#Pelatihan dan Business Matching
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pelatihan dan Business Matching Export Center Surabaya, Pengrajin Kayu Jati Bisa Transaksi Langsung dengan Buyer Luar Negeri
NGAWI | INTIJATIM.ID – Export Center Surabaya, menggelar pelatihan dan business matching bagi para perajin kayu jati, di Pendopo Soegeng Craft, Desa Wisata (Dewi) Kerajinan Kayu Jati Ngubalan, Kabupaten Ngawi. Selasa (29/10/2024). Dibawah naungan Kementerian Perdagangan RI, Export Center Surabaya berkolaborasi dengan Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Ngawi, serta Bank…
#berita ngawi#Desa Wisata (Dewi) Kerajinan Kayu Jati Ngubalan#Export Center Surabaya#Pasar Amerika dan Eropa#Pelatihan dan Business Matching#Pengrajin Kayu Jati
0 notes
Text
Satu Dekade Perjalanan UMKM Indonesia: Pemberdayaan Produk Lokal Menembus Pasar Global
Kamis, 10 Oktober 2024 15:00 WIB
Jakarta (ANTARA) - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peranan vital dalam perekonomian nasional, menjadi tulang punggung stabilitas ekonomi, dan terbukti tangguh menghadapi krisis, seperti pandemi Covid-19. UMKM mendominasi pertumbuhan ekonomi dengan menyumbang sekitar 60,5% produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 96,9% dari total tenaga kerja. Untuk itu, pemerintah terus mendorong sektor UMKM melalui berbagai kebijakan dan program yang diharapkan dapat memajukan sektor tersebut hingga dapat berpartisipasi dalam global value chain.
UMKM memegang peran penting dalam menciptakan ketahanan ekonomi. Ketika pandemi Covid-19 mengguncang perekonomian global, UMKM yang beroperasi di berbagai sektor lokal mampu bertahan dan bahkan berkembang. Produk-produk lokal pada masa tersebut, seperti masker batik dan alat pelindung diri (APD), tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, tetapi juga berhasil menembus pasar internasional. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar UMKM Indonesia untuk berpartisipasi dalam rantai nilai global.
Selama satu dekade terakhir, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan UMKM, terutama dalam memperluas akses pasar ke luar negeri. Sebagai bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi 2015, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 177/PMK.04/2016 untuk mendukung peningkatan dan perluasan pasar ekspor usaha kecil dan menengah (UKM). Peraturan ini memberikan pembebasan bea masuk dan penghapusan PPN atau PPnBM atas impor barang, bahan, dan mesin untuk tujuan ekspor, yang dikenal sebagai Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM). Kemudian, pada 30 Januari 2017, Presiden RI secara resmi meluncurkan kebijakan tersebut di Sentra Kerajinan Tembaga Tumang, Kabupaten Boyolali.
Bagi IKM, fasilitas tersebut bermanfaat untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan cash flow yang dapat mengembangkan kapasitas produksi dan investasi, serta meningkatkan daya saing. Sementara bagi perekonomian nasional, KITE IKM dapat mendorong pertumbuhan produk IKM dengan branding nasional yang mampu mengisi pasar internasional, memperkuat daya saing Indonesia dalam penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan memperkuat fondasi perekonomian nasional dengan mendukung pengembangan IKM berorientasi ekspor.
Hasilnya, sesuai Laporan Dampak Ekonomi tahun 2023, terdapat 120 perusahaan yang berkontribusi pada devisa ekspor sebesar USD67,16 juta. Meskipun kontribusi ekspor tersebut hanya 0,03% dari total ekspor nasional manufaktur, rasio ekspor dibanding impor telah mencapai 4,01. Fasilitas yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan ini mencapai Rp46,82 miliar, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 18.043 orang. Aktivitas ekonomi ini menghasilkan nilai tambah sebesar Rp887,41 miliar dan investasi baru sebesar Rp180,22 miliar.
Utilisasi fasilitas KITE IKM juga menunjukkan tren positif dalam 10 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penambahan perusahaan penerima fasilitas diikuti peningkatan nilai ekspor tiap tahunnya. Perusahaan penerima fasilitas KITE mencapai 125 perusahaan sampai dengan kuartal II tahun 2024 dengan total kontribusi ekspor sebesar USD42,36 juta.
Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi perluasan pasar produk UMKM ke luar negeri melalui kolaborasi fungsi keuangan, diplomasi, dan perbankan, serta mengembangkan potensi IKM melalui pemberdayaan UMKM secara terstruktur dan terstandardisasi dengan program Klinik Ekspor. Dalam beberapa tahun terakhir, aksi kolaboratif pemerintah diwujudkan melalui pemberian pelatihan dan kesempatan untuk mempelajari dan menjajaki pasar luar negeri. Upaya kolaborasi tersebut mendekatkan sumber informasi dari negara tujuan kepada para pelaku UMKM melalui berbagai macam kegiatan, seperti business matching, pengembangan dan pelatihan kewirausahaan internasional, fasilitasi penyelenggaraan pameran produk, dan bentuk promosi internasional produk UMKM. Sementara itu, sejak tahun 2018, Program Klinik Ekspor berjalan dan memiliki tujuan memberikan asistensi dan pendampingan teknis kepada UMKM agar mereka siap dan mampu menembus pasar ekspor. Klinik Ekspor berperan sebagai pusat konsultasi dan pelatihan tentang ekspor, memberikan panduan praktis mengenai perizinan, koneksi pasar, serta berbagai fasilitas fiskal yang tersedia untuk UMKM
0 notes
Text
TRAINING ADVANCED SELLING SKILLS FOR MAXIMUM PROFIT
TRAINING ADVANCED SELLING SKILLS FOR MAXIMUM PROFIT
Pelatihan Keterampilan Penjualan Lanjut Untuk Keuntungan Maksimum
Training Kemampuan Dasar Dan Peningkatan Kepercayaan Diri
Permasalahan klasik dalam penjualan di dunia perbankan , industri jasa maupun trading B to Bbiasanya adalah lemahnya tim sales force dalam memberdayakan kemampuan untuk melihat potensi pasar dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Alasan yang selalu muncul adalah klien selalu meminta “Special rate, special service dsb”. Intinya produk-produk perusahaan tidak kompetitif di pasar dan mereka sulit unutk menjualnya. Hal inilah yang akan dibahas dan diselesaikan dalam pelatihan ini agar peserta mampu menemukan kemampuan mereka dipadukan dengan skill menjual untuk bisa memanfaatkan peluang bisnis semaksimal mungkin dan mampu menguasai proses membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan sembari memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan dan kepuasan serta loyalitas bagi nasabah.
Objectives :
* Peserta mampu melihat peluang-peluang baru dan memanfaatkannya secara maksimal
* Peserta mendapatkan kemampuan dasar dan peningkatan kepercayaan diri untuk melakukan proses penjualan dan negosiasi
* Mampu membangun hubungan dengan pelanggan untuk selalu dapat melakukanpenjualan-penjualan yang berkesinambungan dengan tingkat profit dan margin yang tinggi.
Subject Covered :
* What makes Today’s Complex Sale Complex?
* Sales Preparation
* Talent and Team Selling: Tellers, Sellers, Hunters, Farmers, Business Developers,Partners, and Industry-Networked Consultant
* Detecting and Exploiting Opportunities and Getting New Customers
* How to ASK to your prospects
* How To Match, Mirror, Listen, and Use Body Language
* Be Confident and Attract What You Want While Socializing and Networking
* Special Approach RADAR
* Getting Commitment
* 10 Special Techniques for Effective Sales Negotiation
* Satisfaction and Loyalty programs
* Sales Character Test
* Practice and Roleplay
Participants :
* Semua pihak yang perlu meningkatkan kemampuan presentasi dalam tugasnya
* Senior Manager, Manager and Sales force
Jadwal training advanced selling skills for maximum profit terbaru :
§ 23 sd 24 Januari 2019
§ 13 sd 14 Februari 2019
§ 20 sd 21 Maret 2019
§ 17 sd 18 April 2019
§ 28 sd 29 Mei 2019
§ 25 sd 26 Juni 2019
§ 16 sd 17 Juli 2019
§ 15 sd 16 Agustus 2019
§ 17 sd 18 September 2019
§ 22 sd 23 Oktober 2019
§ 20 sd 21 November 2019
§ 19 sd 20 Desember 2019
Catatan : Jadwal tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon peserta
Biaya dan Lokasi
training advanced selling skills for maximum profit terupdate
:
Lokasi :
Yogyakarta, Hotel Dafam Malioboro (6.000.000 IDR / participant)
Jakarta, Hotel Amaris Tendean (6.500.000 IDR / participant)
Bandung, Hotel Golden Flower (6.500.000 IDR / participant)
Bali, Hotel Ibis Kuta (7.500.000 IDR / participant)
Lombok, Hotel Jayakarta (7.500.000 IDR / participant)
Catatan : Biaya diatas belum termasuk akomodasi/penginapan.
Investasi training kemampuan dasar dan peningkatan kepercayaan diri murah :
Investasi pelatihan selama tiga hari tersebut menyesuaikan dengan jumlah peserta (on call). *Please feel free to contact us.
Apabila perusahaan membutuhkan paket in house training, anggaran investasi pelatihan dapat menyesuaikan dengan anggaran perusahaan.
Fasilitas training exploiting opportunities and getting new customers murah :
1. FREE Airport pickup service (Gratis Antar jemput Hotel/Bandara)
2. FREE Akomodasi Peserta ke tempat pelatihan .
3. Module / Handout training keterampilan penjualan lanjut untuk keuntungan maksimum terupdate .
4. FREE Flashdisk .
5. Sertifikat training advanced selling skills for maximum profit terupdate .
6. FREE Bag or bagpackers (Tas Training) .
7. Training Kit (Dokumentasi photo, Blocknote, ATK, etc) training kemampuan dasar dan peningkatan kepercayaan diri terbaru .
8. 2xCoffe Break & 1 Lunch, Dinner .
9. Souvenir .
Nama : Aryo Nugroho CP : 081296794263 Email : [email protected] [email protected]
1 note
·
View note
Text
Dorong Ekonomi Berbasis Digital, LPEI Gelar Pelatihan Handholding Program
Dorong Ekonomi Berbasis Digital, LPEI Gelar Pelatihan Handholding Program
Kutsel, baliwakenews.com Dalam Upaya mendorong ekonomi berbasis digital, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank giat memberikan pelatihan dan pendampingan melalui Marketing Handholding Program (Business Matching, Market Place Global dan Pameran) Pelatihan diberikan kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor. Kegiatan ini bertujuan agar…
View On WordPress
0 notes
Text
Best Profit - Selama Masa Pandemi, Rp161 Triliun Kredit Mikro BRI Tersalurkan ke Sektor Pertanian
Best Profit (16/08) - Sampai saat ini & dalam jangka panjang, penopang utama perekonomian nasional adalah UMKM. Oleh karenanya, keberpihakan pemerintah kepada pelaku UMKM makin tinggi, antara lain program percepatan inklusi keuangan 90 persen dan kenaikan porsi kredit UMKM sebesar 30 persen dari total kredit nasional di tahun 2024.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM RI, secara jumlah unit, UMKM memiliki porsi sekitar 99 persen dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia dan 98 persennya adalah pelaku usaha mikro sehingga upaya mempercepat akses layanan keuangan kepada pelaku usaha mikro menjadi relevan.Direktur Bisnis Mikro BRI (JK:BBRI) Supari mengungkapkan bahwa layanan keuangan yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro, sebagian besar adalah layanan pembiayaan (kredit). Lebih dari 53 juta pelaku usaha mikro memerlukan kemudahan akses layanan keuangan formal dan sebagian besarnya atau lebih dari 31 persen adalah pelaku usaha mikro di sektor pertanian.
Kemudahan akses layanan keuangan (pembiayaan) kepada mereka diharapkan dapat berkontribusi dalam percepatan program inklusi nasional & program porsi pinjaman UMKM terhadap total pembiayaan nasional.Komitmen BRI dalam Sektor PertanianPortofolio kredit mikro BRI pada akhir 2019 sebesar Rp307,7 triliun. Selama 1 tahun lebih masa pandemi Covid-19, BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit mikro hampir 20 persen. Hal tersebut ditopang dari penyaluran kredit mikro sebesar Rp339,1 triliun kepada 10,5 juta pelaku usaha mikro."Dari total penyaluran tersebut, sebesar Rp161,6 triliun atau 47,5 persen disalurkan di sektor pertanian dengan 5 (lima) sub-sektor ekonomi prioritas. Selama 3 tahun terakhir, pembiayaan mikro BRI kepada sektor pertanian selalu mengalami Layanan Keamanan Ukraina (SBU) telah menutup beberapa pertukaran kripto yang dilaporkan terlibat dalam transaksi keuangan ilegal sejak awal 2021 peningkatan dan memberi kontribusi hampir 20 persen terhadap nasional," ungkap Supari.Selama masa pandemi Covid-19 yang dimulai sejak Maret 2020, tidak menyurutkan BRI untuk makin meningkatkan kontribusinya ke sektor pertanian.
Supari mengungkapkan, sektor pertanian menjadi salah satu sektor pertumbuhan BRI di masa pandemi. Oleh karena, itu seluruh infrastruktur yang relevan dilakukan penataan kembali untuk makin dapat memberi ruang akses kepada pelaku usaha mikro sektor pertanian.Upaya itu, pertama diwujudkan dengan mendekatkan 28.000 mantri sebagai ujung tombak pemberdayaan BRI pada ekosistem desa. Kedua, peningkatan berbagai program pemberdayaan klaster yang meliputi literasi dasar, bisnis & digital. Tercatat telah ada 10.000 klaster dan 4.700 klaster di antaranya adalah klaster pertanian.Fenomena Pertumbuhan Sektoral Selama PandemiSupari menyoroti bahwa dalam kondisi pandemi terdapat fenomena terjadinya perubahan postur pertumbuhan sektoral yang sebelumnya didominasi oleh sektor perdagangan bergeser ke sektor yang lain, terutama sektor pertanian. Ia menambahkan bahwa sepanjang masa pandemi, sektor pertanian terbukti bertahan dan justru mengalami pertumbuhan yang signifikan. "Perseroan memiliki komitmen untuk terus mendorong peningkatan produksi sektor pertanian melalui pembiayaan dan pemberdayaan kepada pelaku usaha di bidang pertanian," lanjutnya.Baca Juga: Di Jawa Timur, Menteri BUMN dan Dirut BRI Dorong Percepatan Vaksinasi Hingga Pemberdayaan UMKMDi samping mengubah postur pertumbuhan sektoral, juga terdapat indikasi berdampak kepada perubahan landscape kapasitas produksi dalam pendekatan pembiayaan, antara Jawa & luar Jawa.
Pulau Jawa terindikasi makin kuat dengan intensifikasinya & luar Pulau Jawa terdapat perluasan sentra-sentra produksi pertanian.Dilihat dari sub-sektor berdasarkan komoditas, juga terjadi indikasi penguatan pada komoditasâkomoditas strategis, tercatat tren alokasi pembiayaan yang tumbuh signifikan dari tahun 2019 sampai dengan semester I-2021 sebesar 47,7 persen.Strategi BRI Dorong Pertumbuhan Komoditas Unggulan BaruStrategi penyaluran pembiayaan BRI selama masa pandemi juga memunculkan potensi pertumbuhan komoditas unggulan baru dan hal ini bisa menjadi indikasi betapa masih besarnya potensi sektor pertanian berkembang untuk makin mendukung kemandirian pangan. Indikasi dimaksud dapat terlihat dari peningkatan beberapa komoditas, sebagai berikut:Mengingat modal kerja merupakan salah satu unsur utama di sektor pertanian, upaya meningkatkan akses pembiayaan menjadi penting.
Untuk itu, percepatan dan perluasan akses pembiayaan melalui ekosistem pertanian diharapkan dapat memitigasi risiko, baik secara individu maupun kelompok atau kita kenal dengan istilah klaster.Pemberdayaan Pola KlasterSupari menambahkan bahwa pola pendekatan kelompok/klaster terbukti mampu meningkatkan peran kelembagaan dengan nuansa kearifan lokal. Strategi pengembangan klaster binaan BRI sendiri diarahkan pada 3 hal.Pertama, peningkatan produktivitas, lebih dari 6.000 pemberdayaan berupa pelatihan serta bantuan sarana produksi untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas.Baca Juga: Dirut BRI Ajak Pelaku UMKM Jadi Lokomotif Kebangkitan Ekonomi IndonesiaKedua, peningkatan akses pasar melalui inovasi dan kolaborasi, selain menciptakan berbagai payment tools, BRI menggandeng berbagai mitra, mulai dari penyedia platform blockchain hingga yang berkecimpung dalam bidang e-commerce. Selain itu, kegiatan kurasi dan business matching (BRILIANPRENEUR) pun rutin dilakukan dalam rangka menjembatani pelaku UMKM mampu mengakses pasar Internasional.
Tahun 2020 yang lalu, didapat 74 kontrak pembelian dengan total dealing amount sebesar US$57,5 juta.Ketiga, peningkatan kualitas dan nilai tambah (value added) seluruh pelaku ekosistem bisnis yang terhubung dalam rantai nilai (perusahaan, petani, kelompok tani, pengumpul, pengolah, pedagang, pasar). Kegiatan pemberdayaan BRI tersebut juga diarahkan kepada 8 klaster komoditas yang menjadi concern Kementerian BUMN RI. Progres pemberdayaan tersebut dicerminkan dengan besarnya pembiayaan BRI, sebagai berikut:"Sejalan dengan Kementerian BUMN RI, BRI konsisten mendukung peningkatan produksi komoditas unggulan melalui pemberdayaan klaster.
Hal ini sebagai wujud nyata dukungan kepada Pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan nasional," ungkapnya.Untuk menciptakan sebuah ekosistem bisnis pertanian yang terintegrasi diperlukan kolaborasi dari berbagai pemegang kepentingan (stakeholders). "Ekosistem ini sendiri memegang peranan penting dalam menjamin business process dari hulu sampai ke hilir. Dalam menjamin berjalannya rantai bisnis tersebut, konsolidasi klaster melalui platform teknologi dapat membangun nilai tawar kepada para pelaku usaha untuk terlibat di dalamnya, dari penyedia teknologi budi daya pertanian, pemasaran yang terkoneksi dengan dengan off taker, hingga produksi pascapanen dengan diversifikasi produk," pungkas Supari.
PT Bestprofit Futures Sumber : Investing
#bpf#www.bpfnews.com#BPF PNK#BPF Pontianak#pt bestprofit futures#best profit#pt bestprofit#bestprofit#Bestprofit Futures#PT BEST PROFIT#PT BEST PROFIT FUTURES#kripto
0 notes
Text
Merumuskan Agenda SDM dan Desain Kewilayahan 2020-2024: Adakah Cara Baru?
Menarik sekali menyimak Pidato Perdana Presiden Joko Widodo ketika Pelantikan Presiden RI pada Sidang Paripurna MPR, pada 20 Oktober 2019. Presiden Joko Widodo menegaskan, "Dalam dunia yang penuh resiko, yang sangat dinamis, dan kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. Harus inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya". Pernyataan ini menegaskan kembali apa yang Presiden telah tegaskan ketika menyampaikan pidato Visi Indonesia, pada 14 Juli 2019 lalu. Ketika itu, ditegaskan, "Kita harus mencari cara baru, dengan inovasi dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama. Baik dalam mengelola organisasi, lembaga, maupun pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat efektif. Yang tidak efisien kita buat efisien. Kita harus menjadi negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing". Hal ini menandakan, diperlukan langkah terobosan dalam berbagai aspek yang terkait dengan kerangka daya saing, apalagi di mata internasional. Mengelola Daya Saing di Dunia Internasional Pernyataan Presiden Joko Widodo ini sangat relevan dengan konteks Indonesia yang sedang mengelola daya saing di mata internasional. Beberapa hari lalu, tepatnya 8 Agustus 2019, World Economic Forum (WEF) dalam laporan tahunan terbarunya Indeks Daya Saing Global atau Global Competitiveness Index (GCI) Report 2019 menurunkan posisi Indonesia sebanyak lima peringkat dari posisi ke-45 menjadi ke-50. Lantas, apa yang harus kita benahi. Mari kita lihat sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan ini. Dari laporan GCI Report 2019 sebanyak 666 halaman itu, ada 12 pilar yang dinilai: institutions, infrastructure, ICT adoption, macroeconomic stability, health, skills, product market, labour market, financial system, market size, business dynamism, dan innovation capability (The Global Competitiveness Report 2019, Klaus Schwab, WEF). Dari 12 pilar, Indonesia mengalami penurunan skor pada lima pilar. Secara singkat, Pertama, pilar aposi TIK (ICT Adoption) yang hanya mendapat skor 55,4. Kedua, pilar kesehatan (health) juga mengalami penurunan dengan skor 70,8. Ekspektasi hidup sehat pada manusia di Indonesia terhitung hanya 62,7 tahun. Ketiga, pilar kemampuan SDM (skills) juga menurun dengan skor 64. Penurunan terlihat pada indikator kemampuan (skillset) para lulusan, kemampuan digital pada populasi produktif, dan kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil. Selanjutnya, keempat, adalah penurunan juga terjadi pada pilar pasar tenaga kerja dengan skor 57,7. Indikator perbandingan bayaran dan produktivitas, tarif pajak tenaga kerja, fleksibilitas penentuan upah, dan kebijakan pasar tenaga kerja yang berlaku saat ini menjadi beberapa penyebabnya. Terakhir kelima, daya saing Indonesia juga menurun pada pilar produk di pasar (Product Market). Indikator yang menyebabkan penurunan adalah efek distorsi kebijakan pajak dan subsidi pada saing, dominasi pasar, dan non-tariff barriers, serta kompleksitas tarif pada produk-produk Indonesia. Kita, Indonesia meraih skor cukup tinggi dalam pilar stabilitas makroekonomi (macroeconomic stability) dengan nilai 90 dan ukuran pangsa pasar (market size) dengan nilai 82,4. Revitalisasi SMK, Sebuah Cara Pendekatan Baru Mencermati 5 aspek yang menurun dari Global Competitiveness Index (GCI) ternyata terkait dengan kualitas sumber daya manusia, baik aspek kesehatan, skill SDM dan tenaga kerja. Di titik ini, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa dalam 5 tahun ke depan, SDM menjadi perhatian utama. Dalam perspektif pembangunan kewilayahan, Indonesia dihadapkan dengan karakter yang beragam, baik kesukuan, tingkat kemajuan pendidikan, akses ke sentra pendidikan dan pelatihan, maupun potensi ekonomi wilayah. Dengan situasi yang dihadapi di daerah-daerah, sejumlah agenda perlu mendapat perhatian. Salah satunya adalah perhatian ke sekolah kejuruan atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di berbagai daerah di seluruh Tanah Air. Harapannya, SMK menjadi fondasi dari kebijakan vokasi yang dapat menyumbangkan tenaga kerja yang berkualitas dalam lapangan kerja. Ke depan, dalam revitalisasi SMK, siswa SMK akan difokuskan untuk terserap di bidang pariwisata, pertanian produktif, ekonomi kreatif, kemaritiman, dan energi pertambangan. Saat ini total SMK di seluruh Indonesia sekitar 14 ribu sekolah. Secara bertahap, pemerintah akan merevitalisasi 5.000 SMK sampai tahun 2025. Komitmen revitalisasi SMK ini ditunjukkan dengan hadirnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Inpres ini terbit pada tanggal 9 September 2016 yang ditujukan kepada 12 Menteri Kabinet Kerja, 34 Gubernur, dan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dalam Inpres tersebut, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar ada langkah-langkah untuk revitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing SDM Indonesia. Demikian juga, disusun peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing dengan berpedoman pada peta jalan pengembangan SMK. Secara khusus untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Presiden Jokowi memberikan enam instruksi. Keenam instruksi tersebut adalah: membuat peta jalan SMK; menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match); meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; meningkatkan kerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri; meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK; dan membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Demikian pula, kepada Kepala BNSP, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk mempercepat sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK, pendidik, dan tenaga pendidik SMK, serta mempercepat pemberian lisensi bagi SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi pihak pertama. Sementara itu, Presiden menginstruksikan 34 Gubernur agar memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan SMK yang bermutu sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing; menyediakan pendidik, tenaga kependidikan, sarana, dan prasarana SMK yang memadai dan berkualitas; melakukan penataan kelembagaan SMK yang meliputi program kejuruan yang dibuka dan lokasi SMK; serta mengembangkan SMK unggulan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Indonesia-sentris dan Kebutuhan SDM Sejak 5 tahun terakhir ini, dengan visi Indonesia-sentris, pemerataan pembangunan antar wilayah menjadi sebuah keniscayaan. Skenario pembangunan ke luar Jawa-Bali, tidak terjebak dengan Jawa-sentris semata. Sumbangan dalam struktur ekonomi nasional yang dominan sebenarnya menandakan konsentrasi pembangunan di wilayah tertentu, dan sebaliknya sebagian wilayah tertinggal dan termarginal dalam konteks pembangunan Sejalan dengan paradigma Indonesia-sentris, Presiden Joko Widodo juga menempatkan pesan pentingnya pentingnya kebijakan asimetrik dalam konteks pembangunan SDM, secara khusus pada aspek revitalisasi SMK. Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, terdapat 122 kabupaten yang termasuk dalam kategori daerah tertinggal di tahun 2015-2019, dimana sebagian besar daerah tertinggal tersebut berada di wilayah timur Indonesia. Dengan setting yang beragam, mutlak bagi kita untuk mendesain peta jalan revitalisasi SMK dengan skenario pengembangan ekonomi wilayah, baik koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan dalam rancangan awal RPJMN 2020-2024. Artinya, komitmen revitalisasi 5.000 SMK sejak 2020-2024 harus sejalan dengan desain pengembangan wilayah, misanya keterkaitan SMK dengan instrumen kewilayahan seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional, Kawasan Transmigrasi, dan desain kebijakan wilayah lainnya. Saatnya untuk mengurangi lulusan SMK yang tidak sesuai dengan lapangan kerja dan investasi, serta tidak kreatif dalam membuka lapangan kerja sesuai skill yang dimiliki. Harapan kita adalah hadir keselarasan antara pendidikan dan pasar di berbagai pelosok Tanah Air. Semua ini berpengaruh terhadap daya saing Indonesia di mata dunia, sebagaimana kriteria Global Competitiveness Index 4.0. Jakarta, 21 Oktober 2019 Oleh: Velix Wanggai Read the full article
0 notes
Text
TPAKD Jatim Dorong Petani Kopi Melek Keuangan
TPAKD Jatim Dorong Petani Kopi Melek Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta BPD Jawa Timur yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Timur menggelar “Business Matching Percepatan Akses Keuangan serta Pelatihan, Literasi dan Inklusi (PETIK) Keuangan” di Hotel Grand Padi Bondowoso, Jumat (15/11/2019). Kegiatan diikuti 70…
View On WordPress
0 notes
Text
Pengusaha Jatim dan NTB Dipertemukan Gubernur Khofifah, Transaksi Rp 603 Miliar Tercapai
https://www.satukanal.com/pengusaha-jatim-dan-ntb-dipertemukan-gubernur-khofifah-transaksi-rp-603-miliar-tercapai/
Pengusaha Jatim dan NTB Dipertemukan Gubernur Khofifah, Transaksi Rp 603 Miliar Tercapai
Dalam rangka menguatkan perdagangan antar-wilayah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin misi dagang Jawa Timur ke Provinsi NTB, di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Selasa (29/10) pagi.
Hanya dalam waktu singkat, misi dagang yang mempertemukan 128 pengusaha Jawa Timur dengan pengusaha NTB menghasilkan transaksi mencapai Rp 603 miliar. Hal ini kian membuktikan bahwa potensi perdagangan antarkedua provinsi tersebut begitu kuat.
“Dalam misi dagang kali ini, omzetnya mencapai Rp 603 miliar lebih. Bandingkan pada tahun 2017 baru mencapai Rp 4 milliar. Dalam pertemuan antar-pengusaha Jatim dan NTB selama 7 jam, transaksi bisa mencapai Rp 603 miliar. Ini hal yang luar biasa,” kata Khofifah di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa (29/10).
Menurut dia, misi dagang merupakan fasilitasi pemerintah untuk mempertemukan para pelaku usaha guna menemu kenali dan menyebarluaskan potensi produk perindustrian, perdagangan, potensi perikanan, agribisnis dan peluang investasi. Sebab, jika merujuk data struktur perdagangan Jawa Timur, net ekspor perdagangan antarwilayah Jawa Timur lebih besar dibandingkan net ekspor perdagangan luar negeri. Sampai dengan semester pertama tahun 2019, net ekspor antar-wilayah surplus sebesar Rp 44,98 triliun.
Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi pasar dalam negeri bagi Jawa Timur lebih besar dibandingkan dengan luar negeri. Selain itu, realisasi investasi Jawa Timur pada semester pertama tahun 2019 mencapai Rp 32,154 triliun .
Angka itu didominasi oleh UMKM yang menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur di tengah perekonomian global yang dinamis.
Tak hanya membuka misi dagang. Kedatangan Khofifah ke NTB juga memiliki misi membangun sisterhood province dengan melancarkan misi dagang antardaerah.
Sebagai bentuk implementasi sisterhood, kedua kepala daerah itu melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) tentang kerja sama pembangunan daerah dalam rangka pengelolaan potensi dan sumber daya.
“Kegiatan ini bisa menjadi new partnership antara Jatim dan NTB. Untuk Jatim, kami akan siapkan karpet merah dan karpet hijau. Sering terkait investasi, kita terlampau outward looking. Saya ingin mengajak kita juga melihat secara inward looking. Karena dari data kami, perdagangan dalam negeri Jawa Timur itu sangat signifikan,” tuturnya.
Melihat potensi yang dimiliki NTB, Khofifah langsung menawarkan kerja sama jagung serta perluasan penggemukan sapi untuk swasembada daging dan protein hewani. Oleh karena itu, Khofifah juga menawarkan tenaga inseminator dan tenaga pemeriksa kebuntingan dari Jatim untuk memberikan pelatihan termasuk dari Balai Besar Inseminasi Buatan di Jatim untuk peternak dari NTB. Sebab, pada dasarnya, NTB memiliki bibit sapi yang bagus.
Serta yang tak ketinggalan Khofifah juga menawarkan kerja sama dengan NTB terkait kerangka perhiasan untuk mutiara. Pasalnya Jatim memiliki industri perhiasan terbesar di Indonesia. “Masih banyak kerangka dari perhiasan yang berbasis mutiara di NTB masih diimpor, terutama untuk liontin, gelang dan cincin,” imbuhnya.
Melihat hal tersebut, Khofifah menjelaskan, harus ada pertemuan yang lebih fokus antara pelaku usaha perhiasan berbasis mutiara di NTB untuk melakukan business matching dengan perusahaan-perusahaan perhiasan di Jatim.
“Jadi, 49,5 persen kontribusi industri perhiasan Indonesia itu dari Jawa Timur. Maka temu kenal kebutuhan terutama kerangka perhiasan bagi industri mutiara di NTB bisa ketemu dengan pelaku-pelaku industri perhiasan di Jatim apakah berbasis emas, silver dan sebagainya. Memang seharusnya lebih sering pertemuan-pertemuan misi dagang seperti ini,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah berharap bisa melakukan hal-hal yang produktif untuk kerjasama NTB dan Jatim. NTB hidupnya sebagian besar dari pertanian, perkebunan, perdagangan, dan pariwisata.
“Kami mendorong desa wisata, perkembangan pariwisata sejalan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya masyarakat desa. Nantinya, Kerjasama tidak hanya tertutup pada pertanian, peternakan dan perdagangan,” pungkasnya.
0 notes
Text
Customer Service Supervisor job at Sejasa Indonesia
Sejasa is a service marketplace that connects people with service providers (photographers, cake makers, dress designers, interior designers, renovation contractors, etc.) that are recommended by the community. Customers tell us their detailed requirements, we help match them with up to 4 service professionals who will send a customized quote (complete with business profile, contact details, portfolio and reviews).
We are a dynamic startup based out of Jakarta and we looking to add smart, dynamic and highly motivated members to our team. We’re going for a wild ride and hope you will come with us! You will be joining as one of the very first employee in a fast-growing startup.
Deskripsi Pekerjaan:
1. Mengawasi tim customer service. Memastikan pelaksanaan disiplin, ketepatan waktu, dan kinerja yang berkualitas tinggi sesuai atau bahkan melebihi target.
2. Memberikan bimbingan dan nasihat secara berkala sesuai dengan rencana peningkatan performa.
3. Melaksanakan pelatihan dan perencanaan pengembangan potensi untuk memastikan pelanggan mendapatkan pelayanan yang profesional dan pelaksanaan tugas berlangsung dengan efisien dan tepat guna.
4. Memimpin dan memotivasi tim customer service untuk memastikan tercapainya target performa dan meningkatkan retensi anggota tim.
5. Membuat laporan berkala untuk kinerja tim
6. Memimpin anggota tim dalam menangani customer complain dan mencari solusi untuk permasalah yang dihadapi oleh customer
1. Minimum 2 tahun pengalaman memimpin customer service call center
2. Memiliki disiplin, rajin, proaktif, dan etika kerja yang kuat
3. Memiliki kemampuan berorganisasi dan berkomunikasi dengan baik
4. Memiliki komitmen untuk kepuasan pelanggan
5. Mampu belajar dengan cepat
From http://www.startupjobs.asia/job/40610-customer-service-supervisor-customer-service-job-at-sejasa-indonesia
from https://startupjobsasiablog.wordpress.com/2018/09/26/customer-service-supervisor-job-at-sejasa-indonesia/
0 notes
Text
Training Need Analysis
New Post has been published on http://training.aryasentraconsulting.com/training-need-analysis/
Training Need Analysis
[vc_row][vc_column][vc_column_text]Pelatihan dan pengembangan pegawai/karyawan memerlukan kesiapan sumber daya manusia sangat bergantung kepada sistem pengembangan kompetensi maupun skill dan knowledge yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu sarana yang pada umumnya dipergunakan perusahaan saat ini untuk meng-upgrade kemampuan sumber daya manusianya adalah dengan memiliki fasilitas Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau Training Center sendiri. Pada intinya, Divisi Pendidikan dan Pelatihan harus menjadi tulang punggung utama yang bertugas mendukung kebutuhan bisnis melalui sumber daya manusia yang handal dengan dukungan program-program pelatihan yang Link and Match dengan kebutuhan bisnis (Business Plan).
Oleh sebab itu, pengelola fungsi diklat atau pelatihan dan pengembangan harus mampu melibatkan atau bekerjasama dengan fungsi lainnya dalam melakukan analisis kebutuhan, merancang program, melakukan evaluasi, memasarkan fungsi pelatihan di dalam organisasi serta beberapa keterampilan dasar lainnya agar fungsi pelatihan berjalan secara efektif. Untuk itulah melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat memahami fungsi dan peran unit pelatihan, mengetahui prinsip dalam menyusun rencana strategi unit pelatihan hingga ke tahap penyusunan rencana pelatihan tahunan organisasi/perusahaan/institusi/institusi.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
0 notes
Text
OJK Dorong Percepatan Akses Keuangan Petani Kakao
OJK Dorong Percepatan Akses Keuangan Petani Kakao
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, BPR Jawa Timur yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (TPAKD Jatim) menyelenggarakan “Business Matching Percepatan Akses Keuangan serta Pelatihan, Literasi dan Inklusi (PETIK) Keuangan” kepada 100 Petani Kakao di Mojokerto.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan…
View On WordPress
0 notes
Text
Pengusaha Jatim dan NTB Dipertemukan Gubernur Khofifah, Transaksi Rp 603 Miliar Tercapai
https://www.satukanal.com/pengusaha-jatim-dan-ntb-dipertemukan-gubernur-khofifah-transaksi-rp-603-miliar-tercapai/
Pengusaha Jatim dan NTB Dipertemukan Gubernur Khofifah, Transaksi Rp 603 Miliar Tercapai
Dalam rangka menguatkan perdagangan antar-wilayah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin misi dagang Jawa Timur ke Provinsi NTB, di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Selasa (29/10) pagi.
Hanya dalam waktu singkat, misi dagang yang mempertemukan 128 pengusaha Jawa Timur dengan pengusaha NTB menghasilkan transaksi mencapai Rp 603 miliar. Hal ini kian membuktikan bahwa potensi perdagangan antarkedua provinsi tersebut begitu kuat.
“Dalam misi dagang kali ini, omzetnya mencapai Rp 603 miliar lebih. Bandingkan pada tahun 2017 baru mencapai Rp 4 milliar. Dalam pertemuan antar-pengusaha Jatim dan NTB selama 7 jam, transaksi bisa mencapai Rp 603 miliar. Ini hal yang luar biasa,” kata Khofifah di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa (29/10).
Menurut dia, misi dagang merupakan fasilitasi pemerintah untuk mempertemukan para pelaku usaha guna menemu kenali dan menyebarluaskan potensi produk perindustrian, perdagangan, potensi perikanan, agribisnis dan peluang investasi. Sebab, jika merujuk data struktur perdagangan Jawa Timur, net ekspor perdagangan antarwilayah Jawa Timur lebih besar dibandingkan net ekspor perdagangan luar negeri. Sampai dengan semester pertama tahun 2019, net ekspor antar-wilayah surplus sebesar Rp 44,98 triliun.
Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi pasar dalam negeri bagi Jawa Timur lebih besar dibandingkan dengan luar negeri. Selain itu, realisasi investasi Jawa Timur pada semester pertama tahun 2019 mencapai Rp 32,154 triliun .
Angka itu didominasi oleh UMKM yang menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur di tengah perekonomian global yang dinamis.
Tak hanya membuka misi dagang. Kedatangan Khofifah ke NTB juga memiliki misi membangun sisterhood province dengan melancarkan misi dagang antardaerah.
Sebagai bentuk implementasi sisterhood, kedua kepala daerah itu melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) tentang kerja sama pembangunan daerah dalam rangka pengelolaan potensi dan sumber daya.
“Kegiatan ini bisa menjadi new partnership antara Jatim dan NTB. Untuk Jatim, kami akan siapkan karpet merah dan karpet hijau. Sering terkait investasi, kita terlampau outward looking. Saya ingin mengajak kita juga melihat secara inward looking. Karena dari data kami, perdagangan dalam negeri Jawa Timur itu sangat signifikan,” tuturnya.
Melihat potensi yang dimiliki NTB, Khofifah langsung menawarkan kerja sama jagung serta perluasan penggemukan sapi untuk swasembada daging dan protein hewani. Oleh karena itu, Khofifah juga menawarkan tenaga inseminator dan tenaga pemeriksa kebuntingan dari Jatim untuk memberikan pelatihan termasuk dari Balai Besar Inseminasi Buatan di Jatim untuk peternak dari NTB. Sebab, pada dasarnya, NTB memiliki bibit sapi yang bagus.
Serta yang tak ketinggalan Khofifah juga menawarkan kerja sama dengan NTB terkait kerangka perhiasan untuk mutiara. Pasalnya Jatim memiliki industri perhiasan terbesar di Indonesia. “Masih banyak kerangka dari perhiasan yang berbasis mutiara di NTB masih diimpor, terutama untuk liontin, gelang dan cincin,” imbuhnya.
Melihat hal tersebut, Khofifah menjelaskan, harus ada pertemuan yang lebih fokus antara pelaku usaha perhiasan berbasis mutiara di NTB untuk melakukan business matching dengan perusahaan-perusahaan perhiasan di Jatim.
“Jadi, 49,5 persen kontribusi industri perhiasan Indonesia itu dari Jawa Timur. Maka temu kenal kebutuhan terutama kerangka perhiasan bagi industri mutiara di NTB bisa ketemu dengan pelaku-pelaku industri perhiasan di Jatim apakah berbasis emas, silver dan sebagainya. Memang seharusnya lebih sering pertemuan-pertemuan misi dagang seperti ini,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah berharap bisa melakukan hal-hal yang produktif untuk kerjasama NTB dan Jatim. NTB hidupnya sebagian besar dari pertanian, perkebunan, perdagangan, dan pariwisata.
“Kami mendorong desa wisata, perkembangan pariwisata sejalan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya masyarakat desa. Nantinya, Kerjasama tidak hanya tertutup pada pertanian, peternakan dan perdagangan,” pungkasnya.
0 notes