#Mengakui
Explore tagged Tumblr posts
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mengakui Ayah Kandung Padahal Tau Jika Bukan Ayah Kandungnya" #Dakwah #Islam
KAJIAN TENTANG HUKUM SESEORANG MENGKLAIM ORANG LAIN SEBAGAI BAPAKNYA – SYARAH UMDATUL AHKAM Pada pertemuan kali ini dibahas tentang salah satu hadits: لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلَّ�� كَفَرَ وَمَنْ ادَّعَى مَا لَيْسَ لَهُ فَلَيْسَ مِنَّا وَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ وَمَنْ دَعَا رَجُلًا بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللَّهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلَّا حَارَ عَلَيْهِ “Tidaklah seorang laki-laki yang mengklaim orang lain sebagai bapaknya, padahal ia telah mengetahuinya (bahwa dia bukan bapaknya), maka ia telah kafir. Barangsiapa mengaku sesuatu yang bukan miliknya maka ia bukan dari golongan kami, dan hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka. Dan barangsiapa memanggil seseorang dengan kekufuan, atau berkata, ‘Wahai musuh Allah’ padahal tidak demikian, kecuali perkataan tersebut akan kembali kepadanya.” (HR. Muslim) Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mengakui Ayah Kandung Padahal Tau Jika Bukan Ayah Kandungnya" Hadits ini adalah hadits yang sangat agung untuk sama-sama kita pahami tentang sesuatu yang sangat berbahaya bagi seorang muslim apabila dia melakukannya. Dimana poin-poin yang kita bahas ini adalah bagian dari dosa-dosa besar. Bahkan dapat menyeret seseorang kepada hakikat kafir. Yaitu keluarnya seseorang dari Islam dengan sebab ia tidak mengetahui rambu-rambu ini. Siapa yang mengklaim si fulan adalah bapaknya, padahal dia tahu bahwa dia bukan bapaknya, maka dia telah kafir. Siapa yang mengakui sesuatu adalah miliknya, maka dia dikatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam “tidak termasuk golonganku” dan diancam tempat kembalinya adalah neraka. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, “barang siapa yang menuduh saudaranya, ‘Wahai musuh Allah'” dan semisalnya. Sedangkan orang itu tidak seperti yang ia tuduhkan, maka tuduhan itu akan kembali kepada orang yang menuduhnya. Pada poin yang pertama, mengandung beberapa hakikat. Diantaranya adalah apabila seseorang menisbatkan kepada orang lain sebagai bapaknya dan menisbatkan nasab kepada yang bukan nasabnya, maka ia telah kafir. Masuk dalam hadits ini juga, tentang larangan haram dan dosanya orang yang tidak mengakui nasab padahal dia tahu bahwa itu adalah bapaknya. Tentunya ini adalah masuk kedalam dosa besar. Karena konsekuensi sangat berat. Misalnya akan berkaitan dengan waris, hak menikahkan dan hak-hak lainnya yang sebenarnya tidak memiliki hak. Para ulama memaknai yang dimaksud dengan kafir di sini adalah kufur yang tidak mengeluarkan orang dari Islam. Karena yang dimaksud di sini adalah termasuk dalam kufur nikmat. Padahal seharusnya kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan bersyukur kepada orang tua kita dengan lahirnya kita karena kedua orang tua kita menikah dan mereka berjima’. Kemudian mereka berusaha untuk jalan hidup kita. Ibu kita mengandung, melahirkan, menyusui kita dan orang bapak kita memberikan fasilitas untuk menjaga jalan kehidupan kita. Maka itu semua adalah nikmat yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada kita melalui kedua orang tua kita. Pada poin yang kedua, ini memiliki makna yang luas. Salah satu contohnya adalah mengklaim harta yang bukan hartanya. Mengklaim tanah yang bukan tanahnya, dan seterusnya. Contoh lainnya adalah ketika seseorang mengklaim memiliki suatu keahlian padahal tidak. Maka semua pengklaiman ini dilarang dalam Islam. Sumber : https://www.radiorodja.com/31464-hukum-seseorang-mengklaim-orang-lain-sebagai-bapaknya/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.
Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mengakui Ayah Kandung Padahal Tau Jika Bukan Ayah Kandungnya"
#02TobatHebat#asysyakur#attawwab#kandung#mengakui#mengetahui#nabiMuhammad#oranglain#Taubat#tawwab#tobat#umatNabiMuhammad#Alloh#ayah#blogAlloh#bukan#tobathebat#umatRosululloh
0 notes
Text
Ternyata karyawan NASA melakukan perjanjian Rahasia yang disebut CONFIDENTIALITY AGREEMENT
Karyawan NASA melakukan perjanjian CONFIDENTIALITY AGREEMENT. Apakah kalian tahu ketinggian satelit? Lihat disini pendidikan Sains Apakah kalian tahu satelit itu dari apa? Satelit hanya pesawat U2 sama satelit balon udara, Satelit Drone. Lihat disini pendidikan Sains. Apakah kalian tahu Batas Ruang angkasa atmosfer? Lihat disini pendidikan Sains. BIG BUSINESS, BIG PROFITS Tak ada yang bisa…
View On WordPress
#Karyawan NASA melakukan perjanjian Rahasia#Karyawan NASA membongkar perjanjian yang sangat rahasia CONFIDENTIALITY AGREEMENT#Pekerjaan NASA mengakui mereka menandatangani surat perjanjian Rahasia
0 notes
Text
Tanda Seseorang Sudah Selesai dengan Dirinya Sendiri (Self Acceptance)
Apa itu self acceptance/ selesai dengan diri sendiri? Self-acceptance, atau penerimaan diri, adalah sikap menerima dan mengakui segala aspek dari diri sendiri, termasuk kekurangan, kekuatan, kelemahan, dan keunikan tanpa menghakimi atau merasa perlu mengubah diri untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Beberapa poin yang menjelaskan konsep self-acceptance:
Menerima Diri Apa Adanya: Self-acceptance berarti menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ini termasuk menerima penampilan fisik, kepribadian, emosi, dan pengalaman hidup tanpa merasa malu atau bersalah.
Mengakui Kekurangan: Mengakui bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan itu adalah bagian dari menjadi manusia. Self-acceptance berarti tidak merasa minder atau rendah diri karena kekurangan tersebut, melainkan menerima dan berusaha memperbaikinya dengan bijak.
Tidak Menghakimi Diri Sendiri: Berhenti menghakimi diri sendiri secara negatif atau keras. Seseorang yang menerima diri sendiri akan berbicara kepada dirinya sendiri dengan cara yang penuh kasih dan pengertian, sama seperti berbicara kepada teman baik.
Menghargai Diri Sendiri: Menghargai diri sendiri atas siapa diri kita, bukan hanya atas apa yang kita capai. Ini berarti menghargai nilai-nilai, prinsip, dan keberadaan diri sendiri.
Menerima Masa Lalu: Self-acceptance juga melibatkan menerima masa lalu, termasuk kesalahan dan kegagalan, sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk siapa kita saat ini.
Memiliki Pandangan Positif Tentang Diri: Membangun pandangan positif tentang diri sendiri, di mana seseorang melihat dirinya secara seimbang, menghargai kekuatan dan berkomitmen untuk memperbaiki kelemahan.
Mengurangi Perbandingan Sosial: Tidak terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Self-acceptance berarti memahami bahwa setiap orang unik dan perjalanan hidup masing-masing berbeda.
Ketenangan Batin: Dengan menerima diri sendiri, seseorang akan merasa lebih tenang dan damai secara batin, karena tidak lagi berjuang melawan diri sendiri atau mencoba menjadi orang lain.
Self-acceptance adalah dasar dari kesehatan mental dan emosional yang baik. Dengan menerima diri sendiri, seseorang bisa hidup lebih autentik, menjalani hidup dengan lebih bahagia, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Tanda Seseorang Sudah Selesai Dengan Dirinya Sendiri Tanda seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri (self-acceptance) dapat terlihat dari berbagai aspek, antara lain:
Penerimaan Diri: Mereka menerima diri mereka sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan tanpa merasa perlu menyembunyikan atau mengubah siapa mereka untuk menyenangkan orang lain. Meski begitu, tetap butuh untuk instropeksi dan mengembangkan diri bagi perbaikan dan kebaikan.
