#Obat Covid Batuk
Explore tagged Tumblr posts
Text
2022, terima kasih sudah memberi banyak kejutan dan pelajaran berharga. Aku ga tau di usia 31 ternyata aku masih anak kecil yang nangis karna takut kehilangan bayiku, takut karna dokter awalnya bilang "wah cwe lagi nih kayaknya". Atau bahkan takut karna covid pas lagi hamil.
Setelah Gyan lahir pun aku masih banyak harus belajar sabar, sebulan setelah dia lahir harus minum obat puyer karna batuk hampir sebulan. Harus nebu 3 bulan berturut2 setiap bulannya 3 kali. Bahkan pernah Desember kemarin 6 kali nebu ditambah puyer bapil dan antibiotik.
Belum lagi kakaknya juga sama, satu paketan. Hal yang ga pernah aku duga akan aku hadapi begitu Gyan lahir. Jadi ya udah diterima semuanya dengan lapang dada. Udah ikhlas anak ga "exclusive breastfeeding" karena jelas udah masuk air putih barengan sama obat batuk dan antibiotik.
Punya anak dua ternyata berat, tapi ga apa 2022 bisa aku lalui dengan banyak bahagia karna Gyan lahir sehat dan selamat ke dunia. Benar-benar jadi sebuah momen bahagia yang ga bisa dibayar dengan apapun juga.
Bonus foto USG Pertama Gyan di klinik kehamilan sehat yang top markotop itu. Dengan fasilitas mumpuni dan pelayanan yang bagus. Sayang aja aku ga bisa lahiran disana. Itu kali pertama USG buat mastiin kalau jenis kelamin Gyan memang laki-laki, karna aku dan suami rada parno takut banget program anak laki ini gagal, stress kami tuh mikirin uang sekolah anak 🤭
10 notes
·
View notes
Text
Kebaikan
Akhir-akhir ini saya ingin flash back masa lalu ya. Entah mengapa rasanya eman jika cerita nya dilupakan begitu saja. Dan sekarang saya ingin cerita di bulan Oktober 2020, yang lagi viral saat itu, COVID.
Rasanya semua orang sudah pernah kena covid ya? Kalau belum, ya setidaknya sudah berulang kali dibahas gejalanya, isoman nya, obat nya, masker, dll. Tapi yang ingin saya kenang kali ini adalah kebaikan orang-orang disekitar kami.
Dimulai dari Abi yang mengeluh demam, badan greges, batuk dan kemudian menular ke Umi, saya, adek-adek. Faida sudah 6 bulan saat itu, dan Alhamdulillah tidak bergejala. Disaat kami sekeluarga banyak yang sakit. Dari kantornya, Abi disuruh pcr. Saat itu covid masih di fase awal yang belum banyak kena dan rumornya masih simpang siur. Selasa pcr, 2 hari sudah terima hasil. Qadarullah, positif covid. Malam itu juga Abi disuruh isoman di wisma dekat RS.
Kabar Abi + covid tersebar dengan cepat, karena memang malam itu Abi ada agenda. Abi berangkat malam-malam naik motor ke RS. Sebelumnya, Abi sudah wa pak RT (pak Khamim) dan pak RW (pak Fauzan) perihal harus isoman. Pun sekeluarga, karena kami semua bergejala. Tapi kami masih menunggu jadwal swab dari puskesmas.
Malam itu juga, banyak sekali wa masuk di saya. Dari Bu RT (Bu Khamim) : "mbak khonsa, nanti kalau butuh sesuatu kabarin ya. Untuk makanan besok mau dianter sayur mateng/mentah?". Kemudian dari Bu RW (Bu Fauzan) : "mbak khonsa, ini ada beras dari RW sudah dianter di depan rumah ya". Dan benar ada beras 25 kg di depan teras kami. Kemudian dari Bu Aris (sekolah) : "Bu khonsa, yang lagi dibutuhkan apa?". Amik kuri (om saya) telpon : "gimana keadaan nya, butuh apa saja?" . Belum lagi suami saya yang saat itu sedang di bandung : "gimana keadaan nya, perlu pulang ga?"
Karena banyak sekali yang menanyakan kebutuhan kami, dan memang di rumah tidak ada apa-apa. Mendadak sekali berita isoman dan kita tidak persiapan. Bahkan kami belum sempat berpikir, bagaimana suplai makanan untuk kami ber10 ini? Saat itu ketentuan selesai isoman dari hasil - covid. Jadi tidak ada kejelasan kapan akan selesai.
Akhirnya saya memutuskan untuk minta bantuan amik kuri saja. Saya telpon beliau, di rumah tidak ada stok makanan. Buah? Ga ada juga. Susu? Ga ada mik. Snack? Ga ada juga. Kemudian saya minta dikirimkan bawang putih, merah, kecap, gula, bumbu-bumbu dapur, jahe, kunyit, masker, hand sanitizer, termometer. Semua yg katanya bisa menyembuhkan covid. Pagi nya amik kuri datang membawa semua yang saya tulis, banyak. Seperti bawang 1 kg, buah itu ada 2 kg, bumbu dapur se plastik besar, jahe 1 kg, kunyit 1 kg. Masya Allah. Saya telpon amik kuri, bilang terima kasih, kiriman nya banyak sekali. Dan beliau menjawab, itu buat stok sebulan.
Hari 1 isoman itu ada kiriman buah-buahan dari sekolah, banyak sekali. Mangga, jeruk, pepaya, apel, anggur, dll kemudian sayur-sayuran, tempe, tahu, total ada 3 kardus. Dari RT juga mengirim sayur di depan rumah, karena kami mau masak sendiri saja. Ada juga telur 10 krat dari Tante Sinta, ditambah kiriman telur-telur lain yang ada mungkin 10 kg. Ada juga kiriman madu, obat-obatan, suplemen, dll dari tetangga. Bahkan urusan gas, dan galon air saja sudah dipinjamkan. 1 tabung gas dan 3 galon air. Masya Allah.
Semua nya itu ditaruh di teras rumah, jadi teras rumah kami penuh dengan kiriman. Atau kadang ada yang tiba-tiba nyantolin makanan di depan pagar (takut masuk teras, infeksius). Saya koordinasi dengan Bu Khamim untuk suplai makanan. Bu Khamim selalu bilang ke saya, ada kiriman ini dari Bu ini, nanti diantar ya. Banyak tetangga yang ga kami kenal dekat, tapi repot-repot mengirimkan makanan.
Btw saya agak lupa hari ke berapa, jadi kita loncat-loncat seingat saya ya.
