#Peringatan Hari Pahlawan
Explore tagged Tumblr posts
kantorberita · 3 months ago
Text
Sarasehan Hari Pahlawan Kota Bengkulu: Menggugah Nasionalisme di Era Digital
Sarasehan Hari Pahlawan Kota Bengkulu: Menggugah Nasionalisme di Era Digital KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-65, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu melalui Dinas Sosial (Dinsos) mengadakan sarasehan bertema “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu” di Hotel Adeeva pada Rabu (13/11/24), Acara ini dibuka oleh Penjabat (Pj) Walikota Bengkulu, Arif Gunadi,…
0 notes
hargo-news · 1 year ago
Text
Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Wakapolda: Kita Bukan Bangsa Pecundang
Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Wakapolda: Kita Bukan Bangsa Pecundang #Polri #PoldaGorontalo #Wakapolda #PimpinanUpacara #Peringatan #HariPahlawan
Hargo.co.id, GORONTALO – Wakapolda Gorontalo Brigjen Pudji Prasetijanto Hadi memimpin upacara memperingati Hari Pahlawan, Jum’at (10/11/2023). Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Mapolda Gorontalo itu turut dihadiri oleh Irwasda Polda Gorontalo dan pejabat utama. Wakapolda Gorontalo bertindak sebagai inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan membacakan amanat Menteri Sosial RI Tri…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
salmancs · 9 months ago
Text
PENDIDIKAN
mengobrol #1
Tumblr media
HARI PGN ( Hari Pendidikan dan Guru Nasional )
Tanggal 2 Mei 2024 kemarin diperingati Hari Pendidikan Nasional,sebagai hari dimana di tetapkannya untuk memperingati salah satu pahlawan nasional kita ,beliau Ki Hajar Dewantoro ,ialah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia sekaligus pendiri Pendidikan Taman Siswa.
Ada hal manarik yang dimana kala mendengar Hari Pendidikan Nasional selalu teringat juga Hari Guru, kala saat waktunya memperingati Hari Guru teringat juga hari Pendidikan Nasional
Yang mana Hari Guru pula diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 November untuk menghormati jasa-jasa guru dan mengenang berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945.
2 hal yang sebenarnya tak terpisah kala dari kita jika benar benar memahaminya dalam membicarakan Sistem Pendidikan maupun Kualitas serta Kesejahteraan Guru.
Taun ke taun dengan perkembangan dinamika yang selalu berubah2 mendorong bagaimana sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan setiap generasinya, disamping memajukan sistem pendidikan yang lebih berkualitas tak lupa bagaimana menengok kualitas dan kapasitas setiap guru maupun kesejahteraan seorang guru yang ada.
Begitu pula kurikullum kian berubah² menyesuaikan dinamikanya,disamping memiliki kelebihan maupun kekurangan,pastinya ada tujuan lain yang diharapkan dari pengelola sistem di pendidikan kita yang mana pastinya untuk dapat memenuhi kemampuan setiap individual kala nanti dalam mempersiapan era dimana era bonus demografi.
Disamping bagaimana mencapai hal semua tersebut, terkadang setiap dari kita terlupakan.
Bagaimana mencetak/mengkaderisasikan
Bagaimana mengelola/memberdayakan
Bagaimana mengkaryakan/mensejahterakan
Begitu pula akhir akhir ini pasti berbagai isu maupun berita seharunya membuat kita sadar akan bagaimana kondisi pendidikan kita baik dari sistemnya, fasilitasnya,maupun kualitas ataupun kesejahteraan seorang tenaga pendidik.
Masih adanya beberbagai tindak pidana baik siswa maupun tenaga didik yang terjadi di berbagai sekolahan atau bahkan pondok pesantren yang akhirnya membuat kekhawatiran orang tua mensekolahkan di luar dan akhirnya memilih sistem home schooling.
Masih adanya fasilitas maupun kebutuhan yang seharusnya di setiap sekolah2 yang sangat memprihatikan di berbagai daerah terutama daerah 3T.
Masih adanya politisasi uang dalam sistem pendidikan di sebuah lembaga pendidikan,yang akhirnya memberatkan para pelajar maupun orang tua dalam menbiayai proses pendidikanya yang berakibat terhenti dalam meraih mimpinya, hingga pernah adanya statment "pendidikan hanya untuk orang kaya"..
Masih adanya kesejahteraan guru yang cukup memprihatikan ,seperti guru honorer baru menerima gaji setelah 7 tahun menunggu.
Dan mungkin masih banyak lagi pastinya
Dari hal hal tersebut menjadi suatu hal yang perlu dipahami ,yang akhirnya dan seharusnya moment peringatan hari pendidikan nasional maupun hari guru menjadi sebuah reminder penting bagi setiap diri kita terhadap kondisi pendidikan saat ini di indonesia. Bahwasanya masih perlu adanya perbaikan dari berbagai sektor yang ada serta yang terlibat dalam proses sebuah pedidikan.
Dan kedepan, 2 hari sekali disini , coba kembali kita mengobrol bertukar insight bersama akan esensi sebenarnya masing2 peran dalam dunia PENDIDIKAN ..baik selaku tenaga pendidikan,orang tua, lingkungan, pengelolaan sistem pendidikan dlsb.
