di suatu tempat. Rapat dengan orang-orang deket yg semalam ngejapri ala ala. Sejak di japrian mereka dah mau nawarin es krim lah, apa lah. Masyallah baiknya. Bunda cuman ketawa.
Sampai rapat di siang hari Bunda tampil cantik dong. Pakai kaca mata ala-ala. Berusaha tetap fokus ama rapat. Sesekali di gangguin, dan Bunda hampir nangis2 bombay gitu. Udah netes dikit2. Tapi ya untuk apa. Sampai di nama pemesan yang ditulis adalah “Nusa di patah hati” whaattts. Sampai itu pelayan ikut2an ganggu. Kog jadi kezel. Bunda mah ya ketawa ketawa aja lah. Ada makanan. Kudu di habiskan. Meski ujung2nya di bungkus. Dari rapat ke komsat, sampai magrib Bunda sampai di asrama.
Magrib. Masuk kamar. Ternyata murotal masih terputar (sengaja ngga bunda matiin). Trus ke kasur, trus tiba-tiba bunda taro tas. Trus ya sudah, tiba tiba aja nangis sejadi-jadinya. Ngga ngerti kenapa. Ngga ngerti kenapa ngga berhenti. Ngga ada orang di kamar atas. Anak-anak di bawah. Sampai adzan isya. Bunda mau menelpon Nenek, tapi nanti malah dikira kenapa-kenapa. Ya udah, Bunda nelpon temen. Bunda tanya kenapa Bunda nangis ya, kenapa ya ngerasa kalo Ami itu jahat. Dy hanya bisa diam. Dan berjanji segera datang setelah urusannya selesai. Dia tanya, apa yang Bunda mau? Bunda bilang air mineral aja. Tetiba ngga nafsu ama coklat or susu gitu.
Apa seperti ini akhirnya? Bunda bingung ini kedepan bersikap gimana ya ke Ami. Ya ga gimana-gimana cuman kan ya masa mau sama seperti sebelumnya. Entahlah Nak, perempuan kadang terbayang begitu saja pemikiran-pemikiran kompleks di benaknya, yang kadang ngga perlu ^^”
Bunda hanya punya waktu sedih sampai jam 9 saja. Karena habis itu harus rapat musyrifah (biasa memang di atas jam 9 mulainya). Sampai menjelang tengah malam. Habis itu Bunda masuk kamar lagi. Terus, ngecek hp. Tiba-tiba ada pesan masuk. Yang bikin rada serangan jantung *alaydetected.
Apa ini, hari ini lelah banget rasanya. Si Ami japri Bunda, tanya sedang dimana dan apa bisa di telpon. Ini nih awal mula penyelesaian yang beginilah. Awalnya bunda ragu untuk membalas, menjawab dan mengiyakan. Tapi pesen Kiki dulu pernah bilang bahwa lebih lega ketika akhirnya ada klarifikasi agar ngga ada kecanggungan. Jujur, jika tidak ada dialog setelahnya maybe pertemanan Bunda dan Ami akan berbeda.
*setelah mengatur nada suara agar keren seperti biasa
Kita ngobrol. Lah, Ami yang nelpon, Bunda yang diminta ngobrol. Ada yang mau diomongin? What masyallah, ni orang membuat kita kudu menahan sabar lebih banyak. Bunda bingung mau cerita dari mana, masa dari pertama bertemu…. Akhirnya Bunda mengawali dengan mengatakan apa yang terjadi setelah Ami menjapri undangan ke Bunda. Tentang tiba-tiba Bunda semacam mendapat japrian belasungkawa gitu (ini artis lagi bahagia tapi yang jadi sorotan malam itu siapa^^”).
Bunda awalnya marah, tapi merasa ngga punya bukti. Bunda awalnya sedih, sedih karena sedih tapi ga berhak. Sebenarnya Bunda ngga menuntut apa apa. Tapi ketika Ami mengatakan “iya, saya memang jahat”. Sudah selesai. Bunda rasanya ngga butuh penjelasan lagi. Mungkin Bunda merasa telah lega dan paham. Lalu ami menceritakan semuanya. Bunda tercengang. Di situ Bunda sadar dua hal: beliau memang seseorang yang serius dan berjuang hingga sampailah keputusan Sang Khalik, dan bahwa benarlah Dakwah itu seperti Cinta, ia meminta segalanya darimu bahkan perasaan cintamu.