Hari selanjutnya, ada penyemprotan desinfektan di sekitar rumah pakai mobil tangki. Kemudian, petugas puskesmas datang untuk pcr pakai hazmat. Ngobrol saya pak RT, pak RW, menanyakan ke saya seminggu ini berhubungan dengan siapa saja. Saya jawab, ke sekolah pak. Dari kejauhan Bu Khamim & Bu Fauzan memberi semangat ke kami. Tetangga yg lain tidak ada yg keluar. Kami ber10 pcr, dan hasilnya 2 hari lagi.
Seperti sudah kami duga, semua orang + termasuk faida yang masih 6 bulan. Udah ga shock, karena gejala nya sama. Artinya kami terkonfirmasi isoman. Berita + kami sekeluarga menyebar cepat kembali. Lebih banyak lagi yang menanyakan keadaan kami. Karena sekeluarga + semua, Abi pulang ke rumah dan isoman bersama.
Hari itu kami menjaga pola hidup (super) sehat. Cek kesehatan setiap hari, makan vitamin, obat, buah, susu, makan bergizi. Semua yang kami makan, kami pakai, itu pemberian orang.
Temen-temen ngaji Abi (imani) mengirim thermogun, alat sterilisasi, vitamin dan obat2 yang bagus. Soalnya saya cek harganya di online shop, mahal banget. Temen-temen imani juga ngirim buah2 setiap 3 hari. Frozen food yg banyak. Snack, popok Faida, makanan MPASI Faida, dll.
Mbak tari (sepupu di Bengkulu) mengirimkan susu bear brand 1 kotak. Setiap 3 hari sekali dari RT kami dikirimkan susu, jus kemasan, snack, buah-buahan. Kemudian ada Bu Nanik (temen umi) yang setiap 2 hari 1x mengirim sekardus sayur, ayam, udang, bawang, dll buat kami masak. Ada juga Bu Siti (temen umi rumahnya 45 menit dari rumah kami) mengirimkan makanan matang, ada opor, ayam bakar, lemper, dll. Atau Bu Aisyah (temen umi juga, tetangga Bu Siti) mengirimkan ayam 2 ekor sudah matang. Wali murid juga banyak yang mengirimkan jajan basah. Dan semua itu harus makanan yang tidak bisa disimpan lama.
Umi setiap hari merebus telur, dan kami seorang harus makan 2-3 butir. Buah2 an yg biasanya kami hanya makan 1 orang 1, sekarang terserah mau ambil brp saja. Pernah karena banyak nya kiriman ayam, kami makan ayam lauk nasi. Atau ayam dicemilin saja, seperti makan gorengan.
Jangan ditanya stok makanan di kulkas kami, penuh banget. Kemarin karena kami niat ingin masak sendiri, dan ternyata ada kiriman makanan matang, maka sayur mayur banyak yg tidak kemakan. Waktu itu, saya, umi, dan maisha harus memilih2 mana yang masih bisa dimasak, mana yg tidak. Setiap kali ada yg busuk dah harus dibuang, umi selalu beristighfar, astaghfirullah kita buang2 makanan ini.
Setelah hasil tracing keluar, dan ternyata ada beberapa guru yg + juga, umi berinisiatif untuk mengirimkan makanan ke mereka. Wah terjadilah debat diantara kami, karena kami anak2 takut kalau ada virus yg nempel di makanan, malah tambah kena yg lain. Sedangkan umi, ga betah lihat banyak makanan & akhirnya terbuang. Akhirnya kita kirimkan melalui gosend, sebelumnya udh kita sterilisasi, dan harus malam2 biar ga keliatan.
Bu RT pernah wa saya: untuk urusan makanan ringan, vitamin, jamu, susu itu diurus RT. Kalau makanan berat, nasi dan lauk pauk diurus RW.
Akhirnya karena stok makanan di rumah masih banyak, kami memutuskan untuk mengumpulkan kiriman ke rumah Bu RT dan kemudian di sortir yg dibutuhkan kami yg mana, yg tdk biar bisa diberikan orang lain. Itu saja, masih saja banyak kiriman makanan matang yg tdk bisa kami terima. Atau sayur mayur yang juga masih banyak stok di rumah. Dan saya sudah lupa siapa saja yg mengirim kan, karena semua dikoordinir Bu RT dan beliau tdk memberi tau dari siapa. Kecuali yg sudah wa saya, atau kirim sendiri ke rumah.
Pernah juga, ketika saat itu yg sudah - saya, Faida, umi, dan maisha. Sisanya ada 6 orang masih + harus isolasi di rumah dinas. Bu RT wa saya : mbak, untuk bawaan ke rumah dinas sudah disiapkan nggih. Dan di depan rumah sudah ada sekardus isinya makanan, susu, vitamin.
Di akhir-akhir kami isoman, kami semua berkumpul dan saling ngobrol.
"ya Allah ini rezeki sebanyak ini ga pernah dibayangin sebelumnya ya"
"iya, yg biasanya kita ayam sekotak bareng-bareng, ini kita bisa makan 3x sehari"
"kalo gini rasanya kita ga bisa ngeluh ya, dikasih sakit malah banyak yang ngasih"
"ini kalo kita disuruh mbales 1-1 dah berapa juta ini, ga bisa terbayar"
"ini orang2 pada baik ke kita, kasihan sama kita kali ya?"
"Alhamdulillah kak, Allah ga membiarkan kita kekurangan walaupun kita dah mikir ga bisa apa2"
Kami duduk-duduk di ruang belakang sambil ngemil snack. Tiba-tiba dari lantai 2 umi nyeletuk, "ini ngapain pada santai2?"
"ya ngapain lagi mi?"
"kalian ga malu sama rezeki di depan itu? Semua Allah yang kasih, melalui orang2 baik, masak kita diem aja? Kenapa mereka mau repot2 ngasih kita? Soalnya mereka taunya kita baik, kita bisa berdoa buat mereka. Kita ga bisa bales ini semua, biarlah Allah yang bales semua kebaikan ini. Makanya, sholat sana, berdoa, ngaji, doain orang2 baik yang udh baik sama kita ini"
Kemudian kami bubar masing-masing. Ada yang wudhu, sholat, ada yang ambil Al-Qur'an, ada yang sibuk beres-beres. Ga ada waktu buat memikirkan kenapa & bagaimana Allah menggerakkan begitu banyak orang untuk membantu kami. Alangkah percuma nya semua kebaikan yang diberikan, jika kami hanya duduk-duduk menghabiskan isoman dengan tidur, makan dan main.
Ketika isoman, kami satu per satu mulai membenahi ibadah. Dimulai dari sholat tahajud bareng, lanjut subuh jama'ah, al-ma'tsurat pagi, Dhuha, tilawah 1 juz, al-ma'tsurat petang, semua nya kami lakukan bersama-sama. Kurang lebih 3 minggu kami isoman, Alhamdulillah lulus juga.
