#Paradigma Nusantara
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sirajul Huda: Ngaji Bareng Kitab Sirajul Huda
Catatan perjalanan yang sudah setahun setengah lebih sih ini, 11-12 Agustus 2023. Perjalanan Peneleh Research Institute dan SMA Islam Bani Hasyim ke Lenggong, Kampung Banggol Batu, Perak, Malaysia atas undangan Akademi Darul Turath Al-Hajari bukan hanya sekedar kunjungan biasa. Kunjungan kami adalah silaturrahim Persaudaraan Kitab Nusantara, yaitu Sirajul Huda karya Syekh Zainuddin As-Sumbawi…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/ccad74eaef63a0614a11f5ffd54516d6/06fc659bb85169a8-d9/s540x810/3a5bb959c8ea39b097833730802fd5835421225a.jpg)
View On WordPress
#arab jawi#arab pegon#indonesia#islam#malaysia#nusantara#Paradigma Nusantara#peneleh research institute#politik#sastra#sirajul huda#sma bani hasyim#syekh zainuddin tepal as-sumbawi#thailand
0 notes
Text
Pemimpin Cerdas
Ada statement menarik dari Prof. Yusril yang kurang lebih begini :
Boleh saja kita belajar dan mengambil pemikiran luar, misal dari pemikiran IM, Syaikh Abu A'la Al-Maududi, Taqiyuddin An-Nabhani, dan lain-lainya.
Namun satu hal yang perlu kita sadari, khazanah intelektual Muslim nusantara juga tak kalah hebatnya. Pemikiran mereka tak terbentuk dari ruang hampa, namun terbentuk dari perenungan yang dalam, juga melihat kondisi masyarakat secara langsung.
Ini jadi titik penting generasi muda hari ini, bagaimana kita harus belajar kembali tentang sejarah bangsa terkhusus dakwah Islam, selanjutnya memadukan ide atau gagasan pemikiran dari luar dan dalam, lalu menemukan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi tentunya disesuaikan juga dengan kondisi dan juga karakter masyarakat.
Itu adalah salah satu ciri pemimpin bangsa yang cerdas.
Pernyataan ini kurang lebih sama juga dengan kritik yang disampaikan oleh Ustadz Arif Wibowo kepada DK, bagaimana paradigma ADK telat untuk menyadari realitas masyarakat dan terkadang menggunakan pisau analisis yang kurang tepat.
Pembacaan satu isi membuat gambaran tidak utuh atas konsepsi bangsa, akibatnya memunculkan sekat di lapangan, cenderung berkumpul di lingkungan homogen, dan kurang membaur di masyarakat.
Saya ambil contoh Masyumi dan FJP. Selain belajar bagaimana FJP menang pemilu Mesir, ADK perlu banyak belajar bagaimana Partai Masyumi bisa menjadi corong politik umat Islam pasca kemerdakaan. Menurut saya, Masyumi bisa dibilang lebih dewasa dalam pengelolan negara dibanding FJP yang pragmatis. Masyumi satu langkah lebih bisa membuat iklim demokratis di Indonesia, bahkan menjadi perekat kembali NKRI. Berbeda dengan FJP yang langsung menerapkan syariat dalam UU yang akhirnya dilawan oleh opisisi sampai akhirnya dikudeta militer.
Sama halnya juga dengan Khilafah, sebagai seorang muslim wajib hukumnya untuk mempercayai takdir akhir zaman kelak. Namun dalam praktek demokrasi hari ini, saya lebih sepakat dengan maratibul amalnya IM yang memang lebih konstruktif jalanya, juga menyentuh aspek yang paling fundamental dari seorang muslim.
Bukan maksud untuk membanding-bandingkan, namun agar kita belajar tak hanya dari satu sudut pandang saja agar dapat membentuk konstruksi berpikir yang lebih matang.
Nyatanya waktu kita sedikit sedangkan pekerjaan yang harus kita lakukan sangatlah banyak. Perlunya pemaknaan yang mendalam lagi tentang ilmu, adab-adabnya, juga kesabaran dalam proses belajarnya.
youtube
19 notes
·
View notes
Text
Melestarikan Makanan Indonesia Dari Masa ke Masa
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/4a841970345e8404e5f10edeb6d84a7e/1fffdd0626d498ac-59/s640x960/191545077fc8395468cca0a863fb5037a1786f20.jpg)
Judul: Jejak Rasa Nusantara, Sejarah Makanan Indonesia | Penulis: Fadly Rahman | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2016 | Tebal: xxii + 395 halaman |
Tayangan ihwal makanan semakin mudah ditemui. Mulai dari tips dan trik cara memasak memanfaatkan bahan-bahan makanan yang ada, hingga apa yang disebut secara general sebagai kuliner dengan segala variannya.
Tak hanya di televisi, bahkan sejak era media sosial, sebagian orang seakan-akan berlomba menjadi verifikator segala jenis makanan yang ada, dan kemudian secara serampangan diberi label, “Enak. Mantap betul. Bikin ketagihan. Lezatnya bikin merem melek” dan lain sebagainya.
Di satu sisi kemunculan sejumlah program televisi dan vlogger makanan tersebut sebagai hal positif, terutama dalam mengangkat makanan-makanan Indonesia yang beraneka ragam sehingga bisa menjadi tuan rumah sendiri, di tengah gempuran makanan global lain yang semakin mudah ditemui di Indonesia.
Kuliner Indonesia memang identik dengan banyaknya bumbu, kaya bahan, aneka citarasa serta ragam pengolahan karena berasal dari banyak daerah yang mempunyai kekhasan dan kekayaan alamnya. Namun asumsi-asumsi tersebut menyisakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan seperti misalnya bagaimana dan sejak kapan citra “gemah ripah” itu mulai dibudidayakan dan membudaya dalam kuliner Indonesia? Siapa saja yang berperan dalam pengembangan kuliner Indonesia dari masa ke masa?
Nah, buku bertajuk Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia hasil karya Fadly Rahman yang semula berasal dari tesis di Program S2 Sejarah UGM ini mencoba menelisik jejak-jejak makanan Indonesia dan bagaimana kuliner itu bisa diwariskan dari waktu ke waktu. Tak hanya itu, di akhir pembahasan buku ini penulisnya menelusuri bagaimana pemerintah Indonesia khususnya di akhir masa Orde Lama mengembangkan program dan propaganda makanan sehat bagi rakyat melalui publikasi buku-buku ilmu makanan, salah satunya yang kemudian diwujudkan dalam proyek ambisius buku masak bertajuk Mustika Rasa pada tahun 1967.
Dalam penelitiannya, Rahman berpandangan bahwa cerita-cerita tentang pencarian rempah-rempah pada masa lampau, ada hal terpendam dari hubungan Tiongkok dan India dengan Nusantara yakni pengaruh jenis bahan makanan berikut teknik-teknik pengolahannya yang kemudian diadaptasi dalam pengolahan berbagai makanan yang ada di Indonesia. Hal ini agaknya yang masih sedikit perhatian dalam historiografi gastronomi di Indonesia.
Ia menunjuk pengaruh India yang memperkenalkan beberapa jenis tanaman seperti Bawang/bakung, ketumbar, jintan, dan jahe. Bahan-bahan inilah yang kelak mendukung pengembangan kari di kawasan Asia Tenggara, dan khususnya di Sumatra (hal 19).
Lebih lanjut, seiring dengan perkembangan Islamisasi di Nusantara pasca Hindu Buddha sepanjang abad ke-13 hingga ke-15, masuknya pengaruh Islam tersebut setidaknya mengubah paradigma seleksi bahan makanan. Rahman memperkirakan bahwa Islamisasi mempunyai pengaruh besar dalam mengubah pola konsumsi daging, karena salah satu syarat ketaatan pada Islam adalah tidak memakan daging babi. Namun, perubahan secara gradual yang diperkirakan pada abad ke-16 menjadi semacam pembuka jalan menuju cita rasa baru seiring terjadinya perubahan ekosistem yang terjadi di Nusantara.
Perubahan itu diantaranya ditandai dengan melimpahnya kurang lebih 2000 jenis tumbuhan baru yang dibawa dan ditanam di Nusantara oleh orang-orang Eropa. Bangsa Portugis dan Spanyol membawa serta jenis-jenis tumbuhan dari Benua Amerika seperti jagung, ubi kayu, cabai, buncis, terung, nanas, sawo, hingga srikaya. Berbagai jenis tumbuhan ini kelak berkembang penanamannya lalu memengaruhi seleksi dan konsumsi bahan makanan serta memicu ragam makanan baru (hal 33).
Ragam kuliner dan teknik-teknik pengolahan makanan di Nusantara tak bisa dipungkiri merupakan persilangan kebudayan yang hadir dan kemudian berkembang secara massif. Sejak masa Hindu Buddha yang dibawa oleh India sampai pengaruh kolonialisme Spanyol, Portugis, dan kemudian Belanda yang bercokol sangat lama. Makanan asal dan bumbu-bumbu yang dibawanya kemudian berpadu dengan kuliner yang sudah ada dan menetap sejak lama. Benar belaka seperti yang dikemukakan oleh Felipe Fernandez Armesto, bahwa makanan adalah sesuatu yang mudah ditiru dan berpindah, yang pada akhirnya menurut Rahman bahwa kian beragamnya bahan-bahan makanan membawa mereka kepada pembentukan selera makan baru di Nusantara.
Tak kalah pentingnya, pewarisan makanan dan cara-cara memasak itu kemudian didokumentasikan dan dipublikasikan seiring dengan kemajuan budaya cetak dan melek aksara khususnya di Hindia Belanda. Rahman menunjuk kitab masakan pertama itu adalah Kokki Bitja ataoe Kitab Masak Masakan India jang Bahroe dan Sempoerna yang ditulis oleh Nonna Cornelia yang terbit pada 1857. Cornelia memberi nilai lebih berbagai makanan pribumi yang dihimpun dalam lingkup Hindia agar bisa masuk ke standar lezat. Nama “India” yang dipakai untuk judulnya bukunya itu sendiri adalah toponim paling pertama sebuah buku masak yang merengkuh kemajemukan makanan di Hinda. Menurut Weitzel (penulis buku sketsa dan gambaran Batavia tahun 1858), Kokki Bitja tak hanya memengaruhi para pembacanya tetapi juga memicu kemunculan buku masak lainnya yang secara langsung bermaksud melengkapi kekurangannya (hal 100).
Kemunculan Kokki Bitja ini disusul oleh Oost-Indisch Kookbek yang terbit perdana pada tahun 1866 di Semarang. Buku masak karya anonim ini memuat 570 resep dan menyatakan bahwa buku ini lebih unggul dari karya Cornelia. Penerbitnya mengaklaim bahwa buku masak terbitannya ini berbeda karena seluruh resepnya dihasilkan dari pengujian secara saksama dan dibuat oleh seorang gastronom dari Semarang yang kompeten.
Menurut Rahman, terbitnya buku-buku masak sejak pertengahan abad ke-19 adalah perkembangan awal perumusan Indische keuken. Meskipun demikian buku masak tidak ubahnya ajang galeri resep yang mencoba memikat para pembacanya melalui nama-nama yang terkesan asing, aneh, baru, atau lama tapi diolah dengan rasa baru (hal 116).
Dinamika Indische keuken terutama di awal abad ke-20 yang pada kenyataanya membentuk citarasa ningrat dan citarasa rakyat, ternyata beririsan dengan pemajuan kaum pribumi untuk lebih berdaya. Semangatnya barangkali dilandasi oleh kebijakan politik etis atas utang budi kolonial terhadap kaum pribumi.
Salah satu yang banyak disebut adalah pendirian Kartinifonds (Yayasan Kartini) yang bercita-cita mendidik calon ibu agar cakap dalam mengurus rumah tangga atau dapat menjadi calon guru sehingga bisa mewariskan ilmunya kepada generasi kaum pribumi. Bak bola salju, seruan itu berkembang di sejumlah kota oleh organisasi-organisasi perempuan lokal di Batavia, Yogyakarta, Madiun, Bandung, Cianjur, Menado, Bogor, dan lain-lain dengan mendirikan sekolah-sekolah untuk calon-calon ibu rumah tangga.
Pada gilirannya, secara tak langsung menyalakan semangat baru bagi segelintir penerbit dan juga perempuan untuk menyiarkan pengetahuan memasak kepada khalayak perempuan di Hindia. Di Batavia, misalnya, pada 1916 pengusaha percetakan buku Lie Tek Long menerbitkan Boekoe Masakan Betawi: Moewat Roepa-Roepa Recept Masakkan China, Ollanda, Djawa, dan Melajoe. Di bulan Januari 1934, Balai Pustaka menerbitkan buku masak berbahasa Sunda, Masakan djeung Amis-Amis. Hal ini menyiratkan banyak perempuan pribumi yang pengetahuan memasaknya terus meningkat sepanjang 1920-an hingga 1930-an (hal 167 dan 175).
Tanda-tanda perang yang semakin dekat akibat konstalasi global Perang Dunia II di wilayah Eropa sedikit banyak membuat pemerintah kolonial Hindia Belanda bersiap sedini mungkin. Setelah sebelumnya mengalami zaman malaise dimana sebagian masyarakat mengalami kelaparan yang berlanjut pada kekurangan gizi. Menghadapi perang yang diprediksi tak lama lagi, juga berimbas pada bagaimana mempersiapkan bahan makanan yang bisa diperoleh secara mudah dan juga murah.
Beberapa publikasi buku pedoman berjudul Makanan jang Baik Dimasa Perang (1940), Makanan jang Moerah tetapi Baik (1941), dan Masak Masakan Moerah (1941) diterbitkan Balai Pustaka atas prakarsa dan sponsor dari IVV. Maksud penerbitan buku pedoman rumah tangga itu adalah membentuk rumah tangga sebagai garda terdepan dan terpenting dalam menanamkan pengetahuan mengolah makanan yang murah arau sederhana tapi baik pada masa-masa sulit (hal 197).
Tak banyak yang bisa dilakukan semasa pendudukan militer Jepang dan kemudian revolusi pasca kemerdekaan. Yang jelas, peralihan dari masa kolonial dan selanjutnya memasuki gerbang kemerdekaan tentunya membawa perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam membentuk karakter makanan di Indonesia.
Seperti yang pernah disebutkan oleh Bung Karno dalam sebuah percakapannya dengan sejumlah wanita di kabinetnya, tentang rasa rendah diri dalam menghidangkan makanan produk asli Indonesia. Sukarno menyebutnya sebagai “penganan enak kepunyaaan kita sendiri”. Rahman menengarai bahwa yang dimaksud Sukarno itu tampaknya tidak jauh dari kue-kue berbahan lokal, seperti singkong, ubi, jagung, tepung beras, dan tepung ketan.
Pengutuban “makanan Eropa” dan “makanan kita” sepintas menunjukkan sebentuk konstruksi berpikir terhadap “makanan ningrat” dan “makanan rakyat” dalam bentuk barunya. Dengan kata lain, “makanan Eropa” dikesankan sebagai standar dari citarasa modern dan “makanan kita” yang “melarat” itu dikesankan sebagai standar dari citarasa tradisional (hal 237).
Ambisi Sukarno yang sangat nasionalis tak terkecuali dalam menampilkan boga asli Indonesia, mencapai puncaknya saat ia memerintahkan Lembaga Teknologi Makanan (LTM) untuk menyusun sebuah buku masak yang lengkap untuk seluruh Indonesia. Instruksi itu diberikan pada tanggal 12 Desember 1960 kepada Menteri Pertanian Brigadir Jendral Dr. Azis Saleh yang mengirimkan memo kepada stafnya yaitu Sunarjo Atmodipuro dan Harsono Hardjohutomo. Harsono kemudian ditunjuk sebagai ketua panitia pembuatan proyek besar buku masakan Indonesia yang dikehendaki oleh Presiden Sukarno tersebut.
Geger politik peralihan Orde Lama ke Orde Baru membuat proyek buku ambisius itu tak bisa selesai dengan segera. Di tengah gonjang-ganjing ketidakstabilan politik dalam negeri, buku masakan ini akhirnya terbit pada 8 Februari 1967 dengan judul Buku Masakan Indonesia Mustika Rasa: Resep2 Masakan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Rahman menilai bahwa Mustika Rasa ini telah menanamkan paradigma baru. Paradigma baru itu adalah setiap daerah atau suku mulai menyadari makanannya sebagai bagian dari identitasnya dan memandang berbagai makanan di luarnya adalah bukan bagian darinya. Ini adalah “buku masak Indonesia” pertama yang dicita-citakan Sukarno yang bisa dicatat sebagai suatu perkembangan paling revolusioner dalam sejarah makanan di Indonesia (hal 282).
Buku ini secara apik menelusuri apa dan bagaimana makanan Indonesia itu terbentuk dari masa ke masa. Persilangan kultural, pertemuan dengan unsur-unsur asing, akulturasi dan asimilasi kebudayaan dari luar tenyata ikut membentuk selera dan identitas makanan Indonesia hingga rasa nusantara terbentuk sampai sekarang.
0 notes
Text
Mengapa Gagasan Denny JA tentang Suasana Baru di Indonesia Layak Ditindaklanjuti
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, sejarah, dan keindahan alam. Namun, seperti negara lain di dunia, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi perubahan zaman. Itulah mengapa ideide segar dan inovatif seperti yang diusulkan oleh pakar politik terkenal Denny JA harus diperhatikan. Dalam konsepnya tentang "Suasana Baru di Indonesia", Denny ja mencoba menghadirkan pandangan baru tentang cara menghadapi perubahan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini. Dia menyoroti pentingnya adaptasi dan inovasi dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam politik, ekonomi, dan sosial budaya. Salah satu poin penting yang dia tekankan adalah perlunya perubahan paradigma dalam sistem politik Indonesia. Denny ja mengusulkan agar pemerintah mengadopsi sistem yang lebih terbuka dan transparan, yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Dia percaya bahwa melibatkan masyarakat dalam kebijakan publik akan menciptakan rasa kepemilikan yang lebih besar, meningkatkan kualitas demokrasi, dan mengurangi tingkat korupsi. Selain itu, Denny JA juga menekankan pentingnya inovasi dalam sektor ekonomi untuk menjawab tantangan global. Dia berpendapat bahwa Indonesia harus berinvestasi dalam riset dan pengembangan, serta mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Dengan memperkuat ekosistem inovasi, Indonesia dapat menghasilkan produk dan teknologi yang bersaing global, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks sosial budaya, Denny JA menyoroti pentingnya menghargai keragaman Indonesia. Dia berpendapat bahwa menghormati perbedaan agama, suku, dan budaya akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam suasana baru yang diusulkannya, Denny JA mengajak setiap warga Indonesia untuk membangun toleransi dan saling menghormati, serta berusaha untuk memahami dan menerima adat istiadat yang beragam di seluruh nusantara. Gagasan Denny JA tentang Suasana Baru di Indonesia merupakan terobosan yang menarik dan mencerminkan semangat untuk mencapai perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan. Ideide ini menjadi relevan dalam menghadapi tantangan global dan menempatkan Indonesia di posisi yang lebih baik di panggung dunia. Namun, untuk mewujudkan gagasan ini, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Dibutuhkan kesadaran kolektif dan komitmen untuk mengimplementasikan ideide Denny JA menjadi tindakan nyata. Selain itu, pendidikan juga memainkan peran penting dalam mewujudkan suasana baru yang diusulkan oleh Denny JA. Pendidikan yang berkualitas dan inklusif akan mempersiapkan generasi muda Indonesia dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depan. Investasi dalam pendidikan harus menjadi prioritas agar setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman, Indonesia tidak boleh berada dalam keadaan diam. Semangat inovasi dan adaptasi yang diusulkan oleh Denny JA adalah langkah yang tepat dalam menciptakan suasana baru yang berkualitas untuk bangsa ini. Mengambil inspirasi dari gagasan Denny JA, mari kita bersamasama bergerak maju, membuka pikiran dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai perubahan yang kita inginkan. Suasana baru di Indonesia mungkin tidak akan seketika tercipta, tetapi dengan komitmen dan kerja keras, kita dapat mewujudkannya. Mari kita berkolaborasi, berinovasi, dan bersamasama membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.
Cek Selengkapnya: Mengapa Gagasan Denny JA tentang Suasana Baru di Indonesia Layak Ditindaklanjuti
0 notes
Text
Dari Nasionalisme Ke Nasionalisme Religius; Interpretasi Kesadaran Agama dan Memori Kolektif Muslim Masyarakat Hindia-Belanda
Panggung sejarah kemanusiaan di seluruh peradaban, bangsa, agama dan kebudayaan, terdapat decisive moments-nya, periode-periode menentukan yang kemudian mengubah arah sejarah setelahnya. Profesor Enan misalnya, mencantumkan 24 peristiwa penting yang menentukan arah sejarah Islam seperti pertempuran Tours dan Poiters, pengepungan Konstantinopel, kaum Muslim sebagai raja lautan, penyerbuan kaum Muslim ke kerajaan Roma, asal muasal Perang Salib, Pertempuran ‘Ayn Jalut, Jatuhnya Granada, Perjalanan Marcopolo dan Ibnu Batuta dan lain-lain.
Dalam sejarah Islam Indonesia, juga sangat banyak decisive moments in history, menyebut beberapa contoh, masuknya Islam ke Nusantara, berdirinya kesultanan-kesultanan Islam dari Samudera Pasai hingga Mataram Islam, runtuhnya Kerajaan Majapahit dan berdirinya Kesultanan Demak, periode dakwah walisongo, pengepungan Benteng Sao Joao Baptista oleh Sultan Babullah di Ternate yang menamatkan intervensi Portugis abad ke-16 di wilayah Nusantara Timur, masuknya kolonialisme dan mulainya era penjajahan, perang Kesultanan Mataram dengan VOC, Perang Jawa 1825-1835, Perang Aceh 1873 sampai 1904, Kongres Natico SI di Bandung 1916 yang menginginkan negara berdaulat sendiri yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, berdirinya organisasi-organisasi Islam modern awal abad ke-20 (SDI, SI, Muhammadiyah, Persis, Nahdlatul Ulama, Masyumi dll) yang mengantarkan pada gerbang kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan 1945, digantikannya Piagam Jakarta oleh Pancasila, perang ulama-santri dengan Belanda pada Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, proklamasi NII/TII oleh Soekarmadji Maridjan Kartosoewirjo 1948, asas tunggalisasi orpol dan ormas tahun 1984 oleh Presiden Soeharto, jatuhnya rezim Orde Baru tahun 1998, dan masih banyak yang lain.
Secara Historis, Kolonialisme Belanda di Indonesia dibagi menjadi dua babakan sejarah, yaitu masa Verenigde Oostindische Compagnoie atau VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) yang berkuasa tahun 1602-1799 dan Pemerintahan Hindia-Belanda yang berkuasa tahun 1801-1942. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana mempertahankan kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara atau Hindia Timur. Meskipun demikian, pada perjalanannya, semangat perlawanan rakyat di beberapa bagian nusantara, pergerakan nasional, tekanan politik di dalam negeri Belanda sendiri serta transformasi kolonialisme gaya lama menjadi kolonialisme gaya baru merubah kebijakan Pemerintah Belanda di tanah jajahannya Hindia Belanda.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut kebijakan Beretika (Bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik dan memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini. Munculnya gerakan Ethische Politiek yang menghendaki agar politik kolonial tidak semata-mata bertujuan mengeduk kekayaan bumi Indonesia saja melainkan juga hendaknya meningkatkan taraf kecerdasan dan kehidupan rakyat Indonesia berpengaruh kepada paradigma susunan pemerintah Hindia Belanda yang sentralistis.
Dalam sejarah pemikiran, konsepsi tentang nasionalisme erat berelasi dengan bangsa dan negara. Tiga konsep ini tidak bisa dipisahkan dan saling terikat satu sama lain, terutama nasionalisme dan bangsa. Pertama-tama adalah nasionalisme, konsep ini meskipun tidak pernah melahirkan pemikir besar seperti demokrasi, liberalisme ataupun sosialisme namun melahirkan berbagai peristiwa penting dalam sejarah seperti revolusi-revolusi, perang besar dan yang terpenting adalah bangsa-bangsa baru. Gellner, dalam karya fenomenalnya Nation and Nationalism, ia berpendapat nasionalisme adalah political principle, “sebuah prinsip yang beranggapan bahwa unit politik dan nasional hendak selaras”. Nasionalisme adalah program politik yang menkontruksi dan mengarsiteki bangsa. Kenyataannya, memang tidak ada nasionalisme tanpa unsur politik dan tidak ada bangsa yang lahir tanpa politik yang terlibat di dalamnya.
Nasionalisme adalah sekeping mata uang yang mempunyai dua sisi-poilitik dan etnik. Kenyataannya, nasionalisme selalu mengandung aspek politik dan aspek etnik. Ide kebangsaan adalah ide pilitik dan tidak ada ada nasionalisme tanpa unsur politik. Setelah kemunculan gelombang baru nasionalisme kerakyatan sejak tahun 1820an di Eropa yang banyak dipengaruhi oleh Revolusi Perancis dan Amerika, negara imperium macam inggris agak was-was dengan spiritnya yang bisa mempengaruhi situasi negara jajahannya. Inggris lalu mengadakan sebuah usaha.
Pada abad ke-19 saat prinsip nasionalitas menjadi sebuah prinsip politik utama negara-negara di Eropa, berkembanglah menurut David Landes bentuk imperialisme model baru menggantikan model imperialisme model lama. Kolonialisme di wilayah jajahan menimbulkan berbagai konsekuensi, dari mulai positif sampai negatif dalam relasinya dengan konteks kelahiran nasionalisme dan gagasan kebangsaan. Kolonialisme menghadirkan perasaan berbeda antara pribumi dengan orang eropa. Pencarian jati diri adalah implikasi tidak terhindarkan untuk mencari perbedaan-perbedaan yang akhirnya ditemukan. Kaum intelektual di negara jajahan menemukan perasaan berbeda dalam hal identitas: imajinasi sejarah, etnis, budaya, bahasa yang melahirkan solidaritas pemikiran bahwa “bangsa kita” berbeda dengan “bangsa kalian”.
Penemuan kompleks dari berbagai macam faktor yang melahirkan nasionalisme dan gagasan kebangsaan tidak kurang dan tidak lebih dipengaruhi efek dari modernitas yang dibawa oleh negara Eropa ke dalam wilayah kolonial. Modernisasi membawa perubahan dalam birokrasi ke arah rasional dan modern. Modernisasi membawa perubahan dalam teknologi dan pola hubungan komunikasi.
1 note
·
View note
Text
TURISIAN.com - Event konten ikan hias dan pameran Numatic 2023 baru saja digelar. Tak tanggung-tanggung, ada 15.000 ikan yang dihadirkan dalam acara Nusantara Aquatic (Nusatic) 2023: Indonesia Ornamental Fish and Aquatic Plant Show 2023 ini. Berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Banten sejak Jumat 14 Juli dan berakhir Minggu 16 Juli, event tahunan kali ini mengambil tema "The Aquarium Fish Industry Moving Forward After Covid-19". "Kegiatan seperti ini, berpotensi besar untuk melahirkan para pemijah (bredeer) bertaraf internasional. Sebab, di Indonesia sudah banyak breeder yang ulung. Mereka sudah sangat paham, bagaimana cara memijah ikan hias," kata CEO Kagum Group Henry Husada yang hadir dalam acara Numatic 2023, ketika ditemu Turisian.com. BACA JUGA: Pantai Buyutan Pacitan Sajikan Pemandangan yang Menawan Usai berdialog dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki, pengusaha hotel dan apartemen ini menyatakan ketertarikannya terhadap pengembangan ikan hias di tanah air. "Melihat dari event seperti ini, saya melihat kedepan Indonesia bisa menjadi pusat ikan hias tropik dunia. Kenapa saya katakan begitu, karena potensi sumber daya manusia, sekaligus ekosistem budidayanya juga cukup besar," ujarnya. Sementara itu, MenKopUKM, Teten Masduki, dengan tegas meyakini potensi besar Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin global dalam bisnis ikan hias. "Saya kira, kita juga perlu menjadikan ikan hias sebagai satu keunggulan ekonomi nasional berbasis keunggulan domestik," ucapnya penuh keyakinan. BACA JUGA: Cerita Dari Event GoFood, Festival Indonesia Pesta Anak Bangsa Meningkatkan Standar Produk Para pemangku kepentingan di bidang ini pun semakin bersemangat dengan jumlah pemijah atau breeder yang luar biasa dan keahlian mereka dalam memijah ikan hias yang mengesankan. Menariknya, semua jenis ikan hias di dunia dapat dipijahkan di tanah air kita. Meningkatkan standar produk menjadi langkah berikutnya, yang akan ditempuh bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan. [caption id="attachment_17597" align="alignnone" width="768"] CEO Kagum Group Henry Husada foto bersama MenKopUKM Teten Masduki usai dialog terkait perkembangan ikan hias di Indonesia, Minggu 16 Juli 2023. Foto: Ist[/caption] Menteri Teten juga menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam berbisnis. Dia berharap para breeder tidak lagi berusaha sendiri-sendiri dalam skala kecil, melainkan menyatu dalam upaya konsolidasi dan agregasi. Dengan demikian, skala ekonomi mereka akan meningkat dan kualitas produk lebih terjamin. Berkoperasi adalah kunci untuk mewujudkan visi ini, dan pemerintah akan memberikan dorongan seoptimal mungkin. BACA JUGA: Event Gowes Berhadiah Rp 324 Juta Segera Digelar, Ini Rute 199 Km yang Dilewati Tidak hanya berbicara tentang potensi, Menteri Teten juga memberikan solusi nyata terkait pembiayaan. Skema pembiayaan KUR Kluster akan didukung hingga mencapai Rp500 juta bagi para breeder. Permodalan Dana Bergulir Selain itu, permodalan dana bergulir dari LPDB-KUMKM juga akan diperkuat untuk mendorong pertumbuhan industri ikan hias nasional. "Situasi seperti ini menempatkan Nusatic sebagai pilar ekosistem yang kuat. Dan saya yakin, inilah kunci untuk menghidupkan perekonomian rakyat," tambah Menteri Teten penuh semangat. [caption id="attachment_17598" align="alignnone" width="640"] MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam penutupan event Nusatic 2023. Foto: Dok.[/caption] Tetapi di tengah semangat untuk menjadi pusat ikan hias dunia, Menteri Teten menegaskan pentingnya melindungi pasar domestik dari invasi produk luar. BACA JUGA: Event Keren di Kalimantan Nih, Saatnya Kita Berpetualang Yuk Upaya perbaikan akan dilakukan dari hulu hingga hilir, termasuk mengukuhkan para breeder, memperbaiki pemasaran, dan menciptakan offtaker guna menguatkan posisi pasar dalam negeri. Acara akbar Nusatic 2023 juga tidak luput dari perhatian Menteri Teten. Dia berharap acara ini akan lebih dipersiapkan secara matang.
Hal ini agar dapat meraih posisi dalam kalender event dunia. Seperti festival fashion di Jember, Jawa Timur. Dengan persiapan yang lebih baik, acara ini diharapkan mampu menjadi ekosistem yang subur bagi pertumbuhan industri ikan hias nasional. Peserta dari luar negeri Ditempat yang sama, Ketua Umum Nusatic, Sugiarto Budiono, mengungkapkan kegembiraannya atas suksesnya acara ini. Ia mengungkapkan event Nusatic ini telah digelar sejak 2016. BACA JUGA: Potradnas IX 2023, Event Adu Ketangkasan Olahraga Tradisional, Asyiik Nih Nusatic kini telah menjadi pameran dan kontes ikan hias serta tumbuhan akuatik terbesar di dunia, menyajikan lebih dari 15 ribu ekor ikan hias dari berbagai jenis. Dengan semangat internasional, Sugiarto berharap ikan-ikan hias khas Indonesia dapat meraih pengakuan dunia. Peserta dari negara-negara seperti Jepang, India, Sri Lanka, Malaysia, dan China. Mereka turut memeriahkan acara ini, membuktikan daya tarik industri ikan hias tanah air. Delapan jenis ikan hias bersaing dalam kontes. Mulai dari ikan Koi, Koki, Louhan, Arwana, Betta, Discus, Guppy, hingga Killifish. Kontes aquascape terbaik pun menjadi sorotan tersendiri dalam gelaran gemilang ini. Dengan semangat yang berkobar-kobar, Indonesia berada di jalur menuju kejayaan sebagai pusat ikan hias tropis dunia. Semoga semangat dan upaya kolaboratif ini membawa Indonesia ke kancah global. Disamping itu, bisa lebh mengenalkan kekayaan ikan hias khas Nusantara ke seluruh penjuru dunia! ***
0 notes
Text
Filsafat Anime Generasi 90-an
Sebagai negeri yang pernah menjajah Nusantara, Jepang adalah negara yang sukses membuat kita melupakan kejahatan masalalu kepada generasi muda negara jajahannya. Salah satu hal yang membuat kami (baca: generasi muda) tak ada sakit hati atas kebiadapan masa lalu Jepang adalah keberadaan Anime.
Menonton anime adalah hobi yang belum pudar bagiku sampai sekarang. Walau anakku sudah lahir, tak ada sedikitpun rasa ingin meninggalkan hobby yang bagi sebagian orang kekanak kanakan ini.
Walau selalu identik dengan anak kecil, Anime adalah pembentuk karakter generasi yang lahir 90-an. Tentu saja hal ini tak akan dirasakan oleh mereka yang tak menyukai anime. Sehingga terkadang menjelaskan asiknya anime ke mereka adalah semacam memberikan lelucon.
Terkadang saya juga kasihan apabila ada orang segenerasi dengan saya yang belum bisa membedakan Anime dengan Kartun hehe. Mamam tuh!. Menganggap anime sebagai konsumsi anak anak adalah paradigma naif. Bagi orang orang seperti itu, Anime hanya dianggap hiburan dan tontonan saja.
Di Amerika keberadaan Kartun memang dibuat untuk sekedar hiburan, contohnya Mickey Mouse, Tom And Jerry, Scobedoo, Casper. Mereka menekankan gerak dan tehnik menggambar karakter, bukan jalan cerita. Jarang sekali di Kartun orang bisa mengerti mengenai satu cabang ilmu. Apalagi filsafat. Ia lebih ke humor, mimik wajah, ekspresif, dan memanjakan mata. Sehingga lama kelamaan Kartun diperuntukkan untuk anak anak.
Berbeda dengan Anime, ia lebih menekankan alur cerita. Mementingkan plot, tehnik menggambar mengandalkan efek efek tertentu. Sehingga ia berusaha membenamkan semacam ajaran di dalamnya. Contoh kalau ingin memberikan ajaran filsafat bermain sepak bola membuat Anime Captain Tsubasa, membenamkan sejarah feodal Jepang membuat Anime Samurai X, membenamkan ajaran mitologi Jepang membuat anime Inuyasa, Naruto, dll. Singkat cerita, Anime adalah semacam ilmu pengetahuan yang ingin disampaikan orang orang Jepang melalui gambar bergerak.
Bagaimana tidak, kami tahu persahabatan yang baik, sifat pantang menyerah, kejujuran, impian, pengetahuan sains adalah dari Anime.
Ya, sejak kecil Anime menjadi teman baik kami. Libur Minggu adalah waktu paling ceria yang bisa diingat sampai sekarang. Dikala pagi datang, ibu menyiapkan sarapan lalu soundtrack opening Cibi Maruko Chan membangunkan tidur, mulut pun tersenyum dan hati berbunga bunga. "Hal yang menyenangkan hati banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi. Sekarang ganti baju agar menarik hati ayo kita mencari temaaan" begitu kira kira salah satu liriknya.
Anime minggu tersebut sedikit banyak membentuk karakter kami. Bagaimana tidak, setelah penat seminggu sekolah, dengan seabrek pendidikan yang menjemukan. Waktu bersantai otak kami adalah minggu bersama karakter karakter anime. Secara tidak langsung disanalah proses pembelajaran karakter masuk.
Secara ilmiah, anak kecil selalu meniru apa yang ia lihat. Berbeda dengan Anime, pembelajaran di sekolah lebih sulit diterima karena minim aplikasi. Sedang di Anime, praktik praktik berteman dan bermasyarakat ditunjukkan secara gamblang.
Selain hari minggu, dulu Anime di Indonesia juga tayang tiap hari. Saya ingat betul saat siang sebelum berangkat madrasah Diniyah nonton P Man, sore sore nonton Inuyasa setelah magrib pasti nonton Yuyu Hakuso, Shaman King, hunter x hunter, Tsubasa, samurai X, pak guru Nube, sampai Hachi anak sebatanh kara. Ahhh masa masa itu.
Hampir semua profesi, budaya, sampai cabang olah raga ada di Anime. Sebut saja penggemar sepak bola, pasti akan tergerak semangatnya ketika nonton Captain Tsubasa dengan taglinenya "Menjadikan bola sebagai teman". Atau menjadi pemain basket yang garang dan konyol di Slam Dunk. Atau mungkin ingin berlari kencang di cabang olah raga American Foorbalk seperti Eye Shield 21. Semua ada di Anime.
Atau mengajarkan anak menyayangi dan memelihara lewat Pokemon dan Digimon, belajar mesin dan onderdil lewat Tamiya, Beyblade, Crush Gear, belajar strategi lewat permainan kartu Yugi-Oh, belajar politik dunia lewat Gundam, dan baaanyak lagi.
Bahkan banyak juga ajaran kehidupan. Seperti contoh anime Dragon Ball, ia mengajarkan sebagai manusia harus mencintai sesama manusia dan alam. Saya ingat betul ketika salah satu musuh Goku ingin menghancurkan Bumi gara gara manusia adalah spesies yang saling berperang. Sebuah tamparan bagi kami umat manusia. Menurutku hal hal semacam Itu bukanlah pendidikan anak kecil, tetapi sebuah falsafah hidup.
Bahkan ajaran ideologi sosialis juga disisipkan di Anime. Misal diperlihatkan di serial One Piece. Disana digambarkan tiap daerah selalu dikuasai oleh diktator. Dan si Luffy tokoh utama, selalu digambarkan menumbangkan penguasa yang otoriter. Sampai sampai disana diajarkan untuk mengutamakan kesejahteraan bersama, bahkan dengan menentang pemerintah sekalipun.
Adegan yang paling dewasa yang pernah saya tonton adalah episode di Enies Loby ketika Ushop membakar bendera pemerintah dunia. Itu adalah pendidikan keberanian dan perlawanan. Simbol penentangan. Jadi tidak bisa dipandang hanya sebagai tontonan anak.
Saat beranjak remaja Anime yang paling berpengaruh adalah Naruto. Anime bertema ninja ini mengajarkan bagaimana menjadi remaja sekolahan yang baik walau tetap bandel hehw yaitu memiliki mimpi. Naruto hadir sebagai seorang anak yang tak memiliki bakat, tetapi punya keistimewaan bawaan. Dia mengajarkan arti berusaha, bergaul dengan teman, setia kawan, sampai kenakalan yang wajar.
Dari sana saya jadi tahu, seorang murid suatu saat akan menjadi guru dan memiliki murid sendiri. Entah itu kau begundal atau orang terkutuk, suatu saat pasti menemukan orang yang harus dididik. Dari sana juga aku mempelajari tentang kehidupan, bahwa orang yang saat ini sukses atau berwibawa, masalalunya belum tentu. Begitupun sebaliknya, orang yang kelihatan rajin dan hebat saat sekolah belum tentu di masa depan akan beruntung. Sebuah pembelajaran nyata yang kualami sendiri. Dan itu kutemukan jauh di Anime.
Sampai sekarang pun saya masih melihat masyarakat nyata dengan kaca mata Anime. Anime yang saat ini menurutku paling relevan dengan kehidupanku adalah One Piece. Disana si tokoh utama, Luffy adalah seorang bajak laut muda. Mengarungi lautan dengan teman temannya. Tak mudah menjadi bajak laut pemula yang harus bersaing dengan senior senior yang kuat.
Ia berusaha berusaha sedikit demi sedikit memperoleh pengalaman dan ingin menjadi raja Bajak Laut. Dalam One Piece diajarkan, sebagai bajak laut muda ada dua cara untuk bertahan hidup di lautan yang keras. Pertama, dengan menginduk pada bajak laut senior yang punya kekuatan. Kedua, membentuk aliansi dengan sesama teman muda untuk melawan orang orang tua.
Begitu juga diriku di dunia nyata. Sebagai pemuda di masyarakat yang bagaikan lautan ini. Ajaran Anime One Piece tadi sangat terbukti. Saya yang anak lulusan kuliahan baru, benar benar menyaksikan hal yang ada di One Piece. Setelah lulus, teman temanku terbagi menjadi dua tadi.
Ada yang menginduk ke orang orang berpengaruh, misal ke anggota dewan, ke dinas, ke perusahaan sampai kembali ke kampus menginduk dosen. Ada juga yang beraliansi dengan temannya membentuk bisnis melawan senior senior dan mengajak temannya bekerja sama. Benar saja temanku yang memilih usaha sendiri memang jalannya lebih susah, walau ada dan sekarang mampu menyaingi senior seniornya. Dan itu nyata. Sehingga menurutku pembuatan anime ini tidak main main. Ia berasal dari riset panjang kehidupan nyata.
Tapi sayang sekali belum ada seniman hebat yang mampu menembus dinding itu. Semua mustahil terwujud apabila keadaan seperti ini. Bagaimana tidak, sekarang Anime semakin dibatasi, yang tayang pun hanya anime anime konsumsi anak anak. Tak ada lagi pendidikan orang dewasa di dalamnya. Ditambah industri ini tidak populer di Indonesia. Tidak usah jauh jauh ngomong Anime, komik saja banyak yang enggan membelinya sekarang.
Padahal secara tidak langsung Anime mengirimkan pesan tersembunyi yang membentuk peta otak. Mulai dari memperkenalkan rumah khas Jepang seperti di serial Doraemon, pola hidup orang jepang yang suka kebersihan, budaya mereka seperti samurai, ninja, kimono dan Bushido (falsafah hidup Samurai).
Apabila itu diterapkan untuk budaya dan falsafah Nisantara tentu akan menjadi pendidikan peradaban bagi generesi selanjutnya. Tetapi apa yang terjadi sekarang sulit dilawan.
Bagi bangsa yang kecanduan moral, pelarangan Anime hanya berdasar pada pelarangan pornografi. Padahal pembuatannya sama sekali tidak ditujukan seperti layaknya Pornografi. Seperti membunuh tikus dengan membakar lumbung, pembatasan Anime dengan cara melarang tayang adalah bentuk penghalangan ajaran baik yang terkandung di dalamnya. Membunuh tikus bisa diracun, tidak harus dibakar lumbungnya. Membatasi Pornografi dan adegan kekerasan tak perlu melarang penayangan.
Anak anak era sekarang dicekoki "Hidup Hedon", hidup bersenang senang. Kalau dulu di hari minggu kau jarang menemukan anak anak di teras rumah, karena mereka di dalam rumah nonton Anime. Saat ini tidak usah hari minggu, bahkan setiap hari anak anak lebih memilih bermain game di teras rumah. Mereka lebih menikmati kemudahan akses teknologi, ketimbang belajar falsafah.
Padahal dalam Anime Jepang selalu menanamkan ajaran ajaran Bushido ala Samurai yang bisa membuatnya besar seperti sekarang. Bahkan Tentara Pembela Tanah Air (Peta) yang gagah berani menghalau serangan agresi militer Belanda I dan II, sedikit banyak adalah didikan Bushido Jepang. Walau dikenal kejam saat menjajah, kita tidak bisa memungkiri, bahwa falsafah Jepanglah yang mendasari kuatnya militer Indonesia pasca merdeka. Mereka (tentara Peta) saat ini menjadi pasukan yang menakutkan dan tersohor dengan latihan beratnya, yang sekarang kita namai Kopassus. Itu di dunia nyata, di dunia remaja kami belajar Bushido ya dari Anime.
Belakangan kegelisahan saya ada di pembatasan penayangan Anime. Indonesia kecanduan moral, sehingga membuat anak anaknya hanya tau yang baik adalah "Orang lurus". Kamu yang sering nonton Spongebob pasti pernah melihat episode dimana Spongebob menjadi begitu lurus, kerja kantoran, giginya rapi, badannya licin tidak punya lubang, dan hanya seharian di belakang komputer. Sangat membosankan, dibanding Spongebob yang ceria, bekerja di Crusty Crab, bermain dengan Patrick. "Menjadi normal sangat membosankan" begitu kira kira pesannya.
Anak anak dibatasi anime hanya gara gara menampilkan kekerasan, simbol seksualitas, atau kata kata kotor (baca: kata kata berani). Salah satu kasus yang paling lucu adalah dilarangnya anime Naruto hanya gara gara menampilkan kekerasan. Aku pun terpingkal, membayangkan bagaimana anak anak membuat rasengan lalu melemparkannya ke perut temannya. Mereka terlalu takut anak anak menirunya. Dahulu saya ingat betul semua anime menayangkan adegan pertarungan, dan tidak ada satupun anak anak terbunuh hanya gara gara saya "kame kame".
Pembatasan berlebihan ada juga di Anime One Piece, ia dinilai mengandung unsur seksualitas karena karakternya menunjukkan payudara yang menonjol dan panggul yang indah. Selain itu One Piece juga dinilai mengajarkan anak anak menjadi penjahat, karena tokoh utamanya adalah Bajak Laut. Sungguh lelucon yang membuat selera humorku terbang melayang. Padahal karakter yang digambar di One Piece menunjukkan kemajemukan manusia yang ada di bumi. Ada Negara Alabasta yang penduduknya seperti orang orang Arab, ada Negara Dressrosa yang penduduknya seperti masyarakat di Italy, ada Water seven yang masyarakatnya seperti warga kota Venesia dan banyak lagi. Semua mengajarkan perbendaharaan jenis ras manusia dan karakternya.
Itulah kenapa saya menyebut, pembelajaran karakter utama saya sebagai generasi 90-an adalah Anime. Karena dari sana saya melihat berbagai macam jenis manusia, berbagai kehidupan, dan tentunya pola pikir. Tidak seperti tayangan tayangan yang diperbanyak saat ini, misal infotainment, sinetron azab, drama artis, acara paranormal. Kemarin saya mencoba menonton TV saat hari minggu, saya masih menemukan beberapa anime macam Doraemon. Tetapi selebihnya adalah Kartun, bukan Anime. Tau yaa Kartun itu untuk anak anak, untuk hiburan lebih tepatnya. Tetapi di hari biasa sungguh luar biasa yang ditayangkan, esok, pagi, sore, malam, Infotaintment tiada henti, pagi sampai sore sonetron agama dan sinetro azab tak ada putusnya, malam acara joget joget. Sudah sangat jelas apabila saat ini kita mudah sekali goyah dimakan berita berita hoax yang mengatasnamakan moral.
Keteguhan hati generasi penerus akan mudah digoyahkan oleh serangan moral moral murahan buatan proposal. Pandangan pandangan politik akan semakin diacuhkan para remaja. Akhirnya sang penguasa moral akan mudah menggerakkannya. Sehingga secara tidak langsung bangsa kita menjadi bangsa yang tak berkarakter.
Kalau sekolah harapan terakhir remaja untuk belajar karakter sudah tak mampu, Anime dibatasi, maka generasi penerus akan mencari jati diri dan karakternya lewat penguasa penguasa moral tadi di sosmed maupun kanal kanal Youtube. Tv sebagai sumber perkenalan anak ke karakternya sudah bisa dinilai, bagaimana karakter yang digiring dari acara acara yang dibuatnya tidak bermutu. Anak akan menjadi fanatik yang buta. Berbahagialah mereka yang masih mengakses anime :).
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/07dd1bb4d16344c7848e950d7182109d/ab46363ca50916ab-1a/s540x810/bfa72c54327c83b4c6cfc28c9dab5f7d3926789d.jpg)
13 notes
·
View notes
Text
Refleksi Hari 1 Sekolah
Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah "dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan. (Anies Baswedan)
Mengawali senin dengan semangat baru, pekan kedua 2019. Dan kembali ke rutinitas semula, bertemu dengan para anak-anak calon pemimpin masa depan bangsa ini.
Memasuki lingkungan sekolah disambut lagu "Guruku tersayang", salam semangat katanya, ungkap ibu manager yayasan. Dari rumah saya membulatkan tekad untuk kembali memulai semester ini dengan totalitas, menganggap apa yang hari ini terjadi yang menimbulkan kontemplasi hati bisa terabaikan. Setelah mencurahkan kepada Allah bertahan adalah yang tepat saat sekarang. Demi anak-anak belia yang sedang butuh arahan dan sedang berkembang. Siswa SMA memang selalu penuh dengan kompleks masalah dan solusi tiada tara.
Setelah upacara seperti biasanya, kupandangi jadwal mengajar hari ini. Wah ternyata 6 jam full non stop dari satu kelas ke kelas lain. Bagi saya ini adalah hal yang berat, membangun semangat mereka yang habis liburan, meng ON kan mereka untuk kembali fokus belajar khususnya kelas XII yang sebentar lagi akan UNBK, memacu mereka untuk senang belajar history, dan terkhusus untuk saya lebih kreatif menciptakan metode pembelajaran yang menarik. suatu tantangan!
Awal semester kali ini saya buat challanges untuk mereka, bebas berdiskusi, dan hal yang berbeda adalah membagikan sticky notes kepada anak-anak. Lalu saya meminta mereka menuliskan kritik dan saran untuk pelajaran history. Ekspresi mereka bermacam-macam, dari yang malu-malu, sampai yang frontal. Subhanallah, suatu saran dan kritik yang sungguh sangat berguna bagi saya kedepannya.
Saya menyakini bahwa apapun yang kita tulis/ucapkan untuk orang lain, baik itu nasihat, motivasi, kritik, teguran, saran, pasti akan selalu diingat sebagai bentuk penjagaan ataupun pengereman diri.
Kalau bisa memotivasi orang lain, itu berarti sedang memotivasi diri sendiri juga. Jadi saya berharap, dengan adanya hal seperti tadi ini, para siswa bisa bebas meluangkan keinginan dan ketidaksukaan mereka disertai alasan yang jelas. Ternyata tidam mudah kan? Menulisnya mungkin mudah, tapi menjaganya untuk diri sendiri dan mengaplikasikan nya menciptakan metode baru yang tak mudah. Insya Allah akan selalu diingat dan berusaha dan akan tersimpan di long term memory.
Menghadapi mereka memang harus penuh cinta, Menjadi guru memang adalah pekerjaan mulia. Anak-anak labil dengan berbagai macam kondisi psikologi yang berbeda, sumber ujian kesabaran atas kekritisan mereka, atas ulah cari perhatian yang sering kala buat kami mengelus dada. Masya allah.
Sebelum kuliah di jurusan pendidikan, saya tak pernah membayangkan bahwa kelak akan menjadi seorang pendidik. Yang ada adalah di masa depam saya bisa menjadi seorang psikolog klinis. Namun takdir dan jalan yang Allah berikan berbeda.
Saya yakin menjadi seorang pendidik maka ditangan pendidiklah masa depan anak didik dipertaruhkan. Kemuliaan seorang guru adalah sosok yang berperan penting untuk masa depan seorang anak didiknya.
Realitanya tak sedikit dari kita yang melihat masalah pendidikan ibarat fenomena gunung es yaitu gawat darurat pendidikan dipandang insidental. Harapan akan keluaran pendidikan yang lebih baik di Indonesia hanya dapat terwujud secara efektif dengan mengubah paradigma pendidikan lebih dari sekedar kegiatan bersekolah. Pendidikan merupakan sebuah proses kolaboratif antara anak, orang tua, pendidik dan lingkungan sosialnya –yang terjadi sepanjang hayat,” ucap Najelaa Shihab.
Kepada semua pendidik di bumi ini, semangat mendidik! Back to school~~
Makassar, Januari 7 th 2019
1 note
·
View note
Photo
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/657315cf6bdc1da6cd930dc34fa31be2/95ef52ae9599e9e2-ca/s540x810/fe26409908d51a8a766b9536eecc67a4db130b57.jpg)
Bibit Alpukat Aligator Cepat Berbuah Stek Indukan Sudah Ready Sidoarjo Terlaris
gambarpost isyarat alpukat aligator pantas berdampak stek indukan selesai ready Ready Bibit Alpukat Aligator Cepat Berbuah Stek Indukan Sudah Berbuah Alpukat Aligator masuk berasal kampung Mexico, termasuk pegal hati perorangan patokan gres ragam alpukat yang serta jarang. Alpukat ini meraup sangat biji yang jumbo, pengembara dan blok alpukat hadirat umumnya. Alpukat aligator mengidap paradigma konsekuensi panjang, daging rimbun lagi bersama-sama pandangan biji nang pulen. Bibit Alpukat aligator ini v tergolong kesal ahad jenis tumbuhan daya yang rajin berjaya maka porno mengindra musim. Keunggulan pautan pecah alpukat aligator adalah perkasa pada serangat ulat. Tanaman lembaran berbatang pejal ini abdi ditanam antara anggana celaka ataupun ceduk tinggi. Selain cakap dikebunkan mana bersama dibudidayakan dengan kode memasang Alpukat aligator Dalam Pot Bibit pendaman konsekuensi okulasi/stek Okulasi diambilkan keributan indukan fadil campin yg tahu suah berefek Dan perolehan pokok tumbuhan semotif kembar jenis indukanya Tinggi kausa yg dikirim 40-70cm Bisa ditanam melekat botol asalkan anda yg fadihat tersembul dgn kejelasan air muka jambang minimal 50cm Atau ditanam plong peranginan rumah Penyiraman cerdik dilakukan 2 bandar sehari, pagi lagi petang Bibit pohon santau terus: jeluk testamen dan check out Happy shopping Bibit Nusantara Untuk pemesanan kalau ada pilihan elok dimohon jatah menerimakan kiat bantu-membantu oleh pilihan telanjurkan tingkah tenteram atau (Hubungi CS). Terima Kasih bibit alpukat aligator jumbo,bibit alpukat aligator jumbo cepat berbuah,bibit alpukat berbuah,bibit alpukat berbunga,bibit alpukat aligator. jual pohon besar kios bibit di Kalimantan Tengah
Lamandau, Seruyan, Sukamara, Barito Utara, Katingan, Kota Waringin Barat, Barito Selatan, Kapuas, Pulang Pisau, Gunung Mas, Kota Waringin Timur, Kota Palangka Raya, Murung Raya, Barito Timur
bibit alpukat aligator jumbo ,bibit alpukat aligator jumbo cepat berbuah ,bibit alpukat berbuah ,bibit alpukat berbunga ,bibit alpukat aligator
#bibit alpukat aligator jumbo#bibit alpukat aligator jumbo cepat berbuah#bibit alpukat berbuah#bibit alpukat berbunga#bibit alpukat aligator
0 notes
Text
(Buku) Paradigma Nusantara
Buku ini menggugat kemapanan sains yang selama ini menjadi acuan para akademisi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Ketidakmapanan itu diungkapkan melalui kritik asumsi Trilogi Filsafat Barat, yaitu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Bagaimana mungkin sebuah ilmu dibangun atas asumsi yang selalu berubah tergantung paradigma positif, interpretif, kritis, atau posmodern maupun spiritual dan…
View On WordPress
0 notes
Text
Pada Sebuah Bahtera KAMMI
Sahabat sekalian, tulisan di bawah ini barangkali bisa menjadi refleksi bersama mengenai KAMMI, politik Islam, dan peran kita sebagai pemuda. Tentu saya terbuka dengan berbagai gagasan, kritik, dan saran. Kalau rame lanjut ke warung kopi.