0 notes
dinayuuhuu · 7 years
Text
Menjadi Minoritas
Sebelumnya saya sudah diberitahu --lebih ke peringatan sebenarnya, oleh orang-orang sekitar saya bahwa di Desa Lelobatan tempat saya akan melakukan kegiatan KKN tidak ada muslim sama sekali. “Yakin mau? Masa dua bulan nggak sama sesama Muslim? Ngeri lah, jangan.” Begitu yang biasa mereka katakan. Sebenarnya memang ada kekhawatiran sedikit di awal, dua bulan jauh dari suasana islami, tidak ada saudara seiman (kecuali teman KKN), tidak ada suara azan, bisa nggak ya? (apalagi pas Ramadhan)
Lahir dan tinggal di Jawa sebagai seorang muslim membuat saya selalu merasa sebagai mayoritas. Apalagi tinggal di Jogja sebagai seorang Muhammadiyah, Ah, semakin mantap hidup saya sebagai kelompok yang ‘kuat’.Tapi rasa penasaran saya menjadi minoritas mendorong saya untuk tetap memilih lokasi KKN di NTT.
Dan pilihan saya alhamdulillah tidak membuat saya kecewa, sama sekali.
Saya pikir tidak akan ada sebuah wilayah luas di Indonesia yang benar-benar tidak ada orang Islam sama sekali. Ayolah, umat Islam di Indonesia tembus hampir 90% kan? Tapi rupanya perkiraan saya salah. Sama sekali tidak ada orang Islam di desa saya (dan kelima desa lainnya yang ditempati KKN-PPM UGM). Jamaah Muslim terdekat di kecamatan, itupun bukan masyarakat lokal. Kebanyakan dari mereka merupakan orang Bugis atau keturunannya dan migran Jawa. Masjid terdekat juga di kecamatan. Bukan masjid jami’ seperti di Jawa, masjid kecamatan besarnya cuma seperti musola depan rumah. Jamaahnya juga tidak banyak. Ah, langka sekali umat Muslim di sini.
Tumblr media
Tidak ada suara pengingat solat yang berkumandang dari speaker masjid di sini. Masyarakat setempat tidak kenal pembagian waktu untuk kami mengerjakan solat, sehingga ketika beraktivitas pun tak ada jeda; tidak seperti kita orang Islam yang berhenti beraktivitas, meninggalkan urusan dunia setiap lima kali dalam sehari. Tidak bisa kita dengar ucapan-ucapan spontan seperti Allahu akbar, masya Allah, insya Allah, alhamdulillah, dll. Susah ya jadi minoritas.
Tapi karena itu, rasa rindu saya pada Islam menjadi-jadi. Saya rindu menjadi Muslim di lingkungan mayoritas muslim, rindu mendengar kumandang azan tiap lima kali sehari, rindu bacaan tilawah di kanan kiri, rindu dengan ajakan solat berjamaah, poster kajian di mana mana, wanita berjilbab seliweran, kubah masjid jadi pemandangan membosankan, dan kerinduan-kerunduan lain. Kami menjadi Islam dan menjalankan ibadah dengan kesadaran diri sendiri. Lingkungan tidak menyediakan fasilitas pengingat ibadah. Di sini, rasanya ketika ada orang yang menyebut 'ada muslim di...' atau 'ada masjid di...' itu hati saya langsung berdegup hangat. Ah, kami tidak sendiri, begitu batin saya.
Tumblr media
Selama ini saya cuma kenal konsep 'jadi minoritas akan meningkatkan religiusitas', tapi di sini saya merasakan betul. Rasa rindu untuk menyapa Tuhan yang jarang kita temukan wujud objektivitasnya, sujud dan mengagungkan nama Tuhan karena tak ada lagi yang meyebut nama-Nya selain kita. Benar, hangat menyapa Tuhan akan lebih terasa jika kita serius rindu pada-Nya. Dan rasa rindu itu akan mudah dimunculkan dengan menjadi minoritas. Ketika menjadi mayoritas, alih alih rindu, yang ada justru rasa bosan mendengar nama Tuhan berulang diserukan. Bosan melihat ketaatan-ketaatan yang orang-orang lakukan. Sok alim katanya. Tapi jadi minoritas bikin kita bangga menjadi alim! Bikin kita ingin menunjukkan Muslim yang sebenar-benarnya pada mereka yang belum kenal Islam.