Beberapa hari setelah kami selesai isoman, perwakilan dari RT datang ke rumah kami. Abi bercerita panjang lebar ketika kami harus isoman, bagaimana gejala dan obat2 nya. Beberapa teman Abi juga datang bersilaturahmi. Masya Allah, kami sudah bisa diterima dan bersosialisasi lagi kemudian.
Hari ini, sudah hampir 1 tahun sejak saat itu. Saya ingin menuliskan cerita ini, agar kebaikan2 itu tidak hilang begitu saja. Agar besok-besok saya ingat orang2 baik yang sudah banyak membantu saya & keluarga. Agar kemudian Allah bisa meringankan kesulitan mereka, karena mereka telah meringankan kesulitan kami.
3 notes
·
View notes
Text
Doktoral COVID-19
Sarjana COVID-19, sudah merasakan COVID-19 sekali, kalo tiga kali jadi doktoral hehe
Hari ini tepat 11 hari ku batuk pilek, dan 3 hari tidak bisa merasakan atau mencium bau satupun. Yak sepertinya dugaan terkena COVID-19 semakin kuat, tapi yaa namanya jg pekerja di garis terdepan, harus tetep 'terlihat' fit, dan diusahakan hanya untuk mengurangi gejala.
Sejak Pandemi COVID-19 Tahun 2020 (dan sekarang berubah jadi Endemi COVID-19), Nahda sudah tiga kali merasakan COVID, dimulai dari delta, omicron, dan ya sekarang.
Gejala paling parah dirasakan saat varian Delta, proses penyembuhan paling lama dan menyiksa, karna sputum (lendir) yang menumpuk di dada, selain batuk dan pilek, ada kesulitan bernapas dan sesak. Tidur harus posisi duduk, ya kemiringan 45 derajat. Total karantina 14 hari, dengan waktu 7 hari tambahan untuk benar benar pulih. Selama 14 hari itu, sama sekali tidak bisa merasakan makanan atau mencium bau/wewangian. Saat varian delta, Nahda merasakan bersama keluarga, kami saling support untuk sembuh, berjemur tiap pagi, makan banyak (meski tidak terasa apa apa), fokus minum obat dan vitamin, tetap berkabar dengan keluarga dan teman.
Saat varian Omicron, Nahda mengalaminya sendirian, awalnya karantina di kos Depok, tapi karna keluarga khawatir, akhirnya nekat pulang dengan gojek, trus karantina sendirian di kamar. Gejala nya tidak separah varian Delta (mungkin karna sudah 3 kali vaksin dan 1 kali covid, jadi imun lebih kuat). Gejala sama persis dengan varian Delta, namun masa pemulihan lebih cepat.
Kondisi saat ini, gejala yang dirasakan sama ketika varian COVID-19 lainnya, namun gejala muncul seperti periode (?), ketika badan kondisi lelah, secara langsung virus akan menguasai tubuh dan tubuh makin drop
Dari ketiga varian COVID-19 tersebut, gejala awal semua mirip, yaitu badan seperti turn off. Kalo dibayangkan, ketika lagi beraktivitas, badan seperti kelelahan yang amat sangat, duduk dan berdiri pun ga mampu, nafas pun pelan pelan. Tiba tiba aja gitu merasakan drop off. Aneh tapi itu yang aku rasakan, gejala berikutnya batuk, pilek, demam, pusing, sesak, sulit napas dan tidak mencium bau atau merasakan makanan.
Ada satu hal menarik, dari gejala tidak mencium bau atau merasakan makanan. Awalnya menyiksa banget, karena jadi turun nafsu makan, dan hanya bisa menikmati tekstur makanan, tidak ada rasa sama sekali. Tapi setelah dipikir pikir, kenapa Allah SWT kasih gejala yang satu ini, karena obat herbal maupun medis, semuanya pahitt dan tidak enak. MasyaAllah, Allah mudahkan dalam pengobatan. Ketika terkena COVID-19, Nahda sering minum minuman sehat seperti air perasan lemon, jahe hangat, madu hangat, propolis, pokoknya apapun yang bisa meningkatkan imun, ya di gas wae lah, coba kalo bisa merasakan, duh ga kuat sama pahitnya 😖
- Jakarta, 2 Januari 2024
1 note
·
View note
Text
The end of August
Hari ini tanggal 31 Agustus 2023 jam 00.09 dini hari. Gue udah memutuskan untuk pergi tidur sedari jam 11 malem. tapi alhasil gue susah banget buat tidur. padahal sebelumnya gue udah nyoba tidur sampe harus minum obat batuk yang ada keterangan "dapat menyebabkan kantuk" nya.
gak ngefek.
banyak juga ya peristiwa hidup yang terjadi akhir-akhir ini di hidup gue. tapi percayalah disaat ini, gue udah sekitar sebulan hampir dua bulan lagi terlalu santai di rumah sambil menghilang dari paparan sosial media utama gue. di Instagram dan Twitter.
hari-hari rasanya berjalan lambat dan gue lagi jauh dari aktivitas bak buk bak buk, gak kayak tahun sebelumnya.
gue merasa mungkin ini adalah doa gue yang dikabulkan sama Tuhan berikutnya. alhasil gue dikasih waktu istirahat panjang sambil mungkin mencoba kegiatan yang gak berhubungan sama karir dan akademik sama sekali. dan yang paling penting adalah keadaan sekarang adalah keadaan dimana gue bener-bener gak punya kegiatan apapun selain setiap seminggu sekali ketemu mehari.
rasanya gaenak ya ternyata di rumah. beda sama keadaan waktu covid kemaren. sekarang gue bener-bener di rumah untuk sendiri. sambil ngeliatin kegiatan orang-orang di sosial media gue yang mana lagi gencar magang, berkarir, dan lulus.
kelulusan itu juga menghampiri gue.
tambah resmi lagi gue jadi pengangguran.
tapi gue gak merasa diri gue nganggur.
pikiran gue penuh banget rasanya. di rumah aja tanpa ada kegiatan spesifik yang gue bisa lakukan tuh rasanya bikin kepala gue panas.
kayak komputer yang udah disleep berhari-hari. ya program di dalemnya tetep running aja.
rasanya gue pengen banget punya kegiatan yang bikin diri gue nyaman.
gue kangen temen-temen gue. mereka rasanya udah punya kehidupan masing-masing. mayoritas bekerja dan sisanya bermusik. itulah lingkungan gue.
cita-cita gue untuk bisa teateran masih belum terwujud sekarang. gue masih belum menemukan cara gimana gue bisa masuk sebuah komunitas teater yang mungkin bisa membawa gue berkarir di dunia acting.
gue gak tau butuh berapa lama lagi kah? atau itu cuma bisa jadi mimpi gue doang yang tidak bisa terwujud selama hidup gue? at least sekali seumur hidup. gue bisa ngerasain rasanya main teater dan punya film/ project cerita untuk gue beracting.
hahaha rasanya kayak gue pengen banget hal ini yaa...
soalnya gue menimbang apalagi yang belum pernah gue lakukan di masa muda gue?
jujur.
gue merasa sedang tidak bercahaya.
rasanya ada sinar di hidup gue yang redup. gue susah mengembalikan sisi optimis gue terhadap dunia lagi. gue ngerasa sisi itu gak tau kemana.
rasa semangat gue yang dulu tetep ada sepatah apapun diri gue rasanya udah gaada sisa lagi.
ngebalikin keadaan ketika diri lu bener-bener habis itu berat banget. gue hampir gak bisa. gue nyaris hilang sepenuhnya.
ntah buat ngegambarin diri sekarang tuh kayak batre hp yang udah 1% tapi belum mati-mati karena pake low power mode dan sampe detik ini hp nya belom dicas lagi.
apakah gue kurang bersyukur?
kalo dipikir-pikir, banyak hal yang membuat gue banyak bersyukur di tahun ini.
pertama kalinya gue resmi punya pacar. Mehari Pranaya Harsacitta.
gaada yang ngira kan? bahkan gue sendiri juga ngerasa begitu. gak ngira sama sekali akhirnya gue memutuskan buat nerima dia jadi pacar pertama gue.
dulu gue pernah bilang sama ical pada masanya. "kalo gue pacaran, gue mau langsung nikah sama dia." dan dulu dia mengaminkan hal itu.
gue pun gak punya visi dimana gue beneran akan nikah sama mehari.
sama hal nya gue gak punya visi untuk akhirnya pacaran sama dia. wallahualam akhirnya gimana.
penjelasan tentang gimana akhirnya gue mau sama mehari gue rasa perlu gue tulis di bagian lain. karena kalo kita bahas dia terus dalam ketikan gue kali ini gaakan cukup!
gue sempet dapet kerjaan dengan gaji yang alhamdulillah di atas UMR sedikit.
meskipun, gue akhirnya memutuskan keluar setelah gue 3 bulan ada dalam kontrak di sana. banyak hal yang membuat gue memutuskan untuk berhenti dari sana. diantaranya, jarak dari rumah gue ke kantor jauh banget! seenggaknya gue sakit 2x dalam seminggu gue di kantor.
pada saat gue ngantor gue juga masih dalam proses nyusun skripsi. mungkin ini juga salah satu pendukung akhirnya gue cabut. karena mau ngurusin skripsi hehe.
cabutnya gue dari kantor ternyata membuahkan rezeki lain yakni bisa lulus tepat waktu dari kampus gue.
percayalah gue sendiri juga gak menduga kalo gue ternyata bisa lulus tepat waktu.
sebelumnya padahal gue bahkan udah ngomong sama nyokap kalo sepertinya gue gak akan bisa mewujudkan cita-cita "lulus tepat waktu" dengan bonus nilai yang memuaskan. tapi takdir berkata lain.
dalam prosesnya gue ngerasa dipermudah meskipun di jalannya, lika likunya tajem bangetttt!
gue ngerasa kayak ada bantuan tangan Tuhan dalam proses lulusnya gue dari kampus. karena kalo dipikir-pikir prosesnya cepet banget! jarak gue sempro sampe gue sidang akhir bisa dibilang hampir mepet 3 bulan aja. bahkan kurang kayaknya.
temen-temen gue pun juga bilang kalo gue seperti disukseskan secara ajaib.
bahkan ketika sidang, dosen pembimbing gue bilang kalo gue adalah mahasiswa bimbingannya yang rajin.
gue gak merasa tapi kalo nyatanya dibilang seperti itu gue gak nolak juga.
hal di atas sebenarnya besar di hidup gue. tapi ntah kenapa di saat saat sekarang semua itu jadi kecill banget. gue gak melihat kalo hal-hal tadi itu jadi berharga.
yah mungkin ini masalah waktu dan kepala gue yang belum juga memulihkan gue dari kesedihan ekstrim yang gue rasakan di tahun lalu. bagi orang mungkin kesedihan gue itulah yang kecil. tapi sebagaimana adanya, itulah yang meredupkan gue hari ini.
gue berharap kabut paska badai ini bisa ilang.
keadaan sendiri ini bisa gue isi dengan cahaya "itu" lagi.
mungkin ini saatnya gue gak lagi membaru. tapi memulihkan yang sudah ada.
another lesson of life to thrive on it. cheerio!
1 note
·
View note
Text
SAKIT, COVID KEDUA?
Selasa malam rasanya udah ga enak badan. Rabu pagi demam, kisaran jam 11 pagi minum parasetamol, panasnya ga turun sama sekali. Menjelang siang, tambah panas. Daaaaan sakit kepala banget. Bagian belakang telinga juga ada yang kejut, sakit. Kaki semuanya ke badan pun rasanya sakit, agak ngilu. Jadi untuk jalan kayak mengambang. Menjelang sore, dikompres, agak turun panasnya. Eh sore naik lagi, kepalanya makin berat juga. Setelah maghrib, berobat. Dikasih beberapa obat untuk demam, sakit kepala dsb. Ada obat untuk mencegah mual, diminum sebelum makan. Dari nunggu minum obat ini sampe ke mau makan, ga jelas banget rasanya. Belum 30 menit deh, makan dikit. Abistu minum obatnya. Tidur. Rada mendingan. Bangun karna belum solat isya. Kepala udah agak enteng, kejut belakang telinga juga udah ga kerasa banget. Tapi pas jalan, badannya aneh. Serasa mau pingsan. Eh bener, harus dibawa duduk dulu, senderan. Keringet dingin keluar, ngosngosan kayak abis ngapain aja. Ga kuat ternyata ges. Harus rebahan dulu, ku rebahan dulu lah. Enakan, alhamdulillah. Udah hisa wudhu selow. Tapi ya tetep, pas mau solat ternyata belum kuat berdiri. Pas berdiri, rasanya mau ngambruk aja. Jadinya ku rebahan dulu, atur napas. Dan yeaaay bisa solat normal tapi dengan bacaann sesingkat mungkin karna uwaw nanonano dah.
Anehnya, sampe sekaranga di hari ahad (21-05-2023), efeknya ga bisa tidur nyenyak. Kamis malam beneran gabisa tidur, baru ada rasa ngantuknya pas adzan subuh. Tidur sampe jam setengah 6, itu pun seharian di Jumat ga bisa tidur siang. Badan rasanya ambyar banget, kayak kurang tidur tapi ga bisa tidur dah. Nah sampe sekarang nih, alhamdulillah udah bisa tidur walaupun malem bisa kebangun ratusan kali wkwkk. Iya dikit-dikit kebangun dah, nanti mau merem tidur lagi susah lagi, gitu aja terus sampe pagi hiks. Semoga tidurku kembali normal deh yaaa.
Oiya, awal kecurigaanku adalah wah kena covid lagi ini. Rasanya mirip. Dan gatau bener atau enggak ya. Awal demam memang rada ada gatelgatelnya nih tenggorokan tapi ya ga langsung batuk. Udah demam melewati dramadrama. Sekarang ini nih, beneran anosmia, ga berasa apapun nah makan. Hidung sama lidah hambar ga bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi makan semua apa aja ga berasa blas. Dan ada batuk sama pileknya juga sekarang. Ini kalo pas kasus covid marak, udah covid beneran dah gue. Syàfakillah deh aku yaaaa.
0 notes
Text
(Alm) Ayah
Ditulis: 19 Juni 2021
Tepat 8 April 2021. Ayah saya meninggal dunia. Meninggal karena covid. Berat sebenernya menceritakan kronologisnya. Namun semoga dapat menjadi pembelajaran dan tetap prokes dimanapun berada.
15 Maret 2021
Ayah saya vaksin pertama
18 - 20 Maret 2021
Ayah saya mulai panas naik turun
21 Maret 2021
Sudah tidak panas dan mengantarkan adik saya ke dokter gigi
22 Maret 2021
Ayah saya tetap kerja ke kantor
23 Maret 2021
Ayah saya ke kantor dengan angkutan umum. Krn tidak kuat jika menyetir sendiri. Malamnya ke klinik dan dinyatakan tipes.
24 - 25 Maret 2021
Ayah saya cuti sakit. Dua hari ini saya WFO.
26 Maret 2021
Ayah saya ke dokter di rs dengan ibu saya. Niatnya ke dokter penyakit dalam karena batuk ayah saya tidak kunjung sembuh. Panas naik turun. Namun karena prosedur awal di rs maka dilakukan test swab pcr ke ayah saya. Ayah dan ibu saya pulang sembari menunggu hasil. Anak saya dan saya dirumahnya. Pas tidur siang, anak saya panas. Sorenya diketahui ayah saya positif.
27 Maret 2021
Paginya, saya, anak saya, dan ibu tes PCR. Kamipun ngungsi ke rmh saya sambil menunggu hasil. Sorenya saya ke rmh orang tua, untuk menunggu ayah saya yang akan dijemput ambulance. Ayah saya dirujuk ke rsud di jakarta. Malamnya, hasil kami bertiga keluar. Diketahui ibu dan anak saya positif dan saya negatif.
28 Maret 2021
Kami bertiga balik lagi ke rumah orang tua. Karena lebih proper untuk isoman. Disini saya coba telemedicine dengan dr anak yg saya ketahui dari IG. Saya sangat terbantu dengan telemedicine krn dr petugas kesehatan setempat tidak memberikan obat apa2 ke kami yang isoman. Hanya anjuran berjemur, pemantauan oxymeter dan suhu bagi yg positif, dan kondisi kamar terpisah bagi yg isoman.
Berikut daftar obat dari hasil telemedicine:
Tidak hanya anak saya saja yg diberikan obat, tapi juga ibu dan saya.
29 Maret - 8 April 2021
Kurang dari 2 minggu ayah saya dirawat di rsud. Selama itu pula, semua telpon dari dokter diinfokan ke saya. Disaat yg sama saya harus merawat ibu dan anak saya. Adik saya dilarang ke rumah dan standby dikosannya. Sedangkan suami saya, saya minta kembali ke jakarta tepat ketika ayah saya masuk semi ICU.
Berikut beberapa catatan yg saya selalu standby untuk menulis ketika ditelpon dokter:
Tepat pukul 2 pagi tanggal 8 April saya ditelpon dokter ICU menginfokan ayah saya panas tinggi. Diminta doa dari keluarga. Tak henti2nya saya dan ibu berdoa dalam sholat tahajud kami. Saya pun menginfokan juga ke adik dan suami. Tepat 2.40 ayah saya meninggal. Info dari dokter 2.30 sempat stabil. Disitu pertama kali saya nangis dihadapan ibu. Karena sejak ayah saya dirawat saya tahan untuk tidak nangis dihadapan ibu agar ibu tidak tambah sedih. Selama dua minggu kurang pun untuk memberitahu ibu saya yg kondisinya juga sedang positif, saya perlu menahan diri.. menfilter perkataan yg perlu saya sampaikan perihal kondisi ayah saya.
Alhamdulillah proses pemakaman ayah saya berjalan sangat lancar. Dari mulai saya kabari tim satgas di komplek ibu saya; adik saya yg langsung balik ke rumah menemani ibu saya; suami dan sepupu yg langsung ke rumah sakit untuk pelaporan. Saya pun pertama kalinya ke ruang jenazah untuk menjemput ayah saya.
1 note
·
View note
Text
Makhluk Terkecil Pemberi Peringatan
Bukan lagi sebuah mimpi buruk. Hal ini bukan lah sebuah mimpi, karena benar-benar terjadi padaku. Malam hari adalah saat-saat yang kubenci. Rasanya ingin cepat berlalu berganti menjadi siang. Aku hampir tak bisa memejamkan mata. Berulang kali harus bangun dari tidur karena ada yang mengganjal di dalam tenggorokanku, meminta untuk segera di keluarkan. Miring ke kanan maupun ke kiri adalah posisi yang memicu batuk parah. Menghadap ke atas pun lama-lama nyeri badan. Posisi yang cukup meringankan batukku adalah duduk di kursi.
Jika batuk berdahak adalah jenis batuk yang paling menyebalkan bagiku, tampaknya kini tidak lagi semenyebalkan itu, karena posisinya telah diganti oleh batuk berdarah. Shock? Jelas! Merasa kesakitan, sudah pasti. Tenggorokanku mengalami iritasi akibat batuk parah yang kuderita.
Sebenarnya tak hanya batuk yang kuderita tapi juga demam, pilek, sakit kepala dan dua gejala yang paling ditakutkan saat itu yaitu hilang aroma (indera penciuman) dan hilang rasa (indera perasa)? Betul sekali. Itu lah gejala pembeda dari COVID-19 dan sakit flu biasa.
Sejak varian Delta dikabarkan masuk ke Indonesia, aku sudah amat khawatir. Rasanya kesal sekali dengan mereka yang datang membawa varian itu dan pemerintah yang tidak ketat dalam mencegah penyebaran melalui kedatangan dadi negara asal varian Delta yaitu India.
Berbagai pencegahan telah kami lakukan. Menjaga protokol kesehatan, makan makanan bergizi, minum multivitamin dan herbal, berjemur di jam-jam terbaik, mengurangi kegiatan di luar rumah. Namun semua yang kami lakukan itu tak serta merta membuat kami lolos dari varian Delta.
Bagai benteng yang telah terkepung. Tetangga-tetangga kami sudah banyak yang jatuh sakit dengan gejala COVID-19. Begitu juga orang-orang yang kami temui di luar baik disengaja maupun tidak. Makhluk yang sebegitu kecilnya memang bisa saja menyelinap masuk ke organ tubuh siapa saja termasuk kami sekeluarga.
Awalnya ibuku, lalu menular ke bapak dan terakhir kepadaku. Kami bertiga terkapar di rumah dengan sakit yang sama. Seorang sahabat yang juga seorang tenaga kesehatan menyarankan kami untuk tes PCR agar mengetahui secara valid bahwa itu benar-benar COVID-19 atau bukan agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Jujur kami justru takut jika dinyatakan positif COVID-19 dan akhirnya harus di isolasi di rumah sakit. Membayangkan betapa akan bertambah depresinya kami jika harus diisolasi. Pikir kami saat itu, yang penting tidak sampai sesak nafas.
Sempat ada niat untuk pergi ke puskesmas tapi nyatanya puskesmas juga tutup karena sebagian besar tenaga kesehatannya pun terpapar COVID-19. Kami juga mendapat kabar jika rumah sakit sudah tidak bisa menampung lagi pasien COVID-19.
Akhirnya kami tetap pergi berobat namun hanya ke dokter umum. Sungguh aku dibuat heran, klinik tersebut sangat padat dengan pasien. Aku pun harus menunggu dari jam 9 pagi hingga jam 1 siang. Menunggu selama itu dengan kondisi badan yang sudah tidak karuan. Rasanya ingin pingsan saja, tapi tidak bisa.
Hari-hari kulalui dengan penuh lara. Ada satu alat yang cukup membantuku untuk dapat mengurangi frekuensi batukku. Benda itu adalah inhaler dragon. Bagai ventilator, inhaler itu aku hirup setiap saat. Tak ingin menyerah dengan keadaan, aku pun mencari obat batuk mujarab di YouTube. Sampai akhirnya aku menemukan obat batuk bernama Nin Jiom Pei Pa Koa-obat batuk yang ramuannya berasal dari China. Aku sudah memastikan bahwa obat ini sudah BPOM dan juga halal. Alhamdulillah dengan ikhtiar meminum obat ini lambat laun batukku mereda hingga akhirnya sembuh.
Sakit kala itu menjadi sakit paling parah sepanjang hidup. Alhamdulillah kami masih mendapatkan bantuan dan perhatian dari keluarga, saudara dan teman saat menjalani isolasi mandiri. Betapa menjalani peran sebagai makhluk sosial yang baik menjadi sangat berarti ketika kita mengalami musibah. Belajar untuk bisa mengontrol pikiran dan emosi untuk bersabar, menjaga semangat untuk sembuh dan tetap beribadah serta berdoa di saat terkena musibah adalah hikmah dari menghargai setiap detik yang masih Allah berikan. Sakit ini menjadi peringatan bahwa, makhluk terkecil di dunia pun bisa membuat kita tak berdaya. Mau apalagi yang kita sombongkan sebagai manusia?
0 notes
Text
Jarak
Akhir Juni 2021, kami menitipkan Aldrin ke tempat Bapak Ibu karena ada acara keluarga di Jakarta. Saat itu ibu sehat namun sempat nyeletuk kalau tenggorokannya kurang nyaman. Sepulang dari Jakarta, kami menginap beberapa hari di rumah Bapak Ibu. Ibu mulai demam dan batuk pilek, namun sudah periksa dan minum obat dokter.
Tanggal 30 Juni 2021 malam saat masuk ke kamar ibu untuk beres-beres, ibu masih tiduran dan ngendiko agar tidak perlu dirapikan karena khawatir saya ketularan masuk angin. Tak acuh, saya tetap merapikan kamar sambil membubuhkan peppermint oil ke selimut dan sprei agar nafas Ibu lega.
"Nin, kok oil nya dikit bgt, belum kerasa."
Deggg. Pdhl tadi saya membubuhkan banyak-banyak dan aroma peppermint sudah memenuhi kamar.
"Buk.. Coba ini dibauin."
Saya menyodorkan botol kecil oil itu ke dekat hidung ibu. Kemudian ibu bilang kalau tidak mencium bau apa-apa.
Panik melanda tapi saya mencoba tetap tenang dan berusaha berpikir jernih. Bergegas saya menghubungi budhe yg kerja ke RS untuk bertanya terkait swab. Bapak pun saya minta untuk menjaga jarak dari Ibu.
Kami kemasi barang dan menggendong Aldrin yg sedang tidur. Sedari tadi ia juga tiba-tiba demam. Malam itu kami pulang ke rumah dan mampir ke apotek terdekat untuk membelikan Aldrin paracetamol. Di tengah jalan pulang ke rumah, kami memutuskan belok ke IGD untuk memeriksakan Aldrin agar hati kami lebih tenang.
Sesampainya di rumah, Aldrin langsung minum paracetamol dan kembali tidur. Perasaan saya tentunya tidak karuan. Kami memutuskan untuk selalu menggunakan masker di dalam rumah. Malam itu saya langsung sibuk berkirim pesan. Menanyakan jadwal swab, bertanya terkait obat, dll, sembari memantau Aldrin yg sudah bisa tidur dengan nyaman.
Subuh tanggal 1 Juli 2021 kami berkirim pesan di grup kluarga. Dibantu budhe, ibu bisa swab segera. Sekitar pukul 11.00 hasilnya keluar. Dan, ya, ibu positif Covid di kala lonjakan varian Delta.
…. To be continued
#30hbc2314 #30hbcjarak #ceritanina #throwback2022
1 note
·
View note
Text
LEBIH HALUS WA 0823.2828.2329 MENJUAL Obat Wasir Recommended Palopo
LEBIH HALUS WA 0823.2828.2329 MENJUAL Obat Wasir Recommended Palopo
Harga Qusthul Hindi Obat Covid, Jual Qusthul Hindi Di Malang, Jual Qusthul Hindi Gresik, Jual Qusthul Hindi Madiun, Jual Qusthul Hindi Makassar, Jual Qusthul Hindi Di Bekasi, Apa itu qusthul hindi? Jual Qusthul Hindi Bandung, Jual Qusthul Hindi Bekasi, Jual Qusthul Hindi Sidoarjo, Qust al hindi lebih akrab dipanggil sebagai kayu indiayang mungkin tidak asing di telinga anda. Karena qusthul…
View On WordPress
0 notes
Text
REKOMENDASI WA 0823-2828-2329 AGEN Qust Al Hindi Pekanbaru Lumajang
REKOMENDASI WA 0823-2828-2329 AGEN Qust Al Hindi Pekanbaru Lumajang
Obat Covid Hindi,Obat Covid Murah,Obat Covid Sementara,Obat Covid Yang Menyerang Lambung,Jenis Obat Covid,Obat Corona Apa Ya, Masa Pandemi seperti ini semua orang sibuk berburu dan berebut obat, jamu dan suplemen diberbagai tempat yang dipercaya bisa menangkal maupun mengobati covid dengan bersumber KATANYA tanpa tahu dasar pengetahuan dan kebenarannya. Tentu ikhtiar itu memang diharuskan,…
View On WordPress
#Manfaat Minum Qusthul Hindi#Manfaat Qusthul Al Hindi#Obat Covid Batuk#Obat Covid Dengan Isolasi Mandiri#Obat Covid Isoman#Pemakaian Qusthul Hindi
0 notes
Text
Mengapa Omicron Kok Ada yang Sembuhnya Cepat, Ada yang Lambat? Ternyata Ini Sebabnya
Mengapa Omicron Kok Ada yang Sembuhnya Cepat, Ada yang Lambat? Ternyata Ini Sebabnya
Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron. (Photo by starline on Freepik) Varian Omicron yang kini merebak diyakini memicu gejala lebih ringan dibanding varian Corona lainnya. Lantas jika penyembuhannya relatif lebih cepat, butuh berapa hari untuk pasien varian Omicron, dinyatakan sembuh dan negatif COVID-19? Menurut spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan…
View On WordPress
#Beda Omicron dengan batuk flu#Beda Omnicron dengna flue#COVID-19 varian Omicron#Gejala Omnicron#Obat Omnicron#Omnicron
0 notes
Text
TUBUH JADI BUGAR WA 0823.2828.2329 AGEN Kayu India Adi Hidayat Balikpapan
TUBUH JADI BUGAR WA 0823.2828.2329 AGEN Kayu India Adi Hidayat Balikpapan
Obat Untuk Hilang Penciuman, Obat Untuk Hilang Penciuman Dan Perasa, Obat Untuk Hilang Perasa, Obat Untuk Hilang Rasa, Obat Untuk Hilang Rasa Dan Bau, Obat Untuk Hilang Rasa Penciuman CARI TAU TENTANG QUSTHUL HINDI YUK… Qusthul Hindi itu apa sih? Jadi Qusthul Hindi itu adalah sebuah obat obatan herbal yang mempunyai segudang manfaat loh. Ini berasal dari jenis tanaman Costus yang berasal dari…
View On WordPress
#Obat Covid Delta#Obat Covid Demam#Obat Covid Dengan Gejala Batuk#Obat Covid Dengan Gejala Hilang Penciuman#Obat Covid Dengan Isolasi Mandiri#Obat Covid Ditemukan
0 notes
Text
ANTI VIRUS WA 0823.2828.2329 GROSIR Obat Asam Lambung Alami Yang Manjur Mojokerto
ANTI VIRUS WA 0823.2828.2329 GROSIR Obat Asam Lambung Alami Yang Manjur Mojokerto
Obat Alami Corona Delta, Obat Alami Buat Sakit Maag, Obat Alami Buat Maag Kronis, Obat Alami Buat Maag, Obat Alami Batuk Pilek Orang Dewasa, Obat Alami Batuk Orang Dewasa Obat Alami Asam Lambung Menurut Islam, Obat Alami Asam Lambung Itu Apa, Obat Alami Asam Lambung Gerd, Obat Alami Asam Lambung Dengan Cepat, Obat Alami Asam Lambung Dan Tipes, Obat Alami Asam Lambung Dan Darah Rendah Qust Al…
View On WordPress
#Obat Alami Asam Lambung Naik Ke Kerongkongan#Obat Alami Asam Lambung Naik Ke Tenggorokan#Obat Alami Asam Lambung Naik Kepala Pusing#Obat Alami Asam Lambung Sembuh Total#Obat Alami Asam Lambung Terbaik#Obat Alami Batuk Covid
0 notes
Text
MULTI MANFAAT WA 0823.2828.2329 PUSAT GROSIR Jenis Obat Herbal Maag Sabang
MULTI MANFAAT WA 0823.2828.2329 PUSAT GROSIR Jenis Obat Herbal Maag Sabang
Obat Herbal Asam Lambung Anak, Obat Herbal Asam Lambung Ampuh, Obat Herbal Asam Lambung Alami, Obat Herbal Asam Lambung Akut, Obat Herbal Asam Lambung Adalah, Obat Herbal Alami Buat Tipes Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadl telah mengabarkan kepada kami Ibnu ‘Uyainah dia berkata: saya mendengar Az Zuhri dari ‘Ubaidullah dari Ummu Qais binti Mihshan berkata: saya mendengar Nabi ﷺ…
View On WordPress
#Obat Covid Delta#Obat Covid Demam#Obat Covid Dengan Gejala Batuk#Obat Covid Dengan Gejala Hilang Penciuman#Obat Covid Dengan Isolasi Mandiri#Obat Covid Ditemukan
0 notes
Text
BERKUALITAS WA 0823.2828.2329 JUAL Ramuan Herbal Untuk Mengembalikan Penciuman Yogyakarta
BERKUALITAS WA 0823.2828.2329 JUAL Ramuan Herbal Untuk Mengembalikan Penciuman Yogyakarta
Obat Anti Virus Pilek, Obat Anti Virus Untuk Anak, Obat Anti Virus Untuk Covid, Obat Anti Virus Untuk Flu Dan Batuk, Obat Antibiotik Untuk Covid 19, Obat Apa Saja Yang Diberikan Untuk Pasien Covid QUSTHUL HINDI OBAT HERBAL ALAMI YANG MEMILIKI BANYAK MANFAAT ORIGINAL ASLI 100% LANGSUNG DIIMPORT DARI ARAB SAUDI (TANGAN PERTAMA) Obat Asam Lambung Herbal Apa, Obat Asam Lambung Herbal Rumah, Obat…
View On WordPress
#Obat Batuk Herbal Yang Bagus#Obat Batuk Herbal Yang Paling Ampuh#Obat Batuk Karena Virus Corona#Obat Batuk Kering Untuk Covid#Obat Batuk Pilek Ramuan Herbal
0 notes
Text
Perkara Rokok Jahanam.
Kalau ngomongin soal rokok ini emang ngga ada habisnya. Aslian deh.
Tapi disclaimer dulu, aku ngga menerima debat apapun tentang rokok. Ini cuma uneg-uneg aku sebagai orang yang keluarganya sakit akibat rokok.
Di postingan sebelumnya, aku cerita marah-marah karena mas bodjo diem-diem mulai merokok lagi. Oh iya, untuk itu aku berhak marah karena kami suami-istri, aturan di rumah kami salah satunya tidak boleh ada rokok di antara kami. Dah. Gitu aja.
Tahun 2019, bapak divonis tbc. Sebelumnya bapak adalah perokok aktif dengan intensitas cukup padat dan boros. Kala itu bapak udah stop rokok dari sekitar tahun 2015an lah. Jadi total 4 tahun sampai kemudian bapak terpapar tbc entah dari mana. Mungkin ketika dia merantau di Kalimantan atau apalah, aku juga ngga tahu.
Sampai 2020 awal, bapak sudah dinyatakan sembuh berkat terapi obat selama 6 bulan lamanya. Udah, ya. Sekeluarga sudah merasa plong meski aku yang was-was karena punya anak bayi.
Tahun 2021, ibuk pneumonia. Ini pernah aku ceritain di beberapa postingan sebelumnya. Tapi, pneumonia ibuk bukan karena covid. Heran ngga? Padahal covid lagi tinggi-tingginya kala itu. Menurut almarhumah mbok Yem, ibuk emang langganan batuk parah sejak kecil. Iyesss, sama denganku. Aku juga langganan batuk dulu, kalau batuk bisa lama sekali. :')
Cuma mungkin karena ibuk tinggal lama dengan bapak yang perokok aktif, pneumonia ibuk ngga sembuh-sembuh, ya? Entah. Aku ngga ngerti, tapi sepertinya memang berhubungan. Kalau lihat langsung gimana batuknya ibuk, orang ngga akan tega. Karena kayak batuk yang beraaaaat banget. Seperti ada yang nyangkut di tenggorokannya.
Aku paling suebeeeeel sama orang perokok yang ngga tahu adab. Catat, ya! Ngga tahu adab.
Yang kayak gimana tu?
Yang kalau ada ibu hamil atau bayi, bukannya pergi malah santai aja ngerokok. Atau yang nggak ijin dulu ke orang yang sedang diajak bicara. Duh, nggak banget.
Orang-orang sebenernya ngerti tuh kenapa rokok dilarang, cuma karena enak aja jadi tetep dilakuin.
Aku pernah bilang ke mas bodjo, "iya gapapa ngerokok sesekali, tapi sekali ngerokok kamu pasti ketagihan, jadi berkali-kali."
Dan emang terbukti, kemarin dia ngerokok berkali-kali. Begitu habis sebungkus, beli lagi. Gitu terus. Mana sok-sok'an minta uang dijatah biar ngga beli rokok katanya, tapi tetep aja beli. Of course, ini memicu pertengkaran di antara kami.
Rokok, kalau sudah ketagihan, pasti bikin penggunanya denial. Berusaha mencari alasan apapun yang terdengar logis (padahal nggak sama sekali) biar tetap bisa merokok dengan bebas. Padahal yaaaaa, tetep aja, rokok itu merusak.
Terutama bapak-bapak yang sudah beranak-istri. Kok ya tega-teganya? :')
Aku pernah lo membandingkan anak yang tinggal dengan ayah yang perokok dengan anak yang tinggal dengan ayah bukan perokok. Hasilnya?
Anak yang tinggal dengan ayah perokok lebih rentan sakit. Batuk pilek bisa sampai 3x sebulan. Bayangkan? Apa ngga kasian? Gimana bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal coba kalau bentar-bentar sakit?
Sedangkan anak yang tinggal dengan ayah yang bukan perokok, bisa sampai 3 bulan sekali baru batuk pilek. Itupun karena tertular temannya, yaitu si anak yang tinggal ayah yang perokok.
Iya, yang kujadikan perbandingan adalah anakku dan anak tetanggaku.
Anakku, karena suamiku bukan perokok, dia sakit hanya jika tertular dari anak tetanggaku ini. Anak tetanggaku ini bener-bener langganan batuk pilek. Ya gimana ya, di daerahku lumrah sekali pemandangan bapak-bapak merokok sambil gendong anak. Yang mana asapnya udah pasti nyembur ke si anak. :')
Aku selalu ingat ketika aku dicap orang judas dan jahat karena negur para perokok yang ngga tahu adab ketika menjenguk anakku yang baru lahir. Bahkan pernah ada yang bilang aku kurang ajar sama mertuaku karena melarangnya berdekatan dengan anakku ketika sedang merokok.
Iya gapapa, biarin, yang penting anakku sehat.
Aku masih trauma ngebayangin sakit hatinya temenku yang anak bayinya meninggal karena pneumonia. Itu terjadi di awal-awal aku melahirkan. Rasanya stres banget sampai aku hampir baby blues.
Beneran ngga tega dan takut mengalami hal yang sama.
Iya, memang anak itu titipan Tuhan yang bisa sewaktu-waktu diambil oleh-Nya. Tapi apa kita pernah siap ketika mereka beneran diambil?
Makanya, kembali ingat apa alasan kita ingin punya anak. Ketika mereka dititipkan, maka menjaga mereka dengan segala hak dan kewajiban itu sudah mutlak. Apalagi urusan kesehatan dan kelangsungan hidup mereka. Ya jangan disepelekan!
Memutuskan menjadi orang tua artinya ya harus siap dengan segala konsekuensi. Termasuk dengan menahan diri nggak merokok demi mereka. Mereka berhak loh ditemani orang tuanya sampai dewasa. Mereka juga berhak hidup sehat, menikmati segala momen dengan orang tua yang juga sehat. Jadi plisss ya suamiku, mas bodjoku, cintaku. Sesungguhnya tulisan ini kubuat untuk dirimu. Kalau ada hal yang bikin kamu pusing, cerita ke aku. Mungkin aku nggak sepenuhnya ngerti apa yang kamu ceritain, atau bahkan nggak bisa ngasih solusi. Tapi berhubung kita udah menikah, berbagi itu wajib. Jangan tiba-tiba kamu lari ke rokok! Aku rela perang demi kamu nggak merokok. Demi deh.
Aku bahkan sampai kepikiran nggak mau punya anak lagi kalau mas bodjo ngeyel tetap merokok. Wkwkwk. Ya kan ngapain ya punya anak tapi bapaknya ngga sepenuhnya sayang. 🙂
Dah ah, capek juga ngetiknya. Hehehe.
2 notes
·
View notes