Terimakasih Aku terima kasih Terimalah kasihku
#BISMILLAHRUMAHCENDEKIA2045
5 notes · View notes
telkomuniversityputi · 16 days ago
Text
Mengenal NOAA Lebih Dalam
Sobat pengelana angkasa, tahukah kamu ada sebuah satelit yang memiliki kemampuan luar biasa dalam mendeteksi iklim? Namanya adalah NOAA, yang singkatan dari National Oceanic and Atmospheric Administration. Tapi tunggu dulu, bukan hanya iklim yang bisa terdeteksi oleh satelit ini! Bayangkan, NOAA juga mampu melacak luas kebakaran hutan, mendeteksi keberadaan ikan di lautan, bahkan mengukur tinggi gelombang laut untuk mendeteksi tsunami. Luar biasa, bukan?
Langsung saja, mari kita berkenalan lebih dekat dengan sang pahlawan angkasa, Satelit NOAA.
Dikutip dari Telkom University, Satelit NOAA adalah generasi ketiga dari satelit meteorologi milik Amerika Serikat. Sebelumnya, ada Satelit Seri-1 yang bernama TIROS (Television and Infrared Observation Satellite), dan Seri-2 yang dikenal dengan nama IOS (Infrared Observation Satellite). Kini, kita menyambut NOAA, yang hadir dengan kehebatan luar biasa. Satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 833 hingga 870 kilometer di atas permukaan bumi, dengan inklinasi orbit mencapai 98,7 hingga 98,9 derajat. Setiap hari, satelit ini mampu mengamati setiap sudut bumi dua kali dalam 24 jam. Bayangkan seberapa canggih satelit ini dalam menyajikan informasi tentang bumi yang kita cintai.
NOAA dilengkapi dengan enam sensor utama yang memiliki fungsi masing-masing. Di antaranya adalah:
AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) – Sensor yang mampu memantau berbagai saluran dari tampak hingga inframerah jauh. Sensor ini sangat berguna untuk memantau keadaan atmosfer dan lautan. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde) – Sensor yang berperan penting dalam pengamatan suhu dan kelembaban vertikal atmosfer. HIRS (High Resolution Infrared Sounder) – Sebagai bagian dari TOVS, sensor ini memantau suhu dan kelembaban dengan tingkat resolusi tinggi. DCS (Data Collection System) – Sistem ini mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dianalisis lebih lanjut. SEM (Space Environment Monitor) – Memantau kondisi ruang angkasa yang dapat mempengaruhi satelit dan teknologi di bumi. SARSAT (Search and Rescue Satellite System) – Menjadi penyelamat dengan mendeteksi sinyal darurat dari lokasi bencana atau kecelakaan. Dari keenam sensor tersebut, AVHRR adalah yang paling relevan untuk pemantauan bumi. Dengan kemampuannya untuk memantau lima saluran, mulai dari saluran tampak (visible) hingga inframerah jauh, AVHRR memberikan data yang sangat berharga untuk analisis berbagai parameter terkait hidrologi, oseanografi, hingga meteorologi. Ini adalah sensor yang sangat penting bagi kita untuk memahami dan melindungi bumi.
Satelit NOAA tidak hanya mampu mendeteksi iklim global, tetapi juga dapat digunakan untuk berbagai tujuan praktis. Misalnya, ia dapat memantau kebakaran hutan yang tengah melanda, atau mencari tahu di mana ikan-ikan berkumpul di lautan. Bahkan, untuk mendeteksi uap air yang dapat menandakan potensi hujan, serta memantau tinggi gelombang laut sebagai peringatan dini tsunami. Begitu banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari satelit ini!
Bagi kita di Indonesia, yang terletak di kawasan tropis dengan luas lautan yang mengelilingi, pemanfaatan satelit NOAA adalah hal yang sangat krusial. Misalnya, sensor AVHRR dapat digunakan untuk memantau vegetasi, mendeteksi kebakaran hutan, dan bahkan menilai kondisi sumber daya alam laut. Jika kita ingin tahu apakah ada potensi ikan di suatu wilayah laut Indonesia, kita cukup memasukkan koordinat yang relevan ke dalam sistem satelit ini. Satelit NOAA akan memberikan gambaran yang jelas, lengkap dengan data yang dapat kita gunakan untuk eksplorasi dan pengelolaan sumber daya alam.
Tak hanya itu, satelit NOAA juga dapat digunakan untuk memetakan kebakaran hutan, seperti yang terjadi di Kalimantan. Cukup masukkan koordinat lokasi yang ingin dipantau, dan satelit ini akan mengirimkan gambar yang diperbarui secara periodik. Bayangkan, seberapa cepat kita bisa mendapatkan informasi terkini tentang peristiwa yang sedang terjadi di bumi!
Untuk mendapatkan informasi dari satelit NOAA, kita memerlukan perangkat yang disebut radio cuaca. Radio cuaca ini tidak hanya berfungsi sebagai penerima sinyal dari satelit, tetapi juga dilengkapi dengan perangkat lunak untuk mengolah data cuaca menjadi informasi yang mudah dipahami. Dengan sistem deteksi yang canggih, radio cuaca bisa memberi kita data tepat waktu, bahkan beberapa menit sebelum satelit melintasi Indonesia.
