#Operasi Trisula
Explore tagged Tumblr posts
Video
FILM SEJARAH INDONESIA OPERASI TRISULA : Penumpasan Sisa-sisa PKI Blitar...
0 notes
Text
Mengenal Sejarah Operasi Trisula Oleh TNI AD Buru Pemberontak
Mengenal Sejarah Operasi Trisula Oleh TNI AD Buru Pemberontak
BNews–NASIONAL– Saat itu, Gerakan G30S 1965 yang dimotori Letkol Untung gagal total. TNI AD memukul balik dan menghancurkan PKI dalam waktu singkat. Para pemimpin gerakan itu ditangkap atau ditembak mati. Sisa-sisa kaum komunis yang lari akhirnya berkumpul di Blitar Selatan sekitar tahun 1966. Mereka memusatkan basis perlawanan di sana. Blitar Selatan dipilih karena pada masa itu, sangat…
View On WordPress
0 notes
Text
Gelar Riksiapops Satgas Pamtas Yonif 742/SWY, Asops Panglima TNI Tekankan “Berangkat Dengan Kehormatan dan Kembali Dengan Kebanggaan”
Gelar Riksiapops Satgas Pamtas Yonif 742/SWY, Asops Panglima TNI Tekankan “Berangkat Dengan Kehormatan dan Kembali Dengan Kebanggaan”
Mataram – Ntb.Transpublik.co.id Asops (Asisten Operasi) Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Arios Tiopan Aritonang memeriksa kesiapan operasi (Riksiapops) 400 personel Satgas Pamtas Yonif 742/SWY sebelum berangkat ke wilayah perbatasan RI-RDTL di lapangan Trisula Gebang Mataram, Senin (22/2/2021). Kehadiran Asops Panglima TNI serta rombongan disambut Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani…
View On WordPress
0 notes
Text
Peringati Hari Pahlawan, Mahasiswa Unisba Blitar Ziarah dan Napak Tilas Monumen Trisula
https://www.satukanal.com/peringati-hari-pahlawan-mahasiswa-unisba-blitar-ziarah-dan-napak-tilas-monumen-trisula/
Peringati Hari Pahlawan, Mahasiswa Unisba Blitar Ziarah dan Napak Tilas Monumen Trisula
Memperingati Hari Pahlawan, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri), Fakultas Pertanian, Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar mengadakan kegiatan ziarah dan napak tilas sejarah di Monumen Trisula Bakung, Kabupaten Blitar, Minggu (10/11/2019).
Eva Lusiana, selaku koordinator kegiatan ziarah dan napak tilas sejarah tersebut mengatakan, dalam agenda peringatan Hari Pahlawan mahasiswa Himagri sengaja melakukan kunjungan di Monumen Trisula dimaksudkan untuk memperingati dan mengenang jasa oara pahlawan yang gugur dalam tragedi Operasi Trisula di daerah Blitar Selatan.
Ziarah dan napak tilas ini adalah untuk mengingatkan kembali pada rekan-rekan mahasiswa, dimana dahulu di tempat bersejarah ini pernah terjadi sebuah operasi terbesar dalam sejarah militer Indonesia yakni operasi pemberantasan sisa-sisa pemberontak PKI.
“Disini banyak pahlawan yang gugur, akan tetapi, mereka yang banyak berjasa dalam operasi ini belum banyak dikenal oleh masyarakat. Sehingga besar harapan para generasi muda hendaknya tidak melupakan salah satu sejarah besar yang pernah terjadi di Blitar ini,” ungkap Eva.
Kegiatan napak tilas diharapkan tidak melupakan sejarah-sejarah besar perjuangan para pahlawan yang pernah ada di Blitar. Peristiwa-peristiwa seperti ini, memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia memiliki kekuatan. Generasi penerus memiliki peran yang sangat penting untuk meneruskan semangat perjuangan para pahlawan untuk membangun Indonesia kedepan.
Sementara itu, Lucky Aprilia, Ketua Himpunan Mahasiswa Agribisnis Unisba Blitar menegaskan mahasiswa sebagai agen of change harus mengetahui sejarah yang benar. Terlebih di era revolusi industri 4.0 harus waspada terhadap informasi yang belum tentu kebenarannya, oleh karena itu kegiatan napak tilas ini diharapkan rekan-rekan mahasiswa mengetahui sejarah perjuangan para pahlawan langsung dari sumbernya.
