#PERPUSTAKAAN
Explore tagged Tumblr posts
Text
Saya kira persoalan tempat wudhu laki-laki di Perpus DKI Jakarta bakal cepat ditangani. Saya tunggu dari dulu, ternyata sampai sekarang belum juga selesai. Tiap jam shalat, lantai perpus dari toilet sampai ke musholla laki-laki pasti becek. Kenapa belum ketemu solusi, ya? Padahal soal alur manusi saja.
Iya, memang selalu dipel, cuma ini bukan solusi permanen dan rasanya desain ruang perpustakaan ini jadi nampak bermasalah. Saya mengapresiasi karena sudah kasih ruang untuk shalat. Tapi sepertinya bisa lebih integral soal pengaturannya.
Semoga bisa segera ada solusi jangka panjang.
23 notes
·
View notes
Text
1.
Musim berganti,
Penghujan ke kemarau, penghujan kini,
Waktu belum lelah menghitung angka itu tiada lagi sanggup kunamai,
Hebatnya, di beberapa bagian nama engkau tetap bertahan
Di sela-sela tulisanku setidaknya,
Puisi-puisi yang belum sempat kaubaca,
Nyaman menemukan tempat berpenghangat ketidakbicaraan kita.
2.
"Menetaplah padaku," entah telah berapa lama untukmu aku ingin menjadi itu
Rumah yang kendati dinding-dindingnya renta, kalau cuacanya cerah, kita tak apa-apa.
3.
"Aku bisa menjadikanmu pria paling beruntung,
masalahnya, benarkah cintaku cukup?"
...
Engkau mulai berhitung.
Yogyakarta, January 25th, 2024
3 notes
·
View notes
Text
24.02.23-12.41
Perpustakaan, buku, paragraf, kata dan sajak, coretan tulisan, diam, dan dingin terasa seperti baterai ketika mentalku sudah di ambang lelah
#penulis#membaca#penulis indonesia#authors#menulis#quotes#sajak#emosi#kumpulan puisi#poetry#kesehatan mental#men ring#self healing#perpustakaan#buku#gambar#sketch
11 notes
·
View notes
Text
Membunuh Waktu di Perpustakaan Kampus
Siang kemarin laptop yang sedang saya pakai mengetik tulisan ini kuantarkan kepada kawan yang memang punya pekerjaan menyerfis laptop. Tepatnya spesialis servise barang elektronik. Untuk urusan laptop yang rewel, sejak dulu saya selalu membawanya kepada kawan saya itu. Meski dalam perjalanan menuju tempat kerjanya saya melewati banyak ruko yang pekerjaannya menawarkan jasa yang sama. Bahkan yang lebih besar pun ada. Tetapi untuk kepuasan hanya kawan itulah yang paling baik. Setidaknya menurut ukuran saya.
Sembari menunggu laptop saya selesai untuk di obati, saya membuang waktu untuk berkunjung pada satu-satunya kampus negeri di kota tempat saya tinggal. Mumpung lokasinya hanya sepelemparan dari tempat saya nyerfis. Kebetulan pula, saya memang pernah nyangkut disana. Meski pada kenyataannya beasiswa hingga kelulusan dan beberapa fasilitas yang diberikan oleh negara kepada saya harus saya tinggalkan begitu saja (bukan karena Drop Out).
Singkatnya saya jenuh berkuliah dengan metode yang mungkin dari dulu hingga sekarang masih seperti itu. Tepatnya seperti hanya saat di Madrasah Aliyah Negeri atau SMA. Barangkali pembedanya hanyalah di seragam saja.
Maksud saya masuk ke kampus adalah untuk mengenang masa-masa saya berkuliah dulu. Sekaligus menemani teman saya jalan-jalan, meski yang tampak adalah tata ruang kampus sudah banyak yang berubah terutama pohon-pohon dan tanaman semuanya telah berubah menjadi batu. Gedung-gedung semakin bertambah banyak dan bertambah tinggi. Itu pula yang banyak membuat areal kampus kehilangan ruang terbuka hijau.
Satu-satunya yang saya kunjungi dikampus itu adalah perpustakaan yang kini telah berpindah tempat. Semasa kuliah dulu, perpustakaan di kampus tersebut memang sudah bertingkat dua dengan koleksi buku yang melimpah. Dari kitab gundul hingga yang gondrong, dari judul kapitalisme hingga sosialisme hingga wacana kiri lucu-lucu, kanan lucu-lucu dan sebagian tengah lucu-lucu. Pun jika dibandingkan dengan perpustakaan kota, koleksi dari perpustakaan kampus ini masih jauh melimpah.