Apakah kamu tahu? Satelit NOAA juga membantu kita mengakses gambar kota, hutan, hingga gambaran luas lautan yang penuh misteri. Setiap sudut bumi bisa diamati, dipantau, dan dipahami berkat kehebatan teknologi satelit ini.
Jadi, sobat pengelana angkasa, satelit NOAA bukan sekadar alat canggih untuk mengamati iklim. Ia adalah sahabat bumi yang memberikan informasi penting untuk kita semua. Dari lautan yang luas hingga hutan yang hijau, satelit ini hadir dengan berbagai aplikasi yang memudahkan kita dalam menjaga dan melindungi planet ini. Dengan data yang diberikan, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak, lebih cepat, dan lebih tepat untuk masa depan bumi yang lebih baik.
0 notes
lampung7com · 21 days ago
Text
Peringatan HUT PIPAS ke 21, Ziarah Serentak ke Makam Pahlawan
LAMPUNG7COM – Metro | Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) ke-21, serangkaian kegiatan digelar serentak di seluruh Indonesia. Salah satu agenda utama dalam peringatan ini adalah Ziarah Taman Makam Pahlawan, sebagai bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk bangsa dan negara. Di Kota Metro, dengan dipimpin oleh Ny. Dian…
0 notes
rupmoker · 22 days ago
Text
Tumblr media
Rupbasan Mojokerto Laksanakan Ziarah Makam Pahlawan dan Tabur Bunga dalam Rangka Dirgahayu Ke-21 Paguyuban Istri-Istri Pemasyarakatan
Rupbasan Mojokerto Laksanakan Ziarah Makam Pahlawan dan Tabur Bunga dalam Rangka Dirgahayu Ke-21 Paguyuban Istri-Istri Pemasyarakatan
Mojokerto, 14 Januari 2025 – Dalam rangka memperingati Dirgahayu ke-21 Paguyuban Istri-Istri Pemasyarakatan (PIPAS), Rupbasan Kelas II Mojokerto Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur melaksanakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Gajah Mada Mojokerto. Kegiatan ini diisi dengan upacara penghormatan dan tabur bunga sebagai bentuk penghargaan kepada jasa para pahlawan bangsa.
Acara berlangsung dengan khidmat, dihadiri oleh pegawai Rupbasan Kelas II Mojokerto Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur dan Lapas Kelas IIB Mojokerto Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur dan para anggota PIPAS. Kegiatan diawali dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan dan dilanjutkan dengan prosesi tabur bunga di makam-makam para pahlawan.
Kepala Rupbasan Kelas II Mojokerto Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur , Sudarso menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki makna yang mendalam, tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan tetapi juga sebagai momentum untuk merefleksikan semangat juang yang dapat menjadi teladan dalam menjalankan tugas sehari-hari.“Semangat perjuangan para pahlawan adalah inspirasi bagi kami dalam menjalankan amanah sebagai bagian dari Pemasyarakatan. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat terus menumbuhkan semangat pengabdian yang tulus kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya.
Paguyuban Istri-Istri Pemasyarakatan sebagai wadah kekeluargaan bagi keluarga besar Pemasyarakatan turut mengambil peran dalam menjaga nilai-nilai perjuangan dan solidaritas. Peringatan Dirgahayu PIPAS ke-21 tahun ini menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan dedikasi dalam mendukung tugas-tugas Pemasyarakatan.
Ziarah makam pahlawan dan tabur bunga ini menutup rangkaian kegiatan peringatan Dirgahayu PIPAS ke-21 yang sebelumnya diisi dengan berbagai kegiatan sosial dan edukasi. Paguyuban Istri-Istri Pemasyarakatan berkomitmen untuk terus mendukung dan memberikan kontribusi positif bagi keluarga besar Pemasyarakatan serta masyarakat luas.
#Kemenimipas #Ditjenpas #Pemasyarakatan #RupMokerPrima
1 note · View note
holopiscom · 1 month ago
Text
Hari Legiun Veteran RI, Menghormati Pahlawan dan Membangun Perdamaian
JAKARTA – Hari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), diperingati setiap tanggal 2 Januari. Peringatan Hari LVRI, dimaksudkan agar setiap lapisan masyarakat dapat menghormati dan mengapresiasi jasa para pahlawan yang telah berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia. LVRI merupakan organisasi yang menghimpun para veteran di Indonesia, yang dimulai dari Kongres I pada 22 Desember 1956 – 2…
0 notes
ypkm · 2 months ago
Text
Hasril Chaniago: PDRI dan Peringatan Hari Bela Negara
Hari Bela Negara 19 Desember seyogyanya diperingati secara nasional di seluruh Tanah Air, sama dengan Hari Pahlawan 10 November atau Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Sebab, jika dilihat dari intensitas dan luasnya cakupan peristiwa, lama kejadian, dampak serta besarnya pengorbanan rakyat, tak diragukan lagi bahwa peristiwa Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berlangsung selama hampir tujuh bulan (19 Desember 1948-13 Juli 1949) jelas mengandung bobot sejarah.