Orang-orang di sini toleransinya sangat tinggi, menghormati kami sebagai umat agama lain dengan baik, sehingga kami sama sekali tidak merasa kecil dan tertekan, justru sebaliknya kami merasa hangat dan aman. Bahkan saya merasa mereka jaaaauh menghormati saya ketika saya solat, dibandingkan dengan saya menghormati kawan saya yang sedang solat. Kadang ke anak-anak kami cuma bilang, “Kakak mau ibadah dulu, mau solat, kalian jangan berisik ya?”. Kemudian mereka yang awalnya ramai bermain, langsung mengangguk mantap dan meletakkan telunjuk di mulut. Sssssttt. Kalau ada kawan lain yang ramai, pasti ada yang akan memarahi. “Sst! Kakak sedang solat!”. Nah, kalau sesama Muslim? Boro-boro ya hehe. Ada orang solat malah ngobrolnya dikencengin, ada orang solat volume televisi tetep aje maksimal, malahan ada orang solat digangguin.
Serius, mereka menghormati kami dengan solat kami. Yang masih anak-anak suka penasaran dengan solat dan Islam (termasuk jilbab); yang sudah dewasa apalagi. Toleransinya tidak ketulungan! Waktu puasa Ramadhan dan kami ‘terpaksa’ menolak suguhan mereka ketika datang bertamu, mereka bukannya tersinggung, marah atau kecewa, justru yang pertama biasa mereka ucapkan adalah, "Ah begitu, kalau begitu kami minta maaf," sambil memasang tampang iba. Bahkan tak jarang mereka sengaja menyisihkan bagian kami untuk dimakan ketika malam boleh makan (buka puasa). Jadi bukan cuma kami yang menunggu dan aware dengan waktu buka puasa; mereka juga. Yang menunggu datangnya lebaran dan tak sabar merayakan pun bukan hanya kami, mereka juga. 
Bahagia ya?
Tumblr media
Satu lagi, rasa-rasanya mereka ini sukaa sekali menegaskan bahwa 'kita adalah sama meski cara kita berbeda'. Dengan mengagungkan semboyan bhineka tunggal ika lah, dengan bilang yang penting adalah sisi kemanusiaan lah, yang menyebut semua agama baik dan mengajarkan kedamaian lah. Banyak. Yang jelas mereka sering bilang bahwa kita bahagia menjadi berbeda; karena bagaimana pun juga kita tetap ada di bawah panji yang sama, Panji Nusantara.
0 notes
pintobuana · 7 years
Text
Mengabdi di Tanah Halmahera Selatan
“Apa benar aku tidak salah KKN disini ya?”. 
Hati ini berbisik ketika  melihat gapura hijau yang hampir rapuh dimakan usia. “Selamat datang di TJ.Obit” begitulah kiraya gapura tersebut menyambut aku mahasiswa jogja yang ingin mencoba mengabdi di timur Indonesia. Ya, ini cerita aku, Mahasiswa FISIPOL UGM yang memilih untuk keluar daerah menuju Maluku Utara, Halmahera Selatan.
Intro
Sebelumnya perkenalkan namaku Pinto Buana Putra. Aku adalah mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik di Universitas Gadjah Mada. Dari dulu sewaktu mendengar kata-kata Kuliah Kerja Nyata (KKN). Diriku memang ingin untuk mencoba mengabdi. Memang apalagi di UGM, KKN merupakan mata kuliah yang sangat diwajibkan diambil. Seperti yang aku dapat cerita dari obrolan dan pengalaman teman-teman lainya. KKN di Indonesia memang pertama kali dicetuskan oleh UGM. Pada kala itu Pak Rektor yang bernama Koesnadi Hardjasoemantri lah yang menginisiasi mahasiswa harus turun megabdi kepada masyarakat. Dan sampai sekarang KKN selalu menjadi ajang tahunan yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa karena banyak pengalaman yang pasti ditemukan. Termasuk diriku dalam menghadapi KKN.
Pada tahap pertama aku memilih lokasi di Maluku Utara, Pulau Bacan. Disini sepertinya cocok dengan keinginan ku untuk mengabdi di daerah kepulauan. Setelah mengadakan perkumpulan pertama kali dengan beberapa teman-teman akhirnya aku ditunjuk untuk menjadi salah satu pengusul dalam pencanangan proposal. Alhamdulillah lokasi KKN kami keluar yang dirilis oleh LPPM UGM.
