#Pantai Geger
Explore tagged Tumblr posts
Text
8 Spot Pantai di Bali Tersembunyi Dengan Panorama Alam Terbaik
8 Spot Pantai di Bali Tersembunyi Tersembunyi – Rasanya liburan di Bali tanpa berkunjung ke pantai akan sangat tidak lengkap, bukan! Sudah menjadi hal umum, bagi semua wisatawan yang datang ke Bali ingin menikmati keindahan panorama alam pantainya. Bahkan ini selalu menjadi primadona utama yang selalu diidamkan oleh para wisatawan mancanegara atau pun lokal. Bali memang sangat terkenal dengan…
View On WordPress
#Amed#Diamond Beach#Green Bowl Beach#Kelingking Beach#Nusa Ceningan#Pantai#Pantai di Bali#Pantai Geger#Pantai Gunung Payung#Pantai Seminyak#Pantai Suluban#Spot Pantai
0 notes
Text
WNA Asal Australia Ditemukan Meninggal Dunia dalam Bathtub Kamar Mandi Hotel di Kuta Badung Bali - Radar Banyuwangi
Radarbanyuwangi.id – Pengunjung sebuah hotel di Jalan Pantai Kuta, Badung, Bali, dibuat geger. Ini dipicu penemuan jasad perempuan warga negara asing (WNA) asal Australia, Pauline Mary Cannon. Korban ditemukan tak bernyawa di dalam bathtub kamar mandi hotel. Perempuan Aussie kelahiran 30 Oktober 1956 ini ditemukan sekitar pukul 06.40 WIB. Kasubag Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi…
0 notes
Text
77RABIT: Tempat Foto Terpopuler di Pantai Nusa Dua untuk Liburan
Temukan 77 spot foto terpopuler di Pantai Nusa Dua dengan panduan lengkap ini. Cocok untuk turis yang ingin mengabadikan momen indah di Bali!
Tempat Instagrammable di Pantai Nusa Dua untuk Turis
Bagi para turis, menemukan spot foto yang sempurna adalah bagian penting dari pengalaman liburan. Mari kita telusuri beberapa spot foto terpopuler di Nusa Dua yang akan membuat feed media sosial Anda bersinar!
1. Pantai Geger
Pantai Geger terkenal dengan keindahan alamnya yang tenang. Ombak yang lembut dan pemandangan matahari terbenamnya sangat menakjubkan. Ini adalah lokasi yang sempurna untuk foto romantis atau keluarga.
2. Water Blow Nusa Dua
Water Blow adalah fenomena alam yang luar biasa. Gelombang yang menghantam batu karang menciptakan semprotan air yang dramatis. Pastikan untuk menangkap momen ini dengan kamera Anda!
3. Pulau Penyu
Pulau Penyu adalah tempat yang unik untuk berinteraksi dengan satwa liar. Anda bisa berfoto dengan penyu dan ikan warna-warni. Ini adalah pengalaman edukatif yang menyenangkan bagi semua usia.
4. Pantai Tanjung Benoa
Pantai Tanjung Benoa menawarkan berbagai aktivitas air. Dari parasailing hingga jet ski, Anda bisa mengambil foto aksi yang seru. Jangan lupa untuk mencoba kuliner lokal di sekitar pantai!
5. Nusa Dua Beach Hotel & Spa
Hotel ini memiliki arsitektur yang menawan dan taman yang indah. Spot ini sangat ideal untuk foto-foto elegan. Anda bisa menikmati suasana mewah sambil berfoto.
0 notes
Text
I had never heard of a "jaffle" before coming to Bali, it's an Australian term for a hot, toasted sandwich. Enjoyed this Aussie grub at Pantai Geger.
