#NGAFAL
Explore tagged Tumblr posts
Text
H-101 Ramadan
Pearl Lessons from Ngafal Ngefeel: Dive into Surah Al-Qiyamah verse 2,
"When we messed up, don't worse ourselves to be a bad person. Just keep doing good things and let Allah elevate us to be someone greater than our past."
#forkatannaml#lovelyprimroses#waktuterbit#quotes on tumblr#Ramadan countdown#ngafal ngefeel#al-qiyamah#tadabbur quran#beautiful words
1 note
·
View note
Text
Mereka tanya ke aku “Qodamnya apa” aku nggak tau dan kata ranghorang biasanya aneh aneh, ku jawablah “buroq berkecepatan tinggi” terus ku tanya balik, mereka jawab “kepiting sekop sekop”. Ya Allah humorku😭
Gapapa deh, yang penting satu surat udah well memorised ya Nak. Semangat ngafal surat selanjutnya, keep it up, Sholih⭐️
8 notes
·
View notes
Text
Pesan Kebaikan dari Ngafal Ngefeel 🌱
Silakan kawan-kawan sekalian, pesan kebaikan dari kakak-kakak tim Ngafal Ngefeel. Sabi banget join channel Telegramnya di t.me/ngafalngefeel20 atau dengerin untaian podcastnya.
Oh ya, bisa juga akses di hiji.link/ngafalngefeel 🌟
34 notes
·
View notes
Text
Terkondisikan #1
Percaya tidak, kalau segala sesuatu di dunia ini, terjadi karena sudah Allah kondisikan? Misalnya, saat tiba-tiba menemukan bahwa temanmu juga mengenal temanku? Saat dunia serasa tak selebar daun kelor, saat jadwal musim kemarau namun hujan tetap saja datang, dan lain sebagainya.
Akhir pekan kemarin saya naik gunung bersama lima orang lain. Hari sebelumnya saat menyimak sesi Ngafal Ngefeel di Semarang, saya terkesima dengan banyak hal yang disampaikan, Miracles of Qur’an. Terus membatin dalam hati, “Ya Allaah. Besok pas muncak, tolong hadiahkan pada hamba nikmat memandang langit, nikmat melihat gemerisik pohon, nikmat merasakan angin, yang bisa membuat hamba semakin mengagumi segala keagungan yang ada.”
Lalu saat di gunung, ada salah satu hal yang membekas. Saat itu adzan maghrib, kami berhenti sejenak menunggu adzan selesai. Saya memutuskan duduk di akar-akar pohon sambil menatap ke depan. Karena langit masih cukup terang, bayang-bayang pohon juga masih terlihat. Dan entah kenapa, saat adzan, angin yang daritadi menggoyangkan pohon, tiba-tiba berhenti.
Suasana menjadi sangat tenang. Saya coba fokus pada suara adzan yang masih terdengar, sembari mulai berkaca-kaca entah kenapa hehe. “Yuk..”, begitu ajak seseorang untuk melanjutkan perjalanan. Tanpa saya sadari, rombongan lain sudah tak lagi terlihat beristirahat. Kami bergegas. Saya berjalan sambil menunggu momen adzan benar-benar berhenti, dan gemerisik daun mulai terdengar lagi.
Saya membayangkan tadi alam ikut diam mendengarkan Allah memanggil, kemudian turut berdoa dan memuji Allah setelahnya. Manisnya :”) Sangat ingin kan Allah rezekikan rasa dalam hati untuk mengindera kemanisan yang ada di sekitar? Semoga, ya!
----------------------------
Merenung di kamar, 28/12/2022 | 7:56 WIB
19 notes
·
View notes
Text
Si Ade
Malam kemarin si ade dapat jatah telfon dari pesantren, dan kebetulan di rumah beranggotakan lengkap tanpanya. Diputerlah itu hp dari Abi, Umi, Mintul, dan terakhir aku.
Terdengar isak tangis sesenggukan dari suara hp itu. Pengen ketawa tapi takut dosa wkwkkw, pasalnya dulu aku pernah di posisi itu, duh kenapa ya dulu gitu aja ditangisin.