Perpustakaan itu telah memiliki ruangan yang semakin besar, dingin oleh hembusan AC dan memiliki beberapa tambahan meja baru, komputer dan staf. Sayangnya setelah saya bertawaf dari lemari yang satu ke lemari yang lain, perpustakaan itu justru koleksinya semakin berkurang. Saya bisa tahu karena dulu saya termasuk pengunjung perpustakaan terbaik. Bukan pembaca yang baik, tentu berbeda bukan?.
Beberapa judul sejak dua dekade lalu masih bertahan tapi jumlahnya yang menyusut. Saya sendiri tidak tahu apa faktor penyebabnya. Mungkin di kunjungan berikutnya akan saya telusuri. Kebetulan kepala perpustakaannya masih mengenali saya. Barangkali karena waktu kuliah dulu kami sering mengundangnya berdiskusi atau cerita dibawah pohon besar yang letaknya tepat tengah kampus. Atau karena kepala perpustakaan tersebut menganggap saya sebagai selebritis (penjelasan soal ini panjang, dan saya tak akan menuliskannnya disini. Tidak penting!).
Saya akan fokus berdasarkan pengamatan sejak siang hingga jam berkantor selesai. Apa yang saya amati ini memang masih sangat subjektif, karena memang baru akan saya cari tahu setelah kunjungan kedua sebagaimana yang telah saya tuliskan diatas.
Untuk besaran gedung dan koleksi buku sangat berbanding terbalik. Jumlah staf yang membengkak justru tidak menambah kualitas layanan dan penataan buku. Padahal sejak dulu aturan yang berlaku adalah buku yang telah dibaca, diletakkan saja diatas meja. Mengapa? Agar memudahkan staf untuk menyusun atau mengembalikan pada lemari yang sama. Saya tidak tahu apakah aturan perpustakaan se Indonesia memang memiliki aturan demikian. Tetapi sudah semestinya demikian bukan?
Saya kesulitan menemukan buku yang saya cari. Apakah karena tata letak, atau memang karena buku itu sudah digudangkan. Sekali lagi saya tak ada waktu untuk menanyakan hal itu pada kunjungan pertama saya. Belum lagi posisinya sudah tidak sesuai dengan keterangan klaster yang tertulis di samping rak buku yang berjejer ibarat tentara lagi apel.
Keramahan staf tidak bertambah kualitasnya, meski secara akademik gelar mereka semakin bertambah. Bayangkan, orang yang berjibaku dengan ribuan judul buku selama bertahun-tahun pola menegurnya masih bar-bar untuk ukuran zaman sekarang.
Para pembaca diteriaki seperti orang yang berada diseberang sungai. Bukankah pada dinding perpustakaan tersebut telah tertulis di beberapa tempat yang strategis kalimat “DILARANG BERISIK” kalimat itu juga ada yang mulai keminggris seperti “DONT BE NOISE”. Belum lagi kalimat tegurannya bias gender dan toxic relationship. Tentu itu adalah preseden yang buruk.
Untuk hal teknis lainnya saya nyaman-nyaman saja. Seperti lemari penyimpanan barang meski barang berharga seperti emas, handphone dan dompet mesti dibawa dan jadi tanggung jawab pengunjung. Atau ruangan yang ber AC membuat ruangan sejuk meski saya tak tahu apakah punya pengaruh pada kelembaban kertas yang berpotensi merusak atau bagaimana? Termasuk Mushollah yang dari pengamatan singkat saya masih tertulis “KHUSUS AKHWAT” dan ada juga fasilitas kamar mandi yang lumayan bersih dan tidak bau khas.
Sementara dipintu masuk, sepatu mesti dilepas. Nampak berserakan karena memang tak ada rak yang di(ter)sediakan. Untuk saat ini saya bisa memaklumi mengapa pengunjung harus melepas alas kaki, karena memang area sekitar perpus masih berupa timbunan. Jika dikenakan bisa membuat ruangan berdebu dan kotor. Tentu ini akan merepotkan jika musim hujan dan pengunjung ada yang kaos kakinya berbau terasi, hehehe.
Sejauh ini halaman masih belum ada upaya untuk meratakannya apakah dengan rumput atau paving block. Kita bisa makfum, karena ini adalah soal kebijakan dan “politik anggaran” dari para petinggi kampus. Singkatnya proyeknya belum realisasi.