0 notes
Text
Tim Inafis Polres Tanggamus Identifikasi Mayat Tanpa Kepala
Sosok mayat dengan kondisi memprihatinkan tanpa kepala, telapak tangan dan kaki membuat geger masyarakat sekitar Pantai Karang Bolong Pekon Tegineneng Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, Kamis 7 September 2023, siang. Saat ditemukan warga, kondisi mayat yang menggenaskan itu sudah berada di pinggir pantai setempat dan hal itu memantik warga yang penasaran dengan mendatangi lokasi penemuan, namun sayang tidak ada identitas ditemukan. Atas hal itu, Polsek Limau telah mendatangi TKP bersama Satpolairud, TNI dan Tim Kesehatan. Selain itu menggandeng Tim Inafis Satreskrim guna melakukan indentifikasi mayat tersebut. Menurut keterangan Kapolsek Limau Iptu Dediyanto, selain mendatangi TKP, pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi sehingga terhimpun informasi penemuan mayat dengan didukung Inafis Polres Tanggamus. "Mayat tersebut saat ditemukan dalam kondisi kepala telah hilang, termasuk telapak kaki dan tangan. Hanya terdapat celana pendek yang menempel pada mayat," kata Iptu Dediyanto mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, S.I.K. Kapolsek menyebutkan, mayat pertama kali ditemukan oleh nelayan bernama Baling dengan posisi mengambang di pinggir pantai sekitar pukul 12.00 WIB berada pada titik koordinat 05.610696°S-104.789757°E. Kemudian, hasil identifikasi Inafis, mayat tersebut berjenis kelamin perempuan, namun tidak ditemukan identitas sehingga mayat dinyatakan anonim. "Atas identifikasi itu, diduga korban meninggal dunia lebih dari sebulan," ujarnya. Iptu Dediyanto menambahkan, langkah-langkah lanjutan yang dilakukan pihaknya paska identifikasi yakni dengan membawa mayat ke RSUD Batin Mangunang. "Untuk masyarakat yang merasa kehilangan keluarga berjenis kelamin perempuan dengan ciri celana pendek yang dikenakan agar memeriksa di RSUD Batin Mangunang," tandasnya. (Hms) Read the full article
0 notes
Text
TURISIAN.com - Ada spot keren nih, Sobat Turisian. Terutama, buat para traveler yang butuh refreshing ala alam, yaitu Curug Leles! Lokasinya di bawah lereng Gunung Ciremai, nggak nyangka banget tempat sekeren ini tersembunyi gitu. Kalo mau mampir ke Curug Leles, Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kamu harus siap-siap ekstrim nih! Jalan menuju sini sempit banget, bener-bener tantangan buat para petualang sejati. Tapi gak usah takut, semua capek perjuangan bakal terbayar lunas pas udah sampe sini. Bakal dimanjain pemandangan alam yang bikin hati adem. BACA JUGA: 10 Destinasi Wisata Hits di Karawang, Dari Curug Hingga Pantai yang Bikin Terpesona Pohon pinusnya rindang, air terjunnya juga jernih banget! Yang seru lagi, di bawah air terjun ada kolam pemandian. Cocok banget buat semua umur, dari anak-anak sampe tua-tua bisa berenang dan bersantai di sini. Bukannya cuma aku yang demen sama pesona Curug Leles, temen-temen dari Indramayu juga nggak mau ketinggalan nikmatin sensasi alamnya. Ada Nurul dan teman-temannya, liburan kemari cuma buat refreshing aja, tapi pasti seru! BACA JUGA: Curug Cilember Bogor, Destinasi yang Memiliki 7 Air Terjun Camping Ground Mei juga nggak mau ketinggalan, dia bilang pesona alam Curug Leles itu indah banget. Makanya pilihannya jatuh ke sini buat isi liburan. Kalo mau lebih mantap lagi, bisa ngerasain keasyikan Curug Leles sampai puas dengan camping ground-nya. Bisa bermalam di sini sambil nikmatin alamnya. Temen-temen yang udah pernah camping di sini, harganya juga gak bikin kantong bolong. Cuma 35 ribu aja per orang buat bermalam. BACA JUGA: Jalan-jalan ke Curug Citambur di Karangjaya Cianjur Yuuk… Udah gitu fasilitasnya oke punya, parkir, toilet, listrik, dan main air sepuasnya! Kalo bawa tenda sendiri males, gak masalah, di sini bisa sewa tenda juga. Harga sewanya mulai dari 250 ribu sampe 500 ribu. Tergantung mau yang paket komplit atau cuma per item. Pokoknya dijamin seru deh, bisa camping sambil ditemenin sama suara air terjun yang geger. BACA JUGA: Curug Sidok nan Cantik dan Asyik Buat Tujuan Liburan di Pemalang Tidur di dalam tenda yang udah lengkap dengan kasur, bantal, sleeping bag, dan ada WiFi pula! Di bawah tendanya juga aman dari genangan air kalo lagi musim hujan. Kalo cuma pengen kunjungan sekali jalan aja tanpa bermalam, gak masalah juga. Tiket masuknya cuma 15 ribu aja, udah dapet parkir gratis pula! Pokoknya asik banget, gak rugi deh dateng ke Curug Leles ini. Yuk, merapat! ***
0 notes
Text
Lihat postingan ini… "Geger Beach, Pantai Indah di Bali yang Dikuasai Resort". Geger Beach, Pantai Pasir Putih Indah "milik resort". begini ulasannya:
0 notes
Text
Cerita Rumah Selaras dengan Olymplast
Photo by Elle Hughes on Pexels.