Saat Keberangkatan
Kemudian tanngal keberangkatan akhirnya tiba. Saat itu adalah bulan ramadhan, kami kebagian tiket pada malam ramadhan. Apalah daya saya tidak bisa sholat tarawih kala itu. Tapi tidak apa-apa di skip dulu shalat tarawihnya sedikit tidak akan mengurangi semangat kami. Kami bersama-sama dari bandara Adisucipto Yogyakarta berangkat menuju lokasi KKN. Selama di Bandara sepertinya tidak ada drama yang terjadi. Karena diriku mencoba membayangkan adegan Ada Apa dengan Cinta ketika Cinta berlari menuju rangga yang akan pergi. Sayang hal tersebut tidak terjadi dalam keberangkatan KKN ini. Yang terjadi hanyalahh kami kelebihan Bagasi yang terpaksa menambah sekitar 2 juta. Alhamdulillah tim KKN kami seketika terkenal dengan pemberitaan kelebihan bagasi.
Berhubung dari tim KKN ini mayoritas orang jawa dan beberapa dari mereka terjebak penyakit jawasentris. Jadi mereka tidak pernah bepergian ke luar jawa dengan pesawat terbang. Alhasil aku menertawakan ekspresi teman-teman ketika take off.  Ada yang berpegangan, ada yang hampir histeris dan ada yang hanya menutup mata. Wajar turbulensi ketika take off memang mengakibatkan perut ini bergetar dengan maksimal. Apalagi kam berangkat malam. Tentu ada sedikit kegelapan yang menyelimuti penerbangan ini. Kegelapan yang saya maksudkan adalah  dalam arti sebenarnya.
Setelah melewati hampir satu setengah jam perjalanan. Tampak kilatan lampu-lampu di luar jendela pesawat. Pramugari pesawat pun mulai memberitahukan bahwa kami akan segera mendarat di Bandara Sultan Hassanudin. Dan tentunya waktu kami dipercepat satu jam karena di Makasar adalah zona waktu Indonesia Bagian Tengah. Setelah mendarat saya paling akhir keluar pesawat karena ingin mengambil adegan video dengan pramugari. Adegan video ini bertujuan untuk dokumentasi kami nanti ketika menggarap video perjalanan. Setelah turun dari pesawat kami akhirnya transit sebentar di bandara selama 5 jam lebih kurang karena pesawat kami yang bertolak ke Ternate berangkat pukul 04.00.  Kami sahur dan melepas letih untuk sementara karena perjalanan masih panjang.
Akhirnya melalui speaker bandara, pesawat kami sudah siap untuk terbang menuju ternate. Kami kemudian naik pesawat sekali lagi selama dua jam perjalanan. Dalam pesawat ternyata adegan kecemasan dalam naik pesawat kembali terjadi lagi. Namun tidak dialami oleh anggota tim KKN. Kejadian ini dialami oleh Ibu Tua yang duduk disamping saya. Ketika pesawat takeoff beliau langsung berpegangan dan terlihat penyesalan di wajahnya. Tapi apalah daya pesawat sudah terbang dan tidak akan balik lagi. Setelah melihat sang Ibu tersebut aku tertidur. Maklum keberangkatan pagi itu memuat badan ini menjadi tidak fit karena tidak cukup istirahat dan capek di perjalanan. Kemudian tiba-tiba  pesawat mulai terang. Aku baru sadar kita sudah hampir mendarat di Bandara Ternate.
Sesampai di Pulau Maluku
Bandara ternate ini kalau ku lihat memang relatif kecil, jadi sepertinya memang agak pendek jarak lintasan menuju pendaratan. Dan memang itu adalah fakta yang aku temui saat itu. Waktu sudah menunjukan pukul 7 dan pramugari juga mengatakan bahwa adanya perbedaan satu jam waktu dari tempat kami terbang tadi. Jadi aku langsung menyetel jam menjadi Waktu Indonesia Timur. Setelah masuk ke ruang kedatangan kami awalnya kebingungan siapa yang akan menjemput karena kami agak lama menunggu dan terlunta-lunta di bandara ketika itu. Apalagi saya mengalami insiden perusakan koper teman KKN. Jadi awalnya saya memang berniat baik untuk mengangkat Kopernya yang berat bak batu karang. Namu ternyata kekuatan gagang tersebut tidak sekuat batu karang. Alhasil rusaklah gagang dari koper tersebut. Untung saya tidak disalahkan dalam insiden ini karena memang kesalahan terdapat di umur koper yang tua.
