#Pemandangan Wonosobo
Explore tagged Tumblr posts
Text
Damar
Dinginnya Subuh ini membuatku enggan untuk beranjak. Sambil mengucek mata dan mengumpulkan niat untuk bangun, aku melihat semuanya nampak sibuk, Bulik Ani sedang membangunkan anaknya yang sedang tertidur pulas, Om Reno sedang memanasi mobil di depan rumah, Bude Rima sedang sibuk menuangkan teh panas dan mempersiapkan sarapan untuk kami. Ruang tengah terlihat sesak, ada Biyung dan Bapak sedang mempersiapkan pakaian, tak lupa ada Mas Damar yang terlihat sedang membawa kertas sesekali nampak rasa cemas di rautnya.
“sudah hafal Mas? Jangan gugup, hati-hati kepleset lidah lho” ledekku kepada Mas Damar.
Hari ini akan menjadi hari bahagia Mas Damar, mempersunting sosok perempuan terbaik versinya. Kakak iparku akan sangat beruntung memiliki Mas Damar, lelaki bersahaja, sederhana dan berwawasan luas. Kebahagiaan dan kehangatan menyelimuti suasana rumah, mengalahkan sejuknya Wonosobo pagi ini. Senyum lebar dan candaan keluarga besar seperti inilah yang selalu aku rindukan saat kembali ke ibu kota. Kehangatan dan kerukunan dibalut dengan rasa ketulusan keluarga, menenangkan. Tentram.
Sejenak mataku berkeliling menatap setiap sudut kamar ini, masih apik dan tertata rapih. Tak nampak usang meski sudah lama ku tinggal. Aku tersenyum, melihat foto aku dan Mas Damar diatas meja belajar, kudapati tulisan tangan Biyung dibalik foto ini, “Damar Wulan, 19 Maret 2009” dengan usiaku yang saat itu masih SMP dan Mas Damar lulus SMK. Satu-satunya foto masa kecil yang kita miliki, ialah potret kenang-kenangan dari hasil jepretan Om Reno yang waktu itu dapat pinjaman kamera dari tempatnya bekerja sebagai tukang foto.
Menatap foto ini, pikiranku melayang ke suasana itu dan semuanya berawal dari sini, bilik kamar yang kecil dan sangat sederhana. Mas Damar adalah kakak laki-laki yang sempurna di mataku. Sesuai namanya, damar berartikan cahaya yang menerangi kegelapan dan memberikan kehangatan. Layaknya tata surya, bulan tidak akan bercahaya tanpa adanya sinar yang meneranginya, begitulah kiranya aku dan Mas Damar, tanpa Mas Damar aku tidaklah bisa menjadi aku yang sekarang ini.
“Dek, kamu mau ngga janji sama aku?”
“Janji apa Mas?”
“Kamu sekolah yang rajin nanti ajak Mas Damar ke kota yooo, soalnya Mas Damar ngga sepinter kamu, pliiiissss”
Percakapan masa kecil menjelang tidur itu selalu terngiang ketika aku pulang ke rumah ini. Berangkat dari percakapan sederhana dan mimpi Mas Damar, petualanganku dimulai. Entah mengapa, aku ingin sekali mewujudkan harapan Mas Damar pergi ke kota kala itu. Keinginan menjadi makin tidak terbendung saat melihat Biyung dan Bapak sangat antusias menonton TV yang menayangkan gedung-gedung tinggi Jakarta dan Biyung terheran-heran bagaimana cara membangunnya. Aku ingin mengajak mereka menikmati pemandangan kota, mengajak makan enak dan mengunjungi hotel untuk sekedar merasakan dinginnya AC dan empuknya sofa.
Biyung, Bapak dan Mas Damar adalah pemantik semangatku untuk terus maju dan berusaha keras menaklukan dunia. Aku tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana, Biyung bekerja sebagai tukang sayur dan Bapak menggarap sawah milik orang dengan gaji harian sedangkan Mas Damar, lulusan SMK yang melanjutkan bekerja sebagai montir sepeda motor, yaaah sesekali menjadi kondektur bus.
“Dek, pokoknya kamu harus sekolah tinggi, Mas Damar selalu mendukungmu”
“Mas, apa mungkin?”
“Dek, ingat mimpi-mimpi kamu kan dan janji yang kamu sampaikan ke Mas Damar?”
Percakapan 14 tahun lalu itu kembali menyelinap di telinga dan pikiranku. Ajaibnya, aku seperti terhipnotis saat Mas Damar mengatakan demikian. Saat aku rapuh dan menyerah, selalu ada Mas Damar yang mendukungku sedemikian rupa. Tak jarang saat aku berada di kepayahan, Mas Damar datang dengan pena dan kertasnya, lalu ia membuatkan semacam peta konsep untuk mengejawantahkan masalah dan memberikan pilihan solusi.
Aku akui, pendidikan Mas Damar memang hanya SMK tapi aku berani taruhan Mas Damar memiliki wawasan yang luas. Selama ada Mas Damar aku merasa tenang dan selalu percaya dengan apa yang Mas Damar sampaikan, termasuk tekad mendaftar ke perguruan tinggi waktu itu. Jika orang lain bertanya, darimanakah ide gilaku ini datang? Jawabannya adalah Mas Damar.
“Mas, aku ketrimo beasiswa Mas, Biyuuuuuung, Bapaaaaaaaak, Wulan kuliaaaah”
Kala itu, keputusan melanjutkan kuliah adalah keputusan sepihak antara aku dan Mas Damar. Terlihat raut muka Biyung dan Bapak mengernyitkan kening, bingung, Bapak hanya berlalu tanpa sepatah katapun. Aku mendengar Bapak bergumam sendiri di teras rumah sambil melanjutkan memotong bambu untuk pagar rumah kami, “nduk nduk, Bapak uripe wes susah kok yo kuliah, duit darimana to nduk”, gumamnya sambil menyeka keringat yang mengucur di wajah.
Aku melangkah menghampiri Biyung di dapur dan aku mendapatinya sedang menyeka air mata sambil berkata, “nduk, sudah Biyung sampaikan kan, kerjo sek nduk ojo kuliah, Wulan kan wedok toh nantinya kewajiban Wulan ngurus dapur dan menikah”. Kalimat Biyung membuat aku merasa tidak ada dukungan, sedangkan apa yang disampaikan Biyung juga bukan mimpi yang selama ini kurajut dan aku susun bersama Mas Damar.
Mas Damar menghampiriku dan mengatakan, “lanjutkan langkahmu, ada mas”
Saat itu, hanya omongan Mas Damar yang benar-benar bisa aku pegang. Aku sangat berharap dengan Mas Damar, aku percaya dengan segala mimpi yang aku rancang bersama Mas Damar.
“Mas, rewangi Wulan”
“Pamit sama Biyung dan Bapak, lusa Mas Damar temani Wulan ke Semarang”
Aku memeluk Mas Damar lekat, menangis di bahu Mas Damar sejadinya saat itu. Aku mengikuti apa kata Mas Damar, pamit dan memohon ridho kepada Biyung dan Bapak untuk tetap melanjutkan mimpi ini. Aku sampaikan pelan-pelan maksud dan cita-citaku kepada Biyung dan Bapak. Sambil menangis, Biyung terpaksa memberikan izin namun tidak dengan Bapak.