“Kita sebagai mahasiswa harus bisa memastikan sejarah yang beredar adalah sejarah yang benar terjadi adanya melalui pelaku sejarah. Kegiatan seperti ini kami harapkan mampu menjadi sumber ilmu bagi teman-teman mahasiswa, karena banyak informasi dan pesan yang dapat diteladani dan kita ambil manfaatnya,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut para peserta mendapatkan cerita sejarah dari Sukamto, Juru Kunci sekaligus saksi hidup peristiwa operasi pemberantasan sisa-sisa gerakan PKI di Blitar Selatan. Menurutnya, operasi ini merupakan operasi militer yang sangat luar biasa. Operasi ini dilaksanakan selama 2 bulan, mulai 8 Juni-30 Juli 1968.
“Operasi ini sangat luar biasa. Dikatakan luar biasa karena konsep yang dibuat masih pertama kali di dunia yaitu sepanjang 80 km. Dibentang para tentara-tentara dan hansip dengan jarak setiap orangnya 5 meter, tepatnya mulai dari Tulungagung sampai Malang, mulai dari sungai brantas menyisir berjalan sampai dipantai selatan. Setelah sampai dipantai selatan kembali lagi ke utara,” kenang Sukamto.
Operasi ini dinilai sangat berhasil, karena bisa menumpas sisa-sisa G 30 S/PKI dengan berhasil menangkap tokoh-tokoh G 30 S/PKI. Meski demikian, operasi ini juga memakan banyak korban baik dari kalangan para pejuang maupun pihak pemberontak.
“Oleh karena itu, untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam tragedi kelam tersebut, didirikanlah Monumen Trisula ini. Monumen ini diresmikan pada 18 Desember 1972 oleh M. Yasin yang selaku Letnan Jenderal TNI AD yang bertugas sebagai Deputi Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada waktu itu. Ada banyak sekali korban yang meninggal dalam tragedi ini, baik dari militer dan masyarakat sipil,” tuntasnya.(*)
0 notes
Text
Lawan Komunis phobia! Menyoal Agama dan Pancasila Dalam Pandangan DN Aidit
Sososk Aidit selalu populer setiap peristiwa Gestok/65 digulirkan dalam pertarungan wacana. Di tingkat akar rumput banyak yang menilai dan menghakiminya tanpa mengenal sejarah dan kontribusinya terhadap bangsa Indonesia. Masyarakat awam yang ‘fakir’ literasi, Aparatur Negara dan mereka yang telah Anti-PKI/Komunis secara turun-menurun akan menerima informasi begitu saja, bahkan tidak sedikit akademisi yang turut serta memandangnya sebelah mata.
Fotonya terpampang di banyak media sosial, parasnya bengis, dingin dan penuh dosa. Film propaganda Pengkhianatan G30S/PKI juga berhasil membuat sosoknya yang kejam dan akrab dengan kepulan asap rokok—tiap gestur dan dialognya memberi kesan layaknya iblis berwujud manusia, penuh tipu muslihat. Stigma Aidit sebagai dalang dari gerakan 30S yang Anti-Pancasila sukses dikonstruksi oleh ORBA dan bertahan sampai detik ini—menghapus lembaran jasa dan perjuanganya terhadap kaum buruh tani, rakyat miskin kota dan orang tertindas pada umumnya. Untuk itu penulis merasa perlu mengkritisi wacana yang bergulir tentang PKI dan sosok Aidit dan pandanganya terhadap Pancasila, agar masyarakat luas lebih adil, kritis dan ada harapan dari ringkasan ini pembaca dapat keluar dari belenggu dokrin Orde Baru.
Aidit dan Perjuangan Politik Rakyat
Namanya Achmad Aidit, ketika ia sadar akan potensinya dalam kancah gerakan politik, ia berganti nama menjadi Dipa Nusantara Aidit, kerap disapa DN Aidit. Disaat gerakan pemuda dan organisasi intelektual yang berorientasi melawan kolonialisme mulai bermekaran, lahirlah Achmad Aidit pada tanggal 30 Juli 1923 di Belitung, Sumatera Selatan. Ia dibesarkan dari keluarga terhormat dan berkecukupan. Bertolak dengan kengerian yang digambarkan Orde Baru, Aidit kecil dan remaja adalah anak periang, aktif, pembelajar dan pelindung keluarga, banyak teman sebayanya menilai, sosoknya sebagai remaja yang terbuka dan mudah bergaul, rajin mengaji dan mengumandangkan azan di masjid kampungnya.