PDRI muncul pada 19 Desember 1948, saat tentara Belanda melancarkan Agresi Militer II dengan menyerang Ibu Kota RI Yogyakarta dan Kota Bukittinggi di Sumatera Barat. Kedua kota utama basis perjuangan itu, terutama Yogyakarta, dengan mudah diduduki Belanda karena telah dikosongkan oleh TNI yang sudah siap bergerilya. Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan para pemimpin lain ditangkap dan ditawan di Berastagi dan Bangka.
Sebelum ditangkap dan ditawan, Sukarno dan Hatta sempat mengirim kawat kepada Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera serta Menteri Luar Negeri AA Maramis dan Sudarsono di India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isinya, bila Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat menjalankan kekuasaannya, maka diberikan mandat kepada Sjafruddin untuk membentuk Pemerintah Darurat di Sumatra. Bila Sjafruddin tidak dapat melaksanakan mandat tersebut, Sudarsono diberi kuasa untuk membentuk pemerintah dalam pengasingan.
Telegram itu tidak pernah diterima Sjafruddin. Namun, Menteri kemakmuran itu berada di Bukittinggi adalah atas anjuran Hatta untuk mempersiapkan pemerintahan darurat bila Yogyakarta jatuh. Makanya, begitu mendengar berita radio bahwa Yogya telah diduduki Belanda serta Sukarno, Hatta dan sejumlah menteri ditawan Belanda, Sjafruddin langsung menggelar rapat darurat di kediaman Komisaris Pemerintah Pusat TM Hassan di Bukittinggi. Bersama Panglima Tentara Sumatera Kolonel Hidayat dan didukung Residen Sumatera Barat Mr. Sutan Mohammad Rasjid, mereka memutuskan untuk membentuk PDRI pada hari itu, 19 Desember 1948. Kabinet PDRI diumumkan Sjafruddin pada 22 Desember 1948 di Halaban.
Dengan terbentuknya PDRI, maka terpatahkanlah propaganda Belanda bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada. Sebab, melalui siaran radio, seperti dikutip dari penelusuran Mestika Zed, Sjafruddin berhasil menyampaikan pernyataan ke dunia internasional bahwa Indonesia masih ada.
Jatuhnya Yogya dan ditawannya sejumlah pemimpin menyebabkan kekuatan perjuangan Republik di Jawa sempat kacau. Tapi hal itu tidak lama karena para pemimpin militer di bawah komando Panglima Besar Soedirman dan pemimpin sipil seperti Sultan Hamengku Bowono IX, I.J. Kasimo, Soekiman Wirjosandjojo, dan Soesanto Tirtoprodjo, segera berhasil mengkonsolidasikan seluruh kekuatan perjuangan.
Pada 22 Desember 1948, tiga hari setelah membangun basis pertahanan di dekat Prambanan, Panglima Jawa Kolonel AH Nasution mengeluarkan maklumat tentang berdirinya pemerintahan militer di seluruh Jawa. Nasution mengangkat panglima-panglima divisi di Jawa sebagai gubernur militer di daerah masing-masing, seperti Kolonel Abimayu di Jawa Barat, Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah, dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur.
Prakarsa juga diambil oleh empat menteri yang berada di Solo. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri Soekiman Wirjosandjojo, Menteri Kehakiman Soesanto Tirtoprodjo, Menteri Pembangunan dan Pemuda Soepeno, serta Menteri Kemakmuran dan Persediaan Makanan Rakyat IJ Kasimo. Mereka bersama tokoh sipil, anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), dan beberapa perwira militer berapat dan memutuskan pembagian pekerjaan pemerintah pusat.
Saat itu, para pemimpin di Jawa belum tahu bahwa PDRI telah berdiri di Sumatera. Setelah mereka tahu, maka struktur pemerintahan militer maupun sipil di Jawa menyatakan tunduk dan berada di bawah koordinasi PDRI. Hal ini secara resmi disampaikan melalui laporan Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel T.B. Simatupang kepada Ketua PDRI Sjafruddin dan Panglima Sumatera Kolonel Hidayat.
Setelah komunikasi yang intensif dan koordinasi, maka pada 31 Maret 1949 dilakukan penyempurnaan dengan memasukkan sejumlah tokoh, seperti Soekiman, IJ Kasimo, Jenderal Soedirman, Kolonel Hidayat, dan Kolonel A.H. Nasution ke dalam Kkabinet PDRI.
Selanjutnya, sudah dicatat dalam sejarah, PDRI berhasil menjalankan tugasnya "menyelamatkkan Republik" hingga kemudian Mr. Sjafruddin bersama Jenderal Soedirman menyerahkan kembali mandat yang tidak pernah diterima itu kepada Presiden Sukarno di Yogyakarta pada 13 Juli 1949.
Selama hampir tujuh bulan PDRI menjalankan fungsi pemerintahan RI dengan segala suka dan dukanya, terutama di Sumatera Tengah dan Jawa, para pemimpin sipil maupun militer serta para prajurit pejuang sama sekali tidak menerima gaji dari negara.
Mereka semua disokong dan dibiayai oleh rakyat di antaranya dengan menyediakan nasi bungkus dan dukungan logistik yang diperlukan untuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Itulah inti dari bela negara, di mana rakyat dengan ikhlas, tanpa pamrih dan tanpa janji-janji kampanye, menyerahkan harta benda bahkan nyawa untuk membela negara dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dari bekas penjajah yang ingin kembali berkuasa.