Lanjut kemudian akhirnya kormanit kami membawa berita baik. Ada tumpangan dari pemda maluku utara yang bersedia untuk kami pinjam menuju penginapan. Dalam tumpangan tersebut saya dan teman-teman seperti Sarden. Kapasitas dari mobil tersebut tidak sebanding dengan jumlah tim KKN kami. Namun kami menghadapinya denga penuh tawa karena ini merupakan pengalaman lucu dan juga melahkan. Apalagi stamina kami dihabiskan dalam perjalanan dan juga berpuasa saat itu.
Akhirnya setelah pengalaman sarden di mobil. Mobil sampai di penginapan sementara kami. Disana kami menginap untuk beberapa saat sebelum melewati perjalanan selanjutnya via kapal laut. Kami di penginapan beristirahat sementara sampai sore. Sembari menunggu kapal selanjtunya. Saya dan sebagian teman-teman ngabuburit mengelilingi tempat sekitar hotel. Ternyata tidak jauh dari hotel ada objek wisata bernama Benteng Kalamata.
Benteng Kalamata ini dahulu diberi nama Santo Lucas, setelah dikuasai oleh sultan Ternate benteng ini berubah nama menjadi Benteng Kalamata. Jika berada diatas benteng ini, terlihat jelas Pulau Maitara dan Pulau Tidore dengan gunungnya menjulang. Bahkan jika anda pernah melihat dan memperhatikan gambar uang pecahan 1000 seri pattimura, disana terlihat persis gambar tersebut mirip dengan apa yang saya lihat. DI sebelah timur terlihat aktivitas kapal di Pelabuhan Bastiong tempat kami akan menaiki kapal menuju Pelabuhan Kupal. Pelabuhan ini biasanya memang digunakan untung penyebrangan dari Ternate ke Halmahera dengan menggunakan kapal Feri.
Pada sore hari, terlihat banyak anak-anak bermain di benteng ini karena memiliki halaman yang luas di bagian dalam. Bahkan saya melihat ada anak-anak yang menyeburkan diri ke laut sambil berenang-renang. Namun, sayang ketika kami keluar dari objek wisata ini ada pungutan liar yang diminta oleh oknum yang tidak resmi. Berhubung kami memang berniat baik dan tidak ingin  mencari masalah kami memberikan sepeser uang untuk oknum tersebut.
Akhirnya bedug magrib pun berkemundang tak lama setelah kami balik dari Benteng Kalamata. Kami segera membeli takjil dekat penginapan dan juga minuman untuk pelepas dahaga. Setelah makan dan sholat magrib. Kami langsung diantar ke Pelabuhan Bastiong untuk menyebrang ke Pulau Bacan. Perjalanan Kapal ini memakan waktu 10 jam dari pelabuhan bastiong. Memang agak lama jadi kami bermalam di Kapal. Tapi sensasi dalam penyebrangan kapal tersebut memang tiada tanding bagi diriku. Apalagi saya selama ini belum pernah menaiki kapal yang durasi penybranganya agak lama.
Setelah melewati perjalanan yanng cukup panjang akhirnya rombongan kami tiba di pelabuhan kupal, Labuha. Disana kami disambut oleh indahnya matahari pagi dan pelangi. Kami mulai berkemas dan menurunkan bawaan untuk segera dipindahkan. Setelah turun, kami menunggu pemda yang akan mengantar kan kami ke desa masing-masing. Tim dibagi menjadi dua sub unit yaitu desa Tanjung Obit dan Desa Prapakanda. Letak dari desa Ini tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat. Ketika pemda datang dan mengantarkan kami dengan speedboat, saya sangat terkesan atas keindahan alam disekitarnya yang masih asri ketika penyebrangan. Memmang dalam hati saya berujuar “aku bahagia”.
Sewaktu KKN
Saya ditempatkan di sub unit Tanjung Obit. Jadi kami berjumlah 16 orang anggota sub unit diantar menuju desa. Sesampainya di desa kami melihat suasa yang memang menyenangkan. Kami langsung disambut oleh warga dan anak-anak. Mereka bahkan ada yang membantu mengangkatkan koper kami menuju Balai Desa. Setibanya di balai desa kami beristirahat sejenak . karena kondisi saat itu cuaca sangat panas terik dan sebagian dari kami tetap memilih untuk berpuasa.