Uang, berilah aku rumah yang murah saja, yang cukup nyaman buat berteduh senja-senjaku, yang jendelanya hijau menganga seperti jendela mataku. ― Joko Pinurbo, Kepada Cium
Syair puisi di atas persis ditulis tahun 2007 dan berisi setidaknya dua penanda hajat hidup masyarakat Indonesia yang relevan hingga sekarang: rumah murah.
youtube
Perhatikan bagaimana satu Indonesia pernah geger lantaran ibu menteri keuangan, Sri Mulyani, beberapa waktu silam berujar bahwa milenial akan sulit memiliki rumah di masa depan dan harus rela menetap di pondok indah mertua (PIM). Implikasinya ialah banyak masyarakat yang langsung merespons dengan memborong KPR atau yang lainnya justru mengaduh nasib di media sosial.
Fenomena ini lantas menggiring kita pada tanda tanya baru terkait: mengapa seseorang amat mendambakan rumah?
Esensi Rumah
Saat usia belia, kita mungkin pernah memelihara kelomang. Kelomang terlahir ke dunia dengan tubuh lunak tanpa cangkang. Sehingga, sepanjang hidupnya kelomang perlu mencari ‘rumah’ yang tepat dari gastropoda untuk dapat melindungi tubuh rentannya.
Kelomang. Photo by Taryn Elliott on Pexels.
Kelomang juga bersembunyi di balik cangkang untuk menghindari serangan predator. Di sisi lain, hawa panas saat di ‘hah’ oleh bocah SD konon memaksa kelomang untuk absen muka.
Kelomang menjadi metafora terbaik peran rumah bagi setiap manusia. Esensinya sangatlah sederhana yakni tempat ternyaman untuk berlindung.
Hal serupa juga dapat ditelusuri melalui jejak manusia purba zaman Mesolitikum yang singgah di abris sous roche, sejenis gua yang menyerupai ceruk batu karang yang berlokasi dekat sungai atau pantai, untuk berteduh dari hujan badai dan teriknya matahari.
Abris sous roche. Photo by David Yu on Pexels.
Manusia purba masa itu hidup nomaden dengan keahlian seadanya yakni berburu. Baru ketika volume otak mereka kian membesar dan cukup andal dalam bercocok tanam, Homo Sapiens di masa Holosen mendirikan rumah sederhana di atas pohon, di tengah sawah atau hutan untuk tempatnya bernaung. Pada fase ini, rumah berarti lebih dari shelter (tempat berlindung), melainkan mencirikan kemajuan peradaban.
Rumah vs Manusia
Masalahnya, yang terjadi belakangan ini justru pembangunan rumah mendatangkan problemanya tersendiri. Sebab dasarnya ialah kenaikan populasi. Di Indonesia, hanya dibutuhkan waktu setengah tahun untuk menambah 1,5 juta jiwa di tahun 2022. Kehadiran ‘warga baru’ praktis memerlukan lahan untuk ditinggali.
Hal ini tak jarang mengorbankan penopang alam, wabil khusus hutan. Prof. Dodik Ridho Nurrohmat, guru besar kehutanan IPB, menyebut bahwa penyebab utama deforestasi ialah kecilnya nilai hutan. Nilai hutan akan naik 10 kali lipat jika jadi perkebunan sawit dan naik 100 kali lipat jika jadi perumahan. Dalam konteks ini, hutan yang disulap jadi perumahan dipastikan purna tugas dalam menyeimbangkan ekosistem dan menyuplai oksigen yang notabene dibutuhkan manusia untuk tetap eksis di muka bumi.