Tertutup oleh Simbol Kekuasaan
Meskipun PDRI merupakan peristiwa sejarah yang telah menyelamatkan nyawa Republik Indonesia, tetapi selama nyaris setengah abad seolah-olah sengaja ditutupi, terutama di masa Orde Baru. Peristiwa yang begitu penting hanya dituliskan dalam kalimat pendek saja, terselip di antara ribuan halaman buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI) yang disunting Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Balai Pustaka (1993).
Pada halaman 161 buku SNI jilid 6 soal PDRI hanya disinggung sambil lalu saja dalam rangkaian kalimat sebagai berikut: Yogyakarta ibukota RI berhasil direbut dan diduduki dengan menggunakan pasukan payung. Presiden dan Wakil Presiden serta sejumlah pembesar negara tidak menyingkir dan ditawan oleh tentara Belanda. Tetapi sebelumnya, Pemerintah telah memberikan mandat kepada Menteri Sjafruddin Prawiranegara yang berada di Sumatra untuk membentuk dan memimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia.
Hingga 50 tahun Indonesia merdeka, nyaris tidak ada sejarawan yang peduli dengan PDRI. Pemerintah daerah Sumatera Barat melalui Gubernur Hasan Basri Durin pernah berusaha mengangkat masalah PDRI ke pemerintah pusat menjelang peringatan Ulang Tahun Emas Kemerdekaan RI (1995).
Sebagai salah seorang tim speech writer gubernur, saya ingat, Sekretaris Pribadi (Sespri) Gubernur, Gamawan Fauzi, pernah ditugaskan menyusun agenda yang akan diusulkan gubernur ketika menghadap kepada Presiden Soeharto. Salah satu agenda tersebut adalah mengusulkan sejarah PDRI dimasukkan dalam penulisan buku sejarah Indonesia.
Permintaan Gubernur Sumbar bertemu Presiden disetujui, tetapi agenda membicarakan masalah PDRI ternyata dicoret oleh Sekretaris Negara sehingga tidak pernah sampai kepada Presiden. Beberapa waktu kemudian, saya mendapat penjelasan dari Brigjen (waktu itu Kolonel) Dr Saafroedin Bahar, Staf Ahli Mensesneg Mayjen TNI Moerdiono. Beliau mengatakan kepada saya, bahwa selama Pak Harto masih jadi Presiden, PDRI tidak akan dapat tempat yang memadai dalam penulisan sejarah Indonesia. Lalu saya bertanya, kenapa begitu?
Menurut Dr Saafroedin Bahar, Pak Harto sebagai orang Jawa, memerlukan simbol-simbol tertentu berupa peristiwa sejarah untuk menopang kekuasaannya. Simbol yang disukai oleh Pak Harto itu di antaranya adalah tanggal 1 Maret dan 11 Maret. Tanggal 1 Maret mengacu kepada 'Serangan Umum 1 Maret 1949' terhadap Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Soeharto sendiri. Sedangkan tanggal 11 Maret merujuk 'Surat Perintah Sebelas Maret' atau 'Supersemar' yang menjadi sumber 'legitimasi' pengalihan kekuasaan Presiden Sukarno kepada Presiden Soeharto.
Karena 'kecintaan' Pak Harto kepada dua tanggal bersejarah itulah maka selama masa Orde Baru Sidang Umum MPR sekali lima tahun selalu dimulai pada tanggal 1 Maret dan ditutup pada 11 Maret.
Lalu, apa hubungannya tanggal-tanggal tersebut dengan PDRI? "Kita harus ingat, Serangan Umum 1 Maret 1949 itu terjadi atas perintah Penglima Besar Jenderal Soedirman dalam rangka menunjukkan eksistensi PDRI kepapa dunia. Mengangkat sejarah PDRI tentu akan mengecilkan arti Serangan Umum 1 Maret. Ini akan menganggu kebanggaan Presiden Soeharto," kata Dr. Saafroedin Bahar.
Oh, begitu rupanya. Barulah saya paham, kenapa selama Orde Baru peristiwa PDRI harus diselubungi, termasuk dalam penulisan buku sejarah Indonesia. Karena membesarkan PDRI akan menganggu simbol-simbol dan kebanggaan milik pemimpin yang sedang berkuasa.
Reformasi dan Presiden SBY Membuka Kesempatan
Reformasi 1998 yang menandai berakhirnya era Orde Baru memberi kesempatan untuk mengubah banyak hal, termasuk penulisan sejarah PDRI. Bersamaan dengan itu, terbit buku hasil penelitian Mestika Zed berjudul Somewhere In The Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia sebuah mata rantai sejarah yang terlupakan. Buku yang menggambarkan secara komprehensif PDRI sebagai "Penyelamat Republik" ini dipilih Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Ikapi sebagai buku terbaik 1998 di bidang ilmu-ilmu sosial.
Mestika Zed juga berjasa mengubah secara signifikan porsi PDRI dalam penulisan sejarah Indonesia. Sebagai penulis dan editor Jilid 6 buku Indonesia dalam Arus Sejarah (IDAS) (Departemen Pendidikakn dan Kebudayaan RI dan Ichtiar Baru van Hoeve, 2004), menurut sejarawan Asvi Warman Adam, Mestika berhasil menambah satu kalimat tentang PDRI dalam SNI menjadi puluhan halaman dalam buku IDAS.