9 notes
·
View notes
Text
Komitmen Dorong Literasi WBP, Rutan Sinjai Ikuti Bimtek Kapasitas Tenaga Perpustakaan
BERITA.NEWS, SINJAI – Pengelola perpustakaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Sinjai ikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Tenaga Perpustakaan dan Pustakawan tingkat Kabupaten Sinjai. Bimtek tersebut diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Sinjai pada Rabu (02/10/2024). Bimtek ini digelar untuk meningkatkan kompetensi serta pengetahuan para…
0 notes
Text
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial: Strategi Disarpus Bengkulu Tingkatkan Literasi dan Inovasi di Era Digital
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial: Strategi Disarpus Bengkulu Tingkatkan Literasi dan Inovasi di Era Digital KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Dalam rangka mendukung program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Strategi…
#Berbasis Inklusi Sosial#Disarpus Bengkulu#pengelola perpustakaan#Peningkatan kapasitas#Perpustakaan#perpustakaan dalam literasi#program TPBIS#Sosialisasi dan Bimbingan Teknis#Strategi pengembangan perpustakaan#Era digital#Literasi Masyarakat#transformasi
0 notes
Text
Night at the library.
Jakarta citizens have to be very grateful for the amount of effort its government put into building a cool and comfortable reading space in the entire city. One of it is the infamous Perpustakaan Cikini and PDS H.B. Jassin which are heaven for those who craving for Rp 0 place to read!
1 note
·
View note
Text
Ubah Kualitas Hidup, Ini Delapan Manfaat Baca Buku
MEMBACA buku adalah kegiatan yang menginspirasi, mendidik, dan menghibur. Dari novel fiksi hingga buku non-fiksi yang informatif, setiap halaman membawa pembaca ke dunia yang baru. Di balik kesenangan itu, membaca buku juga memberikan sejumlah manfaat luar biasa bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Berikut adalah beberapa manfaat membaca buku yang dapat mengubah kualitas hidup Anda: 1.…
View On WordPress
0 notes
Text
Syi'ah Bukan Islam
Saya baru saja membaca buku Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia. Dari buku ini saya menjadi tahu bahwasanya Syi’ah itu bukanlah Islam. Karena, Islam meyakini dua kalimat syahadat, sementara Syi’ah meyakini tiga kalimat, yaitu selain dua tadi, ditambah lagi dengan syahadat kepada 12 imam.
Baca selengkapnya di sini
1 note
·
View note
Text
Perpustakaan Daerah
1 note
·
View note
Text
Panggung Inohong, orang-orang yang berbakat dari Jawa Barat.
Kalau ngobrolin Jawa Barat, luas banget ya ternyata! Depok yang ada diujung atas sampai Banjar (perbatasan jawa barat dan jawa tengah) yang diujung bawah dengan berbagai budayanya memang gak bisa diceritain satu persatu. Tapi kenalkah kalian satu persatu orang-orang yang terkenalnya dari masa ke masa?
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Barat atau disingkat Dispusipda membangun musium orang-orang terkenal se-Jawa Barat dan diberi nama 'Hall of Fame Jawa Barat: Panggung Inohong.' Panggung itu tempat pertunjukkan, dan Inohong itu 'important people'.
Masuk ke museum ini gak dipungut biaya kok, asal isi absensi dan voila bisa masuk dengan nyaman. Kalau mau baca lebih lengkap isinya ada apa aja, udah banyak yang ulas dari artikel lainnya. Kali ini bukan mau nulis isi museumnya ada apa aja, tapi sesuai judul blog nya mau ulas 'apa yang difikirkan' pas masuk dalam museum ini.
Ish ish ish kerennya mereka para pahlawan, udah gak bisa keitung pake jari seberapa banyak gambar para pahlawan yang ada disana. Semoga amalan mereka yang begitu besar diterima oleh Allah swt.
Disini sebenernya udah mulai nengok sana sini karena kebetulan orang yang masuk saat itu cuman sendirian hahaha. Takut? Ya, 50% takut hantu, 50% takut orang jahat. Semakin dalem masuknya semakin hawa nya udah beda. Mungkin karena jarang ada orang yang masuk dan pencahayaannya agak sayu-sayu ngantuk.
Kenalan dulu lah sama kota kelahiran sendiri, Kota Bandung yang ternyata kecil banget dibandingkan kota dan kabupaten lainnya di Jawa Barat. Pas banget kayaknya dijadikan Ibu Kota Provinsi kalo dilihat dari lokasi yang ada ditengah-tengah. Bandung aja kecil, apalagi Cimahi. Canda kecil~
Begitu besar penghargaan dari provinsi untuk orang-orang keren dari Jawa Barat terpampang fotonya disini. Salah satunya ada yang menarik perhatian, saat menjadi mahasiswa baru UNPAD tahun 2011 doi adalah rektornya, Prof Ganjar Kurnia.
Miniatur Konferensi Asia Afrika juga ada, sayangnya makin difoto pake pocket camera makin gak kelihatan. Kalo dilihat langsung keren lho miniaturnya!