Hingga hari keberangkatanku ke Semarang, Bapak masih dengan pendiriannya untuk memintaku tidak melanjutkan kuliah karena tidak adanya biaya, namun lagi-lagi Mas Damar, ia menarikku untuk pergi. Terlihat Bapak berlari mengejar kami yang sudah duduk di angkot dan sayup terdengar teriakan Bapak dari kejauhan,
"Wulaaaaan, kok kamu sekarang enggak nuruuuuuut sama Bapaaaaak to nduuuuk”.
Aku menatap Mas Damar lekat sambil menahan tangis, ada rasa takut dan khawatir berkecamuk di pikiran, akupun berbisik kepada Mas Damar,
“mas, apa jalan kita benar?”
------------------------------------------
(Bersambung.....)
Nantikan kisah selanjutnya yang akan di update setiap malam di instagram @syafitrisudibyo dan blog syafitrisudibyo.blogpot.com .
Stay tuned teman-teman..
2 notes
·
View notes
Text
Kader Muhammad-iyah Abduh
Kader Muhammad-iyah Abduh
Kader Muhammad-iyah Abduh
Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)
PWMJATENG.COM – Jalan Sehat Milad Muhammadiyah ke 112 dan Satu Dekade RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, Ahad, 1 Desember 2024 di Alun-alun Wonosobo, dimeriahkan live music dan pembagian doorprize 3 hadiah Umroh dan ratusan hadiah menarik lainnya, berlangsung sukses meskipun dalam kondisi gerimis dihadiri ribuan warga Muhammadiyah Wonosobo. Acara diakhiri bersih-bersih lingkungan Alun-alun sampai kembali semula, rapi, bersih dan indah.
Kebersihan, kerapian dan keindahan adalah salah satu tradisi yang dibangun Muhammadiyah sejak awal. Muhammadiyah ingin meninggalkan jejak yang baik karena agama adalah kebaikan dan keindahan dalam kepribadian Islam.
Muhammadiyah tidak mungkin lepas dari Sang Pendiri, termasuk dalam soal yang sederhana yaitu kebersihan lingkungan. Dalam sejarah KH Ahmad Dahlan ketikavibadah haji yang kedua tahun 1903 beliau banyak menyerap pemikiran-pemikiran ulama-ulama pembaru dalam bidang agama, pendidikan dan kebudayaan. Beliau belajar pemikiran-pemikiran pembaruan mulai dari Taqiyudin Ibnu Taimiyah, Jamaludin Al Afghani, Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Pemikiran para ulama tersebut dalam takaran yang berbeda-beda merubah seorang Dahlan menjadi aktifis Islam yang progresif dan modernis dalam bingkai ketauhidan yang ‘murni’. Beliau wujudkan dalam amaliyah yang nyata untuk kemajuan umat. Kelak gagasan, pemikiran dan amaliyah KH Ahmad Dahlan akan menjadi basis nilai dan karakter Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang terkaya di dunia dari sisi asetnya dan telah terbukti menjadi pelopor pembaruan untuk kemajuan umat dan bangsa.
Baca juga, Menemukan Akidah Muhammadiyah di Antara Asy’ariyah dan Atsariyah
Dalam gerak perjuangan Muhammadiyah selanjutnya banyak terinspirasi pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab dalam aspek ‘pemurnian Islam’ dalam aqidah dan ibadah. Selain itu juga dengan Muhammad Abduh seorang cendekiawan Mesir kelahiran 1849 yang banyak melakukan reformasi pendidikan di Mesir. Abduh seorang pemikir Salaf tapi memiliki pandangan yang Progresif dan Modernis.
Terkait dengan persoalan kebersihan, kerapian dan keindahan telah diceritakan oleh Muhammad Abduh selama tinggal di Prancis yang jumlah muslimnya sangat sedikit, beliau melihat negara ini begitu rapi, disiplin, dan bersih. Berbeda jauh dengan pemandangan di tanah kelahirannya Mesir. Di Mesir, yang mayoritas penduduknya adalah orang İslam, ternyata jauh tertinggal dibandingkan dengan Prancis.
Beliau mengatakan suatu perkataan yang cukup terkenal hingga hari ini. Beliau berkata: “Dzahabtu ilaa bilaad al-ghorbi, roaitu al-lslam wa lam ara-al-muslimiin.Wa dzahabtu ilaa bilaad al-‘arobi, roaitu al-muslimiin, wa lam aro al-lslam”. (Aku pergi ke negara Barat, aku melihat Islam namun tidak melihat orang muslim. Dan aku pergi ke negara Arab, aku melihat orang muslim namun tidak melihat İslam).
Juga perkataan : “Al Islamu Mahjubun bil Muslimin” (Islam tertutup oleh Umat Islam). Cahaya keindahan Islam tertutup oleh perilaku buruk umat Islam sendiri yang sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam.
Dua perkataan beliau bisa ditafsirkan secara luas dalam berbagai aspek kehidupan yang merupakan kritik pemahaman keagamaan yang saat itu terbelenggu dalam madzab sehingga berakibat taqlid dan menutup pintu ijtihad sehingga yang terjadi kejumudan dan kemunduran umat Islam diperparah oleh kolonialisme dan misionaris yang terus meluas sampai kemudian umat tersadarkan begitu muncul gerakan-gerakan Islam Pembaruan yang diawali melalui kepeloporan Muhammadiyah.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 38
0 notes
Text
TURISIAN.com - Jawa Tengah kembali menjadi sorotan wisatawan dengan menghadirkan destinasi wisata baru yang semakin memikat hati para pelancong. Beragam pilihan wisata alam, sejarah, dan budaya kini semakin populer. Terutama di kalangan anak muda yang gemar berburu foto dan pengalaman unik. Berikut beberapa destinasi yang sedang hits di tahun 2024: Dieng Wonderland, Wonosobo Dieng Plateau yang terkenal dengan panorama alamnya yang memukau kini menghadirkan “Dieng Wonderland". Area wisata yang menggabungkan keindahan alam pegunungan dengan wahana kekinian. Di sini, pengunjung bisa menikmati berbagai spot foto Instagramable di antara kabut tipis khas Dieng. Serta danau-danau kecil yang dihiasi instalasi seni modern. Bukit Bintang Karanganyar Terletak di Kabupaten Karanganyar, Bukit Bintang menyuguhkan panorama malam yang menawan dengan kelap-kelip lampu kota yang bisa dinikmati dari ketinggian. Tempat ini menyediakan area khusus untuk berkemah. Di mana wisatawan dapat menikmati sunrise yang indah sembari ditemani udara sejuk pegunungan. Fasilitas seperti kedai kopi dan area BBQ juga turut menambah kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Desa Wisata Candirejo, Magelang Desa ini terkenal dengan konsep wisata yang mengedepankan kearifan lokal dan budaya. Pengunjung dapat mengikuti berbagai kegiatan tradisional seperti membuat kerajinan tangan, belajar membatik, dan mengenal budaya