Seingat saya, Fadli Zon yang kini menjabat Menteri Kebudayaan RI, termasuk tokoh yang giat dan aktif melakukan kajian, penelitian, dan mengangkat isu mengenai PDRI dan juga PRRI. Berkaitan dengan hal itu, saya sendiri pernah diundang Fadli Zon - melalui Institute for Policy Studies (IPS) yang dipimpinnya-sebagai narasumber bersama Mestika Zed dan Farid Prawiranegara dalam seminar PDRI yang diadakan di Padang tahun 2005.
Sementara itu, tersadar dari memori ketika menulis surat Gubernur kepada Presiden Soeharto tahun 1995, Gamawan Fauzi yang terpilih menjadi Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada langsung pertama tahun 2005, melihat momentum ketika daerahnya menjadi tuan rumah Pertemuan Bilateral Indonesia Malaysia di Bukittinggi tanggal 11-14 Januari 2006.
Pertemuan empat mata antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Abdullah Ahmad Badawi hanya berlangsung selama 2 jam pada 12 Januari 2006. Sementara Presiden SBY berada di Bukittinggi selama empat hari tiga malam. Melihat ada peluang, Gubernur Gamawan Fauzi bersama Irman Gusman (waktu itu Wakil Ketua DPD RI, Senator dari Sumatera Barat) 'melobi' SBY untuk menerima tiga delegasi tokoh-tokoh masyarakat Sumatera Barat yang ingin bersilaturahmi dengan Presiden.
Melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Presiden SBY mengabulkan permintaan tokoh-tokoh Sumbar tersebut. Ketiga delegasi terdiri dari Kelompok Pejuang Angkatan 45 dan Yayasan Peduli PDRI dipimpin Thamrin Manan; Kelompok "Tigo Tunggu Sajarangan" terdiri dari Ketua LKAAM, MUI, dan Bundo Kanduang dipimpin H.KR. Dt. P. Simulia dan Rangkayo Hj. Nur Ainas Abizar; serta Kelompok 11 orang wartawan dan budayawan yang antara lain terdiri dari tokoh pers H. Basril Djabar, Ketua PWI Sumbar M. Mufti Syarfie, dan saya sendiri yang juga ditunjuk sebagai salah satu juru bicara.
Sebelum bertemu langsung Presiden SBY di Istana Negara Bung Hatta Bukittinggi, ketiga rombongan terlebih dahulu mengadakan pertemuan dan mengatur strategi bersama Gubernur Gamawan Fauzi. Selain merumuskan berbagai pernyataan, aspirasi, harapan dan permintaan kepada Presiden, setiap rombongan yang diterima dalam waktu berbeda sepakat menyampaikan satu permintaan yang sama. Yaitu, agar PDRI diberi tempat dan kedudukan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dalam rombongan wartawan dan budayawan, saya sebagai salah satu juru bicara dapat giliran bicara terakhir. Dalam kesempatan itu saya menyampaikan permintaan dengan kalimat kira-kira begini: "Bapak Presiden, kita mengetahui peristiwa PDRI mempunyai arti penting dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia. Mohon kebijakan Bapak Presiden untuk menetapkan kedudukan PDRI dalam sejarah negara kita..."
Selesai saya bicara, Presiden SBY yang didampingi Gubernur Gamawan Fauzi, Wakil Ketua DPD Irman Gusman, dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng, langsung merespon dengan spontan: "Ini kali ketiga saya menerima permintaan yang sama dari masyarakat Sumatera Barat. Saya faham, PDRI adalah peristiwa penting dalam sejarah bangsa kita," kata Presiden SBY.
Tak cukup sampai di situ. Malah Presiden langsung meminta Andi Mallarangeng menghubungkannya via telepon dengan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra yang berada di Jakarta. Setelah tersambung, masih di depan delegasi wartawan yang budayawan, Presiden SBY menyampaikan kepada Mensesneg bahwa beliau baru saja menerima aspirasi dari tokoh-tokoh masyarakat Sumatera agar menetapkan kedudukan PDRI dalam sejarah kenegaraan Indonesia.
Untuk itu, Presiden menginstruksikan dua hal kepada Mensesneg: pertama, mengundang para ahli sejarah bertemu Presiden untuk dimintai pendapat dan pandangan mengenai PDRI; kedua, mengadakan rangkaian seminar nasional tentang PDRI di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Arahan Presiden SBY tersebut langsung ditindaklanjuti Mensesneg. Di antaranya mengadakan seminar nasional di Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Andalas dengan narasumber para ahli sejarah seperti Taufik Abdullah, Anhar Gonggong, Mestika Zed, dan lain-lain.
Seminar juga menghadirkan pelaku PDRI yang masih hidup, termasuk putra-putra Alm. Sjafruddin Prawiranegara seperti Chalid dan Farid Prawiranegara. Bersamaan dengan itu, Gubernur Sumatera Barat juga mengirim surat kepada Presiden mengusulkan agar hari lahir PDRI tanggal 19 Desember 1948 ditetapkan sebagai "Hari Bela Negara".