Kawasan Hutan Lindung Sei Hulu Lanjai di Kepulauan Riau yang kini diubah menjadi kaveling siap bangun (KSB). Photo by Pandu Wiyoga on Kompas.
Selain itu, kita juga dihadapkan oleh fenomena gentrifikasi. Loretta Lees, profesor Geografi dari University of Leicester, mendefinisikannya sebagai proses transformasi kawasan dengan kondisi fisik buruk (baca: kumuh) atau lahan kosong di perkotaan menjadi aneka properti mewah yang hanya dapat dinikmati oleh pekerja kerah putih (kelas menengah ke atas) untuk fungsi komersil.
Saya dan anda mungkin tanpa disadari telah merasakan tanda-tanda kemunculan gentrifikasi. Sebagai contoh, menjamurnya bangunan mewah seperti apartemen, real estate, mall, dan hotel. Pemerintah kota tentu mengatakan agenda ini sebagai upaya peremajaan kota.
Sayangnya, alih-alih mewujudkan kota impian, gentrifikasi justru menebalkan kesenjangan dan merugikan kota maupun warganya secara keseluruhan. Warga Kampung Miliran di Yogya misalnya, sejak tahun 2014 mengalami penyusutan muka air tanah di musim kemarau lantaran pembangunan hotel-hotel di sekitarnya. Atau tentang penggusuran paksa warga Tamansari Bandung di tahun 2017 yang memicu unjuk rasa sebagai ongkos pendirian taman kreatif dan apartemen. Apakah kini artinya yang langgeng ialah HAM (Hotel, Apartemen, Mall) di atas HAM sesungguhnya?
Konsep Ugahari dan Esensialisme
Maka, saat Olymplast bertanya perihal “Makna Rumah Untukmu”, hal ini hanya bisa saya jawab ketika saya telah mendefinisikan rumah secara proporsional dan bijaksana.
Bagi saya, rumah adalah citra. Saat kita menciptakan tempat yang memenuhi kebutuhan kita dan mengekspresikan karakter kita, kita sejatinya sedang memperkaya hidup kita.
Ada konsep yang bernama Ugahari, yang memiliki arti pas, tidak kurang dan tidak lebih.
Ugahari adalah perspektif selaras yang dapat diemban ketika sedang membangun rumah. Konsep ini fokus melihat potensi yang ada di sekitar bangunan.
Dalam konsep Ugahari, kata kuncinya ialah “memberi”. Apa yang bisa kita beri pada tetangga, pada alam, dan seterusnya.
Jika arus modernitas mengusir penduduk dan mengusik kesejahteraan lingkungan, maka Ugahari berusaha mempertahankan apa yang telah ada. Misalnya, apakah pohon X yang berada di lahan yang hendak dibangun bisa dipertahankan atau ditebang separuhnya untuk memastikan suasana tetap teduh?
Tak kalah pentingnya, Ugahari juga fokus mengidentifikasi sumber daya terdekat. Apakah keluarga atau tetangga ada yang berprofesi sebagai tukang? Lalu, kita punya apa saja? Apakah punya teralis bekas, pintu bekas, lemari warisan, dan sebagainya. Baru setelah itu kita membayangkan kebutuhan semen, paku, dan aneka bahan bangunannya itu berapa. Tidak serta merta salin tempel desain yang ada di Pinterest, tetapi lebih visioner dan realistis dalam praktiknya.
Saya merasakan sendiri betapa Ugahari menyediakan sedikit ruang untuk nostalgia. Jendela tua di rumah saya misalnya, berasal dari rumah masa kecil bapak saya yang terkena gempa. Meski digoncang gempa yang dahsyat, jendela tua itu justru yang paling kokoh di antara retakan tembok rumah kakek dan nenek. Sekarang, jendela tua itu menjadi tempat favorit saya saat melihat langit yang mulai memar, dari ungu ke biru hingga menjadi hitam legam.
Dalam misi mengisi rumah, bapak dan ibu saya turut pula membeli aneka perabot baru. Prinsip yang dipegang ialah esensialisme yakni memprioritaskan fungsionalitas barang di atas aspek estetikanya saja. Sehingga, barang yang dibeli tepat guna.
Misal, di rumah kami ada ranjang. Apa yang ada di kolong ranjang bukanlah debu semata, tetapi foldable box yang dapat diisi oleh koleksi baju maupun printilan aksesoris.
Membeli barang baru tidak mesti membuang barang lama dan berkontribusi menciptakan polusi jika yang dibeli ialah barang yang siklikal atau bisa dipakai selama mungkin.
Totalitas Mengisi Rumah dengan Olymplast
Resiko tinggal di negara tropis ialah lembap sepanjang tahun. Apa boleh buat, lemari kayu di rumah kami pun sekali waktu pernah dibabat habis oleh koloni rayap.
Namun, seperti kata pepatah “Selalu ada jalan menuju Roma”, saat ini kita terbantu oleh brand perabotan lokal yang mendukung konsep esensialisme dan Ugahari.
Adalah Olymplast, perusahaan besutan PT. Cahaya Bintang Plastindo yang berdiri tahun 2015 di Gresik dan memproduksi beragam Perabotan Rumah Tangga berbahan plastik yang mengusung desain minimalis dengan ketahanan produk terbaik.
“Lho, kok pakai plastik? Gak sustainable dong.”
Justru karena bahannya plastik berkualitas, perabotan jadi awet, kan?
Plastik sekali pakai pada pembungkus makanan itu memang salah, tetapi tidak semua produk yang berbahan plastik layak dikambinghitamkan.
instagram
Nah, salah satu contohnya ada ODC (Olymplast Drawer Cabinet) 04 Modern. Drawer plastik dengan storage 4 tingkat yang kokoh, anti rayap, dan anti jamur. Anda pasti tahu kan bahwa rayap maupun jamur tidak doyan bahan plastik? Dengan bahan plastik, ini memungkinkan perawatan perabotan yang mudah, barang terjaga, dan tak perlu keluar kocek untuk sekedar membeli termisida.
Meski ODC 04 Modern ini muat segala hal dari mulai baju, tas, selimut sampai album kenangan mantan sekolah, tetapi drawer ini sangat mudah dirakit maupun diajak transmigrasi antar ruang karena bobotnya yang ringan. Apalagi, drawer ini punya warna earth tone kalem yang cocok di segala tema ruang.
Bagi para penganut esensialisme, penting memastikan multifungsi barang. ODC series punya ambalan motif kayu yang tak hanya sedap dipandang, tetapi juga kuat karena tersusun dari material particle board. Jadi, tak perlu ragu jika sewaktu-waktu ingin meletakkan perabot mini, seperti lampu tidur atau bahkan diffuser.
instagram
Selain drawer ODC, Olymplast juga punya perabot rumah yang mengesankan lainnya. Ada rak trolley OFT berwarna crème yang punya roda dan cocok untuk menaruh barang-barang ready-to-go seperti hijab, parfum, handuk atau bahkan buku-buku. Bisa dikatakan, rak ini mendukung terwujudnya pergerakan sat-set-sat-set para penghuni rumah saat memasuki jam-jam kritis (baca: kesiangan ngantor).
Rak trolley OFT. Photo by @alsafeb on Instagram.
Kalau di rumah-rumah orang Jepang, rak trolley seperti OFT biasa difungsikan untuk tempat penyimpanan pakaian yang hendak dicuci. Pakaian dipisahkan berdasarkan fungsinya (baju kerja, baju santai, dan pakaian dalam) maupun bahannya (katun, wol, sutra, dsb). Tujuannya, untuk meminimalisir kontaminasi partikel asing dan mencegah kain sutera berubah menjadi sutera kecewa alias luntur.
instagram
Setelah ruang kamar tertata rapi oleh drawer dan rak trolley plastik dari Olymplast, dapur yang rapi juga patut diwujudkan.
Jujur saja, saya sendiri auto malas memasak jika kondisi dapur kotor bin berantakan. Apalagi jika lantainya becek karena tetesan cucian piring. Duh, jadi serasa piket dua kali!
Rak piring RSOK. Photo by @olymplast on Instagram.
Rak piring RSOK dari Olymplast ialah rak peniris piring, mangkuk, dan gelas yang dilengkapi penadah air sehingga memastikan lantai dapur selalu kering. Terlebih, rak ini dilengkapi dengan wadah penyimpanan sendok dan garpu, gantungan telenan, holder handphone, dan tray atas yang bisa digunakan untuk menyimpan toples bumbu maupun stok makanan.
instagram
Pernah dengar tidak tentang teori kepuasan paripurna dalam psikologi? Ternyata, hal itu bisa dicapai hanya ketika individu melakukan aktivitas yang minim usaha (effortless), tetapi dengan output maksimal, persis seperti yang ditawarkan rak piring ini.