Masa muda Aidit diisi dengan pergaulan yang produktif, ia kerap bergaul dan berdampingan dengan buruh-buruh yang berada dua kilometer dari kediamanya, Gemeenschappelijke Mijnbouw Mattschappij Billiton, sebuah perusahaan timah yang dikuasai Belanda. Dari pergaulan itu, aidit belajar dan memahami bahwa buruh menjadi objek kapitalisasi dan alas kolonialisme Belanda, pengalaman itu juga membentuk ciri gerakan politiknya. Karir politiknya dimulai saat berjumpa Persatuan Timur Muda, sebuah perkumpulan pemuda yang diprakarsai oleh Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), pimpinanya adalah Amir Syarifuddin dan Dr. Adenan Kapau Gani. Semangat perjuangan dan intelektualismenya yang tinggi mengantarkanya menjadi ketua umm Pertimu.
Dalam usaha heroik pemuda yang penuh hasrat kemerdekaan, Aidit terlibat dalam penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum pecahnya peristiwa tersebut ia tergabung dalam Pemuda Asrama Mahasiswa Menteng 31. Ketika Musso pulang dari Rusia, libido politik Aidit menuju revolusi Indonesia semakin tak tertahankan, Musso hadir dengan agenda aksi yang menjanjikan dan terukur. Ia menerima jabatan kordinator seksi perburuhan partai, sebulan setelah kedatangan Muso, meletup Peristiwa Madiun pada 1948—sebuah kejadian sporadis—berbuah cap PKI sebagai dalangnya. Aidit terpaksa menghilang. Simpang siur keberadaanya, ada yang mengakatan keVietnam Utara ada juga bersliweran Jakarta-Medan dalam pelarian[1].
Di sekitaran tahun 1950 Aidit kembali tampil ke publik, ia ta sendiri, ia menggandeng dua kamerad-nya, Njoto dan Lukman, mereka menjadi semacam trio, tiga serangkai atau semacam “trisula” PKI berikutnya. PKI sudah hampir ‘amburadul’ dan tercecer kekuatanya, dengan cekatan Aidit mengambil langkah progresif dan mengkonsolidasi kekuatan, tak lama dari itu, tiga serangkai ini menduduki kursi kepemimpinan partai dari generasi tua, pimpinan Alimin dan Tan Ling Djie, dan sukses membawa PKI mendulang suara 6,1 juta ke-4 terbesar di pemilu tahun 1955.
Aidit membawa harapan besar bagi kaum tersisih di Indonesia, kaum tani, serikat buruh dan mereka yang mendambakan keadilan. PKI yang dipimpinya tidak seperti partai politik kekinian hari ini yang penuh dengan janji retorika ilusif, frasa perjuangan rakyat dibuktikanya melalui program tanah untuk rakyat, tanah-tanah yang dikuasi borjuis diambil alih dan berikan untuk kemakmuran rakyat kecil untuk dinikmati bersama dan dikelola secara kolektif, mendorong usaha program Reforma Agraria.
Sikapnya yang tegas dan demokratis membuatnya sebagai anacaman besar bagi lawan politik, diantara masyumi dan militer yang banyak di isi politisi oportunis dan mereka yang mencari perhatian dari kampanye anti-komunis-nya Amerika.
Perlu diketahui bahwa Aidit adalah seorang intelektual-organik tulen, tidak hanya mengorganisir ia juga seorang pembelajar dan penulis produktif, dari kecerdasanya lahir banyak karya yang mampu dipahami oleh masyarakat luas, terutama soal ilmu Marxisme yang telah mengilhami ribuan rakyat untuk melawan neo-kolonialisme dan penindasan sistematis melalui ekonomi represif global dan borjuis domestik yang menjadi jari-jemari negara penyokong pasar bebas.
Mimpi dan harapanya adalah menjadikan Indonesia yang sosialis, menjujung keadilan, dan mengangkat harkat martabat kelas proletar. Dia memiliki hipotesa—untuk menyukseskan revolusi diperlukan kurang lebih 30% kekuatan militer, namun ada pembacaan yang cacat, akhirnya teorinya berbuah simalakama. Gerakan 1 Oktober 1965 membawa kehancuran Partai yang telah ia besarkan susah payah. Peristiwa itu akhirnya dijadikan dalih buat militer memprovokasi perang saudara dan membrangus seluruh elemen kekuatan partai termasuk simpatisan PKI dihampir seluruh basis PKI di Indoensia.