Singkat cerita, tak sampai setahun, tatkala berkunjung ke Sumatera Barat pertengahan Desember 2006 dalam rangka acara peringatan Hari Nusantara, Presiden SBY memberi tahu Gubernur Gamawan Fauzi bahwa Kepala Negara sudah menanda tangani Keputusan Presiden (Keppres) tentang PDRI.
Keppres Nomor 28 tanggal 18 Desember 2006 itu menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara, yaitu hari besar nasional bukan hari libur. Hari Bela Negara ini setara kedudukannya dengan hari nasional lainnya seperti Hari Pahlawan 10 November dan Hari Sumpah Pemuda 28 Okktober, yaitu sama-sama hari besar nasional bukan hari libur yang diperingati setiap tahun.
Penetapan hari lahir PDRI sebagai Hari Bela Negara secara tidak langsung kemudian menjadi dasar yang kuat pula bagi ditetapkannya Ketua PDRI Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan Nasional dengan Keppres No. 113/TK/2011 tanggal 7 November 2011. Penetapan ini sekaligus mengakhiri kontroversi posisi Sjafruddin selaku Ketua PDRI yang juga selalu dikaitkan dengan keterlibatannya dalam Peristiwa PRRI.
Peringatan pertama Hari Bela Negara dilakukan pada 19 Desember 2006 di Bukittinggi dengan Inspektur Upacara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Sejak itu sampai hari ini, peringatan Hari Bela Negara rutin dilakukan setiap tahun dan dipusatkan di Sumatera Barat. Sebagai inspektur upacara selalu berganti-ganti, kadang seorang menteri dan kadang Gubernur Sumatera Barat. Namun belum pernah peringatan Hari Bela Negara dengan inspektur upacara langsung Presiden RI.
Sebagai hari besar nasional, kedudukan Hari Bela Negara sebenarnya sama dengan Hari Pahlawan 10 November dan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober yang ditetapkan dengan Keppres No. 316 Tahun 1959. Bedanya, Hari Bela Negara adalah satu-satunya hari nasional yang dmerujuk peristiwa sejarah yang terjadi di luar Pulau Jawa. Hari nasional yang lain, ditetapkan berdasarkan peristiwa yang terjadi di Pulau Jawa.
Penetapan hari lahir PDRI sebagai Hari Bela Negara, telah membuka mata seluruh bangsa Indonesia bahwa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia di seluruh Tanah Air. Bukan hanya di Ibu Kota Negara atau di Pulau Jawa saja.
Sejak penetapan Hari Bela Negara pula, mata dunia pun tertuju ke Sumatera Barat, karena banyak kegiatan dan proyek yang berkaitan dengan peringatan PDRI dan Hari Bela Negara dialokasikan pemerintah di daerah ini. Salah satu yang terbesar dan terpenting adalah Museum PDRI yang telah menelan biaya ratusan miliar rupiah dari APBN, dan 19 Desember 2024 ini diresmikan oleh Menteri Kebudayaan RI Dr. Fadli Zon, M.Sc.
Meskipun hari lahir PDRI sudah ditetapkan sebagai Hari Bela Negara sejak 18 tahun silam, namun kalau kita mau jujur, belum terasa sebagai sebuah hari nasional. Peringatan Hari Bela Negara yang dipusatkan di Sumatera Barat, dengan inspektur upacara seorang menteri atau Gubernur Sumatera Barat, masih mengesankan Hari Bela Negara terbatas sebagai 'milik' Sumatera Barat. Tidak ada peringatan di provinsi lain di seluruh Indonesia.
Sebagai hari besar nasional, sama-sama ditetapkan dengan Keputusan Presiden, sudah seharusnya peringatan Hari Bela Negara sama derajat dan cakupannya dengan peringatan hari besar nasional lainnya seperti Hari Pahlawan dan Hari Sumpah Pemuda. Yaitu diperingati dengan Inspektur Upacara Presiden RI dan dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah oleh semua instansi pemerintah, sekolah dan kampus di seluruh Indonesia.
Semoga harapan ini menjadi kenyataan pada peringatan Hari Bela Negara (HBN) di tahun-tahun selanjutnya, sehingga HBN benar-benar menjadi milik bangsa Indonesia.
Hasril Chaniago Wartawan senior pemegang Press Card Number One (PCNO) dan sertifikat Wartawan Utama Dewan Pers, penulis buku sejarah dan biografi, anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Barat.(rdp/rdp)
Sumber:
0 notes
lintasbatasindonesia · 2 months ago
Text
Sinergi TNI dan Masyarakat: Kodim 1008/tabalong Gelar Karya Bakti Pembersihan Taman Makam Pahlawan di Tabalong
  Tabalong – Kodim 1008/Tabalong menggelar kegiatan karya bakti berupa pembersihan area Taman Makam Pahlawan Tanjung Kencana yang terletak di Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong. Kegiatan ini diikuti oleh anggota Kodim 1008/Tabalong, Komcad, serta aparat pemerintah setempat, khususnya Kelurahan Mabuun.(10/12/2024) Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nusatimesid · 2 months ago
Text
Beri Penghormatan kepada Para Pahlawan Bangsa, Menteri Nusron dan Wamen Ossy Ikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Nusatimes.id – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid beserta Wakil Menteri (Wamen) ATR/Wakil Kepala (Waka) BPN, Ossy Dermawan mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Minggu (10/11/2024). “Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan Kalibata saya hadir untuk melaksanakan upacara dan menabur bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa…
0 notes
sumbartodaynews · 2 months ago
Text
PEMKAB DHARMASRAYA GELAR UPACARA HARI PAHLAWAN DAN HARI KESEHATAN NASIONAL DHARMASRAYA.