Dengan harga yang dibanderol sekitar Rp 100 ribuan saja, rak piring ini tentu sangat murah untuk kita yang senang menghemat tenaga, bukan?
Nah, di sela-sela padatnya aktivitas sehari-hari, keluarga kami juga rutin menyempatkan diri untuk bersantai menikmati sinar mentari. Pasalnya, cahaya matahari baik untuk merubah pro-vitamin D yang kita peroleh dari asupan makanan menjadi vitamin D yang memperkokoh tulang kita.
Rumah urban seperti yang saya tinggali bergaya minimalis sehingga area outdoor tidak begitu luas. Beruntungnya, ada kursi lipat OFC Olymplast yang bisa diandalkan. Mau berjemur di sudut berbeda ataupun bercengkrama bersama banyak kawan bukanlah hal mustahil.
instagram
Kursi lipat ini dihiasi motif rotan klasik dan kaki kursi anti-slip yang membuatnya nyaman diduduki. Tinggal berdirikan kursi bila dibutuhkan dan lipat kursi ketika usai digunakan. Sangat menghemat ruang dan mendukung motto rumah yang berkelanjutan.
Sejujurnya, Olymplast masih punya segudang perabotan esensial lainnya yang menarik untuk diintip, mulai dari kasur, meja tulis hingga lemari untuk si kecil. Di mana seluruh produk Olymplast ini dijamin 100% ori, 100% gratis ongkir, dan bergaransi 2x24 jam. Wah, terpercaya sekali ya!
Tak heran, Olymplast Juaranya Rapikan Rumah bagi keluarga Indonesia. Saya saja sudah tak sabar meminang beberapa di antaranya!
Rumah Berbuah Faedah
Dalam konsep Ugahari, rumah tidak boleh sembarangan dibuat sebab akan menciderai banyak pihak. Karena itulah, persiapan yang masak dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar maupun kehidupan sosial menjadi fondasi terkuatnya.
Setelahnya, kita bertugas untuk mengisi bangunan rumah dengan kebergunaan fungsi perabot melalui konsep esensialisme. Di mana kita sangat terbantu oleh kehadiran Olymplast selaku brand perabotan plastik lokal yang menyediakan perabotan multifungsi lagi tahan lama.
Seperti yang dikatakan arsitek Mande Austriono bahwa rumah berkelanjutan paling tidak menyentuh tiga pilar, yakni sosial, lingkungan, dan ekonomi. Masih ada banyak faedah lain yang dapat kita tuai saat kita meluangkan waktu untuk memaknai kembali sebenar-benarnya rumah.
Apa itu rumah?
Bagi saya, rumah juga adalah perasaan. Tanpa cinta itu hanyalah sebuah bangunan. Saya beruntung tinggal di sini, dikelilingi oleh orang yang saya cintai dan hal-hal indah yang selaras nan berkeadilan.
**
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: Laksono, Muhdany Yusuf. 2022. Kata Sri Mulyani, Bakal Makin Banyak Pasangan Muda Sulit Beli Rumah. Kompas.
[2]: Ningsih, Widya Lestari Ningsih. 2021. Alasan Manusia Purba Memilih Gua sebagai Tempat Tinggalnya. Kompas.
[3]: Mantalean, Vitorio. 2022. Jumlah Penduduk Indonesia Naik Hampir 1,5 Juta Jiwa dalam 6 Bulan Terakhir. Kompas.
[4]: Hafsyah, Siti Sadida. 2021. Solusi Menyelesaikan Konflik Sawit di Kawasan Hutan. Forest Digest.
[5]: Lees, L. 2008. Gentrification and Social Mixing: Towards an Inclusive Urban Renaissance? Urban Studies. Vol. 45 (12): 2449–2470. https://doi.org/10.1177/0042098008097099
[6]: Arumingtyas, Lusia dan Maria Junia. 2022. Berebut Air dari Bumi Yogyakarta. Mongabay.
[7]: Abdulsalam, Husein. 2017. Bandung Mau Berubah dengan Bersolek, Hanya Saja Terlalu Menor. Tirto.