Ketenangan Batin: Mereka memiliki ketenangan batin dan tidak mudah terganggu oleh kritik atau pendapat negatif dari orang lain.
Mandiri Emosional: Mereka tidak bergantung pada orang lain untuk merasa bahagia atau berharga. Kebahagiaan dan rasa harga diri mereka berasal dari dalam diri.
Tujuan Hidup yang Jelas: Mereka memiliki tujuan hidup yang jelas dan bekerja menuju tujuan tersebut tanpa merasa tertekan oleh ekspektasi eksternal.
Keberanian Mengambil Keputusan: Mereka berani mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan keyakinan mereka, meskipun keputusan tersebut tidak populer atau didukung oleh orang lain.
Relasi yang Sehat: Mereka memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain, dimana mereka bisa memberi dan menerima dengan tulus tanpa merasa terbebani.
Kepercayaan Diri: Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan yakin akan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan hidup.
Tidak Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Mereka tidak merasa perlu membandingkan diri mereka dengan orang lain dan fokus pada perjalanan hidup mereka sendiri.
Kemampuan Menghadapi Kegagalan: Mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan tumbuh, bukan sebagai cerminan dari nilai diri mereka.
Keseimbangan Hidup: Mereka mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri, serta mengelola stres dengan baik.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini, bisa dikatakan bahwa mereka telah selesai dengan diri mereka sendiri dan mencapai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang tinggi.
500 notes
·
View notes
Text
kita tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah kita, sebab kekuatan itu hanya bisa datang dari Allaah.
tidak akan datang sampai kamu memohon dan berdoa kepadaNya. sampai kita mengakui kelemahan kita.
"ya Allaah, aku tidak bisa. ya Allaah, aku tidak mampu. yang aku inginkan itu lemah, dan akupun lemah, hanya Engkau yang mampu, hanya Engkau yang kuat. Engkaulah yang mengabulkan doaku dan memberiku kekuatan."
semoga Allaah menjadikan kita orang-orang yang terus berbaik sangka dan orang-orang yang tak pernah lelah dalam berdoa.
مَعَ الوَقْت سَتُعرف حِكمَة اللّه فِي كُلّ شَيْئ حَدث لَك
Seiring berjalannya waktu, kamu akan mengetahui hikmah dari Allaah dalam segala hal yang terjadi padamu.
__
terkadang menakar kemampuan diri itu perlu ya, agar diri paham bahwasanya kemampuan dan bahkan pengetahuan kita sunggulah terbatas tanpa pertolongan Allaah.
227 notes
·
View notes
Text
Dewasa Menjadi Diam
Semakin dewasa semakin susah mengakui rasa lelah dalam diri, sebab tahu tak ada yang peduli sedang hidup terus berlanjut. Bukan salah mereka, toh kita kerap secara kolektif berpikir bahwa orang dewasa mampu menyelesaikan masalahnya.
Kurasa benar, tapi sepertinya kita turut mengesampingkan bagaimana proses menyelesaikan itu. Perasaan apa yang bergumul di hati mereka, ketakutan macam apa yang mereka lihat, dan banyak hal yang sejatinya tak jauh beda dengan perasaan-perasaan saat kita masih bertumbuh dan diwajarkan untuk meluapkan semua kekhawatiran.
Pada akhirnya kita terbiasa memendam, hingga kadang tak mengenali mana yang patut dipendam mana yang harus dikeluarkan.
Suatu kali saat mencoba untuk jujur dengan apa yang kita pikirkan dan dirasakan, kita dituding menjadi manusia tak berdaya dan tak mampu mengendalikan hidup sendiri. Hidup dalam emosi dan perasaan. Lain kali kita memilih diam, kita dianggap tak mampu menyampaikan pendapat dan tak punya pendirian.
Orang-orang di sekitar selalu saja punya celah untuk membuat kita tersudut, jatuh dan tersingkir. Sengaja atau tidak sengaja, mungkin memang pada dasarnya manusia di desain untuk saling melihat kesalahan manusia lain. Sedangkan untuk melihat kebaikan kita membutuhkan ekstra pengetahuan yang mudah didapatkan namun lebih mudah dilupakan dan diabaikan.