Pas aku yang giliran menerima, si ade suaranya udah nangis sesenggukan susah ngomong, "mbaa.. ustadzah tahfidzku galak, aku capek ngadepinnya, padahal aku ngafalnya lancar-lancar aja tapi kenapa aku muluu yg disalahinn" setelah ituu si ade nangis lama 😭
"Dek, aku cuma bisa ngasih sabar sama semangat, siapa tau ini jadi pelajaran buat pendewasaan kamu, siapa tau diluar sana kamu udh biasa kalau ketemu org yang lebih parah dari itu." Kata si mba yang sok dewasa ini 😌
Gak bisa dipungkiri, ujian menghafal itu bukan cuma susah ngafalnya aja, tapi gimana kita sabar sama guru yang ucapannya kramat bgt, temen halaqoh yang ga sesuai atau bahkan ujian ngantuk dan muak bgt buat setoran.
Penelfonan ini berujung cerita sampe si ade ketawa ngakak. Yaa seenggaknya ada andil biar doi gak sedih lagi 😇
Ceritanya si ade jadi buat aku nostalgia, gimana susahnya ngafal, tapi sekarang menghilang satu persatu, lupa akan perjuangan dulu. Cerita si ade, yang buat aku semangat lagi buat murajaah dan tilawah. Walau gak bisa sekondusif dulu, tapi seenggaknya pengen lagi merasakan nikmatnya baca quran tanpa lihat wujudnya 🥹
2 notes
·
View notes
Text
Lagi ngomongin persiapan wisuda kampus bersama Bude, eh akhirannya...
🧕🏻: "Biasa aja ya Dil wisuda kampus?"
🧕🏻: "Iyaaaa, aku udah pernah wisuda tahfidh, lebih keren. Mungkin karena perjuangan kuliah ngga kaya ngafal jadi rasanya biasa aja"
🧕🏻: "Apa lagi kalau nanti wisuda lagi disebut bil ghoib, 30 Juz"
2 notes
·
View notes
Text
Candu muroja'ah, candu ziyadah, candu tilawah. Siapa coba yang gak pengen?
Dikira kopi aja apa ya yang bikin candu..
Sama senyuman dia..hehe
Aba ada 4 cara supaya candu ngafal qur'an.
Gimanakah cara itu?
1. Ketika bangun tidur, tanamkan dalam diri, bahwa ngafal qur'an, baca qur'an, muroja'ah itu meng-asyikkan. Caranya? Bilang aja sama diri, "hai diriku, ngafal qur'an itu asik dan menyenangkan". Sembari tunjukkan senyum terbaikmu untuk dirimu sendiri🥰
2. Hadirkan Allah saat menghafal qur'an. Dalam artian, selalu libatin Allah. Allah dulu. Allah lagi. Allah terus. Disaat antum libatin Allah, maka Allah akan berikan kemudahan dan kenyaman antum dalam menghafal.🥺
3. Malu pada diri sendiri nak. Oke, saat ini kita ngafal di usia muda. Tapi malu gak sih kalo ternyata diluar sana ada nenek nenek usia renta. But, still happy dan semangat gitu ngafal qur'an. Nah,.klo kita yang muda aja futur. Apa gak malu sama beliau beliau? 😷
4. Start from now. Jadikan menghafal itu kebutuhan. Kalo gak ngelakuin itu, ada sesuatu yang kurang. Dan antum bakalan gak nyaman. Pernah kan felling like that? 😊
Mengasikkam bukan? 😊
Mau dapat materi seputar menghafal qur'an dan motivasinya? Bahkan ada kuis murojaah online juga?