[8]: ICMI Sleman. 2022. Rumah Ekospiritual, Rumah Sederhana yang Peduli Alam dan Lingkungan. ICMI.
[9]: McKeown, Greg. 2014. Essentialism: The Disciplined Pursuit of Less. Crown. New York. ISBN-13: 978-0804137409.
[10]: Murdaningsih, Dwi. 2022. Apa Itu Rumah Berkelanjutan dan Bagaimana Cara Menerapkannya? Republika.
[11]: Olymplast. 2022. Official Website.
0 notes
Text
Sekda Badung Adi Arnawa Mulang Pakelem di Pantai Geger Kuta Selatan
Sekda Badung Adi Arnawa Mulang Pakelem di Pantai Geger Kuta Selatan
JBM.co.id, Mangupura – Bertepatan dengan hari raya Sugihan Jawa dan Tilem Kalima Wuku Sungsang, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung Wayan Adi Arnawa bersama Ketua DPRD Badung Putu Parwata menghadiri upacara mapekelem Pemahayu Jagat di Pantai Geger, Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kamis (4/11). Upacara dipuput oleh Ida Pedanda Buruan saking Gria Pasraman Manuaba Darmasaba, dan Ida…
View On WordPress
0 notes
Text
Inilah 8 Alasan Mengapa Nusa Dua Bali Cocok Dijadikan Sebagai tempat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Inilah 8 Alasan Mengapa Nusa Dua Bali Cocok Dijadikan Sebagai tempat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Berbicara tentang Pulau Bali memang tidak akan pernah ada habisnya. Mengapa? Seperti yang diketahui Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menawarkan berbagai pilihan tempat wisata yang unik dan sangat sayang sekali jika harus dilewatkan. Perlu Anda ketahui saking terkenal nya pulau ini, hampir setiap tahunnya banyak wisatawan baik lokal maupun dari luar negeri berkunjung ke sini.
D…
View On WordPress
0 notes
Text
Pantai Nusa Dua Bali
Pantai Nusa Dua Bali
Pantai Nusa Dua Bali merupakan salah satu pantai dengan predikat pantai pasir putih yang bersih, bebas dari sampah-sampah yang sering menghiasai pantai. Hal ini dikarenakan hotel-hotel berbintang disana dengan sigap secara periodik membersihkan pantai ini, sehingga memberikan rasa yang nyaman atas kebersihannya. Pantai Nusa Dua yang termasuk dalam kawasan ITDC ini memiliki banyak sekali…
View On WordPress
#BTDC#Harga Tiket Masuk Nusadua#Hotel Bintang 5 di Nusadua#ITDC#Kebo Iwa#Lapangan Golf#Lokasi Pantai Nusadua#Maha Patih Gajah Mada#Majapahit#Meeting Room di Nusadua#Nusadua#Pantai#Pantai Geger#Pantai Mengiat#Pantai Nusa Dua#Pantai Sawangan#Pantai Tanjung Benoa#Patih Kebo Iwa#Peninsula Island#Raja Sri Asrtasura Bumi Banten#Sejarah Nusadua
0 notes
Text
Pantai Geger, Pantai Bersih dan Nyaman di Nusa Dua, Tempat Raja Salman Berlibur.
Pantai Geger, Pantai Bersih dan Nyaman di Nusa Dua, Tempat Raja Salman Berlibur.
Bakulberita.com – Pantai Geger yang berada di Nusa Dua Bali dipersiapkan untuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk berlibur di Bali sampai Kamis (9/3/2017). Pantai yang memiliki pasir putih dan ombak yang tenang tersebut berada ditepat dibelakang St Regis Bali.
Di Pantai Geger terdapat dua sisi pantai yang dibagi dua, di sisi kiri di kelola oleh warga setempat sendangkan di sisi…
View On WordPress
0 notes
Text
We crawled underneath the rocks and discovered a hidden pura on the beach, at Pantai Geger. Bli Okta and family really enjoyed this beach despite the fact that the waves were still too high for swimming.