Jawa secara langsung. Desa Candirejo ini menjadi favorit keluarga yang ingin menghabiskan liburan dengan suasana pedesaan yang tenang dan menambah wawasan tentang budaya lokal. Tebing Breksi, Klaten Destinasi yang satu ini sudah lama populer, namun di tahun 2024 ini, Tebing Breksi hadir dengan wajah baru. Kini terdapat wahana “Sky Swing” yang memungkinkan wisatawan menikmati ayunan di ketinggian dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Selain itu, terdapat area baru untuk pementasan seni tradisional yang menambah daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Umbul Manten, Klaten Umbul Manten dikenal dengan kolam alami yang airnya jernih dan bersumber dari mata air alami. Tempat ini menjadi destinasi hits di media sosial karena keindahan air yang biru serta lingkungan yang masih asri. Wisatawan bisa berenang, snorkeling, atau sekadar bersantai sambil menikmati udara segar. Tempat ini ideal bagi yang ingin melepaskan diri dari hiruk-pikuk kota dan merasakan ketenangan di tengah alam. Gardu Pandang Bukit Cinta, Banyumas Berada di lereng Gunung Slamet, Gardu Pandang Bukit Cinta menawarkan pemandangan alam pegunungan yang menakjubkan. Spot ini dikenal dengan lanskapnya yang mempesona, terutama saat matahari terbenam. Selain itu, pengelola telah menyediakan spot foto yang unik sehingga wisatawan bisa mendapatkan hasil jepretan yang estetik dan berbeda dari biasanya. Destinasi-destinasi di atas telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan. Seperti area parkir yang luas, kafe dan restoran, hingga akses jalan yang mudah. Jawa Tengah terus berinovasi dalam menyajikan pengalaman wisata yang menarik dan berkesan. Menjadikannya pilihan favorit bagi para pencinta traveling pada tahun ini. ***
0 notes
Text
DARI PURWOSARI MENUJU WONOSOBO
"Mengenang Dieng Yang Semakin Ramai"
Minggu 10 maret 2024. Sesuai rencana semalam, hari ini kami akan jalan-jalan ke tempat wisata atau anak-anak sekarang biasa menyebut nya dengan"healing". Sedari awal kami di Purwosari memang untuk keluar bermain rasanya sedikit sulit, waktu selalu terisi dengan kegiatan KKN, hingga akhirnya, di Minggu yang sedikit lebih tenang ini, rencana nya kami akan liburan bersama. Ada beberapa tempat yang menjadi tujuan kami hari ini, Berangkat dari Purwosari posko lokasi tempat beristirahat setelah berkegiatan.
Wisata pertama yang menjadi tujuan kami adalah kahyangan view di kabupaten Wonosobo, lumayan perjalanannya kurang lebih satu jam dari posko KKN kami. Dalam rencana semalam memang waktu keberangkatan di sepakati untuk pagi hari jam tuju namun, karena mimpi dalam tidur terlalu indah sehingga bangunannya kami pun agak kesiangan. Tidak perlu di pertanyakan lagi alasannya yang pasti waktu tidurnya semalam agak sedikit larut karena ada obrolan menarik tentang "bunga yang sedang mekar di kelompok kami".
Singkat saja setelah sedikit kesiangan akhirnya, di jam sepuluh pagi kami berangkat dengan motor menelusuri bukit-bukit yang menyuguhkan pemandangan indah, kiri hingga kanan jalan di persembahkan kebun sawi hingga kebun teh milik masyarakat yang entah siapa pemiliknya, yang pasti bagi mereka yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan keindahan yang di suguhkan. Memang perjalanan cukup melelahkan, tapi keindahan yang di pancarkan telah melunturkan rasa Lela kami.
Di tengah perjalanan Aku yang sedari awal berangkat boncengan dengan teman akhirnya berpindah motor karena ada teman perempuan yang motornya susah untuk mendaki hingga aku menawarkan diri untuk menggantikannya bawa motor, karena memang tidak baik membiarkan iya sendiri menaiki tanjakan. Setelah itu perjalanan di lanjutkan suguhan keindahan tak pernah putus hingga pada akhirnya sampailah kami di pertigaan jl. Dieng. Istirahat sebentar untuk menunggu teman yang ada di belakang.
Sembari menunggu aku menatap sepanjang jalan yang ada di depan mata. Jl. Dieng serasa tidak asing, dalam hati seraya berkata "Dieng makin berubah jalan kini makin ramai". entah sudah berapa lama aku tidak berkunjung tapi terakhir kali aku kesini Dieng masih sepi dengan pengendara. Semoga, pengendara-pengendara itu bukan pengunjung yang merusak ke Asrian Dieng. Ah.. apalah daya ku hanya bagian dari pengunjung, yang tidak memiliki kekuatan untuk menghukum, tapi ya sudahlah yang terjadi biarlah terjadi semoga Dieng selalu dalam lindungannya.
Kini aku kembali lagi ketempat ini, tempat yang dahulu aku ingin tinggal di dalamnya dan menyatu bersama kehidupan yang damai berselimut dingin. Ya demikian lah dahulu aku tak sengaja mengucap kalimat itu, mungkin karena lagi merasa jatuh cinta hingga tuhan tak memberi ku jalan " merasa jatuh cinta adalah kesalahpahaman perasan, jatuhnya jadi cinta buta" katanya si begitu.
Kata orang-orang "dimana pun tempat yang kita kunjungi pasti ada kenangan yang akan teringat, entah yang romantis atau menyedihkan sekalipun".
Dalam memandang dan mengingat-ingat tentang Dieng akhirnya muncul panggilan dari teman-teman bertanda semua sudah kumpul. Aku pun segera mengambil motor dan kamipun melanjutkan perjalanan ke lokasi wisata, kebetulan tinggal beberapa menit lagi dari jl. Dieng katanya kami akan sampai. Perjalanan pun di lanjutkan, jalanan sedikit macet ketika melintasi pasar, kendaraan pun sedikit di pelan kan hingga menemukan belokan yang menuju ke lokasi tempat tujuan. Hingga pada akhirnya kami sampai di loket pertama dan langsung membayar tiket parkir, pikir ku sudah sampai! nyatanya lokasi tujuan masih di atasnya lagi dengan berkendara menaiki jalanan bebatuan yang Sedikit mengocok perut tapi seru si, lumayan!! sampai lokasi langsung lancar BAB "bagi yang sulit keluar" coba aja" wkwkwk.
Setelah sampai dan masuk aku begitu kagum dengan keindahan ciptaan tuhan di Depan mata. Bila melihat dari atas ada banyak yang di suguhkan serasa menjadi tamu istimewa, ada bukit atau gunung yang indah rumah-rumah warga tersusun rapi di perbukitan dan yang tak kala istimewa adalah telaga yang entah namanya apa tapi indah sekali.
Teman-teman melanjutkan untuk berfoto-foto, ada juga yang duduk ngobrol di kursi atau jajan dan lainnya. Sedangkan aku duduk persis paling depan menikmati keindahan yang telah di suguhkan. Sesekali membuat video untuk di simpan sebagai bukti bahwa aku pernah berada di tempat seindah ini. Memang!! soal Dieng sudah tidak asing lagi dengan tempat-tempat yang indah. Sedari awal aku mengenal Dieng dan pertama kali berkunjung memang aku sudah jatuh hati padanya hingga pada akhirnya aku kembali menyadari bahwa "pengunjung tetaplah pengunjung, bila tidak di ijinkan untuk menetap, mau gimana lagi jalan kembali harus di ingat"
Sesekali aku melihat ke teman-teman, sebenarnya biasa aja lagi pada foto! hanya saja, ada salah satu teman yang seperti mengingatkan aku kembali ke waktu itu sebab, iya seperti berada dalam cengkeraman ke bucin-an dan perasaan yang lagi menggebu-gebu. Memang!! soal perasaan, mungkin semua orang Sulit mengontrolnya. Sembari tersenyum lucu, dalam hati berkata " ternya aku dahulu seperti itu, ketika jatuh cinta" . Entahlah! Yang berlalu biarlah berlalu, setiap orang ada masanya. Katanya!!
Setelah sekian lama memandang keindahan yang terpancar di depan mata akhirnya aku kembali duduk bersama teman-teman yang sedari tadi di kursi. Tidak lama setelah aku duduk teman-teman yang sedari tadi menjemput momen dengan ber foto pun ikut datang berkumpul , entah! lelah atau mungkin hasil foto yang di dapatkan sudah memuaskan. setelah berdiskusi sedikit, akhirnya kami memutuskan untuk kembali, sebab hari semakin panas dan alarm tanda lapar pun telah berbunyi.
Motor segera di gas dengan berhati-hati hingga akhirnya sampailah kami di mi ayam pak no nama yang ku sebut sendiri karena nama itu cukup familiar untuk penjual mi ayam di Semarang. Setelah makan perjalanan di lanjutkan hingga sampai di pertigaan Dieng kami belok ke arah tambi untuk kembali ke posko. Perjalanan singkat ke Wonosobo telah selesai cerita yang indah telah di urai, entah setelah ini takdir membawa kita kemana yang pasti semoga kita masih bisa bertemu.
"Waktu telah membawa aku kembali. untuk Dieng, semoga kita bertemu kembali untuk waktu yang sedikit lebih lama. Hanya saja aku tidak ingin mengingat yang lainnya. Itu saja!.
Purwosari, 11 Maret 2024
1 note
·
View note
Text
Pintu Langit Sky View Wonosobo Wisata Spot Foto Instagramable di Dieng
Tempat keren banget namanya Pintu Langit Sky View memiliki spot wisata alam yang menarik dengan pemandangan keren. Sehingga membuatpengunjung ingin foto-foto. Tujuan wisata yang cocok banget buat jalan-jalan sama keluarga, teman, atau sahabat. Tempat wisata Pintu Langit Sky View Wonosobo. Destinasi untuk menikmati keindahan alamnya lewat spot-spot foto yang yang menarik dan instagramable. Nah,…
View On WordPress
0 notes
Text
Referensi Candi di Jawa Tengah
images source: canva.com
Jawa Tengah merupakan provinsi di Indonesia. Jawa Tengah merupakan rumah bagi banyak candi yang mengagumkan dan bersejarah. Berikut adalah beberapa candi terkenal di Jawa Tengah:
Candi Borobudur: Terletak di Magelang, Candi Borobudur adalah situs candi Buddha terbesar di dunia. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi dan terdiri dari sembilan tingkat dengan relief yang menggambarkan cerita dan ajaran Buddha.
Candi Mendut: Terletak dekat Candi Borobudur, Candi Mendut adalah candi Buddha yang lebih kecil dan berusia lebih tua. Candi ini terkenal dengan arca Buddha raksasa yang ditempatkan di dalamnya.
Candi Pawon: Juga terletak di dekat Candi Borobudur, Candi Pawon adalah candi kecil yang biasanya dikunjungi dalam perjalanan menuju Candi Mendut dan Candi Borobudur. Candi ini memiliki relief dan ornamen yang menarik.
Candi Sukuh: Terletak di Karanganyar, Candi Sukuh adalah candi Hindu yang unik dengan arsitektur yang berbeda dari candi-candi lainnya. Candi ini memiliki relief dan patung-patung yang memperlihatkan pengaruh agama dan kepercayaan yang berbeda.
Candi Dieng: Terletak di kawasan dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Candi Dieng adalah kompleks candi Hindu yang terletak di atas ketinggian. Kompleks ini mencakup beberapa candi dan memiliki pemandangan alam yang indah.
Itu hanya beberapa contoh candi terkenal di Jawa Tengah. Provinsi ini memiliki banyak situs arkeologi dan sejarah lainnya yang juga patut dikunjungi dan dijelajahi.
0 notes
Text
Wakil Bupati Bersama Kapolres Tanggamus Cek Kesiapan Pasukan Ops Ketupat 2023
TANGGAMUS - Polres Tanggamus dan jajaran bersama instansi terkait melaksanakan apel gelar pasukan Operasi Ketupat Krakatau 2023 di Lapangan Pemkab Tanggamus, Senin 17 April 2023. Pemandangan sedikit berbeda, pasalnya saat memimpin apel Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, S.I.K tampak didampingi Wakil Bupati Tanggamus Hi. AM. Safii, M.Ag. Tampak hadir dalam kegiatan tersebut yakni Dandim 0424 Tanggamus, Letkol Inf Vicky Heru Harsanto,S.I.P.,M.Si, para kepala OPD, Kepala Basarnas, Jasa Raharja, pramuka dan organisasi kemanusiaan. Sebelum menyampaikan amanat Kapolri, Kapolres AKBP Siswara Hadi Chandra didampingi Wabup juga melakukan pemeriksaan pasukan gabungan juga kendaraan pendukung operasi. Kapolres AKBP Siswara Hadi Chadra mengatakan, operasi ketupat Krakatau 2023 meruoakan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan secara serentak diseluruh Indonesia, selama dua pekan mulai 18 April hingga 1 Mei 2023. "Apel ini juga merupakan wujud nyata sinergitas Polri dengan stakeholder terkait dalam rangka mengamankan mudik dan balik perayaan hari raya Idul Fitri 1444 H," kata AKBP Siswara Hadi Chandra. Kapolres juga menyampaikan, untuk mendukung Operasi Ketupat Krakatau 2023, Polres Tanggamus telah membangun 1 pos pelayanan dan 2 pos pengamanan untuk memberikan pelayanan dan pengamanan terhadap pemudik. "Untuk pos pelayanan berada di Rest Area Gisting, Pos Pengamanan berada di Kota Agung dan Siring Betik Wonosobo," tandasnya. Sementara itu, Kasat Lantas AKP Amsar, S.Sos mengungkapkan, bahwa dalam pelaksanaan operasi tersebut juga dibackup oleh TNI dan stakeholder terkait. "Personel yang terjunkan dalam pelaksanaan operasi sebanyak 118 personel ditambah perkuatan dari TNI dan instansi terkait serta relawan lainnya," kata AKP Amsar. Kesempatan itu, AKP Amsar mengimbau para pemudik untuk selalu berhati-hati, memeriksa kelengkapan dan kesiapan kendaraan sebelum melakukan perjalanan, dan apabila lelah maupun ngantuk agar istirahat pada pos pengamanan yang telah disiapkan. "Selalu berhati-hati dalam perjalanan dan perhatikan ketentuan dan peraturan berlalu lintas dan terakhir apabila lelah maupun ngantuk agar istirahat pada pos pelayanan maupun pos pengamanan serta tempat istirahat yang aman," tandasnya. (*) Read the full article
0 notes
Text
Rumah Teguh (5)
Tiga belas bulan adalah waktu yang terasa begitu lama bagi Teguh. Dalam kurun waktu itulah, ia dan seluruh keluarganya bekerjasama dalam melunasi hutang sebanyak dua milyar rupiah. Tidak terasa, sekarang, di bulan keempatbelas, akhirnya cicilan hutang selesai! Lebih cepat dari waktu tenor yang disepakati. Sudah, semakin cepat selesai, semakin baik. Semua ingin menikmati hari-hari seperti dulu. Hari-hari tanpa hutang. Syukurlah, dengan berbagai usaha—usaha jalur langit dan usaha jalur bumi, masa itu datang juga.
Selama tiga belas bulan kemarin itu Teguh berkutat dengan pekerjaan sampingannya sebagai web designer dan mengelola Landscape Digital Printing and Advertising. Peredaran Teguh sehari-hari adalah lokasi digital printingnya, workspace, dan kamar kos. Selama itu pula, ia belum pernah kembali ke Wonosobo. Pantang pulang sebelum lunas. Begitu tekadnya. Tentu saja ia kangen dengan ibu, ayah, adik-adik, juga rumahnya di Wonosobo. Selama ini ia mengobati rindu dengan ber-video call saja. Pernah juga ayah, ibu, dan adik-adiknya yang mengunjunginya ke solo.
Di dekat meja belajar kosnya, ia melihat dua lembar kertas HVS putih berukuran folio tertempel di dinding bersebelahan satu sama lain. Dua-duanya berisi hasil karya goresan tangannya. Di satu kertas terdapat sebuah gambar perspektif villa. Satu kertas lagi tergambar sebuah rumah. Dua gambar bangunan yang sengaja ia letakkan di dinding sebagai motivasi.
Tangannya meraih kertas HVS bergambar villa, lalu melepaskan selotip yang dibubuhkan di atas dan bawahnya, kemudian ia masukkan laci di meja belajar. Alhamdulillah, satu tugas selesai. Kemudian ia tersenyum melihat gambar sebuah rumah impiannya. Ia memindahkan supaya berada di tengah. Bismillah, sekarang giliranmu untuk aku wujudkan.
Empat hari ini ia memutuskan untuk cuti, memercayakan segala kegiatan oprasional kepada empat karyawannya. Sudah kangen berat dengan seluruh keluarga dan kota kelahirannya. Ditambah lagi, ada sebuah hal yang mengganjal dalam pikiranku. Aku ingin menemui ayah dan ibu untuk bermusyawarah.
Pukul enam pagi, setelah sarapan pecel, Teguh mengendarai sepeda motornya menuju kampung halamannya. Tak lupa ia berkirim pesan kepada orangtuanya bahwa ia akan segera berangkat dari Solo.
Gapura bertuliskan Selamat Datang di kabupaten Wonosobo Asri menjulang diantara pemandangan hijau dataran tinggi. Kanan kirinya menjulang Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Ia membiarkan hawa dingin tempat kelahirannya menerpa dirinya. Segar sekali. Sengaja diperlambat laju motornya begitu memasuki desa tempat rumah orang tuanya.
“Assalamualaikum..” Teguh masuk rumahnya
“Waalaikumsalam.. Alhamdulillah, sudah sampai Guh. Ayah masih di sawah. Kamu istirahat dulu saja”
“Lho, ibu nggak ngajar? Jam segini kok dirumah? Lho, Asri juga ga sekolah?” Adik bungsunya keluar untuk menyambutnya.
“Sekarang lagi libur sekolah, toh, mas” Jawab Asri
“Oohh.. iyaya. Maklum udah gak sekolah, ga tau jadwal. Kalo di kerjaan ga ada kata liburnya kalo nggak di-libur-libur-kan. Hahaha”
“Masya Allah memang masku si paling kerja keras ini. Kangen banget Asri sama mas Teguh”
“Sama dek... apalagi sama masakannya ibu. Waduh, ini bau bandeng presto ini. Iya kan bu?” Tanpa ba bi bu dan menunggu jawaban ibu, Teguh melesat menuju dapur. Bandeng presto goreng yang telah dipotong menjadi beberapa bagian bertumpuk di piring oval. Baunya saja sungguh memanjakan lidah. Apalagi rasanya?
Diambilnya nasi, sayur tumis selada, dan sambel tomat segar. Diatasnya ia labuhkan sepotong bandeng presto. Tidak, ini pasti kurang. Ia menambahkan dua potong lagi.
“Ambil yang banyak lee.. masih ada kok di kulkas. Gampang nanti ibu bisa goreng lagi”
“Siap laksanakan, bu”
Masakan ibu yang dibuat penuh cinta. Rasanya tiada duanya.
“Omong-omong, bu. Nanti ada yang ingin Teguh diskusikan dengan ayah ibu” ucap Teguh pada ibu yang menemaninya makan.
“Hmm.. mau ngelamar anak orang ya mas?” Goda Asri sambil mencomot bandeng.
“Ah, kalau itu belum kelihatan hilalnya, dek!” Jawab Teguh kecut.
“Masa sih, masku yang ganteng dan giat bekerja ini belum juga ada yang tertarik. Kurang jauh kali mainnya, mas”
“Heyy anak kecil. Didoain dong masnya ini supaya segera dapat jodoh. Malah diledekin terus”
“Hahahaha” Asri tergelak melihat wajah masnya.
“Ibu kira juga soal jodoh, lo. Kalau bukan itu, lalu soal apa, Guh?” Tanya ibu akhirnya
“ Soal kerjaan, bu”
“Ooh, gitu. Oke, nanti malam saja kita bicarakan. Kamu istirahat dulu aja”
“Iya bu. Perut kenyang, terbitlah kantuk. Hehehe. Makasih bu masakannya. Wenak pol pokoknya. Teguh istirahat di kamar dulu ya”.
Kamarnya masih tertata sama seperti dulu saat ia tinggal disini. Berbagai gambar Teguh muda terpampang di bingkai-bingkai foto. Foto Teguh Bersama ayah dan ibu saat wisuda sarjana. Foto Teguh berumur sepuluh tahun merangkul adik-adiknya di pinggir pantai tertawa bersama. Ah, bahagianya masa kecil. Saat yang dipusingkan mungkin hanya pe er dan ujian semester, yang keinginannya juga sesederhana ingin jalan-jalan ke kebun binatang atau ingin main game saat akhir pekan.
Dipandanginya langit-langit kamar saat ia berbaring di kasurnya. Lama kelamaan pandangannya semakin kabur. Teguh terlelap dalam kenangan masa kecilnya.
***
Bunyi jangkrik menyemarakkan suasana malam di pedesaan. Begitu jelas karena jauh dari kebisingan kendaraan yang berlalu Lalang. Tenang dan tentram.
Ayah, ibu, Asri, dan Teguh berkumpul bersama di meja makan untuk menyantap makan malam.
“Alhamdulillah, makan malam kali ini Teguh bisa berkumpul sama-sama di meja makan. Ayah senang sekali” Ucap ayah “Tadi kata Ibu, kamu mau mendiskusikan sesuatu?”
“Iya, Jadi begini, Yah..” Teguh berhenti sejenak, mencoba merangkai kata-kata.
(Bersambung)
1 note
·
View note
Text
TURISIAN.com - Pemandian Air Hangat Banyu Alam, permata tersembunyi di Dataran Tinggi Dieng, kini tengah menjadi perbincangan hangat para pelancong. Seperti namanya, tempat ini menawarkan pengalaman berendam di air panas yang langsung bersumber dari perut bumi. Menciptakan sensasi relaksasi yang tak tertandingi. Terletak di kaki Gunung Sipandu, area ini memanjakan pengunjung dengan pemandangan kawah yang terus mengeluarkan asap. BACA JUGA: Sukses Event Dieng Trail Run, Lomba Lari Bakal Ramai Tahun Depan Menandai aktivitas geothermal yang memanaskan air pemandian. Selain itu, panorama alam yang mengelilingi tempat ini—dengan bukit-bukit hijau yang menjulang—membuat mata serasa dimanjakan. Sementara itu, keunikan lainnya, meski berada di kawasan wisata alam, harga tiket masuk terbilang ramah di kantong. Hanya dengan Rp 15.000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati kehangatan air alami ini. Yang menarik, tak ada biaya tambahan untuk parkir kendaraan. BACA JUGA: Telaga Menjer Terluas di Wonosobo dengan Pesona Alam nan Indah Sedangkan, bagi yang ingin merasakan sensasi lebih, tersedia pula wahana gondola atau kursi terbang yang bisa dijajal dengan tarif Rp 20.000 per orang. Pemandian Air Hangat Banyu Alam ini buka dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB setiap hari. Namun, khusus di malam Sabtu dan Minggu, wisatawan bisa menikmati suasana hingga pukul 23.00 WIB. BACA JUGA: Mirip Santorini Yunani Pemandian Air Panas Guci Tegal lagi Hits Nih.. Merasakan Suasana Malam "Kami memperpanjang jam buka di akhir pekan untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin merasakan suasana malam di Dieng," ujar Waluyo, pengelola tempat ini. Untuk menuju Pemandian Air Hangat Banyu Alam di Dataran Tinggi Dieng, ada beberapa cara yang dapat ditempuh: Menggunakan Kendaraan Pribadi: Dari Wonosobo: Ambil rute menuju kawasan wisata Dieng yang memakan waktu sekitar 1–1,5 jam perjalanan. Ikuti rambu-rambu menuju Dieng Plateau hingga tiba di Pemandian Air Hangat Banyu Alam. Dari Banjarnegara: Perjalanan ke Dieng dari Banjarnegara memakan waktu sekitar 2–2,5 jam. Anda bisa melalui jalur yang sama menuju Dieng, mengikuti petunjuk jalan hingga sampai ke lokasi. BACA JUGA: Dataran Tinggi Dieng Siap Sambut Libur Nataru 2024, Bagaimana Harga Tiketnya? Menggunakan Transportasi Umum: Dari Terminal Mendolo, Wonosobo: Naik bus kecil atau minibus dengan tujuan Dieng. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 1–1,5 jam. Setelah tiba di Dieng, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan ojek atau berjalan kaki jika lokasi tidak terlalu jauh. Dari Kota Banjarnegara: Anda bisa menaiki bus menuju Wonosobo, kemudian melanjutkan perjalanan ke Dieng dengan bus kecil seperti di atas. Menggunakan Jasa Tur Wisata: Banyak agen perjalanan yang menawarkan paket wisata ke Dieng, termasuk kunjungan ke Pemandian Air Hangat Banyu Alam. Paket ini biasanya sudah termasuk transportasi, tiket masuk, dan pemandu wisata. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik karena medan menuju Dieng cenderung berkelok dan menanjak.
0 notes
Text
My Familia 🏡
Kita satu keluarga ,tapi jarang foto bersama 🤭,sebenarnya lukisan ilustrasi ini diambil dari beberapa foto yang disatukan.Sengaja berlatar 2 backgroud ,hijaunya pemandangan sawah di kota dingin wonosobo ,dan indahnya pantai dan batu karang di pulau Bali.Lukisan ini menceritakan dimana diriku merantau di seberang pulau jawa,yang pulang setahun sekali ,bahkan bisa lebih dari setahun.Dan jarang berkumpul dengan keluarga ,iseng iseng bikin lukisan ini supaya kelihatan liburan keluarga .heheh
Aku selalu merindukan setiap kenangan tentang rumah dan segala obrolan bersama pae ,mae dan adikku siska.Walaupun saat pulang kerumah aku sering menolak untuk makan di meja makan bersama ,bukan karena sombong dan tidak mau berkumpul ,tapi aku lebih suka makan lesehan 😄.lebih ademm heheh
Kalau aku mau pulang k rumah pasti selalu ditanyain mau dimasakin apa ,dannn aku selalu minta di masakin gule atau tongseng kambing ,yahh itu salah makanan favorite aku dari dulu selain martabak telur.
Kalau dirumah ,setiap pagi pae selalu bangunin aku pagi pagi ,buat solat subuh ,berjamaah .Yahh kalau g dibangunin kadang jadi kelewat ,makhlum aku soalnya hobinya tidur 🤭😂.
Terus pas sarapan kita pasti makan megono sama tempe kemul bareng -bareng.huhuhu rindu rumah jadinya 😭.
Rindu pingin curhat-curhatan sama adekku ,ngebahas kenakalan dan moment moment lucu saat kecil ,yang membuat kami kadang g percaya ,kalau waktu kecil ngelakuin hal sekonyol itu ,sambil minum teh dan nyemil kue.
Udah lama g pulang kerumah ,kok jadi kangen ya ....,pingin pulang tapi nunggu waktu yang tepat dulu.Semoga covid 19 cepat selesai.Supaya bisa kumpul bersama keluarga lagi 😇.
2 notes
·
View notes
Text
Perjalanan Menuju Puncak Ancala
_orang-orang memerlukan perjalanan untuk kabur sejenak dari realita.
Melakukan sebuah perjalanan merupakan salah satu kegiatan yang kerap kali dilakukan oleh seseorang untuk mengalihkan diri dari rutinitasnya. Kesibukan rutinitas yang dilakukan secara berulang-ulang setiap hari tentunya akan berdampak pada kebosanan. Belum lagi, dengan adanya berbagai tuntutan yang mengharuskan manusia harus bisa tampil sempurna. Tidak jarang hal-hal tersebut yang menjadi alasan orang-orang memerlukan perjalanan untuk kabur sejenak dari realita.
Kecemasan, kebosanan, dan berbagai tuntutan tentunya juga terjadi kepada saya, seorang mahasiswa semester tiga di salah satu universitas di Yogyakarta. Kebosanan yang saya alami pada akhirnya menuntun saya untuk melakukan berbagai perjalanan. Sebagian besar perjalanan yang saya lakukan, merupakan perjalanan sebagai sarana untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk perkuliahan.
Berbagai perjalanan ini telah mengantarkan saya pada banyak sekali pelajaran. Salah satu perjalanan yang amat berkesan bagi saya adalah ketika mendaki Gunung Sindoro pada Agustus tahun lalu. Latar belakang perjalanan ini adalah selain untuk menghibur diri juga untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia.
Gunung Sindoro merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah. Gunung ini terletak di kota dingin, Wonosobo. Kemegahan dan keindahan gunung ini telah banyak membawa wisatawan dari berbagai daerah untuk menjajal ketinggiannya. Selain itu, Gunung Sindoro juga terkenal dengan keindahan bunga edelweis yang tumbuh di puncaknya.
Perjalanan saya dimulai dari base camp Alang-Alang Sewu, Wonosobo. Saya berangkat siang hari bersama enam orang teman. Pada saat itu, saya harus membayar tiket masuk sebesar 25.000 rupiah. Pada awal perjalanan, saya melewati perumahan warga di kaki gunung kemudian lanjut memasuki gerbang rimba. Mulai dari sini, jalanan yang tadinya bebatuan yang tertata berubah menjadi permukaan tanah dan tidak lagi dikelilingi perkebunan teh melainkan pepohonan yang rindang.
Dalam perjalana ke puncak, saya harus melakukan perjalanan kurang lebih sejauh 3 km mengingat ketinggian gunung ini berada di 3.153 mdpl. Pos yang disediakan di gunung ini terdapat total 4 pos, dengan camp ground berada di pos 2 dan pos 3. Para pendaki juga dapat menikmati sunrise di pos 3 karena pos ini sudah berada di ketinggian yang cukup dan memiliki spot sunrise yang indah.
Perjalanan menuju puncak gunung selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan bagi saya. Selain karena bernuansa alam, yang menyenangkan dari mendaki gunung adalah keramahtamahan para pendaki lain. Di sepanjang perjalanan ketika berpapasan dengan pendaki lain maka kami akan saling tersenyum menyapa dan menyemangi satu sama lain. Hal ini menjadi sesuatu yang langka bagi saya, serta memberikan kesan yang membekas.
Perjalanan dari basecamp menuju area perkemahan membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam. Perjalanan ini disuguhi oleh pemandangan hutan dengan hawa sejuk dan suasana yang tenang. Tidak jarang juga terlihat burung-burung yang mengikuti selama perjalanan. Burung ini berwarna hitam yang konon mitos di kalangan para pendaki adalah apabila kita tersesat dan bertemu dengan burung tersebut, kita sebaiknya mengikutinya. Katanya burung tersebut akan menuntun kita pada arah jalur pendakian yang sebenarnya, bahkan tidak jarang juga akan mengantarkan para pendaki sampai ke bawah kaki gunung.
Ketika itu, saya dan teman-teman memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 3. Di pos 3 sering kali para pendaki mendapatkan kunjungan tak terduga oleh babi hutan atau celeng. Oleh karena itu, para pendaki dihimbau agar berhati-hati dan tidak membuang sisa makanan mereka mereka di depan tenda karena hal tersebut dapat mengundang datangnya babi hutan.
Keesokan harinya pukul dua dini hari, saya dan yang lainnya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Perjalanan kali ini terasa lebih berat dari kemarin karena kondisi cuaca berangin dan suhu yang sangat dingin. Selain itu, kaki dan tubuh saya rasanya sulit diajak kompromi karena masih kelelahan dari perjalanan kemarin.
Di tengah perjalanan ketika hari mulai menuju fajar, saya disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Cahaya jingga mulai terbit dari arah timur, pertanda sang surya akan segera menampakkan dirinya. Perpaduan antara sunrise dan pemandangan gagahnya Gunung Sumbing dari kejauhan menjadi kombo yang fantastis. Momen menakjubkan ini hanya dapat disaksikan ketika cuaca sedang cerah yaitu sekitar bulan April-Agustus.
Setelah berhenti sejenak menikmati sunrise, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak. Trek perjalanan ketika mendekati puncak berubah menjadi bebatuan kecil yang rawan longsor. Apabila pendaki salah menapakkan kakinya, maka bebatuan tersebut dapat terjatuh dengan mudah. Hal ini semakin menambah kesulitan dalam perjalanan.
Sulitnya trek perjalanan mendekati puncak sempat membuat saya ingin berhenti dan menyerah. Apalagi dengan kondisi angin yang semakin kencang membuat tubuh saya menggigil kedinginan. Akan tetapi, perjalanan jauh yang telah saya lalui akan terbuang sia-sia jika saya menyerah dan berhenti di sini.
Setelah bergelut dengan segala tantangan dan kelemahan fisik serta mental, saya akhirnya berhasil mencapai puncak meskipun dengan linangan air mata. Saya takjub dengan pemandangan yang ada di puncak. Bau belerang juga tercium menyengat hidung. Saya bersyukur karena pada akhirnya saya tidak menyerah dalam perjalanan ini. Keberhasilan yang saya dapatkan terbayar lunas. Semua lelah, air mata, dan perjuangan yang panjang akhirnya terbayarkan dengan menakjubkan.
2 notes
·
View notes
Text
Nama: Delvina Orchid
Kelas: X BRC 1
Lampor Keranda Terbang
Sinopsis:
Edwin dan Netta bersama ke dua anaknya yang bernama Agam dan Sekar kembali ke kampung halamannya di Temanggung Jawa Tengah. Netta ingin menyampaikan sebuah pesan untuk bapaknya dari almarhum ibunya. Namun ketika dia sampai malah mendapatkan kabar tidak baik bahwa bapaknya meninggal dunia tadi pagi.
Sampainya di kediaman rumah bapaknya, Netta disambut curiga oleh warga dan dianggap pembawa musibah karena kampungnya sedang dilanda teror Lampor, pencabut nyawa yang membawa keranda terbang. Edwin berusaha tidak percaya adanya Lampor namun banyak kejadian mengerikan muncul menghantui. Edwin mulai curiga bahwa ada rahasia besar menyangkut Netta yang tidak pernah diketahuinya. Apalagi ketika nyawa anak-anaknya terancam menjadi sasaran Lampor.
Ketika Netta menyerahkan diri ke Lampor yang bertujuan agar keluarganya tidak diganggui lagi tiba-tiba, dia teringat pesan ibunya " Kejahatan sebesar apapun akan kalah dengan cinta ". Akhirnya Lampor tidak mengambil Netta atau pun keluarganya.
Pra produksi
Sutradara : Guntur Soehardjanto
Produser : Chan Parwez Servia
Editor : Wawan I. Wibowo
Skenario : Alim Sudio
Bahasa : Indonesia dan Jawa
Tanggal rilis : 31 Oktober 2019
Lokasi Syuting
Temanggung
Yogyakarta
Kendal
Wonosobo
Shot dan angle
Extrime long shot
Ketika Agam dan Sekar bermain layang-layang di lapangan dan diutamakan pemandangan gunung dan sawah.
Extrime close up
Ketika Netta dan keluarganya sampai dan jalan nya macet, Netta dan Edwin keluar dari mobil Netta berkata " bang kata ibu kalo mau pinjam uang ke bapak saja ".
Pan Right
Pada saat yoyo membuka gudang dihutan ingin menyelamatkan Mitha yang ingin di serahkan kepada Lampor.
Pan left
pada saat Yoyo, Mitha, dan Edwin sedang mengumpat dan menunduk ketika Lampor datang.
Tilt up
Ketika Netta dan Edwin sedang saling menatap di pemakaman bapaknya.
Tilt down
Pada saat layang-layang Agam putus dan terjatuh di pohon besar.
Long shot
Pada saat Netta menyerahkan diri ke Lampor.
Close up
Pada saat Netta mengambil boneka masa kecilnya yang di kubur di belakang rumah bapaknya.
High angle
Ketika dukun sakti yang bernama bapak Atmo sedang memanggil Lampor di Air Terjun.
Profil pemainnya
Adinia Wirasti sebagai Netta ( lahir di Jakarta, 19 Januari 1987 )
Shofia Shireen sebagai Netta kecil
Dion Wiyoko sebagai Edwin ( lahir di Surabaya, 3 Mei 1984 )
Bimasena sebagai Agam
Angelia Livie sebagai Sekar
Nova Eliza sebagai Esti ( lahir di Aceh, 4 Juni 1980 )
Rendra Bagus Pamungkas sebagai Yoyo ( lahir di Kediri Jawa Timur, 21 Maret 1980 )
Annisa Hertami sebagai Nining ( lahir pada tanggal 7 Oktober 1988 )
Dian Sidik sebagai Bimo ( lahir di Surabaya, 11 Oktober 1979 )
Mathias Muchus sebagai Jamal ( lahir di Pagar Alam, 15 Februari 1957 )
Steffi Zamora sebagai Mitha ( lahir di Jakarta, 15 Desember 2000 )
Landung Simatupang sebagai Pak Atmo ( lahir di Yogyakarta, 25 November 1951 )
Djener Maesa Ayu sebagai Endro ( lahir di Jakarta, 14 Januari 1973 )
Perusahaan Produksi
Starvision
1 note
·
View note
Video
youtube
PROMO DISCOUNT!!! Harga Tiket Masuk Wisata Dieng 2017, Jalur Touring Jakarta Dieng, Borobudur Dieng Plateau Tour, Tiket Obyek Wisata Dieng 2017, Paket Wisata Murah Ke Dieng 2017, Trip Dieng Dari Jakarta, Dieng Tourista, Tempat Wisata Baru Di Dieng, Camping Ground Dieng Culture Festival
Kami adalah tim perjalanan yang berawal karena memiliki kecintaan yang sama pada dunia wisata di Indonesia. Ada begitu banyak area wisata di Indonesia yang menantang untuk kami eksplorasi, keindahan alam wisata Indonesia.
Harapan mendirikan argia Indonesia agar kami dapat mengajak masyarakat secara luas untuk ikut menikmati indahnya alam Indonesia yang tersebar dari sabang hingga merauke.
For more Information, please call: (+62) 813-8171-5671 - Bpk Nanangor visitOur Website: http://argiaindonesia.comOur Blog: http://travelagentdieng.wordpress.com
(via https://www.youtube.com/watch?v=y6GRcO6Prd0)
#Transportasi Dari Jakarta Ke Dieng#Dieng Plateau Wonosobo#Raya Utama Travel Medan#Wisata Jawa Tengah#Travel Palembang Bengkulu#Bandung Dieng#Agen Wisata Dieng#Tourist Attraction In Indonesia#Jawa Tengah Indonesia#Dieng Theater Wonosobo#Plateau De Dieng#Paket Wisata Murah Ke Dieng#Things To See In Indonesia#Open Trip Ke Dieng#Weather Wonosobo#Wisata Kawah Dieng#Homestay Dieng Wonosobo#Pemandangan Wonosobo
0 notes
Text
Pemandangan jalan desa di kabupaten Wonosobo,Jawa Tengah Indonesia
2 notes
·
View notes
Photo
Hanya sebuah gambaran kecil dari tempat yang dulu masih berupa tanah lapang. Balai yang berdiri di sisi barat sungai Serayu ini tidak terlalu kentara dari jalan utama Wonosobo-Watumalang. Saya juga kesini tidak menyangka bahwa pemandangan dari balai ini cukup memukau saya. Hijaunya kerumunan pepohonan berpadu dengan warna-warni pencakar bumi di sisi timur yang bagi orang sekitar berjuluk 'kota'. 🔎Lokasi: Larangan Kulon, Wonosobo. #explore #nearbynature #nearbyhome #welcome (at Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia) https://www.instagram.com/p/BwOceC1lqn8IK3rC0527E6E16I7wPhuodH3Xq80/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1ghrjt8sjqlfe
3 notes
·
View notes
Photo
Puasa gini Sikunir cocok banget untuk kita camping tipis tiois genk, karena tempat ini tidak terlalu tinggi dan cocok untuk mengabadikan momen matahari terbit di atas cakrawala. Berlokasi di Desa Sembungan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Puncak Sikunir bisa dikatakan sebagai Golden Sunrise terbaik se-Asia Tenggara. Ketika berada di Puncak Sikunir, teman-teman akan sekaligus menyaksikan tujuh puncak penyangga Dataran Tinggi Dieng yaitu Gunung Sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Lawu, Puncak Telomoyo, Gunung Ungaran, dan Gunung Prau. Sebuah pemandangan yang menakjubkan. Puncak Sikunir merupakan puncak tertinggi di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, berdiri diatas ketinggian 2356 m diatas permukaan laut, sehingga Desa Sembungan merupakan desa tertinggi di Jawa Tengah. Pemandangan pagi hari saat matahari terbit, bisa dilihat dari puncak ini, menambah kesan kita sedang bersemayam di negeri diatas awan. . Perjalanan kurang lebih lebih 1 km keatas, melalui jalan setapak berbatu, dengan hanya pagar kayu ringin sepanjang tebing menuju puncak. Hati-hati kepleset guys, jalannya cukup terjal dan licin. Pastikan teman-teman memakai jaket, syal, sarung tangan dan kupluk, karena cuaca disana bisa mencapai 2 derajat celcius pada pagi hari menjelang sunrise kalau bulan juli - agustus. So, dingin banget, guys. Setibanya di puncak, menjelang pukul 05.56 WITA, teman-teman akan disuguhi pengalaman terbitnya si telur ceplok raksasa mahakarya Tuhan yang luar biasa cantiknya. Ya, di Puncak Sikunir Dieng, teman-teman akan merasa tengah menginjakkan kaki di negeri diatas awan, menyaksikan sang surya nongol dari peraduannya. Cukup dramatis, kan! Sikunir Golden Sunrise, Wonosobo, Indonesia Photo by @indra_lg #PNDKID #pendakiindonesia (at Sikunir, Jawa Tengah, Indonesia) https://www.instagram.com/p/BxTE3bAl8gR/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1g569pvtirf1e
1 note
·
View note