🔥👉 follow @abalaits
🔥👉 sharing bagaimana cara menghafal al-Qur'an 10 menit perhalaman
🔥👉 bangun istiqomah dan semangat dalam berislam
__________________________
#menghafalquran #hafalanquran #quran #motivasitahfidz #penghafalquran
#dakwah#asolstais_elkaffah#repost#muslimah#selfreminder#hijrah#oneminutebooster#quotes#islam#pemudahijrah#hafalanquran#murojaah#murnisetya#murottal#murottalmerdu
8 notes
·
View notes
Text
Mutiara Hikmah Surah As-Sajdah
Bulan ini aku sedang mengikuti program hafalan surah As-Sajdah dari Ngafal Ngefeel. Selain setoran dan tadabbur ayat tiap hari, ada focus group discussion (FGD) untuk sharing hikmah atau tadabbur ayat favorit dari sesama peserta. Semua peserta sepakat kalau setiap ayat di surah As-Sajdah punya kesannya masing-masing dan tidak akan cukup kalau dibagikan dalam waktu beberapa menit. Di sini, aku akan mencoba merangkum beberapa mutiara hikmah yang kudapatkan dari sesama peserta.
Tentang Syukur
ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur. — As-Sajdah [32]:9
Ayat ini mengingatkan kembali betapa banyak kasih sayang dan nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai manusia, tapi sedikit sekali rasa syukur kita. Semoga Allah selalu lembutkan hati kita agar mudah bersyukur terhadap karunia-Nya.
Tentang Iman
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ Lambung (tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk salat malam) seraya berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap (akan rahmat-Nya) dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. — As-Sajdah [32]:16
Ayat ini mengingatkan kembali bahwa agar level keimanan kita terus terjaga, maka kita harus selalu berusaha untuk menjaga salat malam. Dan agar bisa mendirikan salat malam, selain memohon pertolongan kepada Allah, kita harus senantiasa menjauhkan diri dari maksiat dan hal-hal yang haram. Tidak terbangun atau bangun tapi tidak mampu mendirikan salat malam bisa jadi tanda-tanda kalau ada dosa yang dilakukan atau hal haram masuk ke dalam tubuh. Semoga Allah mampukan kita untuk selalu mendirikan salat malam.
Tentang Peringatan
وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar). — As-Sajdah [32]:21
Ujian atau musibah yang menimpa kita di dunia ini, semoga mampu membuat kita kembali ke jalan yang benar dan lebih dekat kepada-Nya. Jangan sampai di akhirat nanti, kita mendapat azab yang lebih besar.
Tentang Sabar
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami. — As-Sajdah [32]:24
Seumur hidup, kita akan selalu dihadapkan pada ujian kesabaran. Bersabar dalam ketaatan dan menahan diri dari kemaksiatan. Bahkan dalam menghafal Qur'an sekalipun, meski harus terseok-seok, kita harus bersabar dan selalu yakin bahwa Allah akan mudahkan.
---
Ya Allah, jadikanlah Al-Qur'an sebagai penyejuk hati kami, cahaya yang menyinari dada kami, pelipur duka kami, dan penghapus kesedihan kami, aamiin.
2 notes
·
View notes
Text
Sebuah awalan surah yang dimana Allah ngajak kita berfikir. Dengan sebuah pertanyaan yang sebenernya bukan pertanyaan, sebuah pertanyaan yang sebenernya itu sindiran dengan melempar kita jauh ke masa lalu
Suatu masa yang duluuuu banget, beratus-ratus tahun yang lalu. Dimana bumi ini ada tanpa wujud manusia. Ketika kita ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Tercipta aja belum apalagi dikenal. Waktu dimana kita itu terlalu hina dan terlalu lemah.
Kalo kita liat diawal ayat ini pakenya هَلْ, yang artinya tuh "Bukankah" atau bisa juga "apakah". Seakan-akan Allah tuh kayak nanya gitu sama kita. Padahal seperti yang kita tau, ga mungkin Allah tuh nanya sama kita kan? Karena Allah itu Maha Mengetahui atas segala sesuatunya bahkan sampe ke hal yang tak terlihat sekalipun.
Ahli bahasa juga nyebutin bahwa kata هَلْ ini punya beberapa fungsi, bisa buat pengingkaran, pengingat, bisa juga buat penekanan dan penegasan kaya yang diayat ini. Seolah olah Allah itu kaya negesin ke kita, berfungsi sama kaya Qad (sungguh).
"Sungguh! Pernah datang pada manusia suatu zaman dimana mereka itu dulunya ga disebut sebut bahkan ga ada!!".