Saya tidak beristriahat karena tidak bisa tidur. Sehingga saya berinisiatif untuk keliling kampung dulu untuk berkenalan dengan warga sekitar. Setelah berkeliling dan berkenalan agak sebentar agak beberapa lama kami dipanggil satu persatu untuk pembagian pondokan atau bapak piara. Jadi kami dibagi menjadi satu bapak piara terdiri dari dua orang anggota KKN dan saya dipasangkan dengan zuhad. Saya di tarik oleh abah wahid untuk menginap di rumahnya. Pertama sampai yang saya cari adalah colokan karena baterai ponsel saya habis. Namun saya teringat disini listrik masih menggunakan mesin diesel yang bisa hidu antara jam enam sore sampai jam dua belas malam. Cukup tersiksa bagi kami yang biasa tergantung pada listrik setiap hari namun akhirnya saya dan teman-teman bisa mengkondisikan dan beradaptasi.
Sewaktu berbuka kami langsung ditawari ta’jil kamplang dan air kelapa muda. Sungguh sangat menyenangkan dan melepas dahaga. Setelah itu kami langsung ditawarkan untuk makan ikan bakar. Memang ikan bakar disini sangat lezat dan tiada tara. Apalagi semenjak dari kecil makanan kesukaan memang yang berhubungan dengan ikan. Mungkin ini lah memang yang dikatakan surga pecinta seafood. Apalagi selama saya disini saya hampir memakan semua jenis seafood. Mulai dari kerang, ikan, ,udang, cumi ,kepiting bahkan bulu babi. Sepetinya memang Maluku terutama tanjung obit dianugrahi nikmat.
Namun diantara semua makanan itu memang yang paling membuat saya tertarik adalah gohu. Gohu bisa dikatakan seperti sashimi jepang. Gohu adalah ikan mentah yang hanya dikasih bawang dan perasan jeruk nipis.  Yang membuat ajaibnya adalah tidak ada rasa amis yang terkandung di makanan Ikan tersebut. Hari-hari berbuka dan sahur kami pasti memiliki unsur ikan atau laut. Hanya sewaktu lebaran saya mencicipi makanan Ayam. Kendati demikian hal itu tidak membuat saya merasa bosan memakan ikan. Saya sangat suka memakan seafood.
Masih di bulan ramadhan kami mengadakan beberpa program yang berhubungan dengan ramadhan. Salah satunya adalah malam ta’biran yang dikelola bersama dengan warga. Di sana perayaan kami buat meriah dengan peluncuran kembang api. Terlihat warga merasa senang dan bahagia melhat kembang api diatas perkampungan mereka.
Kemudian saat lebaran pun tak kalah menarik. Walaupun saya pada lebaran ini tidak bisa pulang akibat KKN di maluku. Saya tetap merasa bahagia ditemani oleh teman-teman yang baik dan selalu bersedia tertawa di kala senang maupun susah. Bahkan kondisi lebaran disini juga meriah dan menyenangkan. Orang-orang ramai di kampung dan kami mengunjungi kampung-kampung satu persatu.
Setelah itu saya juga diajak bermain ke pulau nusa deket. Pulau tersebut tak jauh tempatnya dari dermaga tanjung obit. Disana biasanya para warga memanfaatkan untuk berkebun. Namun disana tidak hanya berkebun tapi daerah disekitar pulau tersebut memiliki keindahan laut yang indah. Sayang sewaktu itu saya tidak membawa alat snorkling ataupun pancingan untuk memancing.
Beberapa dari teman-teman juga senang diajak kesana. Bahkan saya belajar berenang salah satunya di nusa deket karena disana cocok untuk belajar berenanag. Yang pada sebelum KKN saya tidak bisa berenang akhirnya bisa berenang. Memang banyak keuntungan dan juga penagalaman yang tidak terduga yang saya raih selama KKN berlangsung.
Terlebih lagi banyak pemuda yang ramah dan bisa diajak bercanda dan juga berteman. Mereka semua sangat baik dan mau menerima kami sebagai keluarga baru mereka. Alhamdulillah saya mendapatkan keluarga baru disini.
Dari berbagai pengalaman yang tidak bisa saya ceritakan satu persatu adalah yang paling berkesan ketika kepergian saya duluan untuk balik ke Jogja. Mereka semua mengantar satu kampung bahkan mengarak saya menuju ke dermaga. Bayangkan sekampung merasa sedih akan kepergianmu dan sebagian orang merasa kehilangan sambil menangis untuk berpisah. Memang aku sangat sedih untuk berpisah di tempat ini. Namun memang bak kata pepatah ada pertemuan ada perpisahan maka saatnya untuk berpisah kali ini. Mereka melepas kepergianku di dermaga. Sampai jumpa lagi kampung baruku.
0 notes