Oke, saatnya mengeluarkan sedikit pendapat tentang cara provinsi mengapresiasi para tokoh terkenal dari Jawa Barat ini. Seberapa besar para stakeholder mengapresiasi para inohong dengan membuat museum, lebih baik juga kalo user seperti kita ini mau belajar mengenal mereka yang sudah memberikan sumbangsihnya atas keharuman nama Jawa Barat. Mungkin maksud dibuat museum ini selain sebagai bentuk apresiasi juga sebagai motivasi kita untuk tetap memberikan karya terbaik untuk negeri.
Terimakasih sudah mampir kesini, yang udah pernah masuk ke museum ini boleh kasih pendapat juga.
Apa kamu termasuk orang yang berbakat dari Jawa Barat? Semoga karyamu bisa tampil dimuseum ini ya!
0 notes
Text
Memorable (banget)~
#my photos#photography#healing#warm and lovely#indonesian view#surabaya#surabaya pusat#perpustakaan#ziarah#museum#story#funny#memorable#memories
0 notes
Text
Tingkatkan Literasi Masyarakat, Pemkot Denpasar Resmikan Perpustakaan Semi Kontainer
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Pemerintah Kota Denpasar kini memiliki perpustakaan semi kontainer yang dilengkapi dengan ratusan ragam buku bacaan. Peresmian perpustakaan semi kontainer ini oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa ditandai dengan pengguntingan pita, Minggu (3/12/2023) di Taman Janggan, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur. Keberadaan perpustakaan semi kontainer untuk mendekatkan pelayanan akses bacaan serta meningkatkan literasi di masyarakat. Hadir pula dalam kesempatan ini Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Bunda Literasi, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, dan Ketua DWP Denpasar, Ny. I.A Widnyani Wiradana. "Perpustakaan semi kontainer sebagai salah satu inovasi Pemkot Denpasar untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya anak-anak dalam meningkatkan minat dan budaya membaca buku," ujar Wakil Wali Kota Arya Wibawa disela-sela meresmikan perpustakaan semi kontainer. Lebih lanjut disampaikan keberadaan perpustakaan semi kontainer di Taman Janggan menyasar anak-anak dengan konsep perpaduan ruang bermain dan tentunya tempat baca yang nyaman. "Dibangun di Taman Janggan nantinya dapa menjadi tempat alternatif ruang publik yang dekat dan ramah anak dengan pelayanan perpustakaan dan bacaan gratis untuk masyarakat," ujar Arya Wibawa. Bunda Literasi, Ny. Sagung Antaru Jaya Negara menyampaikan, membangun budaya literasi bagi anak-anak sangat penting. Dukungan keluarga, pendidikan yang mendorong minat baca, dan akses ke buku dapat membentuk fondasi kuat untuk kemampuan literasi mereka. Stimulasi literasi sejak dini dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, serta membuka pintu menuju pemahaman dunia yang lebih luas. "Harapan kita bersama dari peresmian perpustakaan semi kontainer ini dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap literasi dan pengetahuan, serta dapat menjadi pusat pembelajaran dan membantu memperluas wawasan masyarakat," ujar Antari Jaya Negara. Sementara Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kota Denpasar, Dewa Nyoman Sudarsana menyampaikan, perustakaan semi kontainer ini menyediakan 300 buku, dengan Jam buka perpustakaan ini melihat keramaian di kawasan Taman Janggan. Fasilitas pelayanan di perpustakaan semi kountainer ini terus kami tingkatkan, mulai dari fasilitas wifi dan nantinya masyarakat juga dapat meminjam buku koleksi yang ada di perpustakaan semi kontainer. "Keramaian di Taman Janggan yakni setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu, serta kami akan terus melihat animo masyarakat terhadap perpustakaan semi kontainer ini, yang memungkinkan akan dibangun dibeberapa ruang publik di Denpasar," ujarnya.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
Duta Baca Perpustakaan Unila 2023 Resmi Dilantik
LAMPUNG7COM | UPT Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) menggelar acara penobatan Duta Baca dan Finalis Duta Baca tahun 2023 pada Rabu, 4 Oktober 2023. Dua mahasiswa Unila terpilih sebagai Duta Baca Perpustakaan Unila tahun 2023. Mereka yakni Achmad Bintang Herida Kasuma dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Putri Aryanti Fadillah dari Fakultas Teknik. Selain itu, ada 34 mahasiswa yang menjadi…
View On WordPress
0 notes
Text
Pj Bupati Sinjai Harap Semua Perpustakaan Dikelola Secara Layak dan Terstandarisasi
BERITA.NEWS, SINJAI – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Sinjai melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan dan Pustakawan Tingkat Kabupaten Sinjai tahun 2024 Dengan mengusung tema “Menuju Akreditasi Perpustakaan” Bimtek tersebut dibuka oleh Pj Bupati Sinjai, Andi Jefrianto Asapa, Rabu (2/9/2024) di Aula Hotel Grand Rofina Sinjai, Jalan…
0 notes