Tumgik
#PariwisataKeagamaan
ceritawali · 1 year
Text
Tumblr media
Masjid Nabawi, terletak di Kota Madinah, merupakan tempat paling suci kedua bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah. Masjid ini menjadi salah satu tujuan utama ketika umat Islam menunaikan ibadah haji atau umrah, mengingat keutamaannya.
Selain itu, kubah hijau yang menjadi ikon Masjid Nabawi menjadi tempat makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar As Siddiq, dan Umar bin Khattab. Artikel ini akan menguraikan sejarah awal pembangunan Masjid Nabawi dan juga keutamaan melaksanakan salat di dalamnya.
Sejarah Pembangunan Masjid Nabawi
Menurut M. Irawan dalam bukunya yang berjudul "Keajaiban Masjid Nabawi," Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah setelah Masjid Quba.
Masjid Quba didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Setelah tiba di Madinah, Rasulullah SAW membangun Masjid Nabawi.
Awalnya, lokasi Masjid Nabawi adalah tempat penjemuran buah kurma milik dua anak yatim bernama Sahl dan Suhail. Tempat ini kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW dan diubah menjadi sebuah masjid.
Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dengan bantuan para sahabat dan kaum Anshar pada tahun 664 Masehi. Awalnya, Masjid Nabawi memiliki ukuran sekitar 50x50 meter dengan atap setinggi 3,5 meter. Temboknya terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya terbuat dari daun kurma.
Di salah satu sisi masjid, juga dibangun sebuah rumah atau kediaman untuk Rasulullah SAW. Kediaman ini relatif kecil dan lebih sederhana daripada masjid, namun bangunannya sedikit lebih tertutup.
Selama masa pemerintahan Umar bin Khattab, dinding kamar Rasulullah SAW diperbaiki dengan bangunan permanen. Sebagian dari ruangan tersebut digunakan sebagai tempat tinggal bagi para fakir miskin yang tidak memiliki rumah.
Perbaikan dan Perluasan Masjid Nabawi
Masjid Nabawi saat ini berfungsi sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan bagi umat Islam dari seluruh dunia. Keberhasilan ini tidak lepas dari serangkaian perbaikan dan perluasan yang telah dilakukan berkali-kali sepanjang sejarahnya.
Menurut buku "Sejarah Terlengkap Peradaban Islam" karya Abdul Syukur al-Azizi, perbaikan pertama Masjid Nabawi terjadi pada tahun ke-4 H. Setelah itu, masjid ini mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan.
Pada tahun 7 H, Rasulullah SAW memperluas Masjid Nabawi dengan menambahkan 20 hasta ke arah panjang dan 20 hasta ke arah lebar masjid. Hal ini dilakukan karena pertumbuhan jumlah umat Muslim yang semakin pesat sehingga masjid menjadi penuh.
Pada era modern, Raja Fahd bin Abdul Aziz memiliki peran yang sangat signifikan dalam perbaikan dan perluasan Masjid Nabawi. Sampai saat ini, Masjid Nabawi memiliki luas mencapai 165.000 m2 dengan 95 pintu dan 10 menara. Masjid Nabawi sekarang mampu menampung sekitar 535.000 jamaah.
Keutamaan Salat di Masjid Nabawi
Salah satu hal yang membuat Masjid Nabawi banyak dikunjungi oleh umat Muslim dari seluruh dunia adalah keutamaan salat di Masjid Nabawi yang berbeda dari masjid-masjid lainnya.
Melaksanakan salat di Masjid Nabawi ternyata memberikan pahala yang jauh lebih besar dibandingkan dengan salat di masjid lainnya. Hal ini disebutkan dalam hadits dari Jabir RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنِ اِبْنِ اَلزُّبَيْرِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ
Artinya: "Satu kali sholat di masjid ini memiliki pahala yang lebih besar dari seribu kali sholat di masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram. Dan satu kali sholat di Masjidil Haram, lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lainnya." (HR. Ahmad)
Selain itu, Abu Bakr Al-Jazairi dalam buku Ensiklopedi Muslim menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan keistimewaan khusus di Masjid Nabawi dengan adanya Raudhah (taman) mulia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَا بَيْنَ بَيْنِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رياض الْجَنَّةِ.
Artinya: "Di antara rumahku dan mimbar, terdapat salah satu Raudhah (taman) dari taman-taman surga." (Muttafaq Alaih).
Raudhah disebut sebagai tempat yang mulia dan istimewa. Sebab, di tempat ini Rasulullah SAW beribadah, menerima wahyu, dan berdakwah.
1 note · View note