0 notes
Photo
#Travel Karmakandarabali: Keindahan Pantai Geger Nusa Dua Bali Yang Memukau https://t.co/301S9JZYvS #Bali #Hotel https://t.co/I0euQbbV5Q
#Travel#Vacation#Wanderlust#Destinations#Attractions#Adventure#Holiday#Trip#Asia#Bangkok#Bali#Singapo
1 note
·
View note
Text
TURISIAN.com - Salah satu spot favorit wisatawan mancanegara di Pulau Dewata kawasan Pantai Legian sempat geger karena kemunculan seekor buaya. Sebuah buaya buas tiba-tiba muncul di perairan pantai itu, pada Rabu 5 Januari 2022. Beruntung, para petugas dari tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera berhasil melakukan evakuasi buaya tadi. Aktivitas pariwisata di kawasan Pantai Legian, Kabupaten Badung, Bali ini pun kembali normal seperti biasa. "Saat ini buaya telah dievakuasi oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Dan dengan telah dievakuasinya buaya tersebut maka Pantai Legian sudah aman dan nyaman,” jelas Lurah Legian Ni Putu Eka Martini di Mangupura, Rabu 4 Januari 2022. BACA JUGA: Tiga Beach Club di Seminyak Bali Buat Santai di Pantai Pas Liburan Akhir Tahun! Untuk itu, lanjutnya, kawasan Pantai Legian Bali sudah bisa dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik yang sedang berwisata. Ia mengatakan buaya tersebut awalnya ditemukan oleh anggota Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) yang sedang bertugas. Ditangkap Anggota Balawista Agar tidak membahayakan wisatawan, anggota Balawista bersama masyarakat berinisiatif langsung mengevakuasi buaya itu dengan alat seadanya. Ni Putu Eka Martini menjelaskan setelah berhasil ditangkap oleh anggota Balawista dan masyarakat, tim BKSDA Provinsi Bali tiba di lokasi. BACA JUGA: Museum Subak, Wisata Edukasi di Tabanan Bali yang Patut Dikunjungi! Mereka kemudian, segera mengevakuasi buaya itu untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman. "Berdasarkan informasi dari BKSDA Bali, buaya ini ternyata merupakan buaya yang telah dicari selama tiga tahun. Dan terakhir terlihat di Pantai Mertasari Denpasar dengan ditandai adanya luka di atas kepala buaya," kata dia. Anggota Balawista di Pos Pantai Legian Mogik Pyantara menambahkan sebelum ditangkap awalnya buaya tersebut mengambang. Terlihat seperti sampah kayu yang terbawa arus laut ke tepian pantai. Namun setelah di dekati dan terlihat bahwa kepala buaya itu bergerak. Maka ia bersama sejumlah anggota tim lainnya langsung berinisiatif menangkap buaya itu agar tidak membahayakan pengunjung pantai. BACA JUGA: Kunjungan Wisman dan Wisnu di Bali Persentasenya Beda Tipis, Seperti Ini Angkanya "Proses penangkapannya lumayan sulit karena kejadian ini baru pertama kalinya. Dan kami hanya menggunakan alat sederhana seperti tali dan kayu untuk menangkap buaya sebesar ini," tambah dia. Ia mengatakan saat kejadian juga tidak ada wisatawan yang berada di perairan Pantai Legian untuk berenang maupun bermain selancar. "Tadi aktivitas di perairan masih kosong. Untung saja tidak ada korban dalam peristiwa ini. Wisatawan baru berdatangan saat proses evakuasi karena mungkin ingin melihat buaya. Jadi ini tidak mengganggu aktivitas wisata di Pantai Legian," ujar Mogik Pyantara. *** Sumber: Antaranews
0 notes
Text
Geger mayat wanita tanpa celana membusuk di Pantai Buleleng
Salma Nania Geger mayat wanita tanpa celana membusuk di Pantai Buleleng Artikel Baru Nih Artikel Tentang Geger mayat wanita tanpa celana membusuk di Pantai Buleleng Pencarian Artikel Tentang Berita Geger mayat wanita tanpa celana membusuk di Pantai Buleleng Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Geger mayat wanita tanpa celana membusuk di Pantai Buleleng
Geger mayat wanita tanpa celana membusuk di Pantai Buleleng. Ketut Budiantara menjelaskan, dari hasil pemeriksaan medis terhadap mayat perempuan Mrs. X tersebut, diduga jenazah itu sudah meninggal sekitar 4 minggu lalu, dan usianya sekitar 70 tahun. http://www.unikbaca.com
0 notes