Sedang hangat berita Cipayung Plus yang melakukan pertemuan dengan Pak Jokowi beberapa hari lalu. Dan tentu, organisasi yang kita cintai ini juga ikut dalam forum tersebut. Perhatian saya bukan tentang keikutsertaan KAMMI di forum tersebut, tapi bagaimana kader-kader yang ada di akar rumput dengan mudahnya mengatakan KAMMI penjilat pemerintahan, pengkhianat gerakan, yang didasari dari propaganda-propaganda semata. Aneh memang, beberapa hari sebelumnya aksi nasional, tapi 2 hari setelahnya mampir ke istana. Tapi setelah ada klarifikasi resmi dan tabbayun juga, saya memilih untuk tsiqoh.
KAMMI hampir menginjak 1/4 abad sejak berdiri, tentu sebuah keniscayaan bahwa organisasi yang mulai membesar akan mengalami pasang surut dalam segala hal. Sekilas saya melihat nilai ekstraparlementer mulai menurun, bagaimana mobilitas aksi, eskalasi isu dan bargaining position di pemerintahan kurang memberikan daya tekan di tingkat daerah maupun nasional.
Di sisi lain, basis massa KAMMI itu banyak, namun belum bisa digerakan secara maksimal. Banyak kader yang bergerak dalam sebuah isu, biasanya belum dibangun atas dasar kepahaman dan keresahan. Hal ini menjadi problem.
Pengelolaan basis masa KAMMI biasanya menggunakan wasilah publik semacam BEM. Namun, mengapa BEM yang biasa dipegang KAMMI di kampus-kampus besar akhirnya banyak yang lepas? apakah itu menjadi bukti bawah kaderisasi kita yang belum menjawab tantangan zaman? Merasa nyaman dengan status quo yang akhirnya lebih banyak menggunakan pendekatan best practice dibandingkan next practice?
Dari kalangan eksternal menganggap kader kita kurang cakap dalam mengelola isu, yang biasanya nafas gerakan lebih ke jangka pendek dan minim followupnya. Atau faktor kedekatan dengan masyarakat yang memang gerakan-gerakan kolektif lebih unggul dibandingkan kita. Hal ini tentu sangat berbeda dengan niat KAMMI dalam pembentukan awal, hadir untuk membela rakyat.
Ini baru basis massa, belum lagi ke soal pemikiran yang menjadi landasan gerak. Ustadz Arif Wibowo dalam sebuah kajian menyebutkan narasi aktivis pemuda muslim (termasuk KAMMI) lebih banyak terpengaruhi oleh pemikiran revivalis timur tengah dan kurang mengaitkan dengan perjuangan tokoh nusantara. Senada dengan itu, Mas Viki Ketua Kamda Sleman juga melihat bagaimana kader-kader pemuda yang masih letterejk menelan pemikiran secara mentah --terutama teori barat-- tanpa ada filter yang kuat dan kesesuai dengan realitas yang ada.
Tetapi realitanya, masih banyak kader yang belum memahami akar pemikiran dari tokoh yang dijadikan patron, membacanya sekali pun belum tentu. Saya menemukan itu di beberapa wawancara kenaikan jenjang atau diskusi yang lepas. Kesimpulan saya, kita hari ini lemah secara pemikiran dan basis massa. Lantas kebangkitan apa yang kita impikan? dan mau menggunakan cara apa?
Dalam hal ini saya tak bermaksud untuk sekadar mengkritik, namun mengajak pembaca sekalian untuk tahu akar permasalahan dan bergerak bersama menyelesaikanya.
Selanjutnya?
4 Paradigma KAMMI setidaknya telah merangkum secara jelas tentang apa yang harus kita lakukan.
Memaknai Dakwah Tauhid : Berdakwah dalam tujuan kesatuan amal yang murni atas dasar beribadah kepada Allah tanpa berharap dunia dan isinya.
Intelektual Profetik : Mengacu kepada nilai-nilai profetik (kenabian). Hikmah sirah nabawiyah, siasat manhaj Haraki.
Sosial Independen : Bergerak bersama rakyat dalam rangka kesejahteraan bersama.
Ekstraparlementer : Memposisikan sebagai intelektual organik dalam rangka mengawasi kekuasaan yang bersifat dzalim!
PR kita masih banyak, waktu kita terbatas, sedangkan kedzaliman telah nampak secara terang. Pada sebuah bahtera KAMMI ini, saya menyerukan kepada semua kader agar mempersiapkan diri kembali. Perkuat amal yaumi, bangun keresahan, belajar agar paham, lalu bergerak beriringin tanpa ada sekat antar gerakan, hingga sampailah kita dengan sebenar-benarnya Ustadziyatul Alam dan bersama-sama mewujudkan ahsanu amala.
“Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo.“
#MiladKAMMI24 #SalamKesatuan
21 notes
·
View notes
Text
UGM Luncurkan Tim Kosmopolis Rempah UGM
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/943fc7f781df21552fab4e3e1ee274e0/22733e37028aee6c-0c/s540x810/a3b8ff31c8999a457023b06479b4905d74002f75.jpg)
BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan Tim Kosmopolis Rempah UGM sebagai wadah melakukan kajian, rekonstruksi, revitalisasi, serta inovasi dalam upaya penguatan jalur rempah nusntara sebagai warisan dunia (world heritage). Peluncuran Tim Kosmopolis Rempah dilakukan secara daring, Rabu (3/11/2021) dilaksanakan dalam kegiatan Webinar Rekonstruksi, Revitalisasi dan Inovasi untuk Penguatan Kosmopolis Rempah Nusantara Sebagai Warisan Dunia (World Heritage). Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan Universitas Gadjah Mada telah membentuk Tim Kosmopolis Rempah UGM yang merupakan kelompok riset yang multidisiplin. Kosmopolis rempah adalah sebuah zona atau wilayah baik urban maupun sub-urban yang terhubung secara global baik langsung maupun tak langsung oleh produksi, konsumsi dan perdagangan rempah-rempah di nusantara dan dunia. Tim ini melakukan pendekatan Rekonstruksi, Revitalisasi dan Inovasi terhadap Jalur Rempah Nusantara sebagai warisan dunia. “Demikianlah kosmopolis rempah secara konsisten perlu dikembangkan mendukung jalur rempah nusantara sebagai World of Heritage,” katanya. Ia mengatakan bahwa rempah nusantara merupakan komoditas yang penting dicari, dibutuhkan, dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Pengetahuan yang timbul karena peredaran rempah Nusantara dalam perdagangan telah membuat dunia ini mengalami berbagai perkembangan peradaban. Konon di seluruh Asia Tenggara, terdapat lebih dari 250 rempah dan bumbu yang ternyata setelah diidentifikasi 135 di antaranya berada dan digunakan di Indonesia dalam memasak hidangannya. Sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia, Panut mengajak dan mendorong untuk bersama-sama bersinergi dalam membangun kembali kejaayan rempah melalui inovasi di Perguruan Tinggi. Upaya ini perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing bangsa serta sekaligus untuk mendukung pengajuan jalur rempah sebagai warisan dunia. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Dr. Hilmar Farid mengapresiasi peluncuran Tim Kosmopolis Rempah UGM untuk mendalami persoalan rempah nusantara. Ia mengatakan langkah yang diupayakan tim kosmoplis rempah UGM menyoroti berbagai aspek sosio kultural, religius dan ekonomi melalui berbagi fase dengan konsep komsopolis sangat relevan sebab dalam pertukaran rempah banyak terjadi hubungan yang komplek. Berbagai hubungan yang terjadi tersebut telah membentuk sejarah dunia dalam waktu lama dan secara modern dunia juga dipengaruhi rempah-rempah ini. “Tidak hanya bicara aspek sejarah saja, tetapi peran rempah di masa sekarang menjadi dimensi yang penting dan menarik. Harapannya tim kosmopolis rempah UGM bisa mulai bagaimana sekarang ada perhatian cukup besar terhadap kenekaragaman hayati dan budaya nusantara,” paparnya. Ia juga berharap melalui forum ini bisa memberikan kontribusi signifikan dalam upaya penyusunan dokumen formal untuk pengajuan jalur rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO. Tak lupa ia pun meyampaikan ucapan terim akasih kepada tim kosmopolis rempah UGM yang telah mendukung pengusulan rempah sebagai wariasn dunia. Sementara Ketua Tim Kosmopolis Rempah UGM, Dr. Mirwan Ushada, STP. M.App.Life.Sc, menjelaskan bahwa rempah Indonesia memiliki sejumlah kekuatan yang menguatkan upaya menuju warisan dunia. Sebab rempah Indonesia mampu menggetarkan dunia dan dikuatkan berbagai bukti di masa lalu. Selain itu, ada ratusan penelitian yang telah dilakukan terkait jalur rempah nusantara. “Kekuatan lain yaitu perdagangan rempah Indonesia masih berjalan dan dukungan kuat dari pemerintah daerah dan nasional,” terangnya. Mirwan memaparkan bahwa jalur rempah nusantara berpeluang menjadi warisan dunia karena memiliki sumber daya pengetahuan dan kearifan lokal nusantara dan pengakuan warisan dunia serta mendaya lentingkan kejayaan Indonesia. Peluang lain adalah membangkitkan nasionalisme melalui paradigma kepulauan, potensi perguruan tinggi yang baik, kekayaan intelektual indikasi geografis, serta jejaring KBRI sebagai agen promosi atau perdagangan. Mirwan menjelaskan ada sejumlah kondisi dan ancaman yang masih menghadang dalam mewujudkan jalur rempah nusantara sebagai warisan dunia. Salah satunya masih kurangnya kepedulian posisi tawar rempah bagi masyarakat. Persoalan lain adalah akses terkait bukti ssemakin sulit dikumpulkan. “Perlu adanya penguatan jalan peta pengembangan rempah sejalan dengan konsistensi kebijakan pemerintah,” imbuhnya. Mirwan mengatakan upaya mewujudkan rempah nusantara menjadi warisan dunia berisiko membangkitkan memori masa kelam kolonial jika dilakukan dengan keliru. Selain itu klaim atas rempah tidak hanya milik Indonesia dan negara lain berpotensi melakukan klaim yang sama. Persoalan lain Indonesia bukan lagi menjadi eksportir terbesar dunia dan pamor makanan berempah khas Asia sudah melekat ke China, Thailand, dan India. Melihat berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman terhadap rempah nusantara tersebut dijadikan sebagai kajian untuk memperkuat jalan mewujudkan jalur rempah nusantara sebagai warisan dunia. Pengarah Tim Kosmopolis Rempah UGM, Prof.Dr.Ir., Murdijati Gardjito yang juga Guru Besar FTP UGM dan Pakar Kuliner Nusantara menekankan bahwa upaya rekosntruksi, revitalisasi, dan inovasi kosmopolis rempah yang dikembangkan tidak hanya bertujuan mendukung pengusulan rempah sebagai warisan budaya tak benda dunia yang ada di Indonesia. Namun, usaha tersebut juga dilakukan dalam rangka menanggapi tuntutan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa besar maju dan terus berkembang. Dalam Webinar Rekonstruksi, Revitalisasi dan Inovasi untuk Penguatan Kosmopolis Rempah Nusantara Sebagai Warisan Dunia (World Heritage) mengahadirkan sejumlah pembicara yang berbicara dalam tiga sesi acara. Beberapa diantaranya adalah Plt Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Dra. Zaimul Azzah, M.Hum, Prof. (Emiritus) John Miksic dari South East Asian Studies, NUS, dan Tim Wherret dari University of Tasmania and Duta Wacana Christian University Ecotourism, serta Hiroyuki Onda dari S&B Foods Inc., Japan. Berikutnya, Dr. Sri Margana, M.Hum, Prof. Dr. M. Baiquni, MA, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc dan Prof. apt. Subagus Wahyuono dari UGM.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
gerakan pmii komisariat tulungagung | buletinaufklarung.com
17 April 1960 dimana organisasi yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diresmikan sebagai underbow Nahdlatul Ulama’ yang bertujuan untuk melestarikan dan mengabarkan dengan berlandaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Tentu berdirinya organisasi pergerakan tersebut melewati berbagai hal yang sangat berkepanjangan demi kesempurnaan dalam mewarnai roda pergerakan mahasiswa di Indonesia.
Akhir-akhir ini organisasi mahasiswa tersebut sudah berumur 61 tahun tepat tanggal 17 April 2021 kemarin. Dalam mengemban khidmah tentu bukan lagi usia yang sangat muda untuk organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini. Dalam mengawal roda kelas sosial di Indonesia, Berbagai cara dilakukan dalam merayakan Harlah PMII dan itu sudahlah menjadi suatu hal antusiasme sendiri bagi pribadi kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di seluruh Nusantara.
Di Tulungagung sendiri, pada tanggal 20 April 2021 bertepatan dengan bulan ramadhan. Segenap keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat IAIN Tulungagung menggelar acara untuk memeriahkan Harlah PMII yang bertempat di masjid lama kampus IAIN Tulungagung, dengan mengangkat tema “Manifestasi nilai-nilai pergerakan dalam kemajuan untuk peradaban baru” dengan tujuan mencoba untuk merefleksi dan mengaktualisasikan tawaran baru dari Ketua Umum baru M Abdullah Syukri (Gus Abe) yaitu: Paradigma Kritis, Transformatif dan Produktif.
Meskipun saat ini Covid-19 belum usai, namun acara tetap berjalan dengan lancar dan mematuhi protokol kesehatan. Seiring berkembangnya teknologi zaman, panitia memanfaatkan berlangsungnya acara tersebut dengan menayangkan online via live Youtube bernama “IAINTA BERSAHABAT”, bertujuan untuk memudahkan kader-kader yang tidak bisa hadir. khusus dan untuk umumnya bagi semua masyarakat agar bisa andil walau hanya lewat media tatap layar kaca.
0 notes
Photo
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/012aea7573f24e5e9b585f98cf6f0283/6b3fe91c59929fd1-26/s540x810/25b97c06aeeb6f4543e503784066e6f39b4f162b.jpg)
PARA SUFI MODERAT MELACAK PEMIKIRAN DAN GERAKAN SPIRITUAL TOKOH SUFI NUSANTARA HINGGA DUNIA Penulis : Muhammad Basyrul Muvid Penerbit : Aswaja ISBN : 623-7593-00-4 Tahun : 2019 Ukuran : 14 x 20 cm Tebal : xviii + 160 hlm Original Harga Rp49.000 Sinopsis ”Sikap moderat harus selalu dikedepankan dalam memahami segala persoalan hidup, terlebih masalah keislaman agar tidak melahirkan paradigma yang kaku, ekstrim bahkan radikal. Sikap moderat (wasathiyah) melahirkan sikap hidup yang seimbang antara duniawi-ukhrawi, jasmani-ruhani, syari'at-hakikat, hablumminallah-hablumminannas, dan antara fiqih-tasawuf. Artinya, manusia dalam hidup ini harus senantiasa menyeimbangkan aspek lahiriah-batiniah khususnya dalam menjalankan, mengamalkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam. Untuk itu, di buku ini akan ditemukan pemikiran-pandangan para sufi moderat yang berusaha menyeimbangkan, mengsinergikan dan mengintegrasikan kedua aspek tersebut, sehingga melahirkan sebuah paradigma yang objektif (i'tidal) dalam memahami segala persoaian hidup, agama, moral dan sosial. Selamat membaca.! - Prof. Dr. KH. Said Aqil Husin Al Munawwar, Lc., MA (Menteri Agama RI Periode 2001-2004 dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) #sufi #sufism #islam #sufix #sufix832 #sufizm #sufimusic #allah #sufin #sufilive #sufis #sufinight #sufit #sufixline #sufiatotallycleanwipes #rumi #sûfi #sufia #love #sufiyana #sufian #rapala #hetalia #totallycleanwipes #insan #fishing #evasufiani #repost #sufiyan #beyin https://www.instagram.com/p/CFkKlHoJYjk/?igshid=c3bp5f3fqnxn
#sufi#sufism#islam#sufix#sufix832#sufizm#sufimusic#allah#sufin#sufilive#sufis#sufinight#sufit#sufixline#sufiatotallycleanwipes#rumi#sûfi#sufia#love#sufiyana#sufian#rapala#hetalia#totallycleanwipes#insan#fishing#evasufiani#repost#sufiyan#beyin
0 notes
Text
[Paradigma 11]
PRIVILEGE = PENGOTAKAN KASTA PARSIAL VERSI KEKINIAN (?)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/2277ae07f6614fec444eb61461213ca2/9d61b668730acaaa-b8/s540x810/a7f1892870075604e4226ef50aea02167dc40706.jpg)
Dulu sebelum Islam masuk Nusantara, pas sebagian besar masih meluk Hindu, gerak-gerik masyarakat terbatasi karena adanya sistem kasta kuno. Mungkin tidak hanya di Nusantara, tapi dalam sejarah peradaban dunia juga. Perlu perjuangan dan waktu yang tidak sebentar biar sistem kasta itu pudar.
Lalu sekarang, dimana peradaban sudah global, orang-orang yang katanya berpikiran 'terbuka' dan 'universal' malah pada asik ngotak-ngotakin kasta manusia secara 'parsial' dengan istilah lebih keren yaitu 'privilege'. Paling lucu kalau ada yang punya sistem pemikiran 'privilege' lalu menganggap hidup di dunia ini tidak adil. Padahal bukan hidup/dunia yang tidak adil, dia sendiri yang menciptakan ketidakadilan itu sendiri.
Jika melihat lebih jernih, mendengar lebih jeli, dan merasa lebih peka, semua hidup manusia telah diatur dengan keadilan paling adil. Misal, yang dimiliki A gak dimiliki B, sedikit dimiliki C, jarang dimiliki D; dan yang dimiliki B gak dimiliki A, jarang dimiliki C, sedikit dimiliki D, dst.
Cuman memang kadang dunia pinter bikin manusia keblinger dengan pemikiran dan egonya sendiri kalau gak hati-hati.
(pengang dengar omong kosong tentang privilege, 16 Juni 2020)
0 notes
Text
0 notes