#Resensi
Explore tagged Tumblr posts
Text
50 tahun Bobo
My childhood memories are here! Yeayy! Alhamdulillah kebagian juga edisi terbatas ini. Walaupun bobo udah terbit jauh sebelum aku lahir, tapi bobo membersamai masa kecilku. Bisa dibilang sedikit banyaknya suka nulis dan baca ya karna sering disodorin majalah bobo ini sama ibu. Paling sering bacanya tiap malam sebelum tidur, dan ibu jadi tempat bertanya kalau ada kata-kata baru yang belum kupahami.
Terimakasih bobo masih ada sampai saat ini. Harapanku bobo terus ada biar nanti akupun bisa kasih ke anakku kelak haha.
Terimakasih juga buat ibu yang udah kenalin bobo, yang udah beliin bobo tiap minggunya, sampe bosan aku teror buat beliin dan akhirnya ngizinin buat langganan aja biar bisa langsung dianter ke rumah.
Beberapa yang aku masih ingat ada di majalah bobo tentunya cergam keluarga bobo dengan keunikan tiap anggota keluarganya. Kirim-kirim surat dari sahabat pena (Sapen), arena kecil tak disangka yg kadang bikin kaget, dear Nirmala yang kadang curhatannya relate sama yg aku alamin. Pipiyot si penyihir yang aku takuti di cerita negeri dongeng Nirmala. Problem solving yang selalu ada dari belalai Bona yang ternyata sekarang udah ga sama rong-rong lagi, fyi buat yg belum tau sekarang temennya Bona namanya Ola. Juga ada cerbung yang lupa bgt apa namanya hahaa tapi ditunggu-tunggu banget. Paman kikuk yang ngeselin dan Husin ponakannya. Juga latihan soal-soal. Paling senang kalau ada bonusnya haha, apalagi kalau edisi ulang tahun di bulan April bonusnya bisa double bahkan triple. Ada halaman fakta-fakta, dulu ada halaman tentang Indonesia. Dan juga ada tentang artis cilik hahaha banyak banget dan sebagian udah lupa.
Seru banget ternyata kalau diingat-ingat lagi. Aku ga tau deh kalau masa kecilku tanpa bobo, waktu itu gadget juga belum terlalu pesat perkembangannya seperti sekarang, jadi enjoy aja baca majalah, dan vibesnya beda baca buku fisik dan digital.
Oya satu hal yang belum tercapai waktu itu adalah.... Ikut sayembara bobo haha motivasi pengen menang biar namaku ada di majalah bobo dan dapet hadiahnya, tapi ibu ga ngizinin karna males ngirim-ngirim surat haha yaudhlah ya it's okey.
2023
4 notes
·
View notes
Text
Bicara Buku Ep1: Kita Pergi Hari Ini
"Yang paling mengerikan adalah anak-anak."
Well, pas baca buku ini sebenernya gua gak kaget karena udah sempet baca review orang-orang di literarybase twitter. Gua selalu suka buku-buku yang satir, baik secara langsung maupun engga mengangkat suatu isu yang terjadi di masyarakat. Dan bagi gua buku ini salah satunya. Gak sekali dua kali gua 'smirk' selama baca ini, karena ada banyak fenomena sosial yang disinggung. Gak cuma itu, fokus di buku ini banyak bahas soal keegoisan orang dewasa serta ketamakan manusia. Semua dikemas dengan bahasa yang santai, absurd, dan gak blak-blakan, tapi kena pada intinya dan punya makna yang bisa disetujui oleh pembaca.
Buku ini bagus banget buat yang udah terbiasa baca fantasi, kalian bakal mudah memvisualisasikan latar cerita di buku ini. Buat yg gak terbiasa baca buku fiksi terutama fantasi mungkin akan sedikit ngang ngong ngang ngong di awal dan perlu baca ulang kalau emang pengen bisa gambarin latar cerita di imajinasi kalian.
Bagi yang gak pernah baca karyanya Ziggy mungkin akan sedikit terganggu sama diksi-diksi dan jokes tambahan yang kurang padu dan tabu dari bahasa sehari-hari kita. Jujur, itu yang bikin gua selalu kagum sama karyanya Ziggy. Ya walaupun gua juga gak terlalu menikmati. Tapi gimana dia membolak-balik struktur bahasa, penggunaan tanda baca dan semiotika, semuanya keren. Klo pertama kali baca mungkin akan mikir ini ngaco, padahal yaa sah-sah aja penulis mau kayak gitu.
"Peniup Api meniup api. Api Peniup Api menerpa Kolonel Jagung. Terus, terus-terbakar, terbakar. Terus, terus, sampai Kolonel Jagung berhenti bergetar." (Hlm. 85)
Untuk keseluruhan ceritanya, jujur ini beneran prank. Bukan buku yg layak dibaca sama minor karena byk adegan sadis berdarah-darah. Masalahnya, kebengisan di cerita KPHI ini ditulis dengan santai dan tanpa aba-aba. Yang berakhir bikin gua sebagai pembaca ngerasa "loh loh kok gini". Jangan tertipu dengan covernya yg gemoy dan terlihat ramah untuk anak-anak. Ini buku tentang sisi kelamnya pemikiran 'orang dewasa' yang dinarasikan dalam sudut pandang anak-anak. Ya begitulah Ziggy, selalu berhasil buat gua kagum dgn segala plot twist ceritanya.
"Oh, tidak semuanya. Anak-anak ada banyak gunanya, kan? Ada juga yang tidak cuma jadi bahan makanan. Yah tapi memang sebagian besar dimakan, sih. Tapi ada juga yang tidak, kok. Kalian belun tahu mau diapakan ya?" (Hlm. 133)
"Anak-anak yang datang kesini memang selalu dibuang kukunya, agar tidak mencakar-cakar." (Hlm. 142)
Tapi seperti yang tadi di atas gua bilang, ada beberapa hal yang gak bisa gua nikmati di buku ini. Mungkin karena terbiasa baca footnote di karya ilmiah, gua jadi ngerasa terganggu dengan cara penulis buat footnote di buku ini yang beneran 'ngaco' dan suka-suka penulis mau ngarang apa. Jadi gua skip untuk baca footnotenya.
Overall, gua rekomendasiin buku ini. Karena unik dan ngasih peringatan buat gua pribadi soal gimana gua selama ini meperlakukan binatang (nah bingung kan lu dari satir fenomena sosial, sisi kelam orang dewasa kok tiba-tiba nyinggung binatang wkwkwk). Buku ini walaupun tergolong tipis tapi gua gak bisa nyelesein dalam sekali duduk. Karena cukup melelahkan untuk gua yang sering nyerah ketika baca buku fantasi dan juga emang ceritanya bikin gua kena mental. So, gua kasih 8.5/10 buat buku ini.
🌼 • ┈ ๑ ⋯ ୨ ୧ ⋯ ๑ ┈ • 🌼
Salam sayang, Piwa.
Note: Coba nonton film The Farm, menurut gua buku ini kalau dijadiin film ada bagian yang bakal sedikit mirip sama film itu.
3 notes
·
View notes
Text
Bookshelves #2
Book Title : How to Think Like Sherlock Holmes "Tip Menyelesaikan Masalah Sehari-hari & Berfikir Kreatif ala Sherlock Holmes" Author : Peter Hollins Publisher : Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia Genre : Self Improvement/Self Help My Rating : 3 #BukuTerjemahan
Saat bertemu dengan masalah, apa yang akan kita lakukan?
Untuk menyelesaikannya kita membutuhkan sebanyak mungkin perangkat untuk memutar kunci dan membuka otak dengan solusi-solusi kreatif. Buku ini membekali kita dengan perangkat-perangkat yang akan membantu kita memperluas wawasan untuk memecahkan masalah.
Seringkali kegagalan dalam menghasilkan solusi bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau keterampilan berfikir logis, tapi karena secara tidak sadar kita telah membatasi diri untuk melihat dan mencari jawaban
Metode SCAMPER Substitute (menggantikan) Combine (menggabungkan) Adapt (menyesuaikan) Minimize/Magnifiy (memperkecil/memperbesar) Put to Another Use (menggunakan untuk kebutuhan lain) Eliminate (menghilangkan) Reverse (membalik)
Metode SCAMPER memaksa fikiran kita untuk berfikir dalam ritme yang baru dan tepat sehungga membuat kita mampu menjangjau solusi yang sesuai
Metode CPS (Creative Problem Solving) Mess finding : menemukan ketidak beresan Fact finding : mencari fakta Problem finding : mencari masalah Idea finding : mencari ide Solution finding : mencari solusi Action/Acceptance finding : mencari tindakan/pengakuan
Tidak selamanya kita harus berfikir kritis hanya ketika kita menemukan masalah dan membutuhkan solusi, tapi saat kondisi sesuai pun kita juga perlu berfikir kritis apakah ada sesuaty yang jurang pas atau tidak beres dan perlu disesuaikan?
Isi nya banyak teoritis, aku rekomendasiin buku ini untuk temen-temen yang suka buku terjemahan-self improvement, personally im not really into it but im trying
Happy reading everyone!
3 notes
·
View notes
Text
Suatu Hari Di Bengkel
Judul: Suatu Hari Di BengkelPenulis: Oky E. NoorsariPenerbit: The Asia Foundation — Let’s Read Tahun: 2022Halaman: 24Peresensi: @ranisyahreza Mengisahkan tentang seekor anak macan tutul bernama Arum yang membantu pekerjaan ayahnya di bengkel. Kisah ini merupakan proyek pengembangan buku yang menampilkan para perempuan tangguh sebagai tokoh cerita. Makanya, di sini, meskipun Arum adalah perempuan,…
View On WordPress
0 notes
Text
Laut Bercerita: A refreshment, reminder and recall
“Matilah engkau mati”. “Kau akan lahir berkali-kali.”
Kisah Laut Bercerita dibuka dengan nukilan puisi Soetardji Calzoum Bachri yang diberikannya kepada penulis. Cerita ini diangkat dari kejadian “hilangnya” 13 orang aktivis (hingga sekarang) yang rela mengorbankan dirinya demi mengembalikan ruh demokrasi bagi bangsa ini.
Novel Laut Bercerita berlatar belakang sosial budaya dan peristiwa sejarah pada rentang tahun 1991-2000, berkisah tentang perjuangan aktivis mahasiswa bernama Biru Laut dalam upayanya bersama rekan-rekan sesama mahasiswa menggulingkan kediktatoran pemerintahan yang berkuasa lebih dari 3 dekade pada saat itu di Indonesia. Biru Laut adalah implementasi dari aktivis-aktivis mahasiswa pada masa itu yang ikut menyuarakan kepentingan-kepentingan rakyat yang ditindas oleh pemerintah yang otoriter. Pelarian dari satu tempat ke tempat yang lain dalam mencari keamanan diri dari kejaran aparat hingga ketiadaan kabar atau hilangnya aktivis-aktivis mahasiswa merupakan narasi sejarah yang dihadirkan di dalam novel Laut Bercerita. Banyaknya kebijakan-kebijakan yang diputuskan dan tidak berpihak kepada rakyat juga menjadi persolan yang diangkat di dalam novel Laut Bercerita ini.
Cerita ini mengangkat kembali memoar dan semangat yang sempat “kupinggirkan” karena realitas kehidupan yang menghantam. Namun membaca buku ini membawa lagi semangat, ingatan, hingga pemikiran akan problematika yang ada di bangsa ini. Secara utuh buku ini mampu menggambarkan bagaimana buruknya perlakuan pemerintah kala itu terhadap sosok-sosok yang bergerak secara akar rumput untuk mengembalikan semangat demokrasi di Indonesia. Pada kesempatan ini, izinkan saya sedikit mengambil beberapa pembelajaran penting dari hasil refleksi bacaan ini.
1. Every action that we take exacts a cost and produces consequences. Nothing can be undone.
F aksi = -F reaksi. Untuk setiap aksi yang dilakukan, akan selalu ada reaksi yang datang dengan arah yang berbeda. Hukum III Newton sudah cukup meringkas apa yang disampaikan dalam buku ini. Seruan solidaritas, gerakan, aksi massa yang dilakukan Laut, Lintang, dkk. sudah barang tentu akan mendapat perlawanan pula dari pihak yang merasa ditantang. Sayang seribu sayang, iklim demokrasi saat itu (diceritakan dalam buku ini) begitu buruk dan tidak menguntungkan rakyat sebagai pemegang penuh kekuasaan dalam konsep demokrasi itu sendiri. Bukan sekali dua kali, namun berkali-kali Laut dkk. ditangkap, disiksa, “diberi pelajaran” karena usaha mereka mengembalikan demokrasi bangsa dirasa mengganggu otoritas pemerintahan saat itu. Pertanyaan seperti “siapa yang mendalangi kalian?” seolah menjadi deja vu bagi sebagian aktivis mahasiswa masa kini. Isu dalang mendalangi selalu ada, seolah-olah mahasiswa sebegitu rendahnya sehingga menjadi alat untuk kendaraan politik belaka.
2. Dreams do come true, if only we wish hard enough. You can have anything in life if you will sacrifice everything else for it
Dalam praktiknya, sudah barang tentu banyak hal yang dikorbankan untuk menggapai mimpi. Apalagi jika mimpi tersebut mengharuskan kita “melawan” entitas yang begitu besar, kuat, dan berkuasa. Aku sangat tergelitik dengan cerita bagaimana Asmara (Adik Laut) selalu menggoda sang Kakak dengan celetukan “Yang paling ingin membela bangsa” atau kalimat sejenisnya. Entahlah, sepertinya karena aku pernah mendapat “pujian” dengan maksud yang sama. Pengorbanan itu tertuang dalam berbagai hal. Dalam kasus ini, Laut dkk mengorbankan akademik kampusnya, waktu, tenaga, materi, kisah romansa, hingga waktu bersama keluarga. Bersolidaritas bersama rakyat seperti menjadi aktivitas healing bagi mereka. Hingga akhirnya beberapa di antara mereka “hilang” dan tidak kembali hingga sekarang. Begitulah mimpi mewujudkan demokrasi yang mereka inginkan untuk bangsa tercapai, namun dengan pengorbanan yang sungguh besar pula.
3. Loyalty is hard to find. Trust is easy to lose. Actions speak louder than words.
Sedih, kecewa, marah, semua emosi tersebut membaur menjadi satu saat Laut mengetahui ternyata rekannya di Winatra merupakan antek-antek pemerintah yang menyebabkan tertangkapnya ia dan rekan-rekan lain. Gusti, sosok penggemar fotografi dengan flash yang ia kira loyal dan berbagi visi yang sama, ternyata merupakan pengkhianat di organisasi tersebut. Lagi-lagi buku ini mengingatkan bahwa membangun solidaritas, gerakan, harus berhati-hati terhadap segala bentuk pengkhianatan. Tidak jarang, organisasi seperti ini memiliki banyak “ring” untuk memastikan alur informasi terdistribusi dengan baik dan menghindari serigala berbulu domba. Mencari orang-orang yang loyal memang sungguh sulit, aku pun belum mengetahui caranya. Namun sekali kita menemukannya, maka yakinlah mereka akan selalu ada di sisi kita.
Pada akhirnya, buku ini merupakan bacaan yang baik bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui tragedi penghilangan paksa aktivis di era 90an dengan narasi yang menarik dan mudah dicerna. Bacaan yang mengingatkan bahwa masih ada PR setelah kembali merebut sistem demokrasi, memastikan penegakan dan implementasinya berjalan dengan baik.
1 note
·
View note
Text
Civil War : Sinema Perang Batin
lagi-lagi studio A24 bak angin segar di tengah-tengah kebanalan produksi film-film komersil arus utama, yang melulu meromantisme percintaan, seks dan hal-hal yang dekat dengannya. hadir di tengah-tengah kita, membawa perspektif baru bahwa film sangat mampu sejauh itu mendekatkan kita dengan realitas dan kondisi manusia dalam pusaran konflik hidup dan mati. seperti judulnya, Civil War. film perang yang selama ini kita ekspektasikan punya setting tempat dan waktu di masa lalu, dan seolah menggurui dengan pelajaran sejarah dibantah oleh Alex Garland, sang penulis naskah. Alex memberikan sepenuhnya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika sebuah negara demokratis nan adidaya dipimpin seorang otoriter, perang sipil pecah di beberapa negara bagian.
biasanya, film-film dystopia macam ini menghadirkan unsur fiksi seperti zombie atau invasi makhluk asing sebagai musabab cerita, namun semua itu digantikan dengan pendekatan yang jauh lebih realistis, perang. apalagi atas sejarah manusia, kita belajar bahwa perang adalah efek domino dari konflik diplomatis antar pihak berkepanjangan, menjadikannya dapat terjadi kapanpun. ditambah scoring yang tidak tanggung-tanggung, kita akan merasa seolah dahi berada persis di depan moncong bedil.
dari segi penokohan, interaksi antar karakter dikemas dalam balutan film road trip, Alex melibatkan beberapa tokoh dan mengembangkan karakter-karakternya satu sama lain, termasuk peran-perannya yang diracik dengan komposisi apik. ada si bijak yang berpengalaman, si tangguh dan si anak kemaren sore yang dengan mimpinya ingin merekam trauma-trauma manusia. film ini terbilang depresif namun cantik dengan caranya. kita akan melihat pengambilan gambar dan transisi khas studio Independen, memekakan jiwa, striking dan terngiang. pecahan tubuh di mana-mana, mayat memencar bak daging sisa dan hutan terbakar seperti kerlip lampu kota. semua itu ditangkap kamera dengan komposisi yang indah namun menjijikan. yang paling menarik dari film ini adalah Alex justru tidak mengambil sudut pandang seorang tentara melainkan ia mencoba menarik sudut pandang dari seorang jurnalis perang bernama Lee Smith, wanita paruh baya traumatis, yang menjadikannya sebagai tokoh sentral sekaligus medium bagi penonton untuk merasakan kekejian perang. karena tuntutan profesinya sebagai jurnalis sekaligus photographer, kerap kali Lee Smith berada di posisi netral dan menjadikannya penonton atas kekejaman di depan matanya, layaknya kita. Civil War hadir sebagai pembuktian, bahwa film perang dystopia ditambah pengambilan sudut pandang yang menarik dapat menghadirkan sebuah sinema perang batin, tanpa perlu menghadirkan teknologi mutahir atau unsur fiksi di dalamnya. karena realita kadang terlihat lebih keji dari yang mampu kita bayangkan.
0 notes
Text
Catatan Pendek Seorang Dosen: Setelah ini, Apakah masih ingin menjadi Dosen?
Judul : Catatan Pendek Seorang Dosen Penulis : Dian Hendrayanti Penerbit : IPB Press Buku dapat diperoleh dalam bentuk fisik dari toko buku langganan, atau softcopy yang dapat diperoleh melalui Google Play Book. Buku yang berisi 17 catatan-catatan perjalanan penulis yang berprofesi sebagai seorang Dosen ini adalah buku yang sangat-sangat menarik! Ditengah…
View On WordPress
0 notes
Text
Kereta Semar Lembu, Pencarian Keabadian
Zaky Yamani, Gramedia Pustaka Utama;2023. 320 hlm Konon ketika orang mati dan mayatnya tidak dikuburkan secara layak, arwahnya akan gentayangan diantara dua alam sampai ada yang menemukan dan memakamkannya secara layak. Ini cerita tentang Semar Lembu yang akhirnya, mayatnya dapat ditemukan sehingga terbebas berada diantara “dua dunia” 50 tahun setelah kematiannya. Saya takjub menemukan “cerita…
View On WordPress
0 notes
Text
Menimbang Pentingnya Melek Hukum Bagi Pelaku UMKM
Resensi – Literasi hukum penting bagi para pelaku di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, karena memungkinkan mereka untuk mengetahui serta dapat menavigasi kerangka hukum dalam operasionalitas bisnis yang dijalankan. Di samping itu, pelaku UMKM mampu memahami perundang-undang dan peraturan terkait pendaftaran bisnis, perpajakan, tenaga kerja, dan bidang lain yang dapat…
View On WordPress
0 notes
Text
Tugas Sejarah Mauza Wulandari(18) & Neng Arla Cantika(29).
Resensi Novel : Gadis Kretek.
Judul Buku: Gadis KretekPenulis
Buku: Ratih Kumala
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (Kompas Gramedia)
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 274
ISBN: 978-979-22-8141-5
Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala termasuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Novel Gadis Kretek ini sudah diterjemahkan dalam 3 bahasa yaitu Inggris, Mesir dan Jerman.
Sang penulis novel, Ratih Kumala merupakan seseorang yang mengenyam pendidikan di jurusan sastra, tepatnya di Sastra Inggris di Universitas Sebelas Maret. Buku pertama Ratih Kumala yang ia tulis berjudul Tabula Rasa yang juga mendapatkan penghargaan di Sayembara Novel Dewan Kesenian di tahun yang sama saat buku ini pertama kali diterbitkan yaitu tahun 2004.
Novel "Gadis Kretek" karya Ratih Kumala menggambarkan latar belakang sejarah industri rokok kretek di Indonesia dan perjalanan cinta di masa pergerakan nasional. Berikut adalah resume yang berfokus pada aspek pergerakan nasional dalam novel ini:
Cerita bermula pada masa penjajahan Belanda, ketika bisnis rokok kretek mulai berkembang di Indonesia. Salah satu tokoh utama, Soeraja, adalah anak seorang pengusaha rokok kretek yang ambisius. Soeraja bertemu dengan Jeng Yah, seorang gadis desa yang penuh semangat dan berpengaruh besar dalam hidupnya. Hubungan mereka tidak hanya dibangun di atas cinta, tetapi juga pada semangat pergerakan nasional.
Jeng Yah terlibat dalam kegiatan pergerakan nasional, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Keberaniannya dalam menyuarakan kemerdekaan dan melawan penindasan menjadi inspirasi bagi Soeraja dan orang-orang di sekitarnya. Namun, perjalanan cinta mereka tidak berjalan mulus. Konflik dan perbedaan pandangan politik memisahkan mereka.
Selama masa pendudukan Jepang, industri kretek mengalami tantangan besar, tetapi semangat nasionalisme tetap membara di antara para tokohnya. Ketika Indonesia merdeka, industri kretek kembali bangkit, dan kisah cinta serta perjuangan mereka menjadi simbol dari kekuatan dan ketahanan bangsa.
Dalam novel *Gadis Kretek* karya Ratih Kumala, periode pergerakan nasional yang digambarkan mencakup akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, khususnya pada masa penjajahan Belanda. Novel ini mengisahkan tentang pergerakan nasional Indonesia melalui kehidupan seorang wanita muda, dan latar belakang sejarah yang digambarkan mencerminkan perjuangan melawan penjajahan kolonial Belanda serta kebangkitan kesadaran nasional.
Periode yang digambarkan dalam novel ini melibatkan beberapa fase penting dalam pergerakan nasional Indonesia, termasuk:
1. Awal Pergerakan Nasional Penggambaran kehidupan sosial dan politik di masa awal pergerakan kemerdekaan, ketika berbagai organisasi dan tokoh mulai muncul untuk menentang kekuasaan kolonial.