Sayangnya tulisan ini pun akan berakhir di titik, tak ada yang bisa kita lakukan dengan itu. Kita hanya kembali kepada nasehat lama, berbaliklah dari mereka, lanjutkan hidupmu seberapa sia-sia pun ia. Kau sudah terlalu hanya untuk sekedar berdebat tentang salah dan benar. Bukankah kebenaran juga terkadang tak membawa kau pada ketenangan?
Sekali lagi, menjadi dewasa berakhir menjadi kita yang diam tak peduli apa yang kita rasakan.
193 notes
·
View notes
Text
Kamu telah berupaya keras untuk mengenal dirimu sendiri selama ini meski ujung dari pencarianmu masih belum ada tanda-tandanya. Apa yang telah kamu alami bisa jadi memberikanmu petunjuk atau justru malah membuatmu semakin kebingungan menerjemahkannya.
Kamu telah atau mungkin sedang melewati masa-masa banyak sekali hal yang dipikirkan setiap kali sendirian. Setiap kali pintu kamar ditutup, kegelisahan itu datang seperti hujan. Menyelinap ke pembuluh darahmu, seolah-olah semua hal yang kamu takutkan itu akan menjadi kenyataan. Meski kenyataannya, itu bahkan belum terjadi sama sekali.
Barangkali kamu bersedia untuk sejenak melihat lagi apa yang telah dilewati. Apakah kamu pernah menyakiti orang lain? Apakah kamu pernah mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya tentang orang lain? Apakah selama ini kamu tak pernah merasa bahwa kamu adalah pihak yang sebenarnya bersalah? Apakah kamu tidak mau minta maaf untuk kesalahanmu? Sebab barangkali memang ada kesalahan yang pernah kita lakukan. Dan kita tidak sadar atau tidak mengakui kesalahan. Dan hal itu yang membuat kita terus berjalan di jalan yang tidak seharusnya.
Entah kesalahan kepada sesama manusia.
Entah kesalahan dalam mengambil keputusan.
Entah kesalahan dalam memetakan konsekuensi.
Entah kesalahan-kesalahan lainnya yang saking keras kepalanya diri atau merasa benar, kamu gagal mengambil pelajaran pentingnya sehingga harus mengulang-ulang kondisi yang sama bertahun-tahun. Untuk satu tujuan, mengubah dirimu : cara berpikirmu - cara bertuturmu - caramu mengambil keputusan - caramu menghadapi kehidupan.
(c)kurniawangunadi
324 notes
·
View notes
Text
Dalam perjalanan yang kutempuh, aku melihat banyak luka yang perlu kusembuhkan. banyak waktu yang kuhabiskan untuk belajar tentang penerimaan dan ridho atas takdir yang Tuhan berikan untukku.
Ternyata penerimaan menjadi pintu utama dalam memperkecil sebuah penderitaan, dengan begitu kita akan lebih mudah mengenali sebuah bahagia. Seperti menerima diri kita sedang merasakan sedih, mengakui bahwa kita terluka sebab suatu hal. Meski ketika kita berusaha menyelami luka, kita akan bertemu ketidaknyamanan. Tapi, hal ini akan memudahkan kita untuk merawat luka dengan cara yang benar.
Banyak dari kita ketika terluka memaksakan diri untuk menghilangkan emosi yang sedang kita rasakan, menekannya dalam-dalam sebab dalih ingin terlihat dewasa. Padahal menjadi dewasa seharusnya juga memilliki kedewasaan emosional, dimana kita mampu meregulasi emosi dengan sehat. Mengakui dan mengenali segala bentuk emosi, sebab emosi yang hadir mereka hanya ingin dikenali dan teregulasi dengan baik.
Kedewasaan berarti terus mengizinkan emosi kita tetap hidup dan membiarkan mereka memiliki ruang dengan cara-cara yang baik untuk diri kita dan sekitar kita.
86 notes
·
View notes
Text
186.
Bertahan dengan kesendirian di era gempuran teman-teman yang telah menggenap adalah perjuangan. Namun bukan berarti kau harus memilih dengan sembarang apalagi sampai harus menurunkan standar.
Jangan. Jangan.
Bertahanlah dengan prinsip itu. Tidak masalah lingkungan mengatakan kau perawan tua, pendidikanmu terlalu tinggi, kau terlalu mandiri sehingga lelaki tidak punya nyali untuk mendekati atau kau terlalu pemilih sehingga tidak ada yang mampu mengimbangi.
Tidak apa-apa meski harus perlahan. Tidak apa-apa menyeleksi daripada menyesali pilihan. Justru akan sangat baik jika kau memutuskan menikah setelah melalui banyak pertimbangan matang.
Merdekalah. Kau tidak harus hidup seperti kata orang kebanyakan (meski aku sendiri mengakui, ini tidak mudah).
Hujan, 16.31 | 21 Februari 2024.
238 notes
·
View notes
Text
Temanku tadi menyampaikan reminder, bahwa;
"Justru dengan berdoa, meminta yang terbaik, itu artinya kita mengakui kalo kita tu lemah banget, kita mengakui kalo Yang Maha Kuasa atas segalanya tu Allah, justru harusnya gitu, meminta yg terbaik, karena yang kita lihat itu kemampuan Allah, bukan kemampuan kita."
"Ketika Allah menentukan sebuah takdir yang berat untukmu, yakinlah itu sudah ditakar sesuai kekuatanmu, Tidak ada beban yang engkau angkat melebihi kekuatanmu, jika merasa putus asa karna tidak punya siapa siapa, ingat engkau punya Allah." — Ust Syafiq Riza Basalamah
106 notes
·
View notes
Text
Aku bangga padamu
Aku bangga padamu yang sekarang lebih mudah memaafkan seseorang, bahkan tanpa mendapatkan kata maaf sebelumnya.
Aku bangga padamu yang mau untuk selalu belajar memperbaiki kesalahan, tak peduli seberapa sering kau mengulanginya.
Aku bangga padamu yang bersedia untuk memahami dan juga memaklumi bagaimana orang lain padamu, karena kamu telah belajar bahwa ada banyak hal di dunia ini yang tak perlu kamu pertanyakan dan juga ketahui alasannya.
Aku bangga padamu yang mulai belajar untuk mencintai dirimu sendiri terlepas bagaimana masa lalumu.
Aku bangga padamu yang mau mengakui kelemahan dirimu kepada orang lain.
Aku bangga padamu yang mau untuk menyembuhkan dirimu sendiri karena kamu tak mau orang lain menjadi korban karena luka yang ada di hatimu.
Wahai diri, aku berharap kamu tahu bahwa bagaimana pun dirimu..., aku selalu bangga padamu. Aku bangga dengan segala usahamu untuk bertahan dan juga belajar mengerti dirimu dan juga mengerti orang lain.
Jika ada yang belum pernah mengatakan ini sebelumnya, aku akan mengucapkannya; ketahuilah aku bangga, karena telah ditakdirkan menjadi dirimu saat ini.
@milaalkhansah
65 notes
·
View notes
Text
وما أحسن قول قائل :
أيها المغتدي لتطلب علماً كل علمٍ عبد لعلم الكلام
تطلب الفقه كي تصحِّح حكماً ثم أغفلت منزل الأحكام
"Wahai engkau yang lapar akan ilmu, ketahuilah semua ilmu itu mengabdi pada ilmu kalam
Bagaimana bisa engkau menuntut ilmu fiqh untuk memahami penilaian yang benar, lalu kemudian engkau lalai atas kedudukan segala hukum/ilmu"
Mempelajari Ilmu Aqidah merupada fardhu ain bagi seorang muslim, namun hari ini sering dilupakan atau disepelekan karena lebih berfokus pada ilmu-ilmu yang sifatnya fardhu kifayah
Padahal, ilmu aqidah adalah pondasi ilmu-ilmu agama lainnya, dan selebihnya adalah cabang saja. Ilmu aqidah didasarkan pada dalil-dalil yang qath'i (sudah pasti), maka diperlukan ilmu kalam dalam pendalamannya, berbeda dengan fiqh, yang menggunakan dalil-dalil dhonni (prasangka).
Pemahaman aqidah yang benar, akan menghantarkan kita pada cara pandang yang benar terhadap urusan-urusan kehidupan, semisal mengembalikan segala hal pada tempatnya sesuai yang sudah Allah taqdirkan, dan berfikir tawhidi (sebagai kesatuan), bukan dikotomi yang terpisah-pisah
Bagi seorang ilmuwan yang bersih dan benar aqidahnya (سليم العقيدة) tentu tidak akan memandang dunia atau bahan uji cobanya tanpa makna keberadaan penciptanya, sebagaimana hari ini berkembang naturalisme ontologi (memandang alam sebagaimana mesin kosong tanpa makna) dan naturalisme metodologi (mengakui adanya tuhan, tapi dipinggirkan dalam keterlibatan pada penciptaan)
39 notes
·
View notes
Text
Ya Rabb, kepadaMu aku mengakui bahwa aku tak berdaya, aku merasakan kecewa saat hal-hal yang aku inginkan terjadi di luar harapan. Saat itu aku menangis, tetapi ada rasa syukur ketika aku masih diberi kesadaran untuk menyusuri labirin takdir meskipun dengan langkah terhuyung.
Ya Rabb, di setiap rasa sakit yang Engkau izinkan terjadi, aku percaya ada kekuatan tersembunyi yang ingin Engkau bangkitkan dalam diriku. Karena selama ini aku buta terhadapnya, dan tak menyadarinya.
Berkali-kali aku lebam, tapi aku percaya bahwa luka-luka itu bisa sembuh tepat pada waktunya. Berkali-kali aku khawatir mengarungi arus takdir, tapi kenyataannya Engkau selalu membimbingku untuk bisa menyelesaikan setiap episodenya dengan baik.
Setiap kegagalan, kesakitan, rasa kecewa, memapahku menjadi pribadi yang tangguh, bijaksana, lebih hati-hati, dan yang paling istimewa adalah saat mampu menyibak kode rahasia bahasa cinta-Mu.
Untuk kali ini, esok dan seterusnya. Bimbing aku ya Rabb agar aku tidak tersesat dalam menapaki labirin takdir yang aku belum tau bagaimana medan di depannya.
@penaalmujahidah
96 notes
·
View notes
Text
Salah satu nikmat yang luar biasa besar yaitu punya sahabat yang tiap ketemu ngomongin tentang nikmat Allah, sering mengakui rendah dan selemah itu dia sehingga ingetin dan ngebuat kita merasa benar dan butuh pertolongan Allah.
Apa lagi kalau sekufu, dan mereka juga berkarakter. kalo cerita lucu ketawa, kalo kita butuh petunjuk dia bisa kasih pendapat yang bijaksana. (ada salah satu akhwat yang bilang ke aku, "yang sesama bertakwa aja belum tentu cocok" duh disitu ngena banget) begitu kita ada kesalahan, ga segan menegur, bukan kabur :) minta pertolongan Allah buat dipertemukan sama temen duduk yg kaya gini..
Bogor, 18 Oktober 2024
35 notes
·
View notes
Text
Kau Menang
Lucu, kadang aku ingin menulis agar seseorang membacanya, namun kadang lainnya aku menulis karena menyakini seseorang tak akan membacanya. Dan ini aku tulis dengan anggapan kau tak akan pernah membacanya.
Apa yang lebih pekat dari malam, mungkin adalah darah yang mengental di dadaku. Ia amarah yang tak mampu dituangkan dalam bentuk apapun, sebab terlalu racun jika ia kujadikan kata-kata untuk memujamu.
Adalah kau aliran yang memiliki muara satu namun beribu hulu. Aku jadi pecundang yang menghakimi wanita lain yang memoles bibir merah merona untuk atensimu yang begitu luas.
Seharusnya kau yang kudakwa bersalah bukan. Tapi kita apa?
Kaki yang berlari sendiri, mencari validasi sana sini, bertemu di berisiknya kata-kata, menitisnya sebagai pedang untuk saling menebas.
Aku suka dengan kelihaianmu memantik amarah, sedang kau senang melihatku yang ingin meledak menahan murka. Kita beradu dengan argumentasi dan emosi, seolah mudah sekali mengatasinya hanya dengan seulas senyum tiga jari.
Pada rongga dadaku, jauh sebelum bertemu kau, ada penyakit yang mengakar. Semacam pongah yang mudah melenggang saat merasa tak diinginkan. Sebab percaya, di tempat lain aku diinginkan dengan sedemikian rupa.
Lalu kau hadir seolah ingin menguji, sampai dibatas mana aku akan mendambamu. Kau menjadi seperti kebanyakan adam yang kutemui, penuh penguasaan dan dominasi.
Sayang, aku tak pernah tertarik berkompetisi.
Bukankah lebih baik mati dalam rindu dariada berlutut kepada hal yang tak tentu?
Entah kau mau berlabuh di mana kau ingin, menetap di mana kau nyaman, atau pada akhirnya berpindah lagi ke lain pelukan, merah di dadaku lebih baik menggumpal daripada luruh hanya untuk mengakui kenyataan; kau menang keparat, aku jatuh cinta.
204 notes
·
View notes
Text
Pelaku Utama adalah Diri Sendiri
Memang sulit sekali mengakui bahwa ada hal-hal yang salah di dalam diri ini. Pengedalian diri terhadap emosi, terhadap ekspektasi, terhadap lisan, terhadap pikiran, dan hal-hal yang selama ini merusak banyak sekali hal dalam hidup sendiri.
Membuat tangisan, menjauhkan orang-orang baik, menjauhkan rezeki, membuat orang tak ingin dekat, hingga menutup kesempatan-kesempatan yang tak kita tahu sama sekali.
Memang sulit mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi selama ini - yang sering kali diri merasa sebagai korban, ternyata diri adalah pelaku sebenarnya. Pelaku yang selama ini tak pernah belajar dari satu kesalahan ke kesalahan lainnya.
Bahkan saat diri sedang membaca tulisan ini pun, diri menolak bahwa apa yang tertulis ini benar. Seketika muncul di dalam benak, ragam alasan dan pembenaran yang selama ini menjadi bentuk pertahanan diri. Bertahan dari rasa bersalah karena tidak bisa menerima bahwa selama ini diri bukan korban, tapi pelaku utama.
452 notes
·
View notes
Text
Mendung
Seperti mendung, beberapa duka tak akan abadi, ia sementara. Akan lewat dan meninggalkan jejak, tapi hidup memang seperti itu. Tak selamanya terang dan tak selamanya juga basah. Kita hanya sepi yang terombang-ambing di antara dua sunyi yang berbunyi
Seperti malam, beberapa kebahagiaan memberikan pelukan, ia melegakan. Akan terus memberimu rasa nyaman, tapi hidup memang kadang seperti itu. Tak selamanya harus bekerja di bawah terik, beradu nasib dengan sempit jalan di antara kemacetan.
Seperti juga terminal, beberapa pertemuan hanyalah sementara, ia fana. Akan membawamu pada perpisahan, pada satu rasa sakit yang nyeri, tapi hidup memang seperti itu. Kamu akan berada dalam keadaan yang menyakitkan, hingga kamu bertemu lagi dengan orang yang kamu sayang.
Seperti gema, beberapa perpisahan adalah pantulan dari suara kita, ia keinginan yang disembunyikan. Akan terus ada sampai kamu diam, akan terus keluar hingga kamu benar-benar mengakui apa yang salah, apa yang tak seharusnya terjadi, dan menyesalinya.
Seperti gunung, beberapa tekad terus ada sekeras batu, ia menjadi tempatmu bersandar. Akan membawa kepada hal yang terjal, tajam, dan seringkali miring. Tapi bukankah itu yang membuat hidup layak dijalani? Yang membuatmu menyadari tak segalanya berjalan datar.
Seperti awan, beberapa cinta akan hilang dihembus angin, ia terbang. Akan membuatmu menunggu pada yang tak pasti. Membuatmu kecewa dan berdebar, membuatmu ragu dan ditipu. Hingga pada akhirnya kamu, aku dan kita, dibuat percaya bahwa cinta sejati adalah pada diri sendiri.
Seperti tulisan ini, beberapa harapan akan berakhir, ia punah. Akan menyadarkanmu bahwa tak segala hal yang kamu inginkan harus dipenuhi. Kita akan belajar untuk menata harapan, memelihara kecewa, hingga pada akhirnya kita bisa hidup tanpa dikendalikan keinginan.
75 notes
·
View notes