SUMBAR,SUMBARTODAYNEWS.COM — Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang diwakili oleh Sekda Dharmasraya, Adlisman bertindak sebagai Pemimpin Upacara pada Peringatan Hari Pahlawan ke-79 Tahun 2024 dan Hari Kesehatan Nasional ke-60. Upacara ini dilaksanakan di halaman kantor Bupati Dharmasraya, pada hari Minggu, (10/11/24). Sekda dalam kesempatan itu, membacakan sambutan Menteri Sosial…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kantorberita · 3 months ago
Text
Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Bengkulu: RA Denni Ajak Masyarakat Teladani Semangat Juang Pahlawan di Era Modern
Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Bengkulu: RA Denni Ajak Masyarakat Teladani Semangat Juang Pahlawan di Era Modern KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Dalam memperingati Hari Pahlawan Tahun 2024, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Bengkulu, RA Denni, menjadi inspektur upacara yang digelar di halaman Kantor Gubernur Provinsi Bengkulu, Minggu, (10/11/24), Upacara berlangsung dengan…
0 notes
hargo-news · 1 year ago
Text
Hadiri Peringatan Hari Pahlawan, Kapolda Gorontalo: Semangat Patriotisme Penting Dimiliki
Hadiri Peringatan Hari Pahlawan, Kapolda Gorontalo: Semangat Patriotisme Penting Dimiliki #Polri #PoldaGorontalo #Peringatan #HariPahlawan
Hargo.co.id, GORONTALO – Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Angesta Romano Yoyol hadiri upacara peringatan Hari Pahlawan ke-78, Jumat (10/11/2023). Kegiatan tersebut berlangsung di taman Makam Pahlawan Nani Wartabone, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Upacara ini dilaksanakan untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan keutuhan negara. Kegiatan tersebut turut…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 2 months ago
Text
TURISIAN.com - Bangunan ikonik Kota Bandung, Gedung Sate, kembali menjadi saksi momentum sebuah event bergengsi.  Ribuan masyarakat antusias memadati kawasan itu, Sabtu 23 November 2024, untuk mengikuti Fun Run dalam rangka peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-79. Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, membuka kegiatan tersebut dengan pesan yang menggelitik kesadaran akan pentingnya hidup sehat. “Olahraga itu bukan cuma saat Fun Run. Kalau bisa, minimal 30 menit sehari, lima hari dalam seminggu. Ini cara kita mencegah penyakit sekaligus menjaga tubuh tetap bugar,” ujar Bey, penuh semangat. Peserta Fun Run diajak berlari sejauh lima kilometer, namun Bey mengingatkan agar tidak memaksakan diri. “Kalau sudah lelah, istirahat. Jangan buang sampah sembarangan di water station. Tetap semangat sampai garis finis!” katanya, menekankan pentingnya keamanan dan kebersihan. Tak hanya soal lari, acara ini juga memadukan semangat olahraga dengan aksi sosial dan pelestarian lingkungan. Donor darah, penanaman pohon, hingga kegiatan sosial lainnya menjadi pelengkap yang memperkaya makna peringatan ini. Bey pun tak ragu melayangkan apresiasi kepada perangkat dinas yang berkontribusi besar dalam penyelenggaraan acara. “Kegiatan ini luar biasa. Kombinasi antara olahraga, solidaritas, dan kepedulian sosial ini patut diapresiasi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membuat peringatan Hari Bakti PU ke-79 ini lebih bermakna,” ungkapnya. Di tengah hiruk-pikuk peserta event bergengsi yang bersemangat, Bey juga mengingatkan tentang makna sejarah Gedung Sate. “Gedung ini bukan sekadar bangunan. Ada monumen di sini yang mengingatkan kita pada para pahlawan PU yang berjuang mempertahankannya di masa lalu,” imbuhnya, mengajak hadirin merenungkan nilai-nilai perjuangan. Dengan tema besar yang menyuarakan solidaritas, olahraga, dan pelestarian lingkungan, Fun Run ini tidak sekadar menjadi ajang lari bersama. Semangat yang tercipta menjadi benang merah untuk mempererat kebersamaan, memperkuat kepedulian terhadap kesehatan, dan menjaga alam. Sebuah pesan sederhana, namun berdampak panjang bagi masyarakat Jawa Barat. ***
0 notes
karanganyarkota · 3 months ago
Text
Tumblr media
KARANGANYAR — Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama, S.I.P., diwakili Kapten Arm Agus Hermawan memimpin Do'a Syukur, dalam rangka peringatan Hari Pahlawan. Dengan mengusung tema "Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu", di Mushola Al Ikhlas Makodim.
0 notes
kodimkaranganyarjawatengah · 3 months ago
Text
KARANGANYAR — Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama, S.I.P., diwakili oleh Pasipers Kapten Arm Agus Hermawan memimpin Do'a Syukur, dalam rangka peringatan Hari Pahlawan. Dengan mengusung tema "Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu", di Mushola Al Ikhlas Makodim.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes