#Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
Explore tagged Tumblr posts
Text
KOMPLEKSITAS FIRQAH WAHABI DI INDONESIA
Oleh Mohammad Siswanto
Secara DNA, Wahabi tidak ada kaitannya dengan Firqah Khawarij di masa Salaf. Akan tetapi mereka (Wahabi) mewarisi sifat kaum Khawarij itu sendiri. Yaitu Takfiri dan menganggap semua orang diluar golongannya adalah sesat, dan hanya merekalah yang paling benar. Sama halnya seperti kaum Khawarij, Wahabi pun terpecah belah menjadi kelompok yang kecil-kecil. Di Indonesia terdapat tiga poros utama Wahabi, yaitu Wahabi Murji'ah, Wahabi Khawarij, dan Wahabi Haraki/Politik/Hybrid. Kelompok pertama adalah Wahabi Murji'ah yang terkanal dengan doktrin: TAAT PADA ULIL AMRI. Wahabi Murji'ah ini cenderung apolitis atau mengharamkan pengikutnya untuk berpolitik, melarang mengkritik pemerintah karena dianggap tabu, serta tidak ikut berpartisipasi dalam pemilu karena merupakan produk dari demokrasi yang tidak ada dalil syar'inya, juga dianggap membawa perpecahan umat. Namun meski begitu, beberapa dari ustadz-ustadz Wahabi Murji'ah membolehkan untuk berpartisipasi dalam pemilu. Alasannya untuk mencegah terpilihnya pemimpin yang zolim, maka mereka mengajak jamaahnya untuk tetap nyoblos ke TPS. Pada dasarnya, doktrin "TAAT PADA ULIL AMRI" yang diusung oleh Wahabi Murji'ah di Indonesia adalah doktrin turunan Ulama Wahabi untuk mempertahankan status quo pemerintahan Rezim Saud. Hal ini bertujuan agar tidak ada rakyat Saudi yang mengkritik atau memberontak kepada Raja Saudi, dan stabilitas politik dalam negeri aman. Dalam agenda Wahabisasi di Indonesia, mereka lebih cenderung menggunakan pendekatan soft, yaitu dakwah di mimbar-mimbar Masjid atau media seperti TV, Radio, Internet (Website atau Blog di laman Google) dan Sosial Media (YouTube, Facebook, Instagram), membangun ponpes, sekolah, dan perguruan tinggi, serta pendirian lembaga penerbitan buku yang menerjamahkan buku-buku hasil karya pemikiran Ulama Wahabi. Mereka juga menerjemahkan kitab Ulama-Ulama Ahlussunnah, tapi disesuaikan dengan pemahaman Wahabisme. Dan itu merupakan bentuk kejahatan intelektual karena mendistorsi karya ilmiah orang lain.
Kelompok Wahabi Murji'ah ini pun terpecah belah, saling cela, takfir, dan tahdzir. Diantaranya Halabiyun Rodja, yang tokoh-tokohnya seperti Yazid bin Abdul Qadir Jawas (rekan Alm. Ja'far Umar Thalib saat mengajar di Yayasan Pendidikan milik Al-Irsyad), Abdul Hakim bin Amir Abdat, Firanda Andirja, Khalid Basalamah (yang paling banyak digandrungi anak-anak Hijrah Instant karena Public Speakingnya yang bagus), Syafiq Riza Basalamah, Yahya Badrussalam, dst. Lalu kelompoknya Dzulqarnain M. Sunusi pecahan Halabiyun Rodja, yang oleh Salafi RII dijuluki kelompok MLM (Manhaj Linglung Mubtadi' [Ahlul Bid'ah]. Alasan dari Dzulqarnain M. Sunusi menyempal dari RodjaTV dan mentahdzir Ustadz-Ustadz yang ada di dalamnya, karena Yayasan Cahaya Sunnah yang menaungi pendirian RODJATV didanai oleh Yayasan Ihya at-Turots, sebuah LSM Swasta yang berpusat di Kuwait dan menjadi salah satu pendonor gerakan jihad Al-Qaeda. Ustadz Dzulqarnain tidak setuju akan hal itu karena bertentangan dengan doktrin "TAAT PADA ULIL AMRI" yang dipegang oleh Salafi Halabiyun Rodja, sedangkan Al-Qaeda adalah Salafi kubu Jihadi/Khawarij yang anti pemerintah. Kemudian Salafi RII (Radio Islam Indonesia) atau sering disebut Salafi Luqmaniyun (merujuk tokoh utamanya yaitu Luqman Ba'abduh), kelompok Wahabi Murji'ah ini paling keras sekali mentahdzir kelompok Wahabi lainnya. Orang-orang Salafi Wahabi yang menjadi lawannya menjulukinya dengan sebutan JAHIL (Jaringan Hizby Luqmani) dan Jamaah Ahli Tahdzir. Ciri kelompok Salafi RII dibanding yang lainnya adalah mengharamkan bentuk gambar apapun baik yang berupa sketsa atau video, haram ikut pemilu dan ikut aktivitas politik apapun, dan haram membentuk organisasi/yayaan. Tidak seperti jamaah Halabiyun Rodja yang pengikutnya masih ikut dalam aktivitas politik seperti Tengku Wisnu, atau Ustadz Khalid Basalamah yang ikut pemilu nyoblos di TPS. Juga dalam hal dakwah yang masih membolehkan direkam kamera saat memberi kajian agama. Yang mana itu semua melanggar doktrin "SEMUA BID'AH ADALAH SESAT" yang dipegang secara teguh oleh pendahulu mereka, yaitu Pasukan Ikhwan. Adapun tokoh-tokoh Salafi RII diantaranya Ustadz Luqman Ba'abduh, Muhammad Umar As-Sewed (rekan Alm. Ja'far Umar Thalib saat membentuk Laskar Jihad dalam konflik SARA di Maluku), Helmy Abdul Qodir Bajri, dst. Sama seperti Salafi Halabiyun Rodja, Salafi RII juga memiliki sempalan yang dipimpin oleh Ustadz Askari Al-Bugisi, yang tidak tahan dengan sikap tahdzir yang berlebihan dari Salafi RII terhadap kelompok Wahabi Murji'ah yang lainnya. Selanjutnya ada Salafi Jaringan Dammaj, Yaman lainnya, yang menamakan dirinya Salafi Al-Hujjah atau disebut Salafi Turoby. Tokoh utamanya adalah Abu Turob Saif, murid Syaikh Yahya Al-Hajuri yang mentahdir Luqman Ba'abduh (Salafi RII), Dzulqarnain M. Sunusi, dan kalangan Salafi Wahabi yang mendirikan yayasan untuk dakwa seperti Yayasan Cahaya Sunnah (RodjaTV), karena dianggap bid'ah dan menyelisihi pemahaman Wahabi yang murni. Terakhir adalah Wahabi Murji'ah kubu Alm. Ja'far Umar Thalib mantan Panglima Laskar Jihad di Ambon. Dia menamakan dirinya dan orang-orang yang mengikutinya sebagai Salafi Al-Ghuroba. Karena memisahkan diri dari kelompok Salafi-Salafi yang lain. Ja'far Umar Thalib ini yang terang-terangan mengakui bahwa ajaran Islam yang dipahaminya itu adalah apa yang disebut oleh orang Sunni dan Syiah sebagai ajaran WAHABI dan dia bangga memakai nama Madzhab Wahabi itu.
Kedua adalah Wahabi Khawarij. Kelompok ini muncul diawali dari sejarah penolakan Pasukan Ikhwan terhadap agenda modernisasi semenanjung Arabia oleh Abdul Aziz Al-Saud, pendiri Wangsa Saudi III. Pasukan Ikhwan beralasan bahwa produk IPTEK merupakan Bid'ah Kafir yang menyelishi syariat Islam (Semua Bid'ah Sesat). Akibat penolakan tersebut, akhirnya mereka melakukan pemberontakan terhadap Abdul Aziz Al-Saud yang dibantu Inggris pada tahun 1927-1929 M. Sejak saat itu, siapa saja orang atau kelompok yang mengkritik House of Saud, maka akan mendapat label Khawarij Bughot yang wajib untuk diperangi. Kemudian pasca pemberontakan yang dilakukan Juhayman Al-Otaybi murid Syaikh bin Baz, saat musim haji tahun 1979 M, yang menduduki Masjdil Haram dan menumpahkan darah ratusan jamaah haji. Perjuangan Wahabi Khawarij dilanjutkan oleh Osama bin Laden dan Al-Qaedanya beserta afiliasi, seperti Boko Haram, Al-Shabab, JI, ISI a.ka. ISIS a.k.a. ISIL a.k.a IS, Jabhat Al-Nusra, dst. Kelompok Wahabi Khawarij inilah yang masih Kaffah mewarisi ajaran Jihad Muhammad bin Abdul Wahhab (Imam Wahabisme) memberantas bid'ah dan syirik. Adapun kelompok Wahabi Khawarij di Indonesia adalah Jamaah Islamiyah (JI) yang tokoh utamanya adalah Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar. Kemudian JI membentuk organisasi turunan seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang diwakili oleh Abu Jibril. MMI kemudian pecah dan dibentuk JAT yang dipimpin oleh Sholeh Ibrahim. Lalu ada JAD pecahan dari JAT yang didirikan oleh Aman Abdurahman, yang berbaiat kepada ISIS. Ada juga Mujahidin Indonesia Timur (MIT) jaringan Alm. Santoso yang bergerilya di Poso. Bagi kelompok Wahabi Khawarij, pemerintah Arab Saudi dianggap tidak bermoral, korup, berorientasi ke Barat, dan sudah melenceng jauh dari ajaran Wahabisme. Tak hanya itu, bagi pemerintahan negara muslim mana saja yang menerapkan sistem demokrasi, mereka akan perangi karena dianggap berhukum dengan taghut bukan berhukum dengan hukum Islam. Maka Wahabi Khawarij ini memusuhi kelompok Wahabi Murji'ah yang dianggapnya membiarkan kebatilan dan tidak melawan pemerintah yang berhukum pada taghut. Akan tetapi, Rezim Saud menerapkan politik standar ganda terhadap kelompok Wahabi Khawarij ini. Jika mereka membuat kekacauan di dalam negeri Saudi, maka akan dicap Bughot dan diperangi. Sebaliknya jika Wahabi Khawarij membuat kekacauan di luar Saudi, atau negara yang jadi lawan geopolitik House of Saud. Kelompok Wahabi Khawarij berubah statusnya menjadi "Mujahidin Penegak Syariat Islam", dan didanai penuh oleh pemerintah Saudi.
Yang terkahir adalah Wahabi Haraki/Politik/Hybrid. Kelompok Wahabi Haraki ini seperti bunglon, beraksi dan berganti mode sesuai keadaan. Terkadang mereka condong ke Wahabi Murji'ah, di kondisi lainnya mereka merapat ke Wahabi Khawarij. Akan tetapi secara tindakan dalam mengkritik pemerintah, mereka hanya melakukannya secara verbal melalui orasi di TV atau sosial media seperti YouTube untuk menyampaikan aspirasinya. Tidak seperti kalangan Wahabi Jihadi yang menggunakan jalan kekerasan melalui serangan terorisme untuk melawan pemerintah. Atau siapa saja kelompok yang dianggapnya telah menyimpang dari ajaran agama. Tokoh-tokoh Wahabi Haraki di Indonesia seperti Zaitun Rasmin (Ketua Umum Wahdah Islamiyah), Oemar Mita, Duo Ustadz Hari Kiamat Rahmat Baequni dan Zulkifli Muhammad Ali, Soni Eranata a.k.a Abu Hussein At-Thuwailibi a.k.a. Maaher At-Thuwailibi, dan jaringan Yayasan Al-Sofwa.
#wahabi #salafi #sunni #perpecahan mazhab #syiah #sejarah #islam #dunia #arabspring #indonesia #geopolitik
0 notes
Text
Beberkan Temuan Baru Terkait Kasus Pencabulan Santri, Kapolres Banjarnegara: Bukan Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
Beberkan Temuan Baru Terkait Kasus Pencabulan Santri, Kapolres Banjarnegara: Bukan Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
RELASIPUBLIK.OR.ID, BANJARNEGARA || Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membeberkan sejumlah temuan baru terkait ungkap kasus tindak pidana pencabulan sesama jenis terhadap santri yang dilakukan oknum ketua yayasan pendidikan di berinisial SAW Alias JS (32) warga Desa Banjarmangu Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Setelah Dilakukan pendalaman oleh Tim penyidik Sat Reskrim Polres…

View On WordPress
0 notes
Text
“Bagus itu, bapak juga berharap jodohmu juga dapat dari pondok.” Sela bapak ketika adek memancing pembicaraan kepada bapak bahwa aku mau mondok.
Seakan-akan, beliau lupa dengan pertemuan kemarin, ketika Kak Al turut menyampaikan keinginanku kepada bapak untuk tidak melajang lagi, hampir satu tahun yang lalu. Atau jangan-jangan beliau sengaja melupakannya karena tatapan yang tidak mengenakan, ketika mendeskripsikannya sedikit saat paruh waktu yang lalu?
Huft, pilihan yang berat.
Selain dirinya, memang ada beberapa anu yang masuk ke dalam list pilihanku ... selain dirinya, yah. Yang mana jika dibandingkan dengan dirinya, mereka pernah mondok dan lulusan ponpes/kampus agama. Selain itu, mereka juga hafal Al-Qur’an, tahsin dan tajwidnya layaknya seperti mendapatkan sanad, minhajus salaf, serta berasal dari keluarga yang agamis.
Dan mereka juga bersedia, dan lebih mudah diketahui informasinya karena mereka merupakan teman dari istrinya sahabatku, yang mana istrinya juga se-tipe dengan mereka (sama-sama pendidik) karena satu yayasan pendidikan (cukup) terbesar di kota ini. Bahkan istrinya sekelas mahasiswa STIBA, karena pernah di sana meski sejenak.
Sekali lagi, ini cukup berat untuk dipikirkan.
.
.
.
.
.
Tapi sekali lagi, aku tidak suka membanding-bandingkan orang. Terkesan tidak baik. Aku pikir semuanya sama selama se-manhaj dan satu tujuan.
.
.
.
.
.
Tuh kan, jadi panas hati.
Oh my dear, kamu jangan ikutan pusing untuk mermikirkan hal ini. Jika sudah tahu beban yang dipikul itu berat, untuk apa dibawa jika tempat yang cocok untuk mengadukan masalah ini hanya kepada Allah? Lupakan aku sejenak, dekati Allah Yang Maha Adil. Semoga dilema ini bisa segera selesai ya, tolong titip undangan dan salam hangat kepada suamimu jika kamu melangkah duluan, lagi-lagi aku kesulitan untuk meneruskan pembicaraan ini kepada orang tua.
3 notes
·
View notes
Text
Kirab dalam Rangka HSN 22 Oktober
“Terakhir ikut jalan santai sepertinya SMA pas HUT SMADA, jadilah kirab dalam rangka hari santri ini jadi momen berkesan”
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional atau biasa disebut HSN ke 3 ini ada yang berbeda dari tahun tahun sebelumnya. IMAN PKN STAN bekerja sama dengan Ponpes Jamiyyah Islamiyah mengadakan Kirab Santri sekaligus silaturahmi. Acara ini diharapkan mampu meningkatkan semangat juang para santri yang tak lain adalah Mahasiswa PKN Stan. Kirab Santri dimulai dari Pondok Putri, Raudhlatul Imaniy hingga finish di Ponpes Jamiyyah Islamiyah.
Acara dimulai dengan doa bersama, lalu dilanjutkan berjalan dengan diiringi lantunan shalawat oleh tim hadrah IMAN PKN STAN, Badrut Tamam. Diikuti oleh santri putra yang membawa umbul- umbul sebagai identitas Nahdlatul Ulama. Tidak kalah dengan santri putra, santri putri mengikuti kirab dengan membawa berbagai tulisan khas santri yang cukup menggelitik.
Sesampainya di Ponpes Jamiyyah Islamiyah kami lalu berziarah ke makam para pendiri Yayasan. Menurut penuturan pengurus, ponpes ini adalah salah satu pondok pesantren berasaskan faham ahlusunnah waljamaah an- nahdliyah terbesar di Tangerang Selatan. Sesampainya di makam para santri peserta kirab lalu mengambil wudhu lalu lanjut melantukan tahlil. Acara berlangsung khidmad, seperti kebanyakan makam orang alim suasana makam sangat dingin. “mba nit kok mesti ya lek nde makam wong alim ki adem” celetuk ku. “yo mesti la, kan akeh malaikate” jawab beliau singkat.
Ada yang mencuri perhatian yaitu santri ponpes yang tanpa ada komando berebut menata sandal kami yang tak lain hanyalah tamu. Disitulah ciri khas pondok pesantren yang tak dapat digantikan oleh pendidikan formal terbaik dinegeri ini sekalipun. Bab adab dan ke takdhiman pada kyai lewat hal- hal yang bagi sebagian orang remeh tapi jadi perhatian bagi para santri, adab pada tamu misalnya.
Setelah selesai melangitkan doa- doa kami dikumpulkan diaula untuk mendengarkan sambutan dari pengurus pondok. Ia menyampaikan bahwa menjadi santri harus “wani topo”, sabar dalam mencari ilmu. Kini santri sudah mendapat perhatian lebih dari pemerintah, sudah seharusnya bukan hanya bangga menjadi santri tapi juga harus jadi santri yang membanggakan. Selama dipondok kami tak banyak ambil gambar karena adab yang harus kami jaga.



0 notes
Photo

17 Agustus '45 Sebagai Tonggak Awal Ma'rifatullah dan Membangun Indonesia dengan Ilmu dan Adab Agustus 30, 2018  Karanganyar - Safari Da'wah dan Tabligh Akbar oleh Al Ustadz KH. Abdul Somad, Lc, MA dengan mengambil Thema "17 Agustus '45, Sebagai Tonggak awal Ma'rifatullah dan Membangun Indonesia dengan Ilmu dan Adab" di Ma'had Tahfizhul Qur'an Isy Karima, dusun Pakel, desa Gerdu, KM. 34, kecamatan Karangpandan kabupaten Karanganyar. Selasa (28/8) Turut hadir dalam acara tersebut Al Ustadz KH.Abdul Somad, Lc, MA., Ustadz Shihabudin, A.M. Al Hafidz, Lc ( Ketua YSPII/Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Ponpes Isy Karima), H Rohadi Widodo (Wakil Bupati Karanganyar), Letkol Caj Achsin (Kasiter Korem 074 /Wrt), Kompol Dyah (Wakapolres Karanganyar), Kapten Cpl Sutatna (Mewakili Dandim 0727/Karanganyar), Drs. Samsi (Sekda), H. Mustain Ahmad SH.MH (Kemenag), H. Zanudin (Ketua MUI Karanganyar), Habib Sholeh, Dr. Pamuji, Badarudin (FKUB), Agus Cipto Waloyo (Kesbangpol), Ustad Sanif Alisabana (Pimpnan Ponpes Salman Al farezi), AKP Ibrayadi (Kapolsek) dan Ketua Ormas Islam.  Dalam penyampaian Tausiyah yang di sampaikan oleh Ustadz KH. Abdul Somad, “Masa depan Indonesia di awali dengan mimpi dengan ajaran Al Quran dan mau mengamalkannya, maka Negara Indonesia akan kuat dan kokoh serta damai. Kita bisa kehilangan kesadaran tapi yang tidak bisa di rusak memori hafalan Al Quran. Al Quran jangan kita lupakan, jika kita hafal Al Quran maka otak kita tidak bisa di pengaruhi oleh dari pihak lain. Jangan kita sudah baik dan bisa hafal Al Quran tetapi dilingkungan kita masih banyak maksiat, maka kita juga akan merugi. Mari kita cari ketenangan jiwa dengan membaca Al Quran, warga Karanganyar sudah disiapkan tempat paling nyaman untuk menenangkan jiwa dan hati yaitu di Ponpes Isy Karima. Maka berbondong bondonglah mencari ilmu untuk bekal di dunia dan akhirat.  Saya merasa tenang di Ponpes Isy Karima ini, melihat santri yang santun santun dan mendengarkan alunan suara bacaan Al Quran. Yang hafal Al Quran, sudah ada janji Allah, “jika kita hafal Al Quran maka akan di masukan ke dalam surga. Di Ponpes ini selain kita menghafal Al Quran ternyata ada lingkungan masyarakat j https://www.instagram.com/p/BnF-rTMBO7Z/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1ocs00zhsuhmx
0 notes
Text
Ponpes Al-Hikmah Dapat CRS Bulog Rp 50 Juta -koranmemo.com
New Post has been published on http://koranmemo.com/ponpes-al-hikmah-dapat-crs-bulog-rp-50-juta/
Ponpes Al-Hikmah Dapat CRS Bulog Rp 50 Juta
Tulungagung, (koranmemo.com) – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Tulungagung menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) ke berbagai lembaga yang dianggap membutuhkan. Kali ini CSR sebesar Rp 50 juta disalurkan ke pondok pesantren (ponpes) Al – Hikmah di Desa Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Penyerahan dana CSR itu untuk program kemitraan bina lingkungan guna pembangunan sebuah yayasan pendidikan di Ponpes tersebut. Penyerahan CSR langsung diberikan oleh Kepala Divisi Regional Perum Bulog Jatim, Muhammad Hasyim didampingi Kepala Perum Bulog Subdivre Tulungagung, Khrisna Murtianto.
“Penyerahan bantuan ini merupakan wujud kepedulian bulog kepada masyarakat. Mungkin nilainya tidak terlalu besar, tapi ada tali silaturahmi bulog dengan masyarakat,” kata Muhammad Hasyim kepada koranmemo.com kemarin.
Dikatakan, bantuan yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp 50 juta dengan harapan dana itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan ruang kelas di pondok pesantren tersebut.
“Program kemitraan bina lingkungan ini juga merupakan bentuk tanggung jawab bulog pada lingkungan sekitar. Selain melaksanakan tugas pokok menjaga ketersediaan, harga dan terjangkaunya bahan pokok untuk rakyat, bulog juga harus memberikan perhatian akan kebutuhan masyarakat sekitar area kerja,” katanya.
Hasyim menambahkan, sebenarnya banyak program yang dibuat oleh bulog untuk menyalurkan dana CSR tersebut. Untuk program peduli lingkungan, selain di pondok pesatren, juga ke masjid, yang membutuhkan bantuan pembangunan. Program ini untuk mendekatkan dengan masyarakat. Selama ini masyarakat hanya mengetahui jika bulog hanya menyalurkan beras, gula dll.
Selama 2017, progam bantuan sosial yang telah disalurkan ke masyarakat misalnya untuk pembangunan SMA Sunan Kalijaga Ponorogo, kegiatan BUMN berbagi saat ramadan, serta pasar murah bahan pokok di Batu.
Sementara itu, Pengasuh PP Al-Hikmah KH Zainal Fanani mengatakan di pesantrennya memang sedang melakukan pembangunan untuk ruang kelas. Rencananya, ruangan itu dimanfaatkan untuk sekolah raudlatul atfal atau untuk mengaji anak-anak serta madrasah ibtidaiyah atau setingkat sekolah dasar.
Zaenal menjabarkan hingga kini untuk MI ada sembilan kelas. Dengan adanya bantuan itu, ke depan diharapkan semakin menambah fasilitas, sehingga anak-anak juga bisa leluasa belajar. Selain itu, dengan ruang kelas baru, untuk mengajar guru juga bisa lebih fokus.
Reporter: Deny Trisdianto
Editor: Achmad Saichu
0 notes
Photo

Perbankan BUMN Berikan 200 Juta untuk Pesantren dan Panti di Malang
MALANGTODAY.NET - Dalam bulan suci Ramadan 1438 Hijriyah ini, perbankan yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) kepada empat pondok pesantren dan yayasan panti asuhan di wilayah Malang Raya. Penyerahan dana tersebut dilakukan berbarengan dengan kegiatan buka puasa bersama dan santunan kepada seribu anak yatim yang berlangsung di Hotel Harris, Kota Malang, Senin (19/06) sore. Penyaluran SCR tersebut diberikan oleh masing - masing bank milik BUMN diantaranya Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Mereka memberikan bantuan kepada Ponpes Bahrul Maghfiroh sebesar Rp 50 juta, Yayasan Al Khidmah Rp 50 juta, Yayasan Khoiru Ummah Rp 50 juta dan Yayasan Pendidikan Islam Al Huda Rp 50 juta. Direktur Utama Bank Mandiri, Kartiko Wirjoatmojo yang mewakili perbankan milik BUMN mengungkapkan, dana tersebut diberikan agar mereka dapat membenahi sarana dan prasarana pendidikan agar semakin maju. "Agar pendidikan kita semakin maju, tentu anak - anak perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang mewadai. Selain itu kita juga memberikan santunan kepada masing - masing anak sebesar Rp 300 ribu," ungkapnya beberapa saat lalu. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf pada sambutannya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ini. Sehingga dengan kepeduliannya ini dapat membahagiakan para santri dan anak yatim piatu. "Tentu bantuan dari Himbara ini cukup membantu kita semua, semoga juga bisa membahagiakan adik - adik di bulan syawal nanti. Mudah - mudahan makin sukses, sehingga yang dibagikan semakin banyak," paparnya. Lanjutnya, Gus Ipul sapaan akrabnya juga menyampaikan salah satu ajaran islam. Dimana setiap insan yang membahagiakan anak yatim, maka akan selalu mendapat kemuliaan dari Allah SWT. "Anak yatim ini termasuk orang yang dimuliakan oleh Allah, makan yang peduli juga akan dimulyakan oleh Allah," katanya. Selain itu, ia juga berpesan kepada para anak yatim untuk selalu belajar dengan tekun agar menjadi orang sukses. Sebab menurutnya, kesuksesan itu bukan tidak mungkin akan menghampiri mereka. "Adik - adik tidak perlu berkecil hati, selalu belajar dengan tekun. Rosulullah itu yatim piatu, tapi luar biasa. Bahkan juga banyak orang sukses yang dulunya yatim piatu," jelasnya. Dalam kesempatan ini, mereka yang hadir juga diajak untuk salat tarawih berjamaah dan dilanjutkan dengan melihat hiburan musik dari salah satu grub band papan atas, GIGI.(yog/zuk)
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/perbankan-bumn-berikan-200-juta-untuk-pesantren-dan-panti-di-malang/
MalangTODAY
0 notes
Text
Gubsu dan Kepala BNPT Resmikan Masjid Al Hidayah di Deliserdang
Deli Serdang (SIB)- Gubsu H Tengku Erry Nuradi bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius meresmikan Masjid Al Hidayah di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah di Desa Sei Mencirim, Kutalimbaru, Deli Serdang, Jumat (24/2). Ponpes Al Hidayah ini dulunya bernama Ponpes Darusy Syifa' II diresmikan Gubsu, 11 Juni 2016. Kini, Ponpes Al Hidayah merupakan pesantren atau sekolah khusus penanganan anak-anak mantan teroris yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Gubsu Erry mengatakan tidak hanya anak-anak mantan teroris saja yang perlu pembinaan khusus. "Kita semua juga penting untuk membangun keseimbangan antara fisik material dan mental spiritual. Perpaduan kedua aspek antara pembangunan fisik material dan mental spiritual secara seimbang mutlak diperlukan," tandas Erry. Erry juga menyebutkan, di lingkungan pesantren, masjid tidak hanya digunakan untuk sholat semata, akan tetapi juga sebagai pusat kegiatan umat mulai dari membina, menempa dan menanamkan nilai-nilai keimanan serta mempererat ikatan persaudaraan. Di masjid inilah akidah Islam ditanamkan dan ibadah lainnya dilaksanakan. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peran dalam aktivitas sosial kemasyarakatan dan bahkan kemiliteran. Di sisi lain, Gubsu juga menjelaskan masjid dapat mempersatukan umat untuk saling berinteraksi dan bersilaturahmi dalam mencapai kerukunan di internal umat itu sendiri, yang berdampak kepada peningkatan persatuan seagama yang mencirikan ukhuwah Islamiyah. "Keberadaan masjid harus punya daya syiar yang tinggi guna mendatangkan hasrat dan motivasi yang tinggi bagi umat Islam, untuk berada dan beribadah di dalamnya," tutur Erry. Sementara, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menyebutkan, bahwa keberadaan Masjid Al Hidayah sekaligus pesantren ini dibangun sebagai pembinaan untuk mengantisipasi paham radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat. Diharapkan Suhardi, pesantren ini menjadi contoh atau model bagi anak-anak para mantan dari keluarga teroris dan masyarakat sekitar. "Terima kasih kepada orang-orang yang terlibat dalam pembangunan masjid dan ruang belajar yang berada di pesantren anak mantan teroris ini. Dimana pembangunan masjid dan ruang belajar pesantren anak mantan teroris ini tidak menggunakan anggaran negara, tapi berasal dari orang-orang dermawan, donator yang tergerak hatinya membantu pembangunan pesantren ini," sebutnya. Suhardi menegaskan anak-anak harus diberi pendidikan yang baik, agar terhindar dari paham radikal dan aksi terorisme. "Kita punya komitmen untuk menanggulangi terorisme. Kehadiran pesantren ini bagian dari bentuk dan komitmen negara dalam rangka mencegah paham radikalisme," kata Suhardi Alius mengakhiri. Hadir pada acara itu Kapoldasu Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Sestama BNPT Mayjen TNI R Gautama Wirabegara, Deputi 1 Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Deputi 2 Irjen Pol Arief Dharmawan, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof DR KH Nasharuddin Umar, Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan Ketua Yayasan dan Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Ustad Khairul Gazali. (A12/q) http://dlvr.it/NT9rSz
0 notes
Text
Beberkan Temuan Baru Terkait Kasus Pencabulan Santri, Kapolres Banjarnegara: Bukan Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
Beberkan Temuan Baru Terkait Kasus Pencabulan Santri, Kapolres Banjarnegara: Bukan Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
RELASIPUBLIK.OR.ID, BANJARNEGARA || Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membeberkan sejumlah temuan baru terkait ungkap kasus tindak pidana pencabulan sesama jenis terhadap santri yang dilakukan oknum ketua yayasan pendidikan di berinisial SAW Alias JS (32) warga Desa Banjarmangu Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Setelah Dilakukan pendalaman oleh Tim penyidik Sat Reskrim Polres…

View On WordPress
0 notes
Text
Beberkan Temuan Baru Terkait Kasus Pencabulan Santri, Kapolres Banjarnegara: Bukan Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
Beberkan Temuan Baru Terkait Kasus Pencabulan Santri, Kapolres Banjarnegara: Bukan Ponpes Tapi Yayasan Pendidikan
REALITANEWS.OR.ID, BANJARNEGARA || Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membeberkan sejumlah temuan baru terkait ungkap kasus tindak pidana pencabulan sesama jenis terhadap santri yang dilakukan oknum ketua yayasan pendidikan di berinisial SAW Alias JS (32) warga Desa Banjarmangu Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Setelah Dilakukan pendalaman oleh Tim penyidik Sat Reskrim Polres…

View On WordPress
#Beberkan Temuan Baru#Bukan Ponpes#Kapolres Banjarnegara#Terkait Kasus Pencabulan Santri#Yayasan Pendidikan
0 notes