Kalo kita coba refleksikan. Allah tuh disini mau ngingetin, mau negesin ke kita manusia yang seringkali lupa atau bahkan pura-pura lupa. Bahwa dulu tuh kita ini bukan siapa-siapa, bukan apa-apa. Kita tuh dulu belum tercipta apalagi dikenal, ga berbentuk. WE'RE SOOO NOTHING IN THE PAST!!! Terus kenapa sekarang kita tuh seringkali sombong, sombong dengan apa yang kita punya, sombong dengan jabatan yang kita miliki, sombong dengan segala pencapaian yang udah kita dapet. Dan kenapa ketika Allah kasih kesempatan buat belajar, kita juga jadi ngerasa paling pinter, paling jago dan paling-paling lainnya? 🤧🤧
Ini salah satu ayat yang cukup dalem banget buat Ratna pribadi. Ngingetin Ratna kalo kita ini tuh lemah banget. Kalo bukan rahmatnya Allah, mungkin kita ga bisa sampai disini, di dunia ini, dan di ramadhan tahun ini. Dan kita ini bukan siapa-siapa, karena tanpa ada usaha-usaha manusia pun, dunia ini tetep berjalan sebagaimana mana mestinya, Pepohonan tetep bertumbuh, angin tetep berhembus, bumi juga tetep berputar sesuai dengan rotasinya. Kita ga punya andil apa-apa!!.
Allahu ta'ala a'lam
Kalo mau denger tadabbur surah Al Insan lebih banyak lagi, bisa banget dengerin podcastnya ngafal ngefeel spesial the abroor
3 notes
·
View notes
Text
Terjebak Mentalitas Korban
Selama satu bulanan ini, aku lagi ikut program hafalan dari Ngafal Ngefeel. Dikomunitas ini, kita didorong untuk menghafalkan satu surat pendek di Alquran, dan diusahakan untuk ditadabburi maknanya setiap hari.
Alasan utamaku ikut program ini adalah, jelas, agar aku bisa mendapatkan circle baru yang positive. Mempunyai teman yang itu-itu aja ternyata agak membosankan, walaupun aku tetep menghargai mereka sebagai teman, dan berusaha untuk ada ketika mereka membutuhkan support atau bantuan. Dengan bergabung di kegiatan ini, aku berharap banget bisa dapet banyak temen baru yang sama-sama lagi berusaha deket ke Allah. Wahh, masyaallah sekali ya, hihii.
Tapi, masalah itu datang. Ternyata, apa yang aku bayangkan di awal tadi cukup bertolak belakang dengan realitas yang ada. Kegiatan ini, khusunya di batch ini, kurang mempunyai engagement yang kuat. Ngga ada interaksi yang hangat didalam grup WA, zoom, atau apapun. Aku ngerasa selama ini ya aku cuma hafalan - membaca - setoran, dan diulangi seperti itu setiap hari. Aku ngga mendapatkan circle yang aku butuhkan. Padahal, circle adalah hal kedua yang betul-betul aku harapkan di kegiatan ini.
Aku mengeluh, ngerasa bahwa apa yang aku usahakan selama ini ngga berjalan sesuai ekspetasi. Puncaknya, aku curhat ke temenku (yang juga pernah ikut program ini 2x). Begini chat nya.
Coba perhatikan lagi chat paling akhir "Barangkali, kamu ditakdirkan menjadi inisiator peramai grup itu Do."
Dari kalimat itu, aku jadi sadar, bahwa kesedihan yang aku rasakan selama ini bukanlah karena situasi yang ada, tapi karena aku terjebak pada mentalitas korban.
Mentalitas korban adalah situasi dimana kita cenderung mengambil perspektif bahwa kita adalah korban dari kondisi kehidupan yang ada. Kita merasa ngga punya power untuk mengubah kondisi yang ngga nyaman di diri kita.
Di kasus ini, mentalitas korbanku mengarahkan aku ke sebuah pandangan bahwa aku udah salah memilih program, salah memilih komunitas, dan semua yang ada didalamnya adalah sesuatu yang ngga bisa diubah. Padahal, kita bisa melakukan usaha untuk mengubah kondisi itu.
Di kejadian ini, sebetulnya aku bisa aja nge chat semua temen-temen yang ada di grup ini; memperkenalkan diri siapa aku dan ijin untuk menyimpan kontaknya. Barangkali, dari situ aku bisa mendapatkan teman baru dan bisa menjalin pertemanan baru yang baik. Akupun heran, kenapa aku ngga kepikiran itu dari dulu, padahal konsep ini sudah pernah aku baca 1 tahun silam di salah satu bukunya Ust Salim A Fillah. Konsep itu betul-betul pernah aku hafal bahkan aku terapkan di awal-awal tahun aku belajar tentang prinsip itu, dulu.
Kadang kita memang membutuhkan teman yang bisa memberikan peringatan. Bukan karena kita tidak tahu, tapi karena kita sering lupa apa yang pernah menjadi prinsip kita di masa lalu.
Dan aku juga meyakini, bahwa mentalitas korban ini mungkin juga pernah kamu hadapi. Tentang dosen akademik yang judes, bos kantor yang menurutmu toxic, atau mungkin tentang kondisi kehidupan yang menurutmu sedang berwarna kelabu.
Jangan fokus kepada apa yang terjadi, karena itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Fokuslah kepada apa yang bisa kita lakukan, agar situasi ini bisa berubah, karena kamu adalah pemeran utama dalam kehidupanmu.
—
--
Note:
Tulisan ini adalah hasil karyaku mengikuti tantangan 30 Writing Challange. Selain berbentuk tulisan, aku juga menyempurnakan gagasan yang tertuang disini dalam bentuk gambar seperti yang teman-teman bisa lihat diatas. Gambar tersebut adalah hasil karya Artificial Intelligence yang selalu berkaitan dengan topik yang sedang diangkat, agar bisa lebih membawakan emosinya.
Terimakasih telah membaca!
2 notes
·
View notes
Text
Tidak hanya sebatas lisan, hadirkan hati juga pikiran.
Keren banget ya kalo kita baca Quran, nggak hanya baca sampe kerongkongan tapi dibaca artinya dan ditadaburi maknanya. Quran tuh nggak cuma tulisan bahasa arab secara sambung menyambung dan diatur dengan ilmu tajwid, tapi pedoman hidup - way of life- dalam semu aspek. Mo sosial, humanisme, ekonomi, sejarah, politik, apalagi sains. Quran tuh ngajak manusia buat kritis lho, nuatin strong why. Allah sendiri directly said “Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”(apakah kamu tidak menggunakan akalmu).
Dari kutipan tersebut seharusnya menjadi seorang muslim adalah menjadi manusia yang mau berpikir, mau thalibul 'ilmi, minat dan daya literasinya tinggi. Kalo aku boleh kutip dengan adanya Quran we will being "Adil sejak dalam hati dan pikiran" tulisan seseorang. Padahal sejatinya dalam penciptaan langit dan bumi, siang dan malam itu ada kebesaran Allah bagi orang orang yang (mau) berpikir. Problemnya satu, mau berpikir ga?!
Kek misal nih pas baru sholat, dalam al fatihah itu kalo isinya dihayati ada titik penyerahan paling rendah sebagai hamba " hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada Mu kami meminta tolong" atau " tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang engkau beri nikmat atas mereka". Tanda bahwa manusia itu sejatinya lemah dan nggak ada apa apanya. Dari situ kita tau apa sih yang mau diharapin atau diandelin? Terlebih mau sombong tuh ga bakal bisa. Wong kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Ada pemahaman juga bahwa menjadi seorang makhluk sosial, terlebih muslim adalah amanah panjang. Quran juga nyelasin dalam surat At tahrim di sebutkan " hai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka". We have to protect ourself and our family on the long term. Have to protect each other :) Nggak boleh egois, kudu saling mengingatkan dan melindungi dalam kebaikan. Makanya ada tagline friend till jannah, ya karena temen itu salah satu amanah dan tanggung jawab.
Nggak cukup itu doang, sains juga banyak. W as anak eksakta yang tendensi terhadap hal logis, science, dan empiris juga lebih diajak mikir pas baca Quran. As we know, perkembangan janin dalam dunia medis itu kan ada tiga, trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga dengan berbagai perkembangan dan diferensiasinya. Sel membelah secara meiosis lalu terbentuk zigot, morula, blastula, glastula, embrio, hingga janin (anak medika, correct me if am wrong).
Nah di Az Zumar juga jelasin perihal tersebut, gini bunyinya "Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan". Kegelapan itu apa? Nyambung di hadits 'arbain kempat ((suru ngafal blm hafal hafal, cung! im sounding it louder wk) "Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya."
Mo ga amaze gimana lagi coba sama Al Quran. Bayangin 1440 tahun yang lalu ada kitab yang bisa menjawab ilmu modern (embriologi) kek gini. Sebenernya ini lebih menjadi bahan muhasabah diri ini sih, yang sih males baca quran, yang masih galau soal hidup, yang masih rendah literasinya, yang masih kurang dalam semua apek.
Jujur sampe sekarang masih suka lalai terkait hal tersebut, tetapi salah satu doa di ramadhan ini semoga Allah mengizinkan dan memampukan hambanya ini untuk care tentang Quran, terlebihn agamanya. Semoga ramadahn ini menjadi salah satu langkah konkretnya untuk lebih berinteraksi dengan Al Quran ((nggak cuma baca sampe kerongkongan kering)).
Barakallah
2 notes
·
View notes
Text
Pesan Kebaikan dari Ngafal Ngefeel (Part 3)
Ada kondisi yang bisa jadi membuat kita harus kembali ke titik nol. Belum punya apa-apa, belum tau banyak hal, tidak kenal banyak orang, dan beragam keterbatasan lainnya.
Lalu, saat kondisi itu datang, dua di antara hal yang bisa kita lakukan adalah mencoba untuk tidak tergesa-gesa dan tetap percaya, jika Allah memberikan kita kondisi demikian pasti ingin mengajarkan kita suatu hikmah.
9 notes
·
View notes
Text
Terkondisikan #2
Setelah bercerita mengenai pengkondisian Allah dalam perjalanan mendaki, saya teringat suatu momen. Momen itu membuat saya berpikir, “Kok bisa ya. Kalau bukan Allah yang bantu, ga mungkin..”
Saat itu, saya merupakan peserta Ngafal Ngefeel dan sedang dive in Surah Asy-Syu’ara. Dalam satu bulan, saya harus setor beberapa ayat setiap harinya, disertai ikhtiar memahami apa yang terkandung di dalamnya. Mentor saya, Teh Wilda, adalah pribadi yang penuh dengan makna. Hikmah yang dibagi setiap harinya, dalam sekali.
Waktu itu sampailah kami pada ayat 12-13. Ayat ini cukup menantang, harus saya ulangi lagi saat setoran, ada kata yang asing. Selepas menyetorkan hafalan, Teh Wilda bertanya, “Bagaimana Kak Ilmi ayat hari ini?” Saya jujur menganggap ayat ini tak semudah yang lain. Kemudian Teh Wilda lanjut bertanya insight apa yang didapatkan di penyelaman ayat ini. Ayat ini bercerita tentang ketakutan Nabi Musa saat harus menghadap Fir’aun dan kaumnya.
“Berkata Musa: ’Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.’ (12) || Dan (karenanya), sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun. (13)” https://tafsirweb.com/6423-surat-asy-syuara.html
Lalu Teh Wilda menjawab. Itulah, seolah-olah Allah buat kita ikut merasakan suasana yang terjadi dalam cerita. Bukankah di dalamnya termaktub percakapan langsung Nabi Musa dengan Allah? Apakah terbayang bagaimana rumitnya perasaan Nabi Musa saat itu? Deg-degan iya. Bingung iya. Tidak menyangka, apalagi. Lagi, lidah saya Allah yang kondisikan. PR saya mengulang-ulang agar lancar.
Setelahnya jadi terbayang, bagaimana deg-degannya Nabi Musa saat itu :”). Udah jauh-jauh kabur dari Fir’aun, eh malah Allah minta menghadap. Mungkin banget ga sih ngedumel? hehe. Tapi karena itu perintah Allah, Nabi Musa yakin aja, bahwa semua akan baik-baik saja dalam pengondisian dan penjagaan Allah.
Ada satu momen menarik juga selama hafalan surah ini. Saat itu saya sudah standby untuk setoran via telepon. Tiba-tiba Fatih, anak Teh Wilda, menangis bangun tidur. Diajaklah Fatih menerima telepon saya, sambil ditenang-tenangkan. “Kak Fatih.. Kita simak ammah dulu ya, Nak..” begitu kata Teh Wilda.
Saya kemudian tersenyum di seberang telepon. Alasannya? Fatih mendadak diam dan tenang. Menunggu saya menyetorkan ayat, membagikan insight, dan benar-benar diam sampai Teh Wilda selesai memberikan feedback :”) Setelah itu, Fatih menangis lagi, pertanda umma dan ammah harus segera menyudahi telepon. Coba kalau Fatih tetap menangis, mungkin jadwal setoran saya harus diundur hehe. Kalau bukan Allah yang kondisikan Fatih tenang sampai sesi selesai, siapa lagi? :”
Ada banyak sekali hal di luar kendali kita, yang tak bisa dikondisikan. Tapi Allah bisa. Apa sih yang Allah tidak bisa?
----------------------
Dari Jogja, 29/12/2022 | 7:53 WIB
13 notes
·
View notes
Text
A-Social-Mind
Pekan ini lagi assignment week rasanya capek bgt jujur 😭 wkkw. Sebenernya ku sgt memahami kenapa ada assignment dan ku juga tahu bahwa ini utk kebaikanku sendiri mengulang segala pelajaran utk assignment TAPIIII when it come to ujian YG ADA NILAINYA ku kaya hhhhh bgt! Apalagi skrg yg diujiankan tuh kaya suatu hal yg eksak bgt : biostat dan epid. Jd udh sgt jelas benar salahnya! Dan ternyata ku tertekan dengan “nilai-nilai benar salah”
Pas kemarin ikut lecture nutrition policy and politics, ku kaya sparks joy banget. Gue kaya lsg membatin “ini nihhh gue kuliah buat hal kaya gini!!” Yg bs menghubungkan pengalaman gue yg lalu dgn saat ini. Yg membuat gue bs activating my schema. Yg bs membuat kepala gua meledak-ledak dengan ide. Bukan belajar yg harus ngafal rumus biar bs pas ujian wkwkwkw PAHAM GAKSIE 😭😭😭 tp ya bukankah itu salah satu tujuan? Biar tau metodologi, biar tahu yg benar biar gak so tahu dan salah arah wkwkwkw.
Tp dari sini kujadi punya semacam guideline utk diriku sendiri utk ambil elective subject di semester selanjutnya. I am more into social science subject. Walau sebenernya assignment nya agak lebih menantang krn hampir pasti berkaitan dgn writing paper, tp di proses membacanya itu ku juga insyaAllah akan dpt banyak hal kan??!!
Wkwkw mah agak sotoy krn ku observe diriku yg baru 1/3 perjalanan satu semester kuliah hwaaa!!
Dan kemarin karena gue banyak bgt bacot tntg sustainability di kelas nutrition instead of health aspect, si prof nyamperin gue abs kelas (aphaa gak kebhalek brokk??!! Masa prof nyamperin elu?! Tp beneran aseli), dia nanya ke gue apakah gue tertarik ke environmental health? Kubilang iya! Gue ada planned utk ambil subject kesana.
Trs sepanjang sepedahan dr unimelb-brunswick tuh kumikir, kl emg gue tertarik sm environmental health knp ku gak ambil spesifik lsg kesana aja? Krn definition environmental ssghnya dan my interest tuh berbeda. Kl enviro health yg ssghnya tu lebih kaya ke teknik lingkungan gt loh, pengelolaan limbah, kesehatan dan keselamatan kerja, waste management. Tp kalau yg gue tertarik tuh lebih ke planetary health mungkin yaaa namanya??! Sanitation, sustainainability stuffs, social impact. Ya berkelindan dan bersisian sih tp ya agak beda wkwk.