2. Pertumbuhan Gerakan Kemerdekaan Menunjukkan bagaimana ide-ide nasionalisme mulai berkembang dan menginspirasi berbagai lapisan masyarakat untuk berjuang melawan penjajahan Belanda.
3. Perubahan Sosial dan Politik Menggambarkan dinamika dan perubahan sosial serta politik yang terjadi di Indonesia pada masa tersebut, serta bagaimana perjuangan kemerdekaan mempengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat.
Novel ini memberikan perspektif fiksi yang kaya tentang bagaimana pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan Indonesia berlangsung di tengah latar belakang sejarah yang penuh tantangan.
Gadis Kretek dikisahkan dengan dua sudut pandang. Sudut pandang orang pertama dari tokoh Lebas, sebagai “aku”. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Soeraja dan Purwanti. Gaya bercerita yang asyik membuat kami ikut merasakan dengan apa yang dirasakan Lebas. Penulis juga menggunakan sudut pandang orang ketiga, si serba tahu sehingga memudahkan pembaca dalam memahami alur cerita dan ikut terhanyut dalam kisah masing-masing tokoh.
Kelebihan novel ini yaitu penulis mampu menggabungkan berbagai latar, kisah, sisi budaya dan sejarah dengan porsi yang pas. Kita diajak melihat perjuangan pergerakan menuju Indonesia merdeka dari segi industri kretek. Diksi yang digunakan dalam novel ini mampu membuat para pembaca untuk memahami ceritanya serta mampu menghadirkan suasana dengan alur yang menarik dan menyenangkan sehingga para pembaca dapat merasakan hadir di dalamnya.
Adapun kekurangan tidak banyak, mungkin karena buku ini menarik dari awal, kekurangan-kekurangannya jadi terlewat. Namun alangkah baiknya keterangan tentang istilah bahasa Jawa diletakkan sebagai footnote, tidak di belakang bab, supaya memudahkan pembaca yang tidak bisa berbahasa Jawa. Ada pula beberapa typo di sana-sini juga penulisan nama tokoh yang sepertinya tertukar.
Melalui narasi yang menggabungkan sejarah keluarga dan dinamika industri rokok kretek, novel ini menyoroti pentingnya semangat pergerakan nasional dalam membentuk identitas dan masa depan bangsa Indonesia. "Gadis Kretek" menggambarkan bagaimana perjuangan, cinta, dan nasionalisme saling berkaitan dan membentuk perjalanan hidup para tokohnya.
3 notes
·
View notes
Text
Bookshelves #1
Book Title : Wanita Berkarir Surga Author : Felix Y. Siauw & Tim @hijabalila Publisher : Al Fatih Press Genre : Religion & Spirituality My Rating : 3,5
Di zaman kaya sekarang kata feminisme jadi hal yang ngga asing. Feminisme muncul dan mulai dikampanyekan karena ada diskriminasi pada wanita hingga menuntut adanya kesetaraan hak seperti kaum pria
Tapi banyak wanita yang kebablasan menuntut kesetaraan ini, padahal secara fitrah antara wanita dan pria itu berbeda
Buku ini terbagi jadi 5 bab dengan tema yang berbeda tapi berkaitan
Bab 1. Menjelaskan tentang sejarah kelam kaum wanita di peradaban Yunani, Romawi, India, Cina, Arab, Eropa dan pandangan Nasrani dan Yahudi tentang wanita
Bab 2. Membahas latar belakang munculnya feminisme
Bab 3. Menjelaskan tentang dampak feminisme yang ternyata tidak selalu membawa kebahagiaan
Bab 4. Menjelaskan tentang wanita dan pria dalam berbagai aspek dan menjelaskan tentang fitrah wanita dan pria yang sesungguhnya
Bab 5. Menjelaskan tentang pandangan Islam terhadap�� wanita dan kemuliaan wanita dalam Islam
Aku rekomendasiin buku ini sebagai bacaan ringan karena banyak ilustrasi nya dan full ilmu
"Tinggalkan kenikmatan semu, raih mahkota kemuliaanmu."
Happy reading everyone!
2 notes
·
View notes
Text
Ketika Rasul Mengajar: Inspirasi Nabi Saw. Mendidik Manusia Seutuhnya
Judul: Ketika Rasul Mengajar: Inspirasi Nabi Saw. Mendidik Manusia Seutuhnya Penulis: Dr. Utsman Qadri Makanisi Penerbit: PT Qaf Media Kreativa Tahun: 2023Halaman: 223Peresensi: @ranisyahreza Buku ini diawali dengan pengantar yang menurut saya semua orang akan setuju jika melihat bagaimana kondisi dunia pendidikan negara ini sekarang. Bahwasanya kurikulum kita terlalu mengikuti orang Barat,…
View On WordPress
0 notes
Text
RESENSI BUKU YANG TELAH SAYA BACA
Judul Buku: Kisah Tanah Jawa, Unit Ghaib Darurat
SINOPSIS
Suatu malam, sepasang suami istri yang menantikan kelahiran anak pertamanya sedang mencari perlengkapan bayi. Tiba-tiba sang istri merasakan sakit yang luar biasa diperutnya. setelah bersusah payah mencari bantuan, sang suami akhirnya menemukan sebuah rumah sakit. Persalinan yang dibantu empat perawat dan seorang dokter berjalan dengan lancar. Namun tidak ada tegur sapa apalagi ucapan selamat dari paramedis itu. Semuanya diam seribu bahasa. Keesokan harinya, hal tak terduga terjadi. Rumah sakit yang terlihat normal di malam hari, berubah menjadi bangunan rumah sakit tua yang lama tak terpakai.
Kisah di atas sempat ramai diperbincnagkan. Lewat buku Kisah Tanah Jawa : Unit Gaib Darurat ini, kita diajak oleh dokter keturunan Belanda bernama Frederich untuk menelusuri sejarah rumah sakit yang terkenal keangkerannya itu.
2. KEKURANGAN BUKU
Ada beberapa kekurangan yang saya temukan dalam buku ini, yaitu:
-Buku ini tidak memiliki daftar isi, sehingga kita tidak bisa melihat halaman dan bagiannya secara langsung.
-Beberapa cerita di dalam buku ini terlalu singkat.
3.KELEBIHAN BUKU
Berikut ini merupakan kelebhan buku Kisah Tanah Jawa : Unit Gaib Darurat.
-Bahasa yang baik dan mudah dimengerti dan disertai oleh gambar ilustrasi.
-Alur yang tersusun rapi (urut) sehingga pembaca tidak akan bosan.
4. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM BUKU
Buku ini mengajarkan kita untuk menjaga sopan santun dan tata krama dimanapun kita berada, kita tidak boleh bersikap sembarangan dimanapun.
5.REKOMENDASI
Buku ini cocok untuk dobaca oleh para remaja yang tertarik dengan "dunia mistis". Buku ini direkomendasikan untuk umur 16 tahun keatas agar tidak salah mengartikan buku ini. Tetapi buku ini tidak direkomendasikan untuk orang yang penakut, karena buku ini banyak menceritakan kisah-kisah tragis dan "urban legend" Rumah Sakit Blitar.
2 notes
·
View notes
Text
Namaku Alam
Resensi Novel Namaku Alam
Judul : Namaku Alam Penulis : Leila S. Chudori Penerbit : kepustakaan populer gramedia Tahun : 2023 Genre : Fiksi Sejarah, Coming of age
Sinopsis :
Novel "Namaku Alam" karya Leila S. Chudori menceritakan tentang seorang remaja bernama Segara Alam yang sedang mencari identitas dirinya, novel ini berkisar di era orde baru. Novel ini menceritakan perjalanan dari Alam masih kecil hingga dia beranjak dewasa. Ia harus berurusan dengan masalah- masalahnya di sekolah, masalah percintaan oleh dari nafsunya, dan menahan amarah atau emosinya atas dendam yang di lakukan atas stigma buruk dari masyarakat karena selalu mendiskriminasi keluarganya.
Kelebihan :
Sesuai dengan covernya isi dari novel ini sangat menarik karena menceritakan tentang sisi -sisi yang tidak di ceritakan oleh guru sejarah kita tentang aktivis -aktivis yang mencari atau membersihakan keluarga atau keturunan dari Eks- Tapol.
Sejarah kelam dari masa orde baru
Covernya yang cukup menarik.
Kekurangan :
Novel ini mungkin ada beberapa adegan yang cukup sensitif untuk dibaca para pembaca
Terlalu panjang saat menjelaskan tentang sesuatu yang membuat buku terlalu lama atau terlalu panjang
Kesimpulan :
"Namaku Alam" adalah novel yang sangat luar biasa untuk perjalanan seorang anak yang mencari jati dirinya. Novel ini juga menceritakan tentang perundungan yang terjadi di sekolah yang sayangnya masih terjadi hingga sekarang. Dannjuga tentang stigma buruk masyarakat yang diberikan yang juga mungkin masih terjadi di era sekarang ini.
Nilai -nilai yang terkandung dalam novel :
Keberanian: Sagara Alam yang berani untuk melawan siapapun yang berani menghina ataupun membully orang-orang yang ia sayangi
Persahabatan : Sagara Alam dan kawan-kawannya yang selalu kompak bahkan saling mendukung atas apapun yang terjadi.
Cinta Kasih : Sagara Alam yang selalu mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari keluarganya
Rekomendasi :
Buku ini cocok dibaca oleh Remaja hingga orang Dewasa. Buku ini sangat cocok untuk seseorang yang mungkin mendapatkan perundungan dan bagaimana mengatasinya. Dan buku ini juga sangat cocok sekali untuk pembaca yang terarik dengan sejarah kelam Indonesia dan para aktivis.
2 notes
·
View notes
Text
Rumah Untuk Alie
Resensi Novel Rumah Untuk Alie
Judul: Rumah Untuk Alie
Penulis: Lenn Liu
Penerbit: Tekad
Tahun Terbit: 2024
Genre: Family, Slice of Life
Sinopsis:
Alie Ishala Samantha, 16 tahun, tak pernah mengira hidupnya akan sepelik ini.
Semula, dia hidup dalam keluarga yang penuh cinta, dan rumah yang selalu memeluknya. Namun, sejak dituduh menjadi penyebab meninggalnya Bunda Gianla lima tahun lalu, segalanya berubah dalam semalam. Sebutan "pembunuh" pun disematkan dalam dirinya, dan dia terus mendapatkan penolakan dan rasa sakit dari ayah dan keempat kakaknya: Sadipta, Rendra, Samuel, dan Natta.
Hidup Alie kini terasa bagai neraka. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung, malah menjadi tempat penyiksaan bagi fisik dan mentalnya. Pertanyaan ini pun kerap menghampiri Alie: sampai kapan dia harus mengalami ini semua? Akankah rumah ini kelak akan menjadi rumah lagi untuknya?
Kelebihan:
Novel ini ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, terkesan sederhana namun bermakna sangat dalam. Isi dari novel ini sendiri sangat menyentuh hati pembacanya, adegan atau kejadian yang terjadi di dalam novel ini terkesan sangat realistis seperti kejadian nyata yang bisa saja dialami oleh banyak orang diluar sana. Selain itu, novel ini mengandung banyak sekali pesan moral dan makna kehidupan yang dapat diambil oleh setiap insan manusia. Sang penulis berhasil menggambarkan karakter Alie dengan sangat tegar dan kuat, alur cerita tersusun rapi, sangat nyaman dilihat dan dibaca. Tema rumah dan pencarian tempat tinggal yang nyaman dan aman adalah tema yang sangat relevan bagi banyak orang. Ini membuat cerita mudah dipahami dan diidentifikasi oleh pembaca dari berbagai latar belakang.
Kekurangan:
Novel ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun saya sempat menemukan adanya sedikit typo pada saat membaca tetapi itu tidak begitu mengganggu. Ending dari cerita ini cenderung menggantung dan kurang memuaskan.
Kesimpulan:
Novel ini bercerita tentang anak bungsu bernama Alie Ishala Samantha yang menyimpan lukanya sendirian. Memperjuangkan penerimaan dari ayah serta keempat saudaranya atas kehilangan kebahagiaan yang dituduhkan kepadanya. Cacian, makian, serta kebencian sudah biasa ia terima, tapi tidak ada yang tahu jika Alie lelah memendam sakit sendirian. Segala macam luka telah ia dapatkan, percobaan untuk menyerah sudah sering dilakukan olehnya sampai salah satu daru saudara nya menyadari namun masih gengsi untuk meminta maaf. Pada akhirnya, mereka semua menyesal namun Alie pun telah pergi jauh dari mereka.
Nilai-nilai yang terkandung dalam novel:
Kuat dan pantang menyerah: Terbukti pada saat Alie berulang ulang disakiti, dicaci maki, dilukai fisik dan mentalnya namun ia tetap menjadi gadis periang yang sellau menuruti perkataan ayah dan saudara-saudara nya.
Keberanian: Terbukti pada saat Alie yang akhirnya berani menentang perkataan yang tidak benar yang ditujukan padanya, walaupun setelah itu ia kembali dikucilkan bahkan lebih parah dari sebelumnya.
Kasih sayang: Walaupun ia diperlakukan seenaknya, Alie masih sangat perhatian dengan anggota keluarganya. Ia masih memasakkan nasi goreng kesukaan abang nya, ia masih mengurus kakak nya yang terkena demam, ia masih menyetrika kemeja kerja ayahnya, dan lain sebagainya.
Keadilan: Alie tidak mendapatkan hak keadilan yang seharusnya ia dapatkan, namun pada akhir cerita saat saudara nya mulai menyadari segala perbuatan mereka, mereka meminta maaf dan berjanji untuk menjadi lebih baik lagi setelah ini walaupun terkesan sangat terlambat.
Rekomendasi:
Saya sangat amat merekomendasikan buku novel ini untuk para pembaca yang ingin menangis, target buku ini cenderung untuk remaja karena isinya sangat relate dan bermakna dalam.
2 notes
·
View notes