Pasca gerakan 1 Oktober 1965 situasinya semakin menjadi sulit, gerakan penculikan yang di prakarsai Letkol Oentung, Cakrabirawa dan beerapa petinggi PKI termasuk Sjam dan Aidit, menyeret—orang PKI dan underbow-nya, PKI secara institusi harus mengakui kesalahan yang keblinger ini. banyak perspektif yang belum final, tapi di masa Orde Baru tafsiran itu final. Aidit harus mengasingkan diri dan berseliweran ke daerah Jawa Tengah, dalam pelarianya pada tanggal 22 November 1965 Ia diringkus di persembunyiannya di rumah Kasim alias Harjomartono di Sambeng, Solo, Jawa Tengah.
Dalam Instruksinya jenderal Soeharto mengamanatkan anak buahnya Mayor ST mencarikan sumur tua kering dan di dalam sumur tua itulah mayat Aidit menjadi abu dibakar dengan glondongan kayu yang tertumpuk di atsnya. Dihadapan regu tembak Aidit harus menerima satu magazin peluru Kalashnikov bersarang di kepalanya. Eksekusi itu melibatkan empat juru tembak, dua kopral pengemudi Jeep. Nyari tak ada yang tahu peristiwa itu berlangsung.
Aidit, Agama dan Pancasila
Yang tidak banyak diketahui adalah bahwa Aidit seroang muslim progresif—yang faseh baca qur’an dan seorang muazin masjid di kampungnya Belitung. Ketika ia bergulat dalam politik nasional—komunisme seakan meluluhlantahkan pribadinya sebagai mukmin dan ekspresi politik—melawan ‘kedzaliman’ penguasa (Borjuis serakah, Kolonialisme, Imperialisme) tak dimaknai lawan politik sebuah sebagai ikhtiar Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Komunis Atheis, anti Pancasila merupakan hal yang melekat pada Aidit di mata lawan politiknya, kenyataanya Aidit tak pernah pandang bulu dalam menggandeng kawan perjuangan, ia tak melihat perbedaan agama atau ras, selama ia memegang erat garis perjuangan rakyat ia adalah kamerad sejatinya. Dihadapan partai lain PKI adalah partai yang terkenal ketat dalam melakukan rekuitmen, moral komunis yang asing dengan poligami bahkan sempat jadi cekcok Aidit dengan Njoto yang sudah beristri namun merajut kasih dengan gadis Rusia.
Soal urusan Pancasila—pandanganya dapat kita temukan dalam substansi politik diberbagai pertauatanya. Sikapnya yang dianggap ambivalen dibela PKI lewat buku berjudul “Aidit Membela Pantja Sila” dan dalam wawancaranya dengan Solichin Salam, koleksi Komando Operasi Tertinggi (KOTI) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kini arsip tersebut terbuka untuk publik, dari situ dapat kita ketahui isi kepala aidit terkait Agama dan Pancasila.
Kesempatan Solicchin Salam mewancarai DN Aidit ketua CC PKI, benar-benar tak disia-siakan olehnya, ia menggerus habis persoalan agama dan pancasila—yang kemudian Hasil wawancara dimuat majalah Pembina pada tanggal 12 Agustus 1964.
Berikut petikan wawancaranya. Kutipan langsung (Wawancara DN Aidit: ��PKI menentang pemretelan terhadap Pancasila”: Historia.id)
Benarkah PKI menerima Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia? Bagaimana pendapat Saudara mengenai sila Ketuhanan Yang Maha Esa?
PKI menerima Pancasila sebagai keseluruhan. Hanya dengan menerima Pancasila sebagai keseluruhan, Pancasila dapat berfungsi sebagai alat pemersatu. PKI menentang pemretelan terhadap Pancasila. Bagi PKI, semua sila sama pentingnya. Kami menerima sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam rangka Pancasila sebagai satu-kesatuan. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan kenyataan bahwa jumlah terbanyak dari bangsa Indonesia menganut agama yang monoteis (bertuhan satu).
Sebagaimana dikatakan oleh Presiden Sukarno dalam buku Tjamkan Pantja Sila, “pada garis besarnya, grootste gemene deler dan kleinste gemene veelvoud.. bangsa Indonesia.. percaya kepada Tuhan” di samping “Ada juga orang yang tidak percaya kepada Tuhan...” Sebagaimana juga Bung Karno, kaum komunis Indonesia juga sependapat bahwa ada golongan agama yang tidak percaya kepada Tuhan sebagaimana ditegaskan Presiden Sukarno dalam buku tersebut di atas sebagai berikut: “Agama Budha tidak mengenal begrip Tuhan... Budha berkata tidak ada, tidak perlu engkau mohon-mohon, cukup engkau bersihkan engkau punya kalbu daripada nafsu dan dia sebut delapan nafsu... dengan sendirinya engkau masuk di dalam surga...”.
Dengan menerima sila Ketuhanan berarti di Indonesia tidak boleh ada propaganda anti-agama, tetapi juga tidak boleh ada paksaan beragama. Paksaan beragama bertentangan dengan sila Kedaulatan Rakyat. Juga bertentangan dengan sila Kebangsaan, Kemanusiaan, dan Keadilan Sosial. Orang Indonesia yang tidak atau belum beragama, ia tetap bangsa Indonesia, tetap manusia yang harus diperlakukan secara adil dalam masyarakat. Tentang ini dengan tegas dikatakan oleh Presiden Sukarno bahwa “ada perbedaan yang tegas antara keperluan negara sebagai ‘negara’ dan ‘urusan agama’.”
Apakah benar ajaran Marxisme tidak mengakui adanya Tuhan, serta berpendapat bahwa agama adalah candu bagi rakyat?
Marxisme adalah ilmu dan salah satu bagiannya ialah Materialisme Historis yang menjelaskan hukum-hukum perkembangan masyarakat dan juga akar-akar sosial dari agama. Materialisme Historis menjelaskan secara ilmiah mengapa ada orang-orang yang memeluk agama. Kami berpendapat, agama yang dianut masing-masing orang adalah masalah pribadi. Karena PKI berdasarkan Marxisme, dan karena itu memahami dengan baik akar-akar sosial dari agama, maka anggota-anggota PKI menghormati hak setiap orang untuk memeluk agama. Marxisme sebagai ilmu, sama seperti ilmu-ilmu lainnya, tidak menyoalkan apakah individu atau seseorang beragama atau tidak.
aDalam sejarah manusia, ada bukti bahwa agama memainkan peranan revolusioner. Misalnya agama Nasrani. Di zaman perbudakan, golongan budak yang beragama Nasrani melakukan perlawanan terhadap kaum pemillik budak, dan agama Nasrani bisa membangkitkan massa budak. Juga dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, partai-partai politik yang beraliran agama aktif dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Misalnya Sarikat Islam. Dan bagi PKI yang mendasarkan diri pada Marxisme, adalah sepenuhnya sesuai dengan Marxisme untuk bekerjasama dengan partai-partai agama yang revolusioner, baik dulu maupun sekarang.
Jadi, apakah agama itu candu bagi rakyat atau tidak harus kita lihat secara kongkrit. Jika agama digunakan untuk memperkuat kolonialisme, misalnya memperkuat kedudukan neo-kolonialisme Amerika Serikat atau memperkuat kedudukan neo-kolonialisme “Malaysia”, maka agama betul sebagai candu untuk rakyat. Tetapi jika agama digunakan untuk menghantam kolonialisme, neo-kolonialisme, feodalisme dan kapitalisme, maka hanya orang gila sajalah yang mengatakan bahwa agama adalah candu bagi rakyat.
Apakah PKI cukup sadar terhadap kenyataan bahwa sebagian terbesar rakyat Indonesia memeluk agama Islam?
Kami cukup sadar. Karena itulah diperlukan Pancasila dan faktor “A” (Agama) dalam Nasakom. Kami bukan hanya menyetujui gagasan Nasakom melainkan juga sebagai unsur “Kom” mengadakan kerjasama dengan partai-partai, organisasi, serta perseorangan yang mewakili unsur “A” demi persatuan nasional dan perkembangan revolusi Indonesia.
Apakah PKI pro agama ataukah terang-terangan anti-agama?
PKI adalah partai politik. Benar apa yang Saudara katakan bahwa banyak anggota PKI memeluk agama. Saya dapat pastikan, di dalam PKI terdapat lebih banyak orang yang menganut agama Islam daripada di dalam suatu partai Islam yang kecil. Tetapi, hubungan anggota PKI yang beragama dengan Tuhannya tidak bisa diwakili CC PKI, sebagaimana halnya Dewan Partai dari partai-partai politik yang berdasarkan agama tidak bisa mewakili anggota-anggotanya dalam hubungan dengan Tuhan. Menurut Anggaran Dasar PKI, PKI tidak melarang anggotanya memeluk suatu agama asal saja anggota-anggota PKI itu menjalankan program dan politik PKI yang melawan imperialisme dan feodalisme dan bertujuan membentuk masyarakat tanpa kelas dan tanpa exploitation de l’homme par l’homme.
Berbedakah pembangunan masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila dengan ajaran-ajaran Marxisme?
Kita sekarang berada dalam tahap pertama revolusi, yaitu tahap nasional-demokratis, belum dalam tahap kedua, yaitu tahap sosialis. Apakah berbeda atau tidak pembangunan masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila dengan yang berdasarkan Marxisme-Leninisme, hal ini akan kita ketahui kalau kita sudah sampai pada tahap kedua nanti. Tetapi karena pembangunan masyarakat sosialis berdasarkan Pancasila adalah pembangunan masyarakat tanpa exploitation de l’homme par l’homme, masyarakat adil dan makmur, maka sejak sekarang bisa saya katakan bahwa pembangunan masyarakat demikian sesuai dengan tujuan Marxisme.
Bagaimana pendapat Saudara mengenai agama Islam, apakah ajaran-ajarannya progresif revolusioner ataukah sudah out of date? Organisasi-organisasi Islam manakah yang progresif revolusioner?
Out of date atau tidak, hal ini tergantung pada revolusionerkah atau tidak. Jika tidak revolusioner, maka ia adalah out of date. Juga partai komunis, seandainya ia tidak revolusioner, maka ia juga out of date, yang berarti pada hakekatnya ia bukan partai komunis sekalipun namanya partai komunis. Mengenai organisasi Islam mana yang progresif revolusioner, saya tidak bisa menjadi hakim dan memutuskannya. Hal ini tergantung pada tindak-tanduk organisasi-organisasi Islam itu sendiri[2].
Dari petikan wawancara di atas perlu kita pahami konteks politik di satu sisi dan bagaimana aktualisasi politik Aidit di sisi lain, agar tidak terjebak dalam kubangan frasa yang telah di ‘rujak’ oleh lawan politik dan menemukan pandangan objektif dari sikap Aidit terhadap Agama dan Pancasila.
Kini kita menyaksikan bagaimana populisme Islam politik telah dan akan terus didompleng oleh oligarki partai politik, juga militer yang mulai mencari panggung di beberapa momentum penting. Istilah komunis yang demikian mengerikan dan kadang lucu di mata rakyat dunia maya musti ditarik simpul kacaunya, agar proses pembangunan wacana kiri tidak digoreng bersamaan dengan isyu ini. Kita punya agenda besar perihal land reform, penegakan HAM, perjuangan menentukan nasib sendiri bagi 1,8 juta rakyat Papua Barat dan lain-lainya yang ditengarai oleh sistem ekonomi-politik liberal yang demikian represif.
Kesempatan kaum kiri dalam pertarungan wacana “komunisme” tak boleh mengalami blunder sehingga peristiwa yang telah kita alami di acara Belokkiri Fest maupun Penyergapan seminar 65 di LBH oleh ormas dengan reputasi anti-intelektual ini dimanfaatkan oleh media borjuis yang berafiliasi dengan partai politik.
Diperlukan semacam garis besar yang mampu merajut beragam isu akar rumput dan mendobrak isolasi hukum parsial yang berimbas pada fragmentasi gerakan, setidaknya apa yang ditawarkan oleh Muhamad Ridha dua tahun lalu dalam artikelnya soal Program Minum di indoprogress secepetnya didiskusikan secara serius sampai pada level konsolidasi gerakan terukur dan memiliki signifikansi yang berarti. Tampaknya kita tak lagi bisa berharap pada mereka yang dianggap melakukan infiltrasi kedalam lemaga-lemaga Negara, ada harapan, namun kecil , yang terlihat adalah disintegrasi diantara aktivis gerakan kiri dan mereka yang mengaku membagi tugas di dalam piranti kekuasaan, ditamah lagi penulis merasa miris melihat terkaparnya kekuatan organisi buruh yang tergantikan dengan ormas-ormas fasis religius.
[1] http://historia.id/buku/misteri-tiga-orang-kiri Diunduh pada tanggal 02 Oktober 2017, Pukul 16:00.
[2]
http://historia.id/modern/wawancara-dn-aidit-pki-menentang-pemretelan-terhadap-pancasila Diunduh pada 02 Oktober 2017, Pukul 18:00.
it�G����(
Artikel ini juga di posting di Selasar.com
2 notes
·
View notes
Text
Yang Tersisa dari Operasi Trisula di Blitar Selatan
Carina Payue Yang Tersisa dari Operasi Trisula di Blitar Selatan Artikel Baru Nih Artikel Tentang Yang Tersisa dari Operasi Trisula di Blitar Selatan Pencarian Artikel Tentang Berita Yang Tersisa dari Operasi Trisula di Blitar Selatan Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Yang Tersisa dari Operasi Trisula di Blitar Selatan tutur lisan dari para pelaku peristiwa dan hasil riset sejarawan setidaknya dapat membangkitkan imajinasi historis dalam memahami sebuah peristiwa.. http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Satgas Trisula Bakamla RI Tangkap Kapal Diduga Transfer BBM Ilegal di Perairan Lampung
Satgas Trisula Bakamla RI Tangkap Kapal Diduga Transfer BBM Ilegal di Perairan Lampung
INILAHONLINE.COM, LAMPUNG
Satgas Trisula Bakamla RI/Indonesian Coast Guard (IDNCG) menggunakan unsur operasi KN Belut Laut-406 menangkap dua kapal diduga sedang melakukan illegal bunkering di Perairan Lampung, Kamis (5/3/2020).
Kedua kapal yang diduga sedang melakukan aktivitas transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal yaitu kapal SPOB ES 01 dan TB S 36. Keduanya diperiksa saat kapal negara yang…
View On WordPress
0 notes
Text
Gelar Nobar Operasi Trisula Untuk Edukasi Generasi Muda
Gelar Nobar Operasi Trisula Untuk Edukasi Generasi Muda
SIDIKPOST| Pati – Jas Merah jangan lupakan sejarah. Sejarah kelam 54 tahun yang lalu ketika sebuah kelompok yang memaksakan ideologi komunis untuk menggantikan Pancasila lewat gerakan G30Snya. Sejarah ini harus kita putar terus agar generasi mendatang tidak kehilangan api sejarah.
Untuk itulah Pengurus Yayasan Yaa Ummi Fatimah Pati mengajak anak-anak muda yang tergabung dalam jamaah MPAQ…
View On WordPress
0 notes
Photo
Pupuk Sportifitas, Batalyon Kapa 1 Marinir Pertandingkan Sepak Bola Antar Kompi Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang paling banyak digemari oleh masyarakat, termasuk oleh prajurit Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri 1 Marinir (Yonkapa 1 Mar). Hal ini diwujudkan dengan digelarnya pertandingan antar Kompi Yonkapa 1 Mar, bertempat di lapangan sepakbola Trisula Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Jum'at (12/03/2021). Kegiatan pertandingan sepakbola antar prajurit ini diselenggarakan di sela-sela waktu sebelum melaksanakan weekend. Pertandingan sepak bola yang diikuti seluruh prajurit Yonkapa 1 Mar ini berlangsung sangat meriah, pertandingan pertama mempertemukan Mammoth FC melawan Aligator FC, kick off ditandai dengan tendangan pertama oleh Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Yonkapa 1 Mar Mayor Marinir Aji Purnomo. "Pertandingan sepakbola antar Kompi ini digelar untuk menghibur para prajurit agar tidak jenuh dengan kegiatan program satuan, sekaligus menambah keterampilan dalam bermain sepakbola dan mencari bibit-bibit pemain yang berbakat dan yang paling penting dari pertandingan ini adalah untuk memupuk kekompakan, sportifitas dan kebersamaan antar prajurit Yonkapa 1 Mar,' ucap Pasiops Yonkapa 1 Mar. https://www.instagram.com/p/CMUJ_5VBZAn/?igshid=nf8iut8skz6n
0 notes
Text
Asops Kasad Berikan Pengarahan Kepada Personel Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY.
Asops Kasad Berikan Pengarahan Kepada Personel Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY.
Mataram – Ntb.Transpublik.co.id Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat (Asops Kasad) Mayjen TNI Surawahadi didamping Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Candra Wijaya dan Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, kunjungan kerja ke Yonif 742/SWY dalam rangka pemeriksaan kesiapan operasi (Riksiapops) Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY di lapangan Trisula Gebang Mataram, Senin (8/2/2021). Usai…
View On WordPress
0 notes
Text
Pengebom B-26 Invader dan Cureng Bikin Kocar-Kacir Gerombolan PKI
Juwita Lala Pengebom B-26 Invader dan Cureng Bikin Kocar-Kacir Gerombolan PKI Baru Artikel Tentang Pengebom B-26 Invader dan Cureng Bikin Kocar-Kacir Gerombolan PKI Pencarian Artikel Tentang Berita Pengebom B-26 Invader dan Cureng Bikin Kocar-Kacir Gerombolan PKI Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Pengebom B-26 Invader dan Cureng Bikin Kocar-Kacir Gerombolan PKI Panglima Kodam Brawijaya Mayjen M Jasin pada Juni 1968 menggelar operasi militer dengan sandi Operasi Trisula untuk menumpas sisa-sisa pentolan dan pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI) yang membuat basis di Blitar Selatan. http://www.unikbaca.com
0 notes
Photo
TNI AU Selidiki Ledakan Tewaskan Seorang Warga
MALANGTODAY.NET - Insiden ledakan terjadi di Dusun Karya Bakti, Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Ulu, Riau, Kamis (20/7). Akibat ledakan tersebut seorang warga meninggal dunia. Dikutip dari Antara, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya menyampaikan permohonan maaf kepada warga masyarakat yang terkena ledakan, meskipun belum diketahui secara pasti apakah ledakan berasal dari amunisi sisa latihan Korpaskhas atau bukan. Ia menambahkan TNI AU akan bertanggung jawab untuk menanggung semua biaya pengobatan warga yang terkena ledakan maupun korban meninggal dunia. Saat ini TNI AU beserta aparat Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Rokan Ulu Riau dan pemerintah daerah setempat tengah serius melakukan penyelidikan terhadap insiden ledakan yang terjadi di Dusun Karya Bakti, RT 01/RW 02, Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Ulu, Riau. Ia mengemukakan, TNI AU merasa bertanggung jawab ikut melakukan penyelidikan ledakan yang terjadi pada pukul 11.30 WIB dan menewaskan seorang warga bernama Swanda, karena pada pagi harinya di sekitar kawasan Bandara Tuanku Tambusai dilaksanakan latihan Kors Pasukan Khas (Korpaskhas) bersandi Trisula Perkasa yang berlangsung 17 hingga 20 Juli 2017. "Sebenarnya sesuai dengan prosedur latihan yang berlaku, masyarakat dilarang memasuki daerah latihan sebelum dinyatakan aman oleh pejabat berwenang," katanya. Dalam latihan Paskhas tersebut, dikatakannya, dilaksanakan operasi Serangan Fajar menggunakan peluru tajam, termasuk amunisi dan ledakan granat kejut. Latihannya dimulai jam 06.00 WIB berlangsung secara lancar dan aman, kemudian berakhir pada pukul 09.00 WIB tanpa ada insiden apapun. Saat ini seluruh pasukan Paskhas yang terlibat dalam latihan, menurut dia, sudah ditarik dari tempat latihan di sekitar Bandara Tuanku Tambusai yang berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Dusun Karya Bakti, RT 01/RW 02, Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Utama, yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) ledakan. TNI AU, dalam hal ini diwakili Wakil Komandan Korpaskhas masih terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik kepolisian maupun kodamdo distrik militer (Kodim) dan pemerintah setempat untuk melakukan pertolongan kepada korban dengan melakukan perawatan korban ke rumah sakit terdekat. "Secara paralel tim Korpaskhas juga sedang melakukan penyelidikan untuk meyakinkan kronologis kejadian ledakan dan sebab-sebabnya," demikian Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya.(zuk)
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/tni-au-selidiki-ledakan-tewaskan-seorang-warga/
MalangTODAY
0 notes
Text
RT @mahendradatta: Sbg Referensi ttg PKI |FILM PERJUANGAN OPERASI TRISULA https://t.co/pkOwMqg6bS
Sbg Referensi ttg PKI |FILM PERJUANGAN OPERASI TRISULA https://t.co/pkOwMqg6bS
— Mahendradatta (@mahendradatta) July 18, 2017
from Twitter https://twitter.com/fahri_nusantara July 19, 2017 at 11:00PM via IFTTT
0 notes
Text
Cek Kesiapan Operasi Satgas Pamtas RI-RDTL, Ini Penekanan Kasrem 162/WB.
Cek Kesiapan Operasi Satgas Pamtas RI-RDTL, Ini Penekanan Kasrem 162/WB.
Mataram – Ntb.Transpublik.co.id Kepala Staf Korem 162/WB Kolonel Arm I Made Kariawan mewakili Danrem 162/WB melaksanakan apel pemeriksaan kesiapan operasi satuan tugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Yonif 742/SWY di lapangan Trisula Yonif 742/SWY Gebang Mataram, Kamis (4/1/2021). Dalam apel pemeriksaan tersebut, Kasrem 162/WB didampingi para Kasi Korem, Dan/Ka Satdisjan dan…
View On WordPress
0 notes