Yaudah gt aja skrg hrs belajar epidemiology lg hufttt doakan semoga bs kuisnya!!
0 notes
Text
ya Allah akhirnya aku ngerasa di titik dimana rasa suka ke f itu berkurang. ketika melihat sikapnya yg cuek, ngasal ps ambil kertas dan foto copy di printer masak byk kertas yg dirusain, dia sebel pas aku tanyain spidol pas lgi nyari sajadah, pas ngejawab spidolnyo jeut? “jeut pu han jeut” dg nada yg datar tpi makjleb dn bikin ovt. dulu jg pas perlara mie dia nyebelin dirampas dg buru buru mie dr aku, gk peka sama sekali ya ampun, aku jg kl didepan dia gk pede, hk bisa jd diri sendiri. ken pengen nunjukin kelebihan.
walaupun kadang jg msh ada yg bikin baper pas dia jg ngelirik kertas jawaban aku yg masih belum di oret buat dia pinjam. pas dia liat story aku.
akuh tu suka dia karena ganteng dan hafal 30 juz quran. tapi dia sama emaknya aja cuek. gk mau ditatapnya emaknya. kl liat cewek canteq dia nunduk, tp kl liat cewek gk cantek, dia tatap. kl dia liatin aku berarti aku gk cantek lah kan.
aku tu kn mau sama yg romantis, penyanyang gk cuek. buat apa ngafal quran dan imam mesjid kl sikapnya se cuek itu kan. kn kita bakal menghadapi perangainya nnti pas nikah. kl sama ibunya aja dia cuek outomatis nnti kl jd suami jg cuek.
21/10/23
0 notes
Text
Ternyata banyak cerita guru-guruku pas ngafal Quran...
Salah satunya pas aku mulai serius dan gabung di kelompok mentoring. Panggil saja beliau guru perempuan pertamaku yang mengenalkan betapa luasnya makna islam. Beliau ga pernah banyak nuntut apapun, tapi senantiasa menasehati setiap bertemu.
Aku takjub dengan akhlaknya, sampai beliau diuji di rumah tangganya. Aku hanya bisa bergumam, "apakah setiap meningkatnya keimanan juga beriringan dengan ujian?". Tapi, memang benar adanya, bukan? Bahwa tidak dikatakan kita beriman sebelum kita diuji.
MasyaAllah, aku selalu rindu suasana itu... Bertemu, berkumpul, berbagi cerita dan tak lupa agenda utamanya adalah mengisi daya iman untuk mampu tegak berdiri dan berkelana di bumi-Nya.
Saat itu, hanya aku dan satu kakak tingkatku yang hadir mentoring. Entah kenapa banyak yang izin, tapi pada momen itu aku setor hafalan QS. Al-Fajr. Sebenernya, ini juga masuk ke challenge yang dikasih temenku... Dia nantangin untuk ngafalin surat ini, dan akhirnya I did it.
Aku masih inget banget, waktu itu aku ndak liat wajah ibu. Ya namanya juga hafalan, kadang nengok atas, samping, bawah, nyari fokus. Pun ada kekeliruan di bagian "ya ayyatuha" yang mana aku ngafalnya "ya ayyuha". Betapa tidak telitinya, bukan:)
Setelah selesai, kuliat wajah ibu... Airmatanya mengalir cukup deras. Tapi disitu aku masih belom paham, sampe akhirnya beliau menjelaskan tentang makna di ayat-ayat terakhir yang telah kubaca tadi. Dan beliau bilang "Semoga kita jadi jiwa-jiwa yang tenang, ya"
Sometimes, it told me that even i read the meaning of ayah it didn't mean i'll cry as wht she did. Hati ibu begitu lembut, mudah sekali menangis... Dan karena sosok ibulah yang membuatku mengerti bahwa banyak hal yang perlu kita hadapi dengan tegas, lembut, dan mengutamakan fokus diri pada-Nya.
Jazaakumullaahu khayran ya bu, semoga selalu dilindungi dan diberkahi oleh-Nya.
0 notes