#ReviewFilmbyTyasdwiar
Explore tagged Tumblr posts
Text
[Review Film] The Greatest Showman
“ You don’t need the whole world to love you. Just a few good people. “
First of All, I’M LOVING THIS MOVIE. THE SOUNDTRACK PLAYING IN MY HEAD LIKE MILLION TIMES. But! Review is still a review, so let’s break in.
P.T Barnum (Hugh Jackman), anak dari penjahit yang memiliki imajinasi luar biasa, awalnya seorang pegawai kantor yang kemudian bangkrut. Lalu mencari cara untuk menghidupi keluarganya dengan cara membangun museum lilin dengan pinjaman bank. Namun museum lilinnya tidak laku dan PT Barnum berencana untuk membuat pertunjukan hidup dengan orang-orang yang ‘aneh dan luar biasa’. Namun tidak semua orang menyukainya, bahkan kritikus membencinya. Bagaimana P.T Barnum dan sirkusnya dapat bertahan?
Bahas dari cerita dulu, cerita ini based on True Story, bagaimana P.T Barnum membangun sirkus ternama Ringling Bros. and Barnum & Bailey Circus. Beberapa part of it, memang benar adanya namun beberapa juga tidak ada. You know what I mean. Kalau dibahas ceritanya dari segi ‘professional critics’, ceritanya PAYAH. Why? Karena pertama, ceritanya sangat mudah ditebak (SANGAT) dan ceritanya kamu pasti sudah tau film ini akan dibawa kemana. Alurnya terlalu cepat dan terasa ‘mudah sekali’. Sayangnya, konfliknya tidak dibangun lebih dalam dan udah cepet selesai gitu. Ceritanya tidak dibuat menarik dan hanya datar saja. Beberapa dialog juga menurutku kurang, coba saja dialognya lebih berani dan lebih panjang sedikit mungkin bisa membangun konflik lagi.
Anyway, I’m done with critics-non spoiler thing, I’m doing with spoilers now
Yang sangat disayangkan beberapa part : PT Barnum merekrut Phillip Carlyle (Zac Efron) dengan maksud melebarkan sayap untuk meraih kaum kelas atas (atau bangsawan) namun menurutku sama saja. Tidak ada wujudnya, tidak ada perubahannya. Penontonnya tetap sama dan settingan sirkusnya tetap sama. Peran Philip Carlyle disini terasa kurang partisipasinya terhadap sirkus, hanya sewaktu mereka diundang ke Ratu Victoria, itupun tidak perform dan mengenalkan Jenny Lid. Jadi fokus melebarkan sayap hanya kepada Jenny Lid bukan sirkus. Dan Philip Carlyle ini memang diperuntukan untuk penerus sirkus itu saja. Part disini bisa dibangun lebih bagaimana Philip bisa mencari cara melebarkan sayap sirkus ke kaum bangsawan walaupun misalnya gagal.
Percintaan Philip Carlyle dengan Anne Wheeler (Zendaya) juga kurang. Masa tiba-tiba sudah suka begitu saja? Bagaimana peran kakaknya Anne Wheeler? Seharusnya bisa ditambahkan karakter kakak yang melindungi adiknya, jadi peran W.D. Wheeler (kakaknya) disini juga kurang. Dan aku butuh alasan kenapa si Philip Carlyle bisa suka dengan Anne? Please give me reason, not just ‘tatapan mata’ I don’t get it
Perselingkuhan Jenny Lid (Rebecca Ferguson) dengan PT Barnum juga kurang dalam. Gagal begitu saja, bisa juga sewaktu Jenny Lid ditolak PT Barnum, dialognya lebih ngena atau lebih mengancam, tapi tidak. Ketika Charity Barnum-istrinya marah juga dialognya kurang, suasananya juga kurang dan ketika PT Barnum ke rumah orangtuanya, orangtuanya juga tidak marah atau mempermasalahkannya. Like seriously? Gitu aja?
Daaaaaan beberapa hal masih terasa kurang dari sisi cerita.Salah satu contoh juga, bisa ditambahkan bumbu tim sirkus yang marah dan cemburu PT Barnum menelantarkan mereka dan lebih memilih Jenny Lid. Well, ceritanya kurang berat sih menurutku. Kalau kamu pernah nonton film animasi Sing (2016), ceritanya hampir mirip loh, sangat mirip bahkan. Oke done untuk ceritanya.
Untuk pengembangan karakter? Yes. Ada beberapa sangat dikembangkan dari awal hingga akhir, PT Barnum, Philip Carlyle dan juga Lettie Lutz. Tapi as you know me, aku kurang begitu suka banyak karakter namun tidak ada “isinya” jadi hanya sekedar karakter dalam film sudak. Ditampilkan tapi dialog dan peran kurang berasa.
Visual? BEST! Bagus banget, di awal cerita sudah dibuka dengan show PT Barnum menyanyikan “The Greatest Show” dan dilanjut dengan cerita dia di masa kecil. Keren. Visual sirkus yang kaya dan penuh warna akan kamu temukan disini. Kostum dan setting kotanya bagus dan cocok dengan eranya. Dan scene dari scene perubahannya mulus dan cantik sekali. Ada beberapa saat mereka menyanyi dibuat slow motion, and yes it makes super awesome. Dan ketika Charity Barnum menari seakan-akan dengan PT Barnum namun tidak, hanya dengan korden ternyata dan bayangannya bikin visualnya keren. Belum lagi ketika adegan bernyanyi PT Barnum dengan Charity di atap dengan laundry mereka. SUPER COOL!
Musikal? SUPERRRRRRRR GOOOOODDD! Lagunya-lagunya catchy dan bagus. Koreo-nya juga bagus banget benar-benar manjakan mata banget dan pengen buat kamu ikutan nari disitu. Dan disini memang dibangun “FUN MUSICAL“ yang bisa buat kamu enjoy untuk nonton. Musiknya cenderung upbeat dan pop-rock. Nah disini, yang membuat film ini mondok sampai 7 tahun, karena Michael Gracey (sutradara) masih bingung mengenai musiknya, karena musiknya sesungguhnya tidak sesuai jamannya.
Lagu-lagunya dibangun dengan lirik yang super bagus dari Justin Paul & Benj Pasek, pemenang Oscar untuk film La La Land. Dan punya lirik yang dalam, terutama untuk “This Is Me��. Lagu itu dinyanyikan oleh Lettie Lutz yang diperankan oleh Keale Seattle dan she slayed that song. Bagus asli. Nyanyi dari hati banget gila. You should hear she singing it. Lagu “Rewrite The Stars” juga dibawakan dengan apik oleh Zac Efron dan Zendaya, plus ditambah dengan adegan menyanyi with trapeze. Lagu “A Million Dreams” juga bagus, vokalnya dibagi menjadi Ziv Zaifman, Hugh Jackman dan Michelle Williams. But if you ask me, I like “The Greatest Show” song. Because it’s really teatrical and musical yet have a deeper lyrics inside.
How about compare to La La Land? Buat La La Land, ceritanya bagus dan “beda” apalagi endingnya yang bikin ngenes. Openingnya juga memorable banget, Another Day of Sun dinyanyikan diatas kap mobil. Oke fix. Lagu-lagu La La Land bagus banget (terutama City of Stars-menurutku) namun lebih terkesan galau dan little bit gloomy. Not a fun musical though. Sedangkan The Greatest Showman jauuuuuuh lebih fun musical dan teaterical. Kamu bakal dimanjakan oleh visual, color, custom and character. Lagu-lagunya juga lebih upbeat dan kekinian if you wanna say that, karena lebih ke pop (La La Land lebih ke jazz).
Jadi, nonton tidak? YOU SHOULD WATCH THIS! IF YOU LIKE MUSICAL MOVIE. SUPER GOOOOOOOD! Terutama Hugh Jackman, dia bisa menyanyi, menari, acting dan menangis di waktu yang sama. WOW. Imagine Wolverine sings! Haha
My rating : 8/10
IMDB : 8/10 | Metascore : 48/100 | Rotten tomatoes : 55% (Audience Score: 90%)
1 note
·
View note
Text
[Review Film] Star Wars : The Last Jedi
“The greatest teacher, failure is”
I’m a big fan of Star Wars! Aku nonton semua seri Star Wars jadi pasti paham kelanjutan Star Wars. Bagi yang gak ngikutin Star Wars aku rasa agak sulit memahami ya, karena semua kesinambungan. Dan Star Wars : The Last Jedi ini lanjutan dari The Force Awakens, bukan Rogue One ya karena Rogue One itu hanya cerita selingan (atau sampingan)
Kenapa ga nulis sinopsis? Karena bingung haha! Ceritanya banyak banget asli dalam 1 film, khas Star Wars. Alurnya fast forward dan ceritanya dibagi dalam beberapa bagian. Jadi ada bagian Rey dengan Luke Skywalker, ada bagian The Resistance-Princess Leia, ada bagian Kylo Ren dan ada bagian Finn. Lima bagian ini di awal hingga tengah film diceritakan masing-masing dan perannya ada dalam film. Tiap bagian ini tentunya alurnya fast forward juga dan di akhirnya nanti ada kesinambungan satu bagian dengan bagian yang lain. Yang menarik dalam film ini, kita seperti ‘dipermainkan’. Ketika kita menebak seperti ini ternyata bukan, kita menebak seperti ini ternyata bukan juga dan hampir setiap adegan seperti itu haha. Jadi, aku rasa Lucas Film membuat film ini anti-mainstream, ceritanya jangan gitu-gitu aja, dibumbui dengan beberapa konflik yang cukup rumit dan lama terutama di bagian Rey dan Kylo Ren. Konfliknya cukup terasa dan banyak. Jadi tidak hanya 1-2 yang konflik tapi di setiap bagian (5 bagian disebutkan di awal) ada konfliknya.
Untuk karakter dalam film ini cukup banyak dibanding film sebelumnya. Dan tidak hanya main character yang disorot, banyak peran pendukung yang bagus sekali karakternya. Selalu salut sama Lucas Film yang bisa memikirkan banyak karakter dan peran masing-masingnya di film karena tidak ada karakter yang sama satu dengan yang lain. Aku selalu suka dengan yang namanya pengembangan karakter, dan yes! Pengembangan karakternya luar biasa terutama Luke Skywalker. Walau banyak yang kurang setuju karakter Luke di film tapi menurutku bagus, karena tidak melulu pahlawan itu punya sikap positif, ada masa-masa depresi dan pahlawan juga punya masalah. Itu yang aku suka. Dalam film ini semua orang berubah, tidak ada orang yang sama di awal film sampai akhirnya. Nambahin lagi, karakter Poe Dameron luar biasa menarik.
Visual? Bagus. Bagus. Bagus. CGI-nya gak kaku, pengambaran kapal, senjata divisualikan dengan baik dan detail. Action scenenya juga bagus. As you know me, aku pencinta scene yang memorable dan ya, aku bisa dapetin itu di film ini. Terutama scene-scene part akhir film, hampir semuanya bagus, tanpa efek yang berlebihan tapi memorable.
Actually, sedikit bingung mau review ini karena mau ngomong banyak tapi takut spoiler haha. Yang pasti film ini bagus, aku suka dan berani kasih rating tinggi (well, karena aku salah satu fans juga wkwk). Tapi ada beberapa yang luar perkiraan juga dan sedikit mengecewakan, ada beberapa bagian juga tidak dikupas tuntas jadi terkesan nanggung. But if you’re a fan, you’ll love it!
My rating : 8.8/10
IMDB : 7.6/10 | Metascore : 86/100 | Rotten tomatoes : 91%
1 note
·
View note
Text
[Review Film] COCO
“What if you died and none remembers you?”
Akhirnya nonton film animasi Disney, Coco, yang dimana-mana sudah review katanya bagus. Secara sekarang sedikit skeptis dengan film animasi, bisa beneran bagus gak? Atau ceritanya begitu-begitu aja? And I’m completely wrong about Coco
Coco menceritakan petualangan Miguel yang bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi dan pemusik handal seperti idolanya, sang musisi legendaries Meksiko, Ernesto de la Cruz. Walaupun keluarganya melarang untuk bermain musik. Frustasi untuk membuktikan bakatnya, Miguel terjebak dalam Land of The Dead (Negeri orang mati) dengan serangkaian peristiwa misterius. Dalam perjalanannya, Miguel bertemu dengan sang penipu, Hector ,dan mereka berdua melakukan perjalanan luar biasa untuk mengungkap sejarah dibalik keluarga Miguel.
Let’s go the the review
Ceritanya? Super bagus, Serius. Ceritanya banyak dan seru. Dan faktanya, film Coco ini mulai dibuat tahun 2011. Banyak dilakukan research mulai dari tata kota, budaya, pakaian hingga dialog agar sesuai dengan aslinya. Kenapa? Karena Coco merupakan film yang kental dengan budaya Meksiko dan mengangkat tradisi Día de Muertos untuk menghormati dan mengenang kembali memori-memori dari anggota keluarga yang telah berpulang. Dikisahkan dalam film ini ada 2 dunia yang berbeda, yaitu Land of the Living (Negeri Orang Hidup) dan Land of the Death (Negeri Orang Mati). Satu hari dalam setahun, orang-orang yang sudah mati bisa ke Land of the Living melalui jembatan magis. Dalam 2 dunia tersebut, sama-sama digambarkan dengan dunia yang penuh warna, musik dan kebahagiaan.
Balik ke cerita lagi, cerita dalam film Coco ini banyak dan ‘kaya’. Tidak sekedar cerita awal-permasalahan-akhir tapi dibumbui beberapa flashback, intro yang bagus dan plot twist yang menarik. Tiap cerita, permasalahan disampaikan dengan jelas dan serius, tidak sekedar masalah tapi diulik dari awal dan nyambung dengan cerita akhirnya. Ceritanya tidak melulu ceria, ada bagian sedihnya juga. Alur ceritanya fast forward dan tidak ada alur lambatnya, cenderung cepat dan tepat.
Hebatnya juga, pengembangan karakter disini kelihatan dan bagus. Tiap tokoh punya peranan masing-masing dan saling menguat di akhir cerita. Jadi, tidak ada karakter yang ‘melempep’ dari awal hingga akhir. Tiap tokoh di awal, karakternya berbeda di akhir dan ini yang menurutku bagus. Karena membangun sifat, perilaku tokoh tidaklah mudah. Humor-humornya juga masuk untuk anak-anak dan orang dewasa.
Visual? Ada yang bisa mengalahkan tokoh-tokoh lucu, scene yang penuh imajinasi, warna-warni ceria dari Disney dan Pixar? Visualnya juga sangat kaya dan menyenangkan untuk dilihat. Bahkan sempat ragu, karena ini mengangkat kisah ‘Orang Mati’ apakah bisa dibawakan dengan ceria dan diterima anak-anak? Ternyata bisa, tengkorak-tengkorak yang ada di film digambarkan tidak menakutkan, melainkan penuh keceriaan layaknya ‘Orang Hidup’. Dan bahkan dalam bentuk tengkorak yang hanya tulang-belulang, kita bisa melihat jelas ekspresi dan body language-nya. Tidak ada scene yang menyeramkan atau mengganggu atau tidak senonoh untuk anak kecil kok.
Film Coco ini juga dibumbui dengan lagu-lagu yang catchy. Tapi sayang, beberapa lagu terkesan diulang-ulang, padahal aku rasa di film ini bisa ditambahan beberapa lagu tanpa menutupi lagu utamanya.
Banyak pelajaran dan motivasi yang bisa dipetik dari film ini. Karena biasanya film animasi untuk anak-anak selalu diberikan sisi positive dan pelajaran yang bisa diambil.
Conclusion : A MUST WATCH! Wajib tonton bagi penggemar film animasi especially Disney and Pixar. You’ll never regret watch this. An Oscar to Go!
My rating : 9/10
IMDB : 8,9/10 | Metascore : 80/100 | Rotten tomatoes : 96%
1 note
·
View note
Text
[Review Film] Murder on The Orient Express
Sebagai penggemar Agatha Christie and her novel specialist Hercule Poirot in it, I’m in! Sudah kutunggu-tunggu film ini main! Setelah sudah tau ceritanya dengan membaca bukunya, aku berharap (banyak) pada film ini. Dan juga aku tidak menonton film sebelumnya yang sudah dibuat dengan judul yang sama pada tahun 1974.
Film ini menceritakamn Hercule Poirot, yang dikenal sebagai Detektif yang Terhebat sepanjang masa, melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta Orient Express. Tidak disangka saat perjalanan, terjadi pembunuhan salah satu penumpang kereta bernama Ratchett. Orient Ekspress yang ditumpangi Poirot mengalami bencana, kereta stuck karena badai salju. Dan Hercule Poirot harus memecahkan kasus pembunuhan tersebut sebelum kereta berjalan kembali
Oke now to the review
Bagi yang belum pernah nonton film ini sebelumnya ataupun belum membaca novelnya Agatha Christie dengan judul yang sama, aku usulkan untuk menonton. Karena ceritnya bagus, tidak mudah ditebak dan membuat penasaran. Tapi sayangnya dalam film ini, alurnya sedikit lambat. Memang untuk cerita detektif biasanya alurnya lambat karena dalam rangka memecahkan kasus pembunuhan. Tapi aku merasa film ini alurnya lambat dan hambar. Aku lebih suka alur yang memang lambat namum terlihat jelas perubahan/pengembangan karakternya atau membangun suasana yang lebih mencekam. Sayangnya dalam film ini tidak, cerita dibuat berjalan begitu saja, tanpa ada “bumbu” ditengahnya. Beberapa humor pun terdengar sedikit jayus.
About scene, ada beberapa scene yang memanjakan mata kita, seperti kota Turkey diawal intro film, pegunungan salju dan suasana film berlatar 1930? (pokoknya vintage gitu). Tapi tetap ada kecewanya juga, aku orang yang sangat suka dengan scene yang bagus. Yang bagus gimana? Scene-scene yang bisa memorable atau diingat orang. Ambil contoh film Dunkrik, aku suka scene dimana Tom Hardy diclose up wajahnya sambil menitikkan air mata saat membakar pesawatnya. BOM! Memorable! Bagus dan bikin terenyuh! Sebenarnya banyak scene dalam film ini yang bisa dibangun lebih bagus lagi tapi sayang terlalu berat di pemain.
Pemain? Ya pemainnya terlalu banyak! Memang tokohnya banyak tapi ya ga harus semua nominasi Oscar juga kali. Kenapa? Akhirnya berat ditokoh, tidak ada tokoh yang menonjol karena semua sama bagus dan porsi bagian mainnya sama. TBH, Johnny Deep yang mati duluan, dan kita beranggap semua, dia mati duluan karena bayarannya paling mahal wkwk (this is joke, okey). Aku suka Kenneth Branagh walaupun menurutku dia actingnya kurang greget, karena ya itu terlalu banyak pemain jadi tumpang tindih dan si Kenneth gak bisa menonjol. Sayang banget, padahal aku berharap tokoh Poirot lebih bisa dibangun.
Bukannya mau membandingkan tapi aku greget aja sama film ini, Coba kita tengok film Sherlock Holmes, pemainnya Robert Downey Jr., yang sama2 based on famous novel genre detective. Kalau bagi yang baca novelnya berharap bagus donk ya filmnya? Dan aku salut sama Guy Ritchie disini (Sutradara Sherlock Holmes) karena scene-nya dan actionnya oke punya, apalagi ditambahi beberapa adegan slow motion disini. Humornya pun masuk. Cerita hanya based pada Sherlock Holmes dan Watson, jadi koneksi, pengembangan karakter masuk semua. Sayang disini Poirot kurang dibangun karakternya, karakter pemainnya juga kurang semuanya.
Conclusion? Aku tetap rekomendasi kalian untuk menonton, karena ini cukup bagus actually, walau banyak yang kurang tapi aku rasa kalian tetap enjoy , but remember bagi yang suka genre detective silakan menonton bagi yg egak, ini akan membingungkan dan membosankan.
My rating : 7/10
IMDB : 6,80/10 | Metascore : 52/100 | Rotten tomatoes : 58%
0 notes
Text
[Review FILM] Justice League
Hemmm, bingung sebenarnya mau review ini darimana. Cukup terlambat aku nonton (baru kemarin) karena males antrinya dan aku bukan tipe orang yang harus nonton pertama pas premiere gitu. Nope
Banyak yang review film ini jelek atau so-so. Menurutku? It’s below my expectations. Sadly, I find the story was bad. Why? Let’s break in
Alur ceritanya forward, diselingin flashback sedikit ditengah-tengah dan diberikan intro masing-masing karakter. Intronya lumayan menarik. Tapi jalan ceritanya yah mudah ditebak (sangat!) dan ceritanya jelek menurutku. Seperti layaknya film-film superhero based comic yah, pasti jalan ceritanya seperti itu-itu saja. Tapi yang benar-benar aku sayangkan adalah tidak ada klimaks, konflik yang rumit atau konfilk antar karakter, benar-benar flat.
Pengembangan karakternya kurang dan nanggung. Jadi dari awal film sampai akhir, karakternya seperti itu saja, tidak ada naik-turunnya. Daaaan karakter villian (orang jahat)nya kurang jahat, sangat kurang jahat dan tampangnya lempeng aja, like whaat?
Tapi ada beberapa hal yang aku suka, sek mikir dulu, oh actionnya lumayan tapi kurang ding terutama di Batmannya, actionnya kurang malah lebih bagusan actionnya Wonder Woman. Visual effectnya lumayan tapi ada beberapa scene yang aku yakin ini pakai green scene (edit visual).
Sisa lainnya? So-so
Mungkin pake DC comic fans bakalan suka yah, buat anak-anak juga bakal suka sih ini, banyak pahlawannya gitu. Tapi bagi penggemar film, aku rasa ini kurang di sisi beratnya cerita tapi yah ini pendapatku saja. Banyak yang suka juga kok sama film ini dan termasuk dalam box office juga
My rating : 5/10
IMDB : 7,4/10 | Metascore : 46/100 | Rottentomatoes